Anda di halaman 1dari 4

OUTLINE PROPOSAL

“HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN STRESS KERJA PERAWAT PELAKSANA DI MASA


PANDEMI DI RUANG IGD RSUD KLU”

LATAR BELAKANG

Kualitas pelayanan keperawatan tidak terlepas dari peran pasien di


ruang Instalasi Gawat Darurat, karena dengan dengan memberikan
perawat yang baik, pasien merasa lebih dihargai sesuai haknya dan
dapat diketahui bagaimana kondisi dan beban kerja perawat pelaksana
di masa pandemi. Kondisi dan beban kerja di Instalasi Gawat Darurat
(IGD) perlu diketahui agar dapat ditentukan kebutuhan kuantitas dan
kualitas tenaga perawat yang diperlukan dalam ruang IGD sehingga
tidak terjadi beban kerja yang tidak sesuai yang akhirnya menyebabkan
stress kerja. Kondisi kerja berupa situasi kerja yang mencakup
fasilitas, peraturan yang diterapkan, hubungan sosial kerjasama antar
petugas yang dapat mengakibatkan ketidak nyamanan bagi pekerja.
Demikian juga dengan beban kerja baik secara kuantitas dimana tugas-
tugas yang harus dikerjakan terlalu banyak/sedikit maupun secara
kualitas dimana tugas yang harus dikerjakan membutuhkan keahlian.
Bila banyaknya tugas tidak sebanding dengan kemampuan baik fisik
maupun keahlian dan waktu yang tersedia maka akan menjadi sumber
stres.

Faktor yang mempengaruhi beban kerja perawat adalah kondisi pasien


yang selalu berubah, jumlah rata-rata jam perawatan yang di butuhkan
untuk memberikan pelayanan langsung pada pasien melebihi dari
kemampuan seseorang, keinginan untuk berprestasi kerja, tuntutan
pekerjaan tinggi serta dokumentasi asuhan keperawatan (Munandar,
2008).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Supardi (2007) didapatkan bahwa


kondisi kerja memperlihatkan kontribusi paling besar terhadap
terjadinya stres kerja kemudian tipe kepribadian dan beban kerja.
Akibat negatif dari meningkatnya beban kerja adalah kemungkinan
timbul emosi perawat yang tidak sesuai yang diharapkan pasien. Beban
kerja yang berlebihan ini sangat berpengaruh terhadap produktifitas
tenaga kesehatan dan tentu saja berpengaruh terhadap produktifitas
perawat. Perawat merasakan bahwa jumlah perawat yang ada tidak
sebanding dengan jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan. Kondisi
ini dapat memicu munculnya stres kerja, karena semua pasien yang
berkunjung secara tidak langsung menuntut mendapatkan pelayanan yang
efektif dan efisien sehingga permasalahan yang dihadapi pasien segera
terselesaikan (Munandar, 2008).

Stres merupakan respon tubuh yang bersifat tidak spesifik terhadap


setiap tuntutan atau beban atasnya. Stres dapat muncul apabila
seseorang mengalami beban atau tugas berat dan orang tersbut tida
dapat mengatasi tugas yang dibebankan itu, maka tubuh akan berespon
dengan tidak mampu terhadap tugas tersebut, sehingga orang tersebut
dapat mengalami stres (Hidayat, 2011).

Stres kerja perawat dapat terjadi apabila perawat dalam bertugas


mendapatkan beban kerja yang melebihi kemampuannya sehingga perawat
tersebut tidak mampu memenuhi atau menyelesaikan tugasnya, maka
perawat tersebut dikatakan mengalami stres kerja. Manifestasi dari
stres kerja perawat antara lain akibat karakterisasi pasien,
pengkajian terhadap pasien, dan aspek lingkungan kerja yang
mengganggu merupakan langkah awal dalam menangani masalah-masalah
yang datang mengenai tingkat kepadatan ruangan emergency, efisiensi
pelaksanaan tugas, serta adanya tuntutan untuk menyelamatkan pasien
(Levin et al, 2010).

Berdasarkan uraian di atas, apabila stres kerja mencapai titik puncak


yang kira-kira sesuai dengan kemampuan maksimum kinerja perawat maka
pada titik ini stress tambahan cenderung tidak menghasilkan perbaikan
kinerja selanjutnya bila stress kerja yang dialami perawat terlalu
besar, maka kinerja akan mulai menurun, karena stres kerja tersebut
mengganggu pelaksanaan kerja perawat dan akan kehilangan kemampuan
untuk mengendalikannya atau menjadi tidak mampu untuk mengambil
keputusan dan perilakunya menjadi tidak menentu. Akibat yang paling
ekstrim adalah kinerja menjadi nol, perawat perawat mengalami
gangguan, menjadi sakit, dan tidak kuat lagi untuk bekerja, menjadi
putus asa, keluar atau menolak bekerja. Maka dari itu, peneliti
sangat tertarik untuk mengetahui apakah ada hubungan antara beban
kerja dengan stress kerja perawat pelaksana di masa pandemi di Ruang
IGD RSUD KLU. Penelitian ini juga masih sangat jarang diteliti
khususnya di wilayah Kabupaten Lombok Utara sehingga membuat peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian.

RUMUSAN MASALAH

Apakah ada Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat Pelaksana
Di Masa Pandemi Di Ruang IGD RSUD KLU?

TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan umum
Mengetahui hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat
pelaksana di masa pandemi di Ruang IGD RSUD KLU.
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi beban kerja perawat pelaksana di masa pandemi
di Ruang IGD RSUD KLU.
b. Mengidentifikasi stress kerja perawat pelaksana di masa pandemi
di Ruang IGD RSUD KLU.
c. Menganalisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat
pelaksana di masa pandemi di Ruang IGD RSUD KLU.
HIPOTESIS

Ha : Ada hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat pelaksana


di masa pandemi di Ruang IGD RSUD KLU.
Ho : Tidak ada hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat
pelaksana di masa pandemi di Ruang IGD RSUD KLU.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Beban Kerja


1. Pengertian beban kerja
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja
3. Jenis Beban Kerja
4. Dampak Beban Kerja
5. Kategori Beban Kerja
6. Pengukuran Beban Kerja
7. Penilaian Beban Kerja
B. Konsep Stress Kerja
1. Pengertian stress
2. Pandangan stress
3. Jenis stress
4. Penyebab stress
5. Potensi sumber stress
6. Faktor pengaruh respon terhadap stresor
7. Tahapan stress
8. Mengelola stress
9. Gejala stress
10. Konsekuensi stress
11. Pencegahan dan pengendalian stress kerja

METODOLOGI PENELITIAN

1. Subyek Penelitian : Perawat Pelaksana


2. Populasi dan Sampel :
a. Populasi : Perawat pelaksana di Ruang IGD RSUD KLU
tahun 2021 sebanyak … Responden.
b. Sampel : Perawat pelaksana di Ruang IGD RSUD KLU
tahun 2021 sebanyak …. Responden.
c. Sampling : Teknik non-probability sampling dengan
jenis Accidental sampling
d. Desain Penelitian : Observations analitik dengan cross
sectional
e. Instrument Penelitian : Kuisioner
f. Identifikasi Variabel :
a. Independent : Beban Kerja
b. Dependent : Stress Kerja
g. Analisa Data : Uji Chi-Square test

Anda mungkin juga menyukai