Anda di halaman 1dari 62

AUDIT ENERGI LISTRIK DAN ANALISIS EFISIENSI

PENGHEMATAN KONSUMSI ENERGI LISTRIK PADA


GEDUNG SAYAP TIMUR KAMPUS III IST AKPRIND
YOGYAKARTA
ELECTRICAL ENERGY AUDIT AND EFFICIENCY ANALISYS OF
CONSUMPTION ELECTRICAL ENERGY EAST WINGS BUILDING
CAMPUS III IST AKPRIND YOGYAKARTA
LAPORAN SKRIPSI

Disusun oleh :
MUHAMMAD FARUQ
18.104.2017

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA
2020
LEMBAR PENGESAHAN

AUDIT ENERGI LISTRIK DAN ANALISIS EFISIENSI


PENGHEMATAN KONSUMSI ENERGI LISTRIK PADA
GEDUNG SAYAP TIMUR KAMPUS III IST AKPRIND
SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Strata 1

Pada Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik

Institut Sains dan Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Disusun oleh :

MUHAMMAD FARUQ

18.104.2017

Telah disetujui dan disahkan


Pada tanggal 20 Juni 2020
Menyetujui

i
LEMBAR PERSETUJUAN

AUDIT ENERGI LISTRIK DAN ANALISIS EFISIENSI


PENGHEMATAN KONSUMSI ENERGI LISTRIK PADA
GEDUNG SAYAP TIMUR KAMPUS III IST AKPRIND

ii
HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Tugas Akhir ini tidak mengandung karya yang diajukan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga
tidak mengandung karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh
orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan
dalam daftar pustaka.

2. Informasi dan materi tesis yang terkait hak milik, hak intelektual dan paten
merupakan milik bersama antara tiga pihak yaitu penulis, dosen pembimbing
dan Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta. Dalam hal penggunaan
informasi dan materi tesis terkait paten maka akan diskusikan lebih lanjut untuk
mendapatkan persetujuan dari ketiga pihak tersebut di atas.

Yogyakarta 18 Juni 2020

Muhammad Faruq

iii
INTISARI

Keseimbangan beban merupakan bagian sangat penting dalam suatu simtem listrik,
karena faktor tidak seimbangnya beban yang terpsang dapat mempengaruhi kinerja
suatu sistem di dari data perhitungan yang di dapat kesimbangan beban gedung IST
Akprind untuk beban yang terpasang pada R-S-T tidak seimbang, beban tertinggi
pada phase R sebesar 6,442 kW sedangkan untuk phase S sebesar 5,545 kW
sedangkan untuk beban terendah terdapat pada phase T sebesar 2,884 kW dengan
total daya yang terpasang 14,4953 kW atau 17,4953 kVA sedangakan untuk faktor
daya gedung sebesar 0,72 Lagging dari standart 0,95 PLN menurunnya faktor daya
(cos Ø) akan berakibat turunnya efisiensi transformator dalam menampung beban
kerja serta akan memperbesar kemungkinan terjadinya kerusakan pada sistem
tranformator atau sistem beban listrik, sehingga perlu adanya usaha untuk
memperbaiki faktor daya tersebut.
Kata kunci : Keseimbangan beban, Faktor daya , Perbaikan faktor daya.

Abstrack

Load balance is a very important part in an electrical system, because the


unbalanced factor of the load can affect the performance of a system from
calculation data that can load the Akprind IST building load for the load that is
installed on the RST is not balanced, the highest load on phase R is 6,442 kW while
for phase S is 5,545 kW while for the lowest load there is phase T of 2,884 kW with
total installed power of 14,4953 kW or 17,4953 kVA while building power factor
is 0,72 Lagging from standard 0,95 PLN a decrease in power factor (cos Ø) will
result in a decrease in the efficiency of the transformer to accommodate workloads
and will increase the likelihood of damage to the transformer system or the
electrical load system.

Keywords: Load balance, Power factor, Power factor improvement

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa, Tuhan

semesta alam yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat

menyelesaikan Perancangan dan Laporan Tugas Akhir ini sebagai syarat untuk

menyelesaikan studi Strata I Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri,

Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta.

Di dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini penulis berusaha untuk

menyusun dengan sebaik mungkin supaya para pembaca dapat dengan mudah

untuk memahami.

Untuk kedua orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan

dukungan, kasih sayang, doa dan semua yang telah diberikan kepada penulis baik

moril maupun materi.

Dengan segala kerendahan hati, saya mengucapkan rasa terimakasih yang

hangat kepada Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta. Aspirasi,

bimbingan, kritik dan saran yang ramah dari semua pihak yang membantu selama

berlangsungnya penyelesaian Tugas Akhir ini sangat mebantu dan bermanfaat.

Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa yaitu Allah SWT., yang selalu memberikan

kesehatan, kelancaran serta perlindungan dan keselamatan dalam

melaksanakan skripsi.

2. Bapak Dr. Ir. Amir Hamzah, M.T., selaku Rektor Institut Sains & Teknologi

AKPRIND Yogyakarta.

3. Bapak Dr. Ir. Toto Rusianto, M.T., selaku Dekan Fakultas Teknologi

v
Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta.

4. Bapak Sigit Priyambodo, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro

Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta.

5. Bapak Sigit Priyambodo,, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing I, yang

telah sejak lama membimbing dari teori, sehingga penulis mendapat

wawasan yang luas dan pengalaman yang berharga.

6. Bapak Syafriyudin,, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing II, yang telah

sejak lama membimbing dari teori, sehingga penulis mendapat wawasan

yang luas dan pengalaman yang berharga.

7. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu

persatu.

Segala bentuk penelitian, terlepas itu sukses atau tidak, hal itu akan tetap

menjadi ilmu yang bermanfaat. Serta dapat menjadi landasan awal untuk

penyempurnaan pada ide-ide pokok terhadap perkembangan teknologi.

Begitu halnya dengan laporan ini, semua landasan utama tentang ide yang

dibangun serta hasil yang dicapai, semoga dapat menjadi referensi bagi penelitian

selanjutnya.

Tanggal 10 Maret 2020

Muhammad Faruq

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i


LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... iii
INTISARI............................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar belakang .......................................................................................... 1
1.2 Dasar Hukum ............................................................................................ 1
1.3 Perumusan masalah .................................................................................. 3
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
1.5 Manfaat penelitian .................................................................................... 3
1.6 Sisematika penulisan ................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAR TEORI ........................ 5
2.1 Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 5
2.2 Landasan Teori ......................................................................................... 9
2.2.1 Konservasi Energi ............................................................................. 9
BAB III METODELOGI PENELITIAN ....................................................... 23
3.1 Pengumpulan Data ................................................................................. 23
3.2 Lokasi penelitian .................................................................................... 23
3.3 Flowtchart ............................................................................................... 23
3.4 Alat ......................................................................................................... 24
3.5 Bahan ...................................................................................................... 24
BAB VI DATA DAN ANALISA .................................................................. 25
4.1 Sumber Daya listrik ................................................................................ 25
4.1.1 Sumber daya listrik dari PLN .......................................................... 25
4.1.2 Sumber daya listrik dari Generator-set ........................................... 25

vii
4.1.3 Panel hubung bagi tengangan rendah ( PHBTR ) ........................... 26
4.2 Sumber Beban Gedung Sayap Timur ..................................................... 26
4.2.1 Penerangan ...................................................................................... 26
4.2.2 Air Conditioning ( AC ) .................................................................. 27
4.2.3 Motor listrik .................................................................................... 28
4.2.4 Proyektor ......................................................................................... 29
4.2.5 LAN ................................................................................................ 30
4.2.6 Stop Kontak..................................................................................... 30
4.3 Denah Gedung Sayap Timur Lantai 1 .................................................... 31
4.4 Denah Gedung Sayap Timur Lantai 2 .................................................... 32
4.5 Denah Gedung Sayap Timur Lantai 3 .................................................... 33
4.6 Single Line Gedung Sayap Timur .......................................................... 34
4.7 Keseimbangan Beban ............................................................................. 35
4.8 Intensistas Komsumsi Energi ................................................................. 38
4.8.1 Grafik Daya Harian (kWh).............................................................. 40
4.8.2 Grafik Beban Harian ( kVa) ............................................................ 40
4.9 Analisa Intensitas Komsumsi Energi ..................................................... 41
4.10 Analisa Kapasitas Pengaman ( MCCB ) ................................................ 41
4.11 Analisa Kapasitas Tranformator ............................................................. 42
4.12 Analisa Generatot-set ............................................................................. 42
4.13 Analisa THD Tegangan .......................................................................... 43
4.14 Analisa THD Arus .................................................................................. 44
4.15 Perbaikan Faktor Daya ( Cos φ ) ............................................................ 44
4.16 Tarif Tenaga Listrik ................................................................................ 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 46
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 46
5.2 Saran ....................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Berbagai Kebijakan Pemerintah mengenai Audit Energi ..................... 2


Gambar 2 Flowchart Audit Energi ....................................................................... 12
Gambar 3 Segitiga Daya ...................................................................................... 19
Gambar 4 Permen ESDM tentang tarif daya listrik ............................................. 22
Gambar 5 Flowchart audit.................................................................................... 23
Gambar 6 Single gedung sayap timur yang di redrawing .................................... 34
Gambar 7 Grafik Keseimbangan Beban Awal dengan Audit .............................. 36
Gambar 8 Grafik alokasi beban............................................................................ 37
Gambar 9 Grafik Daya Harian (kWh) .................................................................. 40
Gambar 10 Grafik Daya Harian ( kVa ) ............................................................... 40

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Intensistas Komsumsi Energi ................................................................... 10


Tabel 2 Jenis Intensitas Energi .............................................................................. 11
Tabel 3 Spesifikasi Generator-set ......................................................................... 25
Tabel 4 Spesifikasi PHBTR .................................................................................. 26
Tabel 5 Spesifikasi TL-LED 36 W ....................................................................... 26
Tabel 6 Spesifikasi TL-LED 18 W ....................................................................... 27
Tabel 7 Spesifikasi AC Outdoor ........................................................................... 27
Tabel 8 Spesifikasi AC Intdoor ............................................................................. 28
Tabel 9 Spesifikasi Motor Listrik ......................................................................... 28
Tabel 10 Spesifikasi Kipas .................................................................................... 29
Tabel 11 Spesifikasi Proyektor ............................................................................. 29
Tabel 12 Spesifikasi LAN ..................................................................................... 30
Tabel 13 Keseimbangan beban tanpa AC dan Komputer ..................................... 35
Tabel 14 Keseimbangan beban dengan AC dan Komputer .................................. 35
Tabel 15 Perbandingan keseimbangan beban awal dengan yang di temukan dalam
audit ....................................................................................................................... 36
Tabel 16 Alokasi beban ......................................................................................... 37
Tabel 17 Intensistas Komsumsi Energi ................................................................. 38
Tabel 18 Keterangan Penggunaan beban harian ................................................... 39
Tabel 19 Kapasitas pengaman (MCCB) yang terpasang ...................................... 41
Tabel 20 Standart THD V ..................................................................................... 43
Tabel 21 Hasil THD V .......................................................................................... 43
Tabel 22 Standart THD Arus ................................................................................ 44
Tabel 23 Hasil Kompensator dengan kapasitor bank ............................................ 45
Tabel 24 Tarif Harian ............................................................................................ 45

x
1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kampus Bimasakti ( Kampus 3 ) adalah salah satu gedung yang dimiliki IST
AKPRIND di Jln. Bima Sakti No 3, Pengok, Yogyakarta. kampus 3 memiliki 9
ruang kuliah dan tiap kelas memiliki fasilitas yang baik untuk menunjang
perkuliahan dan beberapa fasilitas lain seperti: 6 Unit Lab Komputer, Lab Bahasa,
BAA, LPPM, Mushola, Lab Tata Fasilitas , Ruang Dosen dan Lab Ergonomi.
Sektor bangunan menyerap sebesar 40% sumber energi dunia, bahkan di
Indonesia, sektor ini bertanggung jawab terhadap 50% dari total pengeluaran
energi, dan lebih dari 70% konsumsi listrik secara keseluruhan (EECCHI, 2012).
Dari besarnya penggunaan energi tersebut, sektor bangunan berkontribusi terhadap
30% emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di Indonesia.

Program Audit energi yang dilakukan di Gedung merupakan bentuk awal dari
manajemen energi yang dapat membantu tercapainya penurunan biaya energi di
Gedung secara keseluruhan. Kesuksesannya dapat menjadi motivasi baik bagi
Gedung Universitas lain maupun gedung swasta dalam satu wilayah pemerintahan,
ataupun sebagai pendorong munculnya inisiatif serupa di wilayah yang lain. Oleh
karena itu, penting untuk dapat menyusun perencanaan program penghematan
energi yang terorganisir dan sistematik

1.2 Dasar Hukum


A. Instruksi Presiden Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penghematan Energi
dan Air

Instruksi ini mengamanatkan lembaga Pemerintah untuk melakukan


langkah-langkah dan inovasi penghematan energi dan air, dan membentuk
Tim Gugus Tugas Penghematan Energi dan Air untuk mengawasi
pelaksanaan penghematan energi tersebut

1
2

B. Peraturan Menteri ESDM Nomor 13 tahun 2012 tentang Penghematan


Pemakaian Tenaga Listrik

Peraturan ini memberi arahan yang lebih detail bagaimana cara


melaksanakan penghematan energi yang dimaksud dalam Instruksi Presiden
13/2011

C. Peraturan Menteri ESDM Nomor 14 Tahun 2012 tentang Manajemen


Energi

Dalam upaya memberikan arahan penghematan energi yang lebih


terpadu, Peraturan ini dikeluarkan untuk mengatur mengenai pelaksanaan
Manajemen Energi, yang secara khusus diwajibkan bagi para pengguna
sumber energi yang menggunakan energi lebih besar atau sama dengan 6.000
toe per tahun. Sedangkan pengguna energi di bawah 6.000 toe (Ton Oil
Equivalent), tetap dianjurkan untuk melaksanakan Manajemen Energi (atau
penghematan energi).

Gambar 1 Berbagai Kebijakan Pemerintah mengenai Audit Energi


3

1.3 Perumusan masalah


Dalam skipsi dirumuskan beberapa masalah diantaranya yaitu :
1. Berapakah Nilai IKEA harian ?
2. Apakah temuan dari hasil audit energi ?
3. Rekomendasi perbaikan dari temuan audit energi ?
1.4 Tujuan Penelitian
Audit Energi sederhana ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh
gambaran secara umum pemakaian energi di bangunan berdasarkan data dan
informasi pemakaian listrik dan berbagai jenis energi lainnya yang telah ada dan
tersedia di pihak manajemen bangunan Instituts SAINS & Teknologi AKPRIND
Yogyakarta.

1.5 Manfaat penelitian


Manfaat dari penelitian ini yaitu :

1. Dapat mengetahui besarnya IKE yang dapat digunakan sebagai acauan


penggunaan energi pada gedung sayap timur.
2. Hasil yang digunakan dapat digunakan sebagai acauan perbaikan sistem
pada gedung baru.
3. Hasil yang digunakan dapat digunakan sebagai acauan untuk penghematan
energy.
1.6 Sisematika penulisan
Adapun sistematika penyusunan skripsi sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Batasan Masalah,
Manfaat , Tujuan penelitian serta Sistematikan Penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Bab ini berisi Tinjauan Pustaka, Landasan teori Konservasi Energi, Sistem
Pencahayaan dan tata udara.

BAB III METODELOGI PENELITIAN


4

Bab ini berisi Alur penelitian, alat dan bahan

BAB VI DATA DAN ANALISA

Bab ini berisi data dari dari pengambilan data di lapangan dan kemudian di analisa
untuk mencapai solusi penghematan energy

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi dari rangkuman hasil penelitian dari bab sebelumnya serta saran-
saran kedepan terkai dengan hasil penelitian yang telah di peroleh baik untuk
objek penelitian maupun objecknya.
2 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka


(Wijiastuti, 2014)melakukan Audit Energi Listrik Studi Kasus di
Gedung Perpustakaan Pusat UGM Sayap Selatan dengan hasil sistem tata udara
memiliki beban daya listrik sebesar 76%, sistem penunjang operasional sebesar
14% dan sistem tata cahaya memiliki beban terkecil sebesar 10% sedangkan untuk
perhitungan Intensitas Konsumsi Energi (IKE) memberikan hasil 52,068 kWh/m²
/tahun. Daya pencahayan untuk ruang perpustakaan sebesar 2,93 W/m². Hasil
pengukuran pencahayaan menunjukkan bahwa tempat baca yang terletak pada area
koridor memiliki tingkat pencahayaan di atas batas maksimal dari standar
pencahayaan yang direkomendasikan dan pada Pengukuran suhu dan kelembaban
menunjukkan bahwa ruangan yang tidak menggunakan AC yang memiliki suhu dan
kelembaban di atas batas makasimal dari batas yang rekomendasikan.

(Prihandita., 2012) melakukan Audit Energi Listrik Studi Kasus di


Gedung Pusat UGM Sayap Selatan dan Timur Yogyakarta dengan hasil tingkat
komsumsi energi listrik selama 1 tahun sebesar 322.774 kWh dengan luas bangunan
7586,32 m², sehingga nilai IKE 37,164 kWh/m²/tahun. Distribusi beban daya listrik
di Gedung Pusat UGM Sayap Selatan dan Timur memiliki sistem tata udara dengan
beban daya listrik sebesar 57%, peralatan penunjang operasional sebesar 35%, dan
sistem tata cahaya sebesar 8%.

(Budiman, 2019) melakukan audit energi pada gedung D-3 ekonomi UII
berupa audit awal yang berfokus pada pencahayaan dan pendingin ruangan Audit
dimulai dengan pengumpulan dan pengolahan data, selanjutnya melakukan
analisis dan perhitungan nilai IKE gedung, yang dilanjutkan dengan memberikan
rekomendasi peluang penghematan energi. Peluang Pengehematan yang
dilakukan di Gedung D3 Ekonomi UII ada dua yaitu low cost dan high cost. Pada
penghematan penghematan lowcost sebesar Rp 5.377.461, penghematan high cost
sebesar Rp 6.946.883. jika penghematan dilakukan oleh pihak gedung maka akan

5
6

bisa menghemat anggaran listrik Rp 12.324.344 per bulannya.dengan rekomendasi


peluang penghematan energi didapatkan peningkatan efisiensi konsumsi energi
listrik sebesar2,37kWh/m²/tahun denganpenghematan energi listrik
10.705,26kWh/m2/bulan dimana sebelumnya termasuk golongan gedung ber-AC
efisien menjadi golongan gedung ber-AC sangat efisien.

(Trimunandar, Sawitri, & Suprijono, 2015) melakukan penelitian Audit


energi di Gedung Kampus Dian Nuswantoro, Semarang pada tahun 2013. Dari
hasil audit diketahui bahwa intensitas konsumsi energi ( IKE ) pendingin atau AC
Universitas berada di angka 23,10 kwh/m² dan pada pencahayaan pemakaian
energi sebesar 25,04 kWh hanya dapat memberikan pencahayaan rata-rata tiap
ruang sebesar 114,76 E(lux). Sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh
pemerintah angkatersebut masuk dalam kategori boros.

(Rengganis, 2019) melakukan penelitian audit energi pada gedung


perkantoran di Jakarta selatan pada tahun 2009. Dari hasil peneltian didapat 57%
penggunaan energi yang digunakan untuk system tata udara dan untuk pencahayaan
13% berdasarkan audit awal untuk system pencahayaan lebih besar dari standart
sebesar 15 Watt/m²sedangkang peluang hemat energy untuk system tata udara
dengan pembersihan filter , sudut kipas, Evaporator, dan pada sisi keluaran AHU.

(Da Costa Belo, Notosudjono, & Suhendi, 2016) melakukan Analisa


Kebutuhan Daya Listrik di Gedung Perkuliahan 10 Lantai Universitas Pakuan
Bogor dengan daya listrik daya terpasang dari transformator dan generator
masing-masing sebesar 1000 KVA dari hasil analisa perhitungan dengan beban
terpasang 471,27 KVA, Beban Maksimum 383,93 KVA dan Beban rata-rata 141,38
KVA dapat di simpulkan bahwa dengan kapasitas 1000 KVAmasih cukup utnuk
mensuplai daya pada gedung tersebut, kapasitas pengaman MCCB/MCB, didapat
pemakaian rating pengaman lebih besar dari arus beban masih sesuai dengan
standart ideal sedangkan Drop Voltage masih di bawah 2% dan untuk perbaikan
7

faktor daya dari 0,8 lagging menjadi 0,99 dapat dipasang kapasitor berkapasitas
429,44 KVAr.
(Akbar, Notosudjono, & Rodiah Machdi, STUDI EVALUASI
PERENCANAAN KEBUTUHAN DAYA PADA INSTALASI LISTRIK DI
GEDUNG HARCO GLODOK JAKARTA, 2017)Study Evaluasi Perencanaan
Kebutuhan Daya Pada Instalasi Listrik di Gedung Harco Glodok Jakarta dimana
Gedung tersebut salah satu bangunan komersial yang bergerak bidang jasa
perbelanjaan di Jakarta yang terdiri dari 17 lantai , Beban-beban listrik yang
terpasang antara lain beban penerangan (lampu-lampu) serta beban tenaga (stop
kontak) dan beban tenaga motor-motor listrik (AC, lift, eskalator dan lain-lain),
yang tentunya membutuhkan suplai daya listrik yang cukup besar. Dari hasil analisa
Daya listrik yang terpasang di Gedung Harco Glodok Jakarta sebesar 5.981,954
kW. Daya yang disuplai sebesar 6.660 kVA dari PLN dan kapasitas total daya
pada transformator sebesar 8.750 kVA dan generator-set berkapasitas sebesar
8.000 kVA jadi kondisi tersebut masih cukup untuk mensuplai daya listrik
sedangkan Drop Voltage yang tertinggi pada beban Lift Penumpang sebesar
2,00 V, presentase turun tegangannya 0,53 % dan rugi-rugi daya penghantar sebesar
228,45 W, presentase rugi dayanya 0,34 %. Jadi drop voltage pada gedung Harco
Glodok Jakarta masih di bawah 2%, sehingga memenuhi standar yang ditetapkan
oleh PT.PLN sebesar 2%. dan pengaman MCB/MCCB panel pembagi lantai 1
dayanya 5.280 watt, nilai MCB terpasang sebesar 8,91 A dan untuk perbaikan
faktor daya dari 0,9 lagging menjadi 0,99 berhasil di perbaiki menjadi sebesar
2.043,246 KVAr.
(M. Abdu H.Saifuddin, Idham A.Djufri, & M. Natsir Rahman, 2018)
melakukan Analisa Kebutuhan Daya Listrik Terpasang pada Gedung Kantor Bupati
Kabupaten Halmahera Barat, setelah di analisa menyatakan bahwa penggunaan
daya listrik semakin lama semakin bertambah sesuai dengan kebutuhan beban yang
ada khususnya Gedung Bupati Kabupaten Halmahera Barat, Untuk memperoleh
daya listrik terpasang yang efisien perlu dilakukan observasi dan perhitungan
daya sesuai dengan peraturan kelistrikan PUIL 2000 tentang konsumen komersil
atau perkantoran rata-rata memiliki standar faktor kebutuhan sebesar 70% - 90 %
8

untuk mendapatkan penggunaan daya listrik yang lebih efisien. hasilnya Daya
terpasang pada Gedung Kantor bupati sebesar 105 kVA dengan penggunaan daya
beban maksimum sebesar 84 kVA adalah sangat efesien jika menggunakan standar
faktor kebutuhan sebesar 0.8. Sedangkan jika menggunakan data pengukuran di
lapangan diperoleh standar faktor kebutuhan adalah 1,88 dengan penggunaan
daya beban maksimum sebesar 197,4 kVA .
(Roza, Analisis Penurunan Cos phi dengan menentukan Kapasitas Kapasitior
Bank Pada Pembangkit Tenaga Listrik Pabrik Kelapa Sawit (PKS), 2018) Analisis
Penurunan Cos phi dengan menentukan Kapasitas Kapasitior Bank Pada
Pembangkit Tenaga Listrik Pabrik Kelapa Sawit menyimpulkan bahwa Penurunan
faktor daya (Cos φ) mengakibatkan efisiensi pembangkit dalam menampung beban
kerja dan memperbesar kemungkinan terjadinya kerusakan pada sistem pembangkit
atau sistem beban listrik. Hal ini menyebabkan kerugian daya yang berimbas pada
arus listrik (I) yang mengalir melalui kabel hantaran mengalamai kenaikan
sebesar 456 A menjadi 561 A sehingga ukuran kabel yang dibutuhkan juga
bertambah besar sehingga dapat menyebabkan bertamabahnya biaya investasi
pemasangan jaringan kabel. Berdasarkan perhitungan kerugian akibat daya yang
hilang mencapai 23% dan kenaikan kVAR 35,71 % sehingga hasil perhitungan
kapasitas kapasitor dihubungkan bintang delta adalah 15,897 µF dan 5,292 µF
.Dengan adanya hasil data perbandingan factor daya normal dan turun.
(Akhmad Jamaah, 2013) Melakukan Penetian pengaruh THD pada
penurunan trafo daya pada POLINES andungan harmonik yang tinggi pada jaringan
sistem tenaga listrik akan menyebabkan trafo distribusi mengalami panas berlebih
dan apabila tidak segera ditangani akan menyebabkan life time trafo menjadi
pendek
Metoda analisa yang dipergunakan adalah metoda komperasi antara hasil
pengukuran dengan standar IEEE 519-1992. Dengan mengkomparasi hasil
pengukuran dengan standar IEEE 519-1992 maka dapat ditentukan apakah perlu
derating atau tidak. Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa kandungan harmonik
trafo untuk total kandungan harmonik tegangan (THDV) semua di bawah standar
9

(< 5%) dan total kandungan harmonik arus (TDD) maupun IHD kedua trafo juga di
bawah standar.

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Konservasi Energi

Konservasi energi adalah Cara untuk memanfaatkan energi listrik secara


efektif dan efisien tanpa mengurangi kebutuhan pemakaian dan kenyamanan
pengguna.

Konservasi energi bertujuan untuk meminimalkan komsumsi energi listrik


dengan cara mengurangi pembororsan energi yang tidak dibutuhkan.untuk
mengetahui system mana saja yang dapat dilakukan penghematan energi, maka
lebih dahulu dilakukan audit energi. Dalam melakukan konservasi energi ada 3
bagian yang penting yaitu pertama pengamatan sumber energi seperti genset dan
energi PLN, yang kedua yaitu konversi dan distribusi yaitu pemilihan teknologi
seperti peralatan listrik serta optimasi dan efisiensi dari penggunaan energi, dan
yang terakhir yaitu komsusmsi energi yaitu perilaku komsumen dalam memakai
sumber energi sesuai dengan kebutuhan atau tidak. (Rengganis, 2019)

Langkah-langkah konservasi energi yaitu

1. Komitmen : Dukungan konservasi energi listrik dari perusahaan


2. Audit energi : pola penggunaan energi dengan cara identifikasi
komsumsi enrgi
3. Program : menentukan sasaran dan trarget secara terperinci
4. System informasi : melakukan program dan melakukan peningkatan
kesadaran terhadap konservasi energi
5. Pemantauan : monitoring dan evaluasi audit energy
2.2.1.1 Audit energi
10

Audit energi adalah kegiatan untuk mengidentifikasi jenis energi dan


besarnya energi yang digunakan pada bagian bagian operasi industry atau bangunan
serta mengidentifikasi peluang penghematan energi.

Sasaran dari audit energi memperoleh pola penggunaan energi, yaitu


mendapatkan data tentang fluktuasi penggunaan energi. Data fluktuasi didapatkan
dengan cara pengukuran penggunaan energi tiap waktu sehingga didapatkan grafik
yang menghasilkan gambaran tentang penggunaan energi terbesar dan terkecil.

Dalam audit intensitas konsumsi energi (IKE) adalah patokan untuk


mengkategorikan jenis penggunaan komsumsi energi tersebut, apakah boros atau
sesuai standart. Untuk nilai-nilai IKE dapat di peroleh dari SNI.

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑜𝑚𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖(𝐾𝑊𝐻)
IKE = ................................................................................ (1)
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛(𝑚2 )

Setiap bangunan mempunyai standar IKE sesuai dengan fungsi bangunan tersebut.
Berikut merupakan nilai IKE standar suatu bangunan menurut Pedoman Konservasi
Energi dan Pengawasannya di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional :

Tabel 1 Intensistas Komsumsi Energi

Komsumsi Energi Listrik Bulanan


(kWh/m²/Bulan)
NO Kriteria Gedung Ber-AC Gedung tak Ber-AC
1 Sangat Efisien 4,17 - 7,92
2 Efisien 7,92 - 12,08 0,84 - 1,67
3 Cukup Efisien 12,08 - 14,58 1.67 - 2,5
4 Agak Boros 14,58 - 19,17
5 Boros 19,17 - 23,75 2,5 - 3,34
6 Sangat Boros 23,75 - 37,5 3,34 - 4,17

Intensitas Konsumsi Energi (IKE) listrik adalah pembagian antara konsumsi energi
listrik pada kurun waktu tertentu dengan satuan luas bangunan gedung. Sektor
-sektor yang dapat dihitung antara lain :
11

a. Rincian luas bangunan gedung dan luas total bangunan gedung (m²).
b. Konsumsi energi bangunan gedung per tahun (kWh/tahun)
c. Intensitas Konsumsi Energi (IKE) bangunan gedung per tahun (kWh/m²/tahun).
d. Biaya energi bangunan gedung (Rp/kWh).
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh ASEAN-USAID pada tahun 1987
yang laporannya baru dikeluarkan pada 1992 target IKE di Indonesia sebagai
berikut :

Tabel 2 Jenis Intensitas Energi


No Jenis IKE Target IKE
1 IKE perkantoran 240 kWh/ m² per tahun

2 IKE pusat belanja 330 kWh/ m² per tahun


3 IKE hotel/apartemen 300 kWh/ m² per tahun
4 IKE rumah sakit 380 kWh/ m² per tahun

Output dari audit energi yaitu mengidentifikasi sumber-sumber pemborosan energi,


hal ini dapat di ketahui dengan cara pengukuran energi listrik
12

Priliminary
Audit

Efesiensi
No
Yes

Rekomendasi awal

Monitoring

Detail Audit Lowcost

Rekomendasi Mediumcost

Highcost

Fisilibility
Study

Implementasi

Gambar 2 Flowchart Audit Energi


Audit energi terbagi menjadi 3 yaitu :

1. Audit singkat
Audit energi singkat adalah proses awal kegiatan audit energi yang meliputi
pengumpulan data historis konumsi energi, luas bangunan, daya terpasang,
beban penghunian bangunan dan observasi visual. Perbedaan audit energi
singkat dengan audit energi awal yaitu, pada audit energi singkat tidak
memerlukan pengukuran pada peralatan listrik. Hasil dari kegiatan audit energi
singkat berupa potret penggunaan energi bangunan gedung dan rekomendasi
peluang penghematan energi.
2. Audit awal ( Preliminary Audit ) dilakukan untuk melihat gambaran pla
penggunaan energi, melakukan identifikasi potensi penghematan energi serta
menyusun rekomendasi awal yang sifatnya segera dapat dilakukan. Output awal
audit awal yaitu menentukan lokasi dan kebutuhan untuk melakukan audit
energi
13

a. Metodelogi Audit Awal.


 Persiapan
 Pembentukan Tim
 Penyusunan Jadwal
 Survei Lapangan
 Pengumpulan data (desain proses, data energi, lay out gedung,
pembayaran terakhir, Operasional peralatan, dena instalasi tata
udara dan pencahayaan)
 Pengamatan Lapangan ( Potensi pemborosan, Peralatan ukur dan
kondisi )
 Interview dengan maintenance Gedung
 Presentasi singkat tentang titik pemborosan
 Evaluasi data
 Profil penggunaan energi
 Intensitas Komsumsi Energi
 Status management Energi
 Kesimpulan dan Rekomendasi
 Gambaran penghematan energi
 Rekomendasi awal
 Kebutuhan Audit rinci ( Lokasi Objek, Parameter dan titik
pegukuran )
b. Audit Rinci
Dilakukan untuk mengidentifikasi lokasi terjadi pemborosan dan mencari besarnya
peluang penghematan energi secara spesifik, dalam audit energi dapat disimpulkan
tentang lokasi dan besar peluang penghematan energi serta rekomendasi tidak lanjut
bersarkan kriteria low cost, medium cost, high cost .

Dalam audit energi dapat di lakukan dengan langkah-langkah sebagi berikut :


c. Metodelogi Audit Awal.
 Persiapan
 Pembentukan Tim
14

 Evaluasi pra audit


 Identifikasi titik pengukuran, Kebutuhan alat dan personil
 Penyusunan Jadwal
 Pengumpulan Data
 Pengukuran di Lapangan
 Evaluasi data
 Efisiensi penggunaan energi
 Lokasi dan Potensi penghematan energi
 Analisis teknoekonomis
 Kesimpulan dan Saran
 Kebutuhan feasibility
 Rekomendasi
o Low/no cost
o Medium cost
o High cost

d. Evaluasi dan Hasil Analisis audit energi


1. Bechmarking
Membandingkan dengan standart efisiennsi untuk proses/alat sama
2. Incremental cost analysis.
Menghitung biaya terkait dengan selruh proses yang menjadi focus audit
3. Mass and energi balance
Menyusun neraca energi dan neraca mass untuk mencari pembororsan
energi.
4. Sankey diagram
Diagram skematik yang menggambarkan aliran dan besaran proses energi
kesuluran system.
5. Analisis management energi
Mengevaluasi status management energi yang di terapkan.
Pemakaian terbesar pada sebuah gedung universitas biasanya terletak pada system
tata udara dan
15

2.2.1.2 Suplai daya listrik


Kebutuhan daya listrik pada bidang komesil harus disesuakan dengan keadaan
produktivitas perusahaan itu sendiri, maka kontinuitas dan keadandalan yang paling
utama dalam pelayanannya

Sumber energi seperti tegangan listrik akan menghasilkan daya listrik sedangkan
beban yang terhubung dengannya akan menyerap daya listrik tersebut, tenaga
listrik sangat penting dalam proses produksi, maka sumber tenaga listrik ini harus
dijaga dari adanya berbagai macam gangguan tenaga listrik yang digunakan berasal
dari sumbernya :(M. Abdu H.Saifuddin, Idham A.Djufri, & M. Natsir Rahman,
2018)
1. Suplai dari jaringan PLN
2. Suplai dari Generator Set
Namun, semua perlengkapan listrik harus dipilih berdasarkan karakteristik
bebanya, harus sesuai dengan tugas yang dibebankan kepada perlengkapan tersebut,
dengan memperhitungkan factor beban dan kondisi pelayanan normal. (Badan
Standarisasi Nasional SNI, 2000:27)
2.2.1.3 Sistem Instalasi Listrik
System intalasi tenaga listrik adalah proses penyaluran daya listrik yang di
bangkitkan dari sumber tenaga listrik ke beban yang telah disesuaikan dengan
ketentuan yang telah di tetapkan dalam peraturan standar listrik yang berlaku
sebagai berikut :(Van P & E, 1999;1)
1. PUIL 2000 untuk bidan listrik
2. International Electrotechnical Commision (IEC) untuk bidang listrik
3. International Organization For Standardization ( ISO ) untuk bidang lainya
System instalasi listrik pada dasarnya di bagi menjadi 2 bagian yaitu
1. Instalasi Penerangan
Adalah suatu instalasi listrik yang bebannya merupakan komponen penerangan
2. Instalasi Tenaga
Adalah pemasangan komponen – komponen peralatan listrik untuk melayani
perubahan energy listrik menjadi tenaga mekanis atau kimia
16

2.2.1.4 Sistem Proteksi


Yaitu suatu alat yang berfungsi untuk mengamankan sebuah system dari gangguan
yang dapat menyebabkan kerusakan system.

2.2.1.5 Sistem Proteksi arus lebih


Gawai proteksi harus disiapkan untuk memutus setiap arus beban lebih yang
mengalir pada penghantar sirkit sebelum arus tsb dapat menyebabkan kenaikan
suhu yang merusak isolasi, sambungan, terminasi di sekeliling penghantar, gawai
proteksi waktu tunda invers yang kapasitas pemutusya berada di bawah arus hubung
pendek prospektif pada titik dimana gawai tersebut di pasang (Badan Standarisasi
Nasional SNI, 2000;95-94)

2.2.1.6 Circuit Breaker


CB merupakan alat pemutus rangkaian yang di desain bukan untuk sering dipakai
tetapi mampu menyambung dan memutus arus termasuk arus yang salah sampai
dengan kemampuan batas relatf tinggi (Pabla & Abdul Hadi, 1986;334)

2.2.1.7 Transformator AC
Transformator adalah suatu peralatan listrik bolak-balik (AC) yang digunakan
menaikan ( Step Up ) dan menurunkan ( Step Down) tegangan atau arus dari satu
nilai ke nilai yang lain yang diinginkan sedangkan transmisi daya listriknya di
salurkan dengan tengangan tinggi karena dapat menekan rug-rugi tegangan ( Drop
Voltage ), dan penampang konduktor yang digunakan lebih kecil sehingga biaya
murah. (Akbar, Notosudjono, & Rodiah Machdi, STUDI EVALUASI
PERENCANAAN KEBUTUHAN DAYA PADA INSTALASI LISTRIK DI
GEDUNG HARCO GLODOK JAKARTA, 2017)

Sedangkan untuk mengetahui besar kapasitas transformator yang digunakan yaitu


dengan persamaan :

Beban yang terpasang (kVA)


F𝑘 = Kapasitas trafo yang terpasang ( kVA ) 𝑥 100 % (2)
17

2.2.1.8 Automatic Main Failure (AMF) dan Auto Tranfers Swicth ( ATS )
AMF adalah sebuah komponen yang berfungsi untuk menurunkan waktu jatuh dan
meningkatkan keandalan sistem tenaga listrik, AMF dapat mengendalikan CB atau
komponen sejenisnya dari tenaga utama ( PLN ) ke cadangan ( Genset ) ataupun
sebaliknya sedangkan ATS adalah komponen penunjang AMF yang bekerja bekerja
secara sinergis

2.2.1.9 Generator Set


Genset Listrik adalah sebuah alat yang mengubah energi mekanik diperoleh dari
sumber eksternal (BBM) menjadi energi listrik sebagai outputnya (Badan
Standarisasi Nasional SNI, 2000;385)

Genset pada saat dimasukan beban penuh Drop Voltage sebaiknya tidak melebihi
25% dan dalam waktu 0,5 detik tegangan sudah pulih kembali dalam batas 5% dari
tegangan normal (Badan Standarisasi Nasional SNI, 2000;388)

Beban yang terpasang (kVA)


Fk = Kapasitas trafo yang terpasang ( kVA ) 𝑥 100 % (3)

Sistem pengaman genset harus bekerja dengan cepat dan tepat untuk mengisolir
gangguan agar tidak terjaadi gangguan yang permanen.
a. Kapasitas generator dan penggerak utama
Keluaran generator (Kw,Kva) harus cukup untuk memikul beban dasar dan beban
asut dari motor lain tanpa menimbulkan fluktuasi yang berlebihan pada tegangan
suplainya. (Badan Standarisasi Nasional SNI, 2000;387)
b. Kapasitas beban
Kelengkapan penggerak utama yang menggunakan tenaga listrik dan perlengkapan
pengasut yang memerlukan pengisian
Lift keadaan darurat dengan anggapan pada suatu kumpulan lift hanya satu lift yang
bekerja.
 Daya yang digunakan untuk menurunkan lift.
 Blower
 Pompa air darurat untuk memadamkan kebakaran.
 Pemanfaatan listrik yang digunakan pada saat terjadnya kebakaran.
18

 Penerangan darurat yang terhubung ke genset.


 Jumlah beban lainya yang dapat di suplai dari system pembangkit tersebut.
2.2.1.10 Rugi-rugi Penghantar
Drop Voltage adalah perbedaan tegangan sumber dengan tegangan pada beban,
tegangan dan untuk Drop Voltage pada PHB ke titik beban tidak bolek melebihi
5%. (Sodikin, Suhendi, & Wismiana, 2016;4)
Drop Voltage dapat di cari menggunakan persamaan berikut :
√3 𝑥 𝜌 𝑥 ℓ 𝑥 𝐼 𝑥 𝐶𝑜𝑠 𝜑
ΔV = = (V) (4)
𝐴

R = 𝜌 𝐴 (Ω) (5)

Keterangan :
R = Tahanan (Ω)
𝜌 = Tahanan jenis (Ω mm2/m) 0,0175(Ω mm 2/m)
ℓ = Panjang Penampang (m)
A = Luas Penghantar Penampang (mm²)

Rugi-rudi daya
ΔP = 𝐼 2 x R (W) (6)
Rugi tegangan biasanya di nyatakan dalam satuan persen (%) dan dapat di cari
dengan rumus sevagai berikut:
Δ𝑉
ΔV (%) = 𝑥 100% (7)
𝑉

Kebutuhan Beban
Kebutuhan beban adalah tingkat konsumsi energy pada suatu tempat dimana pada
setiap tempat memiliki tingkat komsumsi beban yang berbeda. (Pabla & Abdul
Hadi, 1986;7)
2.2.1.11 Daya
Daya listrik umumnya yang dibangkitkan oleh pusat tenaga listrik dibagi menjadi
3 (tiga) bagian, yaitu :
19

S = V. I ( VA )
Q = V. I . Sin φ ( VAR )

φ
P = V. I . Cos φ ( Watt )

Gambar 3 Segitiga Daya

a. Daya aktif
b. Daya Nyata
c. Daya Reaktif
2.2.1.12 Peluang dan Potensi Penghematan Energi pada Sistem Kelistrikan
Energi listrik merupakan energi yang sangat dibutuhkan pada peralatan listrik
yang ada di industri. Apabila peralatan yang menggunakan energi mempunyai
efisiensi tinggi, maka energi listrik yang digunakan akan menjadi hemat.
Beberapa peralatan yang menggunakan energi listrik seperti motor, pompa,
fan, dan lampu. Berikut ini beberapa potensi penghematan yang dapat
dilakukan pada sistem kelistrikan, motor listrik, dan pencahayaan

2.2.1.13 Sistem Ketenagalistrikan


1. Optimalkan kontrak daya. Kontrak daya dapat dioptimalkan dengan
cara
2. menggunakan daya listrik sesuai dengan kontrak daya ke PLN;
3. Penjadwalan pengoperasian peralatan untuk menjaga faktor daya yang
tinggi;
4. Menerapkan sistem shift pada waktu-waktu bukan beban puncak PLN.
Karena
5. pada saat beban puncak tarif listriknya dapat mencapai 2 x lipat;
6. Menghindari penggunaan beban maksimum dengan pengaturan
pembebanan;
7. Memanfaatkan soft start peralatan listrik yang mempunyai arus start tinggi;
8. Menerapkan energi alternatif terutama pada saat beban puncak PLN;
20

9. Menggunakan kompensator daya reaktif untuk memperbaiki faktor daya,


paling tidak di atas 0,90;
10. Pemasangan transformator agar lebih dekat dengan beban;
11. Set tap transformator pada setting optimumnya;
12. Putuskan hubungan sisi primer transformator pada saat tidak ada
aktivitas pembebanan;
13. Pertimbangkan kemungkinan pemanfaatan kogenerasi;
14. Ekspor daya ke sistem pada saat beban rendah atau saat suplai daya
berlebihan;
15. Cek dan evaluasi penggunaan energi listrik secara periodik.
2.2.1.14 Perbaikan Faktor Daya
Cara perbaikan faktor daya dengan daya aktif tetap. Dengan cara ini yang akan
mengalami perubahan adalah daya semu sedangkan daya aktifnya tetap.

Sebelum memakai kapasitor bank besarnya faktor daya adalah S1, cos θ1,
sedangkan P1 = P2, sehingga besarnya daya reaktif yang disediakan oleh
pembangkit tenaga listrik adalah seperti persamaan di bawah ini sebagai berikut
(Hasan Basri, 1997)
𝑄1 = 𝑃1 𝑥 tan 𝜃1 ..(kVAr) (18)
Sedangkan setelah memakai kapasitor bank, besarnya daya reaktif dapat di suply
oleh pembangkit tenaga listrik adalah seperti persamaan di bawah ini sebagai
berikut (Basri, 1997)
𝑄2 = 𝑃2 𝑥 tan 𝜃2 ..(kVAr) (19)
Dari perhitungan di atas diketahui besar kapasitor yang dibutuhkan untuk
memperbaiki faktor daya dengan persamaan :
Qc = P x ( 𝑡𝑎𝑛 𝜑1 - 𝑡𝑎𝑛 𝜑2 ) (20)
2.2.1.15 Kapasitor Bank
Kapasitor merupakan peralatan yang amat sederhana yang terdiri dua pelat
metal yang dipisahkan satu sama lain dengan bahan isolasi. Fungsi utana dari
pemakaian kapasitor adalah mengatur tegangan aliran daya reaktif pada titik
dimana kapasitor tersebut terpasang. (Roza, Analisis Penurunan Cos phi dengan
21

menentukan Kapasitas Kapasitior Bank Pada Pembangkit Tenaga Listrik Pabrik


Kelapa Sawit (PKS), 2018)
Kapasitor dapat di pasang dengan 2 metode perencanaan hubungan yaitu :
1. Hubungan bintang
Untuk kapasitor hubungan bintang dapat dihitung dengan persamaan di bawah ini :
𝑉𝐿−𝐿
𝑉𝐶 = (21)
√3

Kapasitor kapasitor dapat di hitung dengan persamaan di bawah ini :


Qc
C𝑏𝑖𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 = µF/Fasa (22)
(𝑉𝐿−𝐿)2 𝑥 2𝜋 𝑥 𝑓

2. Hubungan delta
Untuk kapasitor hubungan delta dapat di hitung dengan persamaan di bawah ini :
𝑉𝐿−𝐿
𝑉𝐶 = (23)
√3

Kapasitas kapasitor dapat di hitung dengan persamaan di bawah ini :


Qc
C𝑑𝑒𝑙𝑡𝑎 = 3 𝑥 (𝑉𝐿−𝐿)2 𝑥 2𝜋 𝑥 𝑓 µF/Fasa (24)

2.2.1.16 Penghematan energi


Untuk menghasilkan program efisiensi energi yang sukses, audit energi mutlak
dilaksanakan. Proses energi audit merupakan langkah awal dalam mengidentifikasi
potensi-potensi penghematan energi. Audit ini akan menghasilkan data-data
penggunaan energi yang dapat digunakan sebagai acuan dalam program efisiensi
energi.. Proses ini juga menjadi dasar dari penentuan target efisiensi yang
akan menjadi acuan dalam penyusunan rencana aksi yang akan berisi berbagai
rekomendasi penghematan energi

2.2.1.17 Tarif daya listrik


Tarif listrik pada umumnya ditentukan dua komponen yaitu : biaya tetap dan
biaya variable. Biaya tetap adalah biaya daya terpasang atau lebih dikenal sebagai
biaya beban, dihitung dalam rupiah per VA atau kVA. Biaya variable
merupakan biaya dikenakan sesuai jumlah pemakaian daya listrik per hari
(kWh) dipakai pelanggan. Ditetapkan tarif dasar listrik sesuai peraturan mentri
ESDM Nomor : 28 Tahun 2016 . gambar sebagai berikut.system pencahayan
22

Gambar 4 Permen ESDM tentang tarif daya listrik


3 BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Pengumpulan Data


Pada dasarnya metode audit energi listrik adalah sebagai berikut :
3. Wawancara dengan pengelola gedung.
4. Walktrough audit.
5. Pengumpulan data.
6. Pengukuran karakteristik penggunaan energi listrik.
3.2 Lokasi penelitian
Kampus Bimasakti ( Kampus 3 ) adalah salah satu gedung sayap timur IST
AKPRIND di Jln. Bima Sakti No 3, Pengok, Yogyakarta

3.3 Flowtchart

Gambar 5 Flowchart audit

23
24

3.4 Alat
Clamp on Power Hitester alat yang digunakan untuk mengetahui kualitas
Tegangan, Daya, Arus, Cos φ serta banyak fitur yang lain yang berhubungan
tenaga listrik.

3.5 Bahan
Single Line Digram, Name Plate beban yang terpasang, Karakteristik beban ,
Data Genset, dan Transformator.
4 BAB VI

DATA DAN ANALISA


4.1 Sumber Daya listrik
Sistem kelistrikan gedung sayap timur menggunakan back-up daya sendiri yaitu :

1. Sumber daya dari PLN


2. Sumber dari Generator-set
4.1.1 Sumber daya listrik dari PLN

Sumber daya listrik dari PLN sebagai sumber daya listrik utama untuk kampus 3
sayap timur dengan kapasitas daya 160 kVA dengan kode 2019-160-H.

4.1.2 Sumber daya listrik dari Generator-set

Sumber daya listrik dari genset yang berfungsi sebagai backup kampus 3 sayap
timur ketika terjadi pemadaman listrik dengan spesifikasi name plate pada tabel
dibawah ini :

Tabel 3 Spesifikasi Generator-set


Powerink
Model WPS100S Produck ID 1000008373
Serial PL3965/1 Phase 3
Rated Out 100 KVA Amb Temp 45 C°
Voltage 380/220 V Ampere 152 A
Frequency 50 Hz Weight 2100 Kg
PF 0.8 Dimension 3,1*1,2*1,8 m
R.P.M 1500 Date 2011/03/23

25
26

4.1.3 Panel hubung bagi tengangan rendah ( PHBTR )


Untuk membangi aliran daya ke gedung sayap timur dan barat menggunakan
PHBTR dengan spesifikasi di bawah ini :

Tabel 4 Spesifikasi PHBTR

Merk Delta Sigma P1 Tipe PL-400-2-LBS


Teg/Freq 400/50Hz Arus 400 A
Tingkat IP34 Tahun pembuatan 2018
pengamanan
Standart desain SPLND3.016- No seri 2018-2400L-3677
1:2010

4.2 Sumber Beban Gedung Sayap Timur


Ada beberapa jenis beban komponen untuk sayap timur yaitu :
a. Penerangan
b. AC
c. Motor listrik
d. Proyektor
e. Stop kontak
4.2.1 Penerangan
1. Dalam ruangan

Tabel 5 Spesifikasi TL-LED 36 W


Spesifikasi
Merek : Plilips TLD 36 W/54-765
6500 K Cool Daylight
Voltage 220-240 V
Luminous flux 2500 lm
Lamp efficiency 69lm/w
Power 36 watt
Negara India
27

2. Luar ruangan

Tabel 6 Spesifikasi TL-LED 18 W


Spesifikasi
Merek : Plilips TLD 18 W/54-765
6500 K Cool Daylight
Voltage 220-240 V
Luminous flux 1050 lm
Lamp efficiency 56lm/w
Power 18 watt
Negara India

4.2.2 Air Conditioning ( AC )

1. Unit Luar

Tabel 7 Spesifikasi AC Outdoor


Spesifikasi
Merek Sharp
Model AU-A12LSY
Input voltage 220 V
Frequency 50 Hz
Tipe udara T1
Refrigeran R22
Daya masukan 1090 W
Refrigerant masuk 1:40 kg
Tekanan kerja sisi pembuangan 2.60 Mpa
Tekan kerja sisi hisap 1.50 Mpa
Produksi SHARP Corporation
28

2. Unit Dalam

Tabel 8 Spesifikasi AC Intdoor


Spesifikasi
Merek Sharp
Model AS-A12LSY
Input voltage 220 V
Frequency 50 Hz
Refrigeran R22
Daya masukan 1090 W
Produksi SHARP Corporation

4.2.3 Motor listrik

1. Water pump

Tabel 9 Spesifikasi Motor Listrik


Merek Shimizu
Model PC- 260 BIT
Input voltage 220 V
Arus 2,7 A
Capasitor 14µF/450 V
Daya 594 W
Kecepatan 2900 rpm
H(meter ) 42-24
Temp Air Maks 40°C
Preasure on 1,4 kg/m²
Switch off 2,8 kg/m²
Q (l/min) 8-30
29

2. Ceiling Fan

Tabel 10 Spesifikasi Kipas


Merek Shimizu
Model CMC 56
Input voltage 220 V
Arus 0,34 A
Daya 75 W
Kecepatan motor 107-327 rpm
Diameter baling-baling 56
Panjang baling-baling 60 cm
Berat 6 kg
Switch off 1,6 kg/m²
Q (l/min) 10-28

4.2.4 Proyektor

Tabel 11 Spesifikasi Proyektor


Spesifikasi
NEC VE303x
Teknologi DLP
Input voltage 220-240 V
Input current 1.1-2,5 A
Brignest 3000 ANSI Lumens
Resolusion X6A (1.024X768 )
Throw rasio 1,95-2.15 : 1
Contrast ratio 10000 : 1
Weight 26 Kg
Lamp ND 40 LP
Frequency 50 Hz
Asumsion power
30

Lanjutan
Eco mode off 232/237 W
Eco mode 192/198 W
Stanby 0,23/0,33 W
Produksi DLP Texas Instrumenst
Negara USA

4.2.5 LAN

Tabel 12 Spesifikasi LAN


Cloud Smart Swicth
Code CSS326-24G-2S+RM
Swicth chip model 98DX3216A1
Storage type Flash
Storage size Flash
Ethernet port 24
SFP+cage 2
Operation system SwOS
Input voltage 0 - 30 V (jack or passive PoE)
Dimension 440 x 144 x 44 mm
Operation temperature -40°C .. +70°C tested
Power consumption 19 W

4.2.6 Stop Kontak

Sesuai dengan PUIL bernilai 100 Watt ( Bab 4 Pasal 4.3.2.3 )


31

4.3 Denah Gedung Sayap Timur Lantai 1

9m 8m 9m 8m 9m
LANTAI 1 GEDUNG
SAYAP TIMUR IST KETERANGAN BANGUNAN LANTAI 1
3m AKPRIND
No Bangunan Panjang lebar Luas (m² ) Tinggi (m²)
1 Lab. Statistika 9 9 81
2 Lab. Kom 9 9 81
KETERANGAN BANGUNAN 3 BP2K / LPK2 9 9 81
K.M 1 K.M 2 No Simbol Keterangan 4 LPPM 9 9 81
9m 1 TL - LED 36 W
5
6
Lab. PSKE
Lab. Basis Data
9
9
9
9
81
81
7 BAA. B Sampah, YYS 21 9 189 3,78
2 TL - LED 18 W 8 Selasar 48 2 96
BP2K / LPK2 9 R Tangga 1 4,5 3 13,5
Lab. Statiska Lab. PSKE 3 STC Ber-arde 10 R Tangga 2 4,5 3 13,5
11 KM 1 8 3 24
12 KM 2 8 3 24
4 AC
13 Total Luas 846

Taman

Taman
3m
9m
Bank. Sampah
9m
Lab. Basis YYS
TG.1

LPPM
TG.2

Lab. Kom 4.5 m Data BAA

2m

48 m 21 m
32

4.4 Denah Gedung Sayap Timur Lantai 2

9m 8m 9m 8m 9m
LANTAI 2 GEDUNG
SAYAP TIMUR IST KETERANGAN BANGUNAN LANTAI 2
3m AKPRIND
No Bangunan Panjang lebar Luas (m² ) Tinggi (m²)
1 Lab. Siskom 9 9 81
2 Lab. Kom & Internet 9 9 81

La b. Psiko
KETERANGAN BANGUNAN 3 PLTF 10 9 90
K.M 1 K.M 2 No Simbol Keterangan
4 Jrs. T Statiska & Ling 8 9 72
9m 1 TL - LED 36 W
5
6
Lab. Psiko
R. Gambar
8
10
9
9
72
90
7 R. Fakultas 21 9 189 4
2 TL - LED 18 W 8 Selasar 48 2 96
Lab. Kom PLTF 9 R Tangga 1 4,5 3 13,5
3 STC Ber-arde 10 R Tangga 2 4,5 3 13,5
Internet 11 KM 1 8 3 24
12 KM 2 8 3 24
4 AC
13 Total Luas 846

Taman

Taman
3m
9m
Jrs. R. Fakultas
Statistika 9m
Jrs. T.
TG.1

TG.2

R. Gambar
Siskom 4.5 m Ling

2m

48 m 21 m
33

4.5 Denah Gedung Sayap Timur Lantai 3

9m 8m 9m 8m 9m
LANTAI 3 GEDUNG
SAYAP TIMUR IST KETERANGAN BANGUNAN LANTAI 3
3m AKPRIND
No Bangunan Panjang lebar Luas (m² ) Tinggi (m²)
1 Lab. Bahasa 1 9 9 81
2 Lab. Bahasa 2 9 9 81
Server Robotik KETERANGAN BANGUNAN 3 Lab. Multimedia & Rbt 10 9 90
K.M 1 K.M 2 No Simbol Keterangan
4 Lab. Sippo 8 9 72
9m 1 TL - LED 36 W
5
6
R. Gambar
R. Mushola
8
10
9
9
72
90
Mushola 3
7 R. Prog Dasar 21 9 189
2 TL - LED 18 W 8 Selasar 48 2 96
Lab. Bahasa 9 R Tangga 1 4,5 3 13,5
10 R Tangga 2 4,5 3 13,5

Multimedia
2 3 STC Ber-arde
11 KM 1 8 3 24

La b
12 KM 2 8 3 24
4 AC
13 Total Luas 846

Taman

Taman
3m
9m
La b Sipp o

Lab Prog Dasar 9m


TG.1

TG.2

R. Kuliah
Lab. Bahasa 1 4.5 m

2m

48 m 21 m
34

4.6 Single Line Gedung Sayap Timur

Gambar 6 Single gedung sayap timur yang di redrawing


35

4.7 Keseimbangan Beban

Tabel 13 Keseimbangan beban tanpa AC dan Komputer

Tegangan Daya ( kW ) ( kW) (kVA) Pengaman yang


Keterangan Cos Phi In (A)
(V) R S T TOTAL TOTAL terpasang (Mccb )
Lantai 1 utara 380 0,687 0,612 0,329 1,628 1,91529 0,85 2,91344 60
Lantai 1 selatan 380 1,428 0,828 0 2,256 2,65412 0,85 4,03729 30
Lantai 2 utara 380 1 1,064 0,832 2,896 3,40706 0,85 5,18263 50
Lantai 2 selatan 380 0,7 1,891 0,23 2,821 3,31882 0,85 5,04841 32
Lantai 2 utara 380 1,219 0,687 1,205 3,111 3,66 0,85 5,56739 100
Lantai 2 selatan 380 1,408 0,463 0,288 2,159 2,54 0,85 3,86371 125
MDP 380 6,442 5,545 2,884 14,871 17,4953 0,85 26,6129 250
Berdasarakan tabel di atas dapat di simpulkan bahwa beban yang terpasang
pada R-S-T tidak seimbang, beban tertinggi pada phase R sebesar 6,442 kW
sedangkan untuk phase S sebesar 5,545 kW sedangkan untuk beban terendah
terdapat pada phase T sebesar 2,884 kW dengan total daya yang terpasang 14,4953
kW atau 17,4953 kVA

Tabel 14 Keseimbangan beban dengan AC dan Komputer


Tegangan Daya ( W ) ( kW) (kVA) Pengaman yang
Keterangan Cos Phi In (A)
(V) R S T TOTAL TOTAL terpasang (Mccb )
Lantai 1 utara 380 7,789 7,714 6,083 21,586 25,3953 0,85 38,6299 60
Lantai 1 selatan 380 10,548 3,408 2,58 16,536 19,4541 0,85 29,5925 30
Lantai 2 utara 380 7,042 3,836 8,862 19,74 23,2235 0,85 35,3263 50
Lantai 2 selatan 380 4,162 3,173 2,41 9,745 11,4647 0,85 17,4395 32
Lantai 2 utara 380 7,951 3,957 1,205 13,113 15,4271 0,85 23,4668 100
Lantai 2 selatan 380 5,27 4,325 3,508 13,103 15,4153 0,85 23,4489 125
MDP 380 42,762 26,413 24,648 93,823 110,38 0,85 167,904 250
Berdasarakan tabel di atas dapat di simpulkan bahwa beban yang terpasang
pada R-S-T tidak seimbang, beban tertinggi pada phase R sebesar 42,762 kW
sedangkan untuk phase S sebesar 26,413 kW sedangkan untuk beban terendah
terdapat pada phase T sebesar 24,648 kW dengan total daya yang terpasang 93,823
kW atau 110,38 kVA.
36

Tabel 15 Perbandingan keseimbangan beban awal dengan yang di temukan dalam


audit
Daya Awal (kW) Daya Akhir (kW)
Keterangan
R S T R S T
Lantai 1 utara 0,687 0,612 0,329 7,789 7,714 6,083
Lantai 1 selatan 1,428 0,828 0 10,548 3,408 2,58
Lantai 2 utara 1 1,064 0,832 7,042 3,836 8,862
Lantai 2 selatan 0,7 1,891 0,23 4,162 3,173 2,41
Lantai 2 utara 1,219 0,687 1,205 7,951 3,957 1,205
Lantai 2 selatan 1,408 0,463 0,288 5,27 4,325 3,508
MDP 6,442 5,545 2,884 42,762 26,413 24,648

Penambahan beban yang terjadi :

Δ beban = beban akhir – beban awal (kW)

Δ beban = 93,823 - 14,871 (kW)

Δ beban = 78,952 kW

Untuk lebih jelasnya dapat melihat pada gambar di bawah ini.

Grafik Perbandingan Keseimbangan Beban Awal dengan Akhir


12

10

8
Daya (kW)

0
R S T R S T

SDP 1 UTARA SDP 1 SELATAN SDP 2 UTARA


SDP 2 SELATAN SDP 3 UTARA SDP 3 SELATAN

Gambar 7 Grafik Keseimbangan Beban Awal dengan Audit


37

Sedangkan untuk alokasi beban yang terpasang pada gedung syap timur IST
AKPRIND yogyakarta dapat di lihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 16 Alokasi beban

Alokasi beban (W)


Keterangan AC TL 36 W TL LED 18 W Proyektor 192 W STC 100 W Kipas 75 W Komputer (W) Motor (W) Total (kW)
Jumlah Titik beban 36 247 96 10 30 19
Beban per - Satuan 1090 36 18 192 100 75
Total beban 39240 8892 1728 1920 3000 1425 36980 594 93,779
Dalam persen 42,7037 9,6768928 1,88052977 2,089477522 3,264808628 1,5507841 40,24420769 0,646432108 100

Untuk lebih jelasnya dapat melihat grafik alokasi beban di bawah ini.

Alokasi Beban yang Terpasang


Motor (W)
1%

Komputer (W) AC
39% 42%

TL 36 W
9%

Kipas 75 W
2%
STC 100 W
3% Proyektor 192 W TL LED 18 W
2% 2%

Gambar 8 Grafik alokasi beban

Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa alokasi beban tertinggi terjadi pada AC
yaitu sebesar 42 % dan komputer sebesar 39 % .
38

4.8 Intensistas Komsumsi Energi

Tabel 17 Intensistas Komsumsi Energi


Profil Beban Harian Gedung Sayap Timur Kampus 3 IST AKPRIND

Daya (KW) Daya (KVA) Tegangan (V) Arus (A) Cos q Sin q %THD A % THD V Status
NO Hari/Tanggal/Tahun Jam
R S T Total R S T Total S T R S T R S T R S T R S T R S T R S T

1 09.00 1,28 1,67 2,16 5,1 1,66 2,28 2,26 6,2 405 404 404 2,36 3,26 0,99 0,77 0,75 0,82 0,55 0,66 0,57 21,30 53,30 56,30 2,70 2,70 2,70 Leading Leading Lagging

2 10.00 7,21 1,84 2,18 11,2 2,38 2,31 0,68 5,4 398 398 398 3,45 3,35 0,99 0,86 0,80 0,80 0,51 0,64 0,57 45,40 62,10 56,90 2,60 2,70 2,50 Lagging Leading Lagging

3 11.00 6,71 2,31 0,63 9,7 7,84 3,01 3,21 14,1 402 401 402 11,27 4,33 4,61 0,91 0,83 0,55 0,54 0,43 0,97 19,80 58,40 22,70 2,50 2,50 2,50 Lagging Leading Lagging

4 12.00 6,43 1,89 8,60 16,9 2,58 2,31 3,27 8,2 400 400 400 10,91 3,33 4,71 0,88 0,80 0,23 0,35 0,59 0,82 55,30 63,00 57,00 2,60 2,60 2,50 Lagging Leading Lagging

5 13.00 1,44 1,39 0,59 3,4 2,02 2,15 0,70 4,9 400 400 400 2,92 3,10 1,02 0,95 0,65 0,85 0,38 0,73 0,96 52,30 56,40 22,10 2,50 2,60 2,50 Lagging Leading Lagging

6 14.00 2,17 1,78 0,59 4,5 2,01 2,14 0,70 4,9 400 400 400 3,75 3,74 1,02 0,92 0,64 0,84 0,38 0,75 0,96 54,40 67,50 22,10 2,60 2,70 2,50 Lagging Leading Lagging

7 15.00 2,04 1,45 0,59 4,1 2,21 2,18 0,70 5,1 407 407 407 3,12 3,09 0,99 0,95 0,66 0,84 0,34 0,74 0,96 53,80 67,80 23,10 2,50 2,60 2,50 Lagging Leading Lagging

8 16.00 2,04 1,44 0,66 4,1 2,19 2,17 0,71 5,1 406 405 406 3,12 3,08 1,00 0,92 0,66 0,80 0,37 0,74 0,95 40,00 67,60 22,30 2,60 2,70 2,80 Lagging Leading Lagging

9 17.00 2,08 3,54 1,22 6,8 2,79 3,98 5,41 12,2 406 407 402 3,95 5,08 4,73 0,74 0,94 0,37 0,46 0,19 0,99 27,80 39,70 12,90 2,70 2,50 2,50 Lagging Leading Lagging

10 18.00 2,12 3,58 1,22 6,9 2,82 4,00 5,42 12,2 406 407 403 4,00 5,13 4,74 0,71 0,93 0,38 0,47 0,21 0,96 27,90 39,80 12,10 2,70 2,50 2,50 Lagging Leading Lagging

11 19.00 2,04 3,46 1,20 6,7 2,81 3,80 5,40 12,0 406 407 402 3,97 5,10 4,79 0,77 0,91 0,35 0,43 0,19 0,95 26,90 38,90 11,83 2,70 2,50 2,50 Lagging Leading Lagging

12 20.00 2,11 3,57 1,25 6,9 2,85 3,88 5,44 12,2 406 407 402 3,98 5,11 4,76 0,75 0,93 0,38 0,46 0,21 0,95 27,11 39,10 12,12 2,60 2,60 2,50 Lagging Leading Lagging
Kamis, 04 Juni 2020
13 21.00 2,21 3,47 1,26 6,9 2,78 3,94 5,42 12,1 406 407 402 3,99 5,12 4,78 0,76 0,94 0,36 0,48 0,20 0,98 26,12 39,40 13,14 2,50 2,60 2,50 Lagging Leading Lagging

14 22.00 2,15 3,55 1,27 7,0 2,98 3,98 5,55 12,5 405 407 402 3,98 5,13 4,78 0,72 0,94 0,34 0,45 0,22 0,94 26,88 38,88 12,14 2,60 2,70 2,50 Lagging Leading Lagging

15 23.00 2,14 3,68 1,28 7,1 2,88 3,96 5,64 12,5 406 407 402 4 5,14 4,79 0,76 0,88 0,31 0,49 0,23 0,88 23,66 39,44 12,45 2,50 2,60 2,50 Lagging Leading Lagging

16 00.00 2,19 3,64 1,29 7,1 2,79 3,86 5,57 12,2 406 407 402 3,94 5,15 4,80 0,76 0,84 0,40 0,43 0,24 0,94 27,18 38,69 13,12 2,60 2,70 2,80 Lagging Leading Lagging

17 01.00 2,22 3,59 1,30 7,1 2,96 3,98 5,49 12,4 406 407 402 3,95 5,16 4,81 0,76 0,94 0,39 0,44 0,26 0,93 28,10 39,21 12,84 2,70 2,50 2,50 Lagging Leading Lagging

18 02.00 2,17 3,55 1,31 7,0 2,95 3,93 5,97 12,9 406 407 402 3,98 5,18 4,78 0,78 0,98 0,34 0,47 0,22 0,92 26,88 39,16 12,64 2,70 2,50 2,50 Lagging Leading Lagging

19 03.00 2,18 3,49 1,32 7,0 2,89 3,88 5,64 12,4 406 407 402 3,11 5,22 4,83 0,72 0,87 0,38 0,42 0,24 0,94 26,44 39,78 11,88 2,70 2,50 2,50 Lagging Leading Lagging

20 04.00 2,21 3,45 1,33 7,0 2,90 4,00 5,64 12,5 406 407 402 3,11 5,21 4,80 0,73 0,88 0,37 0,46 0,19 0,95 26,72 38,99 12,20 2,70 2,50 2,50 Lagging Leading Lagging

21 05.00 2,20 3,66 1,34 7,2 2,90 3,89 5,53 12,3 406 407 402 3,11 5,26 4,85 0,76 0,94 0,36 0,48 0,24 0,97 27,31 38,89 12,23 2,70 2,50 2,50 Lagging Leading Lagging

22 06.00 2,17 3,68 1,35 7,2 2,94 4,00 5,64 12,6 406 407 402 3,11 5,21 4,87 0,71 0,93 0,37 0,45 0,26 0,88 27,11 39,20 13,21 2,70 2,50 2,50 Lagging Leading Lagging

23 07.00 1,28 1,67 2,16 5,1 1,66 2,28 2,26 6,2 405 404 404 2,36 3,26 0,99 0,77 0,75 0,82 0,55 0,66 0,57 21,30 53,30 56,30 2,70 2,70 2,70 Leading Leading Lagging

24 08.00 1,56 1,66 2,38 5,6 1,75 2,39 2,88 7,0 403 404 404 2,33 2,38 0,98 0,79 0,76 0,85 0,59 0,68 0,55 22,30 51,24 52,11 2,70 2,70 2,70 Leading Leading Lagging

Rata-rata 2,60 2,79 1,60 6,99 2,77 3,26 3,96 10,0 404,54 405,04 402,25 4,07 4,38 3,52 0,80 0,84 0,52 0,46 0,41 0,88 31,75 47,91 23,57 2,63 2,59 2,55 Leading Leading Lagging
39

Tabel 18 Keterangan Penggunaan beban harian

No Keterangan
1 Total Daya (kW) 6,99
2 Total daya (kVA) 10,00
3 Total kWh 167,84
4 Total kVArh 239,97
Beban Terpasang
5 93,283
(kW)
Kontrak Daya
6 160
(Kva)
Kebutuhan 1 hari (
7 0,075
kW)/%
Kebutuhan 1 hari (
8 0,062
kVA)/%

Dari tabel diatas terdapat perbedaan antara leading dan lagging ( faktor daya
) antar phase R-S-T hal itu di sebabkan karena adanya pembebanan yang tidak
seimbang pada phase R-S-T sehingga menyebabkan pembacaan alat ukur jadi
bermasalah dalam menentukan leading atau lagging, berdasarkan data dilapangan
yang banyak menggunkan beban induktif maka saya simpulkan bahwa status faktor
daya di gedung sayap timur kamus 3 IST AKPRIND Yogyakarta adalah 0,72
lagging
40

4.8.1 Grafik Daya Harian (kWh)

Profil Daya Harian (kW)


18,0
16,0
16,9
14,0
Daya Aktif (kW)

12,0
10,0 11,2
8,0 9,7
6,0
6,8 6,9 6,7 6,9 6,9 7,0 7,1 7,1 7,1 7,0 7,0 7,0 7,2 7,2
4,0
5,1 4,5 4,1 4,1 5,1 5,6
2,0 3,4
0,0
09.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00
19.00
20.00
21.00
22.00
23.00
00.00
01.00
02.00
03.00
04.00
05.00
06.00
07.00
08.00
Waktu

Gambar 9 Grafik Daya Harian (kWh)


4.8.2 Grafik Beban Harian ( kVa)

Profil Daya Harian ( kVA)


16,0 14,1
12,9
14,0 12,212,212,012,212,112,512,512,212,4 12,412,512,312,6
Daya Reaktif (Kva)

12,0
10,0 8,2
8,0 7,0
6,2 6,2
5,4 4,9 4,9 5,1 5,1
6,0
4,0
2,0
0,0
09.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00
19.00
20.00
21.00
22.00
23.00
00.00
01.00
02.00
03.00
04.00
05.00
06.00
07.00
08.00

Waktu

Gambar 10 Grafik Daya Harian ( kVa )


41

4.9 Analisa Intensitas Komsumsi Energi


Berdasarkan data denah bangunan yang dimiliki yayasan IST AKPRIND luas
gedung sayap timur kampus 3 sebesar 2538 m², sedangkan berdasarkan tabel 5
untuk pemakaian komsumsi energi per-hari sebesar kWH.

Analisa IKE menggunakan persamaan 1 hal. 9 sebagai berikut :


167.84 𝑘𝑊𝐻
IKE = = 0,661 kWh/m²/hari
(2538 𝑚2 )

IKE = 24 x 0,661 = 19.83 kWh/m²/bln


IKE gedung sayap timur IST AKPRIND Yogyakarta sebesar 19.83 kWh/m²/bln
masuk dalam kategori boros untuk gedung ber AC

4.10 Analisa Kapasitas Pengaman ( MCCB )


Penggunaan pengaman ( MCB/MCCB ) dalam instalasi listrik sangat di
perlukan , mengingat keselamatan dan keamanan mutlak di perlukan.

Pada tabel di bawah ini menunjukan data hasil perhitungan kapasitas pengamanan
yang terpasang dan arus nominal yang mengalir pada sistem kelistrikan di gedung
sayap timur kampus 3 IST AKPRIND Yogyakarta.
Tabel 19 Kapasitas pengaman (MCCB) yang terpasang
Tegangan Daya ( W ) ( kW) (kVA) Pengaman yang
Keterangan Cos Phi In (A)
(V) R S T TOTAL TOTAL terpasang (Mccb )
Lantai 1 utara 405 7,789 7,714 6,083 21,59 29,98 0,72 42,84 60
Lantai 1 selatan 405 10,548 3,408 2,58 16,54 22,97 0,72 32,82 30
Lantai 2 utara 405 7,042 3,836 8,862 19,74 27,42 0,72 39,17 50
Lantai 2 selatan 405 4,162 3,173 2,41 9,75 13,53 0,72 19,34 32
Lantai 2 utara 405 7,951 3,957 1,205 13,11 18,21 0,72 26,02 100
Lantai 2 selatan 405 5,27 4,325 3,508 13,10 18,20 0,72 26,00 125
MDP 405 42,762 26,413 24,648 93,82 130,31 0,72 186,19 250

Dari tabel diatas di ambil sampel pad MDP untuk di hitung arus nominal yang
mengalir dengan persamaan berikut :

𝑃 (𝑊)
In = ( Ampere )
√3 𝑥 𝑉 𝑥 𝐶𝑜𝑠 𝜑

93,829 𝑥 1000
In = = 186,19 Ampere
√3 𝑥 405,4 𝑥 0,72
42

Dari hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa arus nominal dari
beban SDP Lantai 1 selatan yang terpasang lebih besar dari kapasitas pengaman
yang terpasang (Mccb ) hal itu disebabkan karena faktor daya buruk sehingga arus
menjadi 2x lipat dari arus nominalnya, sesuai dengan PUIL 2000 ( Bab 7 pasal
7.5.1.1 ) “ Penghantar harus diproteksi dengan gawai proteksi (pengaman lembur
atau pemutus sirkit) yang harus dapat membuka sirkit dalam waktu cepat dan tepat
bila timbul bahaya bahwa suhu penghantar akan menjadi terlalu tinggi. Proteksi
harus dipilih yang mempunyai nilai arus pengenal lebih rendah atau sama dari KHA
penghantar”

4.11 Analisa Kapasitas Tranformator

Transformator 160 kVA ini digunakan untuk mensuplai 2 buah beban yaitu
beban pada gedung sayap timur dan sayap barat, kemudian masuk ke panel listrik
untuk mensuplai berbagai macam beban yang ada pada 2 buah gedung tersebut.

Beban yang terpasang pada gedung sayap timur sebesar 110,38 kVA sedangan
untuk menghitung kapasitas trafo dapat menggunakan persamaan 1 hal ( ) sebagai
berikut :

110,38 kVA
Fk = 𝑥 100 %
160 kVA

Fk = 69 %

Jadi faktor kapasitas trafo yang digunakan sebesar 69 % itu hanya gedung
sayap timur saja belum dengan sayap barat, faktor daya yang buruk dapat
menyebabkan pemakaian kapasitas trafo jadi berlebihan tidak sesuai dengan
standart yang ada.

4.12 Analisa Generatot-set


Transformator 100 kVA ini digunakan untuk mensuplai 2 buah beban yaitu
beban pada gedung sayap timur dan sayap barat, kemudian masuk ke panel listrik
untuk mensuplai berbagai macam beban yang ada pada 2 buah gedung tersebut.
43

Beban yang terpasang pada gedung sayap timur sebesar 110,38 kVA
sedangkan untuk menghitung kapasitas trafo dapat menggunakan persamaan 1 hal
( ) sebagai berikut :

110,38 kVA
Fk = 𝑥 100 %
100 kVA

Fk = 111 %

Jadi faktor kapasitas generator-set yang digunakan sebesar 111 % itu hanya
gedung sayap timur saja belum dengan sayap barat, faktor daya yang buruk dapat
menyebabkan pemakaian kapasitas generator-set jadi berlebihan tidak sesuai
dengan standart yang ada.

4.13 Analisa THD Tegangan


Tabel 20 Standart THD V

Pada hasil pengukuran pada tabel 17 di dapatkan hasil yang sudah di hitung menjadi
seperti gambar di bawah ini yaitu bahwa THD tegangan masih dalam baik karena
di bawah batas max Untuk THD teg 1 kV – 69 kV adalah 5%

Tabel 21 Hasil THD V


No Kualitas T egangan
1 Syarat IEEE std 519-
1992,
Max 5 % untuk >69
2 Standart kV
Max Min
THD
2 2,70% 2,50%
Rata
4 THD 2,59%
Kesimpulan THD V
sudah baik karena
berada < 5%
44

4.14 Analisa THD Arus


Tabel 22 Standart THD Arus

Pada hasil pengukuran pada tabel 17 di dapatkan hasil yang sudah di hitung menjadi
seperti gambar di bawah ini yaitu bahwa THD I sudah tidak memenhuni standart
karena di atas batas max Untuk THD I yaitu sebesar 20.0 sedangakn dalam
pengukuran harian sebesar 34.0%

4.15 Perbaikan Faktor Daya ( Cos φ )


Faktor daya (cos 𝜑) yang digunakan pada gedung sayap timur yaitu sebesar
0,72 lagging sedangkan faktor daya (cos 𝜑) yang dizinkan PLN sebsar 0,85
lagging dan faktor daya paling baik adalah mendekati 1 atau sebesar 0,95
45

Untuk mendapatkan gambaran secara jelas dari pengaruh turunnya faktor daya (c
os 𝜑) dapat dilihat dari perhitungan berikut :

Tabel 23 Hasil Kompensator dengan kapasitor bank

No Keterangan Kompensator
1 Total Daya (kW) 6,99 Kw
2 Total daya (kVA) 10,00 kVA

3 Beban Terpasang (kW) 93,283 kW


4 Kontrak Daya (Kva) 160 kVA
Kebutuhan 1 hari (
5 kW)/% 0,075 %
Kebutuhan 1 hari (
6 kVA)/% 0,062 %
7 Rata-rata cos Q (Pf1) 0,72
8 P1 (kW) 93,779 kW
9 S1 (kVA ) 130,349 kVA
10 Q1 (kVAr ) 90,534 kVAr
11 Pf2 0,95 kW
12 S2 (kVA ) 98,715 kVA
13 Q2 (kVAr ) 30,824 kVAr
14 Kompesator (kVAr) 59,710 kVAr

4.16 Tarif Tenaga Listrik


Tarif daya harian yang di hitung berdasarkan tabel 17 di dapatkan hasil sebagai
berikut :
Tabel 24 Tarif Harian

No Keterangan :
1 LWBP ( kWh) 140,35
2 WBP ( kWh) 27,49
3 Golongan Tarif B-2/TR
4 Lama nyala 24
5 Total kWh 167,84
6 Total kVArh 239,97
7 Biaya kWh Rp 246,268
8 Biaya kVArh Rp 352,103
9 Kelebihan kVArh Rp 105,835
46

5 BAB V

KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil audit energi listrik secara keseluruhan yang telah dilaksanakan,
dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :

1. Berdasarakan tabel 14 menjelaskan bahwa beban yang terpasang pada R-S-T


tidak seimbang, beban tertinggi pada phase R sebesar 6,442 kW sedangkan
untuk phase S sebesar 5,545 kW sedangkan untuk beban terendah terdapat pada
phase T sebesar 2,884 kW dengan total daya yang terpasang 14,4953 kW atau
17,4953 kVA.
2. IKE Gedung Sayap Timur Kampus 3 IST AKPRIND . IKE gedung sayap timur
IST AKPRIND Yogyakarta sebesar 19.83 kWh/m²/bln masuk dalam kategori
boros untuk gedung ber AC
3. Dari hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa arus nominal dari beban
SDP Lantai 1 selatan yang terpasang lebih besar dari kapasitas pengaman yang
terpasang (Mccb ) hal itu disebabkan karena faktor daya buruk sehingga arus
menjadi 2x lipat dari arus nominalnya, sesuai dengan PUIL 2000 ( Bab 7 pasal
7.5.1.1 ) “ Penghantar harus diproteksi dengan gawai proteksi (pengaman
lembur atau pemutus sirkit) yang harus dapat membuka sirkit dalam waktu
cepat dan tepat bila timbul bahaya bahwa suhu penghantar akan menjadi terlalu
tinggi. Proteksi harus dipilih yang mempunyai nilai arus pengenal lebih rendah
atau sama dari KHA penghantar”Perbaikan faktor daya untuk gedung sayap
timur kampus 3 IST AKPRIND Yogyakarta dari 0,41 menjadi 0,85 lagging,
hasil yang di peroleh kapasitar kapasitornya sebesar 150,492 kVar dengan
memasang kapasitor bank berkapasitas 9,054 µF untuk hubungan bintang
sedangkan 3,064 µF untuk hubungan delta.
4. Kapasitas trafo yang di gunakan untuk gedung sayap timur sebesar 68 %
5. Kapasitas genset yang di gunakan untuk gedung sayap timur sebesar 111 %
sudah melebihi batas standart beban pada genset.
47

6. Kualitas Tegangan THD masih dalam baik karena di bawah batas max Untuk
THD teg 1 kV – 69 kV adalah 5%
7. Kualitas Arus THD sudah tidak memenhuni standart karena di atas batas max
Untuk THD I yaitu sebesar 20.0 sedangakn dalam pengukuran harian sebesar
34.0%
8. Perbaikan Faktor daya dari cos 0,72 ke 0,95 membutuhkan kapoasitor bank
dengan kapasitas 59,720 kVAr
9. Tarif tenaga listrik akibat kelebihan kVAr sebesar Rp 105,835 perhari

5.2 Saran
Dari hasil audit energi listrik gedung sayap timur IST AKPRIND Yogyakarta
perlu adanya penyeimbangan beban yang terpasangan serta perlu pengadaan
kapasitor bank untuk memperbaiki faktor daya ( Cos φ ) pada gedung tersebut,
karena faktor daya yang buruk menyebabkan kenaikan arus yang tinggi dari arus
nominalnya serta mempengarungi kenaikan daya nyata tinggi dari daya nominalnya
sehingga dapat memepengaruhi kinerja sistem yang pada akhirnya menyebabkan
pembayaran tagihan listrik menjadi sangat mahal.
6 DAFTAR PUSTAKA

Akbar, J., Notosudjono, D., & Rodiah Machdi, A. (2017). STUDI EVALUASI
PERENCANAAN KEBUTUHAN DAYA PADA INSTALASI LISTRIK
DI GEDUNG HARCO GLODOK JAKARTA. Anonim, 1.

Akbar, J., Notosudjono, D., & Rodiah Machdi, A. (2017). STUDI EVALUASI
PERENCANAAN KEBUTUHAN DAYA PADA INSTALASI LISTRIK
DI GEDUNG HARCO GLODOK JAKARTA. (p. 1). Jakarta: Universitas
Pakuan Bogor.

Akhmad Jamaah. (2013). Pengaruh Distorsi Harmonik Terhadap Penurunan


Kapasitas Daya Trafo Distribusi 3 Fasa 400 kVA di Politeknik Negeri
Semarang. JTET ISSN : 2252-4908, 2, 1-10.

Basri, H. (1997). Sistem Distribusi Daya Listrik . Jakarta: ISTN.

Biantoro, A. W., & Permana, D. S. (2017). ANALISIS AUDIT ENERGI UNTUK


PENCAPAIAN EFISIENSI ENERGI DI GEDUNG AB, KABUPATEN
TANGERANG, BANTEN. Jurnal Teknik Mesin (JTM, 06, 24.

Budiman, T. W. (2019). Audit energi listrik dan analisis peluang komsumsi energi
listrik pada sistem pendingin dan pencahayaan di gedung D-3 Ekonomi
UII. Skripsi.

Da Costa Belo, T., Notosudjono, D., & Suhendi, D. (2016). ANALISA


KEBUTUHAN DAYA LISTRIK DI GEDUNG PERKULIAHAN 10
LANTAI UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR. Anonim, 1.

Indonesia, K. M. (2002). Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran


dan Industri,. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta:
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
M. Abdu H.Saifuddin, Idham A.Djufri, & M. Natsir Rahman. (2018). Analisa
Kebutuhan Daya Listrik Terpasang Pada Gedung Kantor Bupati
Kabupaten Halmahera Barat. Jurnal PROtek, 5(1), 1.

Nasional, B. K. (1983). Buku Pedoman Tentang Cara-Cara Melaksanakan


Konservasi Energi dan Pengawasannya. Jakarta.

Prihandita., S. R. (2012). Audit Energi Listrik Studi Kasus di Gedung Pusat UGM
Sayap Selatan dan Timur Yogyakarta. Skripsi.

PUIL 2000. (2000).

Rengganis, C. P. (2019, july). Audit Energi pada Perkantoran di Jakarta Selatan.


Skripsi, 6.

Roza, I. (2018). Analisis Penurunan Cos phi dengan menentukan Kapasitas


Kapasitior Bank Pada Pembangkit Tenaga Listrik Pabrik Kelapa Sawit
(PKS). Journal of Electrical and System Control Engineering, 1.

Roza, I. (2018). Analisis Penurunan Cos phi dengan menentukan Kapasitas


Kapasitior Bank Pada Pembangkit Tenaga Listrik Pabrik Kelapa Sawit
(PKS). Journal of Electrical and System Control Engineering, 1.

Trimunandar, C., Sawitri, D. R., & Suprijono, H. (2015). Audit Energy Untuk
efisiensi di Gedung B, Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Skripsi.

Wijiastuti, F. (2014). Audit Energi Listrik Studi Kasus di Gedung Perpustakaan


Pusat UGM.
7 LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai