Disusun oleh :
MUHAMMAD FARUQ
18.104.2017
Gelar Strata 1
Disusun oleh :
MUHAMMAD FARUQ
18.104.2017
i
LEMBAR PERSETUJUAN
ii
HALAMAN PERNYATAAN
1. Tugas Akhir ini tidak mengandung karya yang diajukan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga
tidak mengandung karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh
orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan
dalam daftar pustaka.
2. Informasi dan materi tesis yang terkait hak milik, hak intelektual dan paten
merupakan milik bersama antara tiga pihak yaitu penulis, dosen pembimbing
dan Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta. Dalam hal penggunaan
informasi dan materi tesis terkait paten maka akan diskusikan lebih lanjut untuk
mendapatkan persetujuan dari ketiga pihak tersebut di atas.
Muhammad Faruq
iii
INTISARI
Keseimbangan beban merupakan bagian sangat penting dalam suatu simtem listrik,
karena faktor tidak seimbangnya beban yang terpsang dapat mempengaruhi kinerja
suatu sistem di dari data perhitungan yang di dapat kesimbangan beban gedung IST
Akprind untuk beban yang terpasang pada R-S-T tidak seimbang, beban tertinggi
pada phase R sebesar 6,442 kW sedangkan untuk phase S sebesar 5,545 kW
sedangkan untuk beban terendah terdapat pada phase T sebesar 2,884 kW dengan
total daya yang terpasang 14,4953 kW atau 17,4953 kVA sedangakan untuk faktor
daya gedung sebesar 0,72 Lagging dari standart 0,95 PLN menurunnya faktor daya
(cos Ø) akan berakibat turunnya efisiensi transformator dalam menampung beban
kerja serta akan memperbesar kemungkinan terjadinya kerusakan pada sistem
tranformator atau sistem beban listrik, sehingga perlu adanya usaha untuk
memperbaiki faktor daya tersebut.
Kata kunci : Keseimbangan beban, Faktor daya , Perbaikan faktor daya.
Abstrack
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa, Tuhan
semesta alam yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan Perancangan dan Laporan Tugas Akhir ini sebagai syarat untuk
menyusun dengan sebaik mungkin supaya para pembaca dapat dengan mudah
untuk memahami.
Untuk kedua orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan
dukungan, kasih sayang, doa dan semua yang telah diberikan kepada penulis baik
bimbingan, kritik dan saran yang ramah dari semua pihak yang membantu selama
1. Tuhan Yang Maha Esa yaitu Allah SWT., yang selalu memberikan
melaksanakan skripsi.
2. Bapak Dr. Ir. Amir Hamzah, M.T., selaku Rektor Institut Sains & Teknologi
AKPRIND Yogyakarta.
3. Bapak Dr. Ir. Toto Rusianto, M.T., selaku Dekan Fakultas Teknologi
v
Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta.
4. Bapak Sigit Priyambodo, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro
6. Bapak Syafriyudin,, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing II, yang telah
7. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Segala bentuk penelitian, terlepas itu sukses atau tidak, hal itu akan tetap
menjadi ilmu yang bermanfaat. Serta dapat menjadi landasan awal untuk
Begitu halnya dengan laporan ini, semua landasan utama tentang ide yang
dibangun serta hasil yang dicapai, semoga dapat menjadi referensi bagi penelitian
selanjutnya.
Muhammad Faruq
vi
DAFTAR ISI
vii
4.1.3 Panel hubung bagi tengangan rendah ( PHBTR ) ........................... 26
4.2 Sumber Beban Gedung Sayap Timur ..................................................... 26
4.2.1 Penerangan ...................................................................................... 26
4.2.2 Air Conditioning ( AC ) .................................................................. 27
4.2.3 Motor listrik .................................................................................... 28
4.2.4 Proyektor ......................................................................................... 29
4.2.5 LAN ................................................................................................ 30
4.2.6 Stop Kontak..................................................................................... 30
4.3 Denah Gedung Sayap Timur Lantai 1 .................................................... 31
4.4 Denah Gedung Sayap Timur Lantai 2 .................................................... 32
4.5 Denah Gedung Sayap Timur Lantai 3 .................................................... 33
4.6 Single Line Gedung Sayap Timur .......................................................... 34
4.7 Keseimbangan Beban ............................................................................. 35
4.8 Intensistas Komsumsi Energi ................................................................. 38
4.8.1 Grafik Daya Harian (kWh).............................................................. 40
4.8.2 Grafik Beban Harian ( kVa) ............................................................ 40
4.9 Analisa Intensitas Komsumsi Energi ..................................................... 41
4.10 Analisa Kapasitas Pengaman ( MCCB ) ................................................ 41
4.11 Analisa Kapasitas Tranformator ............................................................. 42
4.12 Analisa Generatot-set ............................................................................. 42
4.13 Analisa THD Tegangan .......................................................................... 43
4.14 Analisa THD Arus .................................................................................. 44
4.15 Perbaikan Faktor Daya ( Cos φ ) ............................................................ 44
4.16 Tarif Tenaga Listrik ................................................................................ 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 46
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 46
5.2 Saran ....................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
x
1 BAB I
PENDAHULUAN
Program Audit energi yang dilakukan di Gedung merupakan bentuk awal dari
manajemen energi yang dapat membantu tercapainya penurunan biaya energi di
Gedung secara keseluruhan. Kesuksesannya dapat menjadi motivasi baik bagi
Gedung Universitas lain maupun gedung swasta dalam satu wilayah pemerintahan,
ataupun sebagai pendorong munculnya inisiatif serupa di wilayah yang lain. Oleh
karena itu, penting untuk dapat menyusun perencanaan program penghematan
energi yang terorganisir dan sistematik
1
2
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Batasan Masalah,
Manfaat , Tujuan penelitian serta Sistematikan Penelitian.
Bab ini berisi Tinjauan Pustaka, Landasan teori Konservasi Energi, Sistem
Pencahayaan dan tata udara.
Bab ini berisi data dari dari pengambilan data di lapangan dan kemudian di analisa
untuk mencapai solusi penghematan energy
Bab ini berisi dari rangkuman hasil penelitian dari bab sebelumnya serta saran-
saran kedepan terkai dengan hasil penelitian yang telah di peroleh baik untuk
objek penelitian maupun objecknya.
2 BAB II
(Budiman, 2019) melakukan audit energi pada gedung D-3 ekonomi UII
berupa audit awal yang berfokus pada pencahayaan dan pendingin ruangan Audit
dimulai dengan pengumpulan dan pengolahan data, selanjutnya melakukan
analisis dan perhitungan nilai IKE gedung, yang dilanjutkan dengan memberikan
rekomendasi peluang penghematan energi. Peluang Pengehematan yang
dilakukan di Gedung D3 Ekonomi UII ada dua yaitu low cost dan high cost. Pada
penghematan penghematan lowcost sebesar Rp 5.377.461, penghematan high cost
sebesar Rp 6.946.883. jika penghematan dilakukan oleh pihak gedung maka akan
5
6
faktor daya dari 0,8 lagging menjadi 0,99 dapat dipasang kapasitor berkapasitas
429,44 KVAr.
(Akbar, Notosudjono, & Rodiah Machdi, STUDI EVALUASI
PERENCANAAN KEBUTUHAN DAYA PADA INSTALASI LISTRIK DI
GEDUNG HARCO GLODOK JAKARTA, 2017)Study Evaluasi Perencanaan
Kebutuhan Daya Pada Instalasi Listrik di Gedung Harco Glodok Jakarta dimana
Gedung tersebut salah satu bangunan komersial yang bergerak bidang jasa
perbelanjaan di Jakarta yang terdiri dari 17 lantai , Beban-beban listrik yang
terpasang antara lain beban penerangan (lampu-lampu) serta beban tenaga (stop
kontak) dan beban tenaga motor-motor listrik (AC, lift, eskalator dan lain-lain),
yang tentunya membutuhkan suplai daya listrik yang cukup besar. Dari hasil analisa
Daya listrik yang terpasang di Gedung Harco Glodok Jakarta sebesar 5.981,954
kW. Daya yang disuplai sebesar 6.660 kVA dari PLN dan kapasitas total daya
pada transformator sebesar 8.750 kVA dan generator-set berkapasitas sebesar
8.000 kVA jadi kondisi tersebut masih cukup untuk mensuplai daya listrik
sedangkan Drop Voltage yang tertinggi pada beban Lift Penumpang sebesar
2,00 V, presentase turun tegangannya 0,53 % dan rugi-rugi daya penghantar sebesar
228,45 W, presentase rugi dayanya 0,34 %. Jadi drop voltage pada gedung Harco
Glodok Jakarta masih di bawah 2%, sehingga memenuhi standar yang ditetapkan
oleh PT.PLN sebesar 2%. dan pengaman MCB/MCCB panel pembagi lantai 1
dayanya 5.280 watt, nilai MCB terpasang sebesar 8,91 A dan untuk perbaikan
faktor daya dari 0,9 lagging menjadi 0,99 berhasil di perbaiki menjadi sebesar
2.043,246 KVAr.
(M. Abdu H.Saifuddin, Idham A.Djufri, & M. Natsir Rahman, 2018)
melakukan Analisa Kebutuhan Daya Listrik Terpasang pada Gedung Kantor Bupati
Kabupaten Halmahera Barat, setelah di analisa menyatakan bahwa penggunaan
daya listrik semakin lama semakin bertambah sesuai dengan kebutuhan beban yang
ada khususnya Gedung Bupati Kabupaten Halmahera Barat, Untuk memperoleh
daya listrik terpasang yang efisien perlu dilakukan observasi dan perhitungan
daya sesuai dengan peraturan kelistrikan PUIL 2000 tentang konsumen komersil
atau perkantoran rata-rata memiliki standar faktor kebutuhan sebesar 70% - 90 %
8
untuk mendapatkan penggunaan daya listrik yang lebih efisien. hasilnya Daya
terpasang pada Gedung Kantor bupati sebesar 105 kVA dengan penggunaan daya
beban maksimum sebesar 84 kVA adalah sangat efesien jika menggunakan standar
faktor kebutuhan sebesar 0.8. Sedangkan jika menggunakan data pengukuran di
lapangan diperoleh standar faktor kebutuhan adalah 1,88 dengan penggunaan
daya beban maksimum sebesar 197,4 kVA .
(Roza, Analisis Penurunan Cos phi dengan menentukan Kapasitas Kapasitior
Bank Pada Pembangkit Tenaga Listrik Pabrik Kelapa Sawit (PKS), 2018) Analisis
Penurunan Cos phi dengan menentukan Kapasitas Kapasitior Bank Pada
Pembangkit Tenaga Listrik Pabrik Kelapa Sawit menyimpulkan bahwa Penurunan
faktor daya (Cos φ) mengakibatkan efisiensi pembangkit dalam menampung beban
kerja dan memperbesar kemungkinan terjadinya kerusakan pada sistem pembangkit
atau sistem beban listrik. Hal ini menyebabkan kerugian daya yang berimbas pada
arus listrik (I) yang mengalir melalui kabel hantaran mengalamai kenaikan
sebesar 456 A menjadi 561 A sehingga ukuran kabel yang dibutuhkan juga
bertambah besar sehingga dapat menyebabkan bertamabahnya biaya investasi
pemasangan jaringan kabel. Berdasarkan perhitungan kerugian akibat daya yang
hilang mencapai 23% dan kenaikan kVAR 35,71 % sehingga hasil perhitungan
kapasitas kapasitor dihubungkan bintang delta adalah 15,897 µF dan 5,292 µF
.Dengan adanya hasil data perbandingan factor daya normal dan turun.
(Akhmad Jamaah, 2013) Melakukan Penetian pengaruh THD pada
penurunan trafo daya pada POLINES andungan harmonik yang tinggi pada jaringan
sistem tenaga listrik akan menyebabkan trafo distribusi mengalami panas berlebih
dan apabila tidak segera ditangani akan menyebabkan life time trafo menjadi
pendek
Metoda analisa yang dipergunakan adalah metoda komperasi antara hasil
pengukuran dengan standar IEEE 519-1992. Dengan mengkomparasi hasil
pengukuran dengan standar IEEE 519-1992 maka dapat ditentukan apakah perlu
derating atau tidak. Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa kandungan harmonik
trafo untuk total kandungan harmonik tegangan (THDV) semua di bawah standar
9
(< 5%) dan total kandungan harmonik arus (TDD) maupun IHD kedua trafo juga di
bawah standar.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑜𝑚𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖(𝐾𝑊𝐻)
IKE = ................................................................................ (1)
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛(𝑚2 )
Setiap bangunan mempunyai standar IKE sesuai dengan fungsi bangunan tersebut.
Berikut merupakan nilai IKE standar suatu bangunan menurut Pedoman Konservasi
Energi dan Pengawasannya di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional :
Intensitas Konsumsi Energi (IKE) listrik adalah pembagian antara konsumsi energi
listrik pada kurun waktu tertentu dengan satuan luas bangunan gedung. Sektor
-sektor yang dapat dihitung antara lain :
11
a. Rincian luas bangunan gedung dan luas total bangunan gedung (m²).
b. Konsumsi energi bangunan gedung per tahun (kWh/tahun)
c. Intensitas Konsumsi Energi (IKE) bangunan gedung per tahun (kWh/m²/tahun).
d. Biaya energi bangunan gedung (Rp/kWh).
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh ASEAN-USAID pada tahun 1987
yang laporannya baru dikeluarkan pada 1992 target IKE di Indonesia sebagai
berikut :
Priliminary
Audit
Efesiensi
No
Yes
Rekomendasi awal
Monitoring
Rekomendasi Mediumcost
Highcost
Fisilibility
Study
Implementasi
1. Audit singkat
Audit energi singkat adalah proses awal kegiatan audit energi yang meliputi
pengumpulan data historis konumsi energi, luas bangunan, daya terpasang,
beban penghunian bangunan dan observasi visual. Perbedaan audit energi
singkat dengan audit energi awal yaitu, pada audit energi singkat tidak
memerlukan pengukuran pada peralatan listrik. Hasil dari kegiatan audit energi
singkat berupa potret penggunaan energi bangunan gedung dan rekomendasi
peluang penghematan energi.
2. Audit awal ( Preliminary Audit ) dilakukan untuk melihat gambaran pla
penggunaan energi, melakukan identifikasi potensi penghematan energi serta
menyusun rekomendasi awal yang sifatnya segera dapat dilakukan. Output awal
audit awal yaitu menentukan lokasi dan kebutuhan untuk melakukan audit
energi
13
Sumber energi seperti tegangan listrik akan menghasilkan daya listrik sedangkan
beban yang terhubung dengannya akan menyerap daya listrik tersebut, tenaga
listrik sangat penting dalam proses produksi, maka sumber tenaga listrik ini harus
dijaga dari adanya berbagai macam gangguan tenaga listrik yang digunakan berasal
dari sumbernya :(M. Abdu H.Saifuddin, Idham A.Djufri, & M. Natsir Rahman,
2018)
1. Suplai dari jaringan PLN
2. Suplai dari Generator Set
Namun, semua perlengkapan listrik harus dipilih berdasarkan karakteristik
bebanya, harus sesuai dengan tugas yang dibebankan kepada perlengkapan tersebut,
dengan memperhitungkan factor beban dan kondisi pelayanan normal. (Badan
Standarisasi Nasional SNI, 2000:27)
2.2.1.3 Sistem Instalasi Listrik
System intalasi tenaga listrik adalah proses penyaluran daya listrik yang di
bangkitkan dari sumber tenaga listrik ke beban yang telah disesuaikan dengan
ketentuan yang telah di tetapkan dalam peraturan standar listrik yang berlaku
sebagai berikut :(Van P & E, 1999;1)
1. PUIL 2000 untuk bidan listrik
2. International Electrotechnical Commision (IEC) untuk bidang listrik
3. International Organization For Standardization ( ISO ) untuk bidang lainya
System instalasi listrik pada dasarnya di bagi menjadi 2 bagian yaitu
1. Instalasi Penerangan
Adalah suatu instalasi listrik yang bebannya merupakan komponen penerangan
2. Instalasi Tenaga
Adalah pemasangan komponen – komponen peralatan listrik untuk melayani
perubahan energy listrik menjadi tenaga mekanis atau kimia
16
2.2.1.7 Transformator AC
Transformator adalah suatu peralatan listrik bolak-balik (AC) yang digunakan
menaikan ( Step Up ) dan menurunkan ( Step Down) tegangan atau arus dari satu
nilai ke nilai yang lain yang diinginkan sedangkan transmisi daya listriknya di
salurkan dengan tengangan tinggi karena dapat menekan rug-rugi tegangan ( Drop
Voltage ), dan penampang konduktor yang digunakan lebih kecil sehingga biaya
murah. (Akbar, Notosudjono, & Rodiah Machdi, STUDI EVALUASI
PERENCANAAN KEBUTUHAN DAYA PADA INSTALASI LISTRIK DI
GEDUNG HARCO GLODOK JAKARTA, 2017)
2.2.1.8 Automatic Main Failure (AMF) dan Auto Tranfers Swicth ( ATS )
AMF adalah sebuah komponen yang berfungsi untuk menurunkan waktu jatuh dan
meningkatkan keandalan sistem tenaga listrik, AMF dapat mengendalikan CB atau
komponen sejenisnya dari tenaga utama ( PLN ) ke cadangan ( Genset ) ataupun
sebaliknya sedangkan ATS adalah komponen penunjang AMF yang bekerja bekerja
secara sinergis
Genset pada saat dimasukan beban penuh Drop Voltage sebaiknya tidak melebihi
25% dan dalam waktu 0,5 detik tegangan sudah pulih kembali dalam batas 5% dari
tegangan normal (Badan Standarisasi Nasional SNI, 2000;388)
Sistem pengaman genset harus bekerja dengan cepat dan tepat untuk mengisolir
gangguan agar tidak terjaadi gangguan yang permanen.
a. Kapasitas generator dan penggerak utama
Keluaran generator (Kw,Kva) harus cukup untuk memikul beban dasar dan beban
asut dari motor lain tanpa menimbulkan fluktuasi yang berlebihan pada tegangan
suplainya. (Badan Standarisasi Nasional SNI, 2000;387)
b. Kapasitas beban
Kelengkapan penggerak utama yang menggunakan tenaga listrik dan perlengkapan
pengasut yang memerlukan pengisian
Lift keadaan darurat dengan anggapan pada suatu kumpulan lift hanya satu lift yang
bekerja.
Daya yang digunakan untuk menurunkan lift.
Blower
Pompa air darurat untuk memadamkan kebakaran.
Pemanfaatan listrik yang digunakan pada saat terjadnya kebakaran.
18
Keterangan :
R = Tahanan (Ω)
𝜌 = Tahanan jenis (Ω mm2/m) 0,0175(Ω mm 2/m)
ℓ = Panjang Penampang (m)
A = Luas Penghantar Penampang (mm²)
Rugi-rudi daya
ΔP = 𝐼 2 x R (W) (6)
Rugi tegangan biasanya di nyatakan dalam satuan persen (%) dan dapat di cari
dengan rumus sevagai berikut:
Δ𝑉
ΔV (%) = 𝑥 100% (7)
𝑉
Kebutuhan Beban
Kebutuhan beban adalah tingkat konsumsi energy pada suatu tempat dimana pada
setiap tempat memiliki tingkat komsumsi beban yang berbeda. (Pabla & Abdul
Hadi, 1986;7)
2.2.1.11 Daya
Daya listrik umumnya yang dibangkitkan oleh pusat tenaga listrik dibagi menjadi
3 (tiga) bagian, yaitu :
19
S = V. I ( VA )
Q = V. I . Sin φ ( VAR )
φ
P = V. I . Cos φ ( Watt )
a. Daya aktif
b. Daya Nyata
c. Daya Reaktif
2.2.1.12 Peluang dan Potensi Penghematan Energi pada Sistem Kelistrikan
Energi listrik merupakan energi yang sangat dibutuhkan pada peralatan listrik
yang ada di industri. Apabila peralatan yang menggunakan energi mempunyai
efisiensi tinggi, maka energi listrik yang digunakan akan menjadi hemat.
Beberapa peralatan yang menggunakan energi listrik seperti motor, pompa,
fan, dan lampu. Berikut ini beberapa potensi penghematan yang dapat
dilakukan pada sistem kelistrikan, motor listrik, dan pencahayaan
Sebelum memakai kapasitor bank besarnya faktor daya adalah S1, cos θ1,
sedangkan P1 = P2, sehingga besarnya daya reaktif yang disediakan oleh
pembangkit tenaga listrik adalah seperti persamaan di bawah ini sebagai berikut
(Hasan Basri, 1997)
𝑄1 = 𝑃1 𝑥 tan 𝜃1 ..(kVAr) (18)
Sedangkan setelah memakai kapasitor bank, besarnya daya reaktif dapat di suply
oleh pembangkit tenaga listrik adalah seperti persamaan di bawah ini sebagai
berikut (Basri, 1997)
𝑄2 = 𝑃2 𝑥 tan 𝜃2 ..(kVAr) (19)
Dari perhitungan di atas diketahui besar kapasitor yang dibutuhkan untuk
memperbaiki faktor daya dengan persamaan :
Qc = P x ( 𝑡𝑎𝑛 𝜑1 - 𝑡𝑎𝑛 𝜑2 ) (20)
2.2.1.15 Kapasitor Bank
Kapasitor merupakan peralatan yang amat sederhana yang terdiri dua pelat
metal yang dipisahkan satu sama lain dengan bahan isolasi. Fungsi utana dari
pemakaian kapasitor adalah mengatur tegangan aliran daya reaktif pada titik
dimana kapasitor tersebut terpasang. (Roza, Analisis Penurunan Cos phi dengan
21
2. Hubungan delta
Untuk kapasitor hubungan delta dapat di hitung dengan persamaan di bawah ini :
𝑉𝐿−𝐿
𝑉𝐶 = (23)
√3
METODELOGI PENELITIAN
3.3 Flowtchart
23
24
3.4 Alat
Clamp on Power Hitester alat yang digunakan untuk mengetahui kualitas
Tegangan, Daya, Arus, Cos φ serta banyak fitur yang lain yang berhubungan
tenaga listrik.
3.5 Bahan
Single Line Digram, Name Plate beban yang terpasang, Karakteristik beban ,
Data Genset, dan Transformator.
4 BAB VI
Sumber daya listrik dari PLN sebagai sumber daya listrik utama untuk kampus 3
sayap timur dengan kapasitas daya 160 kVA dengan kode 2019-160-H.
Sumber daya listrik dari genset yang berfungsi sebagai backup kampus 3 sayap
timur ketika terjadi pemadaman listrik dengan spesifikasi name plate pada tabel
dibawah ini :
25
26
2. Luar ruangan
1. Unit Luar
2. Unit Dalam
1. Water pump
2. Ceiling Fan
4.2.4 Proyektor
Lanjutan
Eco mode off 232/237 W
Eco mode 192/198 W
Stanby 0,23/0,33 W
Produksi DLP Texas Instrumenst
Negara USA
4.2.5 LAN
9m 8m 9m 8m 9m
LANTAI 1 GEDUNG
SAYAP TIMUR IST KETERANGAN BANGUNAN LANTAI 1
3m AKPRIND
No Bangunan Panjang lebar Luas (m² ) Tinggi (m²)
1 Lab. Statistika 9 9 81
2 Lab. Kom 9 9 81
KETERANGAN BANGUNAN 3 BP2K / LPK2 9 9 81
K.M 1 K.M 2 No Simbol Keterangan 4 LPPM 9 9 81
9m 1 TL - LED 36 W
5
6
Lab. PSKE
Lab. Basis Data
9
9
9
9
81
81
7 BAA. B Sampah, YYS 21 9 189 3,78
2 TL - LED 18 W 8 Selasar 48 2 96
BP2K / LPK2 9 R Tangga 1 4,5 3 13,5
Lab. Statiska Lab. PSKE 3 STC Ber-arde 10 R Tangga 2 4,5 3 13,5
11 KM 1 8 3 24
12 KM 2 8 3 24
4 AC
13 Total Luas 846
Taman
Taman
3m
9m
Bank. Sampah
9m
Lab. Basis YYS
TG.1
LPPM
TG.2
2m
48 m 21 m
32
9m 8m 9m 8m 9m
LANTAI 2 GEDUNG
SAYAP TIMUR IST KETERANGAN BANGUNAN LANTAI 2
3m AKPRIND
No Bangunan Panjang lebar Luas (m² ) Tinggi (m²)
1 Lab. Siskom 9 9 81
2 Lab. Kom & Internet 9 9 81
La b. Psiko
KETERANGAN BANGUNAN 3 PLTF 10 9 90
K.M 1 K.M 2 No Simbol Keterangan
4 Jrs. T Statiska & Ling 8 9 72
9m 1 TL - LED 36 W
5
6
Lab. Psiko
R. Gambar
8
10
9
9
72
90
7 R. Fakultas 21 9 189 4
2 TL - LED 18 W 8 Selasar 48 2 96
Lab. Kom PLTF 9 R Tangga 1 4,5 3 13,5
3 STC Ber-arde 10 R Tangga 2 4,5 3 13,5
Internet 11 KM 1 8 3 24
12 KM 2 8 3 24
4 AC
13 Total Luas 846
Taman
Taman
3m
9m
Jrs. R. Fakultas
Statistika 9m
Jrs. T.
TG.1
TG.2
R. Gambar
Siskom 4.5 m Ling
2m
48 m 21 m
33
9m 8m 9m 8m 9m
LANTAI 3 GEDUNG
SAYAP TIMUR IST KETERANGAN BANGUNAN LANTAI 3
3m AKPRIND
No Bangunan Panjang lebar Luas (m² ) Tinggi (m²)
1 Lab. Bahasa 1 9 9 81
2 Lab. Bahasa 2 9 9 81
Server Robotik KETERANGAN BANGUNAN 3 Lab. Multimedia & Rbt 10 9 90
K.M 1 K.M 2 No Simbol Keterangan
4 Lab. Sippo 8 9 72
9m 1 TL - LED 36 W
5
6
R. Gambar
R. Mushola
8
10
9
9
72
90
Mushola 3
7 R. Prog Dasar 21 9 189
2 TL - LED 18 W 8 Selasar 48 2 96
Lab. Bahasa 9 R Tangga 1 4,5 3 13,5
10 R Tangga 2 4,5 3 13,5
Multimedia
2 3 STC Ber-arde
11 KM 1 8 3 24
La b
12 KM 2 8 3 24
4 AC
13 Total Luas 846
Taman
Taman
3m
9m
La b Sipp o
TG.2
R. Kuliah
Lab. Bahasa 1 4.5 m
2m
48 m 21 m
34
Δ beban = 78,952 kW
10
8
Daya (kW)
0
R S T R S T
Sedangkan untuk alokasi beban yang terpasang pada gedung syap timur IST
AKPRIND yogyakarta dapat di lihat pada tabel di bawah ini.
Untuk lebih jelasnya dapat melihat grafik alokasi beban di bawah ini.
Komputer (W) AC
39% 42%
TL 36 W
9%
Kipas 75 W
2%
STC 100 W
3% Proyektor 192 W TL LED 18 W
2% 2%
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa alokasi beban tertinggi terjadi pada AC
yaitu sebesar 42 % dan komputer sebesar 39 % .
38
Daya (KW) Daya (KVA) Tegangan (V) Arus (A) Cos q Sin q %THD A % THD V Status
NO Hari/Tanggal/Tahun Jam
R S T Total R S T Total S T R S T R S T R S T R S T R S T R S T
1 09.00 1,28 1,67 2,16 5,1 1,66 2,28 2,26 6,2 405 404 404 2,36 3,26 0,99 0,77 0,75 0,82 0,55 0,66 0,57 21,30 53,30 56,30 2,70 2,70 2,70 Leading Leading Lagging
2 10.00 7,21 1,84 2,18 11,2 2,38 2,31 0,68 5,4 398 398 398 3,45 3,35 0,99 0,86 0,80 0,80 0,51 0,64 0,57 45,40 62,10 56,90 2,60 2,70 2,50 Lagging Leading Lagging
3 11.00 6,71 2,31 0,63 9,7 7,84 3,01 3,21 14,1 402 401 402 11,27 4,33 4,61 0,91 0,83 0,55 0,54 0,43 0,97 19,80 58,40 22,70 2,50 2,50 2,50 Lagging Leading Lagging
4 12.00 6,43 1,89 8,60 16,9 2,58 2,31 3,27 8,2 400 400 400 10,91 3,33 4,71 0,88 0,80 0,23 0,35 0,59 0,82 55,30 63,00 57,00 2,60 2,60 2,50 Lagging Leading Lagging
5 13.00 1,44 1,39 0,59 3,4 2,02 2,15 0,70 4,9 400 400 400 2,92 3,10 1,02 0,95 0,65 0,85 0,38 0,73 0,96 52,30 56,40 22,10 2,50 2,60 2,50 Lagging Leading Lagging
6 14.00 2,17 1,78 0,59 4,5 2,01 2,14 0,70 4,9 400 400 400 3,75 3,74 1,02 0,92 0,64 0,84 0,38 0,75 0,96 54,40 67,50 22,10 2,60 2,70 2,50 Lagging Leading Lagging
7 15.00 2,04 1,45 0,59 4,1 2,21 2,18 0,70 5,1 407 407 407 3,12 3,09 0,99 0,95 0,66 0,84 0,34 0,74 0,96 53,80 67,80 23,10 2,50 2,60 2,50 Lagging Leading Lagging
8 16.00 2,04 1,44 0,66 4,1 2,19 2,17 0,71 5,1 406 405 406 3,12 3,08 1,00 0,92 0,66 0,80 0,37 0,74 0,95 40,00 67,60 22,30 2,60 2,70 2,80 Lagging Leading Lagging
9 17.00 2,08 3,54 1,22 6,8 2,79 3,98 5,41 12,2 406 407 402 3,95 5,08 4,73 0,74 0,94 0,37 0,46 0,19 0,99 27,80 39,70 12,90 2,70 2,50 2,50 Lagging Leading Lagging
10 18.00 2,12 3,58 1,22 6,9 2,82 4,00 5,42 12,2 406 407 403 4,00 5,13 4,74 0,71 0,93 0,38 0,47 0,21 0,96 27,90 39,80 12,10 2,70 2,50 2,50 Lagging Leading Lagging
11 19.00 2,04 3,46 1,20 6,7 2,81 3,80 5,40 12,0 406 407 402 3,97 5,10 4,79 0,77 0,91 0,35 0,43 0,19 0,95 26,90 38,90 11,83 2,70 2,50 2,50 Lagging Leading Lagging
12 20.00 2,11 3,57 1,25 6,9 2,85 3,88 5,44 12,2 406 407 402 3,98 5,11 4,76 0,75 0,93 0,38 0,46 0,21 0,95 27,11 39,10 12,12 2,60 2,60 2,50 Lagging Leading Lagging
Kamis, 04 Juni 2020
13 21.00 2,21 3,47 1,26 6,9 2,78 3,94 5,42 12,1 406 407 402 3,99 5,12 4,78 0,76 0,94 0,36 0,48 0,20 0,98 26,12 39,40 13,14 2,50 2,60 2,50 Lagging Leading Lagging
14 22.00 2,15 3,55 1,27 7,0 2,98 3,98 5,55 12,5 405 407 402 3,98 5,13 4,78 0,72 0,94 0,34 0,45 0,22 0,94 26,88 38,88 12,14 2,60 2,70 2,50 Lagging Leading Lagging
15 23.00 2,14 3,68 1,28 7,1 2,88 3,96 5,64 12,5 406 407 402 4 5,14 4,79 0,76 0,88 0,31 0,49 0,23 0,88 23,66 39,44 12,45 2,50 2,60 2,50 Lagging Leading Lagging
16 00.00 2,19 3,64 1,29 7,1 2,79 3,86 5,57 12,2 406 407 402 3,94 5,15 4,80 0,76 0,84 0,40 0,43 0,24 0,94 27,18 38,69 13,12 2,60 2,70 2,80 Lagging Leading Lagging
17 01.00 2,22 3,59 1,30 7,1 2,96 3,98 5,49 12,4 406 407 402 3,95 5,16 4,81 0,76 0,94 0,39 0,44 0,26 0,93 28,10 39,21 12,84 2,70 2,50 2,50 Lagging Leading Lagging
18 02.00 2,17 3,55 1,31 7,0 2,95 3,93 5,97 12,9 406 407 402 3,98 5,18 4,78 0,78 0,98 0,34 0,47 0,22 0,92 26,88 39,16 12,64 2,70 2,50 2,50 Lagging Leading Lagging
19 03.00 2,18 3,49 1,32 7,0 2,89 3,88 5,64 12,4 406 407 402 3,11 5,22 4,83 0,72 0,87 0,38 0,42 0,24 0,94 26,44 39,78 11,88 2,70 2,50 2,50 Lagging Leading Lagging
20 04.00 2,21 3,45 1,33 7,0 2,90 4,00 5,64 12,5 406 407 402 3,11 5,21 4,80 0,73 0,88 0,37 0,46 0,19 0,95 26,72 38,99 12,20 2,70 2,50 2,50 Lagging Leading Lagging
21 05.00 2,20 3,66 1,34 7,2 2,90 3,89 5,53 12,3 406 407 402 3,11 5,26 4,85 0,76 0,94 0,36 0,48 0,24 0,97 27,31 38,89 12,23 2,70 2,50 2,50 Lagging Leading Lagging
22 06.00 2,17 3,68 1,35 7,2 2,94 4,00 5,64 12,6 406 407 402 3,11 5,21 4,87 0,71 0,93 0,37 0,45 0,26 0,88 27,11 39,20 13,21 2,70 2,50 2,50 Lagging Leading Lagging
23 07.00 1,28 1,67 2,16 5,1 1,66 2,28 2,26 6,2 405 404 404 2,36 3,26 0,99 0,77 0,75 0,82 0,55 0,66 0,57 21,30 53,30 56,30 2,70 2,70 2,70 Leading Leading Lagging
24 08.00 1,56 1,66 2,38 5,6 1,75 2,39 2,88 7,0 403 404 404 2,33 2,38 0,98 0,79 0,76 0,85 0,59 0,68 0,55 22,30 51,24 52,11 2,70 2,70 2,70 Leading Leading Lagging
Rata-rata 2,60 2,79 1,60 6,99 2,77 3,26 3,96 10,0 404,54 405,04 402,25 4,07 4,38 3,52 0,80 0,84 0,52 0,46 0,41 0,88 31,75 47,91 23,57 2,63 2,59 2,55 Leading Leading Lagging
39
No Keterangan
1 Total Daya (kW) 6,99
2 Total daya (kVA) 10,00
3 Total kWh 167,84
4 Total kVArh 239,97
Beban Terpasang
5 93,283
(kW)
Kontrak Daya
6 160
(Kva)
Kebutuhan 1 hari (
7 0,075
kW)/%
Kebutuhan 1 hari (
8 0,062
kVA)/%
Dari tabel diatas terdapat perbedaan antara leading dan lagging ( faktor daya
) antar phase R-S-T hal itu di sebabkan karena adanya pembebanan yang tidak
seimbang pada phase R-S-T sehingga menyebabkan pembacaan alat ukur jadi
bermasalah dalam menentukan leading atau lagging, berdasarkan data dilapangan
yang banyak menggunkan beban induktif maka saya simpulkan bahwa status faktor
daya di gedung sayap timur kamus 3 IST AKPRIND Yogyakarta adalah 0,72
lagging
40
12,0
10,0 11,2
8,0 9,7
6,0
6,8 6,9 6,7 6,9 6,9 7,0 7,1 7,1 7,1 7,0 7,0 7,0 7,2 7,2
4,0
5,1 4,5 4,1 4,1 5,1 5,6
2,0 3,4
0,0
09.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00
19.00
20.00
21.00
22.00
23.00
00.00
01.00
02.00
03.00
04.00
05.00
06.00
07.00
08.00
Waktu
12,0
10,0 8,2
8,0 7,0
6,2 6,2
5,4 4,9 4,9 5,1 5,1
6,0
4,0
2,0
0,0
09.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00
19.00
20.00
21.00
22.00
23.00
00.00
01.00
02.00
03.00
04.00
05.00
06.00
07.00
08.00
Waktu
Pada tabel di bawah ini menunjukan data hasil perhitungan kapasitas pengamanan
yang terpasang dan arus nominal yang mengalir pada sistem kelistrikan di gedung
sayap timur kampus 3 IST AKPRIND Yogyakarta.
Tabel 19 Kapasitas pengaman (MCCB) yang terpasang
Tegangan Daya ( W ) ( kW) (kVA) Pengaman yang
Keterangan Cos Phi In (A)
(V) R S T TOTAL TOTAL terpasang (Mccb )
Lantai 1 utara 405 7,789 7,714 6,083 21,59 29,98 0,72 42,84 60
Lantai 1 selatan 405 10,548 3,408 2,58 16,54 22,97 0,72 32,82 30
Lantai 2 utara 405 7,042 3,836 8,862 19,74 27,42 0,72 39,17 50
Lantai 2 selatan 405 4,162 3,173 2,41 9,75 13,53 0,72 19,34 32
Lantai 2 utara 405 7,951 3,957 1,205 13,11 18,21 0,72 26,02 100
Lantai 2 selatan 405 5,27 4,325 3,508 13,10 18,20 0,72 26,00 125
MDP 405 42,762 26,413 24,648 93,82 130,31 0,72 186,19 250
Dari tabel diatas di ambil sampel pad MDP untuk di hitung arus nominal yang
mengalir dengan persamaan berikut :
𝑃 (𝑊)
In = ( Ampere )
√3 𝑥 𝑉 𝑥 𝐶𝑜𝑠 𝜑
93,829 𝑥 1000
In = = 186,19 Ampere
√3 𝑥 405,4 𝑥 0,72
42
Dari hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa arus nominal dari
beban SDP Lantai 1 selatan yang terpasang lebih besar dari kapasitas pengaman
yang terpasang (Mccb ) hal itu disebabkan karena faktor daya buruk sehingga arus
menjadi 2x lipat dari arus nominalnya, sesuai dengan PUIL 2000 ( Bab 7 pasal
7.5.1.1 ) “ Penghantar harus diproteksi dengan gawai proteksi (pengaman lembur
atau pemutus sirkit) yang harus dapat membuka sirkit dalam waktu cepat dan tepat
bila timbul bahaya bahwa suhu penghantar akan menjadi terlalu tinggi. Proteksi
harus dipilih yang mempunyai nilai arus pengenal lebih rendah atau sama dari KHA
penghantar”
Transformator 160 kVA ini digunakan untuk mensuplai 2 buah beban yaitu
beban pada gedung sayap timur dan sayap barat, kemudian masuk ke panel listrik
untuk mensuplai berbagai macam beban yang ada pada 2 buah gedung tersebut.
Beban yang terpasang pada gedung sayap timur sebesar 110,38 kVA sedangan
untuk menghitung kapasitas trafo dapat menggunakan persamaan 1 hal ( ) sebagai
berikut :
110,38 kVA
Fk = 𝑥 100 %
160 kVA
Fk = 69 %
Jadi faktor kapasitas trafo yang digunakan sebesar 69 % itu hanya gedung
sayap timur saja belum dengan sayap barat, faktor daya yang buruk dapat
menyebabkan pemakaian kapasitas trafo jadi berlebihan tidak sesuai dengan
standart yang ada.
Beban yang terpasang pada gedung sayap timur sebesar 110,38 kVA
sedangkan untuk menghitung kapasitas trafo dapat menggunakan persamaan 1 hal
( ) sebagai berikut :
110,38 kVA
Fk = 𝑥 100 %
100 kVA
Fk = 111 %
Jadi faktor kapasitas generator-set yang digunakan sebesar 111 % itu hanya
gedung sayap timur saja belum dengan sayap barat, faktor daya yang buruk dapat
menyebabkan pemakaian kapasitas generator-set jadi berlebihan tidak sesuai
dengan standart yang ada.
Pada hasil pengukuran pada tabel 17 di dapatkan hasil yang sudah di hitung menjadi
seperti gambar di bawah ini yaitu bahwa THD tegangan masih dalam baik karena
di bawah batas max Untuk THD teg 1 kV – 69 kV adalah 5%
Pada hasil pengukuran pada tabel 17 di dapatkan hasil yang sudah di hitung menjadi
seperti gambar di bawah ini yaitu bahwa THD I sudah tidak memenhuni standart
karena di atas batas max Untuk THD I yaitu sebesar 20.0 sedangakn dalam
pengukuran harian sebesar 34.0%
Untuk mendapatkan gambaran secara jelas dari pengaruh turunnya faktor daya (c
os 𝜑) dapat dilihat dari perhitungan berikut :
No Keterangan Kompensator
1 Total Daya (kW) 6,99 Kw
2 Total daya (kVA) 10,00 kVA
No Keterangan :
1 LWBP ( kWh) 140,35
2 WBP ( kWh) 27,49
3 Golongan Tarif B-2/TR
4 Lama nyala 24
5 Total kWh 167,84
6 Total kVArh 239,97
7 Biaya kWh Rp 246,268
8 Biaya kVArh Rp 352,103
9 Kelebihan kVArh Rp 105,835
46
5 BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil audit energi listrik secara keseluruhan yang telah dilaksanakan,
dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :
6. Kualitas Tegangan THD masih dalam baik karena di bawah batas max Untuk
THD teg 1 kV – 69 kV adalah 5%
7. Kualitas Arus THD sudah tidak memenhuni standart karena di atas batas max
Untuk THD I yaitu sebesar 20.0 sedangakn dalam pengukuran harian sebesar
34.0%
8. Perbaikan Faktor daya dari cos 0,72 ke 0,95 membutuhkan kapoasitor bank
dengan kapasitas 59,720 kVAr
9. Tarif tenaga listrik akibat kelebihan kVAr sebesar Rp 105,835 perhari
5.2 Saran
Dari hasil audit energi listrik gedung sayap timur IST AKPRIND Yogyakarta
perlu adanya penyeimbangan beban yang terpasangan serta perlu pengadaan
kapasitor bank untuk memperbaiki faktor daya ( Cos φ ) pada gedung tersebut,
karena faktor daya yang buruk menyebabkan kenaikan arus yang tinggi dari arus
nominalnya serta mempengarungi kenaikan daya nyata tinggi dari daya nominalnya
sehingga dapat memepengaruhi kinerja sistem yang pada akhirnya menyebabkan
pembayaran tagihan listrik menjadi sangat mahal.
6 DAFTAR PUSTAKA
Akbar, J., Notosudjono, D., & Rodiah Machdi, A. (2017). STUDI EVALUASI
PERENCANAAN KEBUTUHAN DAYA PADA INSTALASI LISTRIK
DI GEDUNG HARCO GLODOK JAKARTA. Anonim, 1.
Akbar, J., Notosudjono, D., & Rodiah Machdi, A. (2017). STUDI EVALUASI
PERENCANAAN KEBUTUHAN DAYA PADA INSTALASI LISTRIK
DI GEDUNG HARCO GLODOK JAKARTA. (p. 1). Jakarta: Universitas
Pakuan Bogor.
Budiman, T. W. (2019). Audit energi listrik dan analisis peluang komsumsi energi
listrik pada sistem pendingin dan pencahayaan di gedung D-3 Ekonomi
UII. Skripsi.
Prihandita., S. R. (2012). Audit Energi Listrik Studi Kasus di Gedung Pusat UGM
Sayap Selatan dan Timur Yogyakarta. Skripsi.
Trimunandar, C., Sawitri, D. R., & Suprijono, H. (2015). Audit Energy Untuk
efisiensi di Gedung B, Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Skripsi.