SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
diploma empat (D-4) Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik
Elektro
Politeknik Negeri Ujung Pandang
.
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
diploma empat (D-4) Program Studi Teknik Listrik
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Ujung Pandang
.
i
HALAMAN P E NGESAHAN
ii
HALAMAN PENERIMAAN
Pada hari ini, hari Selasa tanggal 30 Juli 2019, Tim Penguji Ujian Sidang Skripsi
telah menerima dengan baik skripsi oleh mahasiswa: Wildan Kurnia Illahi NIM
421 18 061 dengan judul Analisis Vibrasi Motor Primary Air Fan
KATA PENGANTAR
iii
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini yang berjudul “Analisis
Vibrasi Motor Primary Air Fan Menggunakan VibXpert II Untuk Deteksi
Dini Kerusakan Motor” dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam
semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya,
para sahabatnya, serta umatnya yang setia hingga akhir zaman.
Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang dilaksanakan mulai bulan
September 2018 sampai April 2019 bertempat di PT Indonesia Power UJP Barru.
Kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Ir. Muhammad Anshar, M.Si.,Ph.D., selaku Direktur Politeknik Negeri
Ujung Pandang.
2. Dr. Ir. Hafsah Nirwana, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Politeknik
Negeri Ujung Pandang.
3. Bapak Sofyan Tato, ST., M.T. selaku Ketua Program Studi D-IV Teknik
Listrik Politeknik Negeri Ujung Pandang.
4. Bapak Hamdani, ST., M.T. selaku Pembimbing I dan Bapak Ruslan L, ST.,
M.T. selaku Pembimbing II yang telah mencurahkan waktu dan
kesempatannya untuk mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh staf karyawan dan teknisi pemeliharaan PT Indonesia Power UJP
Barru yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan data penelitian
sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.
6. Seluruh staf pengajar dan teknisi Program Studi Teknik Listrik Politeknik
Negeri Ujung Pandang yang telah mendidik dan memberikan ilmu yang
bermanfaat kepada penulis.
Juga kepada Bapak Andi Ashari beserta pujaan hatinya Ibu Sahadah
sembah sujud penulis haturkan untuk kedua orang tua yang selalu memberikan
motivasi, semangat, serta doa yang tidak akan pernah putus untuk penulis. Mudah-
mudahan harapan bapak dan ibu terhadap penulis bisa terwujud, terimakasih
anugrah terindahnya berupa cinta dan kasih sayang bapak dan ibu. Serta kepada
rekan-rekan lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang sempurna, sehingga
kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan
di masa mendatang. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
iv
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i
v
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 31
Saran ................................................................................................... 52
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Spesifikasi Motor Primary Air Fan - Unit PLTU
Barru........................................................................................................................30
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Vibrasi Motor PAF Bulan November 2018...............39
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.4 Grafik Amplitude, Time Domain, dan Frequenct Domain ................ 7
Gambar 2.7 (a) Ilustrasi Unbalance dan (b) Spektrum Unbalance ...................... 9
Gambar 2.8 (a) Ilustrasi Angular Misalignment dan (b) Spektrum Angular
Misalignment. ................................................................................ 10
Gambar 2.9 (a) Ilustrasi Parallel Misalignment dan (b) Spektrum Parallel
Misalignment. ................................................................................ 11
Gambar 2.10 (a) Ilustrasi General Misalignment dan (b) Spektrum General
Misalignment ................................................................................. 11
Gambar 2.11 (a) Ilustrasi Shaft Bending dan (b) Spektrum Shaft Bending ........ 12
vii
Gambar 2.12 (a) Ilustrasi Rolling Bearings dan (b) Spektrum Rolling Bearings ........ 12
Gambar 2.13 (a) Ilustrasi Journal Bearings dan (b) Spektrum Journal Bearings....... 13
Gambar 2.14 (a) Ilustrasi Structural Looseness dan (b) Spektrum Structural
Looseness ....................................................................................... 13
Gambar 2.15 (a) Ilustrasi Mechanical Looseness dan (b) Spektrum Mechanical
Looseness ....................................................................................... 14
Gambar 2.17 (a) dan (b) Spektrum Gaya Aerodinamis dan Hidrolik ................... 15
Gambar 2.18 (a) Ilustrasi Eksentrisitas Stator dan (b) Spektrum Eksentrisitas
Stator .............................................................................................. 16
Gambar 2.19 (a) Ilustrasi Eksentrisitas Rotor dan (b) Spektrum Eksentrisitas
Rotor .............................................................................................. 16
Gambar 2.30 (a) Titik Kerusakan Bearing dan (b) Spektrum Kerusakan Bearing ....... 24
Gambar 2.31 (a) Titik Kerusakan BPFO dan (b) Spektrum Kerusakan BPFO .... 25
viii
Gambar 2.32 (a) Titik Kerusakan BPFI dan (b) Spektrum Kerusakan BPFI........ 26
Gambar 2.33 (a) Titik Kerusakan BSF dan (b) Spektrum Kerusakan BSF .......... 26
Gambar 2.34 (a) Titik Kerusakan FTF dan (b) Spektrum Kerusakan FTF ........... 27
Gambar 2.36 Motor Primary Air Fan - Unit PLTU Barru ................................... 29
Gambar 4.3 Spektrum Vibrasi Motor PAF Sisi NDE Arah Horizontal ................ 41
Gambar 4.4 Spektrum Vibrasi Motor PAF Sisi NDE Arah Axial......................... 42
Gambar 4.5 Spektrum Vibrasi Motor PAF Sisi DE Arah Vertikal ....................... 43
Gambar 4.6 Spektrum Vibrasi Motor PAF Sisi DE Arah Horizontal ................... 44
Gambar 4.7 Spektrum Vibrasi Motor PAF Sisi DE Arah Axial ........................... 45
Gambar 4.8 Grafik Overall Vibrasi Motor PAF Sisi NDE Arah Vertikal ............ 48
Gambar 4.9 Grafik Overall Vibrasi Motor PAF Sisi NDE Arah Horizontal ........ 48
Gambar 4.10 Grafik Overall Vibrasi Motor PAF Sisi NDE Arah Axial .............. 49
Gambar 4.11 Grafik Overall Vibrasi Motor PAF Sisi DE Arah Vertikal ............. 49
Gambar 4.12 Grafik Overall Vibrasi Motor PAF Sisi DE Arah Horizontal ......... 50
Gambar 4.13 Grafik Overall Vibrasi Motor PAF Sisi DE Arah Axial ................. 50
DAFTAR LAMPIRAN
ix
Lampiran 3 Proses Pengukuran Data Vibrasi dan Alat Ukur Vibrasi ...................
LC
x
SURAT PERNYATAAN
xi
RINGKASAN
xii
BAB I PENDAHULUAN
berbagai jenis pembangkit yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Salah satu
Unit Jasa Pembangkit yang dikelola PT. Indonesia Power berada di Kabupaten
Power mengelola Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan kapasitas 2 x 50 MW.
terdapat dalam sistem udara pembakaran PLTU Barru. Motor Primary Air Fan
(PAF) merupakan salah satu peralatan pendukung yang sangat penting dalam
boiler juga ikut terganggu dan menyebabkan proses produksi dapat terganggu juga
sehingga menimbulkan kerugian ekonomis. Oleh karena itu perlu dilakukan sistem
vibrasi dapat digunakan untuk mengenali kerusakan yang terjadi pada motor.
1
Untuk menjawab permasalahan yang telah disampaikan, pada skripsi ini
bentuk monitoring peralatan untuk menghindari kerusakan yang lebih parah pada
motor.
yang dihasilkan?
menganalisa vibrasi pada motor Primary Air Fan UJP PLTU Barru untuk deteksi
dini kerusakan motor yang diakibatkan oleh vibrasi. Selain itu untuk
2
2) Untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya vibrasi pada motor.
dihasilkan.
motor.
3
2.1 Pengertian Analisa Vibrasi
operasional dari peralatan. Vibrasi adalah gerakan periodik bolak balik dari mesin
atau kompenen mesin dari titik diamnya (posisi netral) menuju titik maksimum
(upper limit) dan titik minimum (lower limit). Vibrasi merupakan respon dari
suatu sistem terhadap gaya yang diterima oleh mesin, baik dari dalam maupun
dari luar sistem. Gaya yang diterima oleh sistem dapat bersumber dari kegagalan
atau kerusakan yang terjadi pada peralatan ataupun komponen peralatan tersebut,
misalnya suatu motor memiliki vibrasi/ getaran yang tinggi akibat instalasi yang
tidak terencana. Hal ini bisa dicapai dengan melakukan monitoring secara regular
terhadap getaran mesin baik secara kontinyu maupun pada interval waktu yang
kondisi ini menyebabkan kerusakan pada bantalan dan poros. Berikut ini
4
Gambar 2.1 Data Waveform
memiliki dua data sebagai bahan analisa yaitu waveform and spectrum.
Waveform and spectrum merupakan data yang sama namun memiliki cara
5
amplitudo dengan frekuensi atau disebut juga frequency domain. Waveform
FFT (Fourier Fast Transform) adalah varian tercepat dari pada varian
algoritma yang canggih untuk melakukan proses yang sama dengan DFT, namun
dan sifat diskritnya inilah yang membuat FFT digunakan pada berbagai
sebagai fungsi dari frekuensi. Sehingga jika dilhat pada gambar 2.4 di bawah ini,
6
Gambar 2.4 Grafik Amplitude, Time Domain, dan Frequenct Domain
gelombang fungsi waktu (time waveform) dari motor Primary Air Fan dengan
daya 1400 kW. Untuk menarik kesimpulan dari grafik ini sangat tidak mudah,
meskipun bisa diperoleh informasi tingkat keparahan dari vibrasi pada motor ini.
dengan proses FFT. Proses penyederhanaan sinyal gelombang ini dilakukan oleh
7
analyzer. Seorang analis yang mempunyai kemampuan matematik bisa
melakukannya secara manual, tetapi akan sangat memakan waktu yang jauh lebih
Dengan melakukan analisa vibrasi, beberapa masalah pada motor atau peralatan
yang sering timbul dan menjadi penyebab terjadinya vibrasi pada motor atau
8
1. Ketidakseimbangan (Unbalance)
Unbalance adalah kondisi ketika garis tengah geometris dari sumbu rotasi
tidak sesuai dengan garis tengah massa. Unbalance dicirikan dengan sinyal yang
muncul pada frekuensi tunggal, dengan amplitude yang sama besar pada keseluruhan
arah radial. Pada unbalance murni, vibrasi akan muncul dalam bentuk gelombang
sinus pada kecepatan mesin, dituliskan sebagai 1x RPM dominan pada arah radial.
Vibrasi terjadi ketika pusat masa dari suatu elemen yang berputar tidak sesumbu
dengan susunan elemen putar. Amplitude akan terus membesar dengan terus
bertambahnya kecepatan elemen dan akan mencapai kecepatan kritis dari elemen
putar. Pada gambar 2.7 di bawah ini adalah ilustrasi dan pola spektrum yang akan
(a) (b)
Gambar 2.7. (a) Ilustrasi Unbalance dan (b) Spektrum Unbalance
2. Ketidaksejajaran (Misalignment)
Misalignment adalah kondisi ketika garis tengah geometris dari dua poros
berpasangan tidak lurus sepanjang sumbu rotasi kedua poros pada kondisi operasi.
Sinyal getaran 1X dan 2X yang dominan dalam arah aksial umumnya merupakan
dan
9
general misalignment.
a. Angular Misalignment
Angular misalignment terlihat ketika garis tengah poros bertepatan pada satu
dengan 180° perbedaan fase melintasi kopling dalam arah aksial. Sinyal-sinyal ini
mungkin juga terlihat dalam arah radial pada amplitudo yang lebih rendah dan
satu fase. Gambar 2.8 di bawah ini adalah ilustrasi dan pola spektrum angular
misalignment.
(a) (b)
Gambar 2.8. (a) Ilustrasi Angular Misalignment dan (b) Spektrum Angular
Misalignment.
b. Parallel Misalignment
lebih rendah dengan 180° perbedaan fase melintasi kopling dalam arah radial.
Sinyal-sinyal ini mungkin juga terlihat di arah aksial dalam amplitudo lebih
rendah dan perbedaan fasa 180° kopling dalam arah aksial. Gambar 2.9 di bawah
10
(a) (b)
Gambar 2.9. (a) Ilustrasi Parallel Misalignment dan (b) Spektrum Parallel
Misalignment.
c. General Misalignment
adalah kombinasi dari angular dan parallel misalignment. Pengukuran aksial dan
2.10 di bawah ini adalah ilustrasi dan pola spektrum general misalignment
(a) (b)
Gambar 2.10. (a) Ilustrasi General Misalignment dan (b) Spektrum
General Misalignment.
spektrum getaran sebagai 1X dalam getaran aksial. 2X dan pembacaan radial juga
11
bisa terlihat. Gambar 2.11 di bawah ini adalah ilustrasi dan pola spektrum Shaft
Bending.
(a) (b)
Gambar 2.11. (a) Ilustrasi Shaft Bending dan (b) Spektrum Shaft Bending.
Rotating Looseness terjadi karena jarak antara rotor dan bearing yang
berlebihan. Jarak bebas yang berlebihan dalam journal (sleeve) dan rolling
dapat terjadi setelah keausan bantalan yang signifikan dan dapat diamati selama
Tahap empat dari kesalahan bantalan. Gambar 2.12 dan 2.13 di bawah ini adalah
ilustrasi dan pola spektrum Rolling Element Bearings dan Journal (sleeve).
(a) (b)
12
Gambar 2.12. (a) Ilustrasi Rolling Bearings dan (b) Spektrum Rolling Bearings.
(a) (b)
Gambar 2.13. (a) Ilustrasi Journal Bearings dan (b) Spektrum Journal Bearings
pada dasarnya atau pondasinya. Hal ini bisa disebabkan karena pemasangan yang
buruk, pondasi yang buruk, dukungan pondasi yang buruk, dan pondasi
pada baut, kaki dan pondasi untuk melihat perubahan pada amplitudo dan fase.
Penurunan amplitudo dan perbedaan fase 180° akan mengkonfirmasi masalah ini.
Pada gambar
2.14. di bawah ini menunjukkan ilustrasi dan pola spektrum Structural Looseness.
13
(a) (b)
Gambar 2.14. (a) Ilustrasi Structural Looseness dan (b) Spektrum Structural
Looseness
longgar atau kaki mesin yang retak atau patah, diidentifikasi dengan 0,5X 1X, 2X,
dan 3X cpm, diukur dalam arah radial. Pada gambar 2.15. di bawah ini
(a) (b)
Gambar 2.15. (a) Ilustrasi Mechanical Looseness dan (b) Spektrum Mechanical
Looseness
Ini adalah masalah yang dapat mempengaruhi rakitan kipas dan pompa dan
dikaitkan dengan pergerakan fluida dan udara melalui struktur. Masalahnya dapat
diklasifikasikan sebagai kavitasi atau turbulensi. Seperti dapat dilihat pada contoh
berikut, keduanya menawarkan spektrum FFT yang berbeda. Untuk ilustrasi dan
pola spektrum dapat dilihat pada gambar 2.16 dan 2.17 di bawah.
14
Gambar 2.16. Ilustrasi Gaya Aerodinamis dan Hidrolik
(a) (b)
Gambar 2.17. (a) dan (b) Spektrum Gaya Aerodinamis dan Hidrolik
pertama yang berguna adalah melepaskannya dari komponen yang digerakkan dan
melakukan analisis FFT dengan motor berjalan sendiri. Masalah motor listrik
a. Eksentrisitas stator
Disebabkan oleh besi longgar (laminasi), laminasi stator korsleting, dan kaki
lunak. Sinyal tinggi pada 1x fn dan 2x fn ; 2x fl (dua kali frekuensi garis) tanpa
15
untuk pengukuran ini. Untuk ilustrasi dan pola spektrum dapat dilihat pada
gambar
2.18 di bawah.
(a) (b)
Gambar 2.18. (a) Ilustrasi Eksentrisitas Stator dan (b) Spektrum Eksentrisitas
Stator
b. Eksentrisitas rotor
Disebabkan oleh rotor offset, misalignment, dan pondasi yang buruk. Sinyal
fp, 1x, 2x dan 2fl; 1x dan 2fl dengan sideband pada fp (frekuensi lewati).
pengukuran. Untuk ilustrasi dan pola spektrum dapat dilihat pada gambar 2.19 di
bawah.
16
(a) (b)
Gambar 2.19. (a) Ilustrasi Eksentrisitas Rotor dan (b) Spektrum Eksentrisitas
Rotor
c. Masalah Rotor
Pemanasan rotor yang tidak merata karena arus batang yang tidak seimbang
ketidakseimbangan dengan ciri khas FFT. Hal itu dapat diidentifikasi karena
gejalanya hilang ketika motor dingin. Masalah rotor terbagi menjadi tiga macam
yaitu rotor thermal bow, broken or cracked rotor bars, dan loose rotor bar.
• Rotor thermal bow disebabkan oleh arus rotor bar tidak seimbang,
waktu operasi. Untuk pola spektrum dapat dilihat pada gambar 2.20 di
bawah.
17
Gambar 2.20. Pola Spektrum Rotor Thermal Bow
2.21 di bawah.
• Loose Rotor Bar ditandai dengan fbar dan 2fbar dengan sideband 2fL,
2fbar bisa lebih tinggi, dan signal 1X dan 2X dapat muncul. Untuk
18
Gambar 2.22. Pola Spektrum Loose Rotor Bar
Koneksi yang longgar ditandai dengan 2fL sinyal berlebih dengan sideband
pada 1/3 fL, masalah fase listrik, dan harus segera dilakukan koreksi. Untuk
19
Rolling element bearing terdiri dari beberapa komponen yaitu, cage, rolling
element, inner ring, outer ring, dan seal. Kerusakan bearing biasanya terjadi pada
inner ring ataupun outer ring, hal ini tergantung dari jenis penggunannya.
Terdapat
4 kerusakan bearing yang bisa dilihat spektrum vibrasinya yaitu Ball Pass
Frequency Inner Race (BPFI), Ball Pass Frequency Outer Race (BPFI), Ball
Spin Frequency (BSF), dan Fundamental Train Frequency (FTF). Gambar 2.24 di
tahap, yaitu tahap pertama hingga tahap keempat. Berikut pola spektrum vibrasi
dari peralatan masih rendah dengan temperatur normal, noise masih rendah,
20
dan pada tahap ini terlihat spektrum pada frekuensi tinggi. Pola spektrum
kenaikan level noise dari peralatan dan amplitudo spektrum pada spike
energi meningkat tajam, dan bearing frekuensi mulai terlihat (BPFI atau
BPFO).
21
Gambar 2.26 Kerusakan Rolling Element Bearing Stage 2
dan harmonik yang diikuti dengan side band terlihat jelas, dan pengukuran
menggunakan spike energi sangat tinggi. Pola spektrum dapat dilihat pada gambar
2.27 di bawah.
22
Gambar 2.27 Kerusakan Rolling Element Bearing Stage 3
kerusakan pada rolling element bearing jauh lebih kompleks daripada kerusakan
lainnya. Setiap komponen memiliki tanda tangan dan frekuensi kesalahan yang
berbeda pada spektrum FFT. Untuk mengidentifikasi kesalahan tanda tangan dan
23
matematika untuk menetapkan frekuensi dasar setiap komponen. Berikut ini
dimana:
α = angle of contact D =
element diameter Z =
= shaft RPM
24
Gambar 2.29 Variabel Persamaan Bearing
terjadi karena melampaui masa pakai, beban berlebih, perakitan yang salah,
kesalahan produksi, dan pelumasan yang tidak mencukupi. Pola spektrum yang
muncul untuk kerusakan bearing biasanya disertai dengan noise yang banyak jika
kerusakan pada bearing dan pola spekrtum bearing yang sudah mengalami
kerusakan.
(a) (b)
Gambar 2.30. (a) Titik Kerusakan Bearing dan (b) Spektrum Kerusakan Bearing
Selain dilihat dari frekuensi dasar bearing tersebut, pola spektrum juga sangat
membantu dalam melakukan analisa terhadap jenis kerusakan yang terjadi pada
25
bearing sehingga menimbulkan vibrasi pada motor. Berikut ini merupakan
penjelasan mengenai kerusakan dan pola spektrum pada bearing yang sering
terjadi.
Lintasan bantalan dalam dan luar tentu saja merupakan dua komponen
dimana ia menyentuh setiap lintasan, dan lintasan juga sedikit penyok dimana
serpihan keausan dan pelumasan, lintasan dalam atau luar dapat rusak secara
permanen. Kerusakan ini muncul dalam spektrum FFT yang berdekatan dengan
luar frekuensi BPFO juga harmonik terlihat jelas pada gambar 2.31 di bawah.
(a) (b)
Gambar 2.31. (a) Titik Kerusakan BPFO dan (b) Spektrum Kerusakan BPFO
26
Lintasan bantalan dalam dan luar tentu saja merupakan dua komponen
di mana ia menyentuh setiap lintasan, dan lintasan juga sedikit penyok di mana
serpihan keausan dan pelumasan, lintasan dalam atau luar dapat rusak secara
permanen. Kerusakan ini muncul dalam spektrum FFT yang berdekatan dengan
dalam frekuensi BPFI serta banyak sideband di interval 1X dapat dilihat pada
(a) (b)
Gambar 2.32. (a) Titik Kerusakan BPFI dan (b) Spektrum Kerusakan BPFI
Fungsi bantalan bola adalah untuk menghubungkan dua anggota mesin yang
bergerak relatif satu sama lain sedemikian rupa sehingga resistensi gesekan
terhadap gerakan minimal. Dalam sebagian besar aplikasi salah satu anggota
adalah poros berputar dan yang lainnya adalah rumah tetap. Memisahkan ini
adalah bola atau rol yang berlaku komponen pembawa beban bantalan. Cacat atau
27
kerusakan pada elemen bergulir ini ditunjukkan dalam spektrum FFT. Ilustrasi dan
(a) (b)
Gambar 2.33. (a) Titik Kerusakan BSF dan (b) Spektrum Kerusakan BSF
mengurangi geser elemen kontak, geser dan aus. Kandang memfasilitasi distribusi
beban yang seragam oleh elemen-elemen dalam bantalan tetapi tidak membawa
beban. Sangkar sangkar dapat muncul dalam spektrum kecepatan dalam berbagai
bentuk berdasarkan kondisi sesar bantalan. Untuk ilustrasi dan frekuensi rotasi
kandang FTF dan harmonik dapat dilihat pada gambar 2.34 di bawah.
(a) (b)
28
Gambar 2.34. (a) Titik Kerusakan FTF dan (b) Spektrum Kerusakan FTF
Nilai efektif kecepatan getaran digunakan untuk menilai kondisi mesin. Nilai ini
Terdapat banyak standard yang digunakan untuk pengukuran getaran antara lain
ISO 10816-3. Pada gambar 2.35 merupakan standard yang biasa digunakan untuk
29
Penjelasan gambar 2.35:
Zona A: Hijau, vibrasi dari mesin sangat baik dan di bawah vibrasi yang
diizinkan.
Zona B: Kuning, vibrasi dari mesin baik dan dapat dioperasikan karena
Zona C: Jingga, vibrasi dari mesin dalam batas toleransi dan hanya
Zona D: Merah, vibrasi dari mesin dalam batas berbahaya dan kerusakan
Motor yang digunakan sebagai penggerak fan adalah motor 6.3 kV tipe
kotak pelat baja dilas. Sedangkan bagian samping, belakang, dan atas motor
umum, kotak terminal dipasang disebelah kiri motor (dengan melihat poros
30
Gambar 2.36 Motor Primary Air Fan - Unit PLTU Barru
batubara bisa melayang dalam ruang bakar. Motor tipe ini memiliki keunggulan
seperti efisiensi tinggi, hemat energi, tingkat kebisingan rendah, getaran rendah,
ringan, dan kinerja yang andal. Untuk spesifikasi motor tersebut dapat dilihat
Tabel 2.1 Spesifikasi Motor Primary Air Fan - Unit PLTU Barru
DATA SPESIFIKASI MOTOR LISTRIK
6.3 KV DAN 400 V UNIT PLTU BARRU
31
VOLTAGE
POWER FACTOR 0.88 PHASE 3
CONNECTION Y IP 55
INSULATION
RATED SPEED 1490 r/min F
CLASS
NO. BEARING DE NU234ECM + 6234C3 NO. BEARING NDE NU232ECM
WEIGHT 6740 kg TYPE GREASE SKF LGHP 2
LAST UPDATE 2009.10
XI'AN SIMO MOTORS, INC (GROUP) THE PEOPLE'S
MANUFACTURE
REPUBLIC OF CHINA
Objek penelitian pada skripsi ini adalah menganalisis pengaruh vibrasi pada
motor Primary Air Fan UJP PLTU Barru, yang berlokasi di Dusun Bawasalo
32
3.2 Bahan dan Alat/ Perlengkapan Pendukung
Objek yang digunakan untuk penelitian ini adalah motor Primary Air Fan yang
berfungsi untuk menggerakkan fan pada sistem udara pembakaran di PLTU Barru.
Sedangkan untuk bahan dan alat/ perlengkapan pendukung penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bahan Analisa
computer).
vibrasi.
Metode pengumpulan data adalah cara atau strategi yang ditempuh untuk
mengambil data dari variabel penelitian tersebut. Metode yang digunakan dalam
33
penelitian ini adalah studi literatur, wawancara, observasi, dan pengukuran vibrasi
1. Studi Literatur
standard, dan internet yang berkaitan dengan topik yang dibahas. Serta
2. Metode Wawancara
supervisor, engineer dan rekan kerja UJP PLTU Barru mengenai vibrasi,
3. Metode Observasi
Pengukuran vibrasi secara umum dilakukan dalam dua tahap, yaitu vibrasi
Vibrasi overall, atau vibrasi velocity, dengan satuan mm/s atau inch/s
34
beroperasi dapat ditentukan apakah mesin tersebut layak atau tidak
• Spektrum Vibrasi
amplitude mm/s (atau inch/s) dan frekuensi cpm (cycle per minute)
35
loosesnes, mechanical looseness, rolling element bearing, dan
kerusakan lainnya.
vibrasi dan penyebab terjadinya vibrasi pada motor. Metode yang digunkan untuk
untuk mengukur dengan lebih detail. Setiap puncak yang dominan pada spectrum
digunakan untuk perbandingan, baik dengan standar tertentu maupun dengan data
baseline. Satu atau bahkan lebih dari satu parameter (velocity, displacement,
Syncrronous.
1. Komponen Syncronous
Adalah komponen spektrum yang terjadi pada spektrum yang timbul pada
36
diantaranya adalah: unbalance, misalignment, bent shaft, looseness, blade
atau vane pass, dll. Untuk N lebih dari 8 permasalahan yang sering terjadi
range frekuensi ini adalah rotor rub, shaft rub, oil whril dan oil whip.
bukan bilangan bulat lebih besar dari 1 (F> 1.0, bukan bilangan bulat).
umum tahapan yang dilakukan adalah melakukan pengumpulan data vibrasi dan
kemudian menganalisa data tersebut. Adapun flowchart atau alur penelitian ini
37
Mulai
Observasi
Pengambilan Data
Identifikasi Data
Data Lengkap?
Tidak
Ya
Analisis
Selesai
dilakukan pada titik yang sama. Hal ini bertujuan agar data yang dibandingkan
merupakan data yang sama, yaitu data pengukuran pada titik dan kondisi yang
Idealnya titik peletakan probe sedekat mungkin dengan posisi bearing, dan antara
titik horizontal dan vertikal harus tegak lurus dan berjarak 90º. Untuk menentukan
38
arah horizontal dan vertikal adalah arah yang tegak lurus dengan poros peralatan,
sedangkan arah axial adalah arah yang sejajar dengan poros peralatan. Pada
gambar 4.1 di bawah ini merupakan lokasi titik pengukuran yang telah ditentukan
vibrasi pada Primary Air Fan yang paling tinggi terdapat pada sisi motor. Hal ini
disebabkan karena sisi motor merupakan sisi penggerak dan paling mempengaruhi
nilai vibrasi, sehingga nilai vibrasinya menjadi lebih tinggi jika terjadi kerusakan.
spektrum yang berbeda dan akan berpengaruh juga pada analisa yang dilakukan.
39
Sehingga peletakan probe saat pengukuran vibrasi sangat menentukan nilai dan
mempermudah dalam melakukan analisa. Pada bagian lampiran terdapat data hasil
pengukuran vibrasi yang diambil pada bulan September 2018 s/d bulan April
2019 sebagai salah satu bentuk condition monitoring yang dilakukan. Namun
untuk analisa vibrasi yang dilakukan hanya pada bulan November pada saat belum
dilakukan perbaikan sehingga vibrasi paling parah terjadi. Data yang dicantumkan
pada tabel 4.1 adalah data vibrasi overall velocity motor Primary Air Fan. Untuk
data pengukuran vibrasi bulan November dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah.
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Vibrasi Motor PAF Bulan November 2018
No. Sisi Pengukuran Titik Pengukuran
Vertikal Horizontal Axial
1. NDE Motor 6,89 mm/s 8,07 mm/s 8,9 mm/s
2. DE Motor 10,52 mm/s 9,35 mm/s 10,64 mm/s
terbaca pada spektrum vibrasi, diperlukan data frekuensi dari bearing tersebut.
Pada motor PAF terdapat 3 jenis bearing yang berbeda dan masing-masing
hasil perhitungan matematis yang sudah dijelaskan pada bagian tinjauan pustaka.
40
Tetapi untuk lebih memudahkan dalam analisa, biasanya pabrikan dari bearing
kerusakan bearing dapat dilihat pada tabel 4.2 dalam satuan Hz dan tabel 4.3
Pengukuran vibrasi pada motor PAF dilakukan pada dua sisi dan tiga titik
pengukuran. Pertama sisi NDE motor arah vertikal, horizontal dan axial. Kedua
41
1. Pengukuran Vibrasi Motor PAF Sisi NDE Arah Vertikal
Spektrum hasil pengukuran vibrasi motor PAF sisi NDE arah vertikal
dapat dilihat pada Gambar 4.2. Pada pengukuran ini terlihat masalah/ penyebab
misalignment terlihat pada spektrum menunjukkan getaran radial yang tinggi pada
2X sebesar 3,11 mm/s dan 1X lebih rendah sebesar 1,64 mm/s yang berarti motor
232 ECM pada spektrum menunjukkan terjadi kerusakan BSF dengan nilai vibrasi
mencapai 4,35 mm/s, dan BPFI mencapai 3,77 mm/s. Selain iu untuk kerusakan
BPFO sudah mulai nampak dengan besar nilai vibrasi mencapai 0,91 mm/s.
Kerusakan bearing ini dapat diketahui dengan melihat tingginya nilai vibrasi pada
set frekuensi kerusakan bearing tersebut. Selain itu pada range frekuensi bearing
sudah menunjukkan banyak sekali noise yang berarti kerusakan bearing sudah
mencapai stage 4.
42
Gambar 4.2 Spektrum Vibrasi Motor PAF Sisi NDE Arah Vertikal
Spektrum hasil pengukuran vibrasi motor PAF sisi NDE arah horizontal
dapat dilihat pada Gambar 4.3. Pada pengukuran ini terlihat masalah/ penyebab
timbulnya vibrasi yaitu rotating looseness. Hal ini ditandai dengan terdapatnya
Gambar 4.3 Spektrum Vibrasi Motor PAF Sisi NDE Arah Horizontal
3. Pengukuran Vibrasi Motor PAF Sisi NDE Arah Axial
Spektrum hasil pengukuran vibrasi motor PAF sisi NDE arah axial dapat
dilihat pada Gambar 4.4. Pada pengukuran ini terlihat masalah/ penyebab
timbulnya vibrasi yaitu rotating looseness dan kerusakan bearing BPFI. Untuk
rotating looseness nilai vibrasi paling tinggi mencapai 3,28 mm/s pada 5X rpm.
Sedangkan untuk BPFI nilai vibrasi mencapai 5,83 mm/s dan terdapat banyak
43
noise pada set frekuensi bearingnya. Selain itu mulai terlihat juga kerusakan BSF
Gambar 4.4 Spektrum Vibrasi Motor PAF Sisi NDE Arah Axial
Spektrum hasil pengukuran vibrasi motor PAF sisi DE arah vertikal dapat
dilihat pada Gambar 4.5. Sama halnya dengan pengukuran pada sisi NDE, pada
kerusakan bearing. Bedanya untuk sisi DE terdapat 2 jenis bearing yaitu SKF
6234 dan SKF NU 234 ECM sehingga memiliki set frekuensi kerusakan bearing
getaran radial yang tinggi pada 2X sebesar 6,38 mm/s dan 1X lebih rendah sebesar
1,21 mm/s yang berarti motor mengalami parallel misalignment. Sedangkan untuk
kerusakan bearing SKF 6234 pada spektrum menunjukkan terjadi kerusakan BPFI
dengan nilai vibrasi mencapai 3,53 mm/s serta mulai terlihat kerusakan BPFO
dengan nilai vibrasi sebesar 0,96 mm/s. Dan untuk bearing SKF NU 234 ECM
44
spektrum menunjukkan terjadi kerusakan BPFI dengan nilai vibrasi mencapai 3,54
mm/s dan BPFO dengan nilai vibrasi sebesar 2,64 mm/s. Selain itu pada range
frekuensi bearing sudah menunjukkan banyak sekali noise yang berarti kerusakan
dapat dilihat pada Gambar 4.6. Pada pengukuran ini terlihat masalah/ penyebab
timbulnya vibrasi yaitu rotating loosenes dan kerusakan bearing. Hal ini ditandai
Untuk nilai vibrasinya paling tinggi mencapai 6,88 mm/s pada 1X rpm. Akibatnya
dapat menyebabkan kebisingan lantai menjadi naik. Untuk bearing SKF 6234
terlihat kerusakan BPFO sudah mencapai 4,06 mm/s dan BPFI 2,24 mm/s.
Sedangkan bearing SKF NU 234 ECM mulai terlihat kerusakan BPFI dengan nilai
45
Gambar 4.6 Spektrum Vibrasi Motor PAF Sisi DE Arah Horizontal
Spektrum hasil pengukuran vibrasi motor PAF sisi DE arah axial dapat
dilihat pada Gambar 4.7. Pada pengukuran ini terlihat masalah/ penyebab
timbulnya kerusakan bearing. Untuk bearing SKF 6234 terlihat kerusakan BPFO
sudah mencapai 6,39 mm/s. Sedangkan bearing SKF NU 234 ECM terlihat
kerusakan BPFI dengan nilai vibrasi 4,39 mm/s. Pada range frekuensi bearing
sudah menunjukkan banyak sekali noise yang berarti kerusakan bearing sudah
mencapai stage 4.
46
Gambar 4.7. Spektrum Vibrasi Motor PAF Sisi DE Arah Axial
Pada penelitian ini, motor yang digunakan memiliki daya output 1400 kW
dengan base plate tipe rigid. Berdasarkan standar vibrasi ISO 10816-3, motor ini
amplitudo getaran yang telah diukur berdasarkan standar vibrasi ISO 10816-3
amplitudo secara signifikan hampir pada semua titik pengukuran pada sisi NDE
dan DE motor dan telah melewati batas danger level vibrasi IV atau Zona D yaitu
Maka dapat diambil kesimpulan bahwa motor PAF tersebut Tidak Layak
diperlukan inspeksi lebih lanjut dan perbaikan pada motor PAF untuk
47
Tabel 4.4 Kelayakan Vibrasi Motor PAF Berdasarkan ISO 10816-3
No. Sisi Titik Pengukuran Kesimpulan
Pengukuran Vertikal Horizontal Axial
1. NDE Motor 6,89 mm/s 8,07 mm/s 8,9 Tidak Layak
mm/s Dioperasikan
Keterangan:
Vibrasi dari mesin sangat baik dan di bawah vibrasi
0 – 2,3 mm/s
yang diizinkan.
Vibrasi dari mesin baik dan dapat dioperasikan karena
2,3 – 4,5 mm/s
masih dalam batas yang diizinkan.
Vibrasi dari mesin dalam batas toleransi dan hanya
4,5 – 7,1 mm/s
dioperasikan dalam waktu terbatas
Vibrasi dari mesin dalam batas berbahaya dan
> 7,1 mm/s
kerusakan dapat terjadi pada mesin.
Primary Air Fan yang tidak layak dioperasikan, maka tindakan selanjutnya yaitu
motor Primary Air Fan. Perbaikan yang dilakukan berdasarkan hasil analisis
vibrasi yang didapatkan. Berikut ini pada tabel 4.5 rekomendasi perbaikan untuk
48
Tabel 4.5 Rekomendasi Perbaikan Motor Primary Air Fan
No. Tindakan Perbaikan Remarks
1 Periksa Terminasi Motor ok
2 Ukur Tahanan Isolasi Belitan dan Tahanan Belitan ok
3 Pengujian Polaritas Indeks ok
4 Periksa dan Bersihkan Body Motor ok
5 Periksa dan Bersihkan Tube Cooler add
6 Pemeriksaan Sistem Pelumasan/ Pendinginan ok
7 Ganti Labirin dan O-Ring add
8 Pemeriksaan Heater add
9 Pemeriksaan Grounding and Mounting ok
10 Pemeriksaan dan Pembersihan Winding Stator dan ok
Rotor
11 Revarnis Winding Stator add
12 Pemeriksaan Bearing ok
13 Penggantian Bearing ok
14 Cat Body Motor add
15 No Load Test ok
16 Load Test ok
Fan dalam kondisi yang baik dan normal operasi maka perlu dilakukan condition
pengambilan data parameter operasi pada motor yaitu nilai arus kerja, tegangan
kerja, temperatur dan vibrasi. Pada gambar 4.8 s/d 4.13 di bawah ini merupakan
grafik overall vibrasi yang telah diambil sebagai data pembanding setelah
49
1. Grafik Overall Vibrasi Motor PAF Sisi NDE Arah Vertikal
Pada gambar 4.8 di bawah ini merupakan grafik overall vibrasi motor PAF
sisi NDE arah Vertikal. Terdapat penurunan nilai vibrasi yang signifikan pada
Gambar 4.8. Grafik Overall Vibrasi Motor PAF Sisi NDE Arah Vertikal
Pada gambar 4.9 di bawah ini merupakan grafik overall vibrasi motor
PAF sisi NDE arah Horizontal. Terdapat penurunan nilai vibrasi yang
perbaikan. Sebelum perbaikan 8,07 mm/s dan setelah perbaikan 2,79 mm/s.
50
Gambar 4.9. Grafik Overall Vibrasi Motor PAF Sisi NDE Arah Horizontal
Pada gambar 4.10 di bawah ini merupakan grafik overall vibrasi motor
PAF sisi NDE arah Axial. Terdapat penurunan nilai vibrasi yang signifikan
Gambar 4.10. Grafik Overall Vibrasi Motor PAF Sisi NDE Arah Axial
51
DE arah Vertikal. Terdapat penurunan nilai vibrasi yang signifikan pada
Gambar 4.11. Grafik Overall Vibrasi Motor PAF Sisi DE Arah Vertikal
Pada gambar 4.12 di bawah ini merupakan grafik overall vibrasi motor
perbaikan. Sebelum perbaikan 9,35 mm/s dan setelah perbaikan 3,38 mm/s.
Gambar 4.12. Grafik Overall Vibrasi Motor PAF Sisi DE Arah Horizontal
52
6. Grafik Overall Vibrasi Motor PAF Sisi DE Arah Axial
Pada gambar 4.13 di bawah ini merupakan grafik overall vibrasi motor
PAF sisi DE arah Axial. Terdapat penurunan nilai vibrasi yang signifikan pada
Gambar 4.13. Grafik Overall Vibrasi Motor PAF Sisi DE Arah Axial
53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
dijelaskan pada bab sebelumnya, maka didapatkan hasil yang dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Pengukuran vibrasi pada motor Primary Air Fan dilakukan pada 3 titik
yaitu horizontal, vertikal dan axial. Horizonal dan vertikal tegak lurus 900
terhadap shaft motor, sedangkan axial searah dengan shaft motor. Untuk
yang sama. Hal ini bertujuan agar data yang dibandingkan merupakan data
pada motor Primary Air Fan yaitu misalignment, rotating looseness, dan
yang diijinkan, untuk nilai vibrasi motor Primary Air Fan sisi NDE
vertikal 6,89 mm/s, horizontal 8,07 mm/s, axial 8,9 mm/s, dan sisi DE
vertikal 10,52 mm/s, horizontal 9,35 mm/s, axial 10,64 mm/s, disimpulkan
bahwa motor Primary Air Fan tersebut Tidak Layak Dioperasikan karena
54
5.2. Saran
2. Operator dan teknisi harus mengetahui batasan vibrasi pada motor PAF,
shaft fan.
DAFTAR PUSTAKA
55
Pruftechnik. 2017. An Engineer‘s Guide Making Maintenance Matter. Germany:
Pruftechnik AG.
Pruftechnik. 2018. VibXpert II.
(https://www.pruftechnik.com/products/conditionmonitoring-systems/
portable-systems-for-condition-monitoring/vibxpertii.html). diakses 7
Desember 2018)
Setiono, Eko., Syanni, Jefri. 2013. Buku 2 Dasar Vibrasi. PLN Corporate
University.
Setiono, Eko., Syanni, Jefri. 2013. Buku 3 Dasar Analisa Vibrasi. PLN Corporate
University.
Setyawan Harry P., Suryadi, Dedi. Analisis Karakteristik Vibrasi pada Paper
Dryer Machine untuk Deteksi Dini Kerusakan Spherical Roller Bearing.
Jurnal. Bengkulu: Universitas Bengkulu.
SKF. 2019. Bearings Select Frequency.
(https://skfbearingselect.com/#/typearrangement/single-bearing). diakses
15 Juli 2019)
Standar ISO 10816-3 Part 3: Industrial machines with normal power above 15kW
and nominal speeds between 120 r/min and 15000 r/min when measured in
situ.
56
Lampiran 1. Data Hasil Pengukuran Vibrasi Motor PAF
Tanggal Pengukuran
Titik
Pengukuran 17/09/2018 15/10/2018 08/11/2018 16/12/2018 15/01/2019 25/02/2019 25/03/2019 22/04/2019
NDE Vertical 4,93 5,68 6,89 1,3 1,97 1,83 1,68 1,84
NDE Horizontal 6,56 7,29 8,07 2,79 4,29 3 3,06 2,94
NDE Axial 5,94 7,16 8,9 1,3 2,14 1,76 1,75 1,9
DE Vertical 7,12 8,22 10,52 1,2 2,76 2,17 2,17 3,21
DE Horizontalv 7,17 6,66 9,35 3,38 4,31 3,08 3,44 4,37
DE Axial 6,61 7,97 10,64 1,53 2,52 2,27 1,87 4,49
Keterangan:
7,1 Merah (Alarm)
Nilai dan Warna
4,5 Kuning (Warning)
(ISO 10816-3)
2,3 Hijau (Good)
Lampiran 2. Spesifikasi dan Data Frekuensi Bearing SKF
frequency 6234
untuk data skripsi
wildanki
pnup
This report was produced with SKF Bearing Select software. Please note the limited warranty, shown at the bottom of the last page of this report
® SKF is a registered trademark of the SKF Group. © SKF Group 2019.
2. Input
This report was produced with SKF Bearing Select software. Please note the limited warranty, shown at the bottom of the last page of this report
® SKF is a registered trademark of the SKF Group. © SKF Group 2019.
3. Results
LIMITED WARRANTY : The SKF Bearing Select software tool of the SKF Company supports the calculation and selection of bearings.
This software is provided 'as is' with out any warranty of any sort, implicitly as well as explicitly.
Please note that the obtained results can be affected by many external parameters and/or the quality of the assumptions taken into account. The
results obtained using this software must be validated by the user who accepts the fact that the use of this software and the exploitation of the
obtained results are under the user's entire and sole responsibility.
® SKF is a registered trademark of the SKF Group. © SKF Group 2019.
This report was produced with SKF Bearing Select software. Please note the limited warranty, shown at the bottom of the last page of this report
® SKF is a registered trademark of the SKF Group. © SKF Group 2019.
2. Input
This report was produced with SKF Bearing Select software. Please note the limited warranty, shown at the bottom of the last page of this report
® SKF is a registered trademark of the SKF Group. © SKF Group 2019.
3. Results
LIMITED WARRANTY : The SKF Bearing Select software tool of the SKF Company supports the calculation and selection of bearings.
This software is provided 'as is' with out any warranty of any sort, implicitly as well as explicitly.
Please note that the obtained results can be affected by many external parameters and/or the quality of the assumptions taken into account. The
results obtained using this software must be validated by the user who accepts the fact that the use of this software and the exploitation of the
obtained results are under the user's entire and sole responsibility.
® SKF is a registered trademark of the SKF Group. © SKF Group 2019.
This report was produced with SKF Bearing Select software. Please note the limited warranty, shown at the bottom of the last page of this report
® SKF is a registered trademark of the SKF Group. © SKF Group 2019.
2. Input
This report was produced with SKF Bearing Select software. Please note the limited warranty, shown at the bottom of the last page of this report
® SKF is a registered trademark of the SKF Group. © SKF Group 2019.
3. Results
LIMITED WARRANTY : The SKF Bearing Select software tool of the SKF Company supports the calculation and selection of bearings.
This software is provided 'as is' with out any warranty of any sort, implicitly as well as explicitly.
Please note that the obtained results can be affected by many external parameters and/or the quality of the assumptions taken into account. The
results obtained using this software must be validated by the user who accepts the fact that the use of this software and the exploitation of the
obtained results are under the user's entire and sole responsibility.
® SKF is a registered trademark of the SKF Group. © SKF Group 2019.
Lampiran 3. Proses Pengukuran Data Vibrasi dan Alat Ukur Vibrasi
(a) (b)
Gambar 1. Proses Pengukuran Data Vibrasi Sisi (a) NDE dan (b) DE