DISUSUN OLEH:
2022
i
ANALISIS KINERJA LIGHTNING ARRESTER (LA) BERDASARKAN
ARUS BOCOR PADA GARDU INDUK 150 KV SOLOBARU PT. PLN
(PERSERO)
UPT SALATIGA
DISUSUN OLEH:
2022
i
FINAL
By :
2022
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
i
LEMBAR PENEGSAHAN PENGUJI
v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur yang mendalam kepada Allah SWT, dan dengan
diselesaikannya Skripsi ini, penulis mempersembahkannya kepada:
1. Ayah dan Ibu serta adik saya yang telah memberi support, do’a, serta
semangat bagi kehidupan saya sehingga saya bisa menyelesaikan
pendidikan sampai tingkat sarjana.
2. Keluarga besar Soedino dan Djuwariyah, yang selalu memberi dukungan
dan do’a.
3. Istri saya Iqmalifa Dwi Nursandhi dan Anak saya Zeeya Aditya Al-qarni
4. Teman teman keluarga besar teknik elektro angkatan 2015 kalian semua
mantap sekali
5. Teman saya seperjuangan selama masuk di unissula sampai lulus Bersama
yaitu Rizky Abdillah
6. Teman sekaligus sodara dikampung yang tidak bias saya sebutkan satu
persatu.
v
HALAMAN
Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung
(QS. Al Imran : 173)
Dia adalah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong (QS. Al Anfal : 40)
i
KATA
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang
berjudul “Analisis Kinerja Lightning Arrester (LA) Berdasarkan Arus Bocor Pada
Gardu Induk Solobaru 150 kV PT.PLN (Persero) UPT Salatiga”. Penulisan tugas
akhir disusun guna meraih gelar Sarjana Teknik pada Program Studi S1 Teknik
Elektro Univeritas Islam Sultan Agung Semarang. Shalawat serta salam saya
taturkan kepada Nabi kita Muhammad SAW, mudah mudahan kita mendapatkan
safaat Nya, Aamiin.
Penulisan tugas akhir tidak lepas dari dukungan dari berbagai pihak,
yangmana pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Orang tua yang memberi dukungan kepada saya sehingga saya dapat
menyelesaikan studi di Univeritas Islam Sultan Agung Semarang.
2. Munaf Ismail, ST.,MT. dan Ir. H. Sukarno Budi Utomo,MT., dosen
Pembimbing yang penuh perhatian dan atas perkenaan memberi
bimbingan dan dapat dihubungi sewaktu-waktu disertai kemudahan
menunjukkan sumber-sumber yang relevan dengan penulisan karya ini.
3. Semua dosen jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Univeritas Islam
Sultan Agung Semarang yang telah memberi bekal pengetahuan yang
berharga.
4. Teman-teman yang mendukung dan memberi semangat.
5. Serta pihak yang telah memberi bantuan dan tidak dapat disebutkan satu
persatu. Penulis berharap penulisan ini dapat bermanfaat baik dalam
bidang pendidikan, pengembangan dan bermasyarakat.
x
DAFTAR
HALAMAN JUDUL..........................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...............................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................vi
ABSTRAK..........................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................3
1.3 Pembatasan Masalah...................................................................................3
1.4 Tujuan Penelitian........................................................................................3
1.5 Manfaat Penelitian......................................................................................3
1.6 Sistematika Penulisan.................................................................................4
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI...............................8
2.1 Tinjauan Pustaka.........................................................................................8
2.2 Landasan Teori............................................................................................9
2.2.1 Gardu Induk.................................................................................................9
2.2.2 Gangguan Lightning Arrester...........................................................9
2.2.3 Lightning Arrester.......................................................................................11
2.2.4 Leakage Current Monitor...........................................................................26
2.2.5 Regresi Sederhana.......................................................................................30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................31
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................................31
3.2 Metode Penelitian.......................................................................................32
3.3 Alat dan bahan............................................................................................34
3.4 Parameter Penelitian...................................................................................36
3.5 Pengumpulan Data......................................................................................36
3.6 Analisis Data...............................................................................................37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................39
4.1 Data...............................................................................................................39
4.2 Analisis...........................................................................................................42
x
BAB V PENUTUP..............................................................................................52
DAFTAR
5.1 Keimpulan...................................................................................................52
5.2 Saran...........................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................53
x
DAFTAR
x
DAFTAR
x
ABSTRA
PT.PLN (Persero) UPT Salatiga mempunyai asset salah satu Gardu Induk
yang sudah beroperasi sangat lama yaitu GI Solobaru. GI Solobaru memiliki
penghantar yang terdiri dari bay Solobaru-Wonosari 1 dan 2, bay Solobaru-Palur
1 dan 2, bay trafo 1, trafo 2, trafo 3,trafo 4 dan bay copel. Lightning arrester
berfungsi mengalirkan tegangan lebih agar tidak mengganggu dan merusak
peralatan. Penelitian ini dilakukan karena belum ada penelitian pada lightning
arrester yang berusia lebih dari 10 tahun di Gardu Induk Solobaru.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.
Variable yang dibutuhkan adalah data arus bocor pada Gardu Induk Solobaru
tahun 2020-2021. Prosedur penelitian adalah studi literatur, pengumpulan data
arus bocor, analisis kinerja arrester, menanalisis hasil pengujian, tindak lanjut.
kinerja lightning arrester didasarkan pada arus bocor yang terukur menggunakan
Leakage Current Monitor dengan membandingkan dengan standart yang
ditentukan oleh PLN. Sedangkan batas usia lightning arrester dihitung dengan
menggunakan persamaan.
Berdasarkan analisis yang dilakukan 100 % kinerja arrester pada gardu induk
solobaru dalam kondisi baik dan layak beroperasi karena masih dibawah
standart yang ditentukan PLN yaitu 100 µA dan batas usia panjang bahkan ada
yang mencapai 108 tahun.
x
BAB I
PENDAHULUAN
1.5 Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sabagai berikut:
1. Mengetahui Lightning Arrester yang digunakan masih layak atau tidak
2. Mengetahui tindakan apa yang dilakukan dalam pemeliharaan peralatan
proteksi,
3. Membantu memperkirakan batas perkiraan usia lightning arrester dapat
digunakan.
4
tinjauan pustaka dan landasan teori, metode penelitian, data dan analisa
serta penutup. Dibagian akhir terdiri dari daftar pustaka dan lampiran,
Bab II : Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori
Berisi penjelasan tentang acuhan dan prinsip dasar yang diperlukan
untuk memecahkan masalah serta merumuskan hipotesis jika diperlukan
dari berbagai referensi yang dijadikan landasan pada kegiatan penelitian
yang dilakukan.
2.1 Tinjauan Pustaka
Acuan yang digunakan untuk menetapkan hipotesis penelitian disebut
dengan tinjauan pustaka. Sumber pustaka didapat dari jurnal internasional
maupun nasional, prosiding konferensi internasional dan prosiding
konferensi nasional dan sumber lain yang dapat mendukung dasar
penelitian.
2.2 Landasan Teori
Teori dan hasil hasil penelitian yang menjadi dasar atau landasan
untuk menyelesaikan penulisan penelitian yang dapat bersumber dari
jurnal, buku, internet dan sebagainya.
Bab III : Metode Penelitian / Perancangan
Metode penelitian berfungsi untuk menjawab permasalahan penelitian
sehingga dapat mencapai tujuan. Metode penelitian berisi waktu dan
tempat, desain, metode dan pendekatan.
Bab IV : Data dan Analisa
4.1 Data
Berisi data hasil penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa secara
langsung di tempat penelitian. Pada penelitian ini data arus bocor didapat
dari GI Solobaru pada tahun 2020-2021.
4.2 Analisa
Analis berisi hasil data yang dianalisa baik menggunakan perhitungan
maupun dengan penyesuaian dengan landasan teori serta mencari
penyebab apabila ternyata hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan dasar
teori.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Gabungan dari transfotmator dan switch gear di sebut gardu induk. Gardu
induk dikontrol untuk saling terhubung dengan gardu induk lain supaya bisa
8
9
Surja petir adalah gejala tegangan lebih transien yang disebabkan oleh sambaran
petir. Petir dapat disebabkan oleh beberapa tahap,diantaranya:
1. Tahap pemampatan muatan karena uap air di awal mengumpul di awan
1
2. Antara awan dengan bumi terjadi loncatan muatan listrik positif dan
negatif.
3. Awan membentuk krintal es yang disebabkan oleh jarak ketinggian
permukaan atas dan bawah awan mencapai 8 km dengan temperature -
5o C pada bagian bawah dan -40oC pada bagian atas.
4. Terjadi tumbukan dan gesekan pada kristal es di awan akibat terdapat
angin ke segala arah yang memisahkan muatan positif dan negatif
5. Petir disebabkan oleh bagian lapisan awan yang berbeda muatan,
muatan negative berada di atas, muatan positif di tengah dan muatan
positif dan negatif si bawah
Petir dapat mengganggu dan merusak insfrastruktur public seperti sistem
ketenagalistrikan, system telekomunikasi dan peralatan elektronik. Jika petir
mengenai penghantar secara langsung, maka penghantar tersebut bisa putus akibat
gelombang petir dengan tegangan impluls yang melebihi Basic insulation Level
dari penghantar.
Induksi petir dengan gerak gelombang yang merambat kesegala arah di
sepanjang jaringan sampai ke titik yang dapat menetralisir arus petir atau
pentanahan terjadi karena penghantar terkena sambaran petir.
Sebagai alat proteksi jika terjadi bahaya tegangan lebih (over voltage)
yang diakibatkatkan oleh sambaran petir atau hubung singkat pada saluran
transmisi, saluran distribusi dan peralatan penting lainnya, maka lightning arrester
harus dalam kondisi baik.
1
Lightning arrester dihubungkan antara kawat fasa dan tanah, yang berarti
masing – masing kawat fasa dilengkapi oleh arrester pada ujungnya sebelum
masuk ke gardu distribusi. Lightning arrester berkerja dengan prinsip membatasi
tegangan lebih yang mengalir pada kawat fasa, serta membentuk jalur pintas
untuk mengalirkan arus surja ke tanah (ground). Syarat yang harus dipenuhi
lightning arrester yaitu mampu menahan tegangan system normal tak terbatas
waktu dan mengalirkan arus surja ke tanah tanpa mengalami kerusakan.
a) b)
Gambar 2.2 Gelombang tegangan lebih transien a) tanpa arrester b) dengan arrester
Menurut Ibnu Hajar dan Eko Rahman (Jurnal, 2018) lightning arrester
terdiri dari dua jenis yaitu:
2.2.3.2.1 Jenis Ekspulsi
Arrester jenis ekspulsi digunakan pada isistem tenaga listrik bertegangan
hingga 33 kV. Arrester ini memiliki dua sela, yaitu sela bagian luar yang terdapat
sela percik batang atau sela seri dan sela bagian dalam dalam terdapat sela percik.
Arrester mampu mengalirkan tegangan tingi frekuensi daya tanpa menyebabkan
korona dan arus bocor ketanah karena dipasang ekektoda. Besarnya tegangan
tembus sela luar lebih rendah dari teganga lompatan api isolator pendukung sela
luar.
Karakteristik arreter jenis ekspulsi lebih baik dari sela batang karena dapat
memutus arus susulan dan volt-waktu, namun tegangan percik impulsnya lebih
tinggi dari arester katup. Besarnya arus hubung singkat pada arrester
mempengaruhi kemampuan memutuskan arus susulan.
1
Ketika tegangan surja tinggi sampai kejepitan arrester kedua sela percik
maka akan tembus dan jalan pengahantar yang berbentuk busur api akan terbentuk
seketika. Arrester akan menjadi konduktor dengan impedansi rendah dan
melakukan surja arus dan arus daya sistem bersama-sama. Arrester dapat
mematikan busur api pada saat arus susulan melewati titik nolnya, dengan prinsip
ketika ada panas karena arus petir mengalir yang membuat sedikit bahan dinding
tabuh serat menguap dan membentuk gas untuk mematikan busur api. Jika ridak
menimbulkan gangguan arus susulan pada arrester lamanya kurang dari setengah
gelombang.
Jenis yang paling efisien dan juga paling mahal adalah katup jenis
gardu. arrester katup jenis gardu dipakai gardu induk besar mulai dari
2.400 V sampai 287 kV untuk melindungi alat-alat yang mahal pada
rangkaian.
Arrester katup jenis saluran lebih murah dari arrester jenis gardu.
saluran bukan untuk perlindungan transmisi namun digunakan gardu
induk untuk melindungi peralatan yang kurang penting. Tenganggan
15 kV-69 kV menggunakan jenis arrester ini.
Dari gambar kurva dapat kita lihat bahwa durasi over voltage berbeda satu
sama lain, yaitu:
1. Lightning Overvoltage – fast front overvoltage (Durasi Microseconds)
2. Switching Overvoltages – slow front overvoltage (Durasi Milliseconds)
3. Temporary Overvoltages – TOV (Durasi seconds), missal akibat
gangguan sistem.
Konstruksi arrester terdapat juga katup pressure relief yang terletak pada
ujung arrester. Katup pressure relief bekerja ketika arrester dilalui surja maka
katup akan melepas tekanan internal lebih kuat. Selain itu konstruksi arrester juga
terdapat penyangga(beton), di gardu induk terdapat grading ring yang terletak
pada trasformator arus (current transformer), pentanahan (gronding), dan
peralatan monitoring (miliammeter and counter).
Housing terbuat dari porselen atau polymen dengan susunan keping ZnO
pada sangkar rod terbuat dari FGRP (Fiber Glass Reinforced Plastic). Agar
memiliki ketahanan mekanis yang baik maka perlu dipastikan susunan keeping
ZnO dengan memasang compression spring pada kedua ujung kolom active part.
3. Pemisah (disconnector)
Housing lightning arrester agar tidak rusak maka disconnector dipasang
pada terminal pembumian yang menghubungkan antara polimer dengan
housing untuk memisahkan lightning arrester dari system setelah ada
gangguan beban lebih sehingga ketika ada gangguan.
5. Grading Ring
monitoring. Supaya arus yang mengalir ke lightning arrester melului kawat pentanahan maka pada k
dudukan arrester
Pada bagian sela percikan (spark gap) akan terjadi loncatan api apabila ada
tegangan lebih (over voltage) akibat sambaran petir atau hubung singkat pada
lightning arrester. Busur api pada lightning arrester akan ditiup keluar oleh gas
dari tabung fiber yang terbakar. Sela percikan terpasang pada tabung keramik
yang diisi gas inert (tabyng discharge).
Tahanan katup memiliki sifat tahanan yang beruah- ubah bila ada
perubahan tegangan. Tahanan katup dibedakan menjadi dua berdasarkan
materialnya yaitu yaitu jenis silicon carbid (SiC) dan jenis Zinc Oxide (ZnO).
Peralatan proteksi yang diguanakan saat ini adalah lightning arrester. Oleh
sebab itu Lightning Arrester harus mempunyai karakteristik, berikut :
1. Terdapat alat ukur atau root mean squared (rms) pada tegangan
operasi yang menunjukkan:
a. Lightning Arrester bersifat sebagai insulator.
b. Arus kapasitif atau arus bocor ketanah dalam kecil yaitu dalam orde
mili-ampere.
2. Ketika terjadi surja petir/ surja hubung:
a. Lightning Arrester memiliki nilai resistansi sangat rendah dan bersifat
konduktif.
b. Arus surja yang dialirkan lightning arrester ke tanah dalam orde kilo-
Ampere.
c. Setelah surja berhasil dilewatkan lightning arrester bersifat insulator
2
1. Frekuensi jala-jala harus lebih tinggi dari tegangan pada system ketika
tegangan tembus arrester. Arrester tidak boleh bekerja saat tegangan
normal
Menurut Ibnu Hajar dan Eko Rahman (Jurnal, 2018) penempatan arrester
pada gardu induk sirkit ganda sistem teganga 150 KV, antara arrester dan
transformator jaraknya tidak lebih dari 80 meter dan untuk sirkit tunggal arrester
dan transformator jaraknya setengah dari jarak sirkit ganda. Arrester ditempatkan
sedekat mungkin dengan peralatan yang dilindungi untuk mengantisipasi
flashover, tujuan lainnya yaitu:
lr = lt - lc (1)
Keterangan :
Ic = Arus bocor
total
Ir max Rekomendasi
Analisis regresi linier adalah meode statistic yang bersungsi untuk menguji
hubungan sebab akibat antara X dan Y. Maka dari itu penelitian ini analisis regresi
sederhana dilakukan untuk mengetahui batas usia pemakaian Lightning Arrester
di Gardu Induk Solobaru 150 kV. Analisis Regresi Sederhana ditentukan oleh
koefisien Regresi yang dapat dihitung dengan rumus berikut.
y = a + bx
y = variable subyek yang diprediksi disini berarti batas usia pemakaian
(𝛴𝑌𝑖)(𝛴𝑋𝑖2)−(𝛴𝑋𝑖)(𝛴𝑋𝑖𝑌𝑖)
a = 𝑛𝛴𝑋𝑖2−( 𝛴𝑋𝑖)2 (2)
𝑛𝛴𝑋𝑖𝑌𝑖−(𝛴𝑋𝑖)(𝛴𝑌𝑖)
b= 𝑛𝛴𝑋𝑖2−( 𝛴𝑋𝑖)2 (3)
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam penulisan tugas akhir ini penulis melakukan penelitian di PT. PLN
(Persero) TJBT Unit Pelaksana Transmisi Salatiga, ULTG Surakarta, Gardu Induk
Pada gambar 18 diagram blok Gardu Induk Solobaru dapat dilihat bahwa
penghantar yang digunakan pada Gardu Induk Solobaru adalah TACSR 2 x 410
mm dan memiliki penghantar yang terdiri dari bay Sobaru-Wonosari 1 dan 2, bay
Sobaru-Palur 1 dan 2, bay trafo 1, trafo 2, trafo 3,trafo 4 dan bay copel.
31
3
Pada penyelesaian tugas akhir ini ada beberapa langkah kerja yang
dilakukan antara lain:
1. Studi literatur
Dalam studi literatur dilakukan pencarian informasi baik dari buku,
jurnal, bahan dari internet maupun sumber-sumber lain yang berkaitan
dengan penelitian ini diantaranya :
a. Data nameplate lightning arrester di gardu induk indramayu
b. Data pengukuran arus bocor di gardu induk indramayu
c. Data pengukuran suhu di gardu induk indramayu.
2. Pengumpulan data arus bocor, diguakan untuk melakukan analisis kinerja
Lightning Arrester dari pegukuran counter LA menggunakan Leakage
Current Monitor..
3
Pada gambar 3.2 flow chat diatas menjalaskan tahapan penyeleaian tugas
akhir dimulai dari mulai sampai selesai. Penyelesaian tugas akhir dimuai dari
persiapan dengan studi literatur yang dilakukan dengan mengumpulkan informasi
maupun sumber-sumber atau referensi yang berkaitan dengan penelitian. Setelah
3
itu pengumpulan data arus bocor dari hasil pengukuran yang dilaksanakan di
Gardu Induk Solobaru.
Setelah data terkumpul maka dianalisis hasil data tersebut, apabila sesuai
dengan standart PLN maka lightning arrester masih layak digunakan, namun bila
hasil pengukuran tidak sesuai maka lightning arrester perlu perbaikan/
penggantian.
150 kV dilakukan untuk memperoleh data arus bocor Lightning Arrester setiap
tahunnya.
3.5.3 Dukumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya- karya monumental dari seseorang.
Dalam penelitian ini dokumentasi berbentuk tulisan berupa gambar single line
diagram, rekapan hasil pengukuran arus dan suhu.
3.5.4 Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan
ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik
tertentu. Wawancara dilakukan dengan beberapa pegawai di Gardu Induk
Solobaru dan regu HAR ULTG Surakarta untuk mengetahui data arus bocor pada
terminal Lightning Arrester.
y = a + bx
y = variable subyek yang diprediksi
peningkatan
𝑛𝛴𝑋𝑖𝑌𝑖−(𝛴𝑋𝑖)(𝛴𝑌𝑖)
𝑏= 2
𝑛𝛴𝑋𝑖 −( 𝛴𝑋𝑖)2 (5)
4.1 Data
4.1.1 Deskripsi data
Pengambilan data dilakukan di Gardu Induk Solobaru. Data yang diambil
berupa data pengukuran counter menggunakan alat Leakage Current Monitor.
Spesifikasi Lightning Arrester yang terpasang pada Gardu Induk Indramayu
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Data Lightning Arrester
No. Item Spesifikasi
1 Type EXLIM
2 Tahun 2009
3 Buatan Sweden
4 Merk ABB
5 Class 20 kA
6 Nomor seri phasa “R” 75148607
7 Nomor seri phasa “S” 75148608
8 Nomor seri phasa “T” 75138609
39
4
RST
Pada grafik arus bocor lightning arrester tahun 2020 dapat dilihat bahwa arus bocor tertinggi tinggi te
tinggi adalah fasa R dan arus bocor rendah fasa S.
60
50
40
30
20
10
RST
Pada grafik arus bocor lightning arrester tahun 2021 dapat dilihat bahwa
arus bocor tertinggi terdapat pada penghantar S trafo 1, dan arus bocor terendah
pada penghantar S trafo 2. Rata-rata penghantar yang memiliki arus bocor tinggi
adalah fasa R dan arus bocor rendah fasa S.
4.2 Analisis
4.2.1 Kinerja Lightning Arrester Di Gardu Induk Solobaru Berdasarkan
Arus Bocor Lightning Arrester
Menurut Adriawan (2014) kinerja lightning arrester buruk jika arus bocor
yang dibumikan lebih dari ketentuan nominal, dan dikatakan baik jika arus bocor
yang dibumikan kruang dari ketentuan nominal. PT. PLN (Persero) menetapkan
standart sebesar 100 µA (Andriawan, 2014). Setelah melakukan pengukuran
menggunakan Leakage Current Monitor maka berikut adalah rekomndasinya.
Dari hasil analisis kinerja lightning arrester berdasarkan arus bocor tahun
karena memiliki nilai arus bocor kurang dari 100 µA. tindakan yang dilakukan
Dari data yang telah diperoleh akan digunakan peneliti untuk menganalisis
perkiraan batas usia Lightning Arrester. Peneliti akan menghitung perkiraan umur
dari Lightning Arrester. Berikut adalah hasil dari perhitungan menggunakan
regresi sederhana.
Perhitungan perkiraan umur lightning arrester pada fasa R trafo 1
menggunakan regresi sekerhana.
Diketahui:
y X xy y2 x2
11 41 451 121 1681
12 41 492 144 1681
23 82 943 265 3362
(∑ 𝑌𝑖)(∑ 𝑋2) − (∑ 𝑋𝑖)(∑ 𝑋𝑖𝑌𝑖)
𝑎= 𝑖
𝑛 ∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋 )2
𝑖 𝑖
(23)(3362) − (82)(943)
𝑎=
4(3362) − 82^2
77326 − 77326
𝑎=
13448 − 6724
4
0
𝑎=
6724
𝑎=0
(4 × 943) − (82)(23)
𝑏=
(4 × 3362) − 822
3772 − 1886
𝑏=
13448 − 6724
1886
𝑏=
6724
𝑏 = 0,28
𝑏 = 0,28 × 100
𝑏 = 28
Y= a + bx
Y = 0 + 28
Y = 28
Rumus terersebut berlaku pula untuk menghitung perkiraan usia fasa S dan
T. dari perhitungan diatas mendapatkan hasil seperti tabel berikut ini.
Dari hasil regresi usia berdasarkan arus bocor Lightning Arrester pada trafo
1 diperoleh batas usia pemakaian pada fasa R 28 tahun, S 17 tahun dan T 29 tahun.
4
Dari hasil regresi usia berdasarkan arus bocor Lightning Arrester pada
trafo 2 diperoleh batas usia pemakaian pada fasa R 25 tahun, S 108 tahun dan T
71,9 tahun.
Tabel 4.7 Tabel Perkiraan Umur Lightning Arrester Trafo 3
Umur Arus bocor R Arus bocor S Arus bocor T
(Tahun) (µA) (µA) (µA)
11 56 30 36
12 47 35 31
Hasil regresi 22 Th 35 Th 33,8 Th
Dari hasil regresi usia berdasarkan arus bocor Lightning Arrester Trafo 3
diperoleh batas usia pemakaian pada fasa R 22 tahun, S 35 tahun dan T 33,8
tahun.
Tabel 4.8 Tabel Perkiraan Umur Lightning Arrester Trafo 4
Umur Arus bocor R Arus bocor S Arus bocor T
(Tahun) (µA) (µA) (µA)
11 39 14 18
12 32 16 20
Hasil regresi 31,6 Th 76,4 Th 60,5 Th
Dari hasil regresi usia berdasarkan arus bocor Lightning Arrester pada
trafo 4 diperoleh nilai batas usia pemakaian pada fasa R 31,6 tahun, S 76,4 tahun
dan T 60,5 tahun.
5
Dari hasil regresi usia berdasarkan arus bocor Lightning Arrester pada
palur 1 diperoleh batas usia pemakaian pada fasa R 28 tahun, S 32,8 tahun dan T
31,9 tahun.
Tabel 4.10 Tabel Perkiraan Umur Lightning Arrester Palur 2
Umur Arus bocor R Arus bocor S Arus bocor T
(Tahun) (µA) (µA) (µA)
11 26 17 39
12 25 13 41
Hasil regresi 45 73,4 28,7
Dari hasil regresi usia berdasarkan arus bocor Lightning Arrester pada
palur 2 diperoleh batas usia pemakaian pada fasa R 45 tahun, S 73,4 tahun dan T
28,7 tahun.
Dari hasil regresi usia berdasarkan arus bocor Lightning Arrester pada
Wonosari 2 diperoleh batas usia pemakaian pada fasa R 20,3 tahun, S 88 tahun dan
T 49 tahun.
100
80
60
40
20
RST
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Berdasarkan analisis arus bocor pada Gardu Induk Solobaru 150 kV, maka
lightning arrester perlu dilakukan pemeriksaan dan pengukuran LCM
setiap satu tahun serta perawatan rutin sesuai dengan standart operasional
untuk menghindari gangguan bahkan merusak peralatan.
5
DAFTAR PUSTAKA
Ramadhan Iqbal Pugar. 2020. Kinerja Lightning Arrester Yang Berusia Lebih
Dari 30 Tahun Di Gardu Induk 150 kV Srondol PT. PLN(Persero)
UPT Semarang. Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Semarang.