Anda di halaman 1dari 242

TUGAS AKHIR

ANALISIS PENTANAHAN

GARDU INDUK 150 kV UNGARAN

UNIVERSITAS SEMARANG

Disusun dalam Memenuhi


Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S1)
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Semarang

ARKA MAISAR PRATAMA


C.441.19.0019

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEMARANG
SEMARANG
2023
FI
N
AL
ABSTRAK

Sistem Pentanahan adalah sistem hubungan penghantar yang


menghubungkan beberapa sistem seperti badan peralatan, dan instalasi dengan
tanah sehingga dapat mengamankan manusia dari sengatan listrik serta mampu
mengamankan peralatan-peralatan listrik dari bahaya tegangan atau arus yang
tidak normal. Sistem pentanahan yang sering di gunakan pada gardu induk saat
ini dengan menggunakan kombinasi grid dan rod.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem pentanahan yang ada


pada gardu induk 150kV bertempat di Ungaran Kabupaten Semarang dengan
menggunakan software ETAP (Electrical Transient Analysis Program) 12.6.0 dan
membandingkan rancangan yang ada dengan model rancangan yang lain seperti
model L, T, Segitiga dengan jarak konduktor grid yang beracuan pada standar
IEEE 80-2013 dan SPLN T5.12.2020. Dengan menganalisa menggunakan
tegangan sentuh dan tegangan langkah serta berdasarkan panjang konduktor,
tahanan jenis tanah, faktor pembagi arus, dan arus gangguan pada berat badan
50Kg dan 70Kg dengan panjang konduktor yang ada sehingga dapat
menghasilkan rancangan yang sesuai dengan kebutuhan di gardu induk Ungaran
yang aman bagi manusia dan sesuai dengan stardar IEEE std 80-2013 dan SPLN
T5.12.2020.

Dari penelitian ini dilakukannya perbandingan untuk model rancangan


awal dan model rancangan L,T,dan Segitiga pada sistem pentanahan gardu induk
ungaran. Sehingga dihasilkan nilai dari model rancangan yang sesuai dengan
standar persyaratan SPLN dan IEEE yaitu dengan menggunakan luas penampang
yang sesuai standar SPLN sebesar 150mm dengan arus gangguan sebesar 30kA
rancangan awal atau model rancangan persegi rancangan ini menghasilkan
tegangan sentuh ( 763,9 V < 787 V) dan tegangan langkah sebesar ( 749,4 V <
2800 V) serta nilai resistansi pembumian (0,3 Ohm < 0,5 Ohm ) dapat disimpulkan
pada perbandingan nilai tegangan langkah dan tegangan sentuh serta resistansi
pembumian tersebut tidak melebihi nilai dari standar pembumian SPLN
T5.12.2020 dan IEEE std 80-2013.

Keywoards :Gardu induk, IEEE 80-2013, Software ETAP (Electrical Transient


Analysis Program)

ii
ABSTRACT

The grounding system is a conducting relationship system that connects


several systems such as equipment body, and installation with soil so that it can
secure humans from electric shock and is able to secure electrical equipment from
the danger of stress or abnormal current. The grounding system that is often used
in the main substation at this time by using a combination of grid and rod.

This study aims to analyze the existing grounding system in the 150kv
substation located in Ungaran Semarang Regency using Electrical Transient
Analysis Program 12.6.0 and comparing existing designs with other designs such
as the L, T, T -triangle models with distance Conductors of grid that are preserved
to the IEEE 80-2013 standard and SPLN T5.12.2020. By analyzing using the touch
voltage and stress stress and based on the length of the conductor, the resistance of
the soil type, the current divider factor, and the current of interference at the body
weight of 50kg and 70kg with the existing conductor length so that it can produce
a design that suits the needs of the Ungaran substation that is safe for Humans and
in accordance with Stardar IEEE STD 80-2013 and SPLN T5.12.2020.

From this study the comparison for the initial design model and the design
model of L, T, and Triangle in the Grounding System of Ungaran Substation. So
that the value of the design model is produced in accordance with the standard
SPLN and IEEE requirements, namely by using the cross -sectional area that
matches the SPLN standard of 150mm with a disturbance current of 30, the initial
design or the square design model This design produces a touch voltage (763.9 V
<787 V) and step voltage of (749.4 V <2800 V) and earthing resistance values (0.3
ohm <0.5 ohm) can be concluded in the ratio of the value of the stepping voltage
and the touch voltage and the echoing resistance does not exceed the value of the
SPLN T5 Earth Standard .12.2020 and IEEE STD 80-2013.

Keywoards :Gardu induk, IEEE 80-2013, Software ETAP (Electrical Transient


Analysis Program

ii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat, karunia, dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir. Penulisan Tugas
Akhir ini dimaksudkan guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan
Jenjang Pendidikan Sarjana (S-1) Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Semarang.

Dengan telah selesainya Laporan Tugas Akhir ini yang tidak terlepas dari
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr.Supari, S.T. M.T, selaku Rektor Universitas Semarang.


2. Bapak Dr. Purwanto, S.T, M.T, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Semarang.
3. Ibu Dr. Ari Endang Jayati S.T, M.T, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Semarang
4. Bapak Karnoto, S.T, M.T, selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan, saran, dan bimbingan
materi serta berbagai kemudahan yang memungkinkan dalam terselesaikannya
penyusunan Tugas Akhir ini.
5. Bapak Derman, S.T, M.T, selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan, saran, dan bimbingan
materi serta berbagai kemudahan yang memungkinkan dalam terselesaikannya
penyusunan Tugas Akhir ini.
6. Bapak Yosep dan Ibu Maria, selaku Orang Tua yang telah memberikan
bantuan dukungan moral maupun material.
7. Arnita Ariyandani, selaku Adik yang telah memberikan pengetahuan dan
semangat untuk menyelesaikan Tugas Akhir.
8. Bagas, Nina, Yazid dan teman-teman dibangku perkuliahan Teknik Elektro
Universitas Semarang yang sudah banyak membantu dan memberi motivasi.

iv
Penulis menyadari bahwa penyusunan Tugas Akhir ini tidak sesempurna
sebagaimana yang diharapkan, untuk itu saran dan kritik sangat diharapkan
demi penyempurnaan Tugas Akhir ini. Semoga hasil Tugas Akhir ini dapat
bermanfaat untuk para akademisi, praktisi, ataupun untuk penelitian-penelitian
selanjutnya. Akhir kata, saya mohon maaf atas kekurangan dan kesalahan yang
ada pada penyusunan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua teutama bagi pihak yang berkepentingan.

Semarang, Februari 2023

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... ii


ABSTRAK ........................................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL............................................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 3
1.3 Tujuan dan Manfaat Peneletian ............................................................................ 3
1.3.1 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 3
1.3.2 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 3
1.4 Batasan Masalah ..................................................................................................... 4
1.5 Metodologi Penelitian ............................................................................................. 4
1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI........................................................................................... 7
2.1. Pembumian ............................................................................................................. 7
2.2. Sistem Pembumian Gardu Inuduk ..................................................................... 10
2.3. Dasar Perencanaan Pembumian ......................................................................... 11
2.4. Sistem Pembumian Grid dan Rod ....................................................................... 12
2.5. Tahanan Pembumian............................................................................................ 13
2.6. Tahanan Jenis Tanah ........................................................................................... 15
2.7. Bahaya-bahaya yang Sering Terjadi Pada Gardu Induk ................................. 17
2.8. Arus Fibrilasi......................................................................................................... 19
2.9. Tegangan Sentuh yang Diizinkan ........................................................................ 20
2.10.Tegangan Langkah yang Diizinkan ................................................................... 21
2.11.𝑬𝑻𝒐𝒖𝒄𝒉 atau Tegangan Sentuh (Mesh) Sebenarnya ...................................... 22
2.12.𝑬𝑺𝒕𝒆𝒑 atau Tegangan Langkah Sebenarnya ................................................... 26
2.13.Arus Grid Maksimum ......................................................................................... 27
2.14.Kenaikan Tegangan Tanah ( Ground Potential Rise )..................................... 28
2.15.Standar persyaratan desain mesh grounding ................................................... 28
2.16.Software ETAP 12.6.0 ......................................................................................... 31

vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...................................................................... 36
3.1. Tempat dan Waktu ............................................................................................... 36
3.2. Data-data yang diperlukan .................................................................................. 36
3.3. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................................... 36
3.4. Faktor-faktor yang Diamati ................................................................................. 37
3.5. Langkah-langkah Penelitian ................................................................................ 37
3.6. Sistem Pembumian Gardu Induk Ungaran 150kV ............................................ 39
3.7. Standar persyaratan desain mesh grounding ..................................................... 41
3.8. Pembuatan model rancangan pada aplikasi ETAP 12.6.0 ................................ 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 51
4.1. Hasil Penelitian .................................................................................................... 51
4.1.1.Perhitungan resistansi total pembumian ..................................................... 51
4.1.2.Perhitungan besarnya faktor reduksi........................................................... 52
4.1.3.Perhitungan kenaikan tegangan tanah......................................................... 53
4.1.4.Perhitungan tegangan langkah yang diizinkan dan tegangan sentuh yang
diizinkan.................................................................................................... 55
4.1.5.Tegangan sentuh............................................................................................. 55
4.1.6.Tegangan langkah .......................................................................................... 57
4.1.7.Perhitungan sistem pembumian gardu induk Grid dan Rod ..................... 58
4.1.8.Perhitungan Grid da Rod .............................................................................. 58
a. Perhitungan resistansi total pembumian......................................................... 58
b. Perhitungan besarnya faktor reduksi.............................................................. 59
c .Perhitungan kenaikan tegangan tanah ............................................................ 59
d.Perhitungan tegangan langkah yang diizinkan dan tegangan sentuh yang
diizinkan ..................................................................................................... 59
Tegangan sentuh ................................................................................................ 60
f. Tegangan langkah ........................................................................................... 60
4.1.9. Sistem grid dan rod dengan ETAP 12.6.0 ............................................. 61
4.3. Rancangan Sistem Pembumian gardu induk model L ...................................... 67
4.3.1. Perhitungan manual Grid dan Rod ........................................................ 68
a. Perhitungan resistansi total pembumian ................................................................ 68
b.Perhitungan besarnya faktor reduksi ...................................................................... 68
c.Perhitungan kenaikan tegangan tanah .................................................................... 69
d.Perhitungan tegangan langkah yang diizinkan dan tegangan sentuh yang diizinkan69
e.Tegangan sentuh ..................................................................................................... 70

vii
f.Tegangan langkah ................................................................................................... 70
4.3.2.Perhitungan rancangan model L dengan aplikasi ETAP ........................... 71
4.4. Pembumian Gardu Rancangan Sistem Induk Model T .................................... 85
4.4.1.Perhitungan sistem pembumian Grid dan Rod ........................................... 86
a.Perhitungan resistansi total pembumian ................................................................. 86
b.Perhitungan besarnya faktor reduksi ...................................................................... 86
c.Perhitungan kenaikan tegangan tanah .................................................................... 87
d.Perhitungan tegangan langkah yang diizinkan dan tegangan sentuh yang diizinkan87
e.Tegangan sentuh yang sebenarnya ......................................................................... 87
f.Tegangan langkah yang sebenarnya ....................................................................... 88
4.4.2.Perhitungan rancangan model T dengan aplikasi ETAP ........................... 89
4.4. Rancangan Sistem Pembumian Gardu Induk Model Segitiga ....................... 103
4.5.1.Perhitungan sistem pembumian Grid dan Rod ......................................... 104
a.Perhitungan resistansi total pembumian ............................................................... 104
b.Perhitungan besarnya faktor reduksi .................................................................... 104
c.Perhitungan kenaikan tegangan tanah .................................................................. 104
d.Perhitungan tegangan langkah yang diizinkan dan tegangan sentuh yang diizinkan105
e.Tegangan sentuh ................................................................................................... 105
f.Tegangan langkah ................................................................................................. 105
4.5.2.Perhitungan rancangan model Segitiga dengan aplikasi ETAP .............. 107
4.6. Hasil Perbandingan rancangan sistem pembumian ........................................ 115
BAB V PENUTUP ......................................................................................................... 106
5.1. Kesimpulan ......................................................................................................... 106
5.2. Saran ……………………………………………………………………………………………………………..107
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 103

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1.Tabel tahanan Jenis Tanah .................................................................... 17

Tabel 2.2. Pengaruh Aliran Listrik ....................................................................... 18

Tabel 2.3. Pesyaratan mesh grounding ................................................................. 29

Tabel 2.4. Tahanan Pembumian ........................................................................... 29

Tabel 2.5. Kriteria Standar Pembumian ................................................................ 30

Tabel 3.1. Data Lapangan GI Ungaran 150kV ..................................................... 40

Tabel 3 2 Material Konduktor Grid ...................................................................... 40

Tabel 3.3. Pesyaratan mesh grounding ................................................................. 41

Tabel 3.5. Kriteria Standar Pembumian ................................................................ 42

Tabel 4.1. Hasil Perbandingan Perhitungan .......................................................... 66

Tabel 4.2. Rancangan grid dan rod yang baik dan aman ...................................... 77

Tabel 4.3. Rancangan model L yang baik dan aman ............................................ 77

Tabel 4.4. Hasil rancangan model L ..................................................................... 82

Tabel 4.5. Hasil perbandingan perhitungan model L............................................ 84

Tabel 4.6. Hasil rancangan model T ..................................................................... 94

Tabel 4.7. Hasil rancangan model T menurut Thapar dan Gerez ......................... 94

Tabel 4.8. Hasil rancangan model T ................................................................... 100

Tabel 4.9. Hasil Perbandingan perhitungan model T ......................................... 101

Tabel 4.10. Perbandingan rancangan model Segitiga ......................................... 113

Tabel 4.11. Hasil perbandingan perhitungan model segitiga .............................. 113

Tabel 4.12. Perbandingan rancangan awal dengan model modifikasi ................ 115

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2 1 Trafo pada sistem pembumian ....................................................... 9

Gambar 2 2 Model Pembumian Grid dan Rod ................................................ 13

Gambar 2.3. Efek Aliran Arus ........................................................................... 18

Gambar 2.4. Tegangan Sentuh yang diizinkan................................................. 20

Gambar 2.5. Tegangan Langkah yang Diizinkan ............................................. 22

Gambar 2.6. bagan langkah perencanaan ........................................................ 34

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian Pembumian .......................................... 38

Gambar 3.2. Layout Gardu Induk ..................................................................... 39

Gambar 3.3. Single Line Gardu Induk .............................................................. 39

Gambar 3 4 aplikasi ETAP 12.6.0 ...................................................................... 43

Gambar 3.5. Menu pada ETAP.......................................................................... 43

Gambar 3.6. Menu pada ETAP.......................................................................... 44

Gambar 3.7. Pilihan Grid pada menu ETAP.................................................... 44

Gambar 3.8. Metode pada ETAP ....................................................................... 45

Gambar 3.9. Tampilan simulai pentanahan Grid pada ETAP ....................... 45

Gambar 3.10. Model rancangan sistem pentanahan ........................................ 46

Gambar 3.11. Pengaturan konduktor Grid dan Rod ....................................... 46

Gambar 3.12. Tampilan rancangan model persegi .......................................... 47

Gambar 3.13. Pengaturan tahanan pentanahan .............................................. 47

Gambar 3.14. Pengaturan Study Case .............................................................. 48

Gambar 3.15. Grid dan Rod model persegi ...................................................... 48

Gambar 3.16. Grid dan Rod kalkulasi .............................................................. 49

Gambar 3.17. Tampilan hasil tegangan langkah dan tegangan sentuh ......... 49

x
Gambar 4.1. Area gardu induk ungaran ................................................................................ 51

Gambar 4.2. Tegangan sentuh ................................................................................................ 56

Gambar 4.3. Tegangan langkah ............................................................................................... 57

Gambar 4.4. Bentuk Area Pembumian ................................................................................... 58

Gambar 4.5. Pengaturan Grid pada ETAP 12.6.0 ................................................................. 62

Gambar 4.6. Pengaturan Grid pada ETAP 12.6.0 ................................................................. 62

Gambar 4.7. Hasil Kombinasi antara grid dan rod ............................................................... 63

Gambar 4.8. Pengaturan tanah pada ETAP........................................................................... 63

Gambar 4.9. Study Case pada ETAP ...................................................................................... 64

Gambar 4.10. Hasil simulasi berat badan 50Kg ..................................................................... 64

Gambar 4.11. Hasil simulasi berat badan 70Kg ..................................................................... 65

Gambar 4.12. Rancangan model L ( Thapar dan Gerez ) ..................................................... 67

Gambar 4.13. Rancangan model L .......................................................................................... 68

Gambar 4.14. Pengaturan rancangan grid dan rod ............................................................... 72

Gambar 4.15. Pengaturan rancangan grid dan rod ............................................................... 72

Gambar 4.16. Pengaturan tahanan tanah pada ETAP .......................................................... 73

Gambar 4.17. Hasil Pengaturan rancangan model L ............................................................ 73

Gambar 4.18. Pengaturan study case berat badan 50Kg ...................................................... 74

Gambar 4.19. Pengaturan study case berat badan 70Kg ...................................................... 74

Gambar 4.20. Hasil berat simulasi untuk berat badan 50Kg ............................................... 75

Gambar 4.21. Hasil berat simulasi untuk berat badan 70Kg ............................................... 75

Gambar 4.22. Rancangan model L yang aman ...................................................................... 83

Gambar 4.23. Rancangan model T ( Thapar dan Gerez ) ..................................................... 85

Gambar 4.24. Rancangan model T .......................................................................................... 86

Gambar 4.25. Pengaturan grid rancangan model T .............................................................. 89

Gambar 4.26. Pengaturan grid rancangan model T .............................................................. 90

Gambar 4.27. Rancangan model T .......................................................................................... 90

xi
Gambar 4.28. Pengaturan jenis tanah rancangan model T .................................................. 91

Gambar 4.29. Pengaturan besar tegangan dan berat badan rancangan model T .............. 91

Gambar 4.30. Hasil untuk berat badan 50Kg pada ETAP.................................................... 92

Gambar 4.31. Hasil untuk berat badan 70Kg pada ETAP.................................................... 92

Gambar 4.32. Hasil rancangan model T yang paling ekonomis ......................................... 101

Gambar 4.33. Rancangan model Segitiga menurut Thapar dan Gerez ............................. 103

Gambar 4.34. Grid dan rod rancangan model Segitiga ....................................................... 103

Gambar 4.35. Pengaturan konduktor rancangan model Segitiga ...................................... 107

Gambar 4.36. Pengaturan rod pada rancangan model Segitiga ......................................... 107

Gambar 4.37. Hasil Grid dan Rod pada rancangan model Segitiga .................................. 108

Gambar 4.38. Tahanan Tanah pada rancangan model Segitiga ........................................ 108

Gambar 4.39. Study case editor pada rancangan model Segitiga....................................... 109

Gambar 4.40. Hasil simulasi untuk berat badan 50Kg........................................................ 109

Gambar 4.41. Hasil simulasi untuk berat badan 70Kg........................................................ 110

Gambar 4.42. Hasil modifikasi rancangan model Segitiga ................................................. 111

Gambar 4.43. Hasil modifikasi berat badan 50Kg ............................................................... 111

Gambar 4.44. Hasil modifikasi berat badan 70Kg ............................................................... 112

xii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini tenaga listrik sudah menjadi kebutuhan orang-orang, semakin

bertambahnya penduduk dan jumlah kebutuhan yang semakin melonjak seiring

tahun ke tahun. Oleh karena itu pada penyaluran tenaga listrik dibutuhkan suatu

sistem yang dapat mendistribusikan energi listrik ke konsumen dengan baik.

Suatu tenaga listrik yang bertumpu pada kemampuan gardu induk yang aman

dan effisien. Keselamatan ketenagalistrikan adalah hal yang harus diperhatikan

selama proses perancangan dan konstruksi pada gardu induk

Gardu induk adalah salah satu unit dari saluran transmisi. Gardu induk

sangat berperan penting dalam penyaluran energi listrik dan sebagai pusat

pengaturan beban. Semua kegagalan yang terjadi pada gardu induk akan

membuat proses penyaluran energi listrik ke konsumen atau pelanggan menjadi

terhambat. (Dwarka Pharsad,2013)

Pada sistem yang digunakan pada gardu induk untuk memenuhi standar

keamanan dan kinerja yang maksimal sehingga mampu mencegah bahaya ketika

terdapat gangguan, salah satu standar yang digunakan dalam gardu induk yaitu

standar IEEE Std 80-2013 yang menjelaskan tentang sistem pentanahan pada

gardu indu. Pada standar IEEE Std 80-2013 juga terdapat beberapa model

rancangan dari sistem pembumian yang digunakan pada gardu induk, termasuk

apa saja yang perlu diperhatikan saat melakukan perencanaan.

1
2

Pada gardu induk kemungkinan terjadinya gangguan sangat besar sehingga

mengakibatkan bahaya yaitu ketika terjadi arus listrik yang tidak stabil, ketika

terjadi arus listrik yang tidak stabil arus listrik akan merambat atau mengalir ke

dalam tanah melalui bagian-bagian peralatan yang sudah ditanahkan. Arus

gangguan tersebut akan menimbulkan gradient tegangan antara peralatan dengan

tanah, begitu juga antara peralatan dengan peralatan dan juga gradient tanah itu

sendiri sehingga menimbulkan bahaya bagi peralatan yang ada disekitar area

gardu induk,

Pada sistem pembumian gardu induk yang digunakan pada saat ini banyak

menggunakan model rancangan grid dan rod. Sistem pembumian grid bertujuan

untuk mendapatkan nilai resistansi tanah yang kecil atau kurang dari 1 Ω. Untuk

saat ini banyak menggunakan sistem kombinasi grid dan rod, dengan

mengkombinasikan jumlah grid dan rod yang ada pada gardu induk serta

kedalaman penanaman elektroda yang dipertimbangkan dengan tahanan dari

jenis tanah tersebut. Dengan penanaman kedalaman elektroda sehingga

menghasilkan tahanan pembumian (Rg), tegangan sentuh (Em), tegangan

langkah (Es) yang lebih aman untuk manusia. Sistem pentanahan grid dan rod

ada beberapa type model yaitu model Persegi, model type L, model type T, dan

model type Segitiga. (Andi Sofyan,2013)

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa model rancangan sistem

pembumian pada gardu induk Ungaran berdasarkan acuan pada IEEE Std 80-

2013 dengan menggunakan sebuah program ETAP (Electrical Trancient Analis

Program)
3

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kondisi sistem pembumian yang ada pada gardu induk Ungaran

150kV ?

2. Berapa nilai tegangan sentuh dan tegangan langkah yang diizinkan pada

gardu induk Ungaran 150kV ?

3. Berapa nilai tegangan sentuh dan tegangan langkah yang sebenarnya pada

gardu induk Ungaran 150kV ?

4. Apakah model rancangan termasuk dalam kategori aman sesuai dengan

SPLN .T5.12.2020. dan IEEE std-80.2013 ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Peneletian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui kondisi sistem pembumian yang ada pada gardu induk

150kV Ungaran

2. Memperoleh nilai tegangan langkah, nilai tegangan sentuh yang

diizinkan dan tegangan langkah, tegangan sentuh yang sebenarnya.

3. Perbandingan model rancangan gardu induk 150kV ungaran beserta

model rancangan L,T,Segitiga dengan standar SPLN T5.012.2020 dan

IEEE std 80-2013

1.3.2 Manfaat Penelitian

Dengan dilanksanakannya penelitian ini, maka mahasiswa diharapkan

memberikan manfaat yaitu :


4

1. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu proses

pengembangan perencanaan dalam bidang ketenagalistrikan pada gardu

induk Ungaran 150kV

2. Agar mampu menjadi bahan studi dalam melakukan penelitian

mengenai sistem grounding.

3. Mengetahui kelayakan sistem pembumian yang ada di gardu induk

Ungaran 150kV.

4. Mampu menjadi bahan pertimbangan oleh pihak gardu induk dalam

melakukan evaluasi sistem grounding.

1.4 Batasan Masalah

Agar tidak menyimpang jauh dari permasalahan, maka peneliti mempunyai

batasan masalah sebagai berikut :

1. Dalam penelitian ini menggunakan standar acuan berdasarkan standar IEEE

Std 80-2013 dan SPLN T5.012.2020

2. Penelitian ini disimulasikan dengan menggunakan software ETAP 12.6.0

3. Penelitian ini hanya mengevaluasi sistem pembumian yang ada pada gardu

induk Ungaran.

4. Membandingkan model sistem pembumian yang ada dengan model

rancangan yang lain yaitu model L, T, Segitiga dan membandingkan model

rancangan dengan persyaratan SPLN.T5.12.2020.

1.5 Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penyusunan Laporan

Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :


5

1. Metode penelitian Literatur

Metode penelitian kepustakaan merupakan metode uyang digunakan

penulis dengan memperoleh sumber materi dari sumber pustaka. Literature

yang digunakan bisa dalam bentuk buku, makalah, atau jurnal maupun

internet.

2. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan megajukan

pertanyaan secara langsung kepada teknisi atau karyawan yang ada digardu

induk Ungaran

3. Metode observasi

Melakukan obsevarsi serta mencari data-data yang nantinya akan digunakan

sebagai bahan analisis tugas akhir

4. Metode perhitungan dan pengolahan data

Pada metode ini akan di lakukan perhitungan data hasil survey, sebab data

yang di dapatkan masih berupa data mentah sehingga perlu di lakukan

pengelompokan sesuai yang dibutuhkan

5. Metode analisis

Dimana penulis akan melakukan analisa perhitungan atas data-data yang

diperoleh setelah melakukan observasi.

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan tugas akhir ini, penyusun juga menggunakan sistematika

penulisan dalam penyusunan sebagai berikut :


6

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan membahas hal-hal yang melatarbelakangi

pembuatan tugas akhit, perumusan masalah, pembatasan masalah,

tujuan masalah, manfaat, sistematika penulisan serta sistematika

penyusunan laporan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan menerangkan mengenai dasar teori dari masing-

masing bagian yang menjadi paduan atau dasar pembuatan laporan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan menerangkan keunggulan dari setiap rancangan

bentuk sistem pembumian yang ada.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas mengenai proses perancangan sistem

pembumian pada gardu induk.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini akan membahas mengenai effisiensi tengan rancangan

bagi gardu induk.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pembumian

Pembumian adalah salah satu faktor pengamanan atau perlindungan yang ada

pada instalasi listrik. Agar pembumian itu bekerja dengan baik atau efektif, maka

sistem pembumian harus memiliki persyaratan sebagai berikut :

1. Memiliki jalur impedansi rendah yang menuju ke tanah sebagai pengaman

peralatan yang menggunakan rangkaian efektif

2. Mampu mengurangi gangguan yang berulang kali terjadi akibat surja

hubung.

3. Menggunakan bahan yang tahan korosi terhadap berbagai zat kimiawi

tanah, untuk menyakinkan kontinuitas dalam menlindungi peralatan yang

ada

4. Menggunakan sistem mekanik yang kokoh atau kuat namun mudah dalam

penanganannya.

Sistem pembumian yang baik adalah sistem pembumian yang mampu

mengurangi gangguan ketika terjadi arus listrik yang tidak stabil, disamping itu

mendapat dukungan dari peralatan lain yang ada pada sistem tenaga listrik. Adapun

tujuan dari pembumian yaitu dengan membawa arus yang tidak stabil atau abnormal

ke dalam tanah sehingga manusia dan hewan disekitar terlindungi dari bahaya

kejutan listrik.

Terdapat bagian-bagian instalasi listrik yang harus ditanahkan antara lain

yaitu :

7
8

a. Bagian instalasi listrik yang terbuat atau mengandung logam yang

mampu menghantarkan arus listrik. Hal ini bertujuan agar potensial dari

logam yang mudah disentuh oleh manusia selalu sama dengan potensial

tanah sehingga tidak berbahaya bagi manusia ketika saat menyentuhnya.

b. Lightning arrester dibagian pembuangan muatan listrik bagian bawah,

hal ini bertujuan agar arus listrik yang ada di lightning arrester dapat

masuk ke tanah secara langsung.

c. Pada bagian atas saluran transmisi terdapat kawat petir, kawat petir ini

berfungsi sebagai lightning arrester karena berada sepanjang saluran

transmisi, maka dari itu kaki-kaki tiang transmisi harus ditanahkan agar

energi listrik yang tidak stabil mampu mengalir ke tanah.

d. Titik netral yang ada pada transformator dari generator. Hal ini

bertujuan agar dapat memproteksi dibagian-bagian yang terdapat aliran

listrik.

Secara umum terdapat dua sistem pembumian yaitu :

a. Sistem pembumian peralatan

Sistem pembumian peralatan diamana terdapat pada bagian-bagian

instalasi listrik. Bila terdapat arus hubung singkat pada peralatan maka

akan terjadi beda potensial, peralatan yang dimaksud ini adalah

peralatan yang bersifat kondukstif yang pada keadaan normal tidak

bertegangan seperti bodi pada trafo, bodi PMT, bodi PMS, bodi motor

listrik, dudukan baterai dan sebagainya. Bila seseorang berdiri ditanah

dan menyentuh peralatan yang bertegangan maka secara otomatis arus

akan mengalir melalui tubuh seseorang tersebut, kondisi itu sangat


9

membahayakan manusia. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan

maka peralatan tersebut harus ditanahkan.

Gambar 2.1 Trafo pada sistem pembumian


( Sumber : IEEE Guide for safety in ACsubtation 2013)

b. Sistem pembumian titik netral

Sistem pembumian yang dilakukan pada altenator pembangkit serta

pada transformator daya yang ada di gardu induk maupun gardu

distribusi. Pembumian ini sangat diharuskan karena sistem tenaga

memiliki jangkauan yang luas dan bertegangan tinggi.

Tujuan dari pembumian titik netral ini adalah untuk menghilangkan

gejala-gejala yang tidak diinginkan seperti gejala busur api pada suatu

sistem serta mampu membatasi tegangan fasa yang tidak terganggu.

Sistem titik netral ini juga mampu meningkatkan keandalan dalam

penyaluran energi listrik, mampu membatasi tegangan berlebih saat

terjadi bunga api secara berulang-ulang.

Agar tidak membahayakan keselamatan manusia dan peralatan yang ada

disekitar gardu induk pada kondisi normal atau ketika terdapat gangguan

maka sistem pembumian gardu induk harus dirancang dengan melihat

pengaruh gradient tegangan tanah dan arusnya.


10

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dari sistem pembumian gardu induk

yaitu :

1. Dapat melindungi makhluk hidup dan peralatan yang ada disekitar dari

tegangan berlebih yang dapat membahayakan keslamatan.

2. Membatasi kenaikan potensial secara keseluruhan

3. Memberikan jalur impedansi rendah pada arus gangguan untuk

memastikan operasi yang cepat dan konsisten dari perangkat pelindung

selama terjadi gangguan.

4. Mampu menjaga gradien tegangan maksimal disepanjang permukaan,

didalam dan disekitar gardu induk dalam batas aman selama gangguan

terjadi.

2.2. Sistem Pembumian Gardu Inuduk

Sistem pembumian yang ada pada gardu induk ini menggunakan

kombinasi yang paling banyak dipakai yaitu dengan grid yang ditanam

secara horizontal dan rod yang ditanam secara vertical. Kombinasi grid dan

rod ini sering digunakan karena mampu menyebabkan gradient tegangan

pada sistem lebih akan lebih rata serta tahanan pembumian yang lebih kecil.

Pada gardu induk peralatan yang terbuat dari logam, titik netral,

transformator, dan pagar yang ada disekitar gardu induk akan dihubungkan

dengan sistem pembumian grid dan rod ini, Seperti gambar dibawah ini
11

Gambar 2.2. Sistem Pembumian Gardu Induk


( Sumber : IEEE Guide for safety in ACsubtation 2013)

2.3. Dasar Perencanaan Pembumian

Konsep dari sistem pembumian grid biasanya melakukan perencanaan awal

dengan mencari tata letak gardu induk, membuat daftar peralatan dan struktur.

Untuk membuat konsep dasar, beberapa faktor yang dapat menjadi acuan dalam

membuat desain gardu induk :

a. Untuk merencanakan sistem pembumian grid, terlebih dahulu melakukan

pengukuran tahanan jenis tanah diarea gardu induk.karena tahanan jenis tanah

sangat berpengaruh dalam menentukan kesluruhan perencanaan sistem

pembumian pada gardu induk.


12

b. Konduktor grid yang digunakan akan membentuk kisi-kisi dan mengelilingi

daerah yang diamankan. Hal ini bertujuan agar menghindari terjadinya

perbedaan gradient yang tinggi yang disebabkan oleh arus gangguan.

c. Agar konduktor grid tidak melebur karena besarnya arus gangguan maka

ukuran konduktor grid harus sesuai dengan besarnya arus gangguan tanah yang

mengalir.

d. Konduktor rod yang digunakan diletakkan disudut-sudut kisi-kisi grid dan

titik-titik persilagan grid untuk mendapatkan tahanan pembumian yang kecil

e. Tahanan pembumian yang dihasilkan harus dibawah 1 Ohm.

2.4. Sistem Pembumian Grid dan Rod

Sistem pembumian grid dan roda dalah salah satu sistem pembumian yang paling

banyak digunakan pada gardu induk karena terdapat beberapa keuntungan dibandingkan

sistem pembumian yang lain. (Miroslav, Marcovic, 2000)

Sistem pembumian grid dan rod sendiri dengan cara menanamkan batang-batang

konduktor secara sejajar dengan permukaan tanah pada kedalaman tertentu. Batang

konduktor ini terhubung satu dengan yang lainnya, sehingga membentuk beberapa buah

mesh. Sistem pembumian grid sendiri juga sering dikombinasikan dengan batang rod

supaya mendapatkan nilai tahanan yang rendah dan mempunyai batas tegangan sesuai

nilai yang diizinkan. (Samaulah,2004)


13

Ada beberapat bentuk kombinasi antara grid dan rod seperti bentuk persegi, bentuk

L, bentuk T, hingga segitiga.

Gambar 2.3. Model Pembumian Grid dan Rod

(Sumber : IEEE 1991, Thapar dan Gerez 1991)


2.5. Tahanan Pembumian

Tahanan pembumian yaitu besarnya tahanan pada kontak atau hubungan antara

masa (body) dengan tanah. Tahanan ini harus sekecil mungkin agar mampu menghindari

bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh adanya arus gangguan tanah,. Hantaran netral

harus ditanahkan berada didekat sumber listrik atau transformator, tahanan pembumian

harus ada satu elektroda disekitar sumber listrik pada transfomator atau jaringan saluran

udara dengan jarak 200 m maksimum adalah 10 Ω dan tahanan pembumian yang ada

pada gardu induk besar sekitar 1 Ω atau mungkin bisa lebih kecil lagi sedangkan gardu

induk yang lebih kecil harus memiliki tahanan pembumian sekitar 1 – 5 Ω. (Sumardjati,

2008)

Namun dalam aslinya tidaklah mudah untuk mendapatkan tahanan sekecil itu, karena

banyak sekali faktor yang mempengaruhi tahanan pembumian seperti :


14

a. Faktor dari bentuk elektroda, karena ada bermacam-macam bentuk elektroda yang

digunakan yaitu plat, batang, pipa

b. Jenis, bahan, dan ukuran elektroda berbeda. Konsukuensi peletakan didalam

tanah, maka beberapa elektroda dipilih dari bahan-bahan yang tertentu yang

memiliki konduktivitas yang baik dan mampu bertahan terhadap sifat-sifat yang

merusak dari tanah contohnya korosi.

c. Konfigurasi dan jumlah elektroda berbeda, untuk mendapatkan tahanan yang

diinginkan tidak cukup menggunakan satu elektroda saja, maka dari itu banyak

macam elektroda yang dipasang dengan bermacam-macam konfigurasi

pemasangan didalam tanah.

d. Faktor kedalaman dalam penanaman dalam tanah. Pemasangan ini bergantung

dari jenis dan sifat tanah itu sendiri. Ada yang lebih efektif ditanam sedalam

mungkin namun ada juga yang efektif ketika ditanaman secara dangkal.

e. Faktor jenis tanah atau faktor alam, jenis jenis tanah seperti gembur, berpasir,

berbatu, dapat mempengaruhi tahanan karena semakin tinggi kandungan air yang

terdapat di dalam tanah maka akan memperendah tahanan jenis tanah. Air garam

adalah isolator yang baik dan semakin tinggi kandungan garam akan

memperendah jenis tanah tetapi dapat menyebabkan korosi. Suhu tanah juga dapat

mempengaruhi bila mencapai suhu beku di bawahnya tetapi untuk wilayah tropis

seperti di indonesia tidak ada masalah dengan suhu karena suhu di indonesia

berada diatas titik beku.


15

2.6. Tahanan Jenis Tanah

Tahanan jenis tanah adalah faktor keseimbangan antara tahanan tanah dan

kapasitansi disekitarnya yang dicontohkan dengan ρ dalam satuan matematik. Tahanan

jenis tanah dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :

𝜌 = 2 𝛼𝜋 𝑅 ------------------------------------------------------------ (2.1)

Keterangan :

𝜌 = resistansi jenis rata-rata tanah ( ohm-meter )

a = jarak antara batang pembumian yang terdekat ( meter )

R = besar resistans yang terukur ( ohm)

Resistansi jenis tanah menentukan resistansi pembumian dari elektroda

pembumian. Resistansi ini diberikan dalam satuan Ohm-meter, resistansi tanah

diukur dari tanah yang berbentuk kubus yang berisi 1 meter. Resistansi tanah ini

tidak bergantu pada jenis tanah saja tetapi dipengaruhi oleh kelembapan,

kandungan mineral yang dimiliki tanah itu sendiri, oleh karena itu resistansi jenis-

jenis tanah sangatlah berberda-beda dari tempat yang satu hingga tempat yang

lainnya. Berikut faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tahanan jenis tanah itu

sendiri yaitu :

a. Struktur Tanah

Kendala yang biasa dijumpai dalam pengukuran jenis tanah adalah yaitu

ketika kita melihat secara nyata bahwa komposisi seluruh tanah tidaklah

homogen, volume tanah dapat bervariasi secara horizontal maupun secara

vertical. Pada lapisan tertentu mungkin adanya terdapat dua lapisan dan

terdapat jenis tahanan tanah yang berbeda karena itu tahanan jenis tanah
16

tidak bisa diberikan sebagai nilai yang tetap. Untuk mendapatkan nilai

yang sebenarnya dari tahanan jenis tanah yaitu dengan dilakukannya

pengukuran secara langsung dan memperbanyak titik-titik pengukuran.

b. Unsur Kimia

Didalam tanah terdapat zat-zat kimia seperti zat organik maupun zat

anorganik yang dapat larut. Pada daerah yang mempunyai curah hujan

tinggi membuat tahanan jenis tanah tinggi pula hal ini disebabkan karena

garam yang berada di lapisan atas tanah larut kebawah. Untuk daerah yang

bercurah hujan tinggi akan lebih efektif ketika menanam elektroda pada

kedalaman yang lebih dalam untuk mendapatkan tahanan jenis tanah yang

lebih rendah, sering mencoba dengan mengubah komposisi kimia dari

tanah tersebut dengan diberikannya garam disekitar tanah yang terdapat

elektroda pembumian.

c. Iklim

Iklim juga bisa perpengaruh terhadap nilai tahanan jenis tanah.

Pembumian dengan cara menanam elektroda pembumian dengan

kedalaman dimana terdapat air tanah yang sangat konstan sangat berguna

untuk mengurangi nilai tahanan jenis tanah yang diakibatkan pergantian

musim

d. Temperatur Tanah

Untuk pengaruh pada temperature tanah lebih sering terjadi di sekitar

elektroda pembumian yang berpengaruh terhadap tahanan jenis tanah.

Pada tempetatur dibawah titik beku air (0°C) karena perubahan temperature
17

sedikit saja akan menyebabkan kenaikan nilai tahanan jenis tanah dengan

sangat cepat.

Berdasar standar IEEE 80-2013, nilai tahanan tanah dapat dilihat sebagai
berikut :

Tabel 2.1.Tabel tahanan Jenis Tanah


NO Jenis Tanah Tahanan Jenis Tanah (Ω-m)
1 Wet Organic Soil 10
2 Moist Soil 10²
3 Dry Soil 10³
4 Bedrock 104

( Sumber : IEEE Guide for safety in ACsubtation 2013)

2.7. Bahaya-bahaya yang Sering Terjadi Pada Gardu Induk

Dalam gardu induk sering terjadi bahaya-bahaya yang di pengaruhi oleh tegangan

listrik dari gardu induk itu sendiri, seperti :

a. Tegangan atau arus yang mengalir melalui tubuh

b. Lamanya arus yang mengalir dalam tubuh

c. Kondisi maupun keadaan tubuh, contohnya dari segi berat badan, kulit

badan, resistansi tubuh dan posisi ketika tubuh teraliri arus listrik.

Pada gardu induk hampir setiap waktu bisa mengakibatkan kecelakaan akibat

tegangan tinggi secara kontak langsung. Sebenarnya yang mengakibatkan terjadinya

bahaya tersebut adalah besarnya arus yang mengalir kedalam tubuh manusia itu

sendiri. Arus gangguan akan mengalir melalui peralatan yang terbuat dari logam yang

mampu menghantarkan listrik sehingga mengalir kedalam tanah disekitar gardu

induk. Arus tersebut mampu menimbulkan tegangan diantara peralatan yang ada

disekitar gardu induk.


18

Ada beberapa efek dari aliran arus yang merambat melalui tubuh seperti gambar
dibawah ini :

a. Arus listrik sebesar 1 mA akan menyebabkan kesemutan.


b. Dengan arus listrik 9 mA tubuh masih mampu melepaskan diri.

c. Keadaan dimana arus listrik 16mA tubuh sudah tidak bisa melepaskan diri.

d. 70-100 mA akan terjadi kematian yang disebabkan penyempitan otot dan

sesak nafas.

Gambar 2.4. Efek Aliran Arus


( Sumber : Hutauruk ‘Pentanahan netral sistem tenaga ‘ 1991;136)

Adapun pengaruh dari aliran listrik terhadap tubuh manusia, sebagai berikut :

Tabel 2.2. Pengaruh Aliran Listrik

Arus
Pengaruhnya Pada Tubuh Manusia
(mA)
Belum Dirasakan Pengaruhnya, Tidak Menimbulkan Reaksi
0,0-0,9
Apapun.
Tubuh Mulai Merasaka Adanya Arus Listrik, Tetapi Tidak
0,9-1,2 Menimbulkan Kejang-Kejang, Kontraksi, Atau Kehilangan
Kontrol.
1,2-1,6 Mulai Seperti Ada Yang Merayap Di Tangan.
1,6-6,0 Tangan Sampai Kesiku Terasa Kesemutan.
6,0-8,0 Tangan Mulai Kaku, Rasa Kesemutan Mulai Bertambah.
Rasa Sakit Tidak Tertahan Penghantar Masih Dapat
13-14
Dilepaskan Denga Gaya Yang Besar Sekali.
15-20 Otot Tidak Sanggup Lagi Melepaskan Penghantar,
20-50 Dapat Mengakibatkan Kerusakan Pada Tubuh Manusia.
60-100 Besar Arus Yang Dapat Menyebabkan Kematian.
(Sumber : Hutauruk ‘Pentanahan netral sistem tenaga 1991,136 )
19

Keadaan dimana tubuh manusia dapat mengalami kejutan listrik digardu induk yaitu:

a) Arus gangguan yang relative sangat tinggi dalam sistem pembumian

b) Terjadinya kondisi dimana tubuh manusia dapat menjembatani dua titik

potensial yang tinggi.

c) Tidak ada resistansi kontak yang cukup untuk membatasi arus melalui tubuh

manusia.

d) Waktu durasi gangguan kontak tubuh manusia ketika dialiri arus listrik

dimana manusia mempunyai waktu yang singkat yang menyebabkan

kerusakan pada tubuh manusia.

2.8. Arus Fibrilasi

Besar dan lamanya arus listrik yang mengalir pada tubuh manusia dengan

frekuensi 50 – 60 Hz harus lebih kecil dari ambang batas, sehingga tidak

menyebabkan fibrialasi. Fibrilasi sendiri adalah ritme jantung yang tidak beraturan,

jantung manusia akan berdetak lebih cepat yang disebabkan oleh gangguan

rangsangan manusia akibat aliran listrik sehingga jantung manusia tidak dapat

dikontrol secara normal.

Menurut penelitian Dalziel, bahwa 99,5% manusia dapat selamat tanpa

terjadinya fibrilasi. Dengan menentukan besarnya arus dengan persamaan:

𝐾
𝐼𝐵 = ---------------------------------------------------------- (2.2)
√𝑇𝑆

Penelitian Dalziel juga mengemukakan 99,5% manusia dapat selamat dengan

berat badan rata-rata 50 Kg – 70 Kg. dengan itu arus yang melewati tubuh dapat

diperoleh dengan persamaan :


20

0,116
𝐼𝐵 = untuk berat badan 50 Kg--------------------------- (2.3)
√𝑇𝑆

0,157
𝐼𝐵 = untuk berat badan 70 Kg--------------------------- (2.4)
√𝑇𝑆

keterangan :

𝐼𝐵 = arus yang mengalir pada tubuh manusia

𝑇𝑆 = waktu gangguan

K = konstanta ( untuk berat badan 50 Kg = 0,116 dan 70 Kg = 0,157)

Lama dari waktu gangguan bergantung dari beberapa faktor, antara lain stabilitas

sistem tipe komponen listrik seperti relay dan pemutur daya yang dipakai. Waktu yang

dianggap real yaitu berkisar 0,5 detik hingga 1,0 detik.

2.9. Tegangan Sentuh yang Diizinkan

Tegangan sentuh adalah tegangan yang ada disuatu objek atau peralatan yang

disentuh dengan jarak 1 meter, dengan syarat objek atau peralatan yang disentuh

sudah dihubungkan dengan elektroda atau kisi-kisi pembumian di bawahnya seperti

gambar dibawah ini. (IEEE, 80-2013)

Gambar 2.5. Tegangan Sentuh yang diizinkan


( Sumber : IEEE ‘ Guide for safety in AC Subtation 80-2013)
21

Tubuh manusia dengan berat badan 50 dan 70 Kg yang berada diantara satu

objek bisa dihitung tegangan sentuhnya dengan persamaan dibawah ini.

0,116
Et50 = [ 1000+1,5S C] ------------------------------------------------- (2.5)
√𝑡

0,157
Et70 = [1000+1,5 S C] --------------------------------------- (2.6)
√𝑡

keterangan :

Et50 : Tegangan sentuh yang diizinkan untuk berat badan 50Kg

Et70: Tegangan sentuh yang diizinkan untuk berat badan 70Kg

s : Tahanan jenis batu koral (.m)

 Tahanan jenis tanah yang berada dibawah lapisan batu koral (.m)

Cs : Waktu Reduksi

t : Lama waktu gangguan

2.10. Tegangan Langkah yang Diizinkan

Tegangan langkah yaitu beda potensial yang ada pada permukaan tanah dari titik-

titik yang berjarak satu langkah (1 meter), dimana seseorang bisa menghubungkan titik-

titik tersebut dengan kedua kakinya tanpa menyentuh bodi atau peralatan yang ada

disekitar area seperti gambar dibawah ini. (IEEE, 80-2013)


22

Gambar 2.6. Tegangan Langkah yang Diizinkan


( Sumber : IEEE ‘ Guide for safety in AC Subtation 80-2013)

0,116
Et50 = [ 1000+6S C] --------------------------------------------------- (2.7)
√𝑡

0,157
Et70 = [1000+6 S C] ---------------------------------------------------- (2.8)
√𝑡

keterangan :

Et50 : Tegangan sentuh yang diizinkan untuk berat badan 50Kg

Et70 : Tegangan sentuh yang diizinkan untuk berat badan 70Kg

s : Tahanan jenis batu koral (.m)

  Tahanan jenis tanah yang berada dibawah lapisan batu koral (.m)

Cs : Waktu Reduksi

t : Lama waktu gangguan

2.11. 𝑬𝑻𝒐𝒖𝒄𝒉 atau Tegangan Sentuh (Mesh) Sebenarnya

Tegangan mesh adalah salah satu bentuk tegangan sentuh maksimum sebenarnya.

Tegangan mesh ini dapat diartikan sebagai tegangan peralatan yang dibumikan terhadap
23

kisi-kisi (grid) selama ada gangguan tanah. Tegangan inu diambil untuk rancangan yang

lebih aman bagi manusia. (IEEE, 80-2013)

𝜌 𝑥 𝐾𝑚 𝑥𝐾𝑖 𝑥𝐼𝐺
𝐸𝑚 = ----------------------------------------------- (2.9)
𝐿𝑀

Faktor geometri 𝐾𝑚 dinyatakan dengan :

1 𝐷2 (𝐷+2ℎ)2 ℎ 𝐾 8
𝐾𝑚 = 2𝜋 (ln [16.ℎ.𝑑 + − ] + 𝐾𝑖𝑖 . ln [𝜋(2𝑛−1)]) --------------(2.10)
8.𝐷.𝑑 4.𝑑 𝐻

keterangan :

D = jarak antar konduktor

d = diameter konduktor

h = kedalaman penanaman grid (m)

n = jumlah konduktor parallel

𝐿𝐺 = besar arus grid maksimum

𝐿𝑀 = panjang efektif grid yang ditanam

Untuk grid dengan batang pembumian disekeliling atau grid dengan batang

pembumian disudut-sudut grid, maupun sepanjang garis keliling dan sepanjang luasan

grid,

𝐾𝑖𝑖 = 1 --------------------------------------------------------------(2.11)

Untuk grid tanpa batang pembumian atau grid dengan batang hanya beberapa

batang pembumian yang tidak disudut-sudut atau sekeliling grid,

1
𝐾𝑖𝑖 = (2.𝑛)² --------------------------------------------------------------(2.12)
24


𝐾𝑖𝑖 = √1 + 𝐾 -------------------------------------------------------------(2.13)
𝑖𝑖

dengan h = kedalaman acuan grid = 1m

Dengan menggunakan empat komponen bentuk grid yang dikembangkan oleh

Thapar, Gerez dengan jumlah efektif konduktor paralel dalam suatu bentuk adalah,

n = 𝑛𝑎 . 𝑛𝑏 . 𝑛𝑐 . 𝑛𝑑 -------------------------------------------------------(2.14)

Keterangan :

2.𝐿𝐶
𝑛𝑎 = --------------------------------------------------------------(2.15)
𝐿𝑃

𝑛𝑎 = 1 untuk grid bentuk bujur sangkar

𝑛𝑎 = 1 untuk grid bentuk bujur sangkar dan persegi panjang

𝑛𝑎 = 1 untuk grid bentuk bujur sangkar, persergi panjang dan L

sebaliknya

Lp
𝑛𝑏 = -------------------------------------------------------------(2.16)
4. A

0,7.𝐴
𝐿𝑥 ,𝐿𝑥 𝐿𝑦.𝐿𝑦
𝑛𝑐 = [ ] -----------------------------------------------------------(2.17)
𝐴

𝐷𝑚
𝑛𝑑 = -------------------------------------------------------------(2.18)
√𝐿𝑥 ²+𝐿𝑦 ²

keterangan :

Lc : panjang total konduktor dalam grid

Lp : panjang keliling grid


25

A : luas grid

Lx : panjang maksimum grid dalam arah X

Ly : panjang maksimum grid dalam arah Y

Dm : jarak maksimum diantara dua titik grid

Faktor ketidakteraturan yang digunakan berkaitan dengan definisi n sebelumnya

yaitu :

𝐾𝑖 = 0,644 + 0,148 n -----------------------------------------------------(2.19)

𝐼𝐺 = 𝐷𝑓 𝑥 𝐼𝑔 --------------------------------------------------------------(2.20)

keterangan :

𝐾𝑖 = Faktor geometri grid

𝐼𝐺 = Arus grid maksimum

Untuk grid tanpa batang pembumian atau hanya dengan beberapa batang pembumian

tetapi tidak berada disudut-sudut atau disekeliling grid , panjang grid efektif yang ditanam

adalah

𝐿𝑀 = 𝐿𝐶 + 𝐿𝑅 -----------------------------------------------------------(2.21)

Untuk kisi-kisi grid batang pembumian disudut-sudut maupun disekeliling grid,

efektif grid yang ditanamkan yaitu

𝐿𝑟
𝐿𝑀 = 𝐿𝐶 [1,55 + 1,22 ( )] 𝐿𝑅 --------------------------(2.22)
√ 𝐿𝑥 2 +𝑏 𝐿𝑦 2

keterangan :
26

𝐿𝑅 : panjang total seluruh batang pembumian

𝐿𝑟 : panjang masing-masing batang pembumian

2.12. 𝑬𝑺𝒕𝒆𝒑 atau Tegangan Langkah Sebenarnya

Tegangan langkah sebenarnya yaitu perbedaan tegangan maksimum yang ada

diantara kedua kaki bila manusia melewati tanah pada sistem pembumian saat terjadi

gangguan. (IEEE, 80-2013)

Tegangan maksimum dari tegangan langkah itu sendiri dapat dihitung dengan

persamaan berikut ini :

𝜌.𝐾𝑠 . 𝐾𝑖. .𝐼𝐺


𝐸𝑠 = ---------------------------------------------------------- (2.23)
𝐿𝑆

Untuk kisi-kisi grid dengan atau tanpa batang arde (batang pembumian), panjang

konduktor yang terkubur efektif dapat dinyatakan dengan

𝐿𝑆 = 0,75 𝐿𝐶 + 0,85 𝐿𝑅 --------------------------------------------- (2.24)

Tegangan langkah maksimum terjadi pada jarak 1 m meluas keluar konduktor

parameter, untuk penanaman kisi-kisi grid yang umum antara 0,25 m < h < 2,5 m

dinyatakan dengan :

1 1 1 1
𝐾𝑆 = [ + + (1 − 0,5𝑛−2 )] ---------------------------- (2.25)
𝜋 2.ℎ 𝐷+ℎ 𝐷

keterangan :

𝐾𝑆 = Faktor geometric dari tegangan langkah

𝐿𝑆 = Total panjang efektif konduktor yang ditanamkan

𝐾𝑖 = Faktor geometri grid


27

𝐼𝐺 = Arus grid maksimum

D = Diameter konduktor

h = Kedalaman konduktor

2.13. Arus Grid Maksimum

Untuk arus gangguan dari tanah yang simetris mengalir disepanajang grid

pembumian dan tanah disekitarnya dinyatakan oleh :

𝐼𝑔 = 𝑆𝑓 𝐼𝑓 --------------------------------------------------------------(2.26)

dan

𝐼𝑔
𝑆𝑓 = --------------------------------------------------------------(2.27)
3𝐼𝑔

keterangan :

𝐼𝑔 = arus grid simetris

𝐼𝑓 = nilai rms arus gangguan tanah simetris

𝐼𝑜 = arus gangguan urutan nol

𝑆𝑓 = faktor pembagian arus yang menyatakan bagian daru arus gangguan yang mengalir

diantara grid dan tanah disekitar area

Nilai perencanaan arus grid maksimum didefinisikan dengan

𝐼𝐺 = 𝐶𝑃 𝐷𝑓 𝐼𝑔 ------------------------------------------------------------(2.28)

keterangan :

𝐼𝐺 = arus grid maksimum


28

𝐷𝑓 = decrement faktor untuk lamanya gangguan

𝐶𝑃 = corrective projection factor, dimana diperhitungkannya terhadap kenaikan relatif

dari gangguan yang ada pada gardu induk dikemudian hari, jika pada hari itu tidak

diperhitungkan maka diambil 𝐶𝑃 = 1 (IEEE, 80-2013)

2.14. Kenaikan Tegangan Tanah ( Ground Potential Rise )

Kenaikan tegangan tanah yaitu tegangan maksimum dari tegangan listik pada pembumian

pada gardu induk grid yang berada digardu induk mungkin merupakan perkalian dari arus

maksimum yang mengalir dengan pembumian. (IEEE, 80-2013)

GPR = 𝐼𝐺 𝑥 𝑅𝑔 ----------------------------------------------------------(2.29)

keterangan : :

𝐼𝐺 = arus grid maksimum

𝑅𝑔 = tahanan pembumian grid

2.15. Standar persyaratan desain mesh grounding

Desain mesh gounding harus dibuat sehingga harus memenuhi perhitungan batasan

toleransi Estep dan Etoch pada tubuh dan memenuhi standar parameter pada tabel

dibawah.

Perhitungan batasan toleransi pada tubuh menggunakan asumsu berat badan 50Kg,

nilai tahanan jenis tanah hasil pengukuran dilapangan, serta material permukaan

(surface material) dan ketebalan sesuai dengan rencana pelaksanaan.


29

Tabel 2.3. Pesyaratan mesh grounding

No Parameter Batasan

1 Tegangan Langkah ≤ 2800 V

2 Tegangan Sentuh ≤ 787 V

3 Tahanan pembumian grid ≤ 0,5 Ω

(Sumber : SPLN T5.012.2020)

Pada pembumian yang ada pada gardu induk dan tower transmisi pada saluran udara

tegangan tinggi dan ekstra tinggi (SUTT/SUTET) bertujuan untuk keamanan personil

dari tegangan sentuh dan tegangan langkah pada area sekitar dan mengalirkan impuls

petir ke bumi.

Model pembumian ini menggunakan method driven rod, metode counterpoise,

metode lainnya atau kombinasi sehingga nilai tahanan pembumian pada tower tercapai

maksimal 10 Ω. Pada tower gardu induk yang sering terjadi gangguan back-flasover

bisa menggunakan tahanan yang lebih rendah.

Menurut SPLN T5.12.2020 yang beracuan pada standar IEEE 80-2013, kriteria sistem

pembumian yang baik dan aman adalah seperti berikut :


30

Tabel 2.4. Kriteria Standar Pembumian

No Parameter Kriteria

1 Arus Hubung Singkat Asumsi minimal 30-50kA. Pada kondisi sistem


dengan short circuit level > 50kA. Maka nilai
menyesuaikan kebutuhan sistem
2 Faktor pembagi arus hubung singkat Asumsi minimal 60%

3 Durasi Hubung singkat Asumsi minimal 1s

4 Tahanan jenis tanah Nilai ini diukur sebelum pekerjaan konstruksi


dimulai, umummnya pada saat pekerjaan
penyelidikan tanah. Nilai tahanan jenis tanah
dibutuhkan saat perhitungan desain pembumian
5 Tahanan jenis material permukaan Menggunakan hamparan material granit yang
melalui proses pencuciandengan > 5000 Ohm/m
6 Ketebalan material permukaan Minimal 15 cm
7 Konduktor penyusun mesh Bare copper conduktor (BBC) dari tembaga
grounding murni
8 Luas penampang konduktor mesh Ukuran ditentukan ketika melakukan
grounding perhitungan arus hubung singkat yang dialirkan
minimal 150mm²
9 Ukuran grid Ukuran grid ditentukan dengan melakukan
perhitungan untuk mendapatkan mesh
grounding yang effisien serta aman terhadap
tegangan sentuh dan tegangan langkah yang
terjadi. Maksimal 5m x5m
10 Kedalaman penanaman mesh Minimal 0,5 m
grounding
11 Jumlah elektrode pembumian Kebutuhan jumlah elektrode pembumian dan
panjangnya diestimasi saat mendesain mesh
grounding. Nilai ini disesuaikan untuk
mendapat desain mesh grounding yang optimal.
Elektrode pembumian yang dipasang setiap
jarak maksimal 15 m pada mesh grounding atau
mengikuti jarak antar bay
12 Luas area mesh grounding Dilebihkan 1,5 m – 2 m dari pagar keliling

(Sumber : SPLN T5 012.2020)


31

2.16. Software ETAP 12.6.0

Dalam perancangan dan analisa sebuah sistem tenaga listrik, ETAP (Electric

Transient and Analysis Program) PowerStation 12.6.0 merupakan aplikasi yang

digunakan untuk merepresentasikan kondisi real sebelum sebuah sistem direalisasikan.

ETAP merepresentasikan kondisi dengan mensimulasikan sistem tenaga listrik.

ETAP (Electrical Transient Analysis Program) adalah suatu program yang

terintegrasi yang mendesain dan mensimulasikan untuk menyelesaikan permasalahan

Analysis Harmonic, Analysis Transient Stability, Analysis Load Flow (Aliran Daya),

ShortCircuit (ANSI and IEC), Optimal Power Flow, Ground Grid Systems, Manuver

Jaringan Sistem Transmisi dan Distribusi, Mengurangi losses pada sistem Transmisi

dan Distribusi, Pemasangan Kapasitor pada sistem Transmisi dan Distribusi. ETAP

dapat dijalankan dengan mikrosoft, windows, XP, Vista 7 dan 8.

Program ETAP dibuat oleh perusahaan Operation Technology Inc (OTI) pada tahun

1983. Tujuan program ETAP untuk memperoleh perhitungan dan analisis sistem

tenaga listrik pada sistem yang besar pada computer. ETAP pertama kali

dikembangkan oleh Brown, K, Shokooh, F, Abcede, H, dan Donner, G, pada Oper.

Technology. Inc, Irvine, CA. USA,1990 pada paper “Interactive Simulation of Power

System: ETAP Application and Techniques”. Program ETAP (Electrical Transient

Analysis Program) kemudian digunakan untuk studi analisis stabilitas transient dalam

sistem tenaga listrik oleh Ramasudha, K; Prakash, V V S, 2003 pada paper “Power

System Simulation Using Electrical Transient Analysis Program (ETAP)”.

ETAP memungkinkan untuk bekerja secara langsung dengan diagram satu garis

grafis dan system kabel bawah tanah raceway. ETAP telah dirancang dengan tiga

konsep kunci:
32

1. Virtual reality operasi

ETAP menggabungkan konsep-konsep baru untuk menentukan perangkat

pelindung koordinasi langsung dari diagram satu garis. Program yang memiliki

sistem operasi listrik nyata sedekat mungkin. Contohnya ketika membuka atau

menutup pemutus, megubah status operasi dari motor, dan under de-energized

dan sub-sistem yang ditunjukkan dengan diagram satu baris bewarna abu- abu.

2. Total Integration Data

ETAP (Electrical Transient Analysis Program) menggabungkan listrik,

atribut logis, mekanik dan fisik dari elemen sistem dalam database yang sama.

Contohnya kabel tidak hanya berisi data yang mewakili sifat listrik dan dimensi

fisik tapi juga informasi yang menunjukkan raceways yang dilewati kabel

tersebut.

3. Simplicity in Data Entry

ETAP (Electrical Transient Analysis Program) memiliki data yang detail untuk

setiap elemen yang digunakan. Editor data dapat mempercepat proses entri data

dengan meminta data minimum untuk studi tertentu. ETAP (Electrical Transient

Analysis Program) diagram satu garis mendukung sejumlah fitur untuk

membantu dalam membangun jaringan dari berbagai kompleksitas. Contohnya

setiap elemen secara individu dapat memiliki berbagai orientasi, ukuran dan

symbol-simbol display (IEC atau ANSI). Diagram sat ugaris memungkinkan

untuk menempatan beberapa alat pelindung antara sirkuit cabang dan bus.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menjalankan ETAP (Electrical

Transient Analysis Program) adalah:

1. Single line diagram, menunjukkan hubungan antar komponen peralatan


33

listrik sehingga membentuk sebuah system kelistrikan.

2. Library, informasi mengenai semua peralatan yang akan dipakai dalam

sistem kelistrikan. Library terdapat data elektris maupun mekanis yang

detail sehingga mempermudah dan memperbaiki hasil simulasi.

3. Standar yang dipakai biasanya IEC atau ANSI, frekuensi sistem dan

metode- metode yang dipakai

4. Study Case berisi parameter-parameter yang berhubungan dengan

metode studi yang akan dilakukan dan format hasil analisa.

ETAP mampu bekerja dalam keadaan offline untuk simulasi tenaga listrik, dan

online untuk pengelolaan data real-time atau digunakan untuk mengendalikan sistem

secara real-time. Fitur yang terdapat di dalamnya pun bermacam-macam antara lain

fitur yang digunakan untuk menganalisa pembangkitan tenaga listrik, sistem

transmisi maupun sistem distribusi tenaga listrik.

ETAP 12.6 memudahkan engineer dalam melakukan analisis hubung singkat fasa

tanah. Dengan demikian, ETAP dapat digunakan untuk melakukan analisis hubung

singkat fasa tanah untuk menentukan sistem proteksi yang tepat pada Sistem Tenaga

Listrik. (Zaenal Furqon,2019)

Dalam pembuatan model rancangan menggunakan aplikasi ETAP maka dibuatlah

langkah-langkah perencanaan seperti pada gambar dibawah ini.


34

Gambar 2.7. bagan langkah perencanaan


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu

Penelitian ini mengevaluasi sistem rancangan pembumian grid pada gardu

induk 150kV Ungaran. Penelitian dan pengolahan data ini dilaksanakan selama

2 bulan.

3.2. Data-data yang diperlukan

Adapun data-data yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini seperti :

1. Gambar single line diagram gardu induk


2. Data peralatan gardu induk
3. Luas area pembumian gardu induk
4. Tahanan pembumian
5. Tahanan jenis tanah
6. Arus gangguan tanah terbesar
7. Jumlah grid
8. Kedalaman penanaman grid
9. Jarak antar grid
10. Jumlah batang rod
11. Panjang batang rod
12. Ukuran dan jenis konduktor grid dan rod
13. X/R ratio

3.3. Pelaksanaan Penelitian

Dalam penelitian ini dilakukannya pengumpulan data yang ada

digardu induk. Data yang diperoleh nantinya akan diproses atau dihitung

dengan menggunakan software ETAP 12.6.0 untuk mendapatkan tegangan

36
37

langkan dan tegangan sentuh yang sebenarnya kemudian akan dianalisis

perhitungan tersebut.

3.4. Faktor-faktor yang Diamati

Ada beberapa faktor yang diamati dalam penelitian ini :

1. Tegangan langkah yang diizinkan dan tegangan sentuh yang diizinkan.

2. Tegangan langkah sebenarnya dan tegangan sentuh yang sebenarnya

3. Tahanan pembumian

4. Kenaikan potensial GPR

3.5. Langkah-langkah Penelitian

Berikut adalah langkah-langkah dalam melakukan penelitian yaitu :

1. Memperoleh data dari dari gardu induk yang akan dievaluasi

2. Menghitung tegangan langkah dan tegangan sentuh yang diizinkan

3. Membuat rancangan model grid yang digunakan

4. Menghitung resistansi grid

5. Mencari kenaikan potensial tanah (GPR)

6. Melakukan analisa terhadap tegangan sentuh dan tegangan langkah, jika

nilai tegangan potensial (GPR) lebih kecil dari tegangan sentuh dan

tegangan langkah maka rancangan atau model yang dibuat sudah aman,

7. Jika nilai tegangan potensial (GPR) lebih tinggi dari tegangan langkah

dan tegangan sentuh maka model rancangan yang dibuat harus

diperbaiki dan dihitung kembali.

8. Rancangan harus diperbaiki jika tegangan sentuh sebenarnya lebih besar

dari tegangan sentuh yang diizinlan, jika tegangan sentuh sebenarnya


38

lebih kecil maka akan dilanjutkan untuk menghitung tegangan langkah

sebenarnya.

9. Kemudian jika tegangan langkah sebenarnya lebih besar dari tegangan

sentuh yang diizinkan maka perlu memperbaiki rancangannya, jika

tegangan langkah lebih kecil maka rancangan sudah aman.

Adapun flowchart dari diagram alir dalam penelitian ini :

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian Pembumian


39

3.6. Sistem Pembumian Gardu Induk Ungaran 150kV

Gardu induk yang terletak di Desa Gedanganak, Kecamatan Ungaran Timur

Kabupaten Ungaran, Jawa Tengah ini memiliki kapasitas 1x150kV. Dengan

gambar dibawah ini :

Gambar 3.2. Layout Gardu Induk

Gambar 3.3. Single Line Gardu Induk


40

Data-data pembumian gardu induk Ungaran 150kV seperti pada table

dibawah ini :

Tabel 3.1. Data Lapangan GI Ungaran 150kV


Data Hasil Keterangan
Kedalaman penanaman konduktor 0,5 meter SPLN T5.012:2020
Panjang lane Y 76 meter Ditambah 1,5 meter
Panjang lane X 58 meter disekitar untuk pagar

jarak grid lane Y 5 meter SPLN T5.012:2020


jarak grid lane X 5 meter SPLN T5.012:2020
Diameter rod Ø16mm
Panjang rod 3,05 m
Arus gangguan 30 kA
Durasi arus gangguan 1 detik SPLN T5.012:2020
Temperatur/suhu sekitar 40 °C
Tahanan yg berada diatas permukaantanah 5000 Ω/m Gravel, Batu Pecah3-5 cm

Tebal lapisan material diatas 20 cm


permukaantanah
Frekuensi 50 Hz
Faktor pembagi arus hubung singkat 60% SPLN T5.012:2020
Area Grid 4408 m2
Jumlah Konduktor lane Y 16 buah
Jumlah Konduktor lane X 13 buah
Tahanan Tanah Lapisan Atas 54,17 Ω/m
Tahanan Tanah Lapisan Bawah 30,15 Ω/m
Ketebalan Tanah Lapisan Atas 0,625 m
Arus Grid Maksimum 18.234 A
Arus Grid Simetris 18.000 A
(Sumber : Data PLN 2018)

Tabel 3 2 Material Konduktor Grid


Mate K0 Fusin Ther
ρr at
rial αr Factor at gTem mal Capa
20°
Diskripsi Conduc at 20°C 0° pera city TCAP
C
tivity (1/°C) C ture [J/(cm3.
(μΩ-
(%IACS) (0° Tm (°C) °C)]
cm)
C)
Copper, commercial 97,0 0,00381 242 1084 1,78 3,4
hard-drawn
(Sumber : Data PLN 2018)
41

3.7. Standar persyaratan desain mesh grounding

Desain mesh gounding harus dibuat sehingga harus memenuhi perhitungan

batasan toleransi Estep dan Etoch pada tubuh dan memenuhi standar parameter

pada tabel dibawah.

Perhitungan batasan toleransi pada tubuh menggunakan asumsu berat badan

50Kg, nilai tahanan jenis tanah hasil pengukuran dilapangan, serta material

permukaan (surface material) dan ketebalan sesuai dengan rencana pelaksanaan.

Tabel 3.3. Pesyaratan mesh grounding

No Parameter Batasan (V)

1 Tegangan Langkah ≤ 2800 V

2 Tegangan Sentuh ≤ 787 V

3 Tahanan pembumian grid ≤ 0,5 Ω

(Sumber : SPLN T5.012.2020)

Pada pembumian yang ada pada gardu induk dan tower transmisi pada saluran

udara tegangan tinggi dan ekstra tinggi (SUTT/SUTET) bertujuan untuk

keamanan personil dari tegangan sentuh dan tegangan langkah pada area sekitar

dan mengalirkan impuls petir ke bumi.

Model pembumian ini menggunakan method driven rod, metode

counterpoise, metode lainnya atau kombinasi sehingga nilai tahanan pembumian

pada tower tercapai maksimal 10 Ω. Pada tower gardu induk yang sering terjadi

gangguan back-flasover bisa menggunakan tahanan yang lebih rendah. Menurut

SPLN T5.12.2020 yang beracuan pada standar IEEE 80-2013, kriteria sistem

pembumian yang baik dan aman adalah seperti berikut :


42

Tabel 3.4. Kriteria Standar Pembumian

No Parameter Kriteria

1 Arus Hubung Singkat Asumsi minimal 30-50kA. Pada kondisi


sistem dengan short circuit level > 50kA.
Maka nilai menyesuaikan kebutuhan
sistem
2 Faktor pembagi arus hubung singkat Asumsi minimal 60%

3 Durasi Hubung singkat Asumsi minimal 1s

4 Tahanan jenis tanah Nilai ini diukur sebelum pekerjaan


konstruksi dimulai, umummnya pada
saat pekerjaan penyelidikan tanah. Nilai
tahanan jenis tanah dibutuhkan saat
perhitungan desain pembumian
5 Tahanan jenis material permukaan Menggunakan hamparan material granit
yang melalui proses pencuciandengan >
5000 Ohm/m
6 Ketebalan material permukaan Minimal 15 cm
7 Konduktor penyusun mesh Bare copper conduktor (BBC) dari
grounding tembaga murni
8 Luas penampang konduktor mesh Ukuran ditentukan ketika melakukan
grounding perhitungan arus hubung singkat yang
dialirkan minimal 150mm²
9 Ukuran grid Ukuran grid ditentukan dengan
melakukan perhitungan untuk
mendapatkan mesh grounding yang
effisien serta aman terhadap tegangan
sentuh dan tegangan langkah yang
terjadi. Maksimal 5m x5m
10 Kedalaman penanaman mesh Minimal 0,5 m
grounding
11 Jumlah elektrode pembumian Kebutuhan jumlah elektrode pembumian
dan panjangnya diestimasi saat
mendesain mesh grounding. Nilai ini
disesuaikan untuk mendapat desain
mesh grounding yang optimal.
Elektrode pembumian yang dipasang
setiap jarak maksimal 15 m pada mesh
grounding atau mengikuti jarak antar bay
12 Luas area mesh grounding Dilebihkan 1,5 m – 2 m dari pagar
keliling
(Sumber : SPLN T5 012.2020)
43

3.8. Pembuatan model rancangan pada aplikasi ETAP 12.6.0

Pada analisis ini software yang digunakan dalam pembuatan model

rancangan grid dan rod yaitu menggunakan software ETAP 12.6.0. Berikut

adalah tata cara penggunaan software ETAP 12.6.0.

1. Langkah pertama yaitu membuka aplikasi ETAP 12.6.0

Gambar 3 4 aplikasi ETAP 12.6.0

2. Kemudian pilih File > New dan klik pilihan Matric

Gambar 3.5. Menu pada ETAP


44

3. Kemudian akan menampilkan tampilan seperti gambar dibawah ini

Gambar 3.6. Menu pada ETAP

4. Kemudian klik pilihan Grid pada menu bagian kanan

Gambar 3.7. Pilihan Grid pada menu ETAP


45

5. Setelah memilih pilihan Grid makan akan menampilkan pilihan yaitu

menggunakan metode IEEE atau FEM, pada analisis ini menggunakan metode

IEEE

Gambar 3.8. Metode pada ETAP

6. Setelah memilih metode IEEE maka akan masuk ke tampilan dari perencanaan

Grid. Pada tampilan ini terdapat pilihan model rancangan yang terdapat pada

bagian sebelah kanan

Gambar 3.9. Tampilan simulai pentanahan Grid pada ETAP


46

7. Setelah memilih model rancangan lalu klik 2x pada bagian model rancangan

Gambar 3.10. Model rancangan sistem pentanahan

8. Kemudian masukan data yang sudah ada ke dalam software ETAP 12.6.0

Gambar 3.11. Pengaturan konduktor Grid dan Rod


47

9. akan akan menampilkan hasil dari model rancangan Grid dan Rod

Gambar 3.12. Tampilan rancangan model persegi

10. untuk pengaturan jenis tanah langsung klik 2x pada bagian soil editor yang

bewarna hijau

Gambar 3.13. Pengaturan tahanan pentanahan


48

11. Kemudian input data pada pengaturan study-case untuk berat badan 50Kg dan

70Kg

Gambar 3.14. Pengaturan Study Case

12. Setelah melakukan input data untuk melihat result dari model rancangan klik Grid

kalkulasi pada bagian kanan

Gambar 3.15. Grid dan Rod model persegi


49

13. Kemudian pilih OK

Gambar 3.16. Grid dan Rod kalkulasi


14. Sehingga menghasilkan tegangan sentuh dan tegangan langkah pada model

rancangan telah dibuat

Gambar 3.17. Tampilan hasil tegangan langkah dan tegangan sentuh


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Dari data sebelumnya pada gardu induk yang terletak di Desa Gedanganak,

Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Ungaran, Jawa Tengah ini memiliki luas

area 4408 m² panjang lane Y yaitu 76 m dan panjang lane X 58 m dengan jarak

antar grid 5 m, untuk jumlah grid lane Y yaitu 16 buah dan lane X 13 buah

ditambah 4 rod disetiap sudutnya dengan panjang rod 3.05 m.

Gambar 4.1. Area gardu induk ungaran

4.1.1. Perhitungan resistansi total pembumian

Untuk mencari resistansi total sistem pembumian mencari 𝑅𝑔 digunakan

rumus Scwartz, data yang didapat pada gardu intuk untuk perhitungan

resistansi total pembumian 𝜌 = 30,71 Ω , h = 0,5 m, A = 4408 , 𝐿𝑇 = 1983,1 m

1 1 1
𝑅𝑔 = 𝜌 + 1+
𝐿𝑇 √20𝐴 20
[ ( 1 + ℎ √ 𝐴 )]

51
52

1 1 1
𝑅𝑔 = 30,71 + 1+
1983,1 √20.4408 20
[ ( 1 + 0,5√4408)]

= 0,228 Ω

Pada resitansi pembumian atau 𝑅𝑔 maka menggunakan rumus Scwartz

sehingga dihasilkan nilai resistansi pembumian dengan cara perhitungan

manual yaitu sebesar 0,228 Ω

4.1.2. Perhitungan besarnya faktor reduksi

Diarea gardu induk, permukaan tanahnya dilapisi dengan batu pecah atau

gravel. Lapisan ini berguna untuk menambah tahanan kontak antara kaki

manusia dengan permukaan tanah pada gardu induk. Pada area ini dapat

mengurangi tahanan kontak yang mengalir ketubuh manusia. Pernurunan ini

bergantung pada nilai tahanan permukaan tanah, nilai tahanan material diatas

permukaan tanah, dan ketebalan material tersebut dengan tahanan tanah 𝜌 =

30,71 Ω dan tahanan pentanahan 𝜌𝑠 = 5000 Ω . Untuk menghitung faktor

penurunan digunakan rumus sebagai berikut :

𝜌
0,09(1− )
𝜌𝑠
𝐶𝑠 = 1 - 2(ℎ
𝑠 )+0,09

= 0,817
30,71
0,09(1− )
5000
𝐶𝑠 = 1 - 2(0,2)+0,09

= 0,817
53

4.1.3. Perhitungan kenaikan tegangan tanah

Ketika terjadinya gangguan, arus gangguan akan mengalir ke tanah

sehingga menghasilkan kenaikan tegangan tanah. GPR akan terjadi ketika

adanya arus yang mengalir pada peralatan yang dibumikan. Pada tabel data

nilai arus maksimum grid sebesar 𝑅𝑔 = 18,234 A,dan tahanan pembumian 𝐼𝑔

= 0,2 Ω maka didapatkan dengan perhitungan seperti berikut.

GPR = 𝑅𝑔 𝑋 𝐼𝑔

= 18.234 x 0,228

= 4.150 V

Dengan menggunakan rumus GPR untuk perhitungan kenaikan

tegangan tanah maka nilai yang didapat ketika menggunakan perhitungan

manual yaitu sebesar 4.150 V

4.1.4. Perhitungan konduktor

Perhitungan konduktor ini dilakukan untu mengetahui konduktor

yang akan digunakan pada gardu induk. Pada gardu induk ungaran sendiri

konduktor yang digunakan adalah Cooper Comercial Hard Drawn yang

sesuai dengan SPLN T5.12.2020 dan IEEE 80-2013. Dengan data yang

diperoleh maka akan dilakukan perhitungan seperti berikut.

I
A =
𝑇𝐶𝐴𝑃 𝑥10−4 𝐾𝑜+𝑇𝑚
√( ).𝐿𝑛( 𝐾𝑜+𝑇𝑎 )
𝑡𝑐.𝑎𝑟.𝑝𝑟

30 kA
=
3,4 𝑥10−4 242+1084
√( ).𝐿𝑛( )
1,0𝑥0,00381𝑥1,78 242+400

= 107,26 𝑚𝑚2
54

Dengan arus gangguan yang dihitung dengan perhitungan manual

sehingga menghasilkan :

𝑇𝐶𝐴𝑃 𝑥10−4 𝐾𝑜+𝑇𝑚


I = A √( ). 𝐿𝑛 ( )
𝑡𝑐.𝑎𝑟.𝑝𝑟 𝐾𝑜+𝑇𝑎

3,4 𝑥10 −4 242+1084


=107,26 √( 1,0𝑥0,00381𝑥1,78). 𝐿𝑛 ( 242+400 )

= 30,11 kA

Besarnya arus gangguan dapat dicari dengan menggunakan perhitungan

manual sehingga menghasilkan nilai arus gangguan sebesar 30,11 kA

𝐼𝑔 = 60 % x 30 kA

= 18.000 𝐴

Untuk mencari arus grid simetris maka menggunakan rumus perhitungan

manual seperti rumus diatas dan mendapatkan nilai arus grid simetris sebesar

18.000 𝐴

𝐼𝐺 = 18000 x 1.013

= 18.234 𝐴

Sedangkan pada arus grid maksimum menggunakan rumus diatas dengan

perhitungan manual mendapatkan nilai sebesar 18.234 𝐴

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel diatas, maka digunakan data

arus gangguan yang ada di GI Ungaran sebesar 30kA dan menggunakan luas

penampang atau konduktor yang sesuai dengan standar SPLN T5.12.2020

yaitu sebesar 150 mm².


55

4.1.5. Perhitungan manual tegangan langkah yang diizinkan dan

tegangan sentuh yang diizinkan

Pada standar IEEE 80-2013, menggunakan dasar desain sistem

pembumian adalah dengan menggunakan berat badan 50Kg dan 70Kg.

dengan menggunakan rumus perhitungan seperti berikut :

Perhitungan tegangan langkah dan tegangan sentuh yang diizinkan secara

manual

1. Tegangan langkah yang diizinkan


0,116
𝐸𝑆𝑡𝑒𝑝50 = [1000 + (6 x 0,817) 5000 ] = 2.959,16 V
√1

0,157
𝐸𝑆𝑡𝑒𝑝70 = [1000 + (6 x 0,817) 5000 ] = 4.005,07 V
√1

2. Tegangan Sentuh yang diizinkan


0,116
𝐸𝑇𝑜𝑢𝑐ℎ50 = [1000 + (1,5 x 0,817) 5000 ] = 826,79 V
√1

0,157
𝐸𝑇𝑜𝑢𝑐ℎ70 = [1000 + (1,5 x 0,817) 5000 ] = 1.119,01 V
√1

Perhitungan batasan toleransisecara manual pada tubuh menggunakan

asumsi berat badan 50Kg seperti pada SPLN T5.2020 maka menghasilkan

𝐸𝑆𝑡𝑒𝑝50 = 2.959,16 V dan 𝐸𝑇𝑜𝑢𝑐ℎ50 = 826,79 V.

4.1.6. Tegangan sentuh

Tegangan sentuh sebenarnya atau tegangan mesh dapat dihitung dengan

menggunakan rumus :
56

Gambar 4.2. Tegangan sentuh


𝜌. 𝐾𝑚. 𝐾𝑖 . 𝐼𝐺
𝐸𝑚 =
𝐿𝑀

Pada rumus diatas hingga didapatkan hasil :

30,71.0,97.2,77.18234
=
2022,62

= 743,87 V

variabelnya pada rumus diatas didapatkan dengan rumus berikut :

1 𝐷 (𝐷 + 2. ℎ)2 ℎ 𝐾𝑖𝑖 8
𝐾𝑚 = [𝑙𝑛 + − ]+ . ln [ ]
2. 𝜋 16. ℎ. 𝐷 8. 𝐷. 𝑑 4. 𝑑 𝐾ℎ 𝜋(2. 𝑛 − 1)

1 5 (5 + 2.0,5)2 0,5 1 8
= [𝑙𝑛 + − ]+ . ln [ ]
2. 𝜋 16.0,5.5 8.5.16 4.16 1,225 𝜋(2.14,3 − 1)

= 0,97

1 ℎ
𝐾𝑖𝑖 = 2 =1 𝐾ℎ = √1 + ℎ = 1,225
(2.𝑛)𝑛 𝑜

𝐾𝑖 = 0,644 + 0,148𝑛 = 2,77

2𝐿𝐶
𝑛 = 𝑛𝑎 . 𝑛𝑏 . 𝑛𝑐 = 14,36 𝑛𝑎 = = 14,3
𝐿𝑃

𝐿𝑟
𝐿𝑀 = 𝐿𝐶 + 1,55 + 1,22 𝐿𝑅
2 2
√𝐿𝑥 + 𝐿𝑦
[ ( )]
3,05
= 1916 + [1,55 + 1,22 ( )] 𝐿𝑅
√582 + 762
= 2022,62 𝑚
57

Pada perhitungan variabel yang ada 𝐾𝑚 atau faktor jarak tegangan mesh

sebesar 0,97 sedangkan 𝐿𝑀 atau panjang konduktor aktif yang tertanam dalam

tanah sebesar 2022,62 𝑚 maka dari itu perhitungan 𝐸𝑚 .

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka digunakan data arus

gangguan yang ada di GI Ungaran sebesar 30kA tetapi menggunakan luas

penampang atau konduktor yang sesuai dengan standar SPLN T5.12.2020 yaitu

sebesar 150 mm². Maka dari itu tegangan sentuh yang dihitung menggunakan

perhitungan manual sehingga mendapatkan hasil 743,87 V.

4.1.7. Tegangan langkah

Dengan data yang didapatkan dari gardu induk Ungaran, maka untuk

mencari tegangan langkah sebenarnya dapat dicari dengan rumus sebagai

berikut :

Gambar 4.3. Tegangan langkah


𝜌. 𝐾𝑀 . 𝐾𝑖 . 𝐼𝑔
𝐸𝑠 =
𝐿𝑀
30,71.0,97.2,77.18.000
𝐸𝑠 =
2022.62
= 734,32 𝑉
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka digunakan data arus

gangguan yang ada di GI Ungaran sebesar 30kA dan menggunakan luas


58

penampang atau konduktor yang sesuai dengan standar SPLN T5.12.2020 yaitu

sebesar 150 mm². Maka dari itu pada perhitungan secara manual tegangan

langkah yang menggunakan rumus seperti diatas dan memasukan nilai dari

variabel yang ada maka nilai tegangan langkah atau 𝐸𝑠 sebesar 734,32 𝑉

4.1.8. Perhitungan sistem pembumian gardu induk Grid dan Rod

Saat ini kondisi sistem pembumian gardu induk Ungaran adalah berbentuk

persegi dengan panjang 76 m x 58 m dengan jarak antar grid yang sejajar dengan

sumbu x adalah 5 m dan sejajar sumbu y adalah 5 m.

F = 76 m

E = 58 m
Gambar 4.4. Bentuk Area Pembumian
4.1.9. Perhitungan Grid dan Rod

a. Perhitungan resistansi total pembumian

1 1 1
𝑅𝑔 = 𝜌 + 1+
𝐿𝑇 √20𝐴 20
[ ( 1 + ℎ √ 𝐴 )]
59

1 1 1
𝑅𝑔 = 30,71 + 1+
1983,1 √20.4408 20
[ ( 1 + 0,5√4408)]

= 0,228 Ω

Pada resitansi pembumian atau 𝑅𝑔 maka menggunakan rumus Scwartz

sehingga dihasilkan nilai resistansi pembumian dengan cara perhitungan

manual yaitu sebesar 0,228 Ω

b. Perhitungan besarnya faktor reduksi


𝜌
0,09(1− )
𝜌𝑠
𝐶𝑠 = 1 - 2(ℎ
𝑠 )+0,09

= 0,817
30,71
0,09(1− )
5000
𝐶𝑠 = 1 - 2(0,2)+0,09

= 0,817

c. Perhitungan kenaikan tegangan tanah

GPR = 𝑅𝑔 𝑋 𝐼𝑔

= 18.234 x 0,228

= 4.150 V

Dengan menggunakan rumus GPR untuk perhitungan kenaikan

tegangan tanah maka nilai yang didapat ketika menggunakan perhitungan

manual yaitu sebesar 4.150 V

d. Perhitungan tegangan langkah yang diizinkan dan tegangan sentuh

yang diizinkan

1. Tegangan langkah yang diizinkan


0,116
𝐸𝑆𝑡𝑒𝑝50 = [1000 + (6 x 0,817) 5000 ] = 2.959,16 V
√1
60

0,157
𝐸𝑆𝑡𝑒𝑝70 = [1000 + (6 x 0,817) 5000 ] = 4.005,07 V
√1

2. Tegangan Sentuh yang diizinkan


0,116
𝐸𝑇𝑜𝑢𝑐ℎ50 = [1000 + (1,5 x 0,817) 5000 ] = 826,79 V
√1

0,157
𝐸𝑇𝑜𝑢𝑐ℎ70 = [1000 + (1,5 x 0,817) 5000 ] = 1.119,01 V
√1

Perhitungan batasan toleransi secara manual pada tubuh menggunakan

asumsi berat badan 50Kg seperti pada SPLN T5.2020 maka menghasilkan

𝐸𝑆𝑡𝑒𝑝50 = 2.959,16 V dan 𝐸𝑇𝑜𝑢𝑐ℎ50 = 826,79 V.

e. Tegangan sentuh

𝜌. 𝐾𝑚. 𝐾𝑖 . 𝐼𝐺
𝐸𝑚 =
𝐿𝑀
30,71.0,97.2,77.18234
=
2022,62
= 743,87 V

perhitungan 𝐸𝑚 atau tegangan sentuh yang dihitung menggunakan

perhitungan manual sehingga mendapatkan hasil 743,87 V.

f. Tegangan langkah

𝜌. 𝐾𝑠 . 𝐾𝑖 . 𝐼𝐺
𝐸𝑠 =
𝐿𝑆
30,71.0,44.2,77.18.000
𝐸𝑠 =
2022,62
= 734,32 𝑉

Dengan menggunakan rumus seperti diatas dan memasukan nilai dari

variabel yang ada maka nilai tegangan langkah atau 𝐸𝑠 sebesar 734,32 𝑉

g. Panjang grid dan Rod


61

L = Lgrid + Lrod

= (13 x 58) + (16 x 76) +(4x3,05) = 1982,2 m

Perhitungan panjang konduktor yang digunakan yaitu menggunakan

rumus jumlah grid sisi x dikali dengan panjang area sisi x begitu pula sisi y dikali

dengan panjang area sisi y ditambahkan dengan 4 rod dikali dengan panjang rod

yang digunakan sehingga mengahilkan panjang keseluruhan konduktor yang

dipakai yaitu 1982,2 m

Tabel 4.1. Tabel hasil Perhitungan Manual Model Persegi

Parameter Hasil Perhitungan


Tegangan Sentuh 743,87 V
Tegangan Langkah 734,32V
Resistansi Pembumian 0,228 Ω
Tegangan langkah yang diizinkan 2959 V
Tegangan Sentuh yang diizinkan 826.79
Panjang konduktor 1982,2 m

Dari perbandingan hasil perhitungan manual diatas dengan menggunakan besar

arus gangguan 30kA dengan luas penampang sebesar 107 mm² maka menghasilkan

tegangan sentuh sebesar 743,87 dan tegangan langkah sebesar 734,82. Dengan

mengikuti standar pada SPLN maka luas penampang yang digunakan sesuai standar

yaitu 150 mm² .

4.1.10. Sistem grid dan rod dengan ETAP 12.6.0

Pengaturan sistem grid dan rod pada ETAP 12.6.0 ditunjukkan pada

Gambar dibawah ini.


62

Gambar 4.5. Pengaturan Grid pada ETAP 12.6.0

Gambar 4.6. Pengaturan Grid pada ETAP 12.6.0


63

Gambar 4.7. Hasil Kombinasi antara grid dan rod

Pengaturan tahanan jenis tanah , tahanan batu koral dan ketebalan tanah

ditunjukan pad gambar dibawah ini.

Gambar 4.8. Pengaturan tanah pada ETAP


5. Study case dan hasil simulasi pada ETAP

Pengaturan besarnya arus, berat badan manusia dan lama waktu gangguan

ditunjukan pada gambar dibawah ini.


64

Gambar 4.9. Study Case pada ETAP


Hasil dari simulasi sistem pembumian grid dan rod dengan berat

badan 50Kg ditunjukan pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.10. Hasil simulasi berat badan 50Kg

Untuk berat badan 70Kg ditunjukan pada gambar 4.11.


65

Gambar 4.11. Hasil simulasi berat badan 70Kg


Dari hasil simulasi diatas, pada sistem pembumian gardu induk Ungaran

150Kv untuk berat badan 50Kg sudah aman dan berat 70Kg memikiki sistem

rancangan yang baik dan aman. Karena tegangan sentuh yang sebenarnya lebih

kecil dari pada tegangan sentuh yang diizinkan yaitu ( untuk berat badan 50Kg

dengan hasil 763,9 V < 928,2 V, sedangkan untuk berat badan 70Kg dengan

hasil 763,9 V < 1256,2 V), akan tetapi tegangan langkah yang diizinkan sudah

dalam rancangan yang baik dan aman (untuk berat badan dengan hasil 50Kg

yaitu 749,4V < 3364,8V dan untuk berat badan 70Kg dengan hasil 749,4 V <

4553,8 V) dengan tahanan pembumian yaitu 0,3 Ohm dimana tidak melebihi 1

Ohm, sesuai dengan standar IEEE dan tidak melebihi standar SPLN 0,5 Ohm..
66

Tabel 4.2. Hasil Perhitungan menggunakan simulasi ETAP


Hasil perhitungan dengan SPLN
luas penampang dan arus gangguan
Parameter
107𝑚𝑚² 120𝑚𝑚² 150𝑚𝑚² 185𝑚𝑚² 150 mm

Tegangan Sentuh 798,5 V 786,7 V 763,9 V 742,4 V < 787 V


Tegangan Langkah 749,4 V 749,4 V 749,4 V 749,4 V
Resistansi Pembumian 0,359 Ω 0,359 Ω 0,358 Ω 0,358 Ω < 2800 V
Tegangan langkah yang diizinkan 3364,8 V 3364,8 V 3364,8 V 3364,8 V
Tegangan Sentuh yang diizinkan 928,2 V 928,2 V 928,2 V 928,2 V < 0,5 Ω
Panjang konduktor 1970 m. 1970 m. 1970 m. 1970 m.
Kategori menurut aplikasi ETAP Aman Aman Aman Aman

Tabel 4.3. Hasil Perbandingan luas penampang menggunakan simulasi ETAP


Hasil perbandingan perhitungan dengan luas penampang SPLN
Manual Etap
Parameter
107𝑚𝑚² 107𝑚𝑚² 120𝑚𝑚² 150𝑚𝑚² 185𝑚𝑚² 150𝑚𝑚²

Tegangan Sentuh 743,87 V 798,5 V 786,7 V 763,9 V 742,4 V < 787 V


Tegangan Langkah 734,32V 749,4 V 749,4 V 749,4 V 749,4 V < 2800 V
Resistansi Pembumian 0,228 Ω 0,359 Ω 0,359 Ω 0,358 Ω 0,358 Ω
Kategori menurut aplikasi ETAP Aman Aman Aman Aman Aman < 0,5 Ω

Pada tabel diatas menunjukkan perbandingan luas penampang dan arus

gangguan. Arus gangguan yang ada pada gardu induk sendiri sebesar 30kA

sedangkan luas penampang pada standar SPLN yaitu 150 mm².

Tabel 4.4. Tabel hasil perbandingan menggunakan aplikasi ETAP dengan


Persyaratan SPLN

Parameter Manual ETAP SPLN Kategori


Tegangan Sentuh 743,87 V 763.9 V < 787 V Aman
Tegangan Langkah 734,82 V 749,4 V < 2800 V Aman
Resistansi Pembumian 0,228 Ω 0,358 Ω < 0,5 Ω Aman

Dari hasil pada tabel 4.5 yang menunjukan perbandingan perhitungan secara

manual dan saat menggunakan software ETAP berada dibawah standar SPLN pada

total tegangan sentuh dengan perhitungan manual 743,87 V dan untuk perhitungan
67

ETAP 763,9 V sedangkan tegangan langkah untuk perhitungan manual 734,32 V

dan untuk perhitungan menggunakan aplikasi ETAP 749,4 V. Nilai yang dihasilkan

ketika melakukan perhitungan manual dan perhitungan menggunakan aplikasi

ETAP berada dibawah standar persyaratan desain mesh grounding sesuai SPLN

diamana untuk tegangan sentuh tidak melebihi 787 V dan tegangan langkah tidak

melebihi 2800 V sedangkan resistansi pembumian tidak melebihi 0,5 Ohm sehingga

kategori desain mesh ini termasuk dalam kategori aman sesuai SPLN T5.12.2020.

4.3. Rancangan Sistem Pembumian gardu induk model L

Rancangan sistem pembumian gardu induk Menurut Thapar dan Gerez pada

model L yaitu dengan perbandingan,

A:B=2:1–1:6

D:C=4:1–1:8

Dan besarnya A dan D yaitu 10 – 80m

Gambar 4.12. Rancangan model L ( Thapar dan Gerez )


Model rancangan L dengan jarak antar grid yang sama seperti kondisi

yang ada pada gardu induk yaitu 5 m yang sejajar dengan sumbu x, dan 5

m yang sejajar dengan sumbu y serta konduktor rod yang ada disetiap

sudut sebanyak 6 batang.


68

Gambar 4.13. Rancangan model L

4.3.1. Perhitungan manual Grid dan Rod

a. Perhitungan resistansi total pembumian

1 1 1
𝑅𝑔 = 𝜌 + 1+
𝐿𝑇 √20𝐴 20
[ ( 1 + ℎ √ 𝐴 )]

1 1 1
𝑅𝑔 = 30,71 + 1+
1983,1 √20.4408 20
[ ( 1 + 0,5√4408)]

= 0,228 Ω

Pada resitansi pembumian atau 𝑅𝑔 maka menggunakan rumus Scwartz

sehingga dihasilkan nilai resistansi pembumian dengan cara perhitungan

manual yaitu sebesar 0,228 Ω

b. Perhitungan besarnya faktor reduksi


𝜌
0,09(1− )
𝜌𝑠
𝐶𝑠 = 1 - 2(ℎ
𝑠 )+0,09

= 0,817
69

30,71
0,09(1− )
5000
𝐶𝑠 = 1 - 2(0,2)+0,09

= 0,817

c. Perhitungan kenaikan tegangan tanah

GPR = 𝑅𝑔 𝑋 𝐼𝑔

= 18.234 x 0,228

= 4.150 V

Dengan menggunakan rumus GPR untuk perhitungan kenaikan

tegangan tanah maka nilai yang didapat ketika menggunakan perhitungan

manual yaitu sebesar 4.150 V

d. Perhitungan tegangan langkah yang diizinkan dan tegangan sentuh

yang diizinkan

1. Tegangan langkah yang diizinkan


0,116
𝐸𝑆𝑡𝑒𝑝50 = [1000 + (6 x 0,817) 5000 ] = 2.959,16 V
√1

0,157
𝐸𝑆𝑡𝑒𝑝70 = [1000 + (6 x 0,817) 5000 ] = 4.005,07 V
√1

2. Tegangan Sentuh yang diizinkan


0,116
𝐸𝑇𝑜𝑢𝑐ℎ50 = [1000 + (1,5 x 0,817) 5000 ] = 826,79 V
√1

0,157
𝐸𝑇𝑜𝑢𝑐ℎ70 = [1000 + (1,5 x 0,817) 5000 ] = 1.119,01 V
√1

Perhitungan batasan toleransisecara manual pada tubuh menggunakan

asumsi berat badan 50Kg seperti pada SPLN T5.2020 maka menghasilkan

𝐸𝑆𝑡𝑒𝑝50 = 2.959,16 V dan 𝐸𝑇𝑜𝑢𝑐ℎ50 = 826,79 V.


70

e. Tegangan sentuh

𝜌. 𝐾𝑚. 𝐾𝑖 . 𝐼𝐺
𝐸𝑚 =
𝐿𝑀

30,71.0,97.2,77.18234
=
2022,62

= 743,87 V

perhitungan 𝐸𝑚 atau tegangan sentuh yang dihitung menggunakan

perhitungan manual sehingga mendapatkan hasil 743,87 V.

f. Tegangan langkah

𝜌. 𝐾𝑠 . 𝐾𝑖 . 𝐼𝐺
𝐸𝑠 =
𝐿𝑆

30,71.0,44.2,77.18.000
𝐸𝑠 =
2022,62

= 734,32 𝑉

Dengan menggunakan rumus seperti diatas dan memasukan nilai dari

variabel yang ada maka nilai tegangan langkah atau 𝐸𝑠 sebesar 734,32 𝑉

g. Perhitungan panjang konduktor

L = Lgrid + Lrod

= (58 x 6 ) + ( 76 x 6) +(20 x 7 ) + (30 x 10) +(6x3,05)

= 1262,3 m

Perhitungan panjang konduktor yang digunakan yaitu menggunakan

rumus jumlah grid sisi x dikali dengan panjang area sisi x begitu pula sisi y dikali

dengan panjang area sisi y ditambahkan dengan 6 rod dikali dengan panjang rod
71

yang digunakan sehingga mengahilkan panjang keseluruhan konduktor yang

dipakai yaitu 1262,3 m.

Tabel 4.5. Tabel hasil Perhitungan Manual model L

Parameter Hasil Perhitungan


Tegangan Sentuh 743,87 V
Tegangan Langkah 734,32V
Resistansi Pembumian 0,231 Ω
Tegangan langkah yang diizinkan 2959 V
Tegangan Sentuh yang diizinkan 826.79 V
Panjang konduktor 1262,3 m.

Berdasarkan hasil perbandingan pada tabel diatas mendapatkan hasil dengan

arus gangguan sebesar 30 kA menunjukan tegangan sentuh sebesar 743,87 V dan

tegangan langkah sebesar 734,32 V dengan menggunakan luas penampang sesuai

dengan standar minimal SPLN yaitu 150 mm².

4.3.2. Perhitungan rancangan model L dengan aplikasi ETAP

Pengaturan grid dan rod pada model rancangan L ditunjukan seperti

dibawah ini.
72

Gambar 4.14. Pengaturan rancangan grid dan rod

Gambar 4.15. Pengaturan rancangan grid dan rod


73

Gambar 4.16. Pengaturan tahanan tanah pada ETAP

Dari pengaturan diatas maka akan didapatkan hasil dari grid dan rod

seperti dibawah ini.

Gambar 4.17. Hasil Pengaturan rancangan model L


74

Gambar 4.18. Pengaturan study case berat badan 50Kg

Gambar 4.19. Pengaturan study case berat badan 70Kg


Hasil dari model racangan L dengan berat badan 50Kg dapat dilihat

pada gambar dibawah ini :


75

Gambar 4.20. Hasil berat simulasi untuk berat badan 50Kg


Untuk hasil simulasi model rancangan L dengan berat badan 70Kg

Gambar 4.21. Hasil berat simulasi untuk berat badan 70Kg


76

Dari hasil yang sudah disimulasikan, untuk sistem pembumian gardu induk

Ungaran 150 kV dengan menggunakan model rancangan L menghasilkan

model rancangan yang kurang baik atau tidak aman. Untuk berat badan 50Kg

rancangan ini kurang baik karena tegangan sentuh sebenarnya melebihi

tegangan sentuh yang diizinkan ( 1207,3 V > 928,2 V ) akan tetapi hasil dari

tegangan langkah yang sebenarnya lebih kecil dari tegangan langkah yang

diizinkan ( 1171,2 V < 3364,6 V ). Berbeda dengan berat badan 70Kg dalam

model rancangan ini dikategorikan aman dan baik dengan nilai tegangan sentuh

yang sebenarnya berada dibawah nilaitegangan sentuh yang diizinkan yaitu (

1207,3 V < 1256,3 V ) dan nilai tegangan langkah yang sebenarnya berada

dibawah nilai tegangan langkah yang diizinkan ( 1171,2 V < 4454,1 V ) dengan

tahanan pembumian 0,496 Ohm dimana sesuai standar yang direkomendasikan

oleh IEEE yaitu lebih kecil dari 1 Ohm. Maka dari itu model rancangan L ini

tidak dikatakan aman dan baik sehingga tidak memenuhi syarat aman dari

sistem pembumian,

Pada model rancangan ini haruslah dimodifikasi agar mampu memenuhi

syarat aman dan baik dari sistem pembumian yang ada. Model rancangan dapat

dimodifikasi agar aman dengan cara merubah ukuran a dan d dengan panjang

dan lebar pada ukuran e dan f tetaplah sama yaitu 76 m dan 58 m. Menurut

Peneliti Thapar dan Gerez, ukuran a dan d berkisar 10 – 80 m, oleh karena itu

dapat membuat kombinasi yang kemungkinan dalam kategori aman, baik dan

lebih ekonomis.
77

Tabel 4.6. Rancangan grid dan rod yang baik dan aman

𝑎 10 20 30 40 50 60 70

𝑑
10
x x x x x x o
20
x x x x x x o
30
x x x x x o o
40
x x x x o o o
50
o o o o o o o

Dengan keterangan :
X = Tidak aman
O = Aman

Tabel 4.7. Rancangan model L yang baik dan aman

D A C B Panjang Konduktor Gambar Grid Model L


10 70 58 76 = (10x1)+(70x12)+(76x4)
+(58x12)+(6x3,05)
=1868,3 m
78

D A C B Panjang Konduktor Gambar Grid Model L

20 70 58 76 = (20x1)+(70x10)+(76x6)
+(58x12)+(6x3,05)
= 1890,3 m

30 60 58 76 = (30x2)+(60x7)+(76x4)
+(58x12)+(6x3,05)
= 1820,3 m

30 70 58 76 = (30x1)+(70x7)+(76x4)
+(58x12)+(6x3,05)
= 1918,3 m

40 50 58 76 = (40x7)+(50x4)+(76x12)
+(58x9)+(6x3,05)
= 1812,3 m
79

D A C B Panjang Konduktor Gambar Grid Model L


40 60 58 76 = (40x2)+(60x4)+(76x12)
+(58x11)+(6x3,05)
= 1888,3 m

40 70 58 76 = (40x1)+(70x4)+(76x12)
+(58x12)+(6x3,05)
= 1946,3 m

50 10 58 76 = (50x10)+(10x2)+(76x14)
+(58x3)+(6x3,05)
= 1776,3 m

50 20 58 76 = (50x8)+(20x2)+(76x14)
+(58x5)+(6x3,05)
= 1812,3 m
80

D A C B Panjang Konduktor Gambar Grid Model L

50 30 58 76 = (50x7)+(30x2)+(76x14)
+(58x6)+(6x3,06)
= 1840,3 m

50 40 58 76 = (50x5)+(40x2)+(76x14)
+(58x8)+(6x3,05)
= 1876,3 m

50 50 58 76 = (50x2)+(50x2)+(76x14)
+(58x9)+(6x3,05)
= 1898,3 m

50 60 58 76 = (50x2)+(60x2)+(76x14)
+(58x11)+(6x3,05)
= 1940,3 m
81

D A C B Panjang Konduktor Gambar Grid Model L


50 70 58 76 = (50x1)+(70x2)+(76x14)
+(58x12)+(6x3,05)
= 1968,3 m

Dari hasil simulasi pada ETAP diatas akan menghasilkan rancangan yang

lebih ekonomis dari panjang konduktor dan keamanannya akan ditampilkan

pada tabel 4.8 dibawah ini.


82

Tabel 4.8. Hasil rancangan model L


total tegangan tegangan tegangan tegangan
ukuran m panjang sentuh langkah sentuh langkah tahanan
yang yang yang
konduktor sebenarnya sebenarnya diizinkan diizinkan pembumian
A D E F (M) (V) (V ) (V) (V) (GPR)
10 70 58 76 1868 878,5 872,9 928,2 3364,8 0,401
20 70 58 76 1890 868 862,2 928,2 3364,8 0,398
30 60 58 76 1820 911,2 903,6 928,2 3364,8 0,409
30 70 58 76 1918 856,4 851,1 928,2 3364,8 0,395
40 50 58 76 1812 914,6 907,2 928,2 3364,8 0,41
40 60 58 76 1888 881,5 874,3 928,2 3364,8 0,401
40 70 58 76 1946 846,2 840,7 928,2 3364,8 0,392
50 10 58 76 1776 923 916,9 928,2 3364,8 0,413
50 20 58 76 1812 908,5 902,3 928,2 3364,8 0,409
50 30 58 76 1840 892,5 887,1 928,2 3364,8 0,405
50 40 58 76 1876 878,5 872,9 928,2 3364,8 0,401
50 50 58 76 1898 863,2 858,1 928,2 3364,8 0,397
50 60 58 76 1940 849,8 844,2 928,2 3364,8 0,393
50 70 58 76 1968 835 829,8 928,2 3364,8 0,389

Hasil nilai optimum didapatkan dari kombinasi hasil perhittungan pada tabel

4.8, panjang konduktor yang paling pendek sehingga didapatkan nilai yang

paling ekonomis dan aman sesuai standar IEEE dan SPLN T5.012.2020. pada

tabel tersebut ditunjukan panjang konduktor yang digunakan berbanding terbalik

dengan tegangan sentuh dan tegangan langkah yang sebenarnya. Semakin besar

total panjang konduktor yang digunakan maka semakin kecil tegangan sentuh

dan tegangan langkah sebenarnya dari tegangan sentuh dan tegangan langkah

yang diizinkan pada rancangan tersebut. Akan tetapi hal tersebut sangat

berpengaruh terhadap biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan gardu induk.


83

Semakin besar panjang konduktor yang digunakan maka semakain mahal juga

biaya yang digunakan dalam proses pembangunan.

Pada rancangan model L yang paling ekonomis dan tetap aman adalah model

rancangan dengan panjang a = 50 m ,d = 10 m, e = 58 m, f = 76 m, dengan total

panjang konduktor yang digunakan yaitu 1776 m. pada rancangan ini merupakan

rancangan dengan total panjang konduktor yang sangat sedikit akan tetapi masih

dalam kondisi yang aman, hasil dari simulasi akan ditunjukan pada gambar

dibawah ini.

Gambar 4.22. Rancangan model L yang aman


84

Tabel 4.9. Hasil perhitungan menggunakan aplikasi ETAP model L dengan

panjang konduktor yang paling sedikit


Hasil perhitungan dengan SPLN
luas penampang dan arus gangguan
Parameter
107𝑚𝑚² 120𝑚𝑚² 150𝑚𝑚² 185𝑚𝑚² 150 mm
Tegangan Sentuh 965 V 950,7 V 923 V 896,9 V < 787 V
Tegangan Langkah 916,9 V 916,9 V 916,9 V 916,9 V
Resistansi Pembumian 0,414 Ω 0,413 Ω 0,413 Ω 0,412 Ω < 2800 V
Tegangan langkah yang diizinkan 3364,8 V 3364,8 V 3364,8 V 3364,8 V
Tegangan Sentuh yang diizinkan 928,2 928,2 928,2 928,2 < 0,5 Ω
Panjang konduktor 1758 m 1758 m 1758 m 1758 m
Kategori menurut aplikasi ETAP Aman Aman Aman Aman

Tabel 4.10. Tabel hasil perbandingan menggunakan aplikasi ETAP dengan

Persyaratan SPLN
Hasil perbandingan perhitungan dengan luas penampang SPLN
Parameter Manual Etap
107𝑚𝑚² 107𝑚𝑚² 120𝑚𝑚² 150𝑚𝑚² 185𝑚𝑚² 150 mm
Tegangan Sentuh 743,87 V 965 V 950,7 V 923 V 896,9 V < 787 V
Tegangan Langkah 734,32V 916,9 V 916,9 V 916,9 V 916,9 V < 2800 V
Resistansi Pembumian 0,231 Ω 0,414 Ω 0,413 Ω 0,413 Ω 0,412 Ω
Kategori menurut aplikasi ETAP Aman Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman < 0,5 Ω

Dari hasil pada tabel 4.10 yang menunjukan perbandingan perhitungan secara

manual dan saat menggunakan software ETAP berada dibawah standar SPLN

dengan menggunakan luas penampang sesuai standar SPLN yaitu 150 mm² dengan

arus gangguan sesuai gardu induk sebesar 30 kA mendapatkan total tegangan

sentuh dengan perhitungan manual 743,87 V dan untuk perhitungan ETAP 923V

sedangkan tegangan langkah untuk perhitungan manual 734,32 V dan untuk

perhitungan menggunakan aplikasi ETAP 916,9V. Nilai yang dihasilkan ketika

melakukan perhitungan manual dan perhitungan menggunakan aplikasi ETAP

berada diatas standar persyaratan desain mesh grounding sesuai SPLN diamana
85

untuk tegangan sentuh melebihi 787 V dan tegangan langkah melebihi 2800 V

sedangkan resistansi pembumian tidak melebihi 0,5 Ohm sehingga kategori desain

mesh ini termasuk dalam kategori yang tidak aman sesuai SPLN T5.12.2020.

4.4. Pembumian Gardu Rancangan Sistem Induk Model T

Rancangan sistem pembumian model T pada gardu induk ini Menurut Thapar

dan Geres seperti gambar yang ada dibawah ini dengan:

A:B=3:1–1:4
A:D=1:1–1:2
D:C=1:1–1:5
Dengan besarnya A dan D adalah 5 m – 100 m.

Gambar 4.23. Rancangan model T ( Thapar dan Gerez )


Rancangan model T dengan jarak antar grid yang sama dengan kondisi

yang ada yaitu 5 m untuk grid yang sejajar dengan sumbu x, dan 5 m untuk

grid yang sejajar dengan sumbu y serta konduktor rod yang ada disetiap sudut

dengan banyak 8 buah batang seperti gambar di bawah ini.


86

Gambar 4.24. Rancangan model T

4.4.1. Perhitungan sistem pembumian Grid dan Rod

a. Perhitungan resistansi total pembumian

1 1 1
𝑅𝑔 = 𝜌 + 1+
𝐿𝑇 √20𝐴
1 + ℎ √20
[ ( 𝐴 )]

1 1 1
𝑅𝑔 = 30,71 + 1+
1398,4 √20.4408 20
[ ( 1 + 0,5√4408)]
= 0,228 Ω
Pada resitansi pembumian atau 𝑅𝑔 maka menggunakan rumus Scwartz

sehingga dihasilkan nilai resistansi pembumian dengan cara perhitungan

manual yaitu sebesar 0,228 Ω

b. Perhitungan besarnya faktor reduksi


𝜌
0,09(1− )
𝜌𝑠
𝐶𝑠 = 1 - 2(ℎ
𝑠 )+0,09

= 0,817
30,71
0,09(1− )
5000
𝐶𝑠 = 1 - 2(0,2)+0,09

= 0,817
87

c. Perhitungan kenaikan tegangan tanah

GPR = 𝑅𝑔 𝑋 𝐼𝑔

= 18.234 x 0,228

= 4.150 V

Dengan menggunakan rumus GPR untuk perhitungan kenaikan

tegangan tanah maka nilai yang didapat ketika menggunakan perhitungan

manual yaitu sebesar 4.150 V

d. Perhitungan tegangan langkah yang diizinkan dan tegangan sentuh

yang diizinkan

1. Tegangan langkah yang diizinkan


0,116
𝐸𝑆𝑡𝑒𝑝50 = [1000 + (6 x 0,817) 5000 ] = 2.959,16 V
√1
0,157
𝐸𝑆𝑡𝑒𝑝70 = [1000 + (6 x 0,817) 5000 ] = 4.005,07 V
√1

2. Tegangan Sentuh yang diizinkan


0,116
𝐸𝑇𝑜𝑢𝑐ℎ50 = [1000 + (1,5 x 0,817) 5000 ] = 826,79 V
√1
0,157
𝐸𝑇𝑜𝑢𝑐ℎ70 = [1000 + (1,5 x 0,817) 5000 ] = 1.119,01 V
√1

Perhitungan batasan toleransisecara manual pada tubuh menggunakan

asumsi berat badan 50Kg seperti pada SPLN T5.2020 maka menghasilkan

𝐸𝑆𝑡𝑒𝑝50 = 2.959,16 V dan 𝐸𝑇𝑜𝑢𝑐ℎ50 = 826,79 V.

e. Tegangan sentuh yang sebenarnya

𝜌. 𝐾𝑚. 𝐾𝑖 . 𝐼𝐺
𝐸𝑚 =
𝐿𝑀

30,71.0,97.2,77.18234
=
2022,62

= 743,87 V
88

perhitungan 𝐸𝑚 atau tegangan sentuh yang dihitung menggunakan

perhitungan manual sehingga mendapatkan hasil 743,87 V.

f. Tegangan langkah yang sebenarnya

𝜌. 𝐾𝑠 . 𝐾𝑖 . 𝐼𝐺
𝐸𝑠 =
𝐿𝑆
30,71.0,44.2,77.18.000
𝐸𝑠 =
2022,62
= 734,32 𝑉

Dengan menggunakan rumus seperti diatas dan memasukan nilai dari

variabel yang ada maka nilai tegangan langkah atau 𝐸𝑠 sebesar 734,32 𝑉

g. Perhitungan panjang konduktor

L = {(19 x 6)+(38 x 10)+(76 x 7)+(58 x 6)}+(8 x 3,05)

= 1398,4 m

Perhitungan panjang konduktor yang digunakan yaitu menggunakan

rumus jumlah grid sisi x dikali dengan panjang area sisi x begitu pula sisi y dikali

dengan panjang area sisi y ditambahkan dengan 8 rod dikali dengan panjang rod

yang digunakan sehingga mengahilkan panjang keseluruhan konduktor yang

dipakai yaitu 1398,4 m

Tabel 4.11. Tabel hasil Perhitungan Manual model T

Parameter Hasil Perhitungan


Tegangan Sentuh 743,87 V
Tegangan Langkah 734,32V
Resistansi Pembumian 0,228 Ω
Tegangan langkah yang diizinkan 2959 V
Tegangan Sentuh yang diizinkan 826.79 V
Panjang konduktor 1398,4 m
89

Pada tabel diatas dilakukan pebandingan perhitungan luas penampang

dihasilkan dengan arus gangguan sesarb 30 kA maka didapatkan hasil perhitungan

pada tegangan sentuh sebesar 743,87 V dan tegangan langkah sebesar 734,32 V.

dengan beracuan pada SPLN maka untuk perhitungan etap menggunakan luas

penampang 150 mm².

4.4.2. Perhitungan rancangan model T dengan aplikasi ETAP

Pengaturan sistem grid dan rod pada rancangan model T ditunjukan pada

gambar 4.26.

Gambar 4.25. Pengaturan grid rancangan model T


90

Gambar 4.26. Pengaturan grid rancangan model T


Hasil kombinasi grid dan rod pada rancangan model T ditunjukan pada

gambar dibawah ini.

Gambar 4.27. Rancangan model T


Pengaturan tahanan jenis tanah, tahanan jenis batu koral dan ketebalan

lapisan pada racangan model T ditunjukan pada gambar dibawah ini.


91

Gambar 4.28. Pengaturan jenis tanah rancangan model T


Pengaturan berat badan manusia, lama waktu gangguan dan besarnya arus pada

rancangan mode T dapat dilihat pada gambar dibawah.

Gambar 4.29. Pengaturan besar tegangan dan berat badan

rancangan model T

Dengan rancangan model T dengan berat badan 50Kg dapat dilihat dibawah ini.
92

Gambar 4.30. Hasil untuk berat badan 50Kg pada ETAP


Untuk hasil dari berat badan 70Kg.

Gambar 4.31. Hasil untuk berat badan 70Kg pada ETAP


Pada rancangan model T berdasarkan hasil diatas pada gardu induk 150 kV

Ungaran memiliki model rancangan yang dikategorikan kurang aman dan


93

kurang baik. Karena untuk berat badan 50 Kg tegangan sentuh yang sebenarnya

lebih besar dari pada tegangan sentuh yang diizinkan yaitu (1607,8V > 928,2V)

dan untuk tegangan langkah yang sebenarnya dibawah tegangan langkah yang

diizinkan yaitu (1019,3 V < 3364,8 V) berbeda dengan hasil rancangan model T

untuk berat badan 70 Kg rancangan ini sangat baik dan aman karena untuk

tegangan sentuh yang sebenarnya kurang dari tegangan sentuh yang diizinkan

yaitu (1067,8 V < 1256,3 V) dan untuk tegangan langkah sebenarnya juga

kurang dari tegangan langkah yang diizinkan (1019,3 V < 4554,1 V). dari hasil

diatas untuk membuat rancangan model T ini kurang baik dan tidak aman kaeran

untuk berat badan 50Kg tegangan sentuh yang sebenarnya lebih besar dari pada

tegangan sentuh yang diizinkan meskipun hasil tahanan pembumiannya kurang

dari 1 Ohm yaitu 0,469 Ohm. Dapat diartikan model ini tidak memenuhi syarat

yang aman untuk suatu sistem pembumian yang sesuai dengan standar IEEE 80-

2013.

Rancangan model T ini harus dimodifikasi agar mampu memenuhi syarat aman

dari suatu sistem pembumian dengan merubah ukuran a dan d pada rancangan

model T namun panjang dan lebar utama (e dan f) masih tetap sama yaitu 76 m

dan 58 m. Menurut Thapar dan Geres panjang a dan d berkisar 5 – 100 m. oleh

karena itu didapatkan beberapa kombinasi serta kondisi keamanannya seperti

dibawah ini.
94

Tabel 4.12. Hasil rancangan model T

10 20 30 40 50 60 70

𝑎
𝑑
10
x x x x x o o
20
x x x x x o o
30
x x x x o o o
40
x x x o o o o
50
o o o o o o o

Dengan keterangan :
X = Tidak aman
O = Aman

Dari hasil kombinasi rancangan model T dilihat dengan perhitngan panjang

total konduktor yang baik dan aman.

Tabel 4.13. Hasil rancangan model T menurut Thapar dan Gerez

D A C B Panjang Konduktor Gambar Grid Model T


10 60 58 76 = (10x2)+(60x12)+(76x4)+
(58x11)+(8x3,05)
= 1706,4 m
95

D A C B Panjang Konduktor Gambar Grid Model T


10 70 58 76 = (10x1)+(70x12)+(76x4)+
(58x12)+(8x3,05)
= 1874,4 m

20 60 58 76 = (20x2)+(60x10)+(76x6)+
(58x11)+(8x3,05)
= 1758,4 m

20 70 58 76 = (20x1)+(70x12)+(76x6)+
(58x12)+(8x3,05)
= 1896,4 m

30 50 58 76 = (30x4)+(50x6)+(76x10)+
(58x9)+(8x3,05)
= 1726,4 m
96

D A C B Panjang Konduktor Gambar Grid Model T


30 60 58 76 = (30x2)+(60x6)+(76x10)+
(58x11)+(8x3,05)
= 1842,4 m

30 70 58 76 = (30x1)+(70x6)+(76x10)+
(58x12)+(8x3,05)
= 1930,4 m

40 40 58 76 = (40x5)+(40x4)+(76x12)+
(58x8)+(8x3,05)
= 1760,4 m

40 50 58 76 = (40x4)+(50x4)+(76x12)+
(58x9)+(8x3,05)
= 1818,4 m
97

D A C B Panjang Konduktor Gambar Grid Model T


40 60 58 76 = (40x2)+(60x4)+(76x12)+
(58x11)+(8x3,05)
= 1894,4 m

40 70 58 76 = (40x1)+(70x4)+(76x12)+
(58x12)+(8x3,05)
= 1952,4 m

50 10 58 76 =
(50x10)+(10x2)+(76x14)+
(58x3)+(8x3,05)
= 1782,4 m

50 20 58 76 = (50x9)+(20x2)+(76x14)+
(58x4)+(8x3,05)
= 1810,4 m
98

D A C B Panjang Konduktor Gambar Grid Model T

50 30 58 76 = (50x7)+(30x2)+(76x14)+
(58x6)+(8x3,05)
= 1846,4 m

50 40 58 76 = (50x5)+(40x2)+(76x14)+
(58x8)+(8x3,05)
= 1882,4 m

50 50 58 76 = (50x4)+(50x2)+(76x14)+
(58x9)+(8x3,05)
= 1910,4 m

50 60 58 76 = (50x2)+(60x2)+(76x14)+
(58x11)+(8x3,05)
= 1946,4 m
99

D A C B Panjang Konduktor Gambar Grid Model T

50 70 58 76 = (50x1)+(70x2)+(76x14)+
(58x12)+(8x3,05)
= 1974,4 m

Dari kombinasi diatas menggunakan aplikasi ETAP akan menghasilkan

tegangan langkah dan tegangan sentuh sebenarnya. Hasil dari perhitungan model

rancangan T dapat dilihat pada tabel 4.14 dibawah.

Hasil nilai optimum didapatkan dari kombinasi hasil perhittungan pada tabel

4.14, panjang konduktor yang paling pendek sehingga didapatkan nilai yang paling

ekonomis dan aman sesuai standar IEEE dan SPLN T5.012.2020. pada tabel

tersebut juga menunjukan total panjang konduktor yang digunakan berbanding

terbalik dengan tegangan langkah dan tegangan sentuh yang sebenarnya karena

semakin panjang total panjang konduktor yang dipakai akan semakin kecil nilai

tegangan sentuh dan tegangan langkah yang sebenarnya terhadap tegangan sentuh

dan tegangan langkah yang diizinkan, akan tetapi dari total panjang konduktor akan

mempengaruhi biaya dari pembangunan gardu induk itu sendiri. Jika semakin

panjang total panjang konduktor biaya yang digunakan akan semakin besar biaya

dan semakin mahal.


100

Tabel 4.14. Hasil rancangan model T

total tegangan tegangan tegangan tegangan


Ukuran (m) panjang sentuh langkah sentuh langkah tahanan
yang yang yang
konduktor sebenarnya sebenarnya diizinkan diizinkan pembumian
a d e f (M) (V) (V ) (V) (V) (GPR)
10 60 58 76 1706,4 905 868,7 928,2 3364,8 0,421

10 70 58 76 1874,4 850,6 836,7 928,2 3364,8 0,396

20 60 58 76 1758,4 885,8 855,6 928,2 3364,8 0,412

20 70 58 76 1896,4 840,4 826,5 928,2 3364,8 0,393


30 50 58 76 1726,4 915,2 891,9 928,2 3364,8 0,418

30 60 58 76 1842,4 865,9 843,7 928,2 3364,8 0,404

30 70 58 76 1930,4 829,3 815,9 928,2 3364,8 0,39

40 40 58 76 1760,4 920,2 900,3 928,2 3364,8 0,415


40 50 58 76 1818,4 882,8 866 928,2 3364,8 0,405
40 60 58 76 1984,4 851 834,7 928,2 3364,8 0,396
40 70 58 76 1952,4 819,4 805,9 928,2 3364,8 0,387

50 10 58 76 1782,4 905,6 895,8 928,2 3364,8 0,408

50 20 58 76 1812,4 891,4 881,7 928,2 3364,8 0,404

50 30 58 76 1846,4 875,8 866,8 928,2 3364,8 0,399


50 40 58 76 1882,4 862,2 853 928,2 3364,8 0,396
50 50 58 76 1910,4 847,2 838,6 928,2 3364,8 0,392

50 60 58 76 1946,4 834,1 825,1 928,2 3364,8 0,388


50 70 58 76 1974,4 819,7 811 928,2 3364,8 0,385

Pada simulasi ETAP dengan model rancangan model T yang paling ekonomis

dan berada dalam kategori aman yaitu dengan ukuran e = 58 m, f = 76 m, d =

60 m, a = 10 m dengan total panjang konduktor 1706 m. Rancangan model ini

adalah rancangan yang paling sedikit total panjang konduktornya, Untuk

tegangan sentuh dan tegangan langkah sebenarnya juga dibawah nilai tegangan

sentuh dan tegangan langkah yang diizinkan pada rancangan ini termasuk
101

rancangan yang paling ekonomis dan dalam kategori aman. Dapat dilihat pada

gambar dibawah ini.

Gambar 4.32. Hasil rancangan model T yang paling ekonomis


Tabel 4.15. Hasil perhitungan model T menggunakan aplikasi ETAP dengan

panjang konduktor yang paling sedikit


Hasil perhitungan dengan SPLN
luas penampang dan arus gangguan
Parameter
107𝑚𝑚² 120𝑚𝑚² 150𝑚𝑚² 185𝑚𝑚² 150 mm

Tegangan Sentuh 918,9 V 905,6 V 879,8 V 855,6 V < 787 V


Tegangan Langkah 853,2 V 853,2 V 853,2 V 853,2 V
Resistansi Pembumian 0,412 Ω 0,411 Ω 0,411 Ω 0,411 Ω < 2800 V
Tegangan langkah yang diizinkan 3364,8 V 3364,8 V 3364,8 V 3364,8 V
Tegangan Sentuh yang diizinkan 928,2 V 928,2 V 929,2 V 930,2 V < 0,5 Ω
Panjang konduktor 1634 m 1634 m 1634 m 1634 m
Kategori menurut aplikasi ETAP Aman Aman Aman Aman
102

Tabel 4.16. Tabel hasil perbandingan menggunakan aplikasi ETAP dengan


Persyaratan SPLN

Hasil perbandingan perhitungan dengan luas penampang SPLN


Manual Etap
Parameter
107𝑚𝑚² 107𝑚𝑚² 120𝑚𝑚² 150𝑚𝑚² 185𝑚𝑚² 150 mm

Tegangan Sentuh 743,87 V 918,9 V 905,6 V 879,8 V 855,6 V < 787 V


Tegangan Langkah 734,32V 853,2 V 853,2 V 853,2 V 853,2 V < 2800 V
Resistansi Pembumian 0,228 Ω 0,412 Ω 0,411 Ω 0,411 Ω 0,411 Ω < 0,5 Ω
Kategori menurut aplikasi ETAP Aman Aman Aman Aman Aman

Dari hasil pada tabel 4.16 yang menunjukan perbandingan perhitungan secara

manual dan saat menggunakan software ETAP berada dibawah standar SPLN pada

total tegangan sentuh dengan perhitungan manual 743,87 V dan untuk perhitungan

ETAP 905 V sedangkan tegangan langkah untuk perhitungan manual 734,32 V dan

untuk perhitungan menggunakan aplikasi ETAP 868,7 V dengan resistansi

pembumian yaitu 0,411 Ohm. Nilai yang dihasilkan ketika melakukan perhitungan

manual dan perhitungan menggunakan aplikasi ETAP berada diatas standar

persyaratan desain mesh grounding sesuai SPLN diamana untuk tegangan sentuh

melebihi 787 V dan tegangan langkah tidak melebihi 2800 V sedangkan resistansi

pembumian tidak melebihi 0,5 Ohm dan pada perhitungan ini menggunakan luas

penampang sesuai standar SPLN yaitu 150 mm² sehingga kategori desain mesh ini

termasuk dalam kategori yang tidak aman menurut SPLN T5.12.2020.


103

4.4. Rancangan Sistem Pembumian Gardu Induk Model Segitiga

Pada rancangan model segitiga menurut Thapar dan Gerez seperti pada

gambar dibawah ini yaitu dengan perbandingan.

F:E=1:1–1:4

Dengan F = 20 m – 100 m

Gambar 4.33. Rancangan model Segitiga menurut Thapar dan Gerez


Pada rancangan model Segitiga untuk gardu induk 150 kV Ungaran yaitu

dengan kondisi yang sama dengan menggunakan 5 m untuk jarak antak grid

yang sejajar dengan sumbu x dan 5 m untuk yang sejajar dengan sumbu y

dengan tambahan 3 rod disetiap sudutnya.

Gambar 4.34. Grid dan rod rancangan model Segitiga


104

3.5.1. Perhitungan sistem pembumian Grid dan Rod

a. Perhitungan resistansi total pembumian

1 1 1
𝑅𝑔 = 𝜌 + 1+
𝐿𝑇 √20𝐴 20
[ ( 1 + ℎ √ 𝐴 )]

1 1 1
𝑅𝑔 = 30,71 + 1+
985,1 √20.4408
1 + 0,5√ 20
[ ( 4408)]
= 0,238 Ω
Pada resitansi pembumian atau 𝑅𝑔 maka menggunakan rumus Scwartz

sehingga dihasilkan nilai resistansi pembumian dengan cara perhitungan

manual yaitu sebesar 0,2 Ω

b. Perhitungan besarnya faktor reduksi


𝜌
0,09(1− )
𝜌𝑠
𝐶𝑠 = 1 -
2(ℎ𝑠 )+0,09

= 0,817
30,71
0,09(1− )
5000
𝐶𝑠 = 1 - 2(0,2)+0,09

= 0,817

c. Perhitungan kenaikan tegangan tanah

GPR = 𝑅𝑔 𝑋 𝐼𝑔

= 18.234 x 0,228

= 4.150 V

Dengan menggunakan rumus GPR untuk perhitungan kenaikan

tegangan tanah maka nilai yang didapat ketika menggunakan perhitungan

manual yaitu sebesar 4.150 V


105

d. Perhitungan tegangan langkah yang diizinkan dan tegangan sentuh

yang diizinkan

1. Tegangan langkah yang diizinkan


0,116
𝐸𝑆𝑡𝑒𝑝50 = [1000 + (6 x 0,817) 5000 ] = 2.959,16 V
√1

0,157
𝐸𝑆𝑡𝑒𝑝70 = [1000 + (6 x 0,817) 5000 ] = 4.005,07 V
√1

2. Tegangan Sentuh yang diizinkan


0,116
𝐸𝑇𝑜𝑢𝑐ℎ50 = [1000 + (1,5 x 0,817) 5000 ] = 826,79 V
√1

0,157
𝐸𝑇𝑜𝑢𝑐ℎ70 = [1000 + (1,5 x 0,817) 5000 ] = 1.119,01 V
√1

Perhitungan batasan toleransisecara manual pada tubuh menggunakan

asumsi berat badan 50Kg seperti pada SPLN T5.2020 maka menghasilkan

𝐸𝑆𝑡𝑒𝑝50 = 2.959,16 V dan 𝐸𝑇𝑜𝑢𝑐ℎ50 = 826,79 V.

e. Tegangan sentuh
𝜌. 𝐾𝑚. 𝐾𝑖 . 𝐼𝐺
𝐸𝑚 =
𝐿𝑀
30,71.0,97.2,77.18234
=
2022,62
= 735,59 V

perhitungan 𝐸𝑚 atau tegangan sentuh yang dihitung menggunakan

perhitungan manual sehingga mendapatkan hasil 743,87 V.

f. Tegangan langkah
𝜌. 𝐾𝑠 . 𝐾𝑖 . 𝐼𝐺
𝐸𝑠 =
𝐿𝑆

30,71.0,97.2,77.18.000
𝐸𝑠 =
2022,62

= 734,32 𝑉
106

Dengan menggunakan rumus seperti diatas dan memasukan nilai dari

variabel yang ada maka nilai tegangan langkah atau 𝐸𝑠 sebesar 734,32 𝑉

g. Total panjang konduktor grid dan rod

(58𝑥13) + (76𝑥16)
𝐿= + (3𝑥3,05)
2

= 985,1 m

Perhitungan panjang konduktor yang digunakan yaitu menggunakan

rumus jumlah grid sisi x dikali dengan panjang area sisi x begitu pula sisi y dikali

dengan panjang area sisi y ditambahkan dengan 4 rod dikali dengan panjang rod

yang digunakan sehingga mengahilkan panjang keseluruhan konduktor yang

dipakai yaitu 985,1 m

Tabel 4.17. Tabel hasil Perhitungan Manual model Segitiga

Parameter Hasil Perhitungan


Tegangan Sentuh 743,87 V
Tegangan Langkah 734,32V
Resistansi Pembumian 0,238 Ohm
Tegangan langkah yang diizinkan 2959 V
Tegangan Sentuh yang diizinkan 826.79
Panjang konduktor 985,1 m

Pada tabel 4.18 menunjukan hasil perhitungan manual luas penampang dan

arus gangguan. Arus gangguan yang ada pada gardu induk sendiri terhitung sebesar

30 kA maka menghasilkan tegangan sentuh sebesar 743,87 V dan tegangan langkah

sebesar 734,32 V dengan resistansi pembumian sebesar 0,228 Ohm. Dengan

beracuan sesuai standar SPLN maka luas penampang yang digunakan sebesar 150

mm² dengan arus gangguan yang ada sebesar 30 kA.


107

3.5.2. Perhitungan rancangan model Segitiga dengan aplikasi ETAP

Gambar 4.35. Pengaturan konduktor rancangan model Segitiga

Gambar 4.36. Pengaturan rod pada rancangan model Segitiga


108

Gambar 4.37. Hasil Grid dan Rod pada rancangan model Segitiga

Gambar 4.38. Tahanan Tanah pada rancangan model Segitiga


109

Gambar 4.39. Study case editor pada rancangan model Segitiga

dari simulasi pada software diatas makan akan menghasilkan tegangan

langkah dan tegangan sentuh untuk berat badan 50Kg dan 70Kg.

Gambar 4.40. Hasil simulasi untuk berat badan 50Kg


110

Gambar 4.41. Hasil simulasi untuk berat badan 70Kg


Dilihat pada hasil simulasi diatas pada rancangan model Segitiga ini

menghasilkan rancangan kurang baik dan rancangan ini juga kurang aman

untuk berat badan 50Kg maupun 70K.karena tegangan sentuh sebenarnya

berada diatas nilai tegangan sentuh yang diizinkan.yaitu pada berat badan 50Kg

dengan nilai (1330,2 V > 809,3 V) dan untuk berat badan 70Kg dengan nilai

(1330,2 V > 1095,3 V). meskipun tegangan langkah yang sebenarnya berada

dibawah nilai tegangan langkah yang diizinkan yaitu dengan berat badan 50Kg

(1284,4 V < 2889 V) dan untuk berat badan 70Kg (1284,4 V < 3910,1 V)

dengan tahanan tanah berada dibawah 1 Ohm yaitu 0,5 Ohm. Rancangan ini

menggunakan total panjang konduktor yang sedikit akan tetapi tidak sesuai

dengan standar IEEE 80-2013 karena tegangan sentuh yang sebenarnya

melebihi tegangan sentuh yang diizinkan.

Oleh karena itu dilakukannya modifikasi dengan memperpendek jarak antar

grid untuk rancangan model Segitiga pada kedua sumbu x dan y sebesar 2.5 m
111

sehingga akan menghasilkan total panjang konduktor yang lebih banyak akan

tetapi nilai tegangan sentuh dan tegangan langkah yang sebenarnya berada

dibawah nilai tegangan sentuh dan tegangan langkah yang diizinkan.

Gambar 4.42. Hasil modifikasi rancangan model Segitiga

Gambar 4.43. Hasil modifikasi berat badan 50Kg


112

Gambar 4.44. Hasil modifikasi berat badan 70Kg


Pada modifikasi yang menggunakan simulasi ETAP pada model segitiga

memenuhi syarat karena tegangan sentuh yang sebenarnya dibawah tegangan

sentuh yang diizinkan begitu juga nilai tegangan langkah yang sebenarnya

dibawah tegangan langkah yang diizinkan, untuk tegangan sentuh pada berat

badan 50Kg (730,9 V < 928,2 V) dengan tegangan langkahnya (1408,2 V <

3364,8 V) kemudian untuk tegangan langkah pada berat badan 70Kg (730,9 V <

1256,3 V) dengan tegangan langkah (1408,2 V < 4554,1 V). dengan modifikasi

ini membuat total panjang konduktor yang digunakan bertambah menjadi 1816

m.
113

Tabel 4.18. Tabel hasil perhitungan menggunakan aplikasi ETAP model segitiga
Hasil perhitungan dengan SPLN
Parameter luas penampang dan arus gangguan
107𝑚𝑚² 120𝑚𝑚² 150𝑚𝑚² 185𝑚𝑚² 150 mm
Tegangan Sentuh 1389,1 V 1369,1 V 1330,2 V 1293,5 V < 787 V
Tegangan Langkah 1284,4 V 1284,4 V 1284,4 V 1284,4 V
Resistansi Pembumian 0,557 Ω 0,557 Ω 0,556 Ω 0,555 Ω < 2800 V
Tegangan langkah yang diizinkan 3364,8 V 3364,8 V 3364,8 V 3364,8 V
Tegangan Sentuh yang diizinkan 928,2 928,2 929,2 V 930,2 V < 0,5 Ω
Panjang konduktor 1634 m 1634 m 1634 m 1634 m
Kategori menurut aplikasi ETAP Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman

Tabel 4.19. Perbandingan rancangan model Segitiga

Model Tegangan Tegangan


segitiga Sumbu Rod sentuh langkah Panjang
yang yang
sebenarnya sebenarnya Konduktor
x y (m) (v) (m)
Segitiga 13 16 3 1379,8 V 1284,4 V 985,1
Modifikasi 23 30 3 727,6 V 1408,2 V 1816

Tabel 4.20. Tabel hasil perbandingan menggunakan aplikasi ETAP dengan

Persyaratan SPLN model Segitiga


Hasil perbandingan perhitungan dengan luas penampang SPLN
Parameter Manual Etap
107𝑚𝑚² 107𝑚𝑚² 120𝑚𝑚² 150𝑚𝑚² 185𝑚𝑚² 150 mm
Tegangan Sentuh 743,87 V 1389,1 V 1369,1 V 1330,2 V 1293,5 V < 787 V
Tegangan Langkah 734,32V 1284,4 V 1284,4 V 1284,4 V 1284,4 V < 2800 V
Resistansi Pembumian 0,238 Ω 0,557 Ω 0,557 Ω 0,556 Ω 0,555 Ω < 0,5 Ω
Kategori menurut aplikasi ETAP Aman Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman

Dari hasil pada tabel 4.21 yang menunjukan perbandingan perhitungan secara

manual dan saat menggunakan software ETAP berada diatas standar SPLN

pada total tegangan sentuh dengan perhitungan manual 743,87 V dan untuk

perhitungan ETAP 1330,2 V V sedangkan tegangan langkah untuk perhitungan


114

manual 734,32 V dan untuk perhitungan menggunakan aplikasi ETAP 1284,4 V

dengan resistansi pembumian yaitu 5 Ohm dengan menggunakan luas

penampang sebesar 150 mm². Nilai yang dihasilkan ketika melakukan

perhitungan manual dan perhitungan menggunakan aplikasi ETAP berada diatas

standar persyaratan desain mesh grounding sesuai SPLN dimana untuk tegangan

sentuh melebihi 787 V dan tegangan langkah melebihi 2800 V sedangkan

resistansi pembumian 5 Ohm sehingga kategori desain mesh ini termasuk dalam

kategori yang tidak aman menurut SPLN T5.12.2020.

Tabel 4.21. Tabel hasil perbandingan menggunakan aplikasi ETAP dengan

Persyaratan SPLN model Segitiga yang sudah dimodifikasi

Hasil perbandingan perhitungan dengan luas penampang SPLN


Parameter Manual Etap
107𝑚𝑚² 107𝑚𝑚² 120𝑚𝑚² 150𝑚𝑚² 185𝑚𝑚²
Tegangan Sentuh 743,87 V 784,9 V 762,2 V 727,6 V 695,1 V < 787 V
Tegangan Langkah 734,32V 1408,2 V 1379,8 V 1379,8 V 1379,8 V < 2800 V
Resistansi Pembumian 0,238 Ω 0,491 Ω 0,491 Ω 0,491 Ω 0,491 Ω
Kategori menurut aplikasi ETAP Aman Aman Aman Aman Aman < 0,5 Ω

Sedangkan perbandingan yang ada pada tabel 4.21 yaitu perbandingan

perhitungan hasil modifikasi model segitiga secara manual dan saat

menggunakan software ETAP berada dibawah standar SPLN dimana pada total

tegangan sentuh dengan perhitungan manual 743,87 V dan untuk perhitungan

ETAP 727,6 V sedangkan tegangan langkah untuk perhitungan manual 734,32

V dan untuk perhitungan menggunakan aplikasi ETAP 1379,8 V dengan

resistansi pembumian yaitu 0,491 Ohm. Dalam modifikasi model segitiga masuk

pada kategori aman karena sesuai dengan standar persyaratan mesh grounding

menurut SPLN T5.12.2020.


115

3.6. Hasil Perbandingan rancangan sistem pembumian

Pada perbandingan ini juga akan membandingkan hasil model rancangan

pada gardu induk Ungaran 150kV dalam kondisi awal dengan model L, T,

Segitiga dimana menggunakan luas penampang sebesar 150 mm² dan arus

gangguan sebesar 30 kA.

Tabel 4.22. Perbandingan hasil perhitungan rancangan model sistem

pentanahan dengan persyaratan SPLN T5.12.2020

Sumbu
Standar
Tegangan Tegangan IEEE
sentuh langkah 80-2013 dan
yang yang SPLN
sebenarnya sebenarnya Resistansi T5.2020
Model x y Rod (m) (v) Pembumian
Standar
SPLN < 787 V < 2800 V < 0,5 Ω
Persegi 13 16 4 763,9 V 749,4 V 0,358 Ω Aman
L 13 16 6 923 V 916,9 V 0,413 Ω Tidak Aman
T 13 16 8 905 V 868,7 V 0,411 Ω Tidak Aman
Segitiga 13 16 3 1330,2 V 1284,4 V 0,557 Ω Tidak Aman

Dapat dilihat pada tabel 4.22 adalah perbandingan sistem pentanahan yang

ada menggunakan simulasi ETAP dengan standar persyaratan desain mesh

grounding SPLN T5.12.2020, pada tabel diatas menunjukan bahwa rancangan

model yang digunakan pada gardu induk yaitu model persegi termasuk kategori

aman karena tegangan sentuh dan tegangan langkah berada beserta resistansi

pembumian tidak melebihi nilai standar yang ada pada SPLN T5.12.2020.

sedangkan pada rancangan model L, T, Segitiga termasuk dalam kategori tidak

aman, dikarenakan besarnya nilai tegangan sentuh dari setiap model melebihi

nilai tegangan sentuh yang ada pada SPLN.T5.12.2020,


BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dengan hasil analisa model rancangan sistem pembumian gardu induk

Ungaran 150 kV didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Kondisi sistem pembumian model persegi yang ada pada gardu induk

Ungaran 150kV dengan kombinasi grid dan rod dengan panjang lane X yaitu

58 m dan lane Y yaitu 76 m menggunakan panjang konduktor gird dan rod

1982,2 m dengan menggunakan luas penampang sesuai standar SPLN yaitu

150 mm² dengan arus gangguan sebesar 30 kA termasuk dalam kategori

aman dan memenuhi standar IEEE 80-2013 dan SPLN T5.12.2020 yaitu

tegangan sentuh yang kurang dari ≤ 787 V dan tegangan langkah kurang

dari ≤ 2800 V dengan tahanan pembumian kurang dari ≤ 0,5 Ohm .

2. Nilai tegangan sentuh dan tegangan langkah yang sebenarnya pada gardu

induk Ungaran menggunakan luas penampang sebesar 150 mm² dengan

arus gangguan 30 kA yang dihitung menggunakan simulasi ETAP kurang

dari tegangan sentuh dan tegangan langkah yang diizinkan. ( untuk berat

badan 50Kg dengan hasil 763,9 V < 928,2 V, sedangkan untuk berat badan

70Kg dengan hasil 763,9 V < 1256,2 V), kemudian untuk tegangan langkah

yang sebenarnya kurang dari tegangan langkah yang diizinkan maka sudah

dalam rancangan yang baik dan aman (untuk berat badan dengan hasil 50Kg

yaitu 749,4V < 3364,8V dan untuk berat badan 70Kg dengan hasil 749,4 V

< 4553,8 V) dengan tahanan pembumian yaitu 0,358 Ohm

106
3. Pada perbandingan sistem pentanahan yang ada menggunakan simulasi

ETAP dengan menggunakan luas penampang sebesar 150 mm² dengan arus

gangguan 30 kA menggunakan standar persyaratan desain mesh grounding

SPLN T5.12.2020, hal ini menunjukan bahwa rancangan model yang ada

pada gardu induk yaitu model persegi termasuk kategori aman kaera

tegangan sentuh dan tegangan langkah berada beserta resistansi pembumian

tidak melebihi nilai standar yang ada pada SPLN T5.12.2020. sedangkan

pada rancangan model L, T, Segitiga termasuk dalam kategori tidak aman,

dikarenakan besarnya nilai tegangan sentuh dari setiap model melebihi nilai

tegangan sentuh yang ada pada SPLN.T5.12.2020.

5.2. Saran

Setelah melakukan analisa diatas terdapat saran dari penulis yaitu dengan

penambahan zat adiktif yang mampu merubah struktur tanah seperti betonit atau

garam. Bisa juga dengan melakukan perhitungan menggunakan metode Cymgrd

atau unequally space grid. Dan untuk peneliti selanjutnya dapat menggunakan

metode tersebut agar penelitian ini dapat menghasilkan hasil yang lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA

IEEE Std 80.(2013) “Guide for safety in AC Subtation Grounding”. Revision of


IEEE Std 80.2000/ incorporates IEEE Std.80 2013/Cor 1-2015

IEEE Std.142 (1991) “Recommended practice for grounding of industrial and


commercial power system” Revisison of IEEE Std.142-1982

Dwarka Prasad, H.C,Sharma (2013) “Design of grounding system for high voltage
substation” IJEAT. ISSN: 2249-8958, Volume-2, Issue-6

Beldav Thapar,Victor Gerez (1993), “Effective ground resistance of the human in


high voltage switchyard” IEEE Transaction On Power Dilevery, Vol 8, No 1,
January 1993

Irwansyah Noor, Poedji Oetomo (2020), “Perbandingan perhitungan dan simulasi


Etap sistem pentanahan grid-rod pada pembangkit listrik tenaga mesin gas”,
Program Study Teknik Elektro-ISTN

Agus Riyanto, Joni Welman (2019), “Analisis sistem pentanahan jaringan gardu
induk 150kV PT, Bekasi Power Cikarang”, Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Takhmil Imam, Slamet Hani, dan Mujiman (2017), “Analisa sistem pentanahan
dengan kontruksi berbentuk kisi-kisi (grid) pada switchyard gardu induk 150kV
Bantul” Jurusan Teknik Elektro Fakultas Tteknologi Iindustri Institut Sains dan
Teknologi AKPRIND Yogyakarta. Volume 4 No.2

T.R.Ayodele, A.S.O. Ogunjuyigbe, O.E. Oyewole (2018), “Comporative


assessment of the effect of earthing grid configurations on the earthing system using
IEEE and finite element methods” Faculty of Technology, University of Ibadan,
Nigeria

103
SPLN T5.012.2020 (2020) “Pembumian pada gardu induk dan jaringan transmisi”
Standar PT.PLN (Persero). P/DIR/2020

Fikri Baris Unzular, Ozcan Kalenderli (2009) “Three dimensional grounding grid
design” Istanbul Technical University, Electrical-Electronnics Faculty, Istanbul
Turkey

Joe Gravelle, P.E, Eudoardo (2017), “Substation grounding tutorial”, Excel Energy,
Minnesota Power Systems Conference

Baldev Thapar, Victor Gerez, (1991) , “Evaluation of ground resistance of a


grounding grid of any shape”, IEEE Transaction on power dilevery Vol.6 no.2

Hari Kurniawan, Lelly.W.Johar, (2018), “Studi pentanahan kaki menara transmisi


500kV sumtera turun peranap new auduri”, Fakultas Teknik,Universitas
Batanghari. DOI 10.33087/jepca.v112.10

Dian Eka Putra, Fitra Angga (2018), “Studi sistem pentanahan saluran udara
tegangan tinggi (SUTT) penghantar 150kV lubuk linggau – pekalongan PT,PLN
(Persero) unit pembangkit dan transmisi (UPT) Bengkulu. Universitas Palembang

Rudi, Dwi Songgo, dan Anang ( ), “Analisis sistem pembumian berbentuk jarring
(grid) pada gardu induk 150kV, di jalan sunan derajat Kecamatan Lamongan,
Kabuoaten Lamongan, Jawa Timur”, Program studi teknik elektro Fakultas Teknik,
UM-Surabaya

Dinda Rimayani (2019), “Analisis sistem pentanahan dengan methode rod dan
metode counterpoise pada towe SUTT 70kV PHT Talang Ratu-Senduduk Putih
PT.PLN (Persero) UPT Palembang

Saras Dwi Oktora (2016), “Analisis Sistem Pentanahan dibalai yasa Tegal
menggunakan aplikasi Matlab” Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Uuiversitas Negeri Semarang
Chetan S.Payshetti, Dr.H,T.Jadhay, Shrihari Kulkarani. (2017), “Analysis of
grounding grid of substation” International Conference on circuits power and
computing Technologies ICCPCT

Khin Thuzar Soe, Thet Mou Aye, Aye Aye Mon (2019). “Design of Earthing
System for 230kV High Voltage Subtation by Etap 12.6 Software”. Department of
electrical power engineering, west yagon technological University, Myanmar

Abdelhadi Ragab, ( ), “ Grounding grid design “

PUIL 2000 “ Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000”. Badan standarisasi


nasional BSN / ICS.91.140.50

Peerawut Yutthagowith, Anantawat Kunakorn (2018), “Design of counterpoise


grounding electrodes for transmission towers in high soil resistivity area”.
International Conference on lightning Protection, Rzeszow, Poland
LAMPIRAN
Tampilan hasil dari aplikasi ETAP :

A. Rancangan model Persegi


B. Rancangan model L

1. 10 x 70
2. 20 x 70
3. 30 x 60
4. 30 x 70
5. 40 x 50
6. 40 x 60
7. 40 x 70
8. 50 x 10
9. 50 x 20
10. 50 x 30
11. 50 x 40
12. 50 x 50
13. 50 x 60
14. 50 x 70
C. Rancangan Model Bentuk T

1. 10 x 60
2. 10 x 70
3. 20 x 60
4. 20 x 70
5. 30 x 50
6. 30 x 60
7. 30 x 70
8. 40 x 40
9. 40 x 50
10. 40 x 60
11. 40 x 70
12. 50 x 10
13. 50 x 20
14. 50 x 30
15. 50 x 40
16. 50 x 50
17. 50 x 60
18. 50 x 70
LEMBAR REVISI UJIAN SARJANA
S-1 TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS SEMARANG

Nama Mahasiswa : Arka Maisar Pratama


NIM : C.441.19.0019
Dosen Penguji : Karnoto, S.T.,M.T.

Diserahkan Paling Lambat : _________________________


satu minggu

Hal Yang Perlu Direvisi :

1 Model awal di ganti model Persegi

Semarang,..................... 2023

Menyetujui/mengesahkan

(Karnoto, S.T.,M.T.)
FI
N
AL

Anda mungkin juga menyukai