BAB III
EVALUASI DAN PENINJAUAN KEMBALI
RTRW KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR TAHUN 2012 – 2032
KEBIJAKAN NASIONAL
2 Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KP 414 Tahun 2013 Tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional
a. Pelabuhan Pengumpul
b. Pelabuhan Pengumpan :
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 14 /PRT/M/2015 tentang
3
Kriteria Dan Penetapan Status Daerah Irigasi
Kep Men PUPR No. 248 KPTS/M/2015 Tentang Penetapan Ruas Jalan dalam Jaringan Jalan Primer Menurut Fungsinya Sebagai Jalan Arteri (JAP) dan Jalan Kolektor JKP-
4.
1)
Undang-undang no 2 tahun
1992 tentang perumahan dan
permukiman (Lembaran
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kebijakan Pola ruang 3.2.8 Kawasan peruntukan
9. Negara Republik Indonesia
Kawasan Permukiman permukiman permukiman
Tahun 1992 Nomor 23,
tambahan Lembaran Negara
Republik
Permen PUPERA N0. 02/PRT/M/2016 tentang Peningkatan Kebijakan Pola ruang 3.2.8 Kawasan peruntukan
10. -
kualitas Terhadap Perumahan dan Permukiman Kumuh permukiman permukiman
13. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan Belum menjadi acuan Kebijakan dan strategi
KEBIJAKAN PROVINSI
Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor : 2677/XII/2015 Tentang Penetapan Ruas-Ruas Jalan menurut fungsinya sebagai jalan Kolektor Primer 2 (JKP-2), Kolektor
1. Primer 3 (JKP-3), Kolektor Primer 4 (JKP-4), Jalan Lokal Primer (JLP), Jalan Lingkungan Primer (Jling- P) dan Jalan Arteri Sekunder(JAS), Jalan Kolektor Sekunder (JKS),
Jalan Lokal
Perubahan
▪ Tongke-Tongke – Patumbukang Jalan Kolektor Primer K1
fungsi
▪ Tababeru-Pattallasang
▪ Ralaiya- Batulohe
▪ Unjuruiya-Tanatoa
▪ Jenekikki- Rampang-Rampangan
▪ Rampang-Rampangan- Tanjung Pa’badilang
▪ Batangmata Sapo- Sukading
▪ Balang-Balang – Bone-Bone
▪ Jenebehe- Bontokadatto
▪ Liang Tinggi- Unjuruiya
▪ Eruiya- Baruiya
▪ Bontotinggi- Bontosaile
▪ Bontosaile- Kota Baru
▪ Kota Baru – Lembang Bau
▪ Tihoro- Leha
▪ Tenro- Bangsiang
▪ Dalam Kota Kayuadi
▪ Lingkar Jinato
▪ Mare Selatan- Appagalung
▪ Appagalung- Batu Rijang
▪ Limbo- Pantai Selatan
▪ Benteng Jauh- Lagundi
▪ Lagundi- Batu Bingkung
▪ Erowali- Majapahit
▪ Dalam Kota Bonerate
▪ Sambali-Lea-Lea
▪ Dalam Kota Latokdok
▪ Karumpa Barat- Karumpa Timur
▪ Buranga-Kawau
▪ Kawau- Tadu Lingkar Utara
▪ Garupa Raya- Latokdok Linkr. Selatan
▪ Buranga- Latokdok
▪ Buranga- Garaupa
▪ Garaupa Raya- Bonto-bonto
▪ Teehuu- Liaganda
▪ Kolo-Kolo- Palemba
▪ Palemba- Baera Berdampak pada system pembiayaan dan
▪ Baera- Pinang Jaya Belum termuat dalam RTRW struktur ruang (2.2.1. system jaringan
▪ Lembang Jaya- Lopi-lopi transportasi)
▪ Lopi-lopi - Hulu
KEBIJAKAN DAERAH
Misi :
1. Mewujudkan nilai keagamaan sebagai sumber inspirasi dan
Penataan ruang bertujuan
basis nilai utama dalam pembangunan secara terencana,
“untuk mewujudkan
menyeluruh dan berkelanjutan.
pemerataan pertumbuhan
2. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih dan baik
ekonomi dengan peningkatan
melalui pendekatan aspiratif, partisipatif, dan transparan.
sektor unggulan Kabupaten
3. Mewujudkan peningkatan kualitas kehidupan masyarakat
pada aspek perikanan, Tujuan, Kebijakan, dan strategi
4. Mewujudkan percepatan pembangunan infrastruktur dan
pariwisata dan pertanian
peningkatan investasi swasta di sektor perikanan, kelautan,
serta pertambangan sebagai
dan pariwisata
wilayah kepulauan yang
5. Mewujudkan pengelolaan potensi sumber daya alam sesuai
berbasis bahari dan
keunggulan komparatif dan kompetitif daerah
maritime”.
6. Mewujudkan peningkatan produktivitas dan daya saing
daerah serta sentra pertumbuhan di sektor agrobisnis dan
agromaritim yang berbasis pada ekonomi kerakyatan
7. Mewujudkan pelestarian tradisi dan kearifan lokal melalui
strategi kebudayaan
2. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar Nomor 7 Tahun 2015 tentang Transmigrasi Umum Terpadu
2. Kec. Pasimarannu :
▪ Desa Lambego
▪ Desa Komba-Komba
Lokasi permukiman transmigrasi
1. Kec. Bontoharu :
▪ Desa Bontoborusu
▪ Desa Kahu-kahu
▪ Desa Bontolebang
ASPIRASI
Kawasan Ekonomi Khusus Dalam Bidang Pariwisata Di Desa Kawasan strategis Kabupaten (KSK) dari sudut
1. Belum termuat dalam RTRW
Lowa Kec. Bontosikuyu kepentingan ekonomi
Sengketa
Kawasan strategis Kabupaten (KSK) dari sudut
dengan
2. Penetapan Pulau Kakabia sebagai kawasan konservasi Alam Belum termuat dalam RTRW kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan
Sulawesi
dan batas administrasi
Tenggara
mendukung
3. Kawasan Pergudangan Belum termuat dalam RTRW Pola Ruang (3.2.7 peruntukan kawasan Industri)
industri
Sengketa dgn
4. Pengakuan Pulau Betang Belum termuat dalam RTRW Kab. Kebijakan, strategi, batas administrasi
Bulukumba
Keterangan Terkait
No Pemanfaatan Ruang Indikasi Program Lima Tahunan Realisasi Program Realisasi Program
Keterangan Terkait
No Pemanfaatan Ruang Indikasi Program Lima Tahunan Realisasi Program Realisasi Program
dan L : 10 Meter)
Dermaga 3 : Dalam tahap
Pengembangan
Gudang Kargo : 300 m2
Terminal Penumpang : 300
m2
Areal Penumpukan
Peningkatan PPI Penambahan sarana dan prasarana
fasilitas penunjang kawasan PPI
Bonehalang seperti Kantor, Mesin
Pendingin dan Dermaga PPI
Mengembangkan industri pengolahan
perikanan
Pengembangan kawasan industri
perikanan terpadu
Pembangunan perumahan PNS Persiapan Pembangunan Perumahan
PNS berupa penyiapan lahan
Pengembangan perumahan rakyat Persiapan Pembangunan Perumahan
Rakyat
Pengembangan pasar regional Pengembangan Pasar Bonea
Pembangunan Perguruan Tinggi Pembangunan beberapa kampus
(Akademi) swasta seperti Panrita Husada,
Politeknik Pariwisata dan Universitas
Terbuka
Pengembangan RSUD Pengadaan, Peningkatan Sarana dan
Prasarana Rumah Sakit
Pembangunan Gedung Olah Raga
dan kesenian (Stadion)
Peningkatan terminal Peningkatan Tipe Terminal Tipe C
Pengembangan Mesjid Raya Perbaikan Menara Masjid Raya Benteng
Keterangan Terkait
No Pemanfaatan Ruang Indikasi Program Lima Tahunan Realisasi Program Realisasi Program
Keterangan Terkait
No Pemanfaatan Ruang Indikasi Program Lima Tahunan Realisasi Program Realisasi Program
Keterangan Terkait
No Pemanfaatan Ruang Indikasi Program Lima Tahunan Realisasi Program Realisasi Program
Keterangan Terkait
No Pemanfaatan Ruang Indikasi Program Lima Tahunan Realisasi Program Realisasi Program
Perbaikan dan peningkatan Peningkatan kapasitas dermaga total panjang dermaga sbb :
pelabuhan laut dan penyeberangan pelabuhan Bonerate, sementara tahap jangka pendek : 92 meter
pengembangan jangka menengah : 134 meter
jangka panjang : 134 meter
gudang kargo : 127 m2
terminal penumpang : 165
m2
Instalasi bbm : 1,5 m2
Fasilitas peribadatan : 60m2
Keterangan Terkait
No Pemanfaatan Ruang Indikasi Program Lima Tahunan Realisasi Program Realisasi Program
Keterangan Terkait
No Pemanfaatan Ruang Indikasi Program Lima Tahunan Realisasi Program Realisasi Program
d. PPK Buki
Peningkatan pusat perdagangan Pengembangan Pasar Baru Buki
Peningkatan dan pembangunan Pembangunan Jalan Tani holtikutura,
prasarana penunjang kegiatan pertanian dan perkebunan, Pabrik
tanaman hortikultura dan perkebunan usaha Kelapa terpadu di Desa Mekar
Indah
Pembangunan prasarana penunjang Pembangunan Jalan Tani holtikutura,
usaha tani dan perkebunan pertanian dan perkebunan, Pabrik
usaha Kelapa terpadu di Desa Mekar
Indah
Pembangunan gudang pengumpul
dan lahan pengering
Perumahan bersubsidi di borong-borong
PT. Tri Wahana Karsa
e. PPK Benteng Jampea
Peningkatan pusat perdagangan skala Pembangunan Pasar Desa
kawasan
Pengembangan Puskemas Rawat Pengembangan Puskesmas dari tidak
Inap Benteng Jampea rawat inap menjadi rawat inap
Peningkatan pelabuhan laut dan Peningkatan kapasitas dermaga
penyeberangan pelabuhan Jampea total panjang
dermaga : 924 Meter, gudang kargo,
terminal penumpang.
Peningkatan TPI
Pembangunan pabrik pengolahan
Keterangan Terkait
No Pemanfaatan Ruang Indikasi Program Lima Tahunan Realisasi Program Realisasi Program
hasil laut
Pembangunan gudang pengumpul
dan lahan
Pembangunan subterminal agribisnis
f. PPK Latokdok
Peningkatan pusat perdagangan skala Pengembangan Pasar Skala kawasan
kawasan
Pengembangan Puskemas Rawat Pengembangan Puskesmas dari tidak
Inap Latokdok rawat inap menjadi rawat inap
Peningkatan Pelabuhan Laut dan Pelabuhan Kawau
Penyeberangan pindah lokasi
Peningkatan TPI Pelabuhan Kawau pindah lokasi
Pembangunan pabrik pengolahan
hasil laut
Keterangan Terkait
No Pemanfaatan Ruang Indikasi Program Lima Tahunan Realisasi Program Realisasi Program
Keterangan Terkait
No Pemanfaatan Ruang Indikasi Program Lima Tahunan Realisasi Program Realisasi Program
Keterangan Terkait
No Pemanfaatan Ruang Indikasi Program Lima Tahunan Realisasi Program Realisasi Program
Keterangan Terkait
No Pemanfaatan Ruang Indikasi Program Lima Tahunan Realisasi Program Realisasi Program
Keterangan Terkait
No Pemanfaatan Ruang Indikasi Program Lima Tahunan Realisasi Program Realisasi Program
Keterangan Terkait
No Pemanfaatan Ruang Indikasi Program Lima Tahunan Realisasi Program Realisasi Program
Keterangan Terkait
No Pemanfaatan Ruang Indikasi Program Lima Tahunan Realisasi Program Realisasi Program
Keterangan Terkait
No Pemanfaatan Ruang Indikasi Program Lima Tahunan Realisasi Program Realisasi Program
Keterangan Terkait
No Pemanfaatan Ruang Indikasi Program Lima Tahunan Realisasi Program Realisasi Program
Keterangan Terkait
No Pemanfaatan Ruang Indikasi Program Lima Tahunan Realisasi Program Realisasi Program
Keterangan Terkait
No Pemanfaatan Ruang Indikasi Program Lima Tahunan Realisasi Program Realisasi Program
Keterangan Terkait
No Pemanfaatan Ruang Indikasi Program Lima Tahunan Realisasi Program Realisasi Program
Keterangan Terkait
No Pemanfaatan Ruang Indikasi Program Lima Tahunan Realisasi Program Realisasi Program
Keterangan Terkait
No Pemanfaatan Ruang Indikasi Program Lima Tahunan Realisasi Program Realisasi Program
Keterangan Terkait
No Pemanfaatan Ruang Indikasi Program Lima Tahunan Realisasi Program Realisasi Program
Saluk)
Tahun 2015 : 1551,44 meter
(Batangmata Sapo)
Selain pembangunan prasarana,
penyediaan sarana pertanian seperti
bibit jeruk sebanyak 19.850 pohon (50
Ha) di tahun 2015 dan 9.400 pohon (23
Ha) di tahun 2016
Penguatan kelembagaan petani belum ada
terkait dengan pengelolaan lahan,
penggunaan pupuk organik,
pengangkutan, pengolahan dan
pemasaran serta permodalan
2.2.4 Kawasan Perkebunan
Penetapan (delineasi) kawasan Tidak Ada
perkebunan yang potensial dan tidak
berada pada kawasan konservasi
(lindung)
Peningkatan produksi komoditas - Rehabilitas dan Intensifikasi Tanaman
melalui intensifikasi lahan Kelapa
- Rehabilitas dan Intensifikasi Tanaman
Cengkeh
Pembangunan infrastruktur kawasan - Pembangunan irigasi air tanah dangkal
perkebunan - Pembangunan jaringan irigasi air
permukaan
- Pembukaan DAM parit / Embung
2.2.5 Kawasan Peternakan
Pengembangan sentra peternakan
ternak besar (sapi dan kerbau)
Pengembangan sentra peternakan
ternak kecil (kambing & domba)
Keterangan Terkait
No Pemanfaatan Ruang Indikasi Program Lima Tahunan Realisasi Program Realisasi Program
Keterangan Terkait
No Pemanfaatan Ruang Indikasi Program Lima Tahunan Realisasi Program Realisasi Program
Keterangan Terkait
No Pemanfaatan Ruang Indikasi Program Lima Tahunan Realisasi Program Realisasi Program
Melaksanakan perencanaan
pemanfaatan energi panas bumi untuk
pembangkit tenaga listrik energi
alternatif
Mencari sumber pembiayaan dan
investor untuk pelaksanaan
pengembangan pembangkit tenaga
listrik energi panas bumi
Keterangan Terkait
No Pemanfaatan Ruang Indikasi Program Lima Tahunan Realisasi Program Realisasi Program
Keterangan Terkait
No Pemanfaatan Ruang Indikasi Program Lima Tahunan Realisasi Program Realisasi Program
Keterangan Terkait
No Pemanfaatan Ruang Indikasi Program Lima Tahunan Realisasi Program Realisasi Program
Keterangan Terkait
No Pemanfaatan Ruang Indikasi Program Lima Tahunan Realisasi Program Realisasi Program
Sederhana
Keterangan Terkait
No Pemanfaatan Ruang Indikasi Program Lima Tahunan Realisasi Program Realisasi Program
Keterangan Terkait
No Pemanfaatan Ruang Indikasi Program Lima Tahunan Realisasi Program Realisasi Program
Keterangan Terkait
No Pemanfaatan Ruang Indikasi Program Lima Tahunan Realisasi Program Realisasi Program
Keterangan Terkait
No Pemanfaatan Ruang Indikasi Program Lima Tahunan Realisasi Program Realisasi Program
Keterangan Terkait
No Pemanfaatan Ruang Indikasi Program Lima Tahunan Realisasi Program Realisasi Program
Kebutuhan Pembangunan
1.1. Tujuan
Penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan pemerataan pertumbuhan ekonomi
Perda No. 3/2016 ttg
dengan peningkatan sektor unggulan Kabupaten pada aspek perikanan, pariwisata dan -
RPJMD 2016-2021
pertanian serta pertambangan sebagai wilayah kepulauan yang berbasis bahari dan
maritim.
Kebutuhan Pembangunan
Kebutuhan Pembangunan
Peraturan Perundang
Undangan
▪ Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor
56 Tahun 2014
tentang Tata Cara
Peran Masyarakat
dalam Perencanaan
Tata Ruang Daerah
▪ Peraturan Menteri
Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Nomor 9 Tahun 2015
tentang Tata Cara
Penetapan Hak
Komunal Atas Tanah
Masyarakat Hukum
Kebutuhan Pembangunan
Kebutuhan Pembangunan
sesuai kebutuhan masyarakat pada setiap pusat permukiman ; dan Tata Ruang Daerah
c. menyusun program dan membangun berbagai perangkat keras dan lunak untuk ▪ Peraturan Menteri
mitigasi berbagai bencana alam, seperti tsunami, gempa, longsor, banjir, Agraria dan Tata
kebakaran hutan dan ancaman lainnya. Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional
4) Strategi pemantapan fungsi kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam Nomor 9 Tahun 2015
Pasal 4 huruf d terdiri atas : tentang Tata Cara
a. menetapkan tata batas kawasan lindung dan budidaya untuk memberikan Penetapan Hak
kepastian rencana pemanfaatan ruang dan investasi yang menjadi kewenangan Komunal Atas Tanah
daerah; Masyarakat Hukum
b. menyusun dan melaksanakan program rehabilitasi lingkungan, terutama ▪ Pengakuan Pulau
pemulihan lingkungan yang berfungsi lindung; Betang
c. meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup dan pengendalian kerusakan
dan pencemaran lingkungan;
d. meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan sumber
keanekaragaman hayati; dan
e. memfasilitasi kerja sama regional, nasional dan internasional dalam rangka
pemulihan fungsi kawasan yang berfungsi lindung.
5) Strategi pemanfaatan potensi sumber daya alam yang ramah lingkungan guna
mendorong pengembangan ekonomi wilayah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 huruf e terdiri atas :
a. mengembangkan sumber energi terbarukan sebagai sumber listrik;
b. mengembangkan kegiatan konservasi yang bernilai lingkungan dan sekaligus
juga bernilai sosial ekonomi; dan
c. meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pemanfaatan sumber energi
yang terbarukan.
Kebutuhan Pembangunan
Kebutuhan Pembangunan
Kebutuhan Pembangunan
Kebutuhan Pembangunan
Kebutuhan Pembangunan
Kantor Kecamatan
▪ Landasan Pacu sudah 1950
m x 30 m,
Terhitung tanggal 1
Nopember 2016
Penerbangan sudah setiap
hari
▪ Peningkatan Kapasitas
Dermaga Pelabuhan
Benteng Pengembangan
Dermaga 1, 2, dan Dermaga
3
▪ Penambahan sarana dan
prasarana fasilitas
penunjang kawasan PPI
Bonehalang seperti Kantor,
Mesin Pendingin dan
Dermaga PPI
▪ Peniapan lahan
Pembangunan Perumahan
PNS berupa penyiapan
lahan
▪ Penyiapan lahan
Pembangunan Perumahan
Rakyat
▪ Pengembangan Pasar
Bonea
▪ Pembangunan beberapa
kampus swasta seperti
Kebutuhan Pembangunan
Kebutuhan Pembangunan
Bangunan Gedung
▪ Pengembangan BTN
▪ Pembebasan lahan kawasan
jasa
▪ Peningkatan Kapasitas
Dermaga Pelabuhan
Pamatata
▪ Prmbsngunsn terminal
Lapangan Penumpukan,
Pembangunan Kantor dan
Rest Area
▪ Pengembangan fasilitas
Puskesmas
▪ Pembangunan Pasar
kecamatan
▪ Pembangunan Perumahan
Swadaya
▪ Pengembangan kapasitas
dermaga pelabuhan kayuadi
▪ Pembangunan beberapa
b. PKLp :
homestay di kawasan
▪ kawasan perkotaan Kayuadi
takabonerate
▪ Pembangunan SMP 5
Takabonerate tahun 2015,
pembangunan perumahan
guru, pembangunan ruang
guru,pembangunan ruang
kelas dan rehab beberapa
Kebutuhan Pembangunan
Kebutuhan Pembangunan
Kebutuhan Pembangunan
Kebutuhan Pembangunan
Jalan Kolektor
Sekunder (JKS),
Jalan Lokal
▪ Ruas jalan baru tidak
terakomodir dalam
RTRW
b) Jaringan Jalan Kolektor (K4) ▪ Kep Men PUPR No.
▪ Tanah Beru – Ereposo 248 KPTS/M/2015
▪ Tanah Era – Patori Tentang Penetapan
▪ Batu Lohe – Balara Ruas Jalan dalam
▪ Balara – Lembangia Jaringan Jalan Primer
▪ Lembangia – Langsangereng Menurut Fungsinya
▪ Langsangereng – Tanah Ere Sebagai Jalan Arteri
▪ Bonelohe – Labuang Nipaiya (JAP) dan Jalan
▪ Kampung Bau – Labuang Nipaiya Kolektor JKP-1)
▪ Tajuiya Baru – Tonjo ▪ Keputusan Gubernur
▪ Lura – unjuruiya Sulawesi Selatan
▪ Ontosapo - Ralaiya Nomor :
▪ Batangmata – Garassi 2677/XII/2015
▪ Baraonto – Ontosapo Tentang Penetapan
▪ Barat Lambongan – Lambongan Ruas-Ruas Jalan
▪ Baruiya – Silolo menurut fungsinya
▪ Mardekaya – Tanabau Tenro sebagai jalan
▪ Baruiya – Bontodatara Kolektor Primer 2
▪ Tana Bau – Ledong (JKP-2), Kolektor
▪ Bonea Para – Lembangmatene Primer 3 (JKP-3),
▪ Parak – Kaburu Kolektor Primer 4
▪ Polebunging – Tihoro (JKP-4), Jalan Lokal
Kebutuhan Pembangunan
Kebutuhan Pembangunan
▪ Appatana – hangkoang
▪ Hangkoang – Pattumbukang
▪ Pattumbukang – Maja Maja
▪ Dodaiya Baru – Dodaiya
▪ Sangkulu Kulu – Dodaiya
▪ Parangaiya – Unjuruiya
▪ Panirongan – Mata Air
▪ Unjuruiya – Pengga
▪ Saluk – Langsangereng
▪ Tanaberu – Pattalassang
▪ Kampung Bau – Patori
▪ Baje – Sappadang
▪ Silolo – Bontobuki /Baje
▪ Baje – Siloka
▪ Sappadang – Ralaiyya
▪ Bontobuki /Baje – Suttiya
▪ Bumbungan – Sappadang
▪ Hulu – Bontomarannu
▪ Bontomarannu – Gantarang
▪ Golle – Teko
▪ Bontomarannu - Laloasa
▪ Tihoro – Laloasa
▪ Baje – Lembang Bosang
▪ Sasara – Rea Rea
▪ Golle – Bontomarannu
▪ Tihoro – Siloka
▪ Lebo – Ledong
▪ Bontokorong – Baturapa
▪ Tihoro – Bontotinggi
Kebutuhan Pembangunan
▪ Karajang – Baturapa
▪ Teko – Hulu
▪ Dolak – Tanahbau kenang Kenang
▪ Baturibullung – Posi / Tamalate
▪ Lembangmatene – Batupia
▪ Biku – Tanabau kenang Kenang
▪ Lembang Bau – Bissorang
▪ Baba Ere – Ngapalohe
▪ Tihoro – Gantarang Lohe
▪ Bissorang – Pusera
▪ Hulu – Lembang Lura
▪ Golle – Lembang Pa’ja
▪ Kaburu – Panaikang
▪ Bontokorong – Batupanynyu
▪ Batupanynyu – Panaikang
▪ Lembang matene – Panaikang
▪ Baturapa – Bontokorong
▪ Baera – Pinang Jaya
▪ Palemba – Baera
▪ Dongkalang – Kahu Kahu
▪ Lembang Bau – Ngapalohe
▪ Ngapaloka – Tola
▪ Tola – Labuang Bajo
▪ Lembang Bajo – babaere
▪ Ngapalohe – suttiya
▪ Suttiya – Batulohe
▪ Tahabira – MT.Eja/galung
▪ Rea Rea – Bitombang
▪ Bitombang – Baera
Kebutuhan Pembangunan
Kebutuhan Pembangunan
▪ Pengga–Pamatata
▪ Pamatata–Patori
▪ Barang Barang–Appatanah
▪ Lembang Jaya–Lopi Lopi
▪ Dalam Kota Pariangan
▪ Kep Men PUPR No.
248 KPTS/M/2015
Tentang Penetapan
c) Lokal primer Ruas Jalan dalam
▪ Rakra – Tonjo Jaringan Jalan Primer
▪ Tonjo – Garassi Menurut Fungsinya
▪ Onto Sapo – Garassi Sebagai Jalan Arteri
▪ Onto Sapo – Bonto Datara (JAP) dan Jalan
▪ Nangkala – Bonto Datara Kolektor JKP-1)
▪ Pajalaiya – Tanabau Tenro ▪ Keputusan Gubernur
▪ Bontodatara – Silolo Sulawesi Selatan
▪ Kaburu – Lembang Matene Nomor :
▪ Dolak - Lembang Matene 2677/XII/2015
▪ Dolak – Karajaang Tentang Penetapan
▪ Karajang – Pajalaiya Ruas-Ruas Jalan
▪ Tanabau tenro – Silolo menurut fungsinya
▪ Bakaraiyya – Kaburu sebagai jalan
▪ Kolo Kolo – Sasara Kolektor Primer 2
▪ Bonea – Sasara (JKP-2), Kolektor
▪ Appabatu – Bakarayya Primer 3 (JKP-3),
Kolektor Primer 4
(JKP-4), Jalan Lokal
Primer (JLP), Jalan
Kebutuhan Pembangunan
Lingkungan Primer
(Jling- P) dan Jalan
Arteri Sekunder(JAS),
Jalan Kolektor
Sekunder (JKS),
Jalan Lokal
▪ Ruas jalan baru tidak
terakomodir dalam
RTRW
2) Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten
a. Trayek Angkutan Barang
▪ Pamatata – Patumbukang
b. Trayek Angkutan Penumpang
▪ Benteng – Pamatata – Makassar
▪ Benteng – Barugaiya – Polebungin – Onto – Pamatata
▪ Benteng – Padang – Appatanah ; dan
▪ Benteng – Pattumbukang
c. Trayek Angkutan Penumpang dan Barang Pedesaan
▪ Dari PKL Benteng dan PKL Pamatata menuju PPK dan PPL dan Desa
Pusat Pertumbuhan
d. Terminal Barang dan Penumpang
▪ Terminal penumpang tipe B di kawasan perkotaan Benteng
Kecamatan Benteng dan di kawasan perkotaan Pamatata di
Kecamatan Bontomatene;
▪ Terminal penumpang tipe C di kawasan perkotaan Appatanah
Kecamatan Bontosikuyu dan di kawasan perkotaan Pattumbukang
Kecamatan Bontosikuyu; dan
▪ Terminal barang diarahkan di Kecamatan Benteng dan Kecamatan
Kebutuhan Pembangunan
Bontomatene
Kebutuhan Pembangunan
Kebutuhan Pembangunan
Kebutuhan Pembangunan
operasi penerbangan;
▪ ruang udara yang ditetapkan sebagai jalur penerbangan.
2.2.2 Sistem jaringan energy
a. Pembangkit tenaga listrik
1) Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)
▪ PLTD dengan kapasitas 500 (lima ratus) KW di Kecamatan Benteng;
▪ PLTD dengan kapasitas 5.396 (lima ribu tiga ratus sembilan puluh enam) KW di
Kecamatan Bontomanai;
▪ PLTD dengan kapasitas 100 (seratus) KW di Kecamatan Pasimasunggu;
▪ PLTD dengan kapasitas 100 (seratus) KW di Kecamatan Takabonerate;
▪ RPJMN 2015-2019/
▪ PLTD dengan kapasitas 100 (seratus) KW di Kecamatan Pasimarannu; dan
NAWACITA (Perpres
▪ PLTD dengan kapasitas 100 (seratus) KW di Kecamatan Pasilambena
No. 2 Tahun 2015)
2) Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
▪ Rencana Umum
▪ PLTU Pamatata dengan kapasitas 2x7 (dua kali tujuh) MW di Kecamatan
Penyediaan Tenaga
Bontomatene; dan ▪ Pembangunan PLTMG 10
Listrik (RUPTL) tahun
▪ PLTU Appatanah dengan kapasitas 2x7 (dua kali tujuh) MW di Kecamatan Mega Watt
2011 – 2020
Bontosikuyu.
▪ Undang-Undang
3) pengembangan energi listrik dengan memanfaatkan energi terbarukan
Nomor 23 Tahun
pengembangan energi listrik dengan memanfaatkan energi terbarukan untuk
2014 tentang
mendukung ketersediaan energi listrik pada daerah-daerah terpencil dan pulau-
Pemerintahan Daerah
pulau kecil di Kecamatan Bontomatene, Kecamatan Takabonerate, Kecamatan
Bontosikuyu, Kecamatan Pasimasunggu, Kecamatan pasimasunggu Timur,
Kecamatan Pasimarannu, dan Kecamatan Pasilambena.
b. Jaringan transmisi tenaga listrik
1) Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) kapasitas 70 (tujuh puluh) KV yang
menghubungkan antar Gardu Induk (GI); dan
2) sebaran Gardu Induk (GI) terdiri atas :
▪ GI Parak dengan kapasitas 20 (dua puluh) MVA di Kecamatan Bontomanai;
Kebutuhan Pembangunan
Kebutuhan Pembangunan
▪ Sungai Bangsiang di Kecamatan Buki, Sungai Tamanroya dan Sungai Tulang di /PRT/M/2015 tentang
Kecamatan Bontomanai; Kriteria Dan
▪ Sungai Balang Butung, Binangaluru, Giring-giring, Sungai Bangkala, Sungai Penetapan Status
Bua-Bua, Sungai Appabatu di Kecamatan Benteng dan Kecamatan Bontoharu; Daerah Irigasi
▪ Sungai Baka, Sungai Turungan, Sungai Kunyik, Sungai Bolu-Bolu, Sungai
Pusabang, Sungai Kalowaja, Sungai Sangkulukulu, Sungai Komba, Sungai
Palarung, Sungai Manampoda, Sungai Galampang, Sungai Bahosangkara,
Sungai Pattumbukang di Kecamatan Bontosikuyu; dan
▪ Sungai Pakangkang di Kecamatan Pasimasunggu Timur.
2) Bendung
Bendung Bontojaya di Kecamatan Bontoharu dan Bendung Losong Kolo-Kolo di
Kecamatan Bontoharu
3) Embung
Embung Bontojaya dan Embung Losong di Kecamatan Bontoharu;
Embung Malelang di Kecamatan Bontomatene;
Embung Je’ne attaburu dan Embung Balo’boro di Kecamatan Pasimasunggu Timur;
Embung Dodak, Embung Binanga Parra, Embung Lembang-lembang, Embung
Binanga Nipa, dan Embung Eremata di Kecamatan Pasimasunggu;
Embung Posi dan Embung Cinimabela di Kecamatan Bontomanai; dan
Embung Ngapaloka, Embung Patumbukang, dan Embung Bontoala/Sangkulukulu di
Kecamatan Bontosikuyu.
4) sumber air permukaan
sumber air permukaan lainnya berupa mata air Topa di Kecamatan Bontoharu, Mata
air Eremata Dolak di Kecamatan Bontomanai, mata air Taju’ia dan mata air Ereposo
di Kecamatan Bontomatene, dan mata air Munteya di Kecamatan Buki;
5) Cekungan air tanah (CAT)
Cekungan Air Tanah (CAT) dalam kabupaten, yaitu CAT Selayar yang melintasi
Kecamatan Bontosikuyu, Kecamatan Bontoharu, Kecamatan Benteng, Kecamatan
Bontomatene, Kecamatan Buki, dan Kecamatan Bontomanai.
Kebutuhan Pembangunan
Kebutuhan Pembangunan
Kebutuhan Pembangunan
3.1.2 Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya ▪ Rehabilitasi Hutan Lindung
Kawasan resapan air ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Bontoharu, sebagian ▪ Pemeliharaan
wilayah Kecamatan Bontomatene, dan sebagian wilayah Kecamatan Bontomanai. ▪ Pengawasan dan
3.1.3 Kawasan perlindungan setempat Pengamanan kawasan
a. kawasan sempadan pantai; hutan Lindung
Kawasan sempadan pantai ditetapkan di kawasan pesisir pantai di Kecamatan ▪ 5 Ha Pemeliharaan dan 2 Ha
Bontomatene, Kecamatan Takabonerate, Kecamatan Bontosikuyu, Kecamatan Pemb. Hutan Kota
Pasimasunggu, Kecamatan Pasimarannu, Kecamatan Benteng, Kecamatan Bontoharu,
Kecamatan Bontomanai, Kecamatan Buki, Kecamatan Pasilambena, dan Kecamatan
Pasilambena;
b. Kawasan sempadan sungai
ditetapkan di sepanjang tepian Sungai Balara, Sungai Langsangiring, Sungai
Bangsiang, Sungai Tamanroya, Sungai Tulang di Kecamatan Bontomanai, Sungai
Balang Butung, Sungai Binangaluru, Sungai Giring-giring, Sungai Bangkala, Sungai
Bua-Bua, Sungai Appabatu, Sungai Baka, Sungai Turungan, Sungai Kunyik, Sungai
Bolu-Bolu, Sungai Pusabang, Sungai Kalowaja, Sungai Sangkulukulu, Sungai Komba,
Sungai Palarung, Sungai Manampoda, Sungai Galampang, Sungai Bahosangkara,
Kebutuhan Pembangunan
Kebutuhan Pembangunan
Kebutuhan Pembangunan
Kebutuhan Pembangunan
Kebutuhan Pembangunan
Kebutuhan Pembangunan
kawasan peruntukan perkebunan kemiri dengan luasan 2.012 (dua ribu dua belas)
hektar ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Bontomatene, sebagian wilayah
Kecamatan Buki, sebagian wilayah Kecamatan Bontomanai, sebagian wilayah
Kecamatan Bontoharu, sebagian wilayah Kecamatan Bontosikuyu, sebagian wilayah
Kecamatan Pasimasunggu, sebagian wilayah Kecamatan Pasimasunggu Timur,
sebagian wilayah Kecamatan Pasimarannu dan sebagian wilayah Kecamatan
Pasilambena.
3.2.5 Kawasan peruntukan peternakan
a. kawasan peruntukan pengembangan ternak besar komoditas sapi, kerbau, dan kuda
ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Bontomatene, sebagian wilayah Kecamatan
Buki, sebagian wilayah Kecamatan Bontomanai, sebagian wilayah Kecamatan
Bontoharu, sebagian wilayah Kecamatan Bontosikuyu, sebagian wilayah Kecamatan
Takabonerate, sebagian wilayah Kecamatan Pasimasunggu, sebagian wilayah
Kecamatan Pasimasunggu Timur, sebagian wilayah Kecamatan Pasimarannu dan
sebagian wilayah Kecamatan Pasilambena;
b. kawasan peruntukan pengembangan ternak kecil komoditas kambing, dan domba
ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Bontomatene, sebagian wilayah Kecamatan
Buki, sebagian wilayah Kecamatan Bontomanai, sebagian wilayah Kecamatan Benteng,
sebagian wilayah Kecamatan Bontoharu, sebagian wilayah Kecamatan Bontosikuyu,
sebagian wilayah Kecamatan Takabonerate, sebagian wilayah Kecamatan
Pasimasunggu, sebagian wilayah Kecamatan Pasimasunggu Timur, sebagian wilayah
Kecamatan Pasimarannu dan sebagian wilayah Kecamatan Pasilambena; dan
c. kawasan pengembanan ternak unggas ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan
Bontomatene, sebagian wilayah Kecamatan Buki, sebagian wilayah Kecamatan
Bontomanai, sebagian wilayah Kecamatan Benteng, sebagian wilayah Kecamatan
Bontoharu, sebagian wilayah Kecamatan Bontosikuyu, sebagian wilayah Kecamatan
Takabonerate, sebagian wilayah Kecamatan Pasimasunggu, sebagian wilayah
Kecamatan Pasimasunggu Timur, sebagian wilayah Kecamatan Pasimarannu dan
Kebutuhan Pembangunan
Kebutuhan Pembangunan
Kebutuhan Pembangunan
▪ kawasan industri perikanan terpadu ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan ▪ Peruntukan Kawasan
Benteng dan sebagian wilayah Kecamatan Bontoharu. Pergudangan
b. Kawasan peruntukan industri sedang
▪ kawasan industri pengolahan hasil pertanian dan perikanan ditetapkan di sebagian
wilayah Kecamatan Bontomanai, sebagian wilayah Kecamatan Benteng, dan
sebagian wilayah Kecamatan Bontoharu; dan
▪ kawasan industri pembuatan kapal dan peralatan rumah tangga ditetapkan di
sebagian wilayah Kecamatan Benteng dan sebagian wilayah Kecamatan
Pasimarannu.
c. Kawasan peruntukan industri rumah tangga
kawasan aglomerasi industri rumah tangga ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan
Bontomatene, sebagian wilayah Kecamatan Buki, sebagian wilayah Kecamatan
Bontomanai, sebagian wilayah Kecamatan Benteng, sebagian wilayah Kecamatan
Bontoharu, sebagian wilayah Kecamatan Bontosikuyu, sebagian wilayah Kecamatan
Takabonerate, dan sebagian wilayah Kecamatan Pasimarannu.
3.2.9 Kawasan peruntukkan pariwisata
a. kawasan peruntukan pariwisata budaya
▪ Gong Nekara, Meriam Kuno dan Jangkar Raksasa di Kecamatan Bontoharu;
▪ Perkampungan Tua dan Mesjid Tua Gantarang di Kecamatan Bontomanai.
b. Kawasan peruntukan pariwisata alam
▪ Taman Nasional Takabonerate di perairan Kecamatan Takabonerate;
▪ wisata bahari di perairan Pulau Tambolongan, Polassi dan Bahuluang di Kecamatan
Bontosikuyu dan Pulau Kayuadi di Kecamatan Takabonerate; dan
▪ wisata pantai di kecamatan Bontosikuyu, Kecamatan Bontomatene, Kecamatan
Takabonerate dan Kecamatan Pasilambena.
c. Kawasan peruntukan pariwisata buatan
▪ kawasan agrowisata di Kecamatan Bontomatene dan Kecamatan Bontomanai; dan
▪ kawasan pariwisata terpadu di Kecamatan Benteng dan Kecamatan Bontoharu.
Kebutuhan Pembangunan
Kebutuhan Pembangunan
dan
▪ Kantor Kepolisian Sektor di Kecamatan Benteng, Kecamatan Bontomanai,
Kecamatan Bontomatene, Kecamatan Bontosikuyu, Kecamatan Pasimarannu,
Kecamatan Pasimasunggu, Kecamatan Pasimasunggu Timur, Kecamatan
Pasilambena, Kecamatan Takabonerate, Kecamatan Buki, dan Kecamatan
Bontoharu
Kebutuhan Pembangunan
Kebutuhan Pembangunan
▪ Undang-Undang
Nomor 37 Tahun
b. Bidang fungsi dan daya dukung lingkungan hidup 2014 tentang
Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) ditetapkan di Kecamatan Bontomanai, Konservasi Tanah
Kecamatan Bontomatene, Kecamatan Bontoharu, Kecamatan Takabonerate, Dan Air
Kecamatan Pasimasunggu, Kecamatan Pasimasunggu Timur, Kecamatan ▪ Penetapan Pulau
Pasimarannu, dan Kecamatan Pasilambena Kakabia sebagai
kawasan konservasi
Alam
5.1 Arahan Pemanfaatan Ruang Yang Berisi Indikasi Program Utama Jangka
Menengah Lima Tahunan
Struktur Ruang Kabupaten
a. Perwujudan sistem perkotaan
b. Perwujudan sistem pedesaan
c. Perwujudan sistem transportasi
d. Perwujudan sistem jaringan energy
e. Perwujudan sistem jaringan telekomunikasi
f. Perwujudan sistem jaringan sumber daya air
g. Perwujudan sistem prasarana pengelolaan lingkungan
h. Perwujudan sistem jaringan/ prasarana lainnya
5.2 Pola Ruang Kabupaten
a. Perwujudan kawasan lindung
Kebutuhan Pembangunan
indikasi program utama perwujudan pusat-pusat kegiatan, dan program perwujudan struktur
utama perwujudan sistem prasarana wilayah di kabupaten; ruang wilayah
▪ Program
pembangunan tidak
sesuai dengan
kebutuhan
pembangunan
▪ Tidak menggambarkan
perwujudan pola ruang
wilayah
b. Indikasi program perwujudan rencana pola ruang wilayah kabupaten,
▪ Program
meliputi indikasi program perwujudan kawasan lindung, dan indikasi √ √
pembangunan tidak
program perwujudan kawasan budi daya; serta
sesuai dengan
kebutuhan
pembangunan
▪ Tidak menggambarkan
perwujudan kawasan
strategis
▪ Program
c. Indikasi program perwujudan kawasan strategis kabupaten √ √
pembangunan tidak
sesuai dengan
kebutuhan
pembangunan
6. Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
a. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk pola ruang wilayah kabupaten √ √
b. Ketentuan perizinan, meliputi:
1) Daftar semua perizinan di wilayah kabupaten baik eksisting maupun
rencana;
√ √
2) Mekanisme perizinan yang terkait dengan pemanfaatan RTRW; dan
3) Arahan pengambilan keputusan terkait dengan perizinan yang akan
diterbitkan.
TABEL KETENTUAN DATA MINIMAL YANG HARUS DIGUNAKAN DALAM PENYUSUNAN RTRW
Kesesuaian
(b) Muatan Pengaturan yg Terkait Dampak Terhadap
Peraturan Perundang Undangan
No. Dengan Muatan RTRW RTRW
(a)
(c) (e)
Tdk
Sesuai
sesuai
Perpres No. 2 Tahun 2015 Tentang RPJMN tentang RPJMN 2015-
1. √
2019
Pelabuhan Benteng 1. Sistem Pusat Pelayanan (PKL ▪ Konsistensi
Kesesuaian
(b) Muatan Pengaturan yg Terkait Dampak Terhadap
Peraturan Perundang Undangan
No. Dengan Muatan RTRW RTRW
(a)
(c) (e)
Tdk
Sesuai
sesuai
Benteng) penamaan
2. System jaringan transportasi laut pelabuhan
(Tatanan Kepelabuhanan) mempengarhi
3. Jaringan transportasi sungai, system
danau, dan penyeberangan pembiayaan baik
(Pelabuhan penyeberangan) pusat maupun
daerah
▪ Peran dan fungsi
pelabuhan
▪ Konsistensi
penamaan
1. Sistem Pusat Pelayanan (PPK
pelabuhan
Benteng Jampea
mempengarhi
2. System prasarana (Sistem
system
Dermaga Penyeberangan Benteng Jampea jaringan transportasi laut)
pembiayaan baik
3. Jaringan transportasi sungai,
pusat maupun
danau, dan penyeberangan
daerah
(Pelabuhan penyeberangan)
▪ Peran dan fungsi
pelabuhan
▪ Tidak akomodif
terhadap
kepentingan
Nasional
Pembangunan Bendungan Cinemabella Selayar ▪ System jaringan sumber daya air
▪ Perubahan fungsi
dari embung
menjadi
bendungan
Kesesuaian
(b) Muatan Pengaturan yg Terkait Dampak Terhadap
Peraturan Perundang Undangan
No. Dengan Muatan RTRW RTRW
(a)
(c) (e)
Tdk
Sesuai
sesuai
▪ Tidak akomodif
terhadap
kepentingan
Nasional
Pembangunan Bendungan Posi ▪ System jaringan sumber daya air
▪ Perubahan fungsi
dari embung
menjadi
bendungan
▪ Tidak akomodif
terhadap
PLTD Selayar (Relokasi PLTD ) 2 x 1 MW ▪ System jaringan energy
kepentingan
Nasional
▪ Tidak akomodif
terhadap
PLTGB Selayar (FTP 2) 8 MW ▪ System jaringan energy
kepentingan
Nasional
Kep Men PUPR No. 248 KPTS/M/2015 Tentang Penetapan Ruas
2. Jalan dalam Jaringan Jalan Primer Menurut Fungsinya Sebagai √
Jalan Arteri (JAP) dan Jalan Kolektor JKP-1)
Jaringan Jalan Kolektor Primer
▪ Tidak akomodif
e. Jln. Pahlawan (benteng)
terhadap
f. Tongke-tongke – apatana ▪ System jaringan jalan
perubahan status
g. Jln. Dr. Sudiro husodo (benteng)
dan fungsi jalan
h. Jln. A. Pettarani (benteng)
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KP 414 Tahun 2013 √
Kesesuaian
(b) Muatan Pengaturan yg Terkait Dampak Terhadap
Peraturan Perundang Undangan
No. Dengan Muatan RTRW RTRW
(a)
(c) (e)
Tdk
Sesuai
sesuai
Tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional
Penamaam
pelabuhan yang tidak
Pelabuhan Pengumpul :
▪ System jaringan transportasi laut konsisten berdampak
Pelabuhan Selayar/Benteng/Rauf Rahman
pada system
pembiayaan
Pelabuhan Pengumpan : Tidak akomodif
▪ system jaringan prasarana
P. Ujung Lero terhadap rencana
transportasi
P. Rajuni nasional
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: PM 69 Tahun 2013
√
Tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional
Bandar Udara H. Aroepala
Permen PU No. 14 Tahun 2015 tentang Kriteria Dan Penetapan
√
Status Daerah Irigasi
(Daerah Irigasi Permukaan)
D.I. Balang Bangkala
D.I. Balo'boro I
D.I. Balo'boro II
Tidak akomodif
D.I. Benteng Penga I
▪ system jaringan sumberdaya air terhadap rencana
D.I. Benteng Penga II
nasional
D.I. Benteng Penga III
D.I. Benteng Penga IV
D.I. Benteng Penga V
D.I. Benteng Penga VI
Kesesuaian
(b) Muatan Pengaturan yg Terkait Dampak Terhadap
Peraturan Perundang Undangan
No. Dengan Muatan RTRW RTRW
(a)
(c) (e)
Tdk
Sesuai
sesuai
D.I. Benteng Penga VII
D.I. Binanga Bakka
D.I. Binanga La'ba I
D.I. Binanga La'ba II
D.I. Binanga La'ba III
D.I. Binanga La'ba IV
D.I. Binanga La'ba V
D.I. Binanga La'ba VI
D.I. Binanga Nipa
D.I. Binanga Parra I
D.I. Binanga Parra II
D.I. Binanga Parra III
D.I. Bolu-Bolu
D.I. Bonelambere I
D.I. Bonelambere II
D.I. Bonelambere III (Buhung Parring)
D.I. Bonto Bulaeng
D.I. Bontojaya
D.I. Dodak I
D.I. Dodak II
D.I. Dodak III
D.I. Erelompa
D.I. Eremata I
D.I. Eremata II
D.I. Eremata III
D.I. Kajammengang I
D.I. Kajammengang II
D.I. Lajongko
Kesesuaian
(b) Muatan Pengaturan yg Terkait Dampak Terhadap
Peraturan Perundang Undangan
No. Dengan Muatan RTRW RTRW
(a)
(c) (e)
Tdk
Sesuai
sesuai
D.I. Lembang Lauro
D.I. Lembang Tedong
D.I. Lembang-Lembang I
D.I. Lembang-Lembang II
D.I. Lembang-Lembang III
D.I. Lembang-Lembang IV
D.I. Losong
D.I. Marege
D.I. Ojo
D.I. Kali'ba
D.I. Bulo
D.I. Mataluntun
D.I. Sangtandung
D.I. Tampang Tua
D.I. Taba
D.I. Lumaring Hulu
D.I. Sondong
D.I. Salukanan
D.I. Tabi
D.I. Buntu Nase
D.I. Buntu Sarek
D.I. Kaili Hulu
D.I. Kaili Hulu
(Daerah Irigasi Air Tanah)
D.I.A.T. Bontobulaeng
D.I.A.T. Mare-Mare
(Daerah Irigasi Tambak)
Kesesuaian
(b) Muatan Pengaturan yg Terkait Dampak Terhadap
Peraturan Perundang Undangan
No. Dengan Muatan RTRW RTRW
(a)
(c) (e)
Tdk
Sesuai
sesuai
D.I.T. Barugaya
D.I.T. Benteng Selatan
D.I.T. Bontelempangan
D.I.T. Bontobulaeng
D.I.T. Bontoharu
D.I.T. Bontomalling
D.I.T. Bontosaile
D.I.T. Kayuadi
D.I.T. Kembang Ragi
D.I.T. Labuang Pamajang
D.I.T. Laiyolo
D.I.T. Lembang Baji
D.I.T. Lowa
D.I.T. Ma'minasa
D.I.T. Massungke
D.I.T. Parak
D.I.T. Tambolongan
PP No 50 tahun 2011 tetang KSPN Destinasi Pariwisata Nasional √
Tidak akomodatif
▪ DPN Makassar- Takabonerate dan sekitarnya
Tujuan, Kebijakan, dan strategi terhadap kebijakan
▪ KPPN Selayar dan sekitarnya
nasional
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta
√ Tingkat ketelitian peta Tingkat akurasi peta
Rencana Tata Ruang
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan sumberdaya mineral,
√ Kebijakan dan strategi
Daerah kelautan dan
Kesesuaian
(b) Muatan Pengaturan yg Terkait Dampak Terhadap
Peraturan Perundang Undangan
No. Dengan Muatan RTRW RTRW
(a)
(c) (e)
Tdk
Sesuai
sesuai
kehutanan
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah Luas kawasan
√ Peruntukan lahan konservasi
Dan Air konservasi
Luas kawasan potensi
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan √ Peruntukan lahan perkebunan
perkebunan
Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor : 2677/XII/2015
Tentang Penetapan Ruas-Ruas Jalan menurut fungsinya sebagai
jalan Kolektor Primer 2 (JKP-2), Kolektor Primer 3 (JKP-3), Kolektor System jaringan transportasi darat Status dan fungsi
√
Primer 4 (JKP-4), Jalan Lokal Primer (JLP), Jalan Lingkungan Primer (jalan) jaringan jalan
(Jling- P) dan Jalan Arteri Sekunder(JAS), Jalan Kolektor Sekunder
(JKS), Jalan Lokal
Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar Nomor 7 Tahun Kawasan Permukiman
√ System perdesaan
2015 tentang Transmigrasi Umum Terpadu perdesaan
TABEL EVALUASI BERDASARKAN OVERLAY PETA EKSISTING DENGAN RENCANA UNTUK MENGETAHUI BESARAN PELAKSANAAN
PEMANFAATAN RUANG
Besaran
Persentase
Jenis dan Muatan RTRW
Simpangan (%)
No.
Rencana Kondisi di lapangan
√
11. ruas Tongke-Tongke – Pelabuhan
Patumbukang sepanjang 4,122 (empat koma
seratus dua puluh dua) km.
Jaringan Jalan Kolektor (K4)
Jaringan transportasi √
sungai, danau, dan Baera – Pinang Jaya
penyeberangan √
Lembang Bau – Ngapalohe
Pelabuhan Penyeberangan √
Pelabuhan Arif Rahman Benteng di Kecamatan
Benteng;
sumber air permukaan Sumber air permukaan lainnya berupa mata air Topa √
di Kecamatan Bontoharu, Mata air Eremata Dolak di
Kecamatan Bontomanai, mata air Taju’ia dan mata
air Ereposo di Kecamatan Bontomatene, dan mata air
Munteya di Kecamatan Buki;
Bontosikuyu
2.2 Kawasan Budidaya Kawasan hutan produksi dengan luasan 3.923 (tiga √
ribu sembilan ratus dua puluh tiga) hektar ditetapkan
kawasan hutan produksi di sebagian wilayah Kecamatan Bontosikuyu.
Kecamatan Pasilambena;
3. Penetapan Kawasan
Strategis
3.2 Kawasan strategis Kawasan Pertambangan Minyak dan gas Bumi Blok
dengan sudut kepentingan Selayar dan Blok Karaengta di Wilayah perairan Laut
Pendayagunaan sumber Daerah yag meliputi sebagian wilayah Kecamatan
daya alam dan/ atau Bontomatene
teknologi tinggi
3.2 Kawasan strategis KSP dengan sudut kepentingan fungsi dan daya
dengan sudut kepentingan dukung lingkungan hidup, terdiri atas :
Pendayagunaan sumber
daya alam dan/ atau
teknologi tinggi
TABEL EVALUASI BERDASARKAN REALISASI PROGRAM UNTUK MELIHAT JENIS DAN DAMPAK PELAKS. PEMANFAATAN RUANG
Perwujudan
Struktur Ruang
Mengembangkan industri √
pengolahan perikanan
Pengembangan kawasan √
industri perikanan terpadu
PKL Pamatata
Peningkatan pusat √
perdagangan dan jasa
Pembangunan gedung √
penyelamat dan penyediaan
peralatan peringatan dini
bahaya gempa dan gelombang
pasang
swadaya Swadaya
PKLp Bonerate
PPK Malelang
Peningkatan pusat √
perdagangan
Peningkatan dan √
pembangunan prasarana
penunjang kegiatan tanaman
hortikultura
Pembangunan Pengolahan √
padi (Rice Milling)
Pembangunan fasilitas √
penunjang sentra peternakan
PPK Polebungin
PPK Buki
Perumahan bersubsidi di √
borong-borong PT. Tri
Wahana Karsa
PPK Latokdok
5 Sistem Prasarana
pengembangan
P. Jampea : Peningkatan
kapasitas dermaga
pelabuhan jampea
P. Kayuadi : Pengembangan
kapasitas dermaga
pelabuhan kayuadi
pengembangan
P. Jampea : Peningkatan
kapasitas dermaga
pelabuhan jampea
P. Kayuadi : Pengembangan
kapasitas dermaga
pelabuhan kayuadi
Pembangunan Pelabuhan - √
Penyeberangan Alternatif
Labuang Nipaya
Sistem Jaringan Penyiapan studi kelayakan Ada grand design tahun 2015 √
Transportasi Udara pembangunan bandar udara di
Kayuadi
Perwujudan
Struktur Ruang
Lambego)
Penegakan hukum √
pemberantasan pembalakan
liar (illegal Logging) Pulau
Jampea dan P. Lambego)
Perumusan program √
rehabilitasi melalui pendekatan
kerjasama lintas pelaku,
partisipatif dan lintas wilayah
(Kec. Takabonerate)
Penggalangan kerjasama √
pemulihan fungsi dan peran
Taman Nasional Takabonerate
(rencana aksi bersama) (Kec.
Takabonerate)
Penumbuhkembangan √
kesadaran dan kepedulian
masyarakat terhadap nilai-nilai
lingkungan dan budaya lokal
(Kec. Takabonerate)
Pelaksanaan program √
rehabilitasi (Kec.
Takabonerate)
Pelaksanaan program √
pemeliharaan dan pelestarian
Taman Nasional
Takabonerate(Kec.
Takabonerate)
Penumbuhkembangan √
kesadaran dan kepedulian
masyarakat terhadap nilai-nilai
lingkungan dan budaya lokal
dalam rangka menjaga dan
melestarikan kawasan suaka
alam, pelestarian alam, cagar
budaya termasuk cagar alam
laut (Kec. Takabonerate)
Kec. Bontosikuyu)
Pembangunan waduk
pengendali daya rusak air
(banjir) (Kec. Bontoharu dan
Kec. Bontosikuyu)
Pembatasan perizinan
pengambilan/
Perlindungan kawasan
terintrusi air laut dengan
meningkatkan intensitas
tutupan vegetasi
Fasilitasi pembentukan
kelompok potensial dan izin
HTR/HD
Penanganan perambahan
baru pada kawasan lindung
khusus habitat yang
direncanakan
Pengembangan budidaya
perkebunan/tanaman keras di
seluruh kecamatan kecuali
Benteng,dan Takabonerate
(Kec. Bontoharu dan Kec.
Bontosikuyu)
Pembangunan prasarana
pendukung (Kec. Bontoharu
dan Kec. Bontosikuyu)
Tahun 2016
Selain pembangunan √
prasarana, penyediaan
sarana pertanian seperti bibit
jeruk sebanyak 19.850 pohon
(50 Ha) di tahun 2015 dan
9.400 pohon (23 Ha) di tahun
2016
Pengembangan sentra
peternakan ternak kecil
(kambing & domba)
Pengembangan kawasan
agribisnis peternakan
Pengembangan kawasan
integrasi
Melakukan kajian
pengembangan energi panas
bumi untuk pengembangan
energi alternatif
Melaksanakan perencanaan
pemanfaatan energi panas
bumi untuk pembangkit tenaga
listrik energi alternatif
Pengembangan Kawasan
Wisata Terpadu Takabonerate
Percepatan penyediaan
perumahan melalui kegiatan :
Penyediaan KPR – RSH
bersubsidi, Pengembangan
perumahan swadaya dan
Pengembangan Kasiba/Lisiba
Revitalisasi kawasan
tradisional/etnis/bersejarah
yaitu kawasan yang
mempunyai bangunan
bersejarah yang bernilai atau
bermakna penting
Program pembangunan
permukiman perkotaan
Benteng
Revitalisasi kawasan
tradisional/etnis/bersejarah
yaitu kawasan yang
mempunyai bangunan
bersejarah yang bernilai atau
bermakna penting (Kec.
Benteng)
Program pembangunan
perdesaan
Identifikasi kelompok
permukiman perdesaan yang
berada pada kawasan lindung
dan budidaya
Klasifikasi kelompok
permukiman yang berada
pada kawasan budidaya
yang mempunyai akses tinggi,
sedang dan rendah (remote
area)
Pengembangan kawasan
pendidikan melalui
pembangunan fasilitas
pendidikan pada kawasan
perkotaan (Kec. Benteng)
Pengembangan kawasan
pertahanan keamanan melalui
pembangunan bangunan dan
infrastruktur pendukung tugas
pengamanan dan keamanan
kawasan dan negara (Kec.
Benteng)
Pengembangan kawasan
budidaya perairan di wilayah
pesisir (Kec. Benteng)
PerwujudanKawasa
n Strategis
Kawasan pengembangan
pusat distribusi kebutuhan
Melakukan perencanaan,
implementasi, monitoring dan
evaluasi kegiatan dilakukan
secara lintas-sektor (Kec.
Bontomatene)
Pembangunan infrastruktur
kawasan (Kec. Bontomatene)
Memprioritaskan program
jangka pendek (quick win) yang
mampu memberikan efek
berantai (multiplier effect)
terhadap perekonomian daerah
dan kesejahteraan masyarakat
(Blok Migas Selayar)
Penggalangan kerjasama
dengan lembaga dalam
dan luar negeri untuk
mendukung program
rehabilitasi (Kawasan Wisata
Takabonerate)
Pengadaan teknologi
pendukung sentra budidaya
ikan karang (Kec. Bontoharu
dan Kec. Takabonerate)
Penggalangan kerjasama
dengan lembaga lain untuk
mendukung program
revitalisasi dan rehabilitasi
kawasan konservasi
Komoditas (lindung)
Perkebunan
Peningkatan produksi
komoditas unggulan melalui
intensifikasi lahan
Pembangunan infrastruktur
pendukung kawasan
perkebunan unggulan
KUALITAS RTRW
No. Hasil
Penilaian Kriteria Minimal yg Harus Dipenuhi
1. Baik a. Muatan RTRW lengkap sbgmn yg di atur dlm peraturan perUUan & pedoman penyus.
b. Memiliki tingkat kedalaman yang baik ditujukkan dengan diikutinya seluruh kriteria &analisis yang harus dilakukan
sbgmn diamanatkan oleh peraturan perUUan dan pedoman penyus.
c. Muatan RTRW masing dapat mengakomodir kebutuhan pembangunan yang meliputi perubahan kebijakan dan
dinamika pembangunan
2. Kurang Baik a. Muatan RTRW lengkap sbgmn yg di atur dalam peraturan perUUan & pedoman penyus.
b. Memiliki tingkat kedalaman yang buruk, ditujukkan dengan tidak diikutinya seluruh kriteria maupun kurang analisis
yang seharusnya dilakukan sbgmn yg diamanatkan oleh perUUan & pedoman penyusunannya.
c. Muatan RTRW sudh tidak mampu mengakomodir perubahan kebijakan atau dinamika pembangunan.
3. Tidak Baik a. Muatan RTRW tidak lengkap, yaitu tidak mencatumkan seluruh muatan yang diamanatkan peraturan perUUan dan
pedoman penyusunannya.
b. Memiliki tingkat kedalaman yang buruk, ditujukkan dengan diikutinya seluruh kriteria dan analisis yang harus dilakukan
sebagimana diamanatkan peraturan oleh perUUan dan pedoman penyusunnya.
c. Muatan RTRW sudah tidak dapat mengkomodir kebutuhan pembangunan yang meliputi perubahan kebijakan dan
dinamika pembangunan.
1. Baik a. Data yang digunakan sebagai dasar penyusunan RTRW lengkap sebgaimana diamanatkan oleh peraturan
perudang-undangan dan pedoman penyusunannya.
b. Seluruh data yang digunakan masih relevan dan tidak perlu dilakukan pemutakhiran
2. Kurang Baik a. Data yang digunakan sebagai dasar penyusunan RTRW lengkap sebagaimana diamanatkan oleh peraturan
perudang-undangan dan pedoman penyusunannya.
b. Sebagian data yang digunakan dalam penyusunan RTRW sudah tidak relevan dan perlu dilakukan pemutakhiran
karena akan mempengaruhi kualitas analisis dan output yang dihasilkan.
3. Tidak Baik a. Data yang digunakan sebagai dasar penyusunan RTRW tidak lengkap atau tidak sesuai sebagaimana yang di
amanatkan oleh peraturan perudang-undangan dan pedoman penyusunannya
b. Sebagian besar atau seluruh data yang digunakan dalam penyusunan RTRW sudah tidak relevan dan perlu
dilakukan pemutakhiran karena akan berdampak pada buruknya kualitas analisis dan output yang di hasilkan
1. Sesuai a. Muatan RTRW sudah konsisten dengan seluruh muatan rencana tata ruang yang ada di atasnya.
b. Muatan RTRW sudah sesuai dengan seluruh peraturan perudang-undangan yang terkait atau berpengaruh terhadap
RTRW.
c. Muatan RTRW masih sesuai dan sejalan dengan kebijakan pemerintah yang baru yang ditetapkan dalam peraturan
perudang-undangan.
d. Penyusunan dan penetapan RTRW didasarkan pada proses dan prosedur sebagaimana yang ditetapkan oleh
peraturan perundang-undangan
2. Tidak Sesuai a. Muatan RTRW tidak Konsisten terhadap muatan rencana tata ruang yang ada diatasnya, yang diakibatkan adanya
revisi terhadap muatan rencana tata ruang yang ada di atasnya.
b. Muatan RTRWtidak sesuai dengan peraturan perudang-undangan yang terkait atau berpengaruh, diakibatkan
adanya perubahan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Muatan RTRW tidak sesuai dengan kebijakan pemerintah yang baru di tetapkan dalam peraturan perundang-
undangan.
d. Penyusunan dan penetapan RTRW tidak didasarkan pada proses dan procedural sebagaimana yang ditetapkan oleh
peraturan perundang-undangan.
Simpangan
No. Pemanfaatan Hasil Penilaian Kriteria Minimal yg Harus Dipenuhi
Ruang
1. Besaran Rendah a. Realisasi kesesuain pemanfaatan ruang sebagaimana tertuang dalam indikasi program lima
Simpangan tahunan sama dengan atau lebih dari 50% dari rencana yang telah ditetapkan.
b. Penyimpangan Pemanfaatn Ruang kurang dari 20 % dari rencana dan lokasi yang telah
ditetapkan
Tinggi a. Realisasi kesesuaian pemanfaatan ruang sebagaimana tertuang dalam indikasi program
lima tahunan kurang dari 50 % dari rencana yang telah ditetapkan.
b. Penyimpangan pemanfaatan ruang sama dengan atau lebih dari 20% dari rencana dan
lokasi yang telah ditetapkan.
2. Jenis Simpangan Belum Terlaksana Belum terlaksananya program karena terdapatnya kendala pembiayaan atau masalah lain yang
merupakan penghambat realisasi program.
Tidak Sesuai Terdapat program yang dilaksanakan namun tidak sesuai dengan arahan pemanfaatan ruang
3. Dampak Kecil a. Adanya dampak lingkungan dan /atau social-ekonomi yang berskala kecil, yaitu dampak
Simpangan kepada indivudu maupun lingkungan local setempat .
b. tidak memberikan dampak ikutan terhadap lingkungan yang ada disekitarnya
Besar a. adanya dampak lingkungan dan /atau social-ekonomi yang berskala minimal kawasan dan
atau wilayah
b. memberikan dampak ikutan terhadap kawasan dan /atau wilayah yang ada disekitarnya
HASIL PENILAIAN
KESESUAIAN PERATURAN
NO. KUALITAS RTRW SIMPANGAN PEMANFAATAN RUANG KETERANGAN
PERUUAN