Anda di halaman 1dari 13

PERENCANAAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

TEGANGAN MENENGAH

Dibuat oleh
Muhajir
8206054F

BAB 1
PENGERTIAN

Pengertian Perencanaan Distribusi

Secara umum, pengertian perencanaan adalah suatu proses menentukan


hal-hal yang ingin dicapai (tujuan) di masa depan serta menentukan
berbagai tahapan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Perencanaan (planning) dapat juga didefinisikan sebagai suatu kegiatan


yang terkoordinasi untuk mencapai tujuan tertentu dalam kurun waktu
tertentu. Dengan begitu, di dalam perencanaan akan terdapat aktivitas
pengujian beberapa arah pencapaian, mengkaji ketidakpastian, mengukur
kapasitas, menentukan arah pencapaian, serta menentukan langkah untuk
mencapainya.

Sederhananya, perencanaan adalah proses berpikir secara logis dan


pengambilan keputusan rasional sebelum melakukan suatu tindakan. Ini
dapat membantu kita memproyeksikan masa depan dan memutuskan cara
untuk menghadapi situasi yang akan dihadapi di masa depan.

Perencanaan sistem distribusi tenaga listrik merupakan bagian yang


penting dalam mengatasi pertumbuhan kebutuhan ebergi listrik yang
cukup pesat untuk mendapatkan penyaluran ke pelanggan secara optimal.
Perencanaan diperlukan berkaitan dengan tujuan pengembangan sistem
distribusi yang harus memenuhi kriteria teknis dan ekonomis. Perencanaan
sistem distribusi ini harus dilakukan secara sistemik dengan pendekatan
yang didasarkan pada peramalan beban untuk memperoleh suatu pola
pelayanan yang optimal.

Tujuan Perencanaan Distribusi

Dalam suatu perencanaan harus memiliki tujuan yang akan dicapai. Untuk
perencanaan distribusi tenaga listrik tegangan menegah memiliki tujuan
sebagai berikut :
1. Mendapatkan fleksibilitas pelayan optimal yang mampu dengan cepat
mengantisipasi pertumbuhan kebutuhan energi listrik.
2. Menghindari atau setidaknya meminimalisir potensi terjadinya
tumpang tindih dan pemborosan dalam pelaksanaan perkerjaan.
3. Menetapkan standar tertentu yang harus digunakan dalam bekerja
sehingga memudahkan dalam pengawasan atau kontrol.
4. Mendapatkan hasil pekerjaan yang maksimal, efisien dan aman.

Faktor Dasar Perencanaan Distribusi

1. Peramalan Beban
Perencanaan sistem distribusi memerlukan prakiraan (forecasting) beban
masa depan. Kualitas dan akurasi perencanaan sistem tergantung pada
kualitas dan akurasi data dan prakiraan beban. Dalam perencanaan sistem
distribusi meliputi penentuan ukuran, lokasi dan perubahan waktu masa
depan, seperti sejumlah komponen-komponen sistem (substation, saluran,
penyulang, dan sebagainya).
Lokasi geografis beban-beban dianalisa menggunakan pendekatan area
yang kecil (small area), yang mana dibagi daerah pelayanan utilitas ke
dalam sejumlah area kecil dan prakiraan beban pada setiap salah satunya,
oleh sebab itu akan dapat ditentuan dimana dan berapa banyak yang akan
dikembangkan. Ada dua metode untuk membagi sistem ke dalam area
kecil, yaitu :
a. Melaksanakan prakiraan dalam perihal penyulang, substation,
atau wilayah (zone) ditetapkan oleh komponen-komponen
distribusi, atau
b. Melaksanakan prakiraan dalam perihal grid seragam (uniform
grid), berbasis pada pemetaan sistem koordinasi.
Setiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Metodologi
berbasis grid (b) memerlukan pertimbangan data input, tidak hanya
historis rekaman beban dalam setiap blok grid, tetapi juga ekonomi,
sosial, demografis dan penggunakan informasi pertanahan, untuk
memperoleh hasil yang akurat. Untuk kebanyakan utilitas, adalah
sulit untuk memperoleh data-data yang lengkap tersebut di atas.
Prakiraan distribusi beban dengan menggunakan metode (a) di
atas hanya diperlukan data historis beban beberapa tahun, yang
mana dengan mudah didapat pada setiap utilitas. Batas pertambahan atau
pengurangan beban akan dievaluasi dengan memperhatikan terhadap
elemen-elemen
penting lainnya, seperti termasuk pertanahan, air, seperti faktor-faktor
ekonomi dan sosial, bahwa akan memberi pengaruh yang kuat pada
kecendrungan prakiraan beban.
Pada gambar 1 memberikan gambaran faktor-faktor yang harus
diperhatikan dalam proses peramalan beban. Seperti yang
diharapkan, pertumbuhan beban mempunyai korelasi yang kuat
dengan aspek
pengembangan komunitas dan pengembangan lahan.
Sedangkan output peramalan beban tersebut dapat berupa kerapatan
beban yang dinyatakan dalam dalam KVA per satuan luas layanan
sistem distribusi energi listrik untuk skala jangka panjang. Dan bila
peramalan dilakukan dalam skala jangka pendek maka diperoleh
output lebih detail dan dinyatakan dengan besaran kerapatan beban
KVA persatuan luas layanan yang diasosiasikan dengan koordinat
grid atau luasan yang diminati.
Penggunaan sistem grid dengan koordinat-koordinatnya merupakan suatu
metoda yang banyak digunakan baik pada proses peramalan beban jangka
pendek. Dengan berdasar pada besarnya kerapatan beban pada
masing-masing grid tersebut dapat ditentukan pula pola dan lintasan
jaringan distribusi serta area layanan masing-masing trafo distribusi

FAKTOR
GEOGRAFI

DATA-DATA TATA GUNA


BEBAN HISTORIS LAHAN

RENCANA
PERTUMBUHAN
PENGEMBANGAN
PENDUDUK
KOTA
PERAMALAN
BEBAN

RENCANA
KERAPATAN
PENGEMBANGAN
BEBAN
INDUSTRI

SUMBER-SUMBER RENCANA
ENERGI PENGEMBANGAN
ALTERNATIF PEMUKIMAN

Gambar 1. Faktor – Faktor yang mempengaruhi peramalan beban

2. Pengembangan Gardu
Seperti halnya dengan peramalan beban, makavpengembangan
gardu juga dipengaruhi oleh beberapa faktor dasar dominan.
Kondisi eksisting jaringan distribusi serta konfigurasinya merupakan
faktor yang mendampingi pertumbuhan beban, kerapatan beban
dalam proses penentuan pengembangan gardu atau melakukan
konstruki gardu baru. Faktor – faktor dasar tersebut tersebut
digambarkan sebagai berikut :

KONFIGURASI DAN
KAPASITAS SAAT
INI
DATA-DATA BEBAN BATAS PROYEKSI
HISTORIS PENGEMBANGAN

UKURAN FISIK DAN


PERTUMBUHAN
PERSEDIAAN
PENDUDUK
LAHAN

TEGANGAN JTM
PENGEMBAN BATASAN FISIK
GAN GARDU

KEKUATAN BATASAN
JARINGAN KEMAMPUAN

BATASAN
FAKTOR EKONOMI
PENYULANG

SUSUT DAYA

Gambar 2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengembangan gardu

3. Pemilihan Letak Gardu


Letak gardu dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jarak dari
pusat beban, jarak dari jaringan sub-transmisi yang ada dan
adanya batasan – batasan seperti tersedianya lahan, investasi
yang harus digunakan, dan aturan penggunaan lahan.
Lokasi ideal gardu mengikuti pandangan – pandangan sebagai
berikut :
a. Lokasi gardu tersebut sebanyak mungkin melingkupi
sejumlah beban
b. Dapat memberikan level tegangan yang baik
c. Mampu memberikan akses yang baik untuk saluran primer
dan sekunder gardu distribusi.
d. Mempunyai ruang yang cukup untuk pengembangan.
e. Tidak bertentangan dengan aturan tata guna lahan
f. Dapat meminimisasi jumlah konsumen yang terpengaruh
terhadap adanya gangguan.
g. Kemudahan instalasi.

Di samping faktor – faktor yang mempengaruhi pemilihan letak


gardu tersebut, terdapat juga proses pentahapan yang dilakukan
dalam rangka pemilihan lokasi gardu. Proses pemilihan tersebut
diberikan dalam gambar 3 dan 4. Seleksi awal terhadap lokasi
gardu tersebut didasarkan pada aspek safety, engineering,
sistem perencanaan, institusional, ekonomi dan faktor estetika.

4. Pemilihan Level Tegangan Penyulang


Faktor – faktor dasar dalam menentukan level tegangan
pada penyulang diberikan sebagai berikut :

PROYEKSI BEBAN

DROP VOLTAGE SUSUT DAYA

PEMILIHAN
PANJANG
PENYULANG LEVEL BIAYA PERALATAN

TEGANGAN

TEGANGAN PADA
TEGANGAN UJUNG
PENYULANG

KEBIJAKSANAAN
PERUSAHAAN

Gambar 3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi pemilihan tegangan

5. Pembebanan Penyulang
Pembebanan penyulang primer adalah pembebanan penyulang
tersebut pada kondisi beban puncak dan di ukur di sisi gardu. Faktor
– faktor yang mempengaruhi disain pembebanan penyulang
tersebut antara lain :
a. Rapat beban Penyulang JTM
b. Pola bembebanan
c. Laju pertumbuhan beban
d. Kontinuitas pelayanan
e. Kualitas pelayanan
f. Keandalan pelayanan
g. Level tegangan pada penyulang primer
h. Tipe dan biaya konstruksi
i. Lokasi dan kapasitas gardu distribusi
j. Guna pengaturan tegangan

KERAPATAN
BEBAN

TENGAN PANJANG
PENYULANG PENYULANG
JUMLAH
PENYULANG
(OUT GOING
TM)

DROP UKURAN
TEGANGAN KONDUKTOR

Gambar 4. Faktor – Faktor yang mempengaruhi jumlah Penyulang


Out Going Tegangan Menengah
DROP
TEGANGAN

PERAMALAN RATING
BEBAN KONDUKTOR

UKURAN
KONDUKTOR
JTM

PERTUMBU
BIAYA
HAN
TOTAL
BEBAN

SUSUT
JARINGAN

Gambar 5. Faktor – Faktor yang mempengaruhi ukuran konduktor


Jaringan Tegangan Menengah

6. Faktor – Fakjtor Investasi


Secara umum, sistem distribusi didisain dengan berdasar pada
minimalisasi biaya investasi tapi teknis sistem distribusi tersebut
masih dipenuhi.

BIAYA
MATERIAL
BIAYA BIAYA
BANGUNA PEMELIHA
N RAAN

BIAYA BIAYA
KONTRUK OPERASIO
SI NAL
BIAYA
TOTAL

BIAYA
PAJAK DLL
INSTALASI

BIAYA
BUNGA
SUSUT
SELAMA
ENERGI
KONSTRU
KSI
Gambar 6. Faktor – Faktor yang mempengaruhi investasi
pengembangan sistem distribusi

Model Perencanaan Distribusi


Secara umum, perencanaan sistem distribusi melibatkan beberapa faktor
penting pada masing – masing sub problem perencanaan distribusi
tersebut. Maka perencanaan sistem distribusi berkaitan dengan sejumlah
variabel dan persamaan matematis serta sejumlah kriteria pembatas.
Model matematis yang berkembang saat ini adalah :
a. Lokasi gardu optimum
b. Model pengembangan gardu
c. Model penentuan kapasitas optimum trafo
d. Model optimisasi transfer beban antara gardu dengan pusat beban
e. Model optimisasi ukuran dan lintasan penyulang untuk mensupply
beban
Semua model yang berkembang tersebut mempunyai fungsi untuk
meminimisasi investasi. Adapun metoda matematis yang mendukung
model tersebut adalah :
a. Metoda dekomposisi yang mampu memilah problem besar
menjadi sub problem dan masing – masing sub problem dicari
solusinya secara tersendiri.
b. Metoda programa linear dan integer yang mampu melinearisasi faktor
– faktor pembatas.
c. Metoda programa dinamik.
Masing –masing metoda dilakukan dalam proses perencanaan tersebut
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Khusus pada perencanaan
jangka panjang, sejumlah variabel yang dimasukan dan hal ini akan
memberikan sejumlah alternatif pengembangan sistem distribusi yang
layak dan setelah itu akan dilakukan pemilihan sistem distribusi yang
optimum.
Gambaran proses perencanaan sistem distribusi diberikan pada
diagram alir berikut :

PERAMALAN BEBAN

YA UMPAN
UNJUK KERJA
BALIK
SISTEM BAIK ? TIDAK

PENGEMBANGAN TIDAK
MEMBANGUN
SISTEM YG ADA
GARDU
YA
BARU ?
DISAIN PILIH LOKASI
KONFIGURASI GARDU
GARDU

YA
BIAYA TOTAL
TIDAK
DITERIMA ?

SOLUSI
Gambar 7. Diagram alir Proses Perencanaan Distribusi
BAB 2
PEMBAHASAN
Rencana Pembangunan Jaringan untuk Melayani PT. Pasangkayu
Pembuatan Time Schedule Pelaksanaan Project

Nama Pelaksana : PT. MAJU MUNDUR


No. SPJ : 123456
Nama Project : Pembangunan Jaringan untuk melayani PT.
Pasangkayu
Lokasi Project : Desa Gung Sari Kelurahan Marta Jaya
Kabupaten Pasangkayu
Masa Berlaku SPJ : 01 Februari 2021 s.d 30 Agustus 2021

No. Uraian Pekerjaan Status Keterangan


Plan Actual
I PRA - PROJECT
1 Perizinan ke PTSP 5 Feb s.d 19
Feb
2 Perizinan ke Private 20 Feb s.d 26
Area Feb
3 Perizinan ke Lingkungan 27 Feb s.d 3
Sekitar (Termasuk RT & Mar
RW)
4 Reservasi Material 3 Mar s.d 7
Mar
5 Survey dengan Direksi 2 Apr s.d 9
Pekerjaan Apr
II PROJECT
1 Penggelaran JTM dan 9 Mar s.d 9
SKTM Mei
2 Perapihan 9 Mei s.d 19
Mei
3 Penyambungan JTM 20 Mei s.d 25
dan SKTM Mei
III PENGETESAN & ENERGIZER
1 Pengetesan JTM dan 25 Mei s.d 27
Kabel SKTM Mei
2 Jadwal Pengoperasian 09 Juni
Gardu
IV PROSES TAGIHAN
1 LPP Ke 1 s,d Selesai 11 Jun s.d 22
Jun
2 BAPP 25 Jun s.d 26
Jun
3 BASTP 27 Jun s.d 29
Jun
4 Invoice, Faktur Pajak 27 Jun s.d 29
Jun
BAB 3
POKOK PERMASALAHAN

1. Persoalan Izin pemancangan tiang pada lahan warga


2. Letak topografi lokasi dengan medan yang sulit di lewati
3. Stock material tidak memadai

BAB 4
SOLUSI PERMASALAHAN

1. Untuk izin pemancangan tiang pada lahan warga sebelumnya harus


dilakukan sosialisasi dan jika perlu melibatkan aparat desa setempat
agar diperoleh kesepakatan yang dapat mendukung percepatan
realisasi pekerjaan.
2. Melkukan kordinasi dengan warga dan PT Pasangkayu untuk dapat
membantu mobilisasi material ke lokasi pekerjaan.
3. Melakukan monitoring material dan memastikan material yang akan
digunakan tersedia di gudang, material yang belum tersedia sesuai
yang dibutuhkan harus segera berkoordinasi setelah mendapatkan
pekerjaan tersebut dengan PLN UP3 Mamuju, sehingga penyediaan
material dapat segera teratasi.

BAB 5
PENUTUPAN, SARAN, REKOMENDASI

Dalam membuat perencanaan sebaiknya melibatkan semua pihak terkait


mulai dari pekerja, unit pelayanan, bagian logistik, bagian teknik dan
pejabat pengadaan.
Saran pemakalah adalah, kordinasi antar bagian perlu dioptimalkan agar
dapat mendukung realisasi program yang ada.

Anda mungkin juga menyukai