BAB IV
MANAJEMEN RESIKO DAN SISTEM MANAJEMEN K3LM
( KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA, LINGKUNGAN DAN MUTU )
A. MANAJEMEN RESIKO
1. Uraian Umum
Pelaksanaan pekerjaan pada paket Ini memiliki banyak serta resiko khususnya terhadap
aspek lingkungan, yang spesial apabila dibedakan dengan proyek dengan pekerjaan berbeda.
Resiko-resiko yang menyangkut secara langsung dengan pelaksanaan pekerjaan ini adalah:
Area pekerjaan yang tercakup luas,
Membutuhkan mobilisasi tenaga kerja yang cukup besar,
Membutuhkan alat berat konstruksi sebagai pendukung pelaksaaan,
Amat terpengaruh dengan kondisi cuaca untuk pekerjaan tanah dan pekerjaan struktur.
Perhatian untuk lingkungan adalah penting.
Hal yang menjadi perhatian dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah kompleksitas pekerjaan.
Resiko menyangkut sifat dari proyek ini beserta kurangnya kontrol dari proyek akan menggiring
pada kegagalan konstruksi dan bangunan yang secara langsung akan menyangkut tidak hanya
pekerja, pihak kontraktor, pihak konsultan, pihak pemberi tugas, namun juga menyangkut dengan
pihak ketiga sebagai pengguna jasa.
Sistem manajemen resiko harus diimplementasikan secara pasti dengan keseluruhan tahapan
pelaksanaan proyek dan terintegrasi dengan tujuan dari pelaksanaan proyek ini baik secara khusus
dan umum. Bentuk integrasi yang harus dilakukan adalah:
Control progress.
Quality Control / Quality Assurance Management.
Health and Safety Control Management.
Cost Control Management.
Environment Protection Management.
2. Ketentuan Pelaksanaan Manajemen Risiko
Proses Awal Manajemen Risiko
a. Membangun Lingkungan Intern
b. Menyusun Konteks
Proses Inti Manajemen Risiko
Mengidentifikasi Risiko
Identifikasi Risiko
Pemenuhan
Kajian Manajemen
Undang-Undang
Rencana K3,
Lingkungan &Mutu
Improvement
1. Mapping Process
PROSES PRODUKSI
PROSES
PRODUKSI
FEED BACK
SERAH TERIMA
KEDUA
PEKERJAAN
PENGAJUAN PERBAIKAN CACAT
MEMINTA CONTOH Ya
PEKERJAAN
PENAWARAN DARI MATERIAL KE
PEMASOK PENGGUNA JASA
INSPEKSI
& TEST IMPROVEMENT
EVALUASI DAN Tidak
NEGOSIASI HARGA
MENCATAT DI
DRW
ANALISA
PROSES PENGANGGARAN
SELEKSI &
PENILAIAN PENGIRIMAN RAPAT
Tidak PEMASOK MATERIAL SERAH TERIMA MOVING OUT
PERTAMA PEKERJAAN
STOP MEREVISI
MEMBERIKAN DRW / DMW
Tidak
MEMBENTUK TIM INSPEKSI Ya REFERENSI SECARA
SELEKSI & PENILAIAN & TEST MANDOR / BERKALA
PEMASOK SUPPLIER / SETIAP TAHUN
SUBKONTRAKTOR
PERENCANAAN Ya
PENGESAHAN
PRODUKSI EVALUASI
CATATAN RENCANA INSPEKSI & KINERJA
PERSYARAT PELAKSANAAN TEST ATAU PEMASOK
AN DAN PROYEK RECRUITMENT VALIDASI Tidak
MASUKAN TENAGA KERJA
PELANGGAN PERBAIKAN PELATIHAN
RAPAT CACAT MANDOR /
MEMBERIKAN
MOVING IN PEKERJAAN SUPLIER/
PELATIHAN &
MONITORING & SUBKONTRAKTOR
RENCANA BIMBINGAN
PELAKSANA PENGENDALIAN
AGENDA
AN PROYEK PRODUK EVALUASI
RAPAT
IJIN PEKERJAAN KINERJA
: K3LM & MOVING IN
KEUANGAN MANDOR
PENGADAAN
SARANA PELAKSANAAN
SERAH TERIMA PEMANTAUAN & PEKERJAAN
LAHAN PENGUKURAN (PROSES PRODUKSI)
MATERIAL MILIK
PELANGGAN
3. Aspek Lingkungan,
o Emisi ke udara
o Pembuangan ke air
o Pembuangan ke tanah
o Pemakaian bahan mentah dan sumber daya alam
o Pemakaian energi
o Energi yang dipancarkan, misal : panas, radiasi dan getaran
o Limbah dan hasil produk
o Atribut fisik, misal : ukuran, bentuk, warna, penampilan
4. Menilai Tingkat Risiko,
Menggolongkan dampak dari semua kegiatan penting atau tidakpenting
didasarkanpada,
o Berdampak pada lingkungan masyarakat
o Dampak pemenuhan undang-undang
o Dampak terhadap udara
o Dampak terhadap tanah
o Dampak terhadap air
o Dampak terhadap sumber alam
Perhatian terhadap aspek yang terkait dengan aktivitas, produk dan jasa
o Rancangan dan pengembangan
o Proses manufaktur
o Pengepakan dan transportasi
o Kinerja pemasok
o Manajemen limbah
o Ekstraksi dan distribusi bahan mentah dan sumber daya alam
o Distribusi, penggunaan dan masa kadaluarsa produk
o Margasatwa dan keanekaragaman hayati
5. Kesesuaian Undang-Undang
o Buku Undang-undang & Peraturan.
o Petugas
o Daftar Undang-undang & Peraturan yang relevan dan pasal-pasal yang relevan dan meng
up date jika ada perubahan
Kantor Wilayah, Kantor Divisi, Kantor Cabang maupun Proyek akan dicatat oleh Personal
In Charge (PIC) pada buku Register Komunikasi.
PIC akan mengevaluasi apakah permintaan informasi atau keluhan mengenai K3LM yang
diterima perlu ditindaklanjuti atau tidak. Jika harus ditindaklanjuti karena terkait dengan
masalah K3LM maka Wakil Manajemen (Management Representative) akan berkoordinasi
dengan pihak terkait di perusahaan untuk melakukan penyelidikan akar permasalahan dari
keluhan yang diterima.
Bagian terkait akan melakukan tindakan perbaikan sesuai dengan akar masalah dan
melaporkan ke Kadiv/Kawil tembusan kepada Sekper jika perbaikan sudah dilaksanakan
dan efektif.
PIC akan memberikan tanggapan ke pihak berkepentingan terkait dengan permintaan
informasi atau keluhan secara tertulis. Lakukan lagi koordinasi dengan bagian terkait di
perusahaan jika tanggapan keluhan belum disepakati dengan pihak yang berkepentingan.
Tahapan penanganan keluhan harus dicatat pada Buku Register Komunikasi.
v. Tanggap Darurat
1. Tim Tanggap Darurat
Tim Pencari
Tim APAR Tim Hydran Tim Evakuasi Tim Penyelamat Tim P3K
Dokumen
Peralatan tanggap darurat hanya dipergunakan pada saat terjadinya keadaan darurat dan
dilarang untuk dipindahkan secara permanen atau sementara. Terkecuali pemindahan yang
bersifat permanen atau sementara memang harus dilakukan, maka harus diketahui dan
diijinkan oleh Petugas K3LM di lokasi Kerja.
Peralatan tanggap darurat yang ada di Waskita terdiri dari :
o Tabung Pemadam Api Ringan (APAR)
o Hydrant
o Pompa Air
o Air Pemadam Kebakaran
o Selang Karet dengan ukuran minimal diameter 3 inch dan panjang 20 meter
o Nozzle / Sprinkler
o Pasir dan Serbuk Kayu
o Kain Majun atau absorber
Masing-masing peralatan tanggap darurat harus disediakan di setiap lokasi kerja dan
jumlahnya disesuaikan dengan potensi bahaya/aspek yang ada.
Peralatan tanggap darurat dapat juga ditempatkan di unit mesin (crane, prime mover, truck
dll) jika memungkinkan.
Peralatan tanggap darurat tumpahan disiapkan pada tempat yang aman dan terlindung dari
hujan. Jika pada bagian luar kotak harus ditulis KOTAK PERALATAN TANGGAP
DARURAT TUMPAHAN.
Peralatan tanggap darurat harus diperiksa secara berkala oleh staf K3LM di lapangan
dengan menggunakan daftar periksa (check-list) yang sudah disediakan. Hasil pemeriksaan
harus diketahui oleh Pelaksana Lapangan.
Pemakaian peralatan tanggap darurat harus dilaporkan kepada Petugas K3LM
6. Tahap Pemulihan
Apabila Keadaan Darurat sudah teratasi maka Unit K3&LM akan menentukan apakah
lokasi kejadian sudah aman untuk dimasuki kembali dengan mempertimbangkan hasil
pemeriksaan pihak yang berwajib dengan memberikan pengumuman
Membentuk tim untuk mendata semua kerugian/ korban yang ada.
Mengambil langkah-langkah untuk mengaktifkan kembali kegiatan perusahaan dengan
menetapkan dan menempati tempat kerja sementara untuk pusat kendali usaha setelah
terjadi Keadaan Darurat, jika bangunan kantor sudah tidak bisa dimanfaatkan lagi untuk
tempat kerja.
Memasang label status kalibrasi pada semua peralatan yang telah dikalibrasi.
Kalibrasi juga harus ditentukan untuk peralatan ukur dan tes milik subkontraktor maupun
mandor.
Menyediakan tempat penyimpanan peralatan ukur dan tes di masing masing bagian di
kantor unit kerja/unit bisnis atau di Proyek yang memiliki peralatan tersebut, yang dapat
menjamin ketepatan dan kelaikan peralatan tersebut.
Menyimpan dan merawat peralatan ukur dan tes, agar selalu siap untuk dipergunakan.
Melakukan perbaikan atau penggantian suku cadang, jika peralatan ukur dan tes tersebut
mengalami kerusakan.
Bilamana peralatan ukur dan tes tidak memungkinkan
o dilakukan kalibrasi, maka peralatan tersebut dapat
o dilakukan uji verifikasi dengan peralatan sejenis yang telah dikalibrasi.
Pelaksanaan uji verifikasi dilakukan oleh pihak ketiga yang independen.
Melakukan Kalibrasi ulang terhadap alat ukur dan tes apabila:
o Waktu pemakaian alat telah mencapai 2 (dua) tahun sejak Kalibrasi.
o Alat rusak (jatuh) sehingga terjadi perbaikan atau pergantian suku cadang.
Pada saat alat diverifikasi ditemukan besaran penyimpangan yang tidak bisa ditoleransi lagi
3. Proses Pemantauan dan Pengukuran
Proses pemantauan & pengukuran K3LM dapat dilakukan dengan mengadakan kegiatan
inspeksi dan tes. Pelaksanaan inspeksi dan tes dapat dilakukan oleh personil Waskita atau
pihak eksternal yang berkualifikasi. Personil Pelaksana Inspeksi dan Tes dari Waskita dipilih
berdasarkan kualifikasinya pada saat penyusunan Organisasi proyek.
Pemantauan / Inspeksi dapat dilakukan berupa :
o Inspeksi pada Inspection Point,
o Tes pada Test Point,
o Menyaksikan proses pelaksanaan pada Witness Point,
o Verifikasi oleh Pemberi Kerja pada Hold Point,
o Pemeriksaan dokumen pada Document Verification Point untuk memastikan bahwa
sampai tahap itu pekerjaan telah dilaksanakan sesuai dengan Rencana K3LM,
sebelum memberikan izinnya untuk melanjutkan pekerjaan.
Kinerja K3LM harus dilaporkan secara periodik yaitu :
o Dari proyek ke kantor unit bisnis setiap bulan
o Dari Unit Gedung kantor pusat ke P2K3&LM pusat setiap bulan
o Dari unit bisnis ke P2K3&LM Pusat setiap 3 (tiga) bulan (hanya Incidence Rate,
Evaluasi Penerapan Legislasi K3LM, Evaluasi hasil ukur K3 & Lingkungan,
Ketidaksesuai-an/NCR)
Hasil evaluasi kinerja K3LM akan ditindak lanjuti sebagai tindakan perbaikan, pencegahan
dan perbaikan berkelanjutan.
Melaksanakan Inspeksi dan Tes selama proses pelaksanaan pekerjaan termasuk item pekerjaan
yang dilaksanakan oleh sub kontraktor
Melaksanakan Inspeksi dan Tes di lokasi Pemasok apabila witness point and hold point terjadi
di lokasi pemasok atau bila ditetapkan dalam Rencana K3LM
4. Analisa Data
ProsesPerolehan Data
o Menetapkanarea kerja untuk melakukan analisa data meliputi (tetapi tidak terbatas
pada) hal-hal sbb :
Pelanggan, Pemasok, Produk, Proses, Sumber daya, Hasil audit internal &
eksternal, Hasil kajian manajemen, Pesaing.
Hasil pemantauan & Pengukuran lainnya.
o Menetapkan Tim atau Personil In Charge sebagai penanggung jawab pengolah data
dan informasi.
o Menetapkan proses perolehan data & informasi dari berbagai sumber yang relevan
sebagai berikut :
Melakukan survey untuk menseleksi sumber data dan informasi yang relevan
dengan permasalahan yang ada, agar proses perolehan data lebih efektif.
Mengumpulkan data & informasi dari berbagai sumber:
Pengguna jasa / konsultan, yang terkait dengan keluhan dan kepuasan
pengguna jasa.
Pegawai yang terkait dengan keluhan & kepuasan pegawai.
Pemasok/mitra Kerja/mandor yang terkait dengan kinerja produk.
Instansi pemerintah, perusahaan yang sejenis, BUMN/BUMD yang terkait
dengan kinerja organisasi / korporat
Sumber lainnya yang relevan.
o Data diperolehmelalui (tapi tidak terbatas) melalui:
Media elektronik, Media cetak, E-mail / web site, Laporan.
Lokakarya, seminar, studi perbandingan, Surat, Pameran
- Laporan hasil investigasi insiden fatal dikoordinasikan dengan ahli investigasi Pusat untuk
diverifikasi dan bila dianggap perlu ahli investigasi Pusat dapat diikutsertakan dalam tim
investigator.
- Laporan secara tertulis bisa dilakukan oleh karyawan (pekerja) yang mengetahui kejadian
tersebut atau dibantu oleh Petugas K3LM atau Atasan langsung.
- Pelaporan tertulis selanjutnya secara langsung atau melalui fax atau surat elektronik
dikirim kepada Unit K3LM proyek, P2K3LM Wilayah/Divisi, Management
Representative.
- Kecelakaan yang menimbulkan cidera atau luka dengan tingkat sedang sampai dengan
tinggi dan fatal, wajib dilaporkan ke PT. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) dan
Dinas Tenaga Kerja (DISNAKER) setempat paling lambat 2 X 24 jam dengan
menggunakan formulir bentuk 3 KK2 lampiran 1 Peraturan Menteri no. 03/MEN/1998
- Pelaporan awal ke JAMSOSTEK dapat dilakukan melalui telepon.
- Untuk kecelakaan yang berdampak pada kerusakan lingkungan dilaporkan kepada unsur
pemerintahan setempat yakni kepada Kepala Desa, Kecamatan dan Kepolisian.
2. Penanganan kecelakaan/insiden, hampir celaka dan ketidaksesuaian
- Penanganan awal yang bersifat perbaikan atas setiap temuan insiden, hampir celaka dan
ketidaksesuaian wajib dilakukan oleh setiap karyawan yang mengetahui kejadian tersebut.
- Atasan langsung wajib menentukan tindakan awal dan/atau lanjutan yang harus dilakukan
begitu mendapat laporan awal tentang terjadinya suatu kecelakaan, hampir celaka atau
ketidaksesuaian.
- Untuk penanganan korban akibat kecelakaan kerja dilakukan sesuai dengan bagan alir
yang telah ditetapkan.
3. Investigasi
- Investigasi yang dilakukan harus mencakup hal hal sebagai berikut :
Pengumpulan data, melalui pemeriksaan tempat kejadian dan menggali informasi
melalui korban (jika memungkinkan) dan saksi.
Review hasil penilaian resiko sebelumnya atas aktivitas, produk atau jasa terkait
yang telah dilakukan sebelumnya.
Analisa data yang dapat mendeteksi penyebab langsung (tindakan atau kondisi
tidak aman), penyebab dasar (faktor personel atau pekerjaan) dan pengendalian
manajemen.
Rekomendasi tindakan perbaikan yang bersifat pencegahan.
Kepala Wilayah/ kepala Divisi : untuk masalah yang terkait dengan manajemen
Wilayah/Divisi
Karo P2 : untuk masalah yang berhubungan dengan manajemen perusahaan.
Melakukan klarifikasi dan penyelidikan untuk menentukan sebab dan
merencanakan langkah-langkah perbaikan yang akan dilakukan. Klarifikasi harus
dilakukan selambat-lambatnya 2 (dua) hari setelah Keluhan diterima.
Melakukan tindakan perbaikan atas keluhan yang diterima.
Bersama pengguna jasa melakukan pemeriksaan atas tindakan perbaikan yang
dilakukan .
Melakukan klarifikasi dan penyelidikan kembali jika perbaikan belum memuaskan
Pengguna Jasa.
Membuat laporan atas penanganan terhadap keluhan Pengguna Jasa yang sudah
selesai dan mengirimkannya kepada Kepala Biro P2, untuk dicatat dalam buku
Register Permintaan Tindakan Perbaikan dan Pencegahan.
Melakukan monitoring terhadap hasil penanganan Keluhan Pengguna Jasa dan
membuat analisa terhadap efektivitas penanganan Keluhan Pengguna Jasa.
Hasil analisa digunakan sebagai masukan dalam Rapat Tinjauan Manajemen dan
peningkatan berkesinambungan terhadap pencapaian sasaran dan target K3LM.
6. Tindakan Perbaikan
- Semua temuan baik berupa insiden, ketidaksesuaian dan pencemaran lingkungan, yang
berpotensi penyimpangan PW-K3LM, maka akan dilakukan tindakan perbaikan dan
pencegahan.
- Permintaan untuk melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan bisa berasal dari :
Temuan audit internal & eksternal
Hasil pengukuran dan pemantauan (hasil inspeksi K3LM, Kalibrasi)
Hasil komunikasi, partisipasi & konsultasi K3LM
Hasil investigasi insiden, ketidaksesuaian dan pencemaran lingkungan.
- Permintaan untuk melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan dilakukan dengan
mengisi form PW-K3LM-07-03.
- Mengidentifikasi dan mencatat semua insiden, ketidaksesuaian dan pencemaran
lingkungan yang terjadi, yaitu :
Menganalisa data untuk menentukan potensi penyebab kecelakaan kerja, insiden
dan ketidak-sesuaian yang berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja.