Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Persaingan bisnis jasa pelayanan masyarakat saat ini sangatlah ketat. Demi
kepuasan pelanggan, setiap perusahaan dituntut untuk memberikan pelayanan yang
maksimal kepada konsumennya. Pelayanan kepada konsumen saat ini tidak mengenal
jam kerja, perusahaan menginginkan konsumen dapat dilayani 24 jam sehari. Dan
untuk kemudahan pelanggan, konsumen tidak perlu datang ke perusahaan pemberi jasa
tetapi cukup melalui telepon saja. Hal ini tentu saja sangat memudahkan konsumen,
untuk itu kehadiran call center diperusahaan pemberi jasa saat ini merupakan lahan
pekerjaan yang sangat berkembang dengan pesat dan hampir merupakan suatu
keharusan. Call center sering digunakan pelanggan atau customer untuk menyampaikan
keluhan atau tanggapan terhadap sebuah layanan. Sebuah call center harus memberikan
kemudahan dan kenyamanan pelanggan dalam memperoleh informasi atau konsultasi
setiap saat dan di mana pun berada.
Call center atau contact center adalah suatu pusat pelayanan jarak jauh yang
dilakukan melalui media komunikasi telepon, di mana pelanggan dapat berkomunikasi
secara real-time dengan petugas pelayanan. Biasanya pelayanan yang dibutuhkan dalam
komunikasi tersebut adalah memberikan informasi atau penjelasan suatu produk atau
mengajukan komplain atas masalah produk yang terjadi. Bahkan seiring dengan
perkembangannya pelayanan call center atau contact center dilakukan untuk
pemesanan barang atau pembelian barang. Tujuan utama dari pembuatan call center ini
adalah untuk memaksimalkan dan menjaga aset terbesar perusahaan yaitu pelanggan.
Semenjak operasi contact center sebagian besar meliputi orang-orang, muncul
permasalahan mengenai faktor dari kepribadian individu. Permasalahan orang-orang di
contact center adalah seputar tingkat stress yang tinggi dari tele-agents.
Perkembangan industri call center atau contact center yang cepat semakin
menambah jumlah agent contact center yang berpotensi mengalami stress kerja. Stress
timbul akibat beban kerja contact center yang bersifat intensif (terfokus pada satu
permasalahan dalam waktu yang singkat dan terusmenerus) dan tuntutan pencapaian
target produksi yang tidak realistis. Stress juga dikaitkan dengan posisi kerja yang
monoton (selalu berada di meja kerja), traffic peak yang tidak dapat diprediksi, siklus
kerja yang cepat, dan tingginya pemantauan di lingkungan kerja. Faktor risiko yang
memiliki kontribusi paling bermakna terhadap timbulnya stress pada agent contact
center adalah pelanggan yang penuntut, tekanan waktu, pemantauan berkala, dan
tekanan untuk menghadapi panggilan telepon secara terus menerus.
Potensial hazard utama yang ditemukan di jasa pelayanan call center diantaranya
adalah gangguan musculoskeletal, mata lelah atau asthenopia, gangguan pada telinga,
stress kerja, dan lain-lain. Gangguan musculoskeletal dan asthenopia umurnnya terjadi
akibat penggunaan telepon dan VDT (video display terminal), kondisi disain tempat
kerja yang kurang ergonomis, serta akibat kurangnya waktu istirahat saat bekerja.
Oleh karena itu makalah ini membahas mengenai faktor risiko ergonomi yang
dialami oleh pekerja kantoran khususnya dibagian call center pada PT. Telkom
Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah


Apakah faktor risiko ergonomi yang dialami oleh pekerja bagian call center ditempat
kerja ?

1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Ergonomi mengenai
faktor risiko ergonomi di tempat kerja pada industri perkantoran/office.

1.3.2. Tujuan Khusus


Untuk mengetahui faktor risiko ergonomi yang dialami oleh pekerja bagian call center
ditempat kerja.
1.4. Manfaat
1. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai faktor risiko
ergonomi ditempat kerja perkantoran.
2. Dapat memenuhi persyaratan nilai Ujian Akhir Semester mata kuliah Erognomi.
3. Dapat menambah kepustakaan di Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat khususnya
jurusan K3.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Proses Produksi, Alur Produksi dan Cara Kerja, Mesin dan Peralatan, Bahan dan
Material Produksi
2.1.1 Proses Produksi
Menerima call (panggilan) dari konsumen, kemudian agen call center menjawab
dengan salam pembuka : Selamat pagi / siang / sore / malam, Call Center . (nama
perusahaan) dengan (nama operator) Bisa Di bantu ? dan memberikan
pelayanan informasi (Info Produk Perusahaan, Layanan Permintaan dan Layanan
Pengaduan) melalui telepon dan komputer kepada seluruh pelanggan yang
menghubungi akses telepon Call Center di PT. Telkom Indonesia. Setelah itu
pelanggan/konsumen dapat menyelesaikan masalah yang dialaminya mengenai
produk yang berkaitan dengan PT. Telkom Indonesia.

2.1.2 Alur Produksi dan Cara Kerja


1. Bidang Pekerjaan
Jasa yang disediakan Telkom dibagi menjadi dua kelompok, jasa Telekomunikasi
dasar dan non jasa Telekomunikasi dasar. Pengelompokan inipun belum
dilaksanakan secara tegas, mengingat teknologi komunikasi dan informasi
berkembang dengan pesat. Bisnis utama Telkom saat ini adalah menyediakan
Public Switch Telephone Network (PSTN) dan menyelenggarakan jasa melalui
PSTN.

Jenis jasa telekomuniksi yang sudah beroperasi sampai sekarang ini adalah:
a. Telepon dalam negeri ( lokal dan SLJJ )
b. Jasa interkoneksi kepada penyelenggara telekomunikasi
c. Jasa telepon bergerak seluler ( Flexi )
d. Jasa Internet ( Telkomnet Instan dan Speedy )
e. Jasa lainnya ( Vallue Added Service )

Jasa telepon dalam negeri merupakan layanan jasa utama PT. Telkom yang
memberikan pendapatan terbesar, tetapi untuk sekarang ini jasa telepon luar
negeripun merupakan pendapat Telkom lainnya. Komposisi pendapat layanan
jasa utama ini meliputi : Pasang baru telepon, biaya abodemen (langganan)
bulanan dan biaya pemakaian telepon untuk panggilan lokal, interlokal / SLJJ
dan SLI. Dari catatan tahun-tahun yang lalu, ternyata kontribusi terbesar berasal
dari biaya pemakaian telepon. Pelayanan jasa telepon dalam negeri ini juga
termasuk penyediaan layanan telekomunikasi untuk umum seperti Wartel,
Telepon umum coin ( TUC ), telepon umum kartu ( TUK ), dan telepon umum
pelanggan ( TUP ).
Untuk telepon umum coin sampai saat ini masih dikelola oleh Telkom.
Sedangkan untuk pendirian telepon umum pelanggan terlebih dahulu Telkom
memberikan penawaran kepada masyarakat siapa yang mau mendirikan telepon
umum pelanggan tersebut. Dan dalam hal pemasangan telepon umum pelanggan
dini dituntut biaya pemasangannya, dengan sistem bagi hasil ( Sharing ),
sehingga kedua belah pihak mendapatkan keuntungan dan tidak ada yang
dirugikan.
Disamping mendapatkan pendapatan dari pelanggan untuk jasa telepon dalam
negeri, Telkom juga memperoleh pendapatan interkoneksi dari penyelenggaran
Telekomunikasi lainnya, seperti dari penyelenggaraan Telekomunikasi
internasional dan STBS (Sistem Telepon Bergerak Seluler).
Pendapatan interkoneksi antara lain diperoleh dari PT. INDOSAT dan
SATELINDO. Telkom terus melakukan pelayanan jasa stasiun bumi untuk
hubungan telekomunikasi melalui sistem satelit komunikasi.

2. CC (Call center)
Pada kegiatan yang dilakukan ini adalah menerima pengaduan gangguan dari
pelanggan baik yang datang ke Plasa maupun melalui telepon ke bagian
pengaduan. Data-data yang harus diperoleh dari pelanggan antaralain ; nama,
alamat, jenis gangguan. Kemudian data-data itu dimasukkan ke SISKA untuk
diproses.

3. SISKA ( Sistem Informasi Kastamer )


Sistem Informasi Kastamer (SISKA) suatu aplikasi yang berfungsi untuk
mengelola data-data yang ada mulai dari data jaringan, data pelanggan, data
service level guaranty for customer (Segmentasi layanan), dan data abonemen
pelanggan.
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan komunikasi yang mengakibatkan
bertambahnya para pelanggan telkom, maka dirasa perlu ada aplikasi baru
sebagai inovasi untuk mempermudah dan mempercepat pelayanan terhadap
pelanggan terutama pelanggan pada Cluster Corporate dan bisnis disamping tidak
mengabaikan pelayanan prima kepada pelanggan Residensial dan Sosial.
SISKA adalah sebuah aplikasi internal telkom yang mengelola data pelanggan
dengan sekuritas dan akurasi data yang tinggi, dengan demikian hal ini menjadi
masalah mengingat operasional harian kerja untuk penanganan gangguan dan
instalasi, administrasi pelanggan telah di serahkan ke pihak ke-3 (tiga) sebagai
langkah efektifitas dan efisiensi operasional keuangan perusahaan. Sementara
mereka yang berhak untuk mengakses data-data SISKA hanya dikhususkan untuk
Karyawan TELKOM, Manfaat SISKA antara lain sebagai berikut :
1) Meningkatkan mutu pelayanan data jaringan.
2) Pemrosesan alamat billing yang cepat dan akurat.
3) Pengumpulan tagihan yang cepat dan akurat.
4) Optimalisasi petugas jaringan.

4. PSB Wireline
Pelanggan yang ingin berlangganan telepon rumah dan data-data yang diperlukan
PT. Telkom untuk meng-input data, pelanggan harus mengisi dan memberikan
foto copy KTP, materai dan administrasi untuk biaya pasang telepon dirumah.

5. PSB speedy
Pelanggan yang ingin berlangganan speedy ( internet ) di rumah dan data-data
yang diperlukan PT. Telkom untuk meng-input data, pelanggan harus mengisi dan
memberikan foto copy KTP, dan administrasi untuk biaya pasang speedy dan
pemasangan speedy pelanggan sebaiknya memiliki telepon rumah. Tetapi
Pelanggan bisa memilih paket speedy yang telah disedikan oleh Telkom.

6. Bundling
Pelanggan yang ingin berlangganan telepon rumah dan speedy secara bersamaan
dan data-data yang diperlukan Telkom untuk meng-input data, pelanggan harus
mengisi formulir dan memberikan foto copy ktp, materai dan administrasi untuk
biaya pasang speedy dan telepon rumah.

7. Cabut APS (atas permintaan sendiri)


Cabut APS adalah pencabutan sambungan telepon atas permintaan pelanggan
karena sesuatu hal seperti: Rumah kosong, Pindah Rumah, Rumah dijual, Tarif
mahal, Tagihan terlalu besar, Faktor ekonomi atau ganti dengan Telkom Flexi.
Adapun syaratnya antara lain :
a. FotoCopy KTP pelanggan yang masih berlaku.
b. Bukti Pembayaran/Rekening telepon terakhir.
c. Mengisi dan menandatangani Formulir yang telah disediakan.

8. Pendaftaran Point Reword (TRRT)


Pada kegiatan ini yang dilakukan adalah membantu pendaftaran pelanggan yang
akan mendaftarkan nomor telepon rumahnaya untuk mengikuti Point Reword
(TRRT). Data-data yang harus diperoleh untuk pendaftaran Point Reword ; foto
copy KTP dan pembayaran Rekening telepon akhir. Setelah pencatatan untuk
pendaftaran, kita jelaskan kepada pelanggan bagaimana cara pengumpulan poin-
poin, agar setiap poin-poin bertambah dan memilih hadiah secara langsung atau
secara diundi. Setelah selesai pelanggan yang mengikuti program TRRT formulir
yang sudah di isi di input ke CCS untuk proses lebih lanjut.

9. Plasa
Membantu SAS bagian plasa, dalam memberikan nomor antrian, arahan, dll.
Mempromosikan Gebyar Berhadiah TELEPON RUMAH REJEKI TUMPAH
(TRRT) Mempromosikan produk-produk Telkom (HP CDMA FLEXI, PSB
SPEEDY, PSB WIRELINE.

10. Sales Retention OBC Speedy


Penawaran speedy kepada setiap pelanggan yang sudah memiliki telepon rumah
untuk menggunakan internet di rumah. Penawaran dilakukan melewati telepon.

11. Penginputan TRRT


Penginputan formulir yang sudah di isi di input ke dalam CCF, yang sudah di isi
dengan jelas oleh pelanggan yang mendaftarkan untuk mengikuti Program
Hadiah Telkom.

12. MDF ( Main Distribution Frame )


Berikut ini adalah sebagian fungsi dari MDF, antara lain :
1) Memantau pelaksanaan penyesuaian gangguan dan mencetak kesimpulan atas
hasil yang dicapai sebagai bahan pemeriksaan dan laporan.
2) Mengoperasikan dan memelihara perangkat meja ukur sebagai alat ukur untuk
menanggulangi gangguan.
3) Mengerjakan, merawat dan menyimpan kartu langganan untuk kepentingan
mutasi-mutasi, pengaduan, pengukuran, perbaikan perbaikan, dan
penyambungan telepon.
4) Mengadakan pengukuran saluran secara rutin.
5) Melaksanakan penyambungan dan pemutusan saluran MDF sesuai dengan
prosedur yang berlaku.

13. COC ( Control Operational Center )


COC data yang hampir sama dengan SISKA namun COC juga mengambil data
dari SISKA, yang berguna untuk mengontrol menejemen Se-Indonesia secara
online (dari internet).

2.1.3 Mesin dan Peralatan


Mesin dan peralatan yang digunakan Oleh Kryawan Call center diantaranya yaitu :
1. Komputer
2. Keyboard
3. Mouse
4. Meja kerja
5. Kursi
6. Telepon
7. Headset
8. Alat tulis (kertas dan pulpen)

2.1.4 Bahan dan Material Produksi


1. Suara pekerja saat call center memberikan jawaban atas pertanyaan/keluhan pada
customer
2. Informasi informasi mengenai produk perusahaan yang akan di tanyakan atau
complain dari pelanggan/customer.
3. Kecepatan/ketangkasan dalam memberikan informasi pada konsumen.

2.2 Permasalahan Ergonomi Yang Muncul


Permasalahan ergonomi yang muncul pada industri perkantoran biasanya berhubungan
dengan peralatan kerja yang digunakan tidak ergonomis, postur janggal, gerakan
mengulang/repetitiv ketika mengetik pada keyboard komputer dapat menyebabkan
carpal tunnel syndrome, duduk dengan postur janggal dan dalam jangka waktu yang
lama, hal ini dapat mengakibatkan nyeri otot, nyeri punggung bawah. Selain itu
menatap layar komputer dengan waktu yang lama dan pencahayaan yang kurang dapat
membuat mata lelah. Lingkungan kerja yang berpotensi menyebabkan stress yang
tinggi pada pekerja.

2.3 Jabatan Pekerjaan (Job Title)


Call center pada PT. Telkom Indonesia call center merupakan tempat dimana pelanggan
dapat memperoleh akses pada produk dan layanan, menyampaikan keluhan atau
menanyakan informasi seputar tagihan, program promosi dan fitur layanan melalui
contact center di PT. Telkom Indonesia dengan memutar nomor 147 dari telepon
fixed maupun seluler.

2.4 Gambaran dan Uraian Jenis-Jenis Tugas (Tasks)


Pada bagian call center di PT. Telkom Indonesia ditempat kerjanya dilengkapi dengan
sebuah work station berupa satu atau dua computer bagi setiap pekerja call center,
sebuah telepon set/headset yang terhubungan ke jaringan telekomunikasi, dan sebuah
atau lebih stasiun pengawas. Pegawai di bagian call center juga dapat secara bebas
mengoperasikan atau menghubungkan dengan center tambahan, umumya sering
dihubungkan dengan jaringan komputer korporat, termasuk mainframe-nya,
microcomputer, dan LAN. Ditambah lagi, jaringan data dan voice yang kemudian
dipusatkan melalui sebuah link dengan teknologi baru yang disebut Computer
Telephony Integration (CTI). Jenis tugas tugas yang dilakukan oleh pekerja di bagian
call center diantaranya yaitu sebagai berikut :
1. Mengumpulkan informasi konsumen dengan menjawab telepon masuk,
mewawancarai konsumen, dan memverifikasi informasi.
2. Pekerja call center biasanya diharuskan duduk dengan waktu yang cukup lama, dan
melakukan beberapa pekerjaan pada komputer dan telepon pada meja kerjanya.
3. Pekerja di bagian call center diharuskan untuk berbicara karena menjawab
pertanyaan/keluhan pelanggan yang jumlah perhari, terkadang dengan volume suara
yang cukup keras/tinggi.
4. Pekerja call center harus terlatih dan terampil dalam memberikan layanan dan
informasi pada pelanggan
5. Pekerja call center pada saat bekerja menangani satu atau beberapa komputer dalam
meja kerjanya.
6. Mencatat dan menyimpan dokumen-dokumen terkait catatan percakapan dengan
pelanggan.

2.5 Hazard dan Risk


Hazard Risk
Pencahayaan Kurang Pada Ruang Kerja
1. Kelelahan mata sehingga berkurang
Dan Menatap Layar Komputer Terlalu
daya dan efisiensi kerja
Lama

2. Kelelahan mental

3. Keluhan pegal di daerah mata dan


sakit kepala sekitar mata

4. Kerusakan penglihatan
Terlalu Lama Bekerja Di Depan Komputer
1. Omputer Vision Syndrome (Cvs)

Gangguan Pada Bagian Mata Dan


Kepala

- Mulai Dari Nyeri Atau Sakit


Kepala,
- Mata Kering Dan Iritasi,

- Mata Lelah,

- Hingga Gangguan Yang Lebih


Serius Dan Lebih Permanen
Seperti Kemampuan Fokus Mata
Menjadi Lemah,

- Penglihatan Kabur (Astigmatisma,


Miopi, Presbiopi),

- Pandangan Ganda,

- Hingga Disorientasi Warna.


Penggunaan Headset Secara Terus-
1. Dampak auditorial (Auditory effects),
Menerus
Dampak ini berhubungan langsung
dengan fungsi (perangkat keras)
pendengaran, seperti hilangnya/
berkurangnya fungsi pendengaran,
suara dering/ berfrekuensi tinggi
dalam telinga.

2. Dampak nonauditorial (Nonauditory


effects), Dampak ini bersifat
psikologis, seperti gangguan cara
berkomunikasi, kebingungan, stres,
dan berkurangnya kepekaan terhadap
masalah keamanan kerja.

3. Syok akustik, masalah telinga atau


gangguan dengar yang bersifat
sementara ataupun permanen, yang
mengenai telinga atau pun syaraf
pendengaran, biasanya diakibatkan
oleh penggunaan ear phone, atau
karena suara di telepon yang
mengalami fluktuasi frekuensi tiba-
tiba.

Manual Handling Seperti Pengangkatan 1. Over Exertion Lifting and


Dokumen Dokumen Yang Berhubungan Carrying yaitu kerusakan jaringan,
Dengan Pekerjaannya. tubuh yang diakibatkan oleh beban
Desain Area Kerja Yang Tidak Ergonomis
angkut yang berlebihan.
2. HNP (Hernia Nucleus Pulposus) yaitu
robeknya bagian dalam dari lempeng
menonjol keluar serta mungkin
menekan saraf-saraf disekitarnya
akibat beban angkut berlebih dan
pembebanan tiba-tiba.
3. Back Injury yaitu timbulnya nyeri pada
punggung, biasanya sikap kerja atau
mengangkat yang tidak benar
dipengaruhi oleh arah beban yang
diangkat.
4. Muscolosceletal disorder
Duduk Dengan Kursi yang Tidak Menyebabkan sakit punggung hal itu
Ergonomis Dan Duduk Dengan Postur dikarenakan tulang belakang mengalami
Janggal Dengan Waktu Yang Lama degenerasi diskus intervertebratalis dan
gangguan lainnya.
Mengetik Pada Keyboard yang Tidak Menyebabkan tangan dan pergelangan
Didesign Secara Ergonomis, Mengetik tangan nyeri dan cedera, umumnya
Dengan Waktu yang Lama dan Dengan tendon dan gangguan saraf seperti
Postur Yang Salah sindrom carpal tunnel
Gerakan yang Berulang-Ulang Pada Satu 1. Repetitive Strain Injury (RSI) terjadi
Bagian Tubuh Tertentu dan Posisi Duduk karena gerakan fisik yang berulang-
Yang Terlalu Lama Atau Menetap. ulang menyebabkan kerusakan pada
tendon, saraf, otot dan jaringan
lainnya.
2. Peningkatan penggunaan komputer
dengan kecepatan yang tinggi dalam
mengetik menyebabkan cedera pada
tangan, lengan, dan bahu.
3. Yang termasuk risk dalam RSI antara
lain sakit leher, nyeri punggung,
Carpal Tunnel Syndrome,
DeQuervains Tenosynovitis, Thorscic
Outlet Syndrome, Shoulder
Impingement Syndrome, dan tennis
Elbow.
Berbicara Dalam Waktu Yang Sangat Menyebabkan ketegangan pada
Lama mekanisme vokal dan otot sekitarnya
Stress Kerja 1. Efek psikologis (misalnya mudah
marah, konsentrasi yang buruk,
kecemasan, depresi, apatis,
Mempengaruhi kondisi kejiwaan)
2. Sakit kepala
3. Gangguan muskuloskeletal
4. Gangguan kardiovaskular (misalnya
tekanan darah tinggi)
5. Gangguan pencernaan (yaitu mual,
sembelit, tukak lambung)
6. Amenorea (yaitu berhentinya
menstruasi)
7. Menurunnya fungsi kekebalan tubuh
(mis meningkat Kerentanan terhadap
infeksi)
8. Gangguan tidur
9. Efek kelelahan kronis
10. Efek perilaku (misalnya merokok,
penyalahgunaan narkoba, rawan
melakukan tindakan kejahatan).

2.6 Kondisi Aktual Dari Sisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di Tempat Kerja
Tersebut
USAS (Unit Security and Safety ) yaitu suatu unit yang bertanggung jawab
atas atas pengelolaan sistem keselamatan dan pengamanan manusia, perangkat
telekomunikasi serta kesulurahan sumber daya (asset) perusahaan di lingkungan kerja
area dimana terdapat perangkat telekomunikasi di wilayah regional Jakarta Barat.
Dalam rangka mencapai -isi perusahaan menjadi Kelas Dunia,dan melaksanakan misi
perusahaan, PT. Telkom akan memberikan perhatian terhadap aspek Keselamatan dan
Kesehatan Kerja serta lingkungan dengan menerapkan Sistem Manajamen K3L
tersebut, perusahaan akan mengacu pada standard sistem manajemen K3L baik oleh
Pemerintah yang berkewenangan maupun standard Internasional yang berlaku dan
disesuaikan dengan situasi dan kondisi Perusahaan.
PT. Telkom telah menetapkan dan menerapkan dan memelihara prosedur
untuk pelaporan dan penanganan bahaya masalah K3L. Pelaporan bahaya dilakukan
oleh setiap personil yang menemukannya dan perusahaan harus memastikan setiap
bahaya yang dilaporkan ditindaklanjuti sesuai dengan tingkat urgensinya. Dengan
tujuan untuk memastikan setiap kecelakaan/ kejadian nyaris celaka dan penyakit akibat
kerja dilaporkan dan diselidiki serta dilakukan pengendalian sehingga dapat dicegah
terjadinya kembali kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta pencemaran lingkungan.
Sebagai tolok ukur penanganan dan penyelidikan kecelakaan/kejadian nyaris celaka dan
penyakit akibat kerja serta insiden lingkungan yang efektif serta implementasi tindakan
perbaikan dan pencegahan di lokasi kerja agar tidak terulangnya kasus kecelakaan dan
penyakit akibat kerja serta insiden lingkungan yang sama.
Prosedur yang di buat untuk memastikan kecelakaan/kejadian nyaris celaka
dan penyakit akibat kerja, perusahaan melakukan pemeriksaan dan pengkajian setiap
terjadi insiden, dilaporkan dan diselidiki oleh petugas P2K3 sehingga dapat dicegah
terjadinya kembali kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta pencemaran lingkungan
dengan cara sebagai berikut :
1. Melakukan wajib lapor kepada atasan atau wakil P2K3 di unitnya apabila
menyaksikan kecelakaan/ kejadian nyaris celaka di tempat kerja sehingga dapat
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut
2. Dilakukannya pengkajian kecelakaan kerja/kejadian nyaris celaka/insiden
lingkungan oleh sekertaris P2K3 bersama personil SAS dengan mencari fakta-
fakta dari kondisi di tempat kejadian kecelakaan
3. Tindak lanjut dan pemantauan dilakukan berdasarkan rekomendasi yang ada
dalam laporan, pemeriksaan dan pengkajian, sekertaris P2K3 melakukan
pemantauan untuk memastikan tindakan perbaikan dan pencegahan selesai dan
efektif
4. Pelaporan, pemerikasaan dan pengkajian penyakit akibat kerja dapat dilakukan
dengan hasil laporan pemeriksaan kesehatan karyawan lalu dilakukan
pemeriksaan dan pengkajian terjadinya penyakit akibat kerja bekerja sama dengan
dokter perusahaan atau dengan pihak ketiga yang ditunjuk.
Pengurus atau kertua P2K3 bertanggungjawab untuk menyediakan sumber
daya yang diperlukan guna pelaksanaan tindakan perbaikan dan pencegahan
kecelakaan/kejadian nyaris celaka dan penyakit akibat kerja.

Tabel 2.2
Material Pendukung
2.7 Pengendalian Yang Sudah Dilakukan
PT. Telkom telah melakukan beberapa pengendalian terhadap resiko ergonomi oleh
Karyawannya yaitu :

Dengan melakukan pencegahan dan pengendalian akibat pencahayaan yang kurang


memadai dilakukan melalui berbagai cara, antara lain:
1. Perbaikan kontras: dengan memilih latar penglihatan yang tepat.
2. Meninggikan penerangan: menambah jumlah dan meletakkan penerangan pada
daerah kerja sesuai dengan peruntukannya.
3. Pemindahan tenaga kerja: pekerja muda pada shift malam.

Penggunaan Headset Pada karyawan call center secara terus-menerus ;


1. Pemisahan waktu (time separation)
Mengurangi lamanya waktu yang harus dialami oleh seorang pekerja untuk
berhadapan dengan kebisingan.
2. Rotasi pekerjaan dan pengaturan jam kerja termasuk dua cara yang biasa
digunakan.
3. mengurangi volume suara dan mengurangi waktu untuk mendengarkan dengan
penggunaan Headset.
4. Menambah peradam atau busa agar suara tidak terkena langsung oleh sistem
sensitive jaringan pendengaran

PT. Telkom telah memodifikasi tempat bekerja, agar beban angkat dan angkut
dikurangi, yaitu :
1. Pemindahan beban yang berat dari mesin ke mesin yang telah dirancang dengan
menggunakan roller (ban berjalan).
2. Penggunaan meja yang dapat digerakkan naik turun untuk menjaga agar bagian
permukaan meja kerja dapat langsung dipakai untuk memasukkan tumpukan
lembaran kertas atau benda kerja lainnya ke dalam mesin.
3. Menempatkan benda kerja yang besar pada permukaan yang lebih tinggi dan
turunkan dengan bantuan gaya gravitasi.
4. Memberikan peralatan yang dapat mengangkat (pada ujung belakang truk untuk
memudahkan pengangkatan material).
5. Terdapat alat bantu angkat (misalnya: crane).
6. Mendesain kotak (tempat benda kerja) dengan disertai handel yang ergonomis
sehingga mudah pada waktu mengangkat.
7. peletakan fasilitas yang teratur sehingga semakin memudahkan metodologi angkat
benda pada ketinggian permukaan pinggang.
8. Perilah tanda atau angka pada beban sesuai dengan beratnya.
9. Tersedianya trolley
10. Terbebasnya area kerja dari gerakan dan peletakan material yang mengganggu
jalur (acces) dari operator.
11. Lantai kerja yang terhindar dari sesuatu yang dapat membuat licin sehingga akan
membahayakan operator pada saat perjalanan memindahkan material.
12. Ruang kerja yang cukup untuk gerakan dinamis bebas pada operator.
13. Semua material yang berada sedekat mungkin terhadap operator.

2.8 Rekomendasi Tindakan Pencegahan/Perbaikan Untuk Meminimalkan Risiko


Ergonomi Berdasarkan Hirarki Pengendalian
1. Eliminasi
Menghilangkan penggunaan alatalat kerja yang dapat menyebabkan/
menimbulkan penyakit akibat kerja pada pegawai call center. Karena hal ini tidak
memungkinkan maka opsi kedua yaitu substitusi perlu dilakukan.

2. Substitusi
a. Mengganti tempat duduk yang tidak ergonomis menjadi tempat duduk yang ergonomis,
memiliki sandaran dan dapat diatur ketinggian kursinya.
b. Menganti seperangkat alat komputer seperti mouse, keyboard dan layar komputer yang
ergonomis.
c. mengganti meja komputer yang memiliki tempat untuk keyboard dan memiliki pijakan
dibagian bawah meja.
d. Mengganti headset yang memiliki desain ergonomis

3. Rekayasa Teknik
a. Ruang kerja didesain dengan desain yang ergonomis agar menghindari
penyakit akibat kerja pada pekerja call center
b. Penyediaan pencahayaan ruangan yang memadai
c. Pemasangan alat peredam radiasi pada layar komputer
d. Penyediaan ventilasi yang memadai
e. Ruangan dibuat senyaman mungkin agar pekerja tidak mudah mengalami
stress kerja

4. Pengendalian Administratif
a. Pergantian shift kerja pada pegawai Call Center
b. Pelatihan karyawan mengenai postur yang baik dan benar ketika melakukan
pekerjaan sebagai call center.
c. Memberikan pelatihan dan mengingatkan karyawan untuk sering melakukan
perubahan posisi kerja, seperti istirahat sejenak untuk meregangkan otot otot
tubuh, berolahraga mata dan melihat kearah lain atau menggeser fokus dari
layar komputer dan melihat ke objek yang jauh agar menghindari mata lelah.
d. Pekerja call center diwajibkan melakukan mini-break dapat terdiri peregangan
otot, beberapa latihan tangan sederhana, mengangkat bahu, rotasi leher atau
kegiatan serupa.
e. Pemberian sanksi pada karyawan yang tidak memenuhi peraturan perusahaan.

5. Alat Pelindung Diri


a. Menggunakan kacamata anti radiasi agar mengurangi paparan radiasi pada layar
komputer

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
PT. Telkom telah menetapkan dan menerapkan dan memelihara prosedur
untuk pelaporan dan penanganan bahaya masalah K3L. Pelaporan bahaya dilakukan
oleh setiap personil yang menemukannya dan perusahaan harus memastikan setiap
bahaya yang dilaporkan ditindaklanjuti sesuai dengan tingkat urgensinya. Dengan
tujuan untuk memastikan setiap kecelakaan/ kejadian nyaris celaka dan penyakit akibat
kerja dilaporkan dan diselidiki sehingga dapat dicegah terjadinya kembali kecelakaan
dan penyakit akibat kerja serta pencemaran lingkungan.
PT. Telkom juga telah melakukan beberapa pengenddalian terhadap faktor dan resiko
ergonomi khusunya pada pekerja Call Center dengan cara melakukan pengaturan
cahaya yang baik di ruang kerja, mendesign dan memodifikasi tempat bekerja, agar
beban angkat dan angkut dikurangi, serta memodifikasi penggunaan Headset
sedemikian rupa untuk mengurangi tingkat kebisingan pada pekerja.

3.2. Saran

1. Pertahanankan komitmen dan kebijakan yang telah dilakukan agar semua elemen
yang diterapkan di PT. Telkom semakin maju.
2. Perlu di tingkatkannya kesadaran pekerja yang sedang melakukan kegiatan yang
berpotensi bahaya dengan menggunakan alat pelindung diri, serta menambah
keilmuan tentang K3 serta Ergonomi bahwa alat pelindung diri dan menjaga
postur tubuh pada saat bekerja itu sangat penting.
3. Sebaiknmya PT. Telkom tidak hanya melakukan pengendalian terhadap risiko
ergonomi seperti mengatur pencahayaan lingkungan ruangan kerja, penggunaan
headset pada pekerja call center, dan memodifikasi tempat bekerja, agar beban
angkat dan angkut dikurangi, tetapi perlu diperhatikan juga tingkat stress pekeja,
kegiatan bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang, design tempat bekerja
khususnya tempat duduk, meja papan ketik serta komputer, yang sering digunakan
oleh pekerja call center, serta mengatur penyesuaian penerimaan panggilan masuk
dengan banyaknya SDM yang ada.

Anda mungkin juga menyukai