PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Ergonomi mengenai
faktor risiko ergonomi di tempat kerja pada industri perkantoran/office.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Proses Produksi, Alur Produksi dan Cara Kerja, Mesin dan Peralatan, Bahan dan
Material Produksi
2.1.1 Proses Produksi
Menerima call (panggilan) dari konsumen, kemudian agen call center menjawab
dengan salam pembuka : Selamat pagi / siang / sore / malam, Call Center . (nama
perusahaan) dengan (nama operator) Bisa Di bantu ? dan memberikan
pelayanan informasi (Info Produk Perusahaan, Layanan Permintaan dan Layanan
Pengaduan) melalui telepon dan komputer kepada seluruh pelanggan yang
menghubungi akses telepon Call Center di PT. Telkom Indonesia. Setelah itu
pelanggan/konsumen dapat menyelesaikan masalah yang dialaminya mengenai
produk yang berkaitan dengan PT. Telkom Indonesia.
Jenis jasa telekomuniksi yang sudah beroperasi sampai sekarang ini adalah:
a. Telepon dalam negeri ( lokal dan SLJJ )
b. Jasa interkoneksi kepada penyelenggara telekomunikasi
c. Jasa telepon bergerak seluler ( Flexi )
d. Jasa Internet ( Telkomnet Instan dan Speedy )
e. Jasa lainnya ( Vallue Added Service )
Jasa telepon dalam negeri merupakan layanan jasa utama PT. Telkom yang
memberikan pendapatan terbesar, tetapi untuk sekarang ini jasa telepon luar
negeripun merupakan pendapat Telkom lainnya. Komposisi pendapat layanan
jasa utama ini meliputi : Pasang baru telepon, biaya abodemen (langganan)
bulanan dan biaya pemakaian telepon untuk panggilan lokal, interlokal / SLJJ
dan SLI. Dari catatan tahun-tahun yang lalu, ternyata kontribusi terbesar berasal
dari biaya pemakaian telepon. Pelayanan jasa telepon dalam negeri ini juga
termasuk penyediaan layanan telekomunikasi untuk umum seperti Wartel,
Telepon umum coin ( TUC ), telepon umum kartu ( TUK ), dan telepon umum
pelanggan ( TUP ).
Untuk telepon umum coin sampai saat ini masih dikelola oleh Telkom.
Sedangkan untuk pendirian telepon umum pelanggan terlebih dahulu Telkom
memberikan penawaran kepada masyarakat siapa yang mau mendirikan telepon
umum pelanggan tersebut. Dan dalam hal pemasangan telepon umum pelanggan
dini dituntut biaya pemasangannya, dengan sistem bagi hasil ( Sharing ),
sehingga kedua belah pihak mendapatkan keuntungan dan tidak ada yang
dirugikan.
Disamping mendapatkan pendapatan dari pelanggan untuk jasa telepon dalam
negeri, Telkom juga memperoleh pendapatan interkoneksi dari penyelenggaran
Telekomunikasi lainnya, seperti dari penyelenggaraan Telekomunikasi
internasional dan STBS (Sistem Telepon Bergerak Seluler).
Pendapatan interkoneksi antara lain diperoleh dari PT. INDOSAT dan
SATELINDO. Telkom terus melakukan pelayanan jasa stasiun bumi untuk
hubungan telekomunikasi melalui sistem satelit komunikasi.
2. CC (Call center)
Pada kegiatan yang dilakukan ini adalah menerima pengaduan gangguan dari
pelanggan baik yang datang ke Plasa maupun melalui telepon ke bagian
pengaduan. Data-data yang harus diperoleh dari pelanggan antaralain ; nama,
alamat, jenis gangguan. Kemudian data-data itu dimasukkan ke SISKA untuk
diproses.
4. PSB Wireline
Pelanggan yang ingin berlangganan telepon rumah dan data-data yang diperlukan
PT. Telkom untuk meng-input data, pelanggan harus mengisi dan memberikan
foto copy KTP, materai dan administrasi untuk biaya pasang telepon dirumah.
5. PSB speedy
Pelanggan yang ingin berlangganan speedy ( internet ) di rumah dan data-data
yang diperlukan PT. Telkom untuk meng-input data, pelanggan harus mengisi dan
memberikan foto copy KTP, dan administrasi untuk biaya pasang speedy dan
pemasangan speedy pelanggan sebaiknya memiliki telepon rumah. Tetapi
Pelanggan bisa memilih paket speedy yang telah disedikan oleh Telkom.
6. Bundling
Pelanggan yang ingin berlangganan telepon rumah dan speedy secara bersamaan
dan data-data yang diperlukan Telkom untuk meng-input data, pelanggan harus
mengisi formulir dan memberikan foto copy ktp, materai dan administrasi untuk
biaya pasang speedy dan telepon rumah.
9. Plasa
Membantu SAS bagian plasa, dalam memberikan nomor antrian, arahan, dll.
Mempromosikan Gebyar Berhadiah TELEPON RUMAH REJEKI TUMPAH
(TRRT) Mempromosikan produk-produk Telkom (HP CDMA FLEXI, PSB
SPEEDY, PSB WIRELINE.
2. Kelelahan mental
4. Kerusakan penglihatan
Terlalu Lama Bekerja Di Depan Komputer
1. Omputer Vision Syndrome (Cvs)
- Mata Lelah,
- Pandangan Ganda,
2.6 Kondisi Aktual Dari Sisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di Tempat Kerja
Tersebut
USAS (Unit Security and Safety ) yaitu suatu unit yang bertanggung jawab
atas atas pengelolaan sistem keselamatan dan pengamanan manusia, perangkat
telekomunikasi serta kesulurahan sumber daya (asset) perusahaan di lingkungan kerja
area dimana terdapat perangkat telekomunikasi di wilayah regional Jakarta Barat.
Dalam rangka mencapai -isi perusahaan menjadi Kelas Dunia,dan melaksanakan misi
perusahaan, PT. Telkom akan memberikan perhatian terhadap aspek Keselamatan dan
Kesehatan Kerja serta lingkungan dengan menerapkan Sistem Manajamen K3L
tersebut, perusahaan akan mengacu pada standard sistem manajemen K3L baik oleh
Pemerintah yang berkewenangan maupun standard Internasional yang berlaku dan
disesuaikan dengan situasi dan kondisi Perusahaan.
PT. Telkom telah menetapkan dan menerapkan dan memelihara prosedur
untuk pelaporan dan penanganan bahaya masalah K3L. Pelaporan bahaya dilakukan
oleh setiap personil yang menemukannya dan perusahaan harus memastikan setiap
bahaya yang dilaporkan ditindaklanjuti sesuai dengan tingkat urgensinya. Dengan
tujuan untuk memastikan setiap kecelakaan/ kejadian nyaris celaka dan penyakit akibat
kerja dilaporkan dan diselidiki serta dilakukan pengendalian sehingga dapat dicegah
terjadinya kembali kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta pencemaran lingkungan.
Sebagai tolok ukur penanganan dan penyelidikan kecelakaan/kejadian nyaris celaka dan
penyakit akibat kerja serta insiden lingkungan yang efektif serta implementasi tindakan
perbaikan dan pencegahan di lokasi kerja agar tidak terulangnya kasus kecelakaan dan
penyakit akibat kerja serta insiden lingkungan yang sama.
Prosedur yang di buat untuk memastikan kecelakaan/kejadian nyaris celaka
dan penyakit akibat kerja, perusahaan melakukan pemeriksaan dan pengkajian setiap
terjadi insiden, dilaporkan dan diselidiki oleh petugas P2K3 sehingga dapat dicegah
terjadinya kembali kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta pencemaran lingkungan
dengan cara sebagai berikut :
1. Melakukan wajib lapor kepada atasan atau wakil P2K3 di unitnya apabila
menyaksikan kecelakaan/ kejadian nyaris celaka di tempat kerja sehingga dapat
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut
2. Dilakukannya pengkajian kecelakaan kerja/kejadian nyaris celaka/insiden
lingkungan oleh sekertaris P2K3 bersama personil SAS dengan mencari fakta-
fakta dari kondisi di tempat kejadian kecelakaan
3. Tindak lanjut dan pemantauan dilakukan berdasarkan rekomendasi yang ada
dalam laporan, pemeriksaan dan pengkajian, sekertaris P2K3 melakukan
pemantauan untuk memastikan tindakan perbaikan dan pencegahan selesai dan
efektif
4. Pelaporan, pemerikasaan dan pengkajian penyakit akibat kerja dapat dilakukan
dengan hasil laporan pemeriksaan kesehatan karyawan lalu dilakukan
pemeriksaan dan pengkajian terjadinya penyakit akibat kerja bekerja sama dengan
dokter perusahaan atau dengan pihak ketiga yang ditunjuk.
Pengurus atau kertua P2K3 bertanggungjawab untuk menyediakan sumber
daya yang diperlukan guna pelaksanaan tindakan perbaikan dan pencegahan
kecelakaan/kejadian nyaris celaka dan penyakit akibat kerja.
Tabel 2.2
Material Pendukung
2.7 Pengendalian Yang Sudah Dilakukan
PT. Telkom telah melakukan beberapa pengendalian terhadap resiko ergonomi oleh
Karyawannya yaitu :
PT. Telkom telah memodifikasi tempat bekerja, agar beban angkat dan angkut
dikurangi, yaitu :
1. Pemindahan beban yang berat dari mesin ke mesin yang telah dirancang dengan
menggunakan roller (ban berjalan).
2. Penggunaan meja yang dapat digerakkan naik turun untuk menjaga agar bagian
permukaan meja kerja dapat langsung dipakai untuk memasukkan tumpukan
lembaran kertas atau benda kerja lainnya ke dalam mesin.
3. Menempatkan benda kerja yang besar pada permukaan yang lebih tinggi dan
turunkan dengan bantuan gaya gravitasi.
4. Memberikan peralatan yang dapat mengangkat (pada ujung belakang truk untuk
memudahkan pengangkatan material).
5. Terdapat alat bantu angkat (misalnya: crane).
6. Mendesain kotak (tempat benda kerja) dengan disertai handel yang ergonomis
sehingga mudah pada waktu mengangkat.
7. peletakan fasilitas yang teratur sehingga semakin memudahkan metodologi angkat
benda pada ketinggian permukaan pinggang.
8. Perilah tanda atau angka pada beban sesuai dengan beratnya.
9. Tersedianya trolley
10. Terbebasnya area kerja dari gerakan dan peletakan material yang mengganggu
jalur (acces) dari operator.
11. Lantai kerja yang terhindar dari sesuatu yang dapat membuat licin sehingga akan
membahayakan operator pada saat perjalanan memindahkan material.
12. Ruang kerja yang cukup untuk gerakan dinamis bebas pada operator.
13. Semua material yang berada sedekat mungkin terhadap operator.
2. Substitusi
a. Mengganti tempat duduk yang tidak ergonomis menjadi tempat duduk yang ergonomis,
memiliki sandaran dan dapat diatur ketinggian kursinya.
b. Menganti seperangkat alat komputer seperti mouse, keyboard dan layar komputer yang
ergonomis.
c. mengganti meja komputer yang memiliki tempat untuk keyboard dan memiliki pijakan
dibagian bawah meja.
d. Mengganti headset yang memiliki desain ergonomis
3. Rekayasa Teknik
a. Ruang kerja didesain dengan desain yang ergonomis agar menghindari
penyakit akibat kerja pada pekerja call center
b. Penyediaan pencahayaan ruangan yang memadai
c. Pemasangan alat peredam radiasi pada layar komputer
d. Penyediaan ventilasi yang memadai
e. Ruangan dibuat senyaman mungkin agar pekerja tidak mudah mengalami
stress kerja
4. Pengendalian Administratif
a. Pergantian shift kerja pada pegawai Call Center
b. Pelatihan karyawan mengenai postur yang baik dan benar ketika melakukan
pekerjaan sebagai call center.
c. Memberikan pelatihan dan mengingatkan karyawan untuk sering melakukan
perubahan posisi kerja, seperti istirahat sejenak untuk meregangkan otot otot
tubuh, berolahraga mata dan melihat kearah lain atau menggeser fokus dari
layar komputer dan melihat ke objek yang jauh agar menghindari mata lelah.
d. Pekerja call center diwajibkan melakukan mini-break dapat terdiri peregangan
otot, beberapa latihan tangan sederhana, mengangkat bahu, rotasi leher atau
kegiatan serupa.
e. Pemberian sanksi pada karyawan yang tidak memenuhi peraturan perusahaan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
PT. Telkom telah menetapkan dan menerapkan dan memelihara prosedur
untuk pelaporan dan penanganan bahaya masalah K3L. Pelaporan bahaya dilakukan
oleh setiap personil yang menemukannya dan perusahaan harus memastikan setiap
bahaya yang dilaporkan ditindaklanjuti sesuai dengan tingkat urgensinya. Dengan
tujuan untuk memastikan setiap kecelakaan/ kejadian nyaris celaka dan penyakit akibat
kerja dilaporkan dan diselidiki sehingga dapat dicegah terjadinya kembali kecelakaan
dan penyakit akibat kerja serta pencemaran lingkungan.
PT. Telkom juga telah melakukan beberapa pengenddalian terhadap faktor dan resiko
ergonomi khusunya pada pekerja Call Center dengan cara melakukan pengaturan
cahaya yang baik di ruang kerja, mendesign dan memodifikasi tempat bekerja, agar
beban angkat dan angkut dikurangi, serta memodifikasi penggunaan Headset
sedemikian rupa untuk mengurangi tingkat kebisingan pada pekerja.
3.2. Saran
1. Pertahanankan komitmen dan kebijakan yang telah dilakukan agar semua elemen
yang diterapkan di PT. Telkom semakin maju.
2. Perlu di tingkatkannya kesadaran pekerja yang sedang melakukan kegiatan yang
berpotensi bahaya dengan menggunakan alat pelindung diri, serta menambah
keilmuan tentang K3 serta Ergonomi bahwa alat pelindung diri dan menjaga
postur tubuh pada saat bekerja itu sangat penting.
3. Sebaiknmya PT. Telkom tidak hanya melakukan pengendalian terhadap risiko
ergonomi seperti mengatur pencahayaan lingkungan ruangan kerja, penggunaan
headset pada pekerja call center, dan memodifikasi tempat bekerja, agar beban
angkat dan angkut dikurangi, tetapi perlu diperhatikan juga tingkat stress pekeja,
kegiatan bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang, design tempat bekerja
khususnya tempat duduk, meja papan ketik serta komputer, yang sering digunakan
oleh pekerja call center, serta mengatur penyesuaian penerimaan panggilan masuk
dengan banyaknya SDM yang ada.