Anda di halaman 1dari 22

SOSIALISASI

KEGIATAN CASH FOR WORK (CFW)


TAHUN ANGGARAN 2021
PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU)

Kelurahan Klasuat
Kecamatan Klaurung

Sorong, 24 Februari 2021


A. TUJUAN KEGIATAN CASH FOR WORK (CFW)
a. Memberikan bantuan tunai dalam bentuk upah tenaga kerja kepada
masyarakat terdampak Covid-19 yang mengalami putus hubungan kerja
(PHK) dan masyarakat yang mengalami penurunan/kehilangan pendapatan;
b. Memulihkan perekonomian masyarakat untuk mempercepat pemulihan
kondisi sosial dan ekonomi paska covid-19, khususnya di perkotaan;
c. Membantu Pemerintah dalam upaya pemulihan ekonomi nasional dan
meningkatkan daya beli masyarakat terdampak Covid-19;
d. Terpeliharanya aset infrastruktur melalui pemeliharaan dan perbaikan yang
dibangun program KOTAKU maupun Program IBM lain melalui swakelola
masyarakat (BKM/LKM)
 
B. KETENTUAN UMUM
1. Lokasi Sasaran
Kriteria lokasi sasaran secara umum, adalah lokasi Program KOTAKU yang terkena dampak
Pandemi Covid-19. Adapun kriteria kelurahan lokasi sasaran dan kriteria masyarakat penerima
Padat Karya Tunai (PKT) atau Cash For Work (CFW) adalah sebagai berikut:
a. Kriteria Kelurahan Lokasi Penerima CFW
1. Kelurahan/desa sasaran Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) yang terdampak pandemi
Covid-19;
2. Memiliki asset infrastruktur permukiman yang telah dibangun lebih dari 1 tahun oleh
Program KOTAKU maupun Program IBM lain melalui swakelola masyarakat (BKM/LKM)
b. Kriteria Masyarakat Penerima CFW
1. Masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang terkena dampak bencana pandemi COVID-
19 yang tinggal wilayah lokasi sasaran CFW;
2. Masyarakat yang kehilangan pekerjaan/berkurangnya penghasilan akibat dampak bencana
pandemi COVID-19;
3. Pencari nafkah utama keluarga (tulang punggung keluarga), laki-laki, wanita usia produktif
dan bukan anak-anak
2. Ruang Lingkup Kegiatan
Secara umum lingkup kegiatan CFW ini adalah sebagai berikut :
a. Penguatan Kapasitas Masyarakat
1) BKM/LKM, difokuskan pada persiapan perencanaan pengembangan masyarakat,
penggunaan dana BPM dan implementasi kegiatan;
2) Masyarakat sebagai tenaga kerja akan mendapatkan pelatihan tentang tata cara
pemeliharaan infrastruktur permukiman,
3) KPP akan dilatih terkait pengorganisasian, Rencana Kerja, dan pelaksanan operasional
dan pemeliharaan pasca kegiatan CFW.
b. Kegiatan Perbaikan dan Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan infrastruktur seperti pembersihan dan pengecatan kembali dan
kegiatan perbaikan infrastruktur permukiman yang telah mengalami penurunan kualitas
(kerusakan ringan dan sedang)
Prinsip Pelaksanaan CFW :

1. Partisipatif, dimana dalam setiap tahapan proses (perencanaan, pelaksanaan dan


pertanggungjawaban) selalu melibatkan masyarakat sebagai pelaku sekaligus penerima manfaat.

2. Transparan dan Akuntabel, dimana dalam setiap langkah kegiatan CFW dilakukan secara terbuka
dan dapat dipertanggungjawabkan hasil-hasilnya kepada masyarakat.

3. Sederhana dan Mudah Dikerjakan, artinya pelaksanaan seluruh proses kegiatan diupayakan
semudah mungkin dan sistematis serta bisa dilakukan masyarakat dengan tetap mengacu pada
tujuan dan ketentuan dasar pelaksanaan kegiatan CFW ini.

4. Berkualitas secara layak, agar pelaksanaan CFW ini tetap mengacu pada kualitas standar
pekerjaan (tidak asal mengerjakan).

5. Keberlanjutan, Kegiatan CFW dilaksanakan dengan memastikan adanya rencana pengelolaan


dalam pemanfaatannya, pemeliharaan, perawatan dan pelestariannya.
Contoh Ruang Lingkup Kegiatan CFW

Pada prinsipnya kegiatan CFW tidak membangun infrastruktur baru (aset baru), tetapi
memelihara aset infrastruktur permukiman dasar melalui pemeliharaan dan
perbaikan/rehabilitasi untuk kategori kerusakan ringan dan sedang
Lebih diutamakan pemeliharaan & perbaikan
pada :

Kegiatan yang sudah


terbangun oleh Program
Program Pemberdayaan
Masyrakat
(Sanimas, Pamsimas,
Spam-Padat Karya dll)
C. KETENTUAN PELAKSANAAN CFW

1. Alokasi Anggaran
Alokasi anggaran CFW sebesar 300 juta per kelurahan/desa dengan peruntukan:
a. BOP (Biaya Operasional) BKM/LKM setinggi tingginya sebesar 5 juta.
b. Upah tenaga kerja dengan ketentuan lebih besar dari pembelian material dan
peralatan;
c. Pembelian peralatan sederhana;
d. Pembelian bahan dan material;
e. Paket kegiatan CFW adalah 1 paket /KSM yang terdiri dari satu atau lebih kegiatan
prioritas;
f. Biaya Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum dapat dialokasikan dari dana BPM dengan batasan maksimum
sebesar 10 juta untuk 1 Paket Pekerjaan KSM.
Komponen biaya Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) meliputi:
 Sosialisasi K3 – Spanduk
 Alat Pelindung Diri (APD) – Masker; Topi Pelindung; Sarung Tangan; Sepatu Keselamatan
(Rubber Safety Shoes); Rompi Keselamatan
 Asuransi – Asuransi Kecelakaan Kerja
 Fasilitas Sarana Kesehatan – Peralatan P3K
g. Biaya Administrasi KSM setinggi-tingginya sebesar 1,5 juta (untuk biaya foto copy
penggandaan dokumen, ATK, foto dokumentasi, materai, papan nama proyek);
h. Peningkatan kapasitas masyarakat seperti pelatihan BKM/LKM, aparat kelurahan/desa, KSM,
KPP, tenaga kerja dan kegiatan sosialisasi program, setinggi-tingginya sebesar 5 juta.
2. Standar Upah Tenaga Kerja
Standar upah tenaga kerja disesuaikan dengan standar upah yang ditetapkan Kota/Kabupaten
setempat
3. Waktu Kerja
Waktu kerja per hari untuk kegiatan CFW ini adalah 6 - 7 jam efektif, dan mulai jam kerja
disesuaikan dengan kondisi lapangan.
  4. Ketentuan Kerja CFW dimasa Pandemi Covid-19
a. Memperhatikan protokol kesehatan yaitu Mencuci tangan, Memakai Masker, Menjaga Jarak
pada saat pelaksanaan kegiatan;
b. Tersedia fasilitas kesehatan standar, seperti Hand Sanitizer, masker kesehatan, dan vitamin
serta obat-obatan yang dibutuhkan;
c. Memasang poster/leaflet tentang pencegahan COVID-19 ditempat-tempat strategis lokasi
kegiatan;
d. Dilakukan penjelasan, anjuran, kampanye penyadaran, promosi teknik pencegahan COVID-
19 dalam setiap kegiatan penyuluhan K3 pada pagi hari sebelum memulai kegiatan;
d. Melaksanakan pengukuran suhu tubuh (digital infrared thermometer) kepada seluruh
pekerja/tamu pada pagi hari, siang hari dan sore hari, dan melarang setiap orang yang
terindikasi memiliki suhu tubuh ≥ 38 derajat celcius datang ke lokasi proyek;
e. Dan ketentuan protokol kesehatan lainnya
D. TAHAPAN PELAKSANAAN
Alur Tahapan Perencanaan Pelaksanaan Kegiatan CFW
PEMANFAATAN &
PERSIAPAN PERENCANAAN TEKNIS PENCAIRAN PELAKSANAAN
PEMELIHARAAN

PELAKSANAAN OPERASIONAL &


SOSIALISASI PROPOSAL KSM VERIFIKASI KONTRAK PENCAIRAN
FISIK PEMELIHARAAN

Pendaftaran Survei Teknis Verifikasi SPK BKM/LKM OJT dan


dan Harga Proposal Teknis Pencairan BPM
Calon Tenaga dan PPK PKP Pelaksanaan
Satuan oleh Tim Korkot ke BKM/LKM
Kerja Provinsi Fisik
Bahan/Alat dan OC/OSP
FGD Penentuan Supervisi
Verifikasi
Prioritas Pencairan BPM Kegiatan
Penyusunan Proposal Teknis
Infratruktur ke KSM
RAB dan Jadwal oleh Tim Teknis
CFW
PIU Propinsi Administrasi
Kegiatan
Pembentukan/
Daftar Tenaga
Revitalisasi
Kerja dan
KSM Sertifikasi
Pelatihan

Identifikasi
Dampak Sosial LPJ KSM
dan Lingkungan
Serah Terima
Pekerjaan

Peningkatan Kapasitas Masyarakat. Monitoring dan Evaluasi

3 Hari 7 Hari 6 Hari 60 Hari Menerus


E. MEKANISME PENCAIRAN DANA
Pencairan BPM CFW dilakukan melalui rekening BKM/LKM dan BPM dicairkan 2 (dua) tahap,
yaitu tahap I (70%) dan tahap II (30%). Tata cara pengajuan, pencairan dan pemanfaatan BPM
CFW adalah sb:
Pencairan Dana Tingkat KSM
Pencairan dana kegiatan infrastruktur dari BKM kepada KSM/Panitia dilakukan melalui rekening
KSM/Panitia dengan dua tahap/termin, yaitu :

a. Pencairan tahap/termin pertama


Setelah ditandatanganinya SPPD-L, KSM/Panitia dapat mengajukan pembayaran tahap pertama kepada
BKM sebagai pembayaran tahap pertama sebesar 70 % dari nilai SPPD-L.
Persyaratan untuk penarikan tahap pertama, yaitu :
 SPPD-L
 Rekening Buku Tabungan KSM/Panitia;
 Berita Acara Penarikan Tahap Pertama;
 Rencana Penggunaan Dana (RPD) Tahap Pertama
b. Pencairan Tahap/termin Kedua
KSM/PANITIA dapat mengajukan pembayaran tahap kedua sebesar 30 % dari nilai SPPD-L setelah
pemanfaatan dana tahap pertama sekurang-kurangnya telah dimanfaatkan 60 %.
Persyaratan untuk pengajuan tahap kedua adalah :
 Laporan Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan;
 Laporan Penggunaan Dana (LPD) Termin Pertama;
 Berita Acara Pembayaran Termin Kedua;
 Rencana Penggunaan Dana (RPD) Termin Kedua.
Kegiatan Pelatihan & Biaya
Perhitungan
PADAT KARYA CFW-KOTAKU 2021
1.Besaran Alokasi Dana Kegiatan = Rp 300.000.000,-
(Fisik Rp. 300 Juta; PPN=0/Pendamping tidak dipungut)

2.Kegiatan Fisik
a.Gaji Upah (65%) = Rp 181.025.000
b.Material,dll (33%) = Rp 91.905.000
c.Peralatan (2%) = Rp 5.570.000
Jumlah = Rp 278.500.000 Rata-rata (%) Upah terhadap
3.Asumsi Alokasi ± 65%

a.Waktu Pelaksanaan = 2 Bulan Waktu Pekerjaan


b.Jumlah Hari Kerja = 25 Hari/Bulan
c.Upah Harian = Rp 120.000/Hari Atau
2 Bulan
Rp 3.000.000/Bulan
Jumlah Hari Kerja
4.Perhitungan Tenaga Kerja Lokal yang Terserap
25 Hari/Bulan
= 65 % (Gaji Upah) dari Kegiatan Fisik / [(Lama Kerja (Bulan) x Upah per Bulan)]
= Rp 181.025.000 / (2 x Rp 3.000.000)
= 30 orang per hari Upah Harian
~ 1.509 HOK (30 Orang x 2 Bulan x 25 Hari) Rp 120.000 /orang/hari

15
1. Lurah/Kepala Desa
 
Tugas dan tanggung jawab lurah/kepala desa dalam pelaksanaan CFW, antara lain adalah
sebagai berikut:
Memfasilitasi sosialisasi CFW tingkat kelurahan/desa;
Memfasilitasi terselenggaranya pertemuan pengurus RT/RW dan masyarakat dengan
Korkot/Askot Mandiri/Tim Fasilitator, dan relawan masyarakat dalam upaya penyebarluasan
informasi dan pelaksanaan CFW;
Berkoordinasi dengan Tim Fasilitator dan BKM/LKM dalam penyelesaian persoalan/konflik
serta penanganan pengaduan yang muncul dalam pelaksanaan CFW; dan
Memfasilitasi penyelesaian permasalahan yang mungkin muncul atas kegiatan CFW.

16
 
2. BKM/LKM

 Bekerja sama aktif dengan Lurah/Kades dalam pelaksanaan kegiatan CFW;


 Menjamin keterlibatan semua pihak dan lapisan masyarakat dalam proses pemgambilan
keputusan dan pengawasan pengawasan pelaksanaan CFW yang partisipatif, transparan,
demokratis, dan inklusif;
 Melaksanakan pencairan dana kepada KSM;
 Membuat Surat Perjanjian Pemanfaatan Dana Lingkungan (SPPD-L) dengan KSM selaku
pelaksana kegiatan CFW;
 mengkoordinasikan penyelenggaraan perencanaan;
 memastikan penerapan pengelolaan lingkungan dan sosial; dan
 Memfasilitasi penyelesaian permasalahan yang mungkin muncul ditingkat kelurahan, termasuk
memberikan sanksi/peringatan kepada KSM/Panitia atas
 pelanggaran pemanfaatan dana dan atau pelanggaran atas ketentuan-ketentuan dalam SPPD-L;

17
 
3. Unit Pengelola Lingkungan (UPL)
 Memfasilitasi pembentukan Organisasi Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP);
 Menyelenggarakan Musyawarah Persiapan Pelaksanaan Konstruksi (MP2K) bagi semua tim pelaksana
(KSM) termasuk praktek lapangan;
 Memverifikasi administrasi pencairan/pemanfaatan dana kepada KSM;
 Memfasilitasi, mengawasi dan mengkoordinir seluruh pelaksanaan kegiatan KSM termasuk memberikan
penguatan teknik konstruksi maupun administrasi kegiatan;
 Menyelenggarakan rapat-rapat evaluasi rutin bersama KSM untuk mengevaluasi kemajuan pelaksanaan
kegiatan dan mendorong upaya-upaya percepatan penyelesaiaan kegiatan lapangan;
 Bersama Tim Fasilitator, terutama Faskel Teknik dan KSM melakukan cek opname pekerjaan di lapangan;
 Memfasilitasi penyusunan dan memverifikasi laporan-laporan Kegiatan KSM (Mingguan, Bulanan, LPJ,
termasuk foto dokumentasi) dan melaporkannya kepada BKM/LKM;
 Bersama Fasilitator Teknik/Askot Infrastruktur melakukan verifikasi proposal KSM/ Panitia (termasuk
membuat Berita Acara Verifikasi);
 Bersama Fasilitator Teknik/Askot Infrastruktur dan pihak KSM/ Panitia melakukan Sertifikasi Kegiatan
(termasuk membuat BAP2); dan
 Memastikan infrastruktur yang diperbaiki/rehabilitasi memenuhi persyaratan teknis konstruksi, berkualitas
baik, berfungsi, dimanfaatkan sesuai rencana, dioperasikan, dipelihara, serta dapat dikembangkan.

18
4. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)
 Menyusun proposal kegiatan infrastruktur yang sudah disepakati bersama jenis kegiatan dan
lokasinya;
 Mengelola dan melaksanakan kegiatan CFW secara transparan dan dapat dipertanggungjawabkan;
 Menyampaikan Jadwal Kerja, Rencana kegiatan Pemeliharaan/perbaikan, Rencana Tenaga Kerja,
Tim Pelaksana Kegiatan yang lebih rinci kepada UPL sebelum dilaksanakan Musyawarah Pra
Pelaksanaan Kegiatan (MP2K);
 Melaksanakan kegiatan CFW melalui pemeliharaan dan atau perbaikan/rahabilitasi prasarana
dengan kualitas baik, bermanfaat sesuai ketentuan program;
 Membuat Papan Nama/Informasi Proyek sehingga dapat diketahui oleh masyarakat umum;
 Membuat laporan pertanggungjawaban (LPJ) kegiatan dan mengarsipkannya;
 Mendorong pelibatan masyarakat sebanyak-banyaknya dalam pelaksanaan kegiatan;
 Aktif melakukan penyelesaian permasalahan yang mungkin muncul akibat pelaksanaan
kegiatannya; dan
 Melaksanakan Operasi dan Pemeliharaan (O&P) infrastruktur yang diperbaiki selama masih
menjadi tanggungjawab KSM.
  19
 
5.Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP)
 Membangun peningkatan kesadaran dan kontribusi warga untuk melakukan pemeliharaan
prasarana secara bersama sama;
 Menyusun rencana pemanfaatan prasarana;
 Menyusun rencana pemeliharaan, perbaikan, dan peningkatan pembangunan prasarana;
 Mengorganisasikan kegiatan pemanfaatan, pemeliharaan, perbaikan dan peningkatan
pembangunan prasarana;
 Mengajak masyarakat untuk melaksanakan Rencana Kerja O dan P;
 Membuat laporan pertanggungjawaban kerja Pengelolaan Sarana dan Prasarana yang
menjadi tanggungjawabnya; dan
 Melakukan kerjasama kemitraan dengan pemerintah kelurahan/desa, Dinas/Instansi tingkat
kota/kab. terkait dan pihak swasta atau lainnya guna meningkatkan peroleh pembiayaan
pemeliharaan atau pengembangan layanan prasarana.

 
STRUKTUR ORGANISASI KSM

Pelaksana PKM

Anda mungkin juga menyukai