Anda di halaman 1dari 39

Langkah Perancangan

Tahapan Perencanaan
(dikutip dari Panduan dan Petunjuk Praktis Pengelolaan Drainase Perkotaan, Dep. Kimpraswil)

Untuk mewujudkan fungsi drainase perkotaan


yang optimal, perencanaan drainase perkotaan
harus dilakukan secara menyeluruh dan terarah,
melalui pembuatan Rencana Induk (Master
Plan), Studi Kelayakan dan Perencanaan Teknis
(Detail Engineering Design).
TAHAPAN PERENCANAAN
SISTEM DRAINASE PERKOTAAN

MONITORING DAN EVALUASI

Legalisasi
U M PA N B A L I K

RI
Kebijakan Drainase Renc. Detail Pelaks/
FS O&P
Bidang PLP Kota Induk Design Konstruksi
ya ya
tdk

Dinas dan Institusi terkait:


Dinas PSDA-ESDM
Dinas Tata Ruang
Dinas Bina Marga, dll
Tahapan Perencanaan
(dikutip dari Panduan dan Petunjuk Praktis Pengelolaan Drainase Perkotaan, Dep. Kimpraswil)

Rencana Induk (Master Plan)


Rencana Induk Sistem Drainase
perkotaan adalah perencanaan
menyeluruh sistem drainase
pada satu perkotaan, untuk
waktu perencanaan 25 tahun.
Lingkupnya adalah sistem
drainase utama saja yang
berada dalam satu daerah
administrasi kota/perkotaan.
Tahapan Perencanaan
(dikutip dari Panduan dan Petunjuk Praktis Pengelolaan Drainase Perkotaan, Dep. Kimpraswil)

Studi Kelayakan
Studi Kelayakan Sistem Drainase
Perkotaan adalah perencanaan
sistem drainase pada satu atau
lebih daerah pengaliran air, untuk
waktu perencanaan 5 atau 10
tahun. Lingkupnya diarahkan
pada daerah prioritas yang telah
ditentukan dalam Rencana Induk
Drainase Perkotaan. Kajian yang
dilakukan meliputi kelayakan
teknis, ekonomi, serta lingkungan.
Tahapan Perencanaan
(dikutip dari Panduan dan Petunjuk Praktis Pengelolaan Drainase Perkotaan, Dep. Kimpraswil)

Perencanaan Teknis
Perencanaan teknis dibuat untuk
daerah prioritas yang telah
mempunyai studi kelayakan atau
rencana kerangka (Outline Plan).
Jangka waktu perencanaan untuk
2 sampai 5 tahun. Rencana teknis
harus memuat persyaratan teknis
dan gambar teknis, kriteria
perencanaan dan langkah-
langkah perencanaan konstruksi
sistem drainase di daerah
perkotaan.
Tahapan Perencanaan
(dikutip dari Panduan dan Petunjuk Praktis Pengelolaan Drainase Perkotaan, Dep. Kimpraswil)

Prinsip utama pembangunan Sistem Draikot


1) Kapasitas Sistem
2) Tata letak Sistem (potensi perluasan sistem)
3) Stabilitas Sistem
4) Mekanisme pengaliran (gravitasi)
5) Minimalisasi pembebasan lahan
(dikutip dari Panduan dan Petunjuk Praktis Pengelolaan Drainase Perkotaan,
Dep. Kimpraswil)
Ketentuan Umum
(dikutip dari Panduan dan Petunjuk Praktis Pengelolaan Drainase Perkotaan, Dep. Kimpraswil)

1) Rencana induk disusun dengan memperhatikan


rencana pengembangan kota dan rencana
prasarana dan sarana kota.
Sebagai contoh: Master Plan Drainase Surabaya (SDMP 2018)
mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Surabaya tahun 2015

2) Rencana Induk disusun dengan memperhatikan


keterpaduan pelaksanaannya dengan prasarana
dan sarana kota lainnya, sehingga dapat
meminimalkan biaya pelaksanaan, biaya
operasional dan pemeliharaannya;
(dikutip dari Panduan dan Petunjuk Praktis Pengelolaan Drainase Perkotaan,
Dep. Kimpraswil)
Langkah Perancangan Teknis
Mulai

Pengumpulan data

Analisis Hidrologi

Analisis Hidraulika

Desain Konstruksi

Biaya Konst

Selesai
Data Perancangan
Data Permasalahan Peraturan
Aspirasi Pemerintah dan Peran serta
Data Topografi
Masyarakat
Data Tata Guna Lahan Data Sosial ekonomi

Jenis Tanah Kesehatan Lingkungan Pemukiman

Master Plan Banjir Kiriman


Peta Situasi dan Pengukuran Jalur
Data Prasarana dan Utilitas
Saluran
Biaya/ Ketersediaan Dana Data Tanah

Data Kependudukan Data Hujan

Kelembagaan Data Bahan Bangunan


Data Permasalahan
❖ Lokasi genangan
kota, kecamatan, kelurahan, RW, bila perlu sampai
RT (luas genagan).
❖ Lama genangan
didapat dari informasi penduduk setempat.
❖ Tinggi genangan
didapat dari informasi penduduk serta tanda bekas
banjir pada bangunan.
❖ Besarnya kerugian
dicatat kerugian harta maupun korban jiwa.
Data Permasalahan

Tanda bekas banjir


Page ▪ 30
Page ▪ 31
Data
❖ Data Topografi
didapat dari data skunder (peta) dan pengukuran lapangan
untuk detail kontur, berikut alur buangan (sungai).
❖ Data Tata Guna Lahan dan Jenis Tanah
digunakan untuk menentukan koefisien pengaliran. Data ini
didapat dari peta tata guna lahan hasil olahan citra satelit.
❖ Master Plan
digunakan untuk menyesuaikan arah perkembangan kota.
❖ Data Prasarana dan Utilitas
data prasarana dan utilitas yang diperlukan antara lain
jaringan jalan raya, pipa air minum, pipa gas, kabel listrik,
telepon dan lain-lain.
Data
❖ Biaya/ Dana
Perencanaan drainase harus mengikuti ketersediaan
dana (pemerintah).
❖ Data Kependudukan
digunakan untuk memperkirakan pertumbuhan
penduduk terkait dengan limbah air buangan.
❖ Kelembagaan
diperlukan guna mempertegas wewenang dan
tanggung jawab masing-masing instansi dalam
mengelola, mengoperasikan dan memelihara sarana
dan prasarana drainase.
Data
❖ Peraturan
Peraturan pemerintah atau Perda terkait masalah drainase .
Limbah dan persampahan.
Aspirasi Pemerintah dan Peran serta Masyarakat
diperlukan diskusi dengan instansi terkait guna menetukan
arah dan sasaran dari perancangan dan pembangunan
drainase. Keterlibatan masyarakat dalam mencari jalan
keluar mengatasi masalah yang ada dapat menumbuhkan
rasa memiliki dan menjaga.
❖ Data Sosial Ekonomi
untuk menghindari timbulnya masalah-masalah sosial
dalam pembangunan prasarana saluran drainase.
Data

❖ Kesehatan Lingkungan Pemukiman


hal ini juga terkait dengan masalah sosial yang terkait
prilaku masyarakatnya terhadap kesehatan lingkungan.
❖Banjir Kiriman
perlunya antisipasi terhadap beban aliran dari daerah hulu
dalam perencanaan drainase.
❖ Peta Situasi dan Jalur Saluran
untuk rencana penempatan saluran peta situasi dengan
skala besar (1:1000) sangat diperlukan.
Data
❖ Data tanah
data tanah yang dimaksud adalah data karakteristik
geoteknik untuk keperluan perencanaan bangunan
penunjang (mis: jembatan, dll).
❖ Data Hujan
diperlukan minimal data hujan harian selama 10 tahun atau
lebih. Akan lebih baik jika didapat rekaman data hujan
dengan durasi yang lebih ppendek (jam-jaman atau
menitan).
❖ Data Bahan Bangunan
pemilihan jenis bangunan dan material disesuaikan dengan
ketersediaan bahan (di lokasi atau terdekat), juga terkait
dengan biaya.
Kriteria Perancangan
A. Aspek Aliran/Teknis
▪ Koefisien pengaliran,
▪ Bentuk tampang saluran,
▪ Jenis material,
▪ Kemiringan saluran,
▪ Kecepatan minimum yang diizinkan,
▪ Jagaan (free board),
▪ Koefisien kekasaran manning
Kriteria Perancangan
B. Aspek Biaya
Kala Ulang (tahun )

Biaya (Rp.)

Jenis Saluran Tata Guna Lahan Kala Ulang (th)


-Permulaan Pemukiman 2
Komersial 5
Industri 5

- Utama Saluran-saluran 25
TUGAS
1. Temukan tanda bekas banjir di daerah di sekitar anda (boleh dimana
saja di Pulau Bangka atau Belitung).
2. Fotokan tanda bekas banjirnya (lihat contoh), dan catat Koordinat
lokasinya.
3. Input data koordinat dan foto ke dalam google earth.
4. Pada properties koordinat/foto beri keterangan lokasi (nama jalan,
kelurahan, kecamatan, Kab/kota), tanggal pengambilan foto, serta
keterangan tambahan lain (jika ada).
5. Satukan filenya untuk seluruh peserta kelas (tunjuk 1 koordinator di
kelas).
6. Simpan file yang sudah disatukan dalam format KMZ, beri nama
“Tanda Bekas Banjir_Drainase2022_A” →untuk kelas A. “Tanda
Bekas Banjir_Drainase2022_B” → untuk kelas B
7. Kirimkan file format kmz tadi ke Dosen. Via WA.
8. Kumpulkan file paling lambat hari kamis 20 Oktober 2022.

Page ▪ 39

Anda mungkin juga menyukai