Metropolitan/ Kota
Sedang/Kecil
Kota Besar/
Kota Strategis
Evaluasi Master Plan Outline Plan Evaluasi
Kecocokan Kecocokan
Tidak Tidak
Ya Studi Ya
Kelayakan
Detail Desain
Penerapan
1 Topografi /citra satelit skala 1:10.000 s/d 50.000 skala 1:5.000 s/d 10.000 skala 1:2.000
long / cross skala 1 : 100 s/d 1 : 200
2 Hidrologi - Peta Banjir / Genangan - Peta Banjir / Genangan - Menganalisis Debit Banjir
- Data Klimatologi - Data Klimatologi setiap ruas saluran
- Analisis Frekuensi banjir - Analisis Frekuensi banjir
- Sediman / Erosi - Sediman / Erosi
3 Hidrolika - Menganalisis kapasitas saluran - Menganalisis kapasitas saluran - Menganalisis kapasitas saluran
dan bangunan pelengkap eksisting dan bangunan perenc. pendahuluan dan bangunan secara detail
4 Geoteknik - Memperkirakan parameter - Mengambil sample tanah dan - Penyelidikan geoteknik detail
perencanaan geoteknik melakukan uji laboratorium - Perhitungan parameter perencanaan
- Menilai awal ketersediaan sepanjang trase saluran dan bangunan
bahan bangunan
5 Perekayasaan - Rencana lay out saluran dan bangunan - Lay out perencanaan pendahuluan - Tinjau dan modifikasi perencanaan pendahuluan
pelengkap skala 1 : 25.000 - Type saluran dan bangunan - Analisa detail stabilitas, geser, guling, amblas, erosi buluh
- uraian pekerjaan - Analisis stabilitas bangunan - Perencanaan detail saluran dan setiap bangunan pelengkap
- Memperkirakan stabilitas bangunan dan kapasitas saluran - Rincian volume pekerjaan dan estimasi anggaran biaya
- Mengecek trase saluran & elevasi saluran - Tender dokumen
setiap 500 m, melakukan rincian volume - Metode pelaksanaan dan manual OP.
pekerjaan dan biaya pendahuluan
6 Aspek Multisektor Sinergi dengan tata ruang, tata guna lahan, Sinergi dengan tata ruang, tata guna lahan Kerjasama dengan instansi terkait lain:
rencana induk kota, kebijakan Pemda dan rencana induk kota, kebijakan Pemda, dan Pemda, jalan, SDA. Cek ulang arah saluran dan
mengendalikan dampak lingkungan. mengendalikan dampak lingkungan serta posisi bangunan terkait sektor lainnya.
mengidentifikasi komponen drainase
perkotaan dengan sektor lainnya.
7 Produk Akhir Gambar dasar (basic design ), Perencanaan pendahuluan (preliminary design ), Laporan perencanaan detail, analisa perhitungan perencanaan,
isi laporan rencana induk, arah trase saluran, modul drainase detail, mengecek ulang daerah gambar pelaksanaan/gambar bestek, rincian volume pekerjaan
lokasi alternatif bangunan pelengkap, tergenang dan daerah yang akan dikeringkan, dan rencana anggaran biaya, metode dan program pelaksanaan,
modul drainase kasar, luas daerah tergenang tata letak pendahuluan saluran dan bangunan dokumen tender dan manual SOP.
dan daerah dikeringkan, program pelaksanaan, pelengkap skala 1:25.000 dan 1:5000,
skala prioritas, perkiraan biaya, prakelayakan gambar dari type bangunan pelengkap, rincian
untuk sosial, ekonomi dan teknis. volume biaya (BOQ), kelayakan dari sosial,
ekonomi, teknis, BCR, IRR, NPV dan laporan Amdal.
Pembuatan sudetan
Konsep
Drainase Pembuatan konstruksi sipil
PEMUKIMAN PERTANIAN
Banjir
AREAL REKREASI
di Hilir
Banjir dan kekeringan
adalah saudara kembar
(linier dependent)
DAS Sungai
Ilustrasi
Permukiman DAS mengumpul
Situ, embung,
telaga dan danau
Air hujan bungker air sumur resapan saluran 1. Pada tahap pertama, air hujan dari atap rumah
air hujan disalurkan ke bunker air. Air yang ditampung pada
bungker ini di kemudian hari dapat digunakan untuk
berbagai keperluan, seperti untuk menyiram
tanaman, mencuci kendaraan, dll. Jika air untuk
air hujan keperluan-keperluan diatas dapat diambil dari
air dapat
ditampung
dalam bunker
kelebihan air
dari bunker bungker air yang ada maka hal ini dapat secara
digunakan
untuk
berbagai
mengalir ke
sumur resapan langsung mengurangi beban air yang harus disuplai
keperluan kelebihan air dari sumur resapan
mengalir ke selokan dari PAM.
bunker air
selokan
surut.
Namun untuk beberapa kawasan lain, kolam
100.000 s/d
Sedang 2 th 2-5 th 2-5 th 5-10 th
500.000
Kecil <100.000 2 th 2 th 2 th 2-5 th
Kriteria Hidrolika
Bentuk Penampang Saluran
1. Saluran dari Tanah : Trapesium atau Berganda
2. Saluran pasangan batu kali :
• Lebar > 5 m : Trapesium
• Lebar < 5 m : Persegi
3. Saluran dari beton atau beton precast: Persegi
Kecepatan Arus
1. Kecepatan minimum : 0,60 m/detik
2. Kecepatan maksimum
• Saluran dari tanah : 0,60 – 1,50
m/detik*
• Saluran dari pasangan batu kali : 2,00 m/detik
• Saluran dari beton : 3,00 m/detik
*) tergantung jenis tanah
Kriteria Stabilitas Bangunan
Gaya yang Bekerja
1. Gaya Vertkal akibat Beban Sendiri
2. Gaya Luar: akibat tekanan tanah
3. Gaya Gempa
Analisis Stabilitas
1. Stabilitas terhadap Guling
2. Stabilitas terhadapGeser
3. Stabilitas terhadap Daya Dukung Tanah
4. Stabilitas terhadap Sliding (untuk tanggul, timbunan)
Kriteria Penentuan Skala Prioritas
Parameter penentuan prioritas penanganan meliputi:
1. Parameter genangan
2. Parameter ekonomi
3. Parameter gangguan sosial dan fasilitas pemerintah
4. Parameter kerugian dan gangguan transportasi
5. Paratmeter kerugian pada daerah perumahan
Kriteria Parameter Genangan
No. Parameter Genangan Nilai Persentase Nilai
1. Tinggi Genangan : 35
> 0,50 m 100
0,30 m – 0,50 m 75
0,20 m – < 0,30 m 50
0,10 m – < 0,20 m 25
< 0,10 m 0
2. Luas Genangan : 25
> 8 ha 100
4 – 8 ha 75
2 – < 4 ha 50
1 – < 2 ha 25
< 1 ha 0
3. Lamanya Genangan : 20
> 8 jam 100
4 – 8 jam 75
2 – <4 jam 50
1 – 2 jam 25
< 1 jam 0
4. Frekuensi Genangan : 20
Sangat sering (10 kali/tahun) 100
Sering (6 kali/tahun) 75
Kurang sering (3 kali/tahun) 50
Jarang (1 kali/tahun) 25
Tidak pernah 0
Kriteria Parameter Kerugian Ekonomi
Parameter ekonomi, dihitung perkiraan kerugian atas fasilitas
ekonomi yang ada, seperti : kawasan industri, fasum, fasos,
perkantoran, perumahan, daerah pertanian dan pertamanan.
No. Pengaruh/Kerugian Nilai Keterangan
1. Tinggi 100 Jika genangan air/banjir terjadi pada daerah
industri, daerah komersial dan daerah
perkantoran padat
2. Sedang 65 Jika genangan air/banjir terjadi di daerah
industri dan daerah komersial yang kurang
padat
3. Kecil 30 Jika genangan air/banjir mempengaruhi atau
terjadi di daerah perumahan dan atau
daerah pertanian (dalam daerah perkotaan
yang terbatas)
4. Sangat kecil 0 Jika terjadi genangan pada daerah yang
jarang penduduknya dan daerah yang tidak
produktif
Kriteria Parameter Gangguan Sosial dan
Fasilitas Pemerintah
Parameter gangguan sosial dan fasilitas pemerintah, seperti :
kesehatan masyarakat, keresahan sosial dan kerusakan
lingkungan dan kerusakan fasilitas pemerintah.
No. Pengaruh/Kerugian Nilai Keterangan
1. Tinggi 100 Jika genangan air/banjir terjadi pada daerah
yang banyak pelayanan fasilitas sosial dan
fasilitas pemerintah
2. Sedang 65 Jika genangan air/banjir terjadi di daerah
yang sedikit pelayanan fasilitas sosial dan
fasilitas pemerintah
3. Kecil 30 Jika genangan air/banjir mempengaruhi atau
terjadi di daerah yang pelayanan fasilitas
sosial dan fasilitas pemerintah terbatas
4. Sangat kecil 0 Jika tidak ada fasilitas sosial dan fasilitas
pemerintah
Kriteria Parameter Kerugian dan Gangguan
Transportasi
Parameter kerugian dan gangguan transportasi
A. Pengumpulan Data
1. Data Spasial
2. Data Hidrologi
5. Data Lainnya
1. Data Spasial
studi-studi terkait.
data rencana pengembangan kota.
foto udara, atau citra satelit.
peta topografi.
peta tata guna lahan.
peta jenis tanah.
peta geologi.
peta air tanah (hidrogeolgi).
peta jaringan drainase eksisting dan bangunan-bangunannya.
peta arah aliran.
lokasi genangan.
Peta jaringan infrastruktur bawah tanah (air bersih, kabel
telekomunikasi, listrik, dll).
penduduk dan kepadatan penduduk.
2. Data Hidrologi
daerah pengaliran sungai atau saluran.
data stasiun klimatologi dan/atau stasiun penakar
hujan.
data debit sungai dan saluran.
data genangan (tinggi genangan, kedalaman, lama
genangan, frekuensi kejadian).
data sumber air.
data sedimentasi.
data pasang surut.
data fasilitas pemanenan air hujan: kolam, embung,
waduk, sumur resapan, biopori, bioretensi, dll.
3. Data Hidrolika dan Bangunan
Pelengkap
5. Data Lainnya
Harga bahan dan upah.
Analisis harga satuan setempat.
Data kerugian akibat genangan.
B. Inventarisasi Kondisi Sistem Drainase Eksisting
2. Analisis kebutuhan:
a. Tentukan rencana saluran sesuai topografi, tata ruang dan tata guna lahan.
Jaringan diusahakan sebanyak mungkin mengikuti pola eksisting dan alur alam.
Kembangkan sistem gravitasi, sistem pompa hanya dipakai kalau tidak ada
alternatif lain.
b. Tentukan kala ulang pada masing-masing saluran dan/atau segmen saluran
sesuai dengan klasifikasi kota dan orde saluran.
c. Analisis hujan kawasan dan intensitas hujan sesuai dengan kala ulang yang
diperlukan.
d. Hitung debit rencana masing-masing saluran dan/atau segmen saluran dengan
metode yang sesuai, untuk sistem pompa dan/atau sistem polder perlu dihitung
hidrograf banjir.
e. Analisis perbedaan antara kebutuhan (point 2d) dan kondisi yang ada (point 1).
Apabila kapasitas saluran existing lebih besar atau sama dengan debit rencana,
maka saluran yang ada dapat digunakan. Apabila saluran existing lebih kecil
dari rencana, maka saluran tersebut perlu ada tindakan.
f. Tindakan yang dilakukan diarahkan untuk penurunan debit, dengan
mengimplementasikan fasilitas pemanenan air hujan. Jika dengan tindakan ini
kapasitas saluran masih lebih kecil dari debit yang akan terjadi, baru dilakukan
peningkatan kapasitas.
C. Analisis
3. Analisa Solusi
1. Susun pola aliran dan sistem drainase kota dan dipilih alternatif yang
paling efisien dan efektif. Jaringan drainase alternatif yang dipilih
sehingga tak ada genangan untuk kala ulang tertentu disebut pola aliran
sistem drainase kota.
2. Buat urutan prioritas sub sistem drainase. Dari pola aliran sistem
drainase seperti butir 1 di atas, kemudian disusun prioritas sub-
sistemnya berdasarkan kebutuhan daerah masing-masing.
3. Tentukan debit rencana (m3/detik) dari masing-masing saluran. Debit
masing-masing saluran telah dihitung pada saat menganalisis
kebutuhan.
4. Rencanakan bentuk-bentuk penampang dan bangunan pelengkapnya
pada masing-masing saluran. Sebaiknya dalam perencanaan baru atau
normalisasi digunakan penampang ekonomis, sedangkan untuk
pekerjaan rehabilitasi digunakan bentuk profil lama dengan dimensi yang
berbeda.
5. Tentukan luas lahan yang akan dibebaskan.
6. Perkirakan besar biaya ganti rugi lahan.
E. Menyusunan Usulan Prioritas