Anda di halaman 1dari 39

Review dan

Penyusunan DED
Pengertian
Detail Engineering Design (DED)
DETAIL
ENGINEERING
DESIGN
Detail Engineering Design (DED) Dalam
Pekerjaan Konstruksi dapat diartikan sebagai
produk dari konsultan perencana, yang biasa
digunakan dalam membuat sebuah
perencanaan (gambar kerja) detail bangunan
sipil seperti gedung, jalan, drainase,
jembatan, bendungan, dan pekerjaan
konstruksi lainnya.
PENYUSUNAN SASARAN penyusunan DED atau Perancanngan Teknis
PERENCAN Rinci adalah untuk menentukan persyaratan mutu
AAN infrastruktur sesuai kriteria dan persyaratan teknis.

TEKNIS Penyusunan DED melingkupi penentuan spesifikasi


(DED) DAN teknis, teknis perancangan dan disertai gambar teknis
RAB yang lengkap

LANGKAH-LANGKAH TEKNIS PENYUSUNAN DED


4. Penyusunan spesifikasi teknis kegiatan &
1. Survey Teknis RKS
2. Analisis dan perencanaan (konsep disain) 5. Penyusunan RAB
3. Penyusunan Perencanaan teknis (Detail
- Perhitungan volume pekerjaan
Engineering Design/DED) :
- Perhitungan Analisa harga satuan
- Gambar situasi / Siteplan
- Gambar Denah pekerjaan
- Gambar pandangan/tampak - Perhitungan RAB
- Gambar potongan (memanjang/melintang)
- Gambar detail.
1 SURVEY TEKNIS
Pengumpulan data Pengumpulan Data Sekunder,
dan informasi antara lain : data kependudukan, matapencaharian,
lapangan (Data fisika, kimia, biologi, kawasan lindung, sarana
Sekunder, prasarana yang ada disekitar lokasi, perda/peraturan
Primer/Survey perundangan yang berlaku dan relevan, RDTR
Kabupaten/Kawasan, hasil study terkait, peta tata guna
Investigasi)
lahan, peta jenis tanah, peta kelerengan lahan, peta
topografi, curah hujan, peta hidrologi, Peta Masterplan
Jaringan Infrastruktur terkait, dll

Pengumpulan Data Primer :


Survey (pengukuran) dan diskusi/FGD dengan warga
(Pengukuran topografi, Geologi, Mekanika Tanah,
Hidrologi, Lingkungan & Sosbud,dll).
2 ANALISIS DAN
1 Menyusun Peta Topografi, Peta Tematik, Peta Lokasi
PERENCANAAN
Kegiatan;
(KONSEP DESAIN) 2 Menyusun kriteria pemilihan desain, spesifikasi
bahan/alat, dll. yang diperlukan guna menjamin

3 keselamatan bangunan.
Pra Desain/Rancangan Awal termasuk perhitungan
teknis konstruksi (dimensi/komposisi konstruksi,
kekuatan, kestabilan, geser, dll).

Dalam pemilihan desain ini juga harus telah


mempertimbangkan kemungkinan dampak lingkungan
yang muncul akibat dari pelaksanaan pekerjaan nanti.

Kriteria desain untuk setiap jenis infrastruktur yang


direncanakan harus mengacu pada kriteria desain standar
yang dikeluarkan oleh instansi teknis terkait seperti Dinas
Pekerjaan Umum atau instansi teknis terkait lainnya.
2 ANALISIS DAN
DATA SEKUNDER DATA PRIMER TELAH
PERENCANAAN RUJUKAN DOKUMEN MEMASTIKAN/
PERENCANAAN KOTA:
(KONSEP DESAIN) MEMPERTIMBANGKAN:
 Estetika (Keserasian dengan
 Peta Masterplan Jalan;
lingkungan sekitar,
 Peta Masterplan
kelurusan)
(Lanjutan) Drainase;  Elevasi/ Dimensi Konstruksi
 Materplan Air Minum
dengan Eksisting
(RISPAM)  Universal Akses /
 Materplan Jaringan
Penggunaan untuk semua
Sanitasi (SSK);  Ketersediaan Lahan
 Masterplan
(termasuk Harta Benda
Persampahan
didalamnya)
 Masterplan Proteksi  Kesesuaian Kondisi Tanah
Kebakaran (RISPK)
dengan Tipe Konstruksi
 Rencana Tata  Kebiasaan Masyarakat
Bangunan &  Dampak Lingkungan
Lingkungan  Perijinan yang diperlukan
 RTR (Peruntukan,
untuk pembangunan nanti
KSN/PKW/PKL,dll)  Penggunaan alat Ukur yang
 SPPIP/RKPKP/RP3KP
akurat
 RP2KPKP/RPLP
3 PERENCANAAN
PENYUSUNAN
TEKNIS
(DETAIL ENGINEERING
DESAIN/ DED)
Membuat Gambar  Gambar Site Plan ,
Teknis Pekerjaan  Gambar Tampak/Pandangan,
 Gambar Penampang/Potongan,
 Dan Gambar Detail

Menentukan Lingkup Lingkup pekerjaan konstruksi/proyek adalah


Pekerjaan, Metode keseluruhan pekerjaan/kegiatan konstruksi yang
Pelaksanaan Dan Rincian harus dilakukan untuk menghasilkan bangunan yang
Volume Pelaksanaan memenuhi persyaratan mutu sesuai standar teknis
Pekerjaan bangunan yang telah ditetapkan.
Kemudian dari setiap pekerjaan tersebut dihitung
kuantitas/volumenya, metode pelaksanaannya dan
urutan pelaksanaannya.
CONTOH GAMBAR DED)

• DED, Harus Ada Gambar Potongan memanjang, untuk rencana infrastruktur yang bersifat
Jaringan seperti Jalan & Drainase.
• STA Lengkap per 25 m atau 50 m & tambahan sesuai kondisi
3 PERENCANAAN
PENYUSUNAN
TEKNIS Skala Peruntukan Gambar
(DETAIL ENGINEERING
DESAIN/ DED) 1:1000 Gambar situasi, Gambar
1: 500 Rancana tapak, Gambar
Skala Kecil
Skala Gambar dapat 1: 400 peta, Gambar denah,
1: 200 Gambar block plan,
ditentukan sebagai
1: 100 Gambar tampak/potongan.
berikut:
1: 50
1: 20 Gambar detail; Detail
1: 10 Arsitektur, detail struktur,
Skala Besar 1: 5 Detail M&E.
1: 2
1:1

Khusus untuk bangunan yang mempunyai


bentuk sama seluruhnya atau sebahagian
dapat menggunakan gambar typikal/prototype.
4 MENYUSUN SPESIFIKASI
TEKNIS DAN RKS
Spesifikasi Teknis, dibuat untuk memberikan informasi
lebih lengkap mengenai persyaratan-persyaratan teknis
dan ketentuan-ketentuan pelaksanaan
pekerjaan/bangunan yang ingin diwujudkan.
Spesifikasi Teknis merupakan dokumen persyaratan
teknis/standar bangunan yang secara garis besarnya
berisi : uraian/penjelasan dari tiap jenis pekerjaan
(lingkup kegiatan), komposisi campuran, persyaratan
material/peralatan, ketentuan/peraturan terkait yang
harus diikuti, Metode Pelaksanaan, Cara pengukuran
pekerjaan, dll)
MEMBUAT RENCANA  RAB yang disusun pada saat perencanaan teknis ini pada
5 ANGGARAN BIAYA dasarnya merupakan perkiraan berdasarkan perhitungan teknik
(Engineering Estimate/EE) yang akan menjadi acuan untuk
PEKERJAAN KONSTRUKSI mengalokasikan dana pembangunan konstruksi. Secara umum
komponen biaya yang diperhitungkan dalam RAB disini adalah
kompenen Tenaga Kerja, Bahan, Alat
 Dalam penyusunan RAB menggunakan Permen PU-PR No.
28/PRT/M/2016 tentang pedoman analisis harga satuan
pekerjaan bidang pekerjaan umum. Permen No. 11/PRT/M/2013
tentang Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Bidang
Pekerjaan Umum, Analisa Harga Satuan SNI (AHSSNI) dan atau
Analisa K, masih berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan
Diagram
Komponen
perhitungan
RAB
anggaran biaya
0 Tenaga Tenaga
1 Kerja Analisa
Kerja Harga
0 Bahan dan
2 Alat Satuan
Analisa Harga
0
3
satuan Alat
RAB
0 Volume Volume
4 Pekerjaan Harga Pekerjaan
0 Rencana Anggaran Bahan
5 Biaya
ISI DOKUMEN TEKNIS

DED & RAB


1 COVER 7 PERHITUNGAN VOLUME

2 PETA LOKASI PAKET 8 GAMBAR


PEKERJAAN RENCANA
Gambar:Denah/Site
3
REKAPITULASI RAB plan
4 RENCANA ANGGARAN BIAYA
 Gambar Tampak
(RAB)
5  Gambar Potongan
ANALISA HARGA SATUAN
(Memanjang &
PEKERJAAN TIME SCHEDULE
6 9 Melintang)
DAFTAR HARGA SATUAN
BAHAN, ALAT, TENAGA
KERJA
AKSESIBILITAS
Aksesibilitas:
kemudahan yang Dalam perencanaan teknis Bangunan
disediakan bagi semua yang behubungan dengan fasilitas umuh
orang termasuk difabel, harus memperhatikan asas aksebilitas
lansia, dan anak-anak
guna mewujudkan
bagi disabilitas, manula,ibu hamil, anak-
kesamaan kesempatan anak (Infrastruktur untuk semua)
dalam segala aspek
kehidupan dan
PRINSIP PERENCANAAN
penghidupan.
BANGUNAN :
 Keselamatan: setiap bangunan yang bersifat umum dalam suatu
lingkungan terbangun, harus memperhatikan keselamatan bagi
semua orang.
 Kemudahan: setiap orang dapat mencapai semua tempat atau
bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan.
 Kegunaan: setiap orang harus dapat mempergunakan semua
tempat atau bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan.
 Kemandirian: setiap orang harus bisa mencapai, masuk dan
mempergunakan semua tempat atau bangunan yang bersifat umum
TERIMA
KASIH
kotaku.pu.go.id
MENGAPA PERLU PEDOMAN AHSP ?
• Undang-undang sektor yang mewajibkan penggunaan NSPM/NSPK
• Tata cara, panduan, pedoman AHSP yang ada belum terpadu dalam
satu PEDOMAN.
Bentuk referensi:
 Sumber Daya Air  RSNI/Pedoman (PAHS Pekerjaan SDA)
 Bina Marga  Panduan (SE Dirjen BM 2010)
 Cipta Karya  SNI (ABK-2008)
• Adanya polemik di kalangan akademisi dan praktisi, tentang
penggunaan indeks/koefisien dalam referensi metode
analisis;
PEDOMAN • Mengurangi ketimpangan penawaran dalam proses pengadaan

ANALISA HARGA • barang/jasa


Partisipasi Publik tentangharga
pemerintah infrastruktur lebih efisien
satuan pekerjaan dan
infrastruktur
efektif
bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat.
SATUAN PEKERJAAN • Mendukung pelaksanaan pembangunan infrastruktur PUPR yang
(AHSP) lebih cepat, lebih mudah dan lebih murah
SESUAI PERMEN PUPR NO. 28 THN 2016 • Sebagai pengganti analisa BOW yg telah kadaluarsa dan tidak
DALAM PENYUSUNAN RAB relevan
Lanjutan MENGAPA PERLU PEDOMAN AHSP ?

TEMUAN HASIL AUDIT BPK TERKAIT ASHP


• Mengganti nilai koefesien pada ASHP
• Adanya perhitungan ganda pada satu pembiayaan
• Memasukan K3 sebagai item pembiayaan tersendiri
(seharusnya ada dalam setiap tahapan kegiatan)
PEDOMAN
ANALISA HARGA
SATUAN PEKERJAAN
(AHSP)
SESUAI PERMEN PUPR NO. 28 THN 2016
DALAM PENYUSUNAN RAB
PEMAHAMAN UMUM AHSP

Tujuan dari penyusunan Pedoman AHSP untuk membuat


bakuan AHSP dalam menghitung HPS pekerjaan konstruksi. HPS
(owner’s estimate) bagi pengguna dan HPP (engineering’s
estimate) bagi konsultan perencana
Sasaran untuk tersusunnya berbagai koefisien AHSP tenaga
kerja,bahan/material dan peralatan yang berdasarkan prinsip
efisiensi dan efektifitas pembangunan infrastruktur bidang PU
dalam rangka peningkatan keandalan mutu.

PEDOMAN Acuan normatif al.: PP no. 29/2000 tentang


ANALISA HARGA penyelenggaraan Jasa Konstruksi; PerMen PU no. 5/2014
SATUAN PEKERJAAN tentang SMK3 Konstruksi Bidang PU; PerMen PU
no.07/2011 tentang Standar dan pedoman pemilihan
(AHSP) penyedia barang/jasa pekerjaan konstruksi dan jasa
SESUAI PERMEN PUPR NO. 28 THN 2016 konsultansi dan PerMen PU No.09/PRT/M/2014, Tata Cara
DALAM PENYUSUNAN RAB
Penggunaan Peralatan Konstruksi di Kementerian PU
1 RUANG
LINGKUP
a Pedoman ini menetapkan langkah-langkah
menghitung Harga Satuan Dasar (HSD):
Tenaga kerja, Bahan dan Alat.
b Menghitung Harga Satuan Pekerjaan (HSP):

HSP = Biaya Langsung + Biaya Tidak


Langsung
= HSD + (Keuntungan + Biaya umum)
c
HPS atau HPP =  (Vol. X HSP) + PPN

d HSP mencakup biaya konstruksi untuk infrastruktur


bidang ke-PU-an, baik dilaksanakan secara:
- Manual (CK/SDA) menggunakan tabel indeks
upah tenaga kerja, bahan (jika ada) dan alat
- Mekanis (BM/SDA) menggunakan analisis
produktivitas.
2
ISTILAH &
DEFINISI
Analisis harga satuan pekerjaan (AHSP) adalah analisis
untuk menghitung kebutuhan biaya pekerjaan menggunakan
koefisien kebutuhan tenaga kerja, bahan dan peralatan yang
dikalikan dengan harga satuan dasarnya masing- masing untuk
mendapatkan harga satuan dari satu jenis pekerjaan tertentu.
Estimasi Biaya Konstruksi adalah prakiraan biaya pekerjaan atau
kegiatan yang berdasarkan pada berbagai komponen konstruksinya,
misal Biaya konstruksi Gedung merupakan jumlah biaya untuk
komponen-komponen: pondasi, pekerjaan struktur beton (kolom, balok
dan lantai), plafond, lantai dan kelengkapan lainnya.
Harga satuan pekerjaan (HSP) adalah biaya yang dihitung dalam
suatu analisis untuk suatu pekerjaan, yang terdiri atas biaya langsung
(tenaga kerja, bahan, dan alat), dan biaya tidak langsung (keuntungan
dan biaya umum atau overhead) sebagai mata pembayaran dari suatu
jenis pekerjaan tertentu.

Harga satuan dasar (HSD) adalah harga komponen dari mata pembayaran
dalam satuan tertentu, misalnya: bahan (m, m2, m3, kg, ton, zak, dsb.),
peralatan (unit, jam, hari, dsb.), dan upah tenaga kerja (jam, hari, bulan, dsb.)
.
2 ISTILAH & Harga perkiraan sendiri (HPS) atau owner’s estimate (OE) adalah
perkiraan biaya pekerjaan yang dihitung secara profesional oleh PPK,
DEFINISI digu-nakan sebagai salah satu acuan dalam melakukan evaluasi harga
penawar-an; dan Total HPS bersifat terbuka dan tidak rahasia.
(LANJUTAN) .
Jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultansi konstruksi dan/atau
pekerjaan konstruksi yg berupa keseluruhan atau sebagian kegiatan
yang meliputi pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan,
pembongkaran, dan pembangunan kembali suatu bangunan.

Komponen Biaya Harga Satuan Pekerjaan (HSP) adalah


komponen penyusun dari biaya HSP yaitu: biaya tenaga kerja (upah),
bahan/material dan peralatan. Masing-masing komponen tersebut
merupakan hasil kali dari koefisien dengan harga satuan dasar masing-
masing sub-komponen di lokasi kegiatannya.
P
. ejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah pejabat yang
bertanggung jawab atas pelaksanaanpengadaan barang/jasa

Penyedia Barang/Jasa adalah BU a/ orang perseorangan yg


menyediakan barang/pekerjaan konstruksi/jasa-konsultansi/jasa
lainnya.
3 ACUAN Dokumen referensi di bawah ini harus digunakan dan tidak dapat
NORMATIF ditinggalkan untuk melaksanakan pedoman ini:

 PP Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa


Konstruksi
 PerMen PU, Nomor 05/PRT/M/2014, tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) Konstruksi Bidang PU
 PerMen PU, 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman
Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Pekerjaan Konstruksi dan Jasa
Konsultansi sebagaimana telah diubah dengan PerMen PU,
Nomor 31/PRT/M/2015;
 PerMen PU No.09/PRT/M/2014, Tata Cara Penggunaan
Peralatan Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum.
3 ACUAN  RENCANA INDUK KAWASAN, STANDAR TEKNIS BIDANG INI ANTARA LAIN: SNI 02-
2406-1991 DAN PT T-15-2002-C UNTUK KAWASAN YANG PERTUMBUHANNYA
NORMATIF NORMAL DAN SATUAN LUAS DAERAH TIDAK TERLAMPAU LUAS (<200 HA).
 STUDI KELAYAKAN KAWASAN, STANDAR TEKNIS BIDANG INI ANTARA LAIN:
(LANJUTAN) SESUAI AB-K/RESK/TC/001/98
 STANDAR TEKNIS PENANGANAN JALAN KAWASAN, SNI 03-2853-1995, SNI 03-
2446-1991, SNI 03.6967-2003, PEDOMAN SEDERHANA PEMBANGUNAN
PRASARANA JALAN DAN JEMBATAN, PUSLITBANG PU TAHUN 1996, SK SNI T-04-
1990-F;
 STANDAR TEKNIS PENYEDIAAN PRASARANA DRAINASE, SNI 06-2409-2002 DAN
SNI 03-24532002.
 STANDAR TEKNIS BIDANG SARANA AIR MINUM: AB-K/RE-RT/TC/026/98 DAN
ABK/OP/ST/004/98, SNI.03-3981-1992
 STANDAR TEKNIS BIDANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH, SNI 03-2398-2002, SNI 03-
2399-1991, SNI. 03-3982-1992, PTT-19-2000-C DAN PTS -09-2000-C
 STANDAR TEKNIS BIDANG PENGELOLAAN SAMPAH KAWASAN, SNI 19-3964-1994
DAN SNI 033242-1994 DAN SNI 19-3983-1995 SESUAI PTS 06-2000-C DAN PTS
07-2000-C
 STANDAR TEKNIS BIDANG RTH, 009/T/BT/1995
 PERMEN PU NO.11/MRTP/M/2013 TENTANG PEDOMAN ANALISA HARGA SATUAN
3 ACUAN 3a. PerPres No. 70 Tahun 2012, Rujukan
Peraturan Kedua PerPres No.54 Tahun 2010
Perubahan
NORMATIF
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
(LANJUTAN)  Pasal 22 ayat (4) huruf c:
Spesifikasi teknis perlu dirinci lebih lanjut oleh PPK sebelum melaksanakan
pengadaan
 pasal 49 ayat (1) huruf b:
Metode evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya adalah evaluasi penawaran
berdasarkan nilai kombinasi terbaik penawaran teknis dan biaya terkoreksi
yang dilanjutkan dengan klarifikasi serta negoisiasi teknis dan biaya,
 pasal 66, ayat (3)
Nilai total HPS bersifat terbuka dan tidak rahasia
 pasal 66, ayat (5)
HPS digunakan sebagai alat untuk menilai kewajaran penawaran termasuk
rinciannya, dan sebagai dasar untuk menetapkan batas tertinggi penawaran
yang sah, serta sebagai dasar untuk menetapkan besaran jaminan pelaksanaan
bagi penawaran yang nilainya lebih rendah dari 80%.
 penjelasan pasal 66 Ayat (8)
Contoh keuntungan dan biaya Overhead yang wajar untuk Pekerjaan
Konstruksi maksimal 15% (lima belas perseratus)
3 ACUAN
3b. PerMen PU No. 5 Tahun 2014
Pedoman
TentangSistem
SMK3 Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
NORMATIF Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
 Pasal 4 ayat (1): Setiap penyelenggaraan pekerjaan konstruksi PU wajib
(LANJUTAN) menerapkan SMK3 Konstruksi Bidang PU.
 Pasal 5 ayat (2) : Potensi bahaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
menjadi: Potensi bahaya tinggi, apabila pekerjaan bersifat berbahaya dan/atau
mempekerjakan tenaga kerja paling sedikit 100 orang dan/atau nilai kontrak diatas
Rp. 100.000.000.000,- (Rp seratus milyar);
 Pasal 6 :
Ayat (1) Pelaksanaan Konstruksi dengan potensi bahaya tinggi wajib melibatkan Ahli
K3 konstruksi.
Ayat (2) Pelaksanaan konstruksi dengan potensi bahaya rendah wajib melibatkan
Petugas K3 konstruksi.
 Pasal 8
 ayat (4) Pada saat aanwijzing terkait: potensi, jenis, identifikasi bahaya K3 dan
persyaratan K3 Konstruksi wajib dijelaskan.
 ayat (10) Apabila Penyedia tidak memperhitungkan biaya K3 Konstruksi atau rencana
biaya K3 Konstruksi yang diperhitungkan ternyata tidak mencukupi untuk pelaksanaan
program K3 maka Penyedia tetap wajib melaksanakan program K3 Konstruksi sesuai
dengan RK3K yang telah disetujui oleh PPK
 ayat (11) Penyedia yang telah ditetapkan sebagai pemenang, wajib melengkapi RK3K
dengan rencana penerapan K3 Konstruksi untuk seluruh tahapan pekerjaan.
Biaya K3
Biaya
umum/
Overhead

Mobilisasi

AHSP (K3)
4KEGUNAAN
AHSP a) Manfaat PerMen AHSP
1. Adanya bakuan AHSP yang legal;
2. Metode AHSP yang sama digunakan oleh pembuat HPS
baik dari satker ataupun dari penawaran Penyedia
dapat menghindari terjadinya HSP timpang ( > 10%);
(dalam penawaran termasuk HSP < 80% HSP pada HPS)
3. Coverage HSP sudah termasuk biaya tidak langsung
(Keuntungan + biaya umum/overhead).
4. Dapat menghitung extra cost untuk lokasi-lokasi
remote terkait biaya angkutan jarak jauh dan/atau
lintas pulau;
5. Memperhitungkan aspek K3 sesuai dengan
PerMen PU No. 5/PRT/M/2014 Tentang SMK3K,
4KEGUNAAN
AHSP b) Penggunaan
AHSP
1. PerMen PUPR No. 28/2016 tentang AHSP Bidang Pekerjaan Umum
(LANJUTAN) bersifat wajib setelah 6 bulan dari tanggal penetapannya.
2. Menggunakan Harga Satuan Dasar (HSD) Netto di Lokasi Pekerjaan
(tanpa keuntungan dan biaya umum/overhead).
3. HSD Lokasi pekerjaan yang harus dioptimasi dari berbagai sumber/
borrow area atau quarry bahan jadi/baku.
4. Besaran Keuntungan dan biaya umum/Overhead ditentukan maksimum
15% (PerPress No. 70/2012) atau dapat ditentukan lebih rendah oleh SK
Kepala Daerah atau lainnya.
5. Penggunaan AHSP tidak berdasarkan sektor anggaran, namun
disesuaikan dengan spesifikasi dan kondisi konstruksi yang
dibangun (untuk membangun jalan gunakan AHSP-BM atau
membangun gedung/rumah gunakan AHSP-CK).
6. Jika tidak terdapat AHSP yang diperlukan pada suatu sektor dapat
menggunakan sektor lainnya dalam buku pedoman ini atau referensi lain
yang disetujui oleh pemberi tugas/KPA.
4KEGUNAAN
AHSP c) Struktur
AHSP
1) Simak pasal dari PerMen PUPR No. 28/PRT/M/20165 Tentang
(LANJUTAN) AHSP dalam Pasal 1 ayat (2), dan Pasal 3.
2) Komponen AHSP yang terbagi dalam: Tenaga Kerja, Bahan
dan Alat
3) Spesifikasi Teknis/Umum Bidang SDA, BM dan CK
4) Struktur AHSP yang terbagi dalam Biaya Langsung dan
Tidak Langsung (Keuntungan dan Biaya Umum/overhead)
5) Mata AHSP prioritas yang ditunggu user, termasuk kasus-kasus
perbedaan-perbedaan dengan kondisi lokal, misal ukuran kayu
yang berbeda yang perlu penyesuaian. Lainnya seperti mata
AHSP saluran modular dll.
6) Mata AHSP untuk Perencanaan, Desain termasuk Studi-studi.
PASAL-PASAL DARI - Pasal 1 ayat (2)
PERMEN PUPR
Bidang Pekerjaan Umum adalah bidang pekerjaan yang
No.28/2016
meliputi
kegiatan pekerjaan:
• Sumber Daya Air (bendung, bendungan, pintu air dan alat
hidromekanik, terowongan air, bangunan sungai, jaringan
irigasi, bangunan Iepas pantai);
• Bina Marga Jalan dan jembatan (jalan layang, terowongan
jalan, saluran tepi jalan, bahu jalan, trotoar);
• Cipta Karya (bangunan gedung, perumahan, infrastruktur
kawasan permukiman seperti Instalasi Pengolahan Air Minum
(IPA), sistem perpipaan air minum dan lain-lain)
- Pasal 3
(1) Pedoman AHSP ini terbagi dalam 4 (empat) bagian, yaitu:
a. Bagian 1 : Pedoman AHSP Umum.
b. Bagian 2 : Pedoman AHSP Bidang Sumber Daya Air.
c. Bagian 3 : Pedoman AHSP Bidang Bina Marga.
d. Bagian 4 : Pedoman AHSP Bidang Cipta Karya.
PASAL-PASAL DARI -Pasal 4
PERMEN PUPR AHSP merupakan bagian dari dokumen kontrak harga
No.28/2016 satuan dan harus disertakan dengan rincian sebagai
(LANJUTAN)
lampiran yang tidak terpisahkan serta sebagai alat untuk
menilai kewajaran.
-Pasal 5
(1) Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini maka Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2013
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
(2) Pedoman AHSP yang telah digunakan sebelum
diundangkannya Peraturan Menteri ini, dinyatakan tetap
berlaku dan wajib menyesuaikan dengan Peraturan
Menteri ini dalam jangka waktu paling lama 6 (enam)
bulan sejak Peraturan Menteri ini diundangkan.
HARGA SATUAN
a) Komponen untuk menyusun HSP memerlukan
DASAR (HSD)
HSD (Tenaga kerja, Bahan dan Alat
b) Faktor yang mempengaruhi HSD al: kualitas sesuai
spesifikasi, kuantitas dan lokasi asal
bahan/material.
c) Di bidang SDA umumnya perhitungan HSD bahan
jadi berdasarkan harga pasar material per satuan
ukuran baku (misal. m3)
d) Penentuan HSD bahan olahan memerlukan harga
bahan baku (dari toko material atau quary/borrow
area) serta biaya transportasi dan biaya produksi
bahan olahan menjadi bahan jadi.
5
KETENTUAN &
PERSYARATAN 1. Umum
Referensi menentu-
2. Harga satuan dasar kan PENAWARAN
(HSD)
• HSD tenaga Apakah Penawaran
Penyedia WAJAR (Rasional
kerja & Objektif)
• HSD alat
HSD Satuan
5.3 •Harga bahan
Pekerjaan
5.4 Rekapitulasi estimasi
biaya (kegiatan/ HP
pekerjaan)
S
PROSES
PERHITUNGAN
SK-KepDa
AHSP DETAIL DESAIN
Harus HSD Netto PerMen PUPR no 28/2016
ANALISIS HARGA
DAERAH SATUAN PEKERJAAN
SETEMPAT BoQ
(AHSP) VOLUME PEKERJAAN
Koefisien
HSD :
-Satuan panjang
-Satuan luas
-Upah Tenaga Kerja
-Bahan
-Peralatan -Satuan volume
- Bahan
- Kinerja -Lain-lain -Satuan waktu
-Satuan berat
Biaya

Angkutan

HARGA PRAKIRAAN
HARGA SATUAN (HPP dan/atau HPS)
HSD
PEKERJAAN (HSP)
Lokasi
HPP: Harga Perkiraan
Perencana
CONTOH FORMULIR STANDAR UNTUK PEREKAMAN AHSP

Pekerjaan :...............................................................(satuan pekerjaan)


Jumlah Harga
Nomor Uraian/ Kode Satuan Koefisien Haga Satuan (Rp)
(Rp)
A. TENAGA
1.
2.
JUMLAH HARGA TENAGA
B. BAHAN
1.
2.
JUMLAH HARGA BAHAN
C. PERALATAN
1.

2.

3.
.........
JUMLAH HARGA PERALATAN

D. Jumlah harga tenaga, bahan dan peralatan ( A + B + C )


E. Overhead & profit 15,0 %x D
F. Harga satuan pekerjaan ( D + E )
CONTOH: PENGISIAN FORMULIR STANDAR
UNTUK PEREKAMAN AHSP BIDANG
SDA
Pasangan
P. 0 1 batu dengan mortar jenis PC-PP (1 m ) 3

P.01a Mortar tipe M (mutu PP tertentu setara dengan campuran 1 PC:2 PP)
P.01a.1) Manual

No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan Jumlah Harga


(Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7

A Tenaga Kerja
1 Pekerja L.01 OH 2,700 50.000,00 135.000,00
2 Tukang batu L.02 OH 0,900 70.000,00 63.000,00
3 Mandor L.04 OH 0,270 100.000,00 27.000,00

Jumlah Harga Tenaga Kerja 225.000,00


B Bahan
1 Batu belah M.06.a m 3 1,200 183.050,00 219.660,00
m 3
2 Pasir Pasang M.14.b 0,440 193.200,00 85.008,00
3 Portland Cement M.15 kg 252 1.225,00 308.700,00

Jumlah Harga Bahan 613.368,00


C Peralatan
Jumlah Harga Peralatan
D Jumlah Harga Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan (A+B+C) 838.368,00
E Keuntungan dan Biaya Umu m (Contoh 15%) 15% x D (maksimum) 125.755,20
F Harga Satuan Pekerjaan per - m 3 (D+E) 964.123,20
CONTOH: PENGISIAN FORMULIR STANDAR
UNTUK PEREKAMAN AHSP BIDANG
BM
Pekerjaan : Lapis Pondasi Agregat Kelas A (LPA-A) (Per m³)
Jumlah Harga
Nomor Uraian/ Kode Satuan Koefisien Haga Satuan (Rp)
(Rp)

A. TENAGA
1. Pekerja (L01) jam 0,0496 4.657,31 231,05
2. Mandor (L04) jam 0,0071 7.281,29 51,60

JUMLAH HARGA TENAGA 282,65


B. BAHAN
1. Aggregat A M26 M³ 1,2586 198.215,28 249.475,59

JUMLAH HARGA BAHAN 249.475,59


C. PERALATAN
1. Wheel Loader (E15) jam 0,0071 253.964,94 1.799,89
2. Dump Truck (E08) jam 0,5022 212.812,53 106.868,94
3. Motor Grader (E13) jam 0,0043 327.468,61 1.394,84
4. Tandem Roller (E17) jam 0,0134 379.339,78 5.078,18
5. Water tanker (E23) jam 0,0141 155.193,02 2.181,43
6. Alat Bantu Ls 1,0000 0,00 0,00
JUMLAH HARGA PERALATAN 117.323,28

D. Jumlah harga tenaga, bahan dan peralatan ( A + B + C ) 367.081,52


E. Overhead & profit 15,0 %x D 55.062,23
F. Harga satuan pekerjaan ( D + E ) 422.143,75
CONTOH: PENGISIAN FORMULIR STANDAR
UNTUK PEREKAMAN AHSP BIDANG
CK
Pemasangan 1 m pondasi batu belah, 1SP : 3PP
3

Harga Jumlah
Satuan Harga
No Uraian Kode Satuan Koefisien
(Rp) (Rp)
A TENAGA
Pekerja L.01 OH 1,500
Tukang Batu L.02 OH 0,750
Kepala Tukang L.03 OH 0,075
Mandor L.04 OH 0,075
JUMLAH TENAGA KERJA
B BAHAN
Batu belah m3 1,200
Semen Portlan Kg 202
Pasir Pasang m3 0,485
JUMLAH HARGA BAHAN
C PERALATAN

JUMLAH HARGA ALAT

D Jumlah (A+B+C)
E Overhead & Profit (Contoh 15 %) 15% x D
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E)
AKSESIBILITAS
Aksesibilitas:
Dalam perencanaan teknis Bangunan
kemudahan yang
disediakan bagi semua
yang behubungan dengan fasilitas umuh
orang termasuk difabel, harus memperhatikan asas aksebilitas
lansia, dan anak-anak bagi disabilitas, manula,ibu hamil, anak-
guna mewujudkan
kesamaan kesempatan
anak (Infrastruktur untuk semua)
dalam segala aspek
kehidupan dan PRINSIP PERENCANAAN
penghidupan. BANGUNAN :
 Keselamatan: setiap bangunan yang bersifat umum dalam suatu
lingkungan terbangun, harus memperhatikan keselamatan bagi
semua orang.
 Kemudahan: setiap orang dapat mencapai semua tempat atau
bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan.
 Kegunaan: setiap orang harus dapat mempergunakan semua
tempat atau bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan.
 Kemandirian: setiap orang harus bisa mencapai, masuk dan
mempergunakan semua tempat atau bangunan yang bersifat umum
TERIMA
KASIH
kotaku.pu.go.id

Anda mungkin juga menyukai