Anda di halaman 1dari 22

TAHAP PERSIAPAN PELAKSANAAN

PROYEK

Oleh : Harry Kurniawan, M.T


KONSEP DASAR MANAJEMEN
Manajemen dari suatu kegiatan,
mengikuti siklus PDCA (Plan, Do,
Check, Action)
Konsep PDCA dalam JASA
KONSTRUKSI
SKETSA PELAKSANAAN PROYEK
SECARA MENYELURUH
PERSIAPAN PEKERJAAN

Persiapan pekerjaan dalam suatu proyek terdiri


dari kegiatan :

a. Menyusun Perencanaan Pelaksanaan (Pre


Construction Planning)
b. Melakukan pekerjaan persiapan fisik/ lapangan
a. Perencanaan Pelaksanaan ( Pre
Construction Planning )
Perencanaan pelaksanaan perlu dibuat lebih dulu sebelum pelaksanaan
dimulai yaitu :
1. Perencanaan Pelaksanaan (Construction Planning):
Suatu upaya menyusun rangkaian keputusan dan tindakan yang
akan dilakukan guna pelaksanaan proyek yang dibatasi oleh ukuran-
ukuran dalam aspek biaya, mutu dan waktu, untuk mencapai
sasaran tertentu yang ditetapkan oleh perusahaan atau organisasi.
2. Rencana Pelaksanaan (Construction Plan): Suatu kumpulan dokumen
yang digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan proyek, dan
sekaligus sebagai tolok ukur dalam pengendalian pelaksanaan.
MANAJEMEN RESIKO
Dalam menyusun dokumen Perencanaan
Pelaksanaan perlu dipertimbangkan adanya risiko
yang diperkirakan bisa terjadi selama jalannya
pelaksanaan pekerjaan.
Pengertian risiko adalah tidak tercapainya sasaran
atau tujuan dari suatu kegiatan. Dalam pelaksanaan
proyek, risiko yang bisa terjadi adalah tidak
tercapainya sasaran biaya pelaksanaan, sasaran
mutu pelaksanaan (termasuk K-3 & lingkungan),
dan sasaran waktu pelaksanaan.
ADA 4 HAL POKOK
MENYANGKUT KAJIAN RESIKO
a. Identifikasi risiko Identifikasi risiko adalah
memperkirakan apa saja hambatan/ kendala/ masalah
yang mungkin bisa terjadi selama pelaksanaan
pekerjaan.
b. Analisis risiko Dalam melakukan analisis terhadap risiko
yang telah diidentifikasi, terdapat 2 (dua) hal yang ingin
diketahui :
◦ Penyebab dari risiko yang bisa terjadi
◦ Seberapa besar dampak dari risiko tersebut bila benar-
benar terjadi
c. Tanggapan/respon terhadap risiko Terhadap setiap penyebab risiko hasil
analisis selanjutnya ditetapkan tanggapan atau respon berupa langkah
yang akan dibuat untuk mengupayakan agar risiko tidak terjadi, atau bila
terjadi maka dampak yang ditimbulkannya minimal.

d. Dokumentasi risiko Dokumentasi risiko terdiri :


1. Pencatatan terhadap semua yang telah dilakukan
sehubungan dengan Identifikasi Risiko, Analisis Risiko,
maupun terhadap risiko
2. Pencatatan terhadap apa saja yang terjadi secara nyata
selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, maupun
langkah-langkah yang telah dibuat. Termasuk disini
kemungkinan adanya koreksi atas apa yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Rencana Mutu Kontrak (RMK)
RMK menggambarkan rencana atau tahapan pelaksanaan pekerjaan yang
memastikan bahwa pekerjaan akan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
dan persyaratan yang tercantum dalam dokumen kontrak.
Dalam Rencana Pelaksanaan Pekerjaan tercqntum rencana-rencana sebagai
berikut :
a. Site Plan
b. Organisasi Pelaksanaan
c. Jadwal Pelaksanaan (Time Shedule)
d. Metode Konstruksi (Construction Method)
e. Rencana K-3
f. Anggaran Pelaksanaan (Cost Budget) -khusus untuk keperluan
Penyedia Jasa, tidak menjadi bagian dari RMK
g. Arus Kas (Cash Flow)
A. SITE PLAN
Site Plan merupakan pengaturan tata letak dari fasilitas
sementara yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek.
Penyusunan site plan mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut :
-Lahan pada lokasi proyek
-Site plan perlu disesuaikan dengan metode konstruksi
-Site plan direncanakan meliputi hal-hal sbb : Direksi Ket,
Gudang, Barak kerja, Penempatan Material dan Alat Kerja,
Sirkulasi /Jalan kerja dll
B. ORGANISASI PROYEK
Untuk kegiatan pelaksanaan, diperlukan organisasi proyek
yang berfungsi untuk pembagian tugas kepada masing-
masing personil, dan koordinasi.
Ada tiga jenis organisasi proyek yang dapat dipilih sesuai
dengan kemauan manajemen ybs. yaitu :
a. Organisasi proyek berdasarkan pada wilayah/ area
operasi, jenis ini lebih bersifat umum
b. Organisasi proyek berdasarkan pada fungsi operasi, jenis
ini lebih bersifat spesialis
c. Organisasi proyek berdasarkan pada gabungan wilayah
dan fungsi operasi (lihat hal 29 – 30)
C. TIME SCHEDULLE
Kegunaan Time Schedule

a. Pedoman pelaksanaan/penyelesaian kegiatan.


b. Pedoman waktu dalam pengadaan sumber daya (tenaga
kerja, alat, material) untuk pekerjaan tersebut.
c. Alat melakukan koordinasi diantara kegiatan/ pekerjaan yg
memiliki saling keterpengaruhan.
d. Merupakan tolok ukur dalam pengendalian pelaksanaan
pekerjaan.
JENIS-JENIS TIME SCHEDULLE

a. Diagram Garis (Bar Chart Schedule)


Umumnya pada bar chart schedule ini dilengkapi dengan Curva – S,
nilai/bobot prestasi pekerjaan setiap waktu secara kumulatif, dari
awal pekerjaan (prestasi 0%) sampai dengan akhir pekerjaan
(prestasi 100%). Hal 30
b. Diagram Anak Panah (Arrow Diagram)
Sering disebut sebagai Network Planning (NWP). Setiap kegiatan
digambarkan dengan anak panah, sedangkan durasinya dituliskan
dengan angka pada anak panah terkait. Hal 31
DIAGRAM GANTT CHART

• Gantt Chart As-soon as Posible (saat paling awal)

• Gantt Chart As-Late as Posible (saat paling akhir)


KURVA-S
DIAGRAM NETWORK PLANNING
D. Pengadaan Sumber Daya
Setiap kegiatan proyek, pasti memerlukan sumber daya
yang dapat berupa tenaga kerja, material dan alat.
Pengadaan sumber daya tersebut harus dijamin sudah
tersedia, baik dalam jenis, jumlah maupun kualitasnya,
sebelum kegiatan dimulai.

Kegiatan dimulai sesuai dengan jadwal yang ada,


dengan demikian, persiapan pengadaan sumber
dayanya harus ditarik mundur dari jadwal kegiatan
yang ada. Hal 32
E. Metode Konstruksi
(Construction Method)
Merupakan cara melaksanakan suatu pekerjaan, berkaitan
dengan penggunaan alat, tenaga kerja maupun material yang
diperlukan, untuk menghasilkan produk bangunan sesuai dengan
persyaratan kualitas, waktu dan biaya
Biasanya direncanakan paling tidak untuk pekerjaan-pekerjaan
utama dalam pelaksanaan proyek
Setiap jenis pekerjaan bisa dilaksanakan dengan beberapa
alternatif metode konstruksi, tetapi yang dipilih adalah yang
dianggap paling menguntungkan perusahaan (kontraktor), kecuali
bila telah ditetapkan lebih dahulu dalam kesepakatan antara
kontraktor dan pengguna jasa
F. ANGGARAN BIAYA
PELAKSANAAN
1. Rencana pembiayaan untuk pelaksanaan proyek, yang
1

menggambarkan rencana pendapatan dan biaya yang


diperkirakan terjadi dalam pelaksanaan proyek
2. Pendapatan adalah nilai prestasi pelaksanaan kontrak (diluar Pajak
Pertambahan Nilai/PPN) yang telah diakui oleh pengguna jasa, dan
akan dibayarkan (berupa termin) kepada kontraktor
3. Biaya adalah seluruh beban, baik beban langsung maupun beban
tidak langsung, untuk mewujudkan prestasi pelaksanaan kontrak
tersebut
G. Rencana Cash Flow
Rencana pengaturan penerimaan uang (cash in) dan pengeluaran uang
(cash out) dengan tujuan/sasaran kelancaran pelaksanaan proyek, serta
menghasilkan jumlah pinjaman yang dinilai paling menguntungkan
perusahaan
Unsur Cash In :
1. Uang muka pekerjaan
2. Pembayaran prestasi pekerjaan (termin)
3. Restitusi pajak
Unsur Cash Out :
1. Pembayaran kepada mandor, pemasok, sub kontraktor, pemilik alat sewa
2. Pembayaran overhead dan biaya umum perusahaan
3. Pembayaran kepada pihak lainnya sehubungan dengan pelaksanaan proyek
H. PERSIAPAN FISIK
Persiapan fisik dilakukan sebelum pelaksanaan pekerjaan pokok
dimulai, umumnya terdiri dari :
a. Penyiapan patok-patok ukur (patok as, patok elevasi) setelah
penyerahan lapangan (setting out)
b. Pengukuran bersama (mutual check), bila diperlukan
c. Penyiapan site plan, termasuk pagar bila diperlukan
d. Penyiapan jalan kerja (access road) baik dilokasi maupun diluar,
bila diperlukan
e. Dan lain-lainnya sesuai kebutuhan proyek
Tujuan dari persiapan fisik adalah untuk menjamin kegiatan pokok dapat
dilaksanakan tanpa hambatan
I. Pematokan (Setting Out)
Membuat dan memasang patok-patok ukur, untuk pedoman
letak dan elevasi bangunan yang akan dibangun, berdasarkan
patok Bench Mark (BM) yang ada, atau dari titik bangunan yang
ada.
Mengukur topografi tanah lokasi bangunan, untuk dengan
gambar dokumen (mutual check). Perhitungan volume
berdasarkan hasil mutual check (MC- 0) harus disahkan oleh
owner atau wakilnya.
Mengamankan dan menjaga titik-titik ukur yang ada, dan selalu
dilakukan recheck , serta segera dipindahkan ke Bangunan tetap
yang telah selesai.

Anda mungkin juga menyukai