Anda di halaman 1dari 10

RENCANA DETAIL

TATA RUANG (RDTR)


KOTA PONTIANAK
TAHUN 2021
Dasar Hukum RDTR
01 UU Cipta Kerja
No. 11 Tahun 2021

PP No. 21 Tahun 2021


02 Peraturan Pemerintah (PP) tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang

PP No. 16 Tahun 2021


03 Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung

Permen ATR
04 Permen ATR/BPN No. 16 Tahun 2018 tentang Pedoman
Penyusunan RDTR dan Zonasi Kabupaten/Kota

Perda RTRW
05 Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2013 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Tahun 2013-2033
Penetapan Rencana
Tata Ruang yang Telah
Mendapat Surat
Persetujuan Substansi
oleh Menteri ATR/BPN
KRONOLOGIS RDTR KOTA PONTIANAK
DAN PERUBAHAN ATURAN TERKAIT

1 Desember 2016 Des 2016 – Okt 2020 2 November 2020 22 Februari 2021

Pengajuan Koordinasi dan Simfonisasi UUCK PP No. 21


Pengajuan persetujuan substansi Koordinasi dan simfonisasi dokumen Terbitnya Undang-Undang Cipta Kerja Terbitnya PP No. 21 tentang
dengan kementerian ATR/BPN dan No. 11 Tahun 2020, mengamanatkan Penyelenggaraan Penataan Ruang,
terjadinya perubahan aturan terkait RDTR dalam bentuk Peraturan Kepala Menegaskan kembali RDTR dalam
RDTR. Daerah, bukan PERDA. bentuk PERKADA/PERWA

Sekarang Maret 2021 Feb-Maret 2021

Permohonan Draft PERWA RDTR Perubahan


Permohonan Persetujuan Walikota Draft PERWA RDTR diajukan ke Bagian Perubahan Legal Drafting Perda RDTR
Pontianak Hukum Sekretariat Daerah Kota Kota Pontianak menjadi PERWA RDTR
Pontianak. Kota Pontianak
Mengapa Perlu RDTR
dan Peraturan Zonasi?
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi
sangat diperlukan sebagai acuan operasional dalam
pemanfaatan serta pengendaliaan pemanfaatan ruang,
termasuk untuk pemberian izin.
RDTR
RDTR berfungsi sebagai pedoman untuk:
a. penyusunan rencana pembangunan di Kota Pontianak;
b. pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di Kota
Pontianak;
c. perwujudan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan
perkembangan antar zona, serta keserasian antar sektor di Kota
Pontianak;
d. penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi di Kota Pontianak;
e. pengelolaan Kota Pontianak; dan
f. perwujudan keterpaduan rencana pengembangan Kota Pontianak.
MUATAN RDTR KOTA PONTIANAK

Pola Ruang Penetapan Sub BWP Ketentuan Pemanfaatan Peraturan Zonasi


Struktur Ruang
1. Rencana Zona Lindung; Prioritas Ruang
1. Rencana pengembangan
pusat pelayanan; a. lindung gambut; 1. perbaikan prasarana, a. indikasi program a. ketentuan kegiatan dan
2. Rencana jaringan b. sempadan sungai; sarana, dan prioritas; penggunaan lahan;
transportasi; c. ruang terbuka hijau; dan blok/kawasan; b. indikasi sumber b. ketentuan intensitas
3. Rencana jaringan energi; d. lindung spiritual dan kearifan lokal. 2. pengembangan kembali pendanaan; pemanfaatan ruang;
4. Rencana jaringan prasarana, sarana dan c. indikasi instansi c. ketentuan tata
telekomunikasi; 2. Rencana Zona Budi Daya. blok/kawasan; pelaksana; dan bangunan
5. Rencana jaringan air a. perumahan (R); 3. pembangunan baru d. indikasi waktu d. ketentuan prasarana
minum; b. perdagangan dan Jasa (K); prasarana, sarana dan pelaksanaan. dan sarana minimal
6. Rencana jaringan c. perkantoran (KT); blok/kawasan; e. ketentuan khusus
drainase; d. sarana pelayanan umum (SPU); dan/atau f. ketentuan pelaksanaan
7. Rencana pengelolaan air e. kawasan peruntukan industri (KPI); 4. pelestarian/pelindunga g. teknik pengaturan
limbah; f. pertanian (P); n blok/kawasan. zonasi.
8. Rencana jaringan g. ruang terbuka non hijau (RTNH);
persampahan; h. tempat pemrosesan akhir (TPA);
9. Rencana jaringan i. pembangkit tenaga listrik (PTL);
prasarana lainnya (jalur j. pariwisata (W);
evakuasi Bencana) k. pertahanan dan keamanan (HK);
l. transportasi (TR);
m. peruntukan lainnya (PL);
n. campuran (C).
KETENTUAN TATA BANGUNAN
Ketinggian Bangunan Paling Tinggi Jarak Bebas Samping dan Belakang
Ketinggian bangunan paling tinggi sesuai ketentuan • Jarak bebas samping dan belakang minimal
intesitas pemanfaatan ruang (KDB, KLB) 1m dan dapat berjarak 0 (nol) meter pada
Garis Sempadan Bangunan Paling Rendah zona Perdagangan dan Jasa (K).
• Jarak bebas samping dan belakang dapat
• Garis sempadan bangunan paling rendah berjarak berjarak 0 (nol) meter jika ada
setengah lebar ruang milik jalan, diukur dari as jalan kesepakatan dengan tetangga samping dan
• Ketentuan mengenai garis sempadan bangunan pada belakang untuk bangunan 3 (tiga ) lantai ke
jalan di Kota Pontianak lebih lanjut telah diatur atas.
dengan PERWA No. 46 tahun 2016 tentang GSB dan • Ketentuan lebih lanjut di setiap zona diatur
RMJ pada Ruas jalan Kota Pontianak. lebih lanjut sesuai dengan peraturan
Jarak Antar Bangunan Paling Rendah perundang-undangan.
• jarak antar bangunan minimal 2 (dua) meter di lantai Tampilan Bangunan
pertama bangunan;
• Mempertimbangkan warna, bahan, tekstur,
• jarak antarbangunan bertambah 0,5 (setengah) meter
muka, gaya, keindahan, dan keserasian
dari jarak bebas lantai di bawahnya, setiap terjadi
dengan lingkungan sekitarnya.
penambahan lantai bangunan
• Ketentuan diatur lebih lanjut sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
KETENTUAN SARANA DAN PRASARANA MINIMAL

Ketentuan Prasarana dan Sarana Ketentuan Pelaksanaan


Minimal terdiri atas:
a. Parkir; dan 1. Ketentuan pelaksanaan berupa ketentuan
insentif dan disinsentif.
b. Prasarana Pengelolaan Lingkungan 2. Pemberian insentif bertujuan untuk:
Prasarana pengelolaan lingkungan • meningkatkan RTH publik;
terdiri atas SPAM, jaringan • meningkatkan karakteristik budaya Melayu atau
drainase, SPAL, pengelolaan lingkungan setempat; dan/atau
sampah, dan jalur evakuasi • meningkatkan kegiatan pemanfaatan ruang
bencana. pada zona pertumbuhan ekonomi
3. Pemberian disinsentif bertujuan untuk:
a. melestarikan fungsi gambut; dan/atau
b. melestarikan kualitas Sungai Kapuas dan
Sungai Landak.
Teknik Pengaturan Zonasi
Teknik pengaturan zonasi merupakan aturan untuk mengatasi kekakuan Peraturan
Zonasi dalam pelaksanaan pembangunan kota.
Zona Bonus dengan Kode “B”
Merupakan zona yang diperbolehkan untuk peningkatan KDB dan KLB melebihi aturan dasar
dengan kompensasi menyediakan sarana public berupa:
• menyediakan lahan dan/atau membangun ruang terbuka hijau publik;
• menyediakan lahan untuk pelebaran jalan;
• menyediakan jalur dan/atau meningkatkan kualitas fasilitas pejalan kaki yang terintegrasi
dengan angkutan umum; dan/atau
• menyediakan jalur sepeda yang terintegrasi dengan angkutan umum.
Zona Banjir dengan Kode “I”
Merupakan zona rawan banjir untuk mencegah atau mengurangi kerugian akibat risiko banjir
melalui penerapan standar konstruksi. Penerapan standar konstruksi terdiri atas:
• bangunan lebih tinggi dari rata-rata tinggi banjir;
• bangunan menggunakan konsep rumah panggung;
• menyediakan titik kumpul dan jalur evakuasi yang menjauhi sumber banjir; dan/atau
• zona Kawasan Industri yang berada di Zona Banjir wajib menyediakan infrastruktur
pengendali banjir.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai