Disampaikan Oleh:
Deliana, ST., MSi.
dalam Acara:
Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan
Bidang Penataan Ruang Provinsi Kalimantan Tengah
1. PENDAHULUAN
2. TUJUAN PENATAAN BAGIAN WILAYAH PERKOTAAN
3. RENCANA POLA RUANG
4. RENCANA JARINGAN PRASARANA
5. PENETAPAN SUB BWP YANG DIPRIORITASKAN
PENANGANANNYA
6. KETENTUAN PEMANFAATAN RUANG
7. PERATURAN ZONASI
8. PENUTUP
2
1 PENDAHULUAN
3
1 PENDAHULUAN
Vancouver, kota
ternyaman di
Jogjakarta, kota ternyaman di dunia
Indonesia (MLCI)
4
1A KETENTUAN PENYUSUNAN RDTR DAN PZ
sal 14
R Pa Rencana rinci tata ruang kabupaten/kota
UUP RDTR dan PZ disusun bila: merupakan penjabaran atau bentuk
operasionalisasi RTRW kabupaten/
kota dalam mewujudkan penataan ruang
1 Tidak/belum bisa dijadikan wilayah kabupaten/kota, dapat berupa:
dasar dalam pelaksanaan - Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
pemanfaatan ruang dan kabupaten/kota; dan
pengendalian pemanfaatan - Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis
ruang karena tingkat kabupaten/kota.
ketelitian petanya belum
1:5000
RDTR dan PZ
gabung
Telah mengamanatkan
RTRW 2. penyusunan RDTR
untuk bagian dari
wilayahnya
Telah memiliki
kedalaman RDTR PZ saja
(1:5000)
5
1B KEDUDUKAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI
RPJP Provinsi RTRW Provinsi RTR Kaw. Strategis Rencana Tata Bangunan
Provinsi dan Lingkungan
RPJM Provinsi Perbaikan Kawasan
RDTR Kabupaten Pengembangan Kembali
RPJP RTRW Kabupaten RTR Kaw. Strategis Kawasan
Kabupaten/Kota Kabupaten Pembangunan Baru
Kawasan
RPJM RTRW Kota RDTR Kota Pelestarian/pelindungan
Kabupaten/Kota RTR Kaw. Strategis Kota Kawasan
Peraturan Zonasi
6
1C FUNGSI DAN MANFAAT RDTR DAN PERATURAN ZONASI
MANFAAT
FUNGSI • Arahan lokasi berbagai kegiatan yang
mempunyai kesamaan fungsi;
• Kendali mutu pemanfaatan ruang • Alat operasionalisasi dalam sistem
wilayah kabupaten/kota berdasarkan pengendalian dan pengawasan
RTRW; pelaksanaan pembangunan fisik
• Acuan bagi kegiatan pemanfaatan ruang kabupaten/kota;
yang lebih rinci dari kegiatan • Ketentuan intensitas pemanfaatan
pemanfaatan ruang yang diamanatkan ruang untuk setiap bagian-bagian
dalam RTRW; wilayah sesuai dengan fungsinya; dan
• Acuan bagi kegiatan pengendalian • Ketentuan bagi penetapan kawasan
pemanfaatan ruang; yang diprioritaskan untuk disusun
• Acuan bagi penerbitan izin pemanfaatan program penanganan dan
ruang; pengembangan kawasan
dan lingkungan, seperti RTBL atau
• Acuan dalam penyusunan Rencana Tata
rencana lain yang sejenis.
Bangunan dan Lingkungan.
7
1D FILOSOFI PERENCANAAN
Sosial-politik
Hankam
Kehutanan
Geologi tata
lingk.
Pertanian
Transportasi
Kelembagaan
Urban design
Arsitektur
Sosial-Budaya
8
1E LINGKUP WILAYAH PERENCANAAN RDTR DAN PZ
1 2
3 4 5
Hubungan antara
RTRW Kab./Kota,
RDTR, dan RTBL
serta Wilayah
Perencanaannya
10
1G MUATAN MATERI TEKNIS RDTR DAN PZ
I. PENDAHULUAN VIII. PERATURAN ZONASI
III. TUJUAN PENATAAN BWP 8.1.1. Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan Lahan
5.4. Rencana Pengembangan Jaringan Air Minum 8.2.3. Ketentuan Standar Teknis
con
toh
Mewujudkan kawasan Kawasan Perkotaan “X” sebagai embrio
kawasan strategis pertumbuhan ekonomi serta sebagai ikon kota “X”.
Fungsi:
a. alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial, ekonomi,
serta kegiatan pelestarian fungsi lingkungan dalam BWP;
b. dasar penerbitan izin pemanfaatan ruang;
c. dasar penyusunan RTBL; dan
d. dasar penyusunan rencana jaringan prasarana
Ilustrasi Pembagian BWP ke dalam Ilustrasi Pembagian Sub Zona di dalam Blok
Sub BWP hingga Blok dan Subblok pada satu Sub BWP
15
3A DELINIASI BWP DAN SUB BWP
Ilustrasi blok pada Sub BWP Ilustrasi sub zona pada Sub BWP
- Suatu blok (fisik) dapat terdiri dari satu atau lebih sub zona (fungsi)
- Apabila BWP terlalu luas untuk digambarkan kedalam satu peta berskala 1:5000, peta
rencana pola dapat digambarkan lagi ke dalam beberapa lembar peta
16
3B ZONA LINDUNG DAN ZONA BUDI DAYA
Zona Lindung Zona Budidaya
1) zona hutan lindung; 1) Zona perumahan:
2) zona yang memberikan perlindungan - kepadatan sangat tinggi,
thd zona di bawahnya: - kepadatan tinggi,
- zona bergambut; - kepadatan sedang,
- zona resapan air; - kepadatan rendah, dan
3) zona perlindungan setempat: - kepadatan sangat rendah;
- sempadan pantai; Bila diperlukan dapat dirinci lebih lanjut ke dalam rumah
- sempadan sungai; susun, rumah kopel, rumah deret, rumah tunggal, rumah
- zona sekitar danau atau waduk; dan taman, dan sebagainya);
- zona sekitar mata air; 2) Zona perdagangan dan jasa:
4) zona RTH kota: - perdagangan jasa deret , dan
- taman RT; - perdagangan jasa tunggal
- taman RW; Bila diperlukan dapat dirinci lebih lanjut ke dalam PKL, pasar
- taman kota; dan tradisional, pasar modern, pusat perbelanjaan, dsb;
- pemakaman; 3) Zona perkantoran:
5) zona suaka alam dan cagar budaya; - perkantoran pemerintah, dan
6) zona rawan bencana alam: - perkantoran swasta;
- zona rawan tanah longsor; 4) Zona sarana pelayanan umum:
- zona rawan gelombang pasang; dan - sarana pelayanan umum pendidikan,
- zona rawan banjir; - sarana pelayanan umum transportasi,
7) zona lindung lainnya. - sarana pelayanan umum kesehatan,
- sarana pelayanan umum olahraga,
- sarana pelayanan umum sosial budaya, dan
- sarana pelayanan umum peribadatan; 17
17
3B ZONA LINDUNG DAN ZONA BUDI DAYA
Zona Budidaya….Lanjutan
5) Zona industri:
- industri kimia dasar,
- industri mesin dan logam dasar,
- industri kecil, dan
- aneka industri;
6) Zona khusus, yang berada di kawasan perkotaan
dan tidak termasuk zona 1 s/d 5:
- zona untuk keperluan pertahanan dan
keamanan,
- zona Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL),
- zona Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), dan
- zona khusus lainnya;
7) Zona lainnya, yang tidak selalu ada di kawasan
perkotaan:
- zona pertanian,
- zona pertambangan, dan
- zona pariwisata; dan
8) Zona campuran, yaitu zona budidaya dengan
beberapa peruntukan fungsi dan/atau bersifat
terpadu:
- perumahan dan perdagangan/jasa,
- perumahan, perdagangan/jasa dan perkantoran.
18
3C CONTOH PETA RENCANA POLA RUANG
Dalam RTRW Dalam RDTR
Rencana pola ruang RDTR digambarkan kedalam peta BWP yang terdiri atas Sub BWP. Bagian Wilayah
Zona yang terdapat pada wilayah perencanaan RDTR HARUS TETAP SESUAI DOMINASI KAWASAN Perkotaan (BWP)
PADA RENCANA POLA RUANG RTRW meskipun terdapat zona-zona lainnya selain zona dominasi Sub BWP
tersebut.
21
4B RENCANA PENGEMBANGAN JARINGAN ENERGI/KELISTRIKAN
22
4C RENCANA PENGEMBANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI DAN AIR MINUM
JARINGAN AIR
JARINGAN MINUM
TELEKOMUNIKASI 1. sistem penyediaan air minum
1. Rencana pengembangan infrastruktur wilayah kabupaten/kota
dasar telekomunikasi berupa lokasi mencakup sistem jaringan
pusat automatisasi sambungan telepon; perpipaan dan bukan jaringan
2. Kebutuhan penyediaan jaringan perpipaan;
telekomunikasi telepon kabel (dari 2. bangunan pengambil air baku;
jaringan kabel primer hingga jaringan 3. seluruh pipa transmisi air
kabel sekunder), termasuk penyediaan: baku dan instalasi produksi;
i. stasiun telepon otomat; 4. seluruh pipa unit distribusi
ii. rumah kabel; hingga persil;
iii. kotak pembagi; 5. seluruh bangunan penunjang
3. Kebutuhan penyediaan telekomunikasi dan bangunan pelengkap; dan
telepon selular, termasuk penyediaan 6. bak penampung.
infrastruktur telepon nirkabel berupa
lokasi menara telekomunikasi termasuk
menara Base Transceiver Station (BTS)
4. Rencana sistem televisi kabel seperti
stasiun transmisi dan jaringan kabel
distribusi;
5. Rencana peningkatan pelayanan
jaringan telekomunikasi 23
4D RENCANA PENGEMBANGAN JARINGAN DRAINASE
Terdiri atas:
1. sistem jaringan drainase untuk
mencegah genangan di BWP
2. rencana kebutuhan sistem
jaringan drainase, terdiri atas:
rencana jaringan primer,
sekunder, tersier, dan
lingkungan di BWP; dan
3. Jika kondisi topografi di wilayah
perencanaan berpotensi
genangan maka perlu dibuat: Peta Ilustrasi
i. kolam retensi Rencana Jaringan
ii. sistem pemompaan Drainase
iii. pintu air
24
4E RENCANA PENGEMBANGAN JARINGAN AIR LIMBAH
Peta Ilustrasi
Rencana Jaringan
Limbah
25
5 PENETAPAN SUB BWP YANG DIPRIORITASKAN PENANGANANNYA
Merupakan upaya mewujudkan RDTR dalam bentuk program pengembangan BWP dalam jangka
waktu perencanaan 5 (lima) tahunan sampai akhir tahun masa perencanaan.
Fungsi:
a. dasar pemerintah dan masyarakat dalam pemrograman investasi pengembangan BWP;
b. arahan untuk sektor dalam penyusunan program;
c. dasar estimasi kebutuhan pembiayaan dalam jangka waktu 5 (lima) tahunan dan penyusunan
program tahunan untuk setiap jangka 5 (lima) tahun; dan
d. acuan bagi masyarakat dalam melakukan investasi.
Meliputi:
e. Program Pemanfaatan Ruang Prioritas:
- program perwujudan rencana pola ruang di BWP
- program perwujudan rencana prasarana di BWP
- program perwujudan penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya
- program perwujudan ketahanan terhadap perubahan iklim, atau disesuaikan dengan
kebutuhannya
f. Lokasi
g. Besaran
h. Sumber Pendanaan
i. Instansi Pelaksana
j. Waktu dan Tahapan Pelaksanaan: 20 tahun
28
6 KETENTUAN PEMANFAATAN RUANG
29
7A MATERI WAJIB PERATURAN ZONASI
2 4
1 Ketentuan prasarana dan
Ketentuan intensitas pemanfaatan sarana minimum
Ketentuan kegiatan dan ruang
penggunaan lahan
- rencana pasarana parkir
- KDB maksimum
- Klasifikasi ITBX - bongkar muat
- KLB maksimum
- Ketinggian Bangunan Maksimum
- dimensi jaringan jalan
- KDH Minimum - kelengkapan jalan
3 - Kelengkapan prasarana
Ketentuan tata massa lainnya
bangunan minimum
5
- tinggi bangunan maksimum Ketentuan pelaksanaan
atau minimum
- jarak garis sempadan
bangunan minimum, ketentuan variansi
- bebas antar bangunan pemanfaatan ruang
minimum ketentuan insentif/disinsentif
- tampilan bangunan ketentuan penggunaan lahan
(optional) yang tidak sesuai
MATERI WAJIB PZ
30
7B MATERI OPTIONAL PERATURAN ZONASI
1 2
Ketentuan Tambahan Ketentuan Khusus
4 3
Ketentuan Pengaturan Zonasi Standar Teknis
Aturan-aturan teknis
Varian dari zonasi konvensional
pembangunan yang ditetapkan
yang dikembangkan untuk
MATERI OPTIONAL berdasarkan
memberikan keluwesan dalam
peraturan/standar/ketentuan teknis
penerapan aturan zonasi PZ yang berlaku
31
8 PENUTUP