Disampaikan Oleh :
IR. ANDI RENALD RIANDY, M.T
1 Latarbelakang
5
Tata Cara Penyusunan Raperda
dan Penetapan Perda PZ
6
Tata Cara Perubahan Peraturan
Zonasi
1
PERTIMBANGAN:
• RTRW Kota (skala 1:10.000) dan RTRW Kabupaten
(1: 100.000) BELUM OPERASIONAL sulit
LATAR dijadikan rujukan dalam PENGENDALIAN penataan
BELAKANG ruang;
• RDTR (skala 1:5000) Masih KURANG
OPERASIONAL sebagai rujukan pengendalian
pembangunan TIDAK DISERTAI dengan aturan
pemanfaatan ruang yang lengkap;
• PERATURAN ZONASI = Zoning Regulation,
merupakan perangkat aturan pada SKALA BLOK
yang umum digunakan di negara maju, potensial
untuk melengkapi aturan dalam pelaksanaan RDTR
Kota agar LEBIH OPERASIONAL;
• APARAT PEMERINTAH DAERAH maupun
KONSULTAN PERENCANA perlu MEMAHAMI
materi Peraturan Zonasi, prosedur penyusunannya,
serta penerapannya dalam melengkapi RDTRK
pengendalian pembangunan kota dapat lebih efektif.
1 PERSOALAN:
LATAR
BELAKANG • Banyaknya APARAT PEMERINTAH yang
BELUM MEMAHAMI Peraturan Zonasi secara
lengkap, beserta prosedur penyusunannya;
• Masih TERBATASNYA (sedikit) PRAKTEK
penyusunan dan pelaksanaan Peraturan Zonasi
yang dilakukan oleh aparat pemerintah daerah
maupun konsultan perencana;
• BELUM TERSEDIA PEDOMAN penyusunan
yang dapat dijadikan rujukan dalam penyusunan
dan pelaksanaan Peraturan Zonasi.
TUJUAN:
Menyediakan rujukan teknis, pendekatan dan tata
1
cara secara lengkap dan sistematis bagi Pemerintah
Pusat, Pemerintah Daerah dan konsultan perencana
dalam penyusunan Peraturan Zonasi
LATAR
BELAKANG SASARAN:
Memberikan pengertian dan lingkup Peraturan
Zonasi;
Memberikan rujukan teknis (kebutuhan dan
standar) dalam pengaturan dan pengendalian
pemanfaatan ruang untuk berbagai kegiatan
kota.
Menyediakan pendekatan dan prosedur
penyusunan Peraturan Zonasi;
Menyediakan pertimbangan dan pedoman dalam
pelaksanaan Peraturan Zonasi;
Menyediakan prosedur perubahan Peraturan
Zonasi;
Menyediakan pedoman penyusunan Rancangan
Peraturan Daerah tentang Peraturan Zonasi
1
LATAR KEDUDUKAN DALAM SISTEM
BELAKANG PENATAAN RUANG:
PERENCANAAN PEMANFAATAN PENGENDALIAN
Undang-undang
Manajemen Lahan
Kegiatan Manajemen Lahan
Intensitas (Kawasan)
Tata Massa Bangunan Peraturan, Perijinan,
Sarana dan Prasarana Pengawasan, Penertiban,
Indikasi Program Land Development Kelembagaan
(persil, blok, sektor)
Peraturan Zonasi:
Peraturan dan Peta
Kelembagaan dan Administrasi
1
LATAR KAITAN PERATURAN ZONASI DAN
BELAKANG RENCANA TATA RUANG:
RTRW
Kota
RDTRK
Peraturan
Zonasi
RTRK / RTBL
KEDUDUKAN DALAM KERANGKA
PERATURAN
RDTRK PERIJINAN
ZONASI DAN PEMBANGUNAN
VARIANNYA
RTRK/RTBL PANDUAN
1
• Sebagai PERANGKAT PENGENDALIAN
pembangunan.
• Peraturan zoning yang lengkap akan memuat
LATAR prosedur pelaksanaan pembangunan sampai ke tata
BELAKANG cara pengawasannya.
• Sebagai PEDOMAN PENYUSUNAN rencana
operasional.
• Ketentuan zoning dapat menjadi jembatan dalam
penyusunan rencana tata ruang yang bersifat
operasional, memuat ketentuan-ketentuan tentang
penjabaran rencana yang bersifat makro ke dalam
rencana yang bersifat sub makro sampai pada rencana
yang rinci.
• Sebagai PANDUAN TEKNIS pengembangan
tapak/pemanfaatan lahan.
• Ketentuan zoning mencakup guna lahan, intensitas
pembangunan, tata massa bangunan, prasarana
minimum, dan standar perencanaan
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 TATA CARA PENYUSUNAN PERATURAN
2
ZONASI
2.1. Pendekatan dan Tahapan Penyusunan
2.2. Penyusunan Klasifikasi Zonasi Lahan
2.3. Penyusunan Daftar Kegiatan
2.4. Penetapan Batas Blok/Subblok Peruntukan
STRUKTUR 2.5. Penyusunan Aturan Teknis Zonasi
PERATURAN Aturan Kegiatan dan Penggunaan Lahan
ZONASI Aturan Intensitas Pemanfaatan Ruang
Aturan Tata Massa Bangunan
Aturan Prasarana Minimum
Aturan Lain/Tambahan
Aturan Khusus
2.6. Standar dalam Penataan Ruang
2.7. Penyusunan Aturan Pelaksanaan
Aturan Varian Pemanfaatan Ruang
Aturan Insentif dan Disinsentif
Aturan Perubahan Pemanfaatan Ruang
2.8. Pelihan Teknik Pengaturan Zonasi
2.9. Penyusunan Aturan Dampak
2.10 Penyusunan Peta Zonasi
2.11 Peran Serta Masyarakat dalam Penyusunan PZ
BAB 3 TATA CARA PELAKSANAAN PERATURAN
ZONASI
2
3.1. Kelembagaan
Jenis-jenis Lembaga
Tugas dan Kewenangan
3.2. Prosedur Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang dan
STRUKTUR Pembangunan
PERATURAN 3.3. Prosedur Perubahan Pemanfaatan Ruang
3.4. Prosedur Pengenaan/Penerapan Insentif dan Disinsentif
ZONASI 3.5. Prosedur Peran Serta Masyarakat dalam Pelaksanaan
Peraturan
3.6. Prosedur Penilaian dan Penetapan Dampak
Pembangunan
4. Penyusunan
Aturan Teknis
Zonasi
3
Pendekatan: Jenis Aturan:
- Issue of Concerns - Preskriptif
- Scope of Isues - Kinerja
PERATURAN
ZONASI
5. Penyusunan
Standar
Peraturan Teknis
Zonasi
Bagan Alir
Penyusunan 10. Penyusunan
Peraturan Zonasi Aturan
Dampak
8. Penyusunan
Peta Zonasi
KLASIFIKASI PENGGUNAAN LAHAN:
3
Klasifikasi zonasi disusun berdasarkan:
a. Kajian literatur, peraturan-perundangan, dan
perbandingan dari berbagai contoh;
b. Skala/tingkat pelayanan kegiatan berdasarkan
TATA CARA standar pelayanan yang berlaku (standar Dept. PU);
PENYUSUNAN Menambah/melengkapi Klasifikasi Zonasi pada
PERATURAN lampiran pedoman ini dengan mempertimbangkan:
ZONASI a. Zonasi yang sudah berkembang di daerah yang
akan disusun Peraturan Zonasinya (kajian/
pengamatan empiris) dan dianggap perlu
ditambahkan ke dalam klasifikasi zona.
b. Jenis zona yang spesifik yang ada di daerah yang
disusun Peraturan Zonasinya yang belum terdaftar
dalam Lampiran Pedoman ini.
c. Jenis Zonasi yang prospektif berkembang di daerah
PERTIMBANGAN:
Kesamaan (homogenitas) karakteristik
3
pemanfaatan ruang/lahan.
Batasan fisik seperti jalan, gang, sungai,
brandgang atau batas persil.
TATA CARA Orientasi Bangunan.
PENYUSUNAN Lapis bangunan.
PERATURAN
ZONASI GSJ
GSJ
GSB
BLOK
PERUNTUKAN
GSB
GSJ
GSJ
PENETAPAN BATAS BLOK/SUBBLOK
3
TATA CARA
Pembagian zona
dengan pertimbangan
batasan fisik jalan
(termasuk 1 blok
dengan batas jalan),
PENYUSUNAN gang, branhgang,
batas kapling dan
PERATURAN orientasi bangunan,
ZONASI lapis bangunan.
Pembagian zona
dengan pertimbangan
batasan fisik sungai,
lapis bangunan,
rencana jalan jalan),
gang, batas kapling
dan orientasi
bangunan.
ATURAN TEKNIS PEMANFAATAN RUANG:
3
Klasifikasi pemanfaatan ruang
”I” = Pemanfaatan diizinkan
”T” = Pemanfaatan diizinkan secara terbatas
”B” = Pemanfaatan memerlukan izin
”x” = Pemanfaatan yang tidak diijinkan
TATA CARA Dasar Pertimbangan
PENYUSUNAN Pendekatan Pengaturan
PERATURAN Umum, untuk semua jenis penggunaan lahan,:
ZONASI Khusus, untuk masing-masing karakteristik guna
lahan, kegiatan ataukomponen yang akan dibangun
3
Cakupan
garis sempadan bangunan (GSB) minimum
jarak bebas antarbangunan minimum
tinggi bangunan maksimum
amplop bangunan
TATA CARA tampilan bangunan (opsional)
PENYUSUNAN Pertimbangan GSB dan jarak bebas bangunan
Pertimbangan tinggi bangunan
PERATURAN Pertimbangan amplop bangunan
ZONASI Pertimbangan tampilan abngunan
ATURAN LAIN/TAMBAHAN
3
Pemanfaatan Terbatas
Pemanfaatan Bersyarat
Pengenaan syarat
Rujukan syarat
Pemanfaatan Ruang Pelengkap
TATA CARA
Pertimbangan persyaratan
PENYUSUNAN Ketentuan Pelengkap Lain
PERATURAN Pekarangan dan Area LansekapKetentuan lainnya
ZONASI
ATURAN KHUSUS
Cakupan
Aturan untuk Kawasan Keselamatan Operasi
Penerbangan (KKOP)
Aturan untuk kawasan cagar budaya
Aturan untuk kawasan rawan bencana
Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan
Kawasan Cagar Budaya dan Kawasan Bersejarah
Kawasan Rawan Bencana
ATURAN TEKNIS PEMANFAATAN RUANG:
3
Standar dalam Peraturan Zonasi
Rujukan standar
Dasar Pertimbangan
Rujukan
TATA CARA Standar Nasional Indonesia (SNI)
ketentuan – ketentuan sektoral lainnya
PENYUSUNAN ketentuan lain yang bersifat lokal
PERATURAN
ZONASI PENYUSUNAN ATURAN PELAKSANAAN
Variansi Pemanfaatan Ruang
minor variance
non-conformin use
interim development
interim/temporary use
Aturan Insentif dan Disinsentif
Kriteria PengenaanJenis dan Kategori
PengenaanContoh Bentuk-bentuk insentifContoh
Bentuk-bentuk Disinsentif
Perubahan Pemanfaatan Ruang
ATURAN TEKNIS PEMANFAATAN RUANG:
3
Bonus Zoning / Incentive Zoning
Performance Zoning
Fiscal Zoning
Special Zoning
TATA CARA Exclusionary Zoning
PENYUSUNAN Contract Zoning
PERATURAN Negotiated Development
TDR (Transfer of Development Right)
ZONASI Design/historic preservation
Overlay zone
Floating Zone
Flood Plain Zone
Conditional UsesGrowth Control
ATURAN TEKNIS PEMANFAATAN RUANG:
3
PENYUSUNAN ATURAN DAMPAK PEMANFAATAN RUANG
(DAMPAK PEMBANGUNAN)
Kategori gangguan
intensitas gangguan tinggi
TATA CARA Intensitas gangguan sedang
Intensitas gangguan rendah
PENYUSUNAN tidak ada gangguan (gangguan diabaikan)
PERATURAN Dampak Ekonomi
ZONASI Dampak terhadap pendapatan masyarakat.
Dampak terhadap keuangan pemerintah daerah
Dampak terhadap pertumbuhan ekonomi kota
Dampak Sosial
Dampak Lingkungan
Dampak lalu Lintas
Biaya Pengenaan Dampak
Cakupan dampak
Rujukan
ATURAN TEKNIS PEMANFAATAN RUANG:
3
PENYUSUNAN PETA ZONASI
Kesamaan karakter blok peruntukan
Dominasi penggunaan lahan yang ada
TATA CARA Arahan fungsi baru sesuai RTRW
Karakter khusus kawasan yang diinginkan
PENYUSUNAN Tipologi lingkungan/kawasan,
PERATURAN Jenis pemanfaatan ruang/lahan,
ZONASI Ukuran tapak/persil,
Intensitas bangunan/bangun-bangunan,
Jenis kegiatan,
Kepadatan penduduk/bangunan yang diinginkan
3
TATA CARA
PERAN MASYARAKAT
DALAM PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI
Hak masyarakat;
Kewajiban masyarakat;
PENYUSUNAN Kelompok peran serta masyarakat;
PERATURAN Tata cara peran serta masyarakat;
Waktu peran serta masyarakat;
ZONASI Proses pemberdayaan masyarakat
KELEMBAGAAN:
4
Lembaga penataan ruang terdiri atas tiga kelompok,
yaitu:
Lembaga Pengambil Keputusan, yang terdiri atas:
a. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
TATA CARA b. Badan Perencanaan Daerah (Bappeda).
PELAKSANAAN c. Dinas Tata Kota.
PERATURAN
Lembaga lain yang mempunyai kewenangan
ZONASI
memberi ijin dan/atau pemanfaatan ruang/bangunan:
a. Dinas Bangunan
b. Dinas Perhubungan
c. Dinas Lingkungan Hidup, Badan Pengelolaan
d. Lingkungan Hidup Daerah
PELAKSANAAN
PERATURAN Sudah T Ketentuan
diberlakukan
Terbangun?
ZONASI secara langsung
Y
Pencabutan ijin
T Pengenaan
denda progresif/
T
disinsentif
Y
T
PRAKARSA PERUBAHAN:
PELAKSANAAN
PERATURAN Masyarakat yang terdiri dari kelompok
ZONASI masyarakat termasuk perorangan, badan hukum,
maupun badan usaha.
Pemerintah Kota/Kabupaten.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kota/Kabupaten.
JENIS PERUBAHAN:
Perubahan sementara.
Perubahan tetap.
Perubahan kecil.
Perubahan besar.
Permohonan ijin Pemeriksaan kelengkapan Y Y
Lengkap? Sesuai RTRW? Prosedur biasa
pembangunan persyaratan administrasi
T T
Proses pelengkapan
4
Pemeriksaan
perubahan
terhadap RTRW
dan RDTR
Pemeriksanaan
terhadap visi dan misi Rezoning
pembangunan kota
Spotzoning
TATA CARA
Penilaian teknis
Pelaksanaan Dengar
planologis dan sosial
Pendapat
ekonomi Penambahan
PELAKSANAAN
intensitas >10%
PERATURAN
Penambahan
intensitas <10%
Perumusan Pengambilan Diijinkan T perubahan teknis
Ditolak lainnya
ZONASI
Rekomendasi Keputusan berubah?
Perumusan
Bersyarat Rekomendasi
Evaluasi Setuju dengan penambahan Tidak
Syarat syarat? sarana dan bersyarat
prasarana
T T
Pengenaan
retribusi
Ditolak
Prosedur
T T Setuju
Setuju Evaluasi
Berhenti dengan besarnya
tarif baru? tarif tarif?
Teknis Y
Pembayaran retribusi
TIM PENILAI
4
INSTANSI YANG BERWENANG
DALAM PENATAAN RUANG Penilaian Teknis Planologis dan
Proses Sosial Ekonomi
Pemeriksaan kelangkapan Pelengkapan
persyaratan administrasi
TIM PENILAI
TATA CARA
Perumusan rekomendasi kepada
Kepala Daerah/Walikota
PELAKSANAAN
INSTANSI YANG BERWENANG
DALAM PENATAAN RUANG KEPALA DAERAH
ZONASI Rezoning
Diijinkan
berubah?
T
Ditolak
Spot Zoning
Y
Penambahan Intensitas > 10%
T Setuju dengan
Bersyarat Tidak Bersyarat
Syarat?
Penambahan intensitas < 10 %
dan perubahan ketentuan
teknis lainnya
Y
TIM PENILAI
Prosedur
Pengambilan Keputusan
T KEPALA DAERAH
T
Administrasi
Pengesahan permohonan
Diijinkan Y
perubahan ?
Pemanfaatan Ditolak
INSTANSI YANG BERWENANG
Penerbitan Ijin Perubahan
Pemanfaatan Lahan
Ruang
DALAM PENATAAN RUANG ATAU
BANGUNAN
Penerbitan Ijin Mendirikan
Bangunan (perubahan IMB)
4
PENGENAAN/PENERAPAN INSENTIF DAN
DISINSENTIF:
Insentif dan disinsentif diberikan dalam rencana tata ruang
TATA CARA maupun pada saat ijin permohonan diajukan kepada
PELAKSANAAN pemerintah daerah.
PERATURAN
ZONASI
PROSEDUR:
Pemerintah daerah yang berhak memberikan insentif
dan disinsentif.
Pemda menetapkan kegiatan/pemanfaatan ruang yang
akan diberikan insentif atau disinsetif pada suatu
kawasan/wilayah tertentu, sesuai dengan rencana tata
ruang yang telah ditetapkan.
Pemerintah menetapkan jenis insentif dan disinsentif
pada jenis kegiatan/pemanfaatan ruang pada
kawasan/wilayah tersebut di atas.
Pemerintah memberlakukan/menerapkan insentif dan
disinsentif tersebut pada saat permohonan
pembangunan diajukan baik oleh perorangan, kelompok
masyarakat maupun badan hukum.
PROSEDUR PERAN SERTA MASYARAKAT:
4
DALAM PENGAWASAN PELAKSANAAN PZ:
Lembaga Pengambil Lembaga Pengambil
Pelaku Keputusan dalam Keputusan dan Masyarakat
Pembangunan Penataan Ruang Rekomendasi dalam
Penataan Ruang
TATA CARA
PELAKSANAAN Pemanfaatan Pemantauan
Pemantauan
Pelaksanaan
Ruang Pelaksanaan
PERATURAN Peraturan Zonasi
Menentukan bentuk
Sanksi
Menerima Sanksi
Pemberian sanksi:
Administrasi.
Perdata.
Pidana
PENILAIAN DAN PENETAPAN DAMPAK
PEMBANGUNAN:
4
TATA CARA
PERTIMBANGAN:
Rencana kegiatan yang tergolong berdampak besar dan
penting diatur dengan Peraturan Walikota/Bupati atau
berdasarkan Keputusan Kepala Bapedal No. 56 Tahun 1994
PELAKSANAAN tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting serta
peraturan perundangan lainnya yang berlaku.
PERATURAN Fakta empiris bahwa kegiatan tersebut menimbulkan dampak
ZONASI merugikan dari sisi ekonomi, sosial dan lingkungan.
5
INSTANSI YANG BERWENANG
KEPALA DAERAH
MENYUSUN PERATURAN DPRD LEGISLASI
(BUPATI/WALIKOTA)
ZONASI
Penyebarluasan Rancangan
Peraturan Daerah
RAPERDA DAN
PENETAPAN Penyampaian Raperda yang
Disetujui Oleh DPRD kepada
Bupati/Walikota
Rapat Paripurna
Rapat Komisi/Panitia/
Alat Kelengkapan
Pembahasan Rancangan
Peraturan Daerah
Persetujuan
PERDA DPRD
Rancangan
Peraturan Daerah
DPRD yang
Menangani Bidang
Legislasi
DPRD DAN BUPATI/WALIKOTA
BESERTA JAJARANNYA YANG
PERATURAN TERKAIT
SEKDA
PENGUNDANGAN
Penyebarluasan Peraturan
Daerah
SEKDA
PENYEBARLUASAN
6
TATA CARA OBYEK PERUBAHAN:
PERUBAHAN Peta zonasi (zoning map)
PERATURAN Peraturan zonasi (zoning text/statement)
ZONASI Peta zonasi (zoning map) sekaligus
peraturan zonasi (zoning text/statement)
PRAKARSA PERUBAHAN:
Masyarakat yang terdiri dari kelompok
masyarakat termasuk perorangan maupun
badan hukum.
Pemerintah kota/kabupaten.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kota/Kabupaten
6
PROSEDUR PERUBAHAN
PERATURAN ZONASI :
TATA CARA
PERUBAHAN Masyarakat
(perorangan,
PERATURAN kelompok/badan
hukum)
ZONASI
Lembaga Pembuat Peraturan Zonasi
Rekomendasi Tetap
Tidak
Dengar Pendapat
Penyempurnaan
Pemerintah DPRD, Pemda
Materi Perubahan
Daerah dan masyarakat
Ya Hasil Dengar
yang terkait Dapat
Pendapat (oleh
langsung dan Berubah?
Instansi yang
tidak langsung
berwenang dari
dengan
Rapat Pembahasan Pemda)
perubahan
(eksekutif dan legislatif),
penyiapan materi
amandemen untuk
dengar pendapat
Proses Legal
DPRD Peraturan Zonasi
(Inisiatif) (Revisi Perda)
TERIMA KASIH