OVERVIEW PERATURAN-PERUNDANGAN
TERKAIT PENATAAN RUANG
PETRUS NATALIVAN
17. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap
unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek
administratif dan/atau aspek fungsional
20. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi daya
21. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan .....
22. Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan ...
23. Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai ...
24. Kawasan agropolitan adalah kawasan yang terdiri ...
25. Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai ...
26. Kawasan metropolitan adalah kawasan perkotaan yang terdiri ...
27. Kawasan megapolitan adalah kawasan yang terbentuk ...
28. Kawasan strategis nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya ...
29. Kawasan strategis provinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya ...
30. Kawasan strategis kabupaten/kota adalah wilayah yang penataan ruangnya ...
PERISTILAHAN : definisi
Ps. 1 angka 14. Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk Ps. 1 angka 15.
mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan Pengendalian
rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan pemanfaatan ruang
program beserta pembiayaannya. adalah upaya untuk
Ps. 32 (1) Pemanfaatan ruang dilakukan melalui pelaksanaan mewujudkan tertib tata
program pemanfaatan ruang beserta pembiayaannya. ruang.
BANDINGKAN DENGAN:
Ps. 23 (6) RTRWP ditetapkan dengan peraturan daerah provinsi.
Ps. 24 (1) RTR KSP ditetapkan dengan peraturan daerah provinsi.
Ps. 26 (7) RTRW kabupaten ditetapkan dengan peraturan daerah kabupaten.
Ps. 27 (1) RTR KSKab ditetapkan dengan peraturan daerah kabupaten.
Penjelasan:
Ps. 36(1): Peraturan zonasi berisi
ketentuan yang harus, boleh,
dan tidak boleh dilaksanakan Sumber: Sumber: NY City Dept. Of Planning,
pada zona pemanfaatan ruang Homeowners of Encino's Web
Page
http://www1.nyc.gov/
site/planning/zoning/glossary.page
yang dapat terdiri atas ketentuan ; https:
tentang amplop ruang (KDRH, //homeownersofencino.wordpr
Pada skala tapak dan persil, istilah yang biasa
ess.com/zoning-primer/
KDB, KLB, dan GSB), penyediaan
dipakai adalah AMPLOP BANGUNAN, yaitu
sarpras, serta ketentuan lain
batas dimana bangunan dapat didirikan, yang
yang dibutuhkan untuk
ditentukan oleh GSB (muka, samping,
mewujudkan ruang yang aman,
belakang), TB (tinggi bangunan), dan bukaan
nyaman, produktif, dan
langit (sky exposure) jika ada
berkelanjutan.
JANGKA WAKTU RTRW
JANGKA WAKTU RTR : 20 tahun atau 3 tahun..??
Ps. 20 (3) Jangka waktu RTRWN adalah 20 (dua puluh) tahun.
Ps. 23 (3) Jangka waktu RTRWP adalah 20 (dua puluh) tahun.
Ps. 26 (4) Jangka waktu RTRW Kabupaten adalah 20 (dua puluh) tahun.
Pasal 77
(1) Pada saat RTR ditetapkan, semua pemanfaatan ruang yang tidak sesuai
dengan RTR harus disesuaikan dengan RTR melalui kegiatan penyesuaian
pemanfaatan ruang.
(2) Pemanfataan ruang yang sah menurut RTR sebelumnya diberi masa transisi
selama 3 (tiga) tahun untuk penyesuaian.
(3) Untuk pemanfaatan ruang yang izinnya diterbitkan sebelum penetapan RTR
dan dapat dibuktikan bahwa izin tersebut diperoleh sesuai dengan prosedur
yang benar, kepada pemegang izin diberikan penggantian yang layak.
Persoalan yang muncul:
1. Mengapa semua pemanfaatan ruang yang sah yang tidak sesuai dengan RTR
harus disesuaikan pada tahun ke-3?
2. Pemilik usaha akan menghadapi persoalan kelanjutan usahanya, dan
mengajukan penggantian yang tinggi
3. Pemerintah harus menyediakan penggantian yang layak
• Berapa lama jangka waktu RTRW? 20 tahun atau 3 tahun?
• Apakah Pemerintah/provinsi/kabupaten/kota menyediakan anggaran
untuk penggantian yg layak?
• Apakah pemilik usaha bersedia menyesuaikan pemanfaatan ruangnya?
• Berapa besar penggantian yang dinilai layak?
• NON-CONFORMING USE:
– Kegiatan penggunaan ruang yang sesuai dengan RTR lama dan memiliki izin yang
sah, tetapi menjadi tidak sesuai dengan RTR setelah penetapan RTR baru.
• Penerapan ketentuan non-conforming use:
– Kegiatan yang sesuai dengan RTR lama dan mempunyai izin yang sah diberi izin
untuk dilanjutkan meskipun tidak sesuai dengan RTR baru.
– Tidak diizinkan mengubah, kecuali ke kegiatan yang sesuai RTR baru
– Tidak diizinkan meningkatkan intensitas yang ada (perluasan, penambahan lantai,
perubahan fisik bangunan).
– Kerusakan (kebakaran) lebih dari % tertentu tidak dapat diperbaiki, dan harus
mengikuti RTR baru
STRUKTUR RUANG
STRUKTUR RUANG
Ps. 1 angka 3: Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem
jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial
ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional
Ps. 17 (2) Rencana struktur ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi rencana
sistem pusat permukiman dan rencana sistem jaringan prasarana.
Ps. 20 (1) huruf b: rencana struktur ruang wilayah nasional yang meliputi sistem
perkotaan nasional yang terkait dengan kawasan perdesaan dalam wilayah
pelayanannya dan sistem jaringan prasarana utama;
Ps. 23 (1) huruf b. rencana struktur ruang wilayah provinsi yang meliputi sistem
perkotaan dalam wilayahnya yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam
wilayah pelayanannya dan sistem jaringan prasarana wilayah provinsi
Ps. 26 (1) huruf b. rencana struktur ruang wilayah kabupaten yang meliputi sistem
perkotaan di wilayahnya yang terkait dengan kawasan perdesaan dan sistem jaringan
prasarana wilayah kabupaten
Ps. 44 (2) huruf b. b. rencana struktur ruang kawasan metropolitan yang meliputi sistem
pusat kegiatan dan sistem jaringan prasarana kawasan metropolitan dan/atau
megapolitan
Ps. 51 (2) huruf b. rencana struktur ruang kawasan agropolitan yang meliputi sistem pusat
kegiatan dan sistem jaringan prasarana kawasan agropolitan
Persoalan struktur ruang
• Hanya terdiri dari sistem pusat kegiatan (PKN, PKW, PKL dan PPK, SPK, PL)
dan sistem jaringan prasarana kawasan, tidak menyebutkan kegiatan
fungsional
• Mencampurkan struktur (pusat, jaringan transportasi) dengan
infrastruktur (prasarana , sarana dan utilitas)
• Definisi PKN, PKW, PKL kurang operasional, belum ada syarat minimum
kelengkapan fasilitas PKN, PKW, PKL
• Karena PZ berbasis zona, maka tidak tepat untuk pengaturan
infrastruktur/sarpras. Untuk melindungi fungsi jaringan/sarpras,
pengendalian infrastruktur/sarpras dapat menggunakan ketentuan teknis
sektoral yang ditetapkan.
STRUKTUR RUANG
• Struktur ruang pada dasarnya terdiri dari 3 unsur pokok, yaitu:
– Alokasi kegiatan fungsional utama:
• fungsi-fungsi primer (regional) : FP I, FP II, FP III
• Fungsi-fungsi sekunder (lokal) : FS I, FS II, FS III
• Kawasan strategis: nasional (FP I), provinsi (FP II), kabupaten/kota
(FP III)
– Sistem jaringan jalan dan prasarana yang berjenjang,
• mengacu pada UU No. 38/2004 tentang Jalan dan PP No. 34/2006
tentang Jalan, dan peraturan prasarana pergerakan lainnya
• jaringan prasarana utama lainnya
– Rumusan jenjang, fasilitas, dan alokasi pusat-pusat
layanan dan delineasi wilayah-wilayah yang dilayaninya
14
Unsur-unsur Struktur Ruang
STRUKTUR
RUANG
Pusat Layanan
Fungsi Primer Peran Jalan
Primer
Pusat Layanan
Fungsi Sekunder Fungsi Jalan
Sekunder
• FS I • Arteri
• FS II • Kolektor
• Pusat Kota
• FS III • Lokal
• Pusat SWK
• Lingkungan
• Pusat Kecamatan
• Pusat Kelurahan
UU No. 26/2007 menambahkan • Pusat Lingkungan
Kawasan Strategis dlm struktur Jalan Tol
ruang:
- KS Nasional Jaringan
- KS Provinsi Prasarana Lain
- KS Kabupaten/Kota 15
PKN Arteri Primer PKN Arteri Sekunder
FS-I FS-I
FP-I FP-I
Lokal Primer
Lokal Sekunder
PKL Lokal Primer PKL Lokal Sekunder
FS-III FS-III
FP-III FP-III
Persil Persil
23
24
24
Contoh peta struktur pada permen PU No. 20/PRT/M2011 yang belum sesuai dengan kerangka
teoretik struktur kota
26
POLA RUANG
Permen PU No. 17/PRT/M/2009 – kawasan rawan bencana alam,
• Kawasan Lindung: adalah kawasan analisis, bukan
peruntukan (begitu juga zona rawan
– kawasan rawan bencana alam, yang
bencana pada pola ruang RDTRK);
meliputi kawasan rawan tanah
longsor, kawasan rawan gelombang – RTH adalah sifat ruang, dapat berada
pasang dan kawasan rawan banjir; di kawasan lindung maupun budidaya
– RTH kota, yang antara lain meliputi (lihat Permen PU No. ;
taman RT, taman RW, taman kota dan – kawasan industri, dapat
permakaman; diklasifikasikan berdasarkan
berpolusi/tidak, besar-kecil dari
•Kawasan Budi Daya
jumlah pekerja/investasi
– kawasan industri, yang meliputi
– Peruntukan ruang formal bagi sektor
industri rumah tangga/kecil dan
informal adalah kawasan
industri ringan;
perdagangan/jasa, tidak tepat
– kawasan peruntukan ruang bagi disediakan sebagai kawasan tersendiri
kegiatan sektor informal
KLASIFIKASI RTH
Inkonsistensi Ketentuan RTH:
• Pada Permen PU No. 5/2008 dan Permen PU No. 11/2009, RTH dapat
berupa kawasan lindung dan kawasan budidaya
• Pada Permen PU No. 15-16-17/PRT/M/2009 dan Permen PU No.
20/PRT/M/2011, RTH diklasifikasikan sebagai kawasan lindung, sehingga
kawasan/zona hutan produksi, perkebunan, pertanian, taman kota, TPU
tidak dapat diklasifikasikan sebagai RTH
• Klasifikasi RTH hanya sebagai kawasan lindung berpotensi mengurangi
luas RTH karena tidak memasukkan kawasan budidaya yang bersifat RTH
(pemakaman, perkebunan, tanaman keras, dll)
UU No. 26/2007:
Ps. 1 angka 21. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan
fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup
sumber daya alam dan sumber daya buatan
PENINJAUAN KEMBALI
DASAR KRITERIA PK
TUJUAN PENATAAN RUANG:
Ps. 3 Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang
wilayah nasional yang aman (safe?), nyaman, produktif, dan
berkelanjutan ....
TUGAS:
Ps. 7 (1) Negara menyelenggarakan penataan ruang untuk sebesar‐besar
kemakmuran rakyat.
• Operasionalisasi dan pengukuran ps. 7(1) sangat sulit, banyak faktor yang
mempengaruhi kemakmuran rakyat selain penataan ruang
• Jika rakyat belum makmur, penataan ruang bisa jadi penyebabnya
• Operasionalisasi ps. 3 sebagai kriteria PK lebih mudah dijabarkan menjadi
indikator PK
PERBEDAN DASAR HUKUM pada TINGKAT NASIONAL:
Ps. 20 (6) RTRWN diatur dengan PP.
Ps. 21 (1) RTR pulau/kepulauan dan RTR KSN diatur dengan Peraturan Presiden
(2) Ketentuan mengenai muatan, pedoman, dan tata cara penyusunan
RRTR diatur dengan peraturan Menteri.
BANDINGKAN DENGAN:
Ps. 23 (6) RTRWP ditetapkan dengan peraturan daerah provinsi.
Ps. 24 (1) RTR KSP ditetapkan dengan peraturan daerah provinsi.
Ps. 26 (7) RTRW kabupaten ditetapkan dengan peraturan daerah kabupaten.
Ps. 27 (1) RTR KSKab ditetapkan dengan peraturan daerah kabupaten.
• Perda RTR KSP, RTR KS Kab, dan RDTRK DAPAT DIGABUNG dengan perda peraturan
PZ sistem provinsi, PZ kabupaten/Kota, karena SAMA-SAMA DITETAPKAN DENGAN
PERDA
• RTR Pulau/Kepulauan dan RTR KSN yang DITETAPKAN DENGAN PERPRES TIDAK
DAPAT DISATUKAN dengan PZ sistem nasional yang DITETAPKAN DENGAN PP
HIRARKHI PERATURAN ZONASI
Dasar
Jenis Izin Penjelasan Pemberian Izin
IZIN
PENGGUNAAN Izin penggunaan pemanfaatan tanah merupakan dasar
PEMANFAATAN untuk permohonan mendirikan bangunan
TANAH
IZIN LAIN
BERDASARKAN Bentuk izin lain yang dikeluarkan oleh masing-masing RTR
PERATURAN sektor dan/atau instansi yang berwenang
PER-UU-AN
27
bhk-djpr
38
Perizinan PR dalam PP No. 15/2010
39
UU No. 28/2009 tentang PDRD:
– Objek Retribusi Perizinan Tertentu adalah pelayanan perizinan
tertentu oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau
Badan yang dimaksudkan untuk pengaturan dan pengawasan
atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya
alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna
melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian
lingkungan
– Jenis Retribusi Perizinan Tertentu adalah:
a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;
b. Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol;
c. Retribusi Izin Gangguan;
d. Retribusi Izin Trayek; dan
e. Retribusi Izin Usaha Perikanan.
Catatan: tidak disebutkan retribusi izin pemanfatan ruang, IPPT,
izin prinsip, izin lokasi dalam UU No. 28/2009
tidak ada izin pemanfatan ruang???
40
Konsepsi Perizinan
Tanpa persyaratan lingkungan
Kegiatan
Usaha
Kegiatan
Khusus
41
Rujukan Peraturan -perundangan
Kegiatan
Khusus
UU Penataan Ruang
42
PERBEDAAN OBYEK
ZONING REGULATION
DAN BUILDING CODE
- Struktur bangunan
43
PEMANFAATAN RUANG
Muatan RTRW
Ps. 20(11): RTRWN memuat: Ps. 23(1) RTRWP memuat: Ps. 26(1) RTRW kabupaten memuat:
a. tujuan, kebijakan, dan strategi a. tujuan, kebijakan, dan strategi a. tujuan, kebijakan, dan strategi
penataan ruang wilayah penataan ruang wilayah provinsi; penataan ruang wilayah kabupaten;
nasional; b. rencana struktur ruang wilayah b. rencana struktur ruang wilayah
b. rencana struktur ruang wilayah provinsi yang meliputi sistem kabupaten yang meliputi sistem
nasional yang meliputi sistem perkotaan dalam wilayahnya yang perkotaan di wilayahnya yang
perkotaan nasional yang terkait berkaitan dengan kawasan perdesaan terkait dengan kawasan perdesaan
dengan kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya dan dan sistem jaringan prasarana
dalam wilayah pelayanannya sistem jaringan prasarana wilayah wilayah kabupaten;
dan sistem jaringan prasarana provinsi; c. rencana pola ruang wilayah
utama; c. rencana pola ruang wilayah provinsi kabupaten yang meliputi kawasan
c. rencana pola ruang wilayah yang meliputi kawasan lindung dan lindung kabupaten dan kawasan
nasional yang meliputi kawasan kawasan budi daya yang memiliki nilai budi daya kabupaten;
lindung nasional dan kawasan strategis provinsi; d. penetapan kawasan strategis
budi daya yang memiliki nilai d. penetapan kawasan strategis provinsi; kabupaten;
strategis nasional; e. arahan pemanfaatan ruang wilayah e. arahan pemanfaatan ruang wilayah
d. penetapan kawasan strategis provinsi yang berisi indikasi program kabupaten yang berisi indikasi
nasional; utama jangka menengah lima program utama jangka menengah
e. arahan pemanfaatan ruang tahunan; dan lima tahunan; dan
yang berisi indikasi program f. arahan pengendalian pemanfaatan f. ketentuan pengendalian
utama jangka menengah lima ruang wilayah provinsi yang berisi pemanfaatan ruang wilayah
tahunan; dan indikasi arahan peraturan zonasi kabupaten yang berisi ketentuan
f. arahan pengendalian sistem provinsi, arahan perizinan, umum peraturan zonasi, ketentuan
pemanfaatan ruang wilayah arahan insentif dan disinsentif, serta perizinan, ketentuan insentif dan
nasional yang berisi ......... arahan sanksi. disinsentif, serta arahan sanksi.
Ps. 1 angka 14. Pemanfaatan ruang adalah
Tidak menyebutkan:
upaya untuk mewujudkan struktur ruang
• perwujudan kawasan
dan pola ruang sesuai dengan rencana tata
strategis, dan
ruang melalui penyusunan dan
• penataagunaan tanah, air,
pelaksanaan program beserta
udara dan SDA lainnya
pembiayaannya
48
Tata Ruang dan Pertanahan dihubungkan oleh Penatagunaann Tanah:
Pengaturan
Perencanaan Hak Rencana Umum
Tata Ruang Program
Pembinaan Pemanf. Ruang Penggunaan
Pemanfaatan
Pelaksanaan Pembiayaan Peruntukan
Ruang
Pengawasan Penatagunaan Persediaan
Pengendalian tanah, air, udara,
Pemanfaatan SDA lain
Ruang
Penguasaan
Peraturan Zonasi
Penggunaan Neraca Perubahan
Perizinan
UU No. 26/2007 Pemanfaatan Neraca Kesesuaian
UU No. 5/1960 Inssentif/Disinsenstif
Neraca Neraca Ketersediaan
PP No. 16/2004 Sanksi
49
Penatagunaan tanah:
PP No. 16/2004 tentang Penatagunaan Tanah
50
Contoh:Perda Kota Bandung No.2/2004 tentang RTRWK Bandung
Dalam UU No. 26/2007:
• Setiap orang mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian
pembangunan yang tidak sesuai dengan RTR kepada pejabat berwenang (ps.
60 huruf e); dan mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah
dan/atau pemegang izin apabila kegiatan pembangunan yang tidak sesuai
dengan rencana tata ruang menimbulkan kerugian (huruf f).
• Izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan RTRW dibatalkan oleh
Pemerintah dan pemerintah daerah menurut kewenangan masing‐masing
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang‐undangan (ps.37)
• Setiap pejabat pemerintah yang berwenang menerbitkan izin pemanfaatan
ruang dilarang menerbitkan izin yang tidak sesuai dengan RTR (ps. 37)
• Definisi pembangunan
• Gugatan kelompok (class action), gugatan TUN, legal
standing
• UU No. 6/2014 Desa ps 83(3):
– Pembangunan kawasan perdesaan meliputi:
a. Penggunaan dan pemanfaatan wilayah desa dalam rangka
penetapan kawasan pembangunan sesuai dengan tata ruang
kabupaten/kota
• Dengan UU No. 23/2014, kewenangan 4 mil laut
wilayah pesisir kabupaten/kota diserahkan kepada
pemerintah provinsi
TERIMA KASIH
27 Februari 2019