Anda di halaman 1dari 23

PEMERINTAH KABUPATEN ENDE

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


PENINJAUAN KEMBALI (PK)/REVIEW RENCANA TATARUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN ENDE

BIDANG PENATAAN RUANG DINAS PEKERJAN UMUM DAN PENATAAN


RUANG KABUPATEN ENDE TA. 2017

1
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PENINJAUAN KEMBALI (PK)/REVIEW RENCANA TATARUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN ENDE

I. Latar Belakang

Sesuai Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pasal 11 ayat (2), mengamanatkan
pemerintah daerah kabupaten berwenang dalam melaksanakan penataan ruang wilayah kabupaten yang
meliputi perencanaan tata ruang wilayah kabupaten, pemanfaatan ruang wilayah kabupaten, dan
pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten. Perencanaan tata ruang wilayah kabupaten meliputi
proses dan prosedur penyusunan serta penetapan rencana tata ruang wilayah (RTRW) kabupaten.
Penyusunan RTRW kabupaten dilakukan dengan berasaskan pada kaidah-kaidah perencanaan yang
mencakup asas keselarasan, keserasian,keterpaduan, kelestarian, keberlanjutan serta keterkaitan
antarwilayah baik di dalam kabupaten maupun dengan kabupaten sekitarnya.
Rencana umum tata ruang merupakan perangkat penataan ruang wilayah yang disusun berdasarkan
pendekatan wilayah administratif yang secara hierarki terdiri atas rencana tata ruang wilayah
nasional,rencana tata ruang wilayah provinsi, dan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota. Rencana
umum tata ruang nasional adalah arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah nasional yang
disusun guna menjaga integritas nasional, keseimbangan dan keserasian perkembangan antar wilayah dan
antar sektor, serta keharmonisan antar lingkungan alam dengan lingkungan buatan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Rencana umum tata ruang provinsi adalah rencana kebijakan operasional dari RTRW Nasional yang berisi
strategi pengembangan wilayah provinsi, melalui optimasi pemanfaatan sumber daya, sinkronisasi
pengembangan sektor, koordinasi lintas wilayah kabupaten/kota dan sektor, serta pembagian peran dan
fungsi kabupaten/kota di dalam pengembangan wilayah secara keseluruhan. Rencana umum tata ruang
kabupaten/kota adalah penjabaran RTRW provinsi kedalam kebijakan dan strategi pengembangan wilayah
kabupaten/kota yang sesuai dengan fungsi dan peranannya di dalam rencana pengembangan wilayah
provinsi secara keseluruhan, strategi pengembangan wilayah ini selanjutnya dituangkan ke dalam rencana
struktur dan rencana pola ruang operasional. Dalam operasionalisasinya rencana umum tata ruang
dijabarkan dalam rencana rinci tata ruang yang disusun dengan pendekatan nilai strategis kawasan dan/atau
kegiatan kawasan dengan muatan subtansi yang dapat mencakup hingga penetapan blok dan subblok yang
dilengkapi peraturan zonasi sebagai salah satu dasar dalam pengendalian.
Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang No. 6 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Peninjauan
Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah menjelaskan penilaianpelaksanaan rencana tata ruang dilakukan
melalui peninjauan kembali rencana tata ruang dengan melihat kesesuaian antara rencana tata ruang dan
kebutuhan pembangunan yang memperhatikan perkembangan lingkungan strategis dan dinamika internal,
serta pelaksanaan pemanfaatan ruang; begitu pula berdasarkan ketentuan Pasal 92 Peraturan Pemerintah
Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
pelaksanaan peninjauan kembali rencana tata ruang diatur dengan peraturan menteri. Peraturan Menteri ini
2
dimaksudkan sebagai pedoman bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah serta para pemangku
kepentingan lainnya dalam melakukan Peninjauan Kembali RTRW.
Kabupaten Ende telah memiliki Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Ende 2011-2031. Akan tetapi perkembangan yang begitu pesat pada setiap sektor
pembangunan dan menurunnya kualitas lingkungan hidup cenderung menimbulkan berbagai masalah
pembangunan akibat tekanan-tekanan yang ditimbulkan oleh adanya peningkatan intensitas (ruang), yang
banyak menyebabkan ketidakseimbangan struktur dan fungsional ruang wilayah sekaligus ketidakteraturan
ruang wilayah. Proses pertumbuhan dan perkembangan itu dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari
dalam (faktor internal) maupun yang berasal dari luar wilayah (faktor eksternal).
Kenyataan menunjukkan bahwa upaya penyediaan ruang sering bermasalah karena :
 Ruang merupakan sumber daya alam yang terbatas, sehingga menuntut upaya pemanfaatan secara
efisien dan optimal; dan
 Suatu ruang pada dasarnya dapat dimanfaatkan bagi berbagai alternatif kegiatan, sebaliknya suatu
kegiatan tertentu dapat berlokasi pada beberapa alternatif ruang.
Berdasar Undang – Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang pada pasal 26 ayat 5,disebutkan
bahwa Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten dapat ditinjau kembali 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun,
sehingga Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ende
2011-2031 dapat dilakukan peninjauan kembali / Revisi.

II. Maksud dan Tujuan


A. Maksud
Maksud penataan ruang dalam rangka Peninjauan Kembali / Review Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten EndeTahun 2017 adalah peningkatan nilai, kualitas, dan kinerja yang akan dicapai melalui
rencana tata ruang untuk merealisasikan tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang yang telah
ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Ende 2011-2031.
Fungsi RTRW Kabupaten adalah sebagai:
1) acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
2) acuan dalam pemanfaatan ruang/pengembangan wilayah kabupaten;
3) acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayah kabupaten;
4) acuan lokasi investasi dalam wilayah kabupaten yang dilakukan pemerintah, masyarakat,dan swasta;
5) acuan dalam administrasi pertanahan.
Manfaat RTRW kabupaten adalah untuk:
1) mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam wilayah kabupaten;
2) mewujudkan keserasian pembangunan wilayah kabupaten dengan wilayah sekitarnya; dan
3) menjamin terwujudnya tata ruang wilayah kabupaten yang berkualitas.

3
B. Tujuan
 Tujuan kegiatan ini adalah melakukan peninjauan kembalidan mereview Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) kabupaten Ende melalui Pengkajian,Evaluasi dan Penilaian Kualitas RTRW,Kesalihan RTRW
dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang sebagai bahan revisi Rencana Tataruang Wilayah (RTRW)
kabupaten Ende.
 Menyesuaikan kemungkinan perubahan yang terjadi disuatu daerah
 Memberikan kepastian Hukum

III. Lokasi Kegiatan


Kabupaten Ende.

IV. Anggaran
Anggaran Pembangunan Daerah ( APBD) Kabupaten Ende Tahun Anggaran 2017.

V. Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen


Pejabat Pembuat Komitmen pada Bidang Penataan Ruang Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kabupaten Ende Tahun Anggaran 2017

VI. Data Dasar


Kelengkapan data yang harus diakomodasikan dalam Peninjauan Kembali / Review Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Ende 2011-2031 Tahun 2017adalah :
a) Perda RTRW Kabupaten Ende Nomor : 11 Tahun 2011 – 2031;
b) Data Rencana Strategis, RPJPD, RPJMD;
c) Data/informasi terkait kondisi sosial budaya;
d) Data/informasi terkait kelembagaan;
e) Data wilayah administrasi;
f) Data fisiografis;
g) Data kependudukan;
h) Data ekonomi dan keuangan;
i) Data ketersediaan prasarana dan sarana ;
j) Data peruntukan ruang;
k) Data penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan lahan;
l) Data terkait kawasan dan bangunan (kualitas, intensitas bangunan, tata bangunan); dan
m) Peta dasar rupa bumi dan peta tematik yang dibutuhkan, penguasaan lahan, penggunaan lahan, peta
peruntukan ruang, pada skala atau tingkat ketelitian minimal peta 1:50.000 yang sudah mendapat
rekomendasi teknis dari Badan Informasi Geospasial teraupdate.

4
VII. Standar Teknis
a) Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten;
b) Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten ;
c) Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten ;
d) Penetapan Kawasan Strategis Wilayah Kabupaten ;
e) Arahan pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten ; dan
f) Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten;
g) Studi-Studi Terdahulu

Referensi Hukum
Dasar hukum untuk melaksanakan Peninjauan Kembali / Review Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Ende 2011-2031 Tahun 2017antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria;
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan;
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam dan Hayati;
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi;
5. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;
6. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara;
7. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan;
8. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
9. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang -undangan;
10.Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan;
11.Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
12.Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian;
13.Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
14.Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
15.Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan;
16.Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;
17.Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
18.Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
19.Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
20.Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Benda Cagar Budaya;
21.Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman;
22.Undang-undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial;
23.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum;
24.Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2
25.Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan;
26.Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan;

5
27.Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian
Alam;
28.Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk Penataan Ruang
Wilayah;
29.Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah;
30.Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2002 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan
Hutan, Pemanfaatan Hutan, dan Penggunaan Kawasan Hutan;
31.Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah;
32.Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2004 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Tata Tertib
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
33.Peraturan Pemeritah Nomor 60 tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan;
34.Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol;
35.Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi;
36.Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
37.Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
38.Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air;
39.Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan;
40.Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;
41.Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2010 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Suaka
Margasatwa, Taman nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman wisata Alam;
42.Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam
Penataan Ruang;
43.Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;
44.Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2005 tentang Pengelolaan Tanah bagi
Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum;
45.Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;
46.Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 1991 tentang Penggunaan Tanah bagi Kawasan
Industri;
47.Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001 tentang Tata Cara Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
48.Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di Bidang
Pertanahan;
49.Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2009 tentang Koordinasi Penataan Ruang
Nasional;
50.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Kriteria Teknis Kawasan
Budidaya;
51.Peraturan Menteri Dalam Negeri 1 Tahun 2008 tentang Pedoman Perencanaan Kawasan Perkotaan;

6
52.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 5 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan Pemanfaatan Ruang
Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan;
53.Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 02/Per/M.Kominfo/3/2008 tentang Pedoman
Pembangunan dan Penggunaan Menara Bersama Telekomunikasi;
54.Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Komunikasi dan
Informatika Dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 18 Tahun 2009,Nomor 18 Tahun
2009, Nomor 07 Tahun 2009, Nomor 19/PER/M.Kominfo/03/2009, Nomor 3/P/2009 Tentang Pedoman
Pembangunan Dan Penggunaan Bersama Menara Telekomunikasi;
55.Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Pedoman Umum Kajian
Lingkungan Hidup Strategis;
56.Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penentuan Daya
Dukung Lingkungan Hidup Dalam Penataan Ruang Wilayah;
57.Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 27 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis;
58.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah;
59.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2013 tentang Pedoman Pembangunan Wilayah
Terpadu.
60.Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang No. 37 Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi Dan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten;
61.Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang No. 6 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah;
62.Peraturan Daerah Kabupaten Ende Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Ende Tahun 2011-2031.

VIII. Ruang Lingkup


Lingkup pekerjaan yang harus dilakukan oleh konsultan bidang Tata Lingkungan Sub Bidang Jasa
Perencanaan Wilayah dalam menangani Penyusunan Peninjauan Kembali / Review Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Ende 2011-2031 meliputi:
Pengalaman perusahaan dalam melaksanakan pekerjaan sejenis seperti:
1) Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah;
2) Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan;
3) Penyusunan Rencana Teknis Ruang Kawasan;
4) Penyusunan Rencana Rinci Ruang Kawasan;
5) Penyusunan Rencana Teknik Bangunan dan Lingkungan; dan
6) Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis.
Pengalaman sejenis dan menunjang tersebut diatas berlaku untuk seluruh tenaga ahli.

7
1. Lingkup Materi Peninjauan Kembali (PK)
Peninjauan kembali RTRW dilakukan oleh tim yang dibentuk oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota
sesuai dengan kewenangannya.
Tim Peninjauan kembali terdiri dari :
 Pemerintah yakni pejabat dari instansi di lingkungan pemerintah kabupaten/kota yang membidangi
penataan ruang daerah kabupaten/kota dan pejabat dari instansi di lingkungan pemerintah
kabupaten/kota terkait lainnya dalam hal diperlukan, untuk tim peninjauan kembali RTRWK/K.
 Perguruan Tinggi yakni paling sedikit terdiri atas 1 (satu) orang dosen atau akademisi pada perguruan
tinggi lokal yang memiliki ilmu pengetahuan dan wawasan serta kompeten di bidang penataan ruang
dan/atau bidang lainnya yang terkait dengan penataan ruang. Dalam hal tidak terdapat perguruan tinggi
lokal, unsur perguruan tinggi dapat berasal dari perguruan tinggi lokal lain di daerah provinsi sekitarnya.
 Lembaga Penelitian yakni lembaga penelitian milik pemerintah, lembaga penelitian milik swasta, atau
lembaga penelitian milik masyarakat, yang bergerak di bidang penataan ruang dan/atau bidang lainnya
yang terkait dengan penataan ruang. paling sedikit terdiri atas 1 (satu) orang peneliti dari lembaga
penelitian lokal Dalam hal tidak terdapat lembaga penelitian lokal, unsur lembaga penelitian dapat
berasal dari lembaga penelitian lokal lain di daerah provinsi sekitarnya.

IX. Pelaksanaan Peninjauan Kembali RTRW dilaksanakan melalui :


a. pengkajian;
b. evaluasi; dan
c. penilaian.

A. Pengkajian dilakukan untuk melihat pelaksanaan tata ruang terhadap kebutuhan pembangunan yang
dilakukan melalui tahapan:
a. pengumpulan data dan informasi; dan
Pengumpulan data dan informasi meliputi:
a) dokumen RTRW;
b) dinamika pembangunan; dan
c) kondisi aktual pemanfaatan ruang
b. penyusunanmatriks kesesuaian.
Penyusunan matriks kesesuaian meliputi:
a) matriks dinamika pembangunan; dan
b) matriks kondisi aktual pemanfaatan ruang
B. Evaluasi dilakukan untuk mengukur kemampuan RTRW sebagai acuan dalam pembangunan
nasional/daerah. Evaluasi dilakukan dengan mengukur:
a. kualitas RTRW;
Evaluasi terhadap kualitas RTRW diukur dengan memperhatikan:
a) kelengkapan dan kedalaman muatan RTRW; dan
b) kualitas data

8
b. kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan; dan
Evaluasi terhadap kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan diukur dengan
memperhatikan kesesuaian materi muatan RTRW dengan berbagai peraturan perundang-
undangan/kebijakan terkait
c. pelaksanaan pemanfaatan ruang.
Evaluasi terhadap pelaksanaan pemanfaatan ruang diukur dari:
a) jenis pelaksanaan pemanfaatan ruang terhadap indikasi program lima tahunan dan besaran
pelaksanaan pemanfaatan ruang terhadap struktur ruang dan pola ruang; dan
b) dampak pelaksanaan pemanfaatan ruang terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan.
c) Evaluasi terhadap pelaksanaan pemanfaatan ruang memperhatikan hasil pemantauan dan
evaluasi pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
C. Penilaian dilakukan dalam rangka menentukan rumusan rekomendasi hasil pelaksanaan Peninjauan
Kembali. Penilaian dapat dilakukan baik melalui metode kuantitatif maupun metode kualitatif. Penilaian
menghasilkan:
a. tingkat kualitas RTRW;
b. tingkat kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan; dan
c. tingkat kesesuaian pelaksanaan pemanfaatan ruang.

Dalam hal peninjauan kembali RTRW dilakukan lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun, pelaksanaan
pengkajian, evaluasi dan penilaian dilengkapi dengan data dan informasi terkait dengan bencana alam skala
besar, perubahan batas teritorial negara, atau perubahan batas wilayah daerah dimaksud.
Rumusan rekomendasi hasil pelaksanaan Peninjauan Kembali RTRW menghasilkan:
a. tidak perlu dilakukan revisi terhadap RTRW; atau
b. perlu dilakukan revisi terhadap RTRW.
 Rumusan rekomendasi yang menghasilkan tidak perlu dilakukan revisi terhadap RTRW diberikan jika
berdasarkan hasil penilaian Peninjauan Kembali RTRW dinyatakan baik.
 Dalam hal hasil penilaian Peninjauan Kembali RTRW yang dinyatakan baik RTRW tetap berlaku sesuai
dengan masa berlakunya.
 Rumusan rekomendasi dapat disertai dengan usulan penertiban terhadap pelanggaran pemanfaatan
ruang.
 Rumusan rekomendasi yang menghasilkan perlu dilakukan revisi terhadap RTRW diberikan jika
berdasarkan hasil penilaian Peninjauan Kembali RTRW dinyatakan buruk.
 Revisi terhadap RTRW dilakukan dengan memperhatikan saran yang dimuat dalam hasil rekomendasi
Peninjauan Kembali.
 Revisi terhadap RTRW dilakukan berdasarkan prosedur penyusunan RTRW sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

9
X. Penilaian Peninjauan Kembali RTRW dilaksanakan melalui :
A. Aspek Kualitas RTRW
1. Kelengkapan dan Kedalaman Muatan RTRW
Hasil evaluasi kelengkapan dan kedalaman yang sudah dilakukan pada tahapan sebelumnya
selanjutnya ditambahkan kolom nilai pada bagian paling kanan tabel. Selanjutnya nilai dari masing-
masing item dijumlahkan dan dihitung nilai rata-ratanya per muatan utama dan rata secara
keseluruhan yang merupakan nilai akhir dari penilaian kelengkapan dan kedalaman muatan RTRW.
 Kriteria penilaian kelengkapan dan kedalaman muatan RTRW adalah :
Nilai 3 = BAIK, jika kelengkapan ada dan kedalaman cukup
Nilai 1,5 = KURANG BAIK, jika kelengkapan ada namun kedalaman kurang
Nilai 0 = BURUK, jika kelengkapan tidak ada (untuk muatan/sub muatan yang
seharusnya ada) dan secara otomatis kedalamannya kurang (tidak ada)

2. Kualitas Data RTRW


Penilaian pada kualitas data tidak jauh berbeda dengan penilaian dalam kelengkapan dan kedalaman
muatan RTRW, dimana hasil evaluasi pada tahap sebelumnya ditambahkan kolom nilai pada kolom
terakhir. Seluruh hasil penilaian setiap item (9 item) dijumlahan dan diambil rata-rata yang mana
merupakan nilai akhir dari penilaian kualitas data RTRW.
 Kriteria penilaian kualitas data adalah:
Nilai 3 = BAIK, jika data ada/lengkap dan masih relevan
Nilai 1,5 = KURANG BAIK, jika data ada/lengkap namun perlu updating
Nilai 0 = BURUK, jika data tidak ada/tidak lengkap dan perlu updating

B. Aspek Kesesuaian dengan Peraturan Perundang-undangan


Untuk melihat kesesuaian RTRW dengan Peraturan Perundang-undangan yang ada di atasnya, hasil
evaluasi yang sudah dilakukan pada tahap sebelumnya selanjutnya dilakukan penilaian dengan
memberikan kolom nilai pada kolom terakhir.
 Kriteria penilaian kesesuaian dengan peraturan dan perundang-undangan adalah sebagai
berikut:
Nilai 3 = SESUAI, jika tidak ada perbedaan/perubahan peraturan perundang-undangan yang
seharusnya diacu/terkait dengan muatan RTRW
Nilai 0 = TIDAK SESUAI, jika muatan RTRW tidak sesuai/tidak mengacu peraturan perundang-
undangan baru/yang mengalami perubahan, dimana peraturan perundang-
undangan tersebut seharusnya diacu/terkait dengan muatan RTRW

C. Aspek Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang


1. Jenis dan Besaran Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang
a. Jenis
Penilaian jenis pelaksanaan pemanfaatan ruang didasarkan pada hasil evaluasi sesuai dan
tidak sesuai pada tahap sebelumnya yang selanjutnya hasil tabel evaluasi ditambahkan
kolom penilaian. Jenis pelaksanaan pemanfaatan ruang yang penilaiannya hanya dapat
dilakukan secara kualitatif menyebabkan penilaian hanya terbagi menjadi 2 kategori.

10
 Kriteria penilaian jenis pelaksanaan pemanfaatan ruang adalah sebagai berikut:
Nilai 3 = SESUAI, jika terealisasi sesuai arahan dalam rencana dan indikasi program
Nilai 0 = TIDAK SESUAI, jika jenis program yang direalisasikan di lapangan tidak
sesuai, lokasi tidak sesuai, atau tidak ada pelaksanaan program sebagaimana
tercantum dalam rencana dan indikasi program
Untuk pelaksanaan pemanfaatan ruang yang dapat dihitung besarannya secara kuantitatif,
maka penilaian yang didasarkan pada hasil evaluasi pada tahap sebelumnya dijabarkan pada
bagian besaran di bawah ini.
b. Besaran
Hasil evaluasi besaran pelaksanaan pemanfaatan ruang sebagaimana juga hasil evaluasi jenis
pelaksanaan pemanfaatan ruang selanjutnya dilakukan penilaian, dimana kolom penilaian
jenis dan besaran pelaksanaan pemanfaatan ruang terdapat dalam kolom karena jenis dan
besaran ini tidak dilakukan secara terpisah.
 Kriteria penilaian besaran kesesuaian pelaksanaan pemanfaatan ruang adalah sebagai
berikut:
Nilai 3 = SANGAT TINGGI/KESESUAIAN SEMPURNA, jika realisasi adalah 75% - 100%

Nilai 2 = SEDANG, jika realisasi adalah 50% – <75%

Nilai 1 = RENDAH, jika realisasi adalah 25% – <50%

Nilai 0 = SANGAT RENDAH/TIDAK ADA KESESUAIAN, jika realisasi adalah 0% – <25%

 Hasil akhir dari semua aspek penilaian selanjutnya diberikan kriteria untuk menentukan
apakah RTRW yang dinilai secara umum memiliki kualitas baik atau buruk. Kualitas RTRW
yang dinyatakan baik menghasilkan rekomendasi RTRW tidak direvisi sedangkan RTRW yang
dinyatakan buruk menghasilkan rekomendasi RTRW yang direvisi. Berikut adalah kriteria
rekomendasi revisi dan tidak revisi berdasarkan metode kuantitatif sesuai dengan bobot
penilaian yang telah ditetapkan:
 Jika Nilai Akhir ≥ 85 = RTRW dinyatakan berkua litas BAIK (RTRW TIDAK DIREVISI)
 Jika Nilai Akhir < 85 = RTRW dinyatakan berkualiatas BURUK (RTRW DIREVISI)
2. Kegiatan Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan, meliputi:
a. kajian awal data sekunder, mencakup review RTRW kabupaten sebelumnya dan kajian kebijakan
terkait lainnya;
b. persiapan teknis pelaksanaan yang meliputi:
1) penyimpulan data awal;
2) penyiapan metodologi pendekatan pelaksanaan pekerjaan;

11
3) penyiapan rencana kerja rinci; dan
4) penyiapan perangkat survei (checklist data yang dibutuhkan, panduan wawancara,kuesioner,
panduan observasi dan dokumentasi, dan lain-lain), serta mobilisasi peralatan dan personil yang
dibutuhkan.
c. pemberitaan kepada publik perihal akan dilakukannya Penyusunan Peninjauan Kembali dan Revisi
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ende 2011-2031 .
Hasil dari kegiatan persiapan ini, meliputi:
a. gambaran umum wilayah perencanaan;
b. kesesuaian produk RTRW sebelumnya dengan kondisi dan kebijakan saat ini;
c. hasil kajian awal berupa kebijakan terkait wilayah perencanaan, isu strategis, potensi dan
permasalahan awal wilayah perencanaan, serta gagasan awal pengembangan wilayah perencanaan;
d. metodologi pendekatan pelaksanaan pekerjaan yang akan digunakan;
e. rencana kerja pelaksanaan penyusunan RTRW kabupaten; dan
f. perangkat survei data primer dan data sekunder yang akan digunakan pada saat proses
pengumpulan data dan informasi (survei).

3. Pengumpulam Data
Untuk keperluan pengenalan karakteristik tata ruang wilayah dan penyusunan rencana tata ruang,
dilakukan pengumpulan data primer dan data sekunder.
Pengumpulan data primer dapat meliputi:
a. penjaringan aspirasi masyarakat yang dapat dilaksanakan melalui penyebaran angket, temu wicara,
wawancara orang per-orang, dan lain sebagainya; dan
b. pengenalan kondisi fisik dan sosial ekonomi wilayah secara langsung melalui kunjungan ke semua bagian
wilayah kabupaten.
Data sekunder yang harus dikumpulkan sekurang-kurangnya meliputi:
a. peta-peta, meliputi:
1) peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) atau peta topografi skala 1:50.000 sebagai peta dasar;
2) citra satelit untuk memperbaharui (update) peta dasar dan membuat peta tutupan lahan; dan
3) peta batas wilayah administrasi.
b. Data dan informasi, meliputi:
1) data tentang kependudukan;
2) data tentang sarana dan prasarana wilayah;
3) data tentang pertumbuhan ekonomi wilayah;
4) data tentang kemampuan keuangan pembangunan daerah;
5) data dan informasi tentang kelembagaan pembangunan daerah;
6) data dan informasi tentang kebijakan penataan ruang terkait (RTRW kabupaten yang sebelumnya,
RTRW provinsi, RTRW Nasional dan RTR pulau terkait);
7) data dan informasi tentang kebijakan pembangunan sektoral, terutama yang merupakan kebijakan
pemerintah pusat; dan
8) peraturan-perundang undangan terkait.

12
Tingkat akurasi data, sumber penyedia data, kewenangan sumber atau instansi penyedia data, tingkat
kesalahan, variabel ketidakpastian, serta variabel-variabel lainnya yang mungkin ada, perlu diperhatikan
dalam pengumpulan data. Data dalam bentuk data statistik dan peta, serta informasi yang dikumpulkan
berupa data tahunan ( time series ) minimal 5 (lima) tahun terakhir dengan kedalaman data setingkat
kelurahan/desa.Dengan data berdasarkan kurun waktu tersebut di harapkan dapat memberikan
gambaran perubahan apa yang terjadi pada wilayah kabupaten. Hasil kegiatan pengumpulan data akan
menjadi bagian dari dokumentasi Buku Data dan Analisis.
4. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan untuk mengenali karakteristik wilayah kabupaten terkait, terdiri atas:
a. karakteristik fisik wilayah, sekurang-kurangnya meliputi:
1) karakteristik umum fisik wilayah (letak geografis, morfologi wilayah, dan sebagainya);
2) potensi rawan bencana alam (longsor, banjir, tsunami, dan bencana alam geologi);
3) potensi sumber daya alam (mineral, batubara, migas, panas bumi, dan air tanah); dan
4) kesesuaian lahan pertanian (tanaman pangan, tanaman perkebunan, dan sebagainya).
b. karakteristik sosial-kependudukan, sekurang-kurangnya meliputi:
1) sebaran kepadatan penduduk di masa sekarang dan di masa yang akan datang (20tahun);
2) proporsi penduduk perkotaan dan perdesaan di masa sekarang dan di masa yang akandatang (20
tahun); dan
3) kualitas SDM dalam mendapatkan kesempatan kerja.
c. karakteristik ekonomi wilayah, sekurang-kurangnya meliputi:
1) basis ekonomi wilayah;
2) prospek pertumbuhan ekonomi wilayah di masa yang akan datang (20 tahun); dan
3) prasarana dan sarana penunjang pertumbuhan ekonomi.
d. kemampuan keuangan pembangunan daerah, sekurang-kurangnya meliputi:
1) sumber penerimaan daerah dan alokasi pembiayaan pembangunan; dan
2) prediksi peningkatan kemampuan keuangan pembangunan daerah.
e. kedudukan kabupaten di dalam wilayah lebih luas, sekurang-kurangnya meliputi:
1) kedudukan kabupaten di dalam jakstra struktur ruang nasional; dan
2) kedudukan kabupaten di dalam sistem perekonomian regional.

Dilakukan analisa terhadap data yang sudah dikumpulkan meliputi :


a. Review / Revisi terhadap RTRW yang sudah ada;
b. Analisis kebijakan Analisis kebijakan pembangunan;
c. Analisis regional (analisis wilayah kabupaten pada wilayah yang lebih luas);
d. Analisis fisik/lingkungan dan sumber daya air;
e. Analisis sumber daya manusia;
f. Analsis sumber daya buatan;
g. Analisis ekonomi;
h. Analisis sistem permukiman/ pusat kegiatan /sistem perkotaan;

13
i. Analisis penggunaan lahan;
j. Analisis kelembagaan;
k. Analisis pendanaan/pembiayaan;dan
l. Analisis sintesa multi aspek/ analisis komprehensif.

Pengenalan dan analisa karakteristik wilayah kabupaten akan menjadi dasar bagi perumusan tujuan,
kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten, serta menjadi masukan bagi seluruh penyusunan
rencana tata ruang selanjutnya. Penyusunan rencana struktur ruang dan rencana pola ruang dan penetapan
kawasan strategis kabupaten pada dasarnya berangkat dari karakteristik tata ruang wilayah kabupaten.
Untuk mempertajam penyusunan rencana struktur ruang dan rencana pola ruang sekurangnya harus
dilakukan analisis sebagai berikut:
1) identifikasi daerah fungsional perkotaan (functional urban area ) yang ada di wilayah kabupaten;
2) analisis sistem pusat-pusat permukiman (sistem perkotaan) yang didasarkan pada sebaran daerah
fungsional perkotaan yang ada di wilayah kabupaten; dan
3) analisis daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah serta optimasi pemanfaatan
ruang;
Kawasan-kawasan yang memiliki suatu kekhususan yang pemanfaatan ruang serta pengendaliannya
tidak dapat diakomodasi secara penuh di dalam rencana struktur ruang dan rencana pola ruang,
dapat ditetapkan sebagai kawasan strategis kabupaten. Hasil pengumpulan pengolahan dan analisis
harus didokumentasikan di dalam Buku Data dan Analisis. Pokok-pokok penting yang
menggambarkan karakteristik tata ruang wilayah kabupaten selanjutnya akan dikutip menjadi bagian
awal dari Buku Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten.
4) Penyusunan Konsep Penyusunan Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang WilayahKabupaten Ende
2011-2031Kegiatan perumusan konsepsi Penyusunan Peninjauan Kembali / Review Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Ende 2011-2031 terdiri atas perumusan konsep pemutakhiran
pengembangan wilayah RTRW kabupaten Ende 2011-2031. Konsep pengembangan wilayah
dilakukan berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya dengan menghasilkan
beberapa alternatif konsep pengembangan wilayah, yang berisi:
a) rumusan tentang tujuan, kebijakan, dan strategi pengembangan wilayah kabupaten; dan
b) konsep pengembangan wilayah kabupaten.
Setelah dilakukan beberapa kali iterasi, dipilih alternatif terbaik sebagai dasar perumusan Peninjauan
Kembali / Review Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ende 2011-2031 Tahun 2017.
Hasil kegiatan perumusan konsepsi RTRW yang berupa Penyusunan Peninjauan Kembali / Review Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ende 2011-2031terdiri atas:

a) Pendahuluan, yang berisi :


1. Dasar hukum penyusunan RTRW kabupaten.
2. Profil wilayah kabupaten, mencakup:
a) Gambaran umum kabupaten yang dilengkapi dengan peta orientasi dan pembagian wilayah
kabupaten;

14
b) Kependudukan dan sumber daya manusia;
c) Potensi bencana alam;
d) Potensi sumber daya alam; dan
e) Potensi ekonomi wilayah.
3. Pemutakhiran isu-isu strategis wilayah kabupaten.
4. Peta-peta yang minimal mencakup:
a) Peta orientasi geografis dalam konstelasi wilayah yang lebih luas;
b) Peta tutupan lahan;
c) Peta rawan bencana; dan
d) Peta kepadatan penduduk eksisting.

b) Pemutakhiran tujuan, kebijakan, dan strategi penataan kabupaten, dirumuskan berdasarkan


karakteristik tata ruang wilayah kabupaten yang dipertajam dengan aspirasi pemangku kepentingan.
Pada bab ini memuat:
1. Pemutakhiran tujuan penataan ruang wilayah kabupaten; dan
2. Pemutakhiran kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten.

c) Pemutakhiran rencana struktur ruang kabupaten


Disusun berdasarkan hasil analisis sistem pusat-pusat permukiman yang berangkat dari strategi penataan
ruang kabupaten dengan memperhatikan kebijakan dan strategi struktur ruang wilayah provinsi dan
nasional.
Pemutakhiran struktur ruang kabupaten meliputi :
 Pemutakhiran rencana sistem perkotaan wilayah kabupaten.
 Pemutakhiran rencana sistem jaringan prasarana skala kabupaten, mencakup:
1. Pemutakhiran rencana pengembangan sistem jaringan prasarana transportasi, meliputi rencana
jaringan jalan, terminal (tipe A dan B), stasiun antar kota, pelabuhan dalam fungsi dan cakupan
layanan (pusat penyebaran dan bukan pusat penyebaran), dan bandara dalam fungsi dan cakupan
layanan;
2. Pemutakhiran rencana pengembangan sistem jaringan prasarana energi, meliputi jaringan SUTUT,
SUTET, SUTT, SUTM, pusat-pusat pembangkit listrik, dan pusat-pusat distribusi tegangan
menengah ke atas;
3. Pemutakhiran rencana pengembangan sistem jaringan prasarana sumber daya air, meliputi:
sumber-sumber air baku untuk kegiatan permukiman perkotaan dan jaringan air baku
wilayah,sistem jaringan irigasi, sungai, danau, waduk,DAS/wilayah sungai, dan lainnya;
4. Pemutakhiran rencana pengembangan sistem jaringan prasarana telekomunikasi,meliputi
jaringan terestrial skala wilayah dan nasional yang ada di kabupaten (mikro digital, serat optik,
mikro analog, kabel laut, jaringan internasional), serta jaringan satelit (stasiun bumi); dan
5. Pemutakhiran rencana pengembangan jaringan prasarana lainnya, meliputi:prasarana
pengelolaan lingkungan (TPA regional), dan penyediaan air bersih regional.

15
d) Pemutakhiran rencana pola ruang kabupaten
Disusun berdasarkan analisis optimasi pemanfaatan ruang yang berangkat dari strategi penataan ruang
kabupaten dengan memperhatikan kebijakan dan strategi pola ruang provinsi dan nasional.
Rencana pola ruang wilayah kabupaten, meliputi:
1. Rencana pola ruang kawasan lindung yang mencakup:
 Kawasan hutan lindung
 Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, meliputi: Kawasan
bergambut dan Kawasan resapan air;
2. Kawasan perlindungan setempat, meliputi:
 Sempadan pantai;
 Sempadan sungai;
 Kawasan sekitar danau atau waduk;
 Kawasan sekitar mata air; dan
 Kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal lainnya.
3. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya, meliputi:
 Kawasan suaka alam;
 Kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya;
 Suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut;
 Cagar alam dan cagar alam laut;
 Kawasan pantai berhutan bakau;
 Taman nasional dan taman nasional laut;
 Taman hutan raya;
 Taman wisata alam dan taman wisata alam laut; dan
 Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
4. Kawasan rawan bencana alam, meliputi:
 Kawasan rawan tanah longsor; dan
 Kawasan rawan gelombang pasang dan kawasan rawan banjir.
5. Kawasan lindung geologi, meliputi:
 Kawasan cagar alam geologi; dan
 Kawasan rawan bencana alam geologidan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air
tanah.
6. Kawasan lindung lainnya, meliputi:
 Cagar biosfer;
 Ramsar;
 Taman buru;
 Kawasan perlindungan plasma-nutfah; dan
 Kawasan pengungsian satwa, terumbu karang dan kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut
yang dilindungi.

16
7. Kawasan Budidaya, meliputi:
 Kawasan peruntukan hutan produksi;
 Kawasan hutan rakyat;
 Kawasan peruntukan pertanian;
 Kawasan peruntukan perkebunan;
 Kawasan peruntukan perikanan;
 Kawasan peruntukan pertambangan;
 Kawasan peruntukan industri;
 Kawasan peruntukan pariwisata;
 Kawasan peruntukan permukiman;
 Kawasan peruntukan lainnya.

e) Pemutakhiran penetapan kawasan-kawasan strategis kabupaten


Berangkat dari karakteristik tata ruang wilayah kabupaten yang menunjukan adanya bagian wilayah
kabupaten yang memerlukan perencanaan, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang
khusus yang tidak dapat diakomodasi sepenuhnya di dalam rencana struktur ruang dan rencana pola
ruang kabupaten.
f) Pemutakhiran arahan pemanfaatan ruang
Disusun berdasarkan rencana struktur ruang, rencana polaruang, dan penetapan kawasan strategis
kabupaten yang dikaitkan dengan kemampuan keuangan pembangunan daerah.
g) Pemutakhiran arahan pengendalian pemanfaatan ruang
Disusun berdasarkan rencana struktur ruang, rencana pola ruang dan penetapan kawasan strategis
kabupaten yang dikaitkan dengan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional dan provinsi
serta peraturan perundang-undangan terkait, termasuk di dalamnya berbagai standar teknis perencanaan
tata ruang.Selanjutnya dilakukan pemantapan terhadap konsep pengembangan wilayah kabupaten
tersebut melalui beberapa kali iterasi sehingga menghasilkan alternatif terbaik yang dipilih untuk menjadi
RTRW kabupaten yang baru.
h) Penyusunan Raperda Tentang Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ende 2011-
2031 Tahun 2017:
Kegiatan penyusunan naskah raperda tentang Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Ende 2011-2031 Tahun 2017 merupakan proses penuangan materi teknis Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ende 2011-2031 Tahun 2017 ke dalam bentuk pasal-pasal
dengan mengikuti kaidah penyusunan peraturan perundang-undangan (legal drafting) sesuai UU No. 10
tahun 2004 tentang Peraturan Perundang-undangan. Hasil kegiatan ini adalah naskah raperda tentang
Perubahan atas Peraturan daerah Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Ende 2011-2031.

17
5. Keluaran
1) Naskah Teknis Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ende 2011-2031 Tahun
2017 yang terdiri atas 3 (tiga) Dokumen pelaporan yang terdiri :

a. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan sekurang-kurangnya berisi pemahaman konsultan terhadap lingkup
pekerjaan, konsep pendekatan dan metodologi studi dan pelaksanaan pekerjaan, program kerja
dan jadwal pelaksanaan pekerjaan, termasuk daftar kebutuhan data dan rencana survey lapangan
berikut formulir-formulir survey lapangan yang diperlukan serta dukungan tenaga ahli beserta
perlengkapannya. Laporan Pendahuluan ini diserahkan kepada Pemberi Tugas setelah
diterimanya SPMK oleh Konsultan.
b. Laporan Data dan Analisa (Laporan Antara)
Berisi Data dan analisa hasil perolehan data, survey lapangan yang akan menjadi bagian dari
dokumentasi. Hasil pengumpulan pengolahan dan analisa harus didokumentasikan di dalam Buku
Data dan Analisia.
Di dalam Laporan Data dan Analisa harus memuat :
a. Arahan kebijakan pembangunan wilayah kabupaten yang bersangkutan dan kedudukannya
dalam perspektif kebijakan pembangunan nasional & provinsi;
b. Kedudukan dan keterkaitan kabupaten dalam sistem regional yang lebih luas dalam segala
aspek;
c. Potensi, permasalahan, peluang, dan tantangan dalam penataan ruang;
d. Pola kecenderungan dan perkembangan internal kabupaten, potensi perkembangan;
e. Perkiraan kebutuhan pengembangan; dan
f. Daya dukung dan daya tampung ruang.
Pokok-pokok penting yang menggambarkan karakteristik tata ruang wilayah
kabupatenselanjutnya akan dikutip menjadi bagian awal dari Buku Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten. Laporan Data dan Analisa yang dilengkapi dengan peta – peta kondisi eksisting
diasistensikan setelah penyerahan laporan pendahuluan.
c. Laporan Akhir (Materi Teknis)
Hasil kegiatan perumusan konsepsi RTRW kabupaten yang terdiri atas:
a) rumusan tentang tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten;
b) rencana struktur ruang wilayah kabupaten;
c) rencana pola ruang wilayah kabupaten;
d) penetapan kawasan strategis kabupaten;
e) arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten; dan
f) ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten.
Hasil tersebut di atas merupakan Materi Teknis Peninjauan Kembali Rencana Tata RuangWilayah
Kabupaten Ende 2011-2031 Tahun 2017, yang terdiri atas Buku Rencana yang disajikan dalam
format A4. Laporan Akhir (Materi Teknis) yang meliputi perbaikan draft Laporan Akhir (Materi
teknis)diserahkan pada Pemberi Tugas setelah pembahasan Draft Laporan Akhir (Materi teknis).

18
2) Album Peta yang disajikan dengan tingkat ketelitian skala minimal 1:50.000 dalam format A1 yang
dilengkapi dengan peta digital yang mengikuti ketentuan sistem informasi geografis (GIS) yang
dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang. Album peta minimum terdiri atas:
A. Peta Profil Tata Ruang Wilayah Kabupaten:
 Peta Orientasi: Peta skala kecil yang mendudukan kedudukan geografis kabupaten dalam
wilayah yang lebih luas;
 Peta Batas Administrasi : Deliniasi wilayah kecamatan yang ada di dalam wilayah kabupaten
dengan warna yang berbeda dan diberi nama kecamatan serta pusat perkotaan;
 Peta Tutupan Lahan Wilayah Kabupaten: Deliniasi jenis tutupan lahan yang ada di seluruh
wilayah kabupaten;
 Peta Rawan Bencana : Deliniasi kawasan-kawasan rawan bencana menurut tingkatan
bahayanya, tingkatan bahaya bencana alam dinyatakan dengan gradasi warna;
 Peta Sebaran Penduduk: Pola kepadatan penduduk per desa/kelurahan diseluruh wilayah
kabupaten untuk menggambarkan dimana terdapat konsentrasi penduduk dengan klasifikasi
kepadatan peduduk minimal 3-5 interval digambarkan dalam gradasi warna yang simultan.
B. Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
 Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten, meliputi:
1. Sistem permukiman (PKW, PKL, PPK, dan PPL);
2. Sistem jaringan jalan (kolektor primer 1, kolektor primer 2, kolektor primer,dan lokal
primer);
3. Sistem jaringan kereta api (umum); Bandara dan pelabuhan sesuai dengan kelasnya; dan
4. Nama-nama PKW, PKL, PPK, PPL, bandara dan pelabuhan, dan lain sebagainya.
 Peta Rencana Jaringan Prasarana Wilayah Kabupaten, meliputi:
1. Rencana sistem jaringan telekomunikasi;
2. Rencana sistem jaringan energi;
3. Rencana sistem jaringan sumber daya air;
4. Rencana sistem jaringan prasarana lainnya; dan
5. Nama-nama tempat (kecamatan, kelurahan/desa).
 Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten, meliputi :
1. Delinasi rencana peruntukan pemanfaatan ruang sesuai dengan klasifikasi pola ruang
wilayah kabupaten;
2. Sungai, jaringan kolektor primer 1, kolektor primer 2, kolektor primer 3 dan lokal primer;
3. Nama-nama tempat (kecamatan, kelurahan/desa)
 Peta Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten
1. Deliniasi kawasan strategis nasional (bila ada);
2. Deliniasi kawasan strategis provinsi (bila ada);
3. Deliniasi kawasan strategis kabupaten;
4. Sungai, jaringan jalan arteri primer, kolektor primer 1 dan kolektor primer 2;
5. Nama-nama tempat (kecamatan, kelurahan/desa)
19
3) Draft Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ende 2011 -2031 beserta naskah akademis.
4) Diskusi
Diskusi diagendakan tiga kali pertemuan bersama tim teknis dari unsur Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Ende dan Satuan Kerja (SKPD) terkait, membahas Draft Laporan
Pendahuluan, Draft Data dan Analisa serta Draft Laporan Akhir (Materi teknis) bersamaan konsultasi
publik. Setelah dokumen telah disetujui tim teknis, selanjutnya dijilid dengan format kertas A4 dan
sampul depan berupa soft cover dan digandakan (berwarna jika terdapat foto/peta).
5) Rincian Produk Pekerjaan
1. Naskah Akademis Rancangan Peraturan Daerah masing-masing 3 buku
2. Softcopy dalam bentuk Flashdisk yang berisi :
 Laporan Pendahuluan, Laporan Antara dan Laporan Akhir;
 Peta dengan format GIS;
 Album Gambar / Peta;
 Draft Raperda
6) Kewajiban Konsultan
a) Konsultan berkewajiban dan bertanggungjawab sepenuhnya terhadap pelaksanaan penyusunan
rencana sesuai dengan ketentuan perjanjian kerjasama yang disepakati.
b) Konsultan wajib mengikuti ketentuan teknis yang ditentukan sesuai dengan kerangka acuan.
c) Konsultan dalam melaksanakan pekerjaannya dinyatakan berakhir sampal dengan selesainya
semua kewajiban yang harus dipenuhi sesuai dengan perjanjian pekerjaan yang disepakati.
d) Konsultan wajib hadir dan menyerahkan hasil perencanaannya dalam forum diskusi dengan Tim
Teknis.
7) Jangka Waktu Penyelesaian Kegiatan
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan Penyusunan Peninjauan Kembali / Review Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Ende 2011-2031 ditetapkan 4 (Emapat) bulan terhitung setelah diterimanya
SPMK.
8) Personil
Tenaga ahli yang dibutuhkan untuk Peninjauan Kembali/ Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Ende 2011-2031 Tahun 2017 adalah:
a) 1 (satu) orang Team Leader/Ahli Perencanaan wilayah dan Kota yang memiliki latar belakang
pendidikan S1 (Pengalaman 8 tahun) atau S2 Perencanaan Wilayah dan Kota. dengan
pengalaman minimal 5 tahun mempunyai sertifikat keahlian (SKA) Ahli Madya Perencanaan
Wilayah dan Kota yang di terbitkan oleh asosiasi profesi yang telah terakeditasi oleh lembaga
yang berwenang (LPJK) serta dilengkapi dengan referensi kerja dari pengguna jasa;
b) Tenaga Ahli Ekonomi Wilayah sebanyak 1 (satu) orang, kualifikasi S-1 Ekonomi Pembangunan
dengan pengalaman minimal 3 tahun serta dilengkapi dengan referensi kerja dari pengguna jasa;
c) Tenaga Ahli Prasarana Wilayah sebanyak 1 (satu) orang, kualifikasi S1 Perencanaan Wilayah dan
Kota dengan pengalaman minimal 3 tahun, mempunyai sertifikat keahlian (SKA) ahli muda

20
Perencanaan Wilayah dan Kota yang di terbitkan oleh asosiasi profesi yang telah terakeditasi
oleh lembaga yang berwenang (LPJK) serta dilengkapi dengan referensi kerja dari pengguna jasa;
d) Tenaga Ahli Teknik Lingkungan sebanyak 1 (satu) orang, kualifikasi S-1 Teknik Lingkungan
pengalaman minimal 3 tahun, mempunyai sertifikat keahlian (SKA) minimal ahli muda Teknik
Lingkungan, serta dilengkapi dengan referensi kerja dari pengguna jasa;
e) Tenaga Ahli Sistem Informasi Geografis sebanyak 1 (satu) orang, kualifikasi S-1 Teknik Geodesi
dengan pengalaman minimal 3 tahun, mempunyai sertifikat keahlian (SKA) minimal ahli muda
Geodesi.
f) Tenaga Ahli Teknik Sumber Daya Air sebanyak 1 (satu) orang, kualifikasi S-1 Teknik Pengairan dan
atau Teknik Sipil dengan pengalaman minimal 3, mempunyai sertifikat keahlian (SKA) minimal ahli
muda Sumber Daya Air
g) Tenaga Ahli Hukum dan Kelembagaan sebanyak 1 (satu) orang, kualifikasi S-1 Hukum dengan
pengalaman minimal 3 tahun serta dilengkapi dengan referensi kerja dari pengguna jasa;
h) Tenaga Ahli Geologi Tata Lingkungan sebanyak 1 (satu) orang, kualifikasi S-1 Geologi / Geofisika
dengan pengalaman minimal 3 tahun, diutamakan S-2 Geologi atau Geoinformasi Gebencanaan
serta dilengkapi dengan referensi kerja dari pengguna jasa;
i) Tenaga Ahli Pertanian sebanyak 1 (satu) orang, kualifikasi S-1 Teknik Pertanian dengan
pengalaman minimal 3 tahun;
j) Tenaga Pendukung yang dibutuhkan untuk kegiatan Penyusunan Peninjauan Kembali/Revisi
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ende 2011-2031 adalah:
a. Surveyor sebanyak 3 orang , kualifikasi minimal S 1 Perencanaan Wilayah dan Kota atau S 1
Geodesi dengan pengalaman minimal 2tahun; (jumlah menyesuaikan).
b. Tenaga Administrasi sebayak 1 orang, kualifikasi minimal SMA/SMK/SMEA dengan
pengalaman minimal 3 tahun.
6. Laporan
a. Laporan Pendahuluan
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 1 (Satu) bulan sejak SPMK diterbitkan.
b. Laporan Data dan Analisa (Laporan Antara)
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak SPMK diterbitkan.
c. Laporan Akhir
Laporan yang terdiri dari Materi teknis, Draft Ranperda, Naskah akademis,Album Peta dan Back Up
External hardisk Slim USB 3.0 kapasitas 2 TBharus diserahkan selambat-lambatnya 4 (Empat) bulan
sejak SPMK diterbitkan.
7. Teknik Penyajian
Penyajian laporan evaluasi secara keseluruhan adalah mengikuti ketentuansebagai berikut :
a. Pengetikan menggunakan 2 spasi dengan kertas HVS putih polos;
b. Ukuran buku / kertas A4 untuk laporan pendahuluan dan laporan fakta dananalisa serta kertas ukuran
30 cm x 30 cm untuk laporan akhir denganketentuan sebagai berikut :

21
1. Laporan Pendahuluan
- Judul buku “ Laporan Pendahuluan”;
- Disajikan dalam kertas ukuran A4;
- 15 Handout;
- Laporan Pendahuluan sebanyak 3 buku disajikan setelah adaperbaikan dan mendapat persetujuan
sesuai dengan berita acaraPeninjauan Kembali.
2. Laporan Fakta dan Analisa
- Judul buku “Laporan Fakta dan Analisa;
- Disajikan dalam kertas A4
-25 Handout;
- Laporan Fakta dan Analisa sebanyak 3 buku disajikan setelah adaperbaikan dan mendapat
persetujuan sesuai dengan berita acaraPeninjauan Kembali.
3. Laporan Akhir
- Judul buku “Peninjauan Kembali / Review Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ende 2011-
2031”;
-Disajikan dalam kertas A4
-25 Handout;
- Laporan Akhir sebanyak 3 buku disajikan setelah adaperbaikan dan mendapat persetujuan sesuai
dengan berita acaraPeninjauan Kembali.
4. Album Peta Rencana
- Ukuran garis dalam A0;
- Skala peta 1 : 25.000;
- Untuk setiap peta tematik, selain dalam skala tersebut juga disajikandalam skala yang sama dan
disajikan dalam satu peta keseluruhan;
-3 buku.
Semua laporan yang telah tersebut di atas di serahkan dalam bentuk External hardisk Slim USB 3.0
kapasitas 2 TB sebanyak 2 buah termasuk bahan presentasi.Produk laporan beserta External hardisk Slim
USB 3.0 kapasitas 2 TB dari pekerjaan Peninjauan Kembali / Review Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Ende 2011-2031 yang telah dihasilkan dan disetujui menjadi hak paten PemerintahKabupaten
Ende. Upaya penggandaan dan segala bentuk penyebarluasanhasil studi dalam bentuk apapun kepada
pihak lain harus melalui ijinPemerintah Kabupaten Ende.

22
XI. PENUTUP
Kerangka Acuan Kerja ini dibuat sebagai acuan bagi penyedia jasa/konsultan dalam menyiapkan
kelengkapan Administrasi, Usulan Teknis danUsulan Biaya sedang bagi Panitia Pengadaan dan Pengguna Jasa
adalah penyediajasa/konsultan terpilih, dasar pembuatan kontrak dan acuan evaluasi hasil kerja
konsultan.Dalam rangka memperoleh produk/hasil rencana yang sebaik-baiknya,apabila terdapat hal-hal
yang dimungkinkan berkembang dalam prosespenyelesaian pekerjaan dan belum termasuk dalam KAK ini,
menjadi tanggungjawab penyedia jasa/konsultan sepenuhnya untuk mengantisipasi.

Ende, 22 Mei 2017

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)


Bidang Penataan Ruang Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang Kabupaten Ende TA. 2017

Maria Yasinta W. Sare, ST. M.Sc


NIP. 19770525 200012 2 002

23

Anda mungkin juga menyukai