Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang


mengubah sebagian muatan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang, merupakan landasan hukum Penyelenggaraan
Penataan Ruang secara nasional, yang perlu disinergikan melalui
pembentukan peraturan pelaksanaan sebagai landasan operasional dalam
mengimplementasikan ketentuan Undang-Undang tersebut. Peraturan
pelaksanaan dimaksud meliputi aspek-aspek dalam Penyelenggaraan
Penataan Ruang yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21
Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang.
Dalam Peraturan Pemerintah tersebut diatur berbagai ketentuan
terkait Perencanaan Tata Ruang, Pemanfaatan Ruang, Pengendalian
Pemanfaatan Ruang, Pengawasan Penataan Ruang, Pembinaan Penataan
Ruang, dan kelembagaan Penataan Ruang. Oleh sebab itu, untuk
mewujudkan pengaturan mengenai Penyelenggaraan Penataan Ruang yang
lebih komprehensif serta dapat diterapkan secara efektif dan efisien dalam
mewujudkan penataan ruang yang aman, nyaman, produktif, dan
berkelanjutan, Pemerintah, merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan
standardisasi teknis di bidang penataan ruang sesuai peraturan perundang-
undangan.
Dengan bertambahnya manusia berdampak pada peningkatan
kebutuhan akan ruang, sehingga menyebabkan terjadinya perubahan ruang
dari alamiah menjadi kawasan pertanian, bangunan, permukiman, dan
tempat usaha. Berdasarkan kondisi tersebut Pemerintah Kabupaten Bangka

1
sudah menyusun Peraturan Daerah yang berkaitan dengan Penataan Ruang
yakni Peraturan Daerah Kabupaten Bangka tentang Rencana Tata Ruang
Kabupaten Bangka Tahun 2010-2030 dimana pada saat ini Peraturan
Daerah tersebut telah berjalan selama kurang lebih sepuluh tahun. Sejalan
dengan Dinamika Pembangunan dan perubahan Undang-Undang Nomor 26
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang berimbas pada perubahan
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang maka Pemerintah Kabupaten Bangka melakukan
Sinkronisasi Program Pemanfaatan Tata Ruang untuk menghindari
terjadinya inkonsistensi data/fakta karena pengaksessan oleh beberapa
proses yang berbeda.

1.2. Tahapan Penyusunan


Penyusunan RTRW Kabupaten Bangka dimaksudkan untuk
mewujudkan RTRW Kabupaten Bangka yang sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku dengan memperhatikan kebutuhan
pembangunan, perkembangan lingkungan strategis dan dinamika
pembangunan. RTRW Kabupaten Bangka ditargetkan Pemerintah
Kabupaten Bangka untuk diselesaikan dalam upaya peningkatan investasi
di Kabupaten Bangka dikarenakan keberadaan RTRW Kabupaten Bangka
ini menjadi sangat penting karena memiliki beberapa kawasan strategis
perekonomian yang sangat menarik bagi investor untuk berinvestasi.
Tim Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten Bangka mengajukan
permohonan peninjauan kembali peraturan daerah tentang RTRW
Kabupaten Bangka kepada Kementerian ATR/BPN tanggal 31 Januari 2022.
Kementerian ATR/BPN memberikan rekomendasi atas peninjauan kembali
dan revisi Peraturan Daerah tentang RTRW Kabupaten Bangka Nomor :
PB.01/155-200/III/2022 bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Bangka
Nomor 1 Tahun 2013 tentang RTRW Kabupaten Bangka Tahun 2010-2030
dapat dilakukan revisi dengan pencabutan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan tanggal 8 Maret 2022.

2|Bab I
Sesuai Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2021 tentang
Tata Cara Penyusunan, Peninjauan Kembali, Revisi, dan Penerbitan
Persetujuan Substansi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten,
Kota, dan Rencana Detail Tata Ruang, tata cara penyusunan RTRW
Kabupaten meliputi;
a. Proses penyusunan;
b. Pelibatan peran masyarakat dalam penyusunan; dan
c. Pembahasan rancangan peraturan daerah tentang RTRW Kabupaten oleh
pemangku kepentingan sesuai wilayah.
Data informasi runtun waktu lima tahun terakhir diperlukan untuk
mengetahui gambaran kecenderungan dan proses perkembangan wilayah,
kawasan dan pusat-pusat pelayanannya. Jenis data/informasi yang
diperlukan sangat tergantung dari model-model analisis yang digunakan
dalam perencanaan pengembangan wilayah serta tingkat kedalaman
rencana. Untuk Kabupaten yang jumlah kecamatannya sedikit dan luas,
satuan kedalaman data sampai dengan tingkat kecamatan.
Analisis dilakukan untuk memahami kondisi unsur-unsur pembentuk
ruang serta hubungan sebab akibat terbentuknya kondisi ruang wilayah,
dengan memperhatikan kebijaksanaan pembangunan wilayah yang ada.
Analisis yang dilakukan meliputi analisis terhadap kondisi sekarang dan
kecenderungan di masa depan dengan menggunakan data dan informasi
yang dikumpulkan pada tahap masukan. Pengolahan Data dan Analisis
meliputi;
1) analisis potensi dan permasalahan;
2) analisis kebijakan spasial dan sektoral;
3) analisis kedudukan dan peran kabupaten dalam wilayah yang lebih
luas, meliputi:
a. kedudukan dan peran kabupaten Bangka dalam Lingkup
Nasional, Regional dan Daerah;
b. kedudukan dan peran kabupaten dalam Rencana Tata Ruang
Nasional (RTRWN);

3|Bab I
c. kedudukan dan peran kabupaten Bangka dalam RTRW Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
4)analisis fisik wilayah, meliputi:
a. karakteristik umum fisik wilayah (letak geografis, morfologi
wilayah, dan sebagainya);
b. potensi rawan bencana alam (longsor, banjir, tsunami, bencana
alam geologi, dan bencana alam lainnya);
c. potensi sumber daya alam; dan
d. kemampuan lahan dan kesesuaian lahan yang harus
mempertimbangkan penggunaan lahan eksisting;
e. kawasan yang masih memiliki potensi ekonomi dan lestari
sumberdaya alam untuk industri ekstraktif;
5)analisis sosial kependudukan, meliputi:
a. proyeksi jumlah, distribusi, dan kepadatan penduduk pada
jangka waktu perencanaan;
b. proyeksi penduduk perkotaan dan perdesaan pada jangka
waktu perencanaan;
c. kualitas sumberdaya manusia, antara lain ketenagakerjaan,
tingkat pendidikan, kesehatan, kesejahteraan; dan
d. kondisi sosial dan budaya, antara lain kebiasaan/adat istiadat,
kearifan lokal, keagamaan.
6)analisis ekonomi wilayah, meliputi:
a. potensi dan keunggulan ekonomi wilayah serta interaksi
ekonomi antar wilayah.
b. Pertumbuhan ekonomi wilayah pada jangka waktu
perencanaan;
c. struktur ekonomi dan pergeserannya;
d. pengembangan sektor penggerak ekonomi dan peluang
investasi ekonomi, antara lain sektor wisata, industri, perikanan
dan pertanian.

4|Bab I
7) analisis transportasi dan sistem pergerakan dengan memperhatikan
interaksi dan perilaku dari setiap manusia, sosial, dan ekonomi serta
sistem jaringan transportasi;
8) analisis sebaran ketersedian dan kebutuhan sarana dan prasarana
wilayah kabupaten;
9) analisis pertanahan yang mencakup analisis terhadap penguasaan
tanah dan neraca penatagunaan tanah;
10) analisis sistem pusat-pusat permukiman
11) analisis daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup serta
analisis mitigasi dan adaptasi perubahan iklim;

Dalam Tahapan keluaran (output) meliputi perumusan konsep


RTRW Kabupaten diawali dengan identifikasi potensi dan masalah
pembangunan. Identifikasi potensi dan masalah pemanfaatan ruang tidak
hanya mencakup perhatian pada masa sekarang namun juga potensi dan
masalah yang akan mengemuka di masa depan. Identifikasi dari potensi
dan masalah tersebut membutuhkan terjalinnya komunikasi antara
perencana dengan masyarakat yang akan terpengaruh oleh rencana. Hasil
pengolahan dan analisis data, meliputi:

isu strategis pengembangan wilayah kabupaten;


a.potensi dan masalah penataan ruang wilayah kabupaten, termasuk
kaitannya dengan wilayah sekitarnya;
b.peluang dan tantangan penataan ruang wilayah kabupaten,
termasuk kaitannya dengan wilayah sekitarnya;
c.kecenderungan pengembangan dan kesesuaian kebijakan
pengembangan kabupaten;
d.perkiraan kebutuhan pengembangan wilayah kabupaten yang
meliputi pengembangan struktur ruang, seperti sistem perkotaan dan
sistem prasarana, serta pengembangan pola ruang yang sesuai dalam
menyelesaikan permasalahan yang ada dengan menggunakan
potensi yang dimiliki, mengelola peluang yang ada, serta dapat
mengantisipasi tantangan pembangunan ke depan;

5|Bab I
e.daya dukung dan daya tampung ruang;
f.konektifitas antar pusat permukiman/pusat pelayanan kawasan;
g.distribusi penduduk perkotaan dan perdesaan; dan
h.disparitas antar wilayah, kluster ekonomi dan pusat pertumbuhan
ekonomi.

1.3. Kelengkapan Dokumen


Untuk melengkapi segala proses Penyusunan RTRW Kabupaten
Bangka Tahun 2022-2042 hingga penetapannya sebagai Peraturan Daerah
yang baru, perlu menyusun dan melengkapi berbagai dokumen
kelengkapan administrasi sebagaimana telah diatur dalam Pasal 37
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penyusunan, Peninjauan Kembali, Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
Substansi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota, dan
Rencana Detail Tata Ruang, meliputi :
1. naskah akademik rancangan peraturan daerah;
2. rancangan peraturan daerah beserta seluruh lampirannya;
3. materi teknis yang terdiri atas buku fakta analisis, buku rencana dan
album peta;
4. tabel pemeriksaan mandiri yang ditandatangani oleh kepala daerah;
5. berita acara kesepakatan substansi antara gubernur, bupati, dengan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten;
6. berita acara pembahasan dari Pemerintah Daerah provinsi mengenai
rancangan peraturan daerah kabupaten tentang rencana tata ruang
wilayah kabupaten;
7. rekomendasi peta dasar dari badan yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang informasi geospasial;
8. validasi dokumen kajian lingkungan hidup strategis dariperangkat
daerah provinsi yang membidangi urusan lingkungan hidup; dan
9. keterangan kesesuaian substansi.

6|Bab I

Anda mungkin juga menyukai