Anda di halaman 1dari 14

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Peninjauan Kembali (PK) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)


Kabupaten Ponorogo

1. Latar Pertumbuhan dan perkembangan suatu wilayah dilatar belakangi oleh


Belakang
perkembangan berbagai aspek kehidupan seperti penambahan jumlah
penduduk, peningkatan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
dinamika aktivitas ekonomi dan sosial, kemajuan bidang teknologi
komunikasi dan transportasi serta aspek lainnya. Faktor-faktor tersebut
diperkirakan mampu mempengaruhi perubahan kebutuhan pemanfaatan
ruang pada wilayah yang bersangkutan baik secara fisik maupun non fisik.
Lebih lanjut, perubahan kebutuhan ruang tersebut juga tidak hanya
memberikan dampak positif namun seringkali juga mempengaruhi
munculnya dampak negatif yang tidak hanya mempengaruhi pada kondisi
fisik-morfologis suatu wilayah namun juga kondisi ekonomi, sosial dan
budaya masyarakat. Dampak yang diperkirakan muncul seperti gejala
perubahan iklim, kejadian bencana kebakaran hutan, banjir, longsor dan
lainnya, serta konflik lahan. Sementara itu di sisi lain, dampak positif dari
perkembangan pemanfaatan ruang adalah pemanfaatan atau pengelolaan
potensi sumber daya alam untuk mendukung pengembangan wilayah,
seperti potensi wisata (alam, agro, dan sosial budaya), potensi industri hijau
dan lainnya. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya pengelolaan yang tepat
untuk mengendalikan pemanfaatan ruang agar kegiatan yang dilakukan
masyarakat lebih terarah dan berkualitas serta meminimalisasi terjadinya
dampak negatif. Upaya pengelolaan tersebut dapat dilakukan berdasar
kebijakan penataan ruang, dalam bentuk RTRW dan rencana rinci-nya.

Keberadaan RTRW diperlukan untuk mengatur dan mengendalikan kegiatan


pemanfaatan ruang sehingga terwujud ruang yang nyaman, aman dan
teratur. Namun terdapat juga permasalahan terkait dengan keberadaan
kebijakan penataan ruang seperti tumpang tindihnya penggunaan lahan
rencana di RTRW dan eksisting di lapangan, pemanfaatan kawasan tertentu
seperti hutan dan sawah banyak yang sudah tidak sesuai dengan status
kepemilikannya, belum terakomodirnya rencana nasional maupun propinsi
dalam RTRW dan masih banyak yang lain. Berdasar kondisi tersebut, maka
perlu dilakukan kegiatan untuk melihat kesesuaian kebijakan penataan
ruang terhadap dinamika perkembangan wilayah melalui mekanisme
Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Kegiatan
tersebut merupakan suatu proses yang harus dilakukan secara berkala

Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten Ponorogo 1


selama jangka waktu pemberlakukan kebijakan perencanaan. Hal ini
bertujuan agar rencana tata ruang dapat diimplementasikan sesuai dengan
kondisi di lapangan.

Kegiatan Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (PK-RTRW)


juga perlu dilakukan pada wilayah Kabupaten Ponorogo. Perkembangan dan
pertumbuhan wilayah yang cukup signifikan, keberadaan simpul-simpul
strategis yang mempengaruhi perkembangan wilayah nasional maupun
regional, serta perkembangan kondisi lingkungan hidup mewarnai perlunya
dilakukan Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Ponorogo 2012 2032 ini. Oleh karena itu, dalam kegiatan akan
diketahui seberapa besar kesesuaian dokumen yang sudah ada dan upaya
penyesuaian yang akan dilakukan agar dokumen RTRW Kabupaten
Ponorogo ini dapat diimplementasikan dengan baik dan tepat untuk
mewujudkan perkembangan dan pertumbuhan wilayah yang berkelanjutan.

2. Maksud Berdasar latar belakang di atas, maksud dan tujuan kegiatan Peninjauan
dan Tujuan
Kembali RTRW Kabupaten Ponorogo adalah:
Maksud Peninjauan Kembali RTRW dilakukan untuk penilaian kesesuaian
kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Ponorogo terhadap dinamisasi
perkembangan dan perubahan kebutuhan ruang untuk pembangunan, serta
memberikan kepastian hukum terhadap pelaksanaan pemanfaatan ruang.

Tujuan
1. Mengkaji ulang RTRW Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2032 atas
kesesuaiannya dengan kondisi di lapangan dan kebijakan Nasional
maupun Provinsi Jawa Timur saat ini,
2. Sinkronisasi antar kebijakan penataan ruang dan antar kebijakan
pembangunan sektoral.
3. Menjaga konsistensi dan kesinambungan antar kebijakan pembangunan

3. Sasaran Sasaran dari dilaksanakannya kegiatan Peninjauan Kembali RTRW


Kabupaten Ponorogo adalah sebagai berikut:
1. Teridentifikasinya kecenderungan perkembangan dan kondisi
pemanfaatan ruang saat ini.
2. Kesesuaian Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ponorogo
Tahun 2012-2032 dengan perkembangan wilayah di Kabupaten
Ponorogo saat ini.

4. Ruang Lingkup Lokasi Kegiatan

Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten Ponorogo 2


Lingkup Lingkup Lokasi perencanaan pada kegiatan Peninjauan Kembali RTRW
Kabupaten Ponorogo adalah diwilayah Kabupaten Ponorogo.
Lingkup Kegiatan
Lingkup Kegiatan yang perlu diuraikan dalam Peninjauan Kembali RTRW
Kabupaten Ponorogo meliputi:
1. Tipologi peninjauan kembali RTRW Kabupaten Ponorogo;
2. Kajian terhadap kinerja dan kemampuan RTRW Kabupaten Ponorogo
dalam mengakomodasi perubahan kebijaksanaan, tujuan/ sasaran
pembangunan, dinamika perkembangan dan perannya sebagai alat
perencanaan;
3. Analisis hubungan faktor-faktor eksternal dengan kebijaksanaan
pembangunan serta struktur pemanfaatan ruang;
4. Pelibatan/peran serta masyarakat dalam proses Peninjauan Kembali
RTRW Kabupaten Ponorogo;
5. Tinjauan kesesuaian terhadap tujuan pemanfaatan ruang wilayah
kabupaten yang meliputi:
a. Kesesuaian perumusan tujuan pemanfaatan ruang;
b. Kesesuaian perumusan masalah pembangunan kabupaten dan
keterkaitannya dengan masalah pemanfaatan ruang.
6. Tinjauan kesesuaian Rencana Pengelolaan Kawasan Perdesaan,
Kawasan Perkotaan, dan Kawasan Tertentu;
7. Tinjauan Kesesuaian Rencana Sistem Prasarana Wilayah:
a. Rencana sistem prasarana transportasi;
b. Rencana sistem prasarana energi/kelistrikan;
c. Rencana sistem prasarana telekomunikasi;
d. Rencana sistem prasarana sumber daya air;
e. Rencana sistem prasarana lingkungan.
8. Tinjauan kesesuaian Rencana Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang
Wilayah
a. Kesesuaian Kawasan Lindung
1) Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya:
a) Kawasan hutan lindung;
b) Kawasan konservasi dan resapan air.
2) Kawasan perlindungan setempat:
a) Sempadan sungai;
b) Kawasan sekitar danau/waduk;
c) Kawasan sekitar embung
d) Kawasan sekitar SUTET
e) Kawasan sekitar mata air;

Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten Ponorogo 3


f) Kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal
g) Kawasan terbuka hijau termasuk didalammya hutan kota.
3) Kawasan suaka alam:
a) Kawasan cagar alam;
4) Kawasan pelestarian alam:
a) Taman wisata alam;
b) Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
5) Kawasan rawan bencana alam:
a) Kawasan rawan gempa bumi;
b) Kawasan rawan tanah longsor;
c) Kawasan rawan gelombang pasang;
d) Kawasan rawan banjir.
6) Kawasan Lindung Geologi
a) Kawasan lindung geologi
b) Kawasan rawan bencana alam geologi;
b. Kesesuaian Kawasan Budidaya
1) Kawasan hutan produksi:
a) Kawasan hutan produksi tetap;
b) Kawasan hutan rakyat.
2) Kawasan pertanian:
a) Kawasan Peruntukan Tanaman Pangan;
b) Kawasan Peruntukan Holtikultura;
c) Kawasan Peruntukan Pangan Berkelanjutan
d) Kawasan peruntukan perkebunan;
e) Kawasan peternakan;
f) Kawasan perikanan.
3) Kawasan pertambangan:
4) Kawasan peruntukan industri;
5) Kawasan pariwisata;
6) Kawasan permukiman;
7) Kawasan Peruntukan Lainnya
a) Kawasan perdagangan dan jasa;
b) Kawasan pengembangan sektor informal;
c) Kawasan pertahanan dan keamanan negara.

9. Kesesuaian Rencana Kawasan Strategis:


a. Kawasan Strategis Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
b. Kawasan Strategis Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup

Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten Ponorogo 4


c. Kawasan Strategis Jalan Lingkar Wilis
d. Kawasan Strategis Lainnya (sempadan JLS)
5. Referensi Kegiatan Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten Ponorogo mengacu pada
Hukum beberapa peraturan perundangan sebagai berikut:

1. Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-


Pokok Agraria;
2. Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3419);
3. Undang-Undang No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247);
4. Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4444);
5. Undang-Undang No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4722);
6. Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
7. Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
8. Undang-undang No. 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4746);
9. Undang-undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851);
10. Undang-undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4966);
11. Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);
12. Undang-undang No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan

Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten Ponorogo 5


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5052);
13. Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5059);
14. Undang-undang No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5068);
15. Undang-undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5188);
16. Undang-undang No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5214);
17. Undang-undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5234);
18. Undang-undang No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5280);
19. Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
20. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pemanfaatan Air dan Pengendalian Pemanfaatan
Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4161);
21. Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 119,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4242);
22. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4385);

Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten Ponorogo 6


23. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan
Sistem Pentediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4490);
24. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 83,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4532);
25. Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2006 tentang Irigasi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 46, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4624);
26. Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4655);
27. Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2008 tentang Pemindahan Ibu
Kota Kabupaten Ponorogo ke Wilayah Kecamatan Kepanjen
Kabupaten Ponorogo (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4825);
28. Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4828);
29. Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4833);
30. Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber
Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4858);
31. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4987);
32. Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2009 tentang Pedoman
Pengelolaan Kawasan Perkotaan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5004);
33. Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan

Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten Ponorogo 7


Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5048);
34. Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 2009 tentang Konservasi Energi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 171,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5083);
35. Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Kereta Api (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 176, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5086);
36. Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan
Pendayagunaan Tanah Terlantar (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5098);
37. Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5103);
38. Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata
Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5160);
39. Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan Alih
Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 2, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5185);
40. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan
Rekayasa, Analisis Dampak serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 61,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5221);
41. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2011 tentang Sungai (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 74, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5230);
42. Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2012 tentang Analisis mengenai
Dampak Lingkungan Hidup;
43. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2013 tentang Tingkat Ketelitian
Peta untuk Penataan Ruang Wilayah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara

Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten Ponorogo 8


Republik Indonesia Nomor 5393);
44. Peraturan Presiden No. 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan
Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern;
45. Peraturan Presiden No. 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 156,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5230);
46. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional
No. 2 Tahun 1999 tentang Izin Lokasi;
47. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta
Sosial Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang;
48. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 22 Tahun 2007 tentang
Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Bencana Longsor;
49. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05 Tahun 2008 tentang
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang terbuka Hijau di
Kawasan Perkotaan;
50. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 16/PRT/M/2008 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan
Air Limbah Permukiman (KSNP-SPALP);
51. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika, No.
02/PER/M.KOMINFO/03/2008 tentang Pedoman Pembangunan dan
Penggunaan Bersama Menara Telekomunikasi;
52. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11 Tahun 2009 tentang
Pedoman Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancangan Peraturan
Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota beserta Rencana Rincinya;
53. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 12 Tahun 2009 tentang
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Non Hijau
(RTNH) di Wilayah Perkotaan/Kawasan Perkotaan;
54. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2009
tentang Pedoman Penentuan daya Dukung Lingkungan Hidup dalam
Penataan Ruang Wilayah;
55. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 27 Tahun 2009
tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis;
56. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 50 Tahun 2009 tentang Pedoman
Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
57. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 01 Tahun 2010

Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten Ponorogo 9


tentang Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi;
58. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 18 Tahun 2010 tentang
Pedoman Revitalisasi Kawasan;
59. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20 Tahun 2010 tentang
Pedoman Pemanfaatan dan Penggunaan Bagian-Bagian Jalan;
60. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 33 Tahun 2010 tentang Pedoman
Pengelolaan Sampah;
61. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11 Tahun 2011 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Jalan Khusus;
62. Peraturan Menteri Perhubungan No. 36 Tahun 2011 tentang
Perpotongan dan/atau Persinggungan antara Jalur Kereta Api dengan
Bangunan Lain;
63. Peraturan Menteri Perhubungan No. 43 Tahun 2011 tentang Rencana
Induk Perkeretaapian Nasional;
64. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20 Tahun 2011 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan
Zonasi Kabupaten/Kota;
65. Peraturan Menteri Perdagangan No. 70/M-DAG/PER/12/2013 tentang
Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat
Perbelanjaan dan Toko Modern;
66. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2014 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 32);
67. Peraturan Daerah Proivinsi Jawa Timur Nomor 4 Tahun 2003 tentang
Pengelolaan Hutan di Jawa Timur (Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Timur Tahun 2003 Nomor 1 Seri E);
68. Peraturan Daerah Proivinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2007 tentang
Perizinan Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan di Jawa Timur
(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2007 Nomor 6 Seri E);
69. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air di Provinsi
Jawa Timur (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2008
Nomor 1 Seri E);
70. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Perlindungan, pemberdayaan Pasar Tradisional, dan Penataan Pasar
Modern di Provinsi jawa Timur (Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Timur Tahun 2008 Nomor 2 Seri E);
71. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2009 tentang

Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten Ponorogo 10


Irigasi (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 Nomor 2
Seri E);
72. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 4 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan Sampah regional Jawa Timur (Lembaran Daerah Provinsi
Jawa Timur Tahun 2010 Nomor 4 Seri E);
73. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Timur Tahun 2012 Nomor 3 Seri D);
74. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 61 Tahun 2006 tentang
Pemanfaatan Ruang pada Kawasan Pengendalian Ketat Skala Regional
di Provinsi Jawa Timur (Berita Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun
2006 Nomor 61 Seri E1).

6. Sumber Kegiatan Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten Ponorogo ini dibiayai dari
Pendanaan sumber pendanaan APBD Kabupaten Ponorogo Tahun Anggaran 2017,
dengan pagu anggaran sebesar Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh juta
rupiah) termasuk pajak-pajak.

7. Jangka Waktu Kegiatan Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten Ponorogo dilaksanakan


Penyelesaian selama 120 hari kalender (4 bulan) terhitung mulai ditandatanganinya Surat
Kegiatan Perjanjian Kerja.

8. Personil Untuk melaksanakan kegiatan ini dibutuhkan tenaga ahli (profesional staff)
dan tenaga pendukung (supporting staff) yang minimum memenuhi kriteria
standar pengalaman pekerjaan dibidangnya masing - masing sbb:
Tenaga Ahli :
1. Ketua Tim/Ahli Perencanaan Wilayah, yang disyaratkan adalah seorang
Pasca Sarjana (S2) Perencanaan Wilayah dan Kota (planologi) yang
telah berpengalaman minimal 4 (empat) tahun dibidang perencanaan
wilayah atau kawasan dan kepemimpinan tim.
2. Tenaga Ahli Teknik Sipil, yang disyaratkan adalah Pasca Sarjana (S2)
Teknik Sipil yang telah berpengalaman minimal 2 (dua) tahun
dibidangnya.
3. Tenaga Ahli Ekonomi, yang disyaratkan adalah berlatar pendidikan
Pasca Sarjana (S2) Ekonomi yang berpengalaman dibidang analisis
kondisi perekonomian wilayah, dan telah berpengalaman minimal 2
(dua) tahun dibidangnya.
4. Asisten Ahli Perencanaan Wilayah , yang disyaratkan adalah Sarjana
Perencanaan Wilayah dan Kota yang telah berpengalaman minimal 2

Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten Ponorogo 11


(dua) tahun dibidangnya.
5. Asisten Ahli Sipil Transportasi, yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik
Sipil atau Sarjana Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota yang telah
berpengalaman minimal 2 (dua) tahun dibidangnya.
6. Asisten Ahli Pertanian, yang disyaratkan adalah Sarjana Bidang
Pertanian yang telah berpengalaman minimal 2 (dua) tahun
dibidangnya.
7. Asisten Ahli Pengairan, yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil
Keairan atau Sarjana Teknik Pengairan yang telah berpengalaman
minimal 2 (dua) tahun dibidangnya.
Tenaga Pendukung :
1. Tenaga Surveyor, yang disyaratkan adalah minimal lulusan SLTA yang
berpengalaman minimal 3 (tiga) tahun dibidang kegiatan survey
kawasan. Tenaga Surveyor yang dibutuhkan sejumlah 4 (empat) orang.
2. Drafter CAD/Digitasi, yang disyaratkan adalah minimal lulusan SLTA
yang berpengalaman minimal 3 (tiga) tahun pada kegiatan
penggambaran dan digitasi peta berbasis ArchGis/AutoCad. Tenaga
Drafter CAD yang dibutuhkan sejumlah 1 (satu) orang.
3. Tenaga Operator Komputer, yang disyaratkan adalah minimal lulusan
SLTA atau yang sederajad yang berpengalaman minimal 3 (tiga) tahun
dibidang pengoperasian komputer. Tenaga operator komputer yang
dibutuhkan sejumlah 1 (satu ) orang).
4. Tenaga Administrasi, yang disyaratkan adalah lulusan SLTA
berpengalaman minimal 3 (tiga) tahun dibidang administrasi dan
keuangan proyek. Tenaga Adimin yang dibutuhkan 1 (satu) orang.

9. Jadwal Kegiatan dilaksanakan selama 4 (empat) bulan dan dituangkan dalam


Tahapan
proposal dan dapat dikembangkan sesuai kebutuhan dan tahapan dalam
Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan kegiatan.

10. Pelaporan 10.1. Laporan Pendahuluan


Laporan Pendahuluan berisikan penjabaran KAK kedalam item - item jenis
dan urutan kegiatan yang menampilkan rencana kegiatan, struktur
organisasi dan tata kerja personil yang bertanggung jawab, gambaran umum
wilayah perencanaan, serta pendekatan dan metodologi yang akan
digunakan dalam pelaksanaan kegiatan.
Adapun spesifikasi buku laporan pendahuluan adalah sebagai berikut:
Judul Buku : LAPORAN PENDAHULUAN
Jumlah Buku : 5 (lima) buku

Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten Ponorogo 12


Ukuran Buku : A4 (29,7 x 21,5 cm)
Pengetikan : 1,5 spasi pada kertas HVS putih polos
12.2. Laporan Antara
Laporan Antara, berisikan data & informasi dari lapangan yang memuat
seluruh permasalahan umum, data/informasi penggunaan tanah/bangunan,
data/informasi pelayanan baik wilayah perkotaan maupun perdesaan serta
informasi lainnya yang mendukung, termasuk hasil data yang di dapat dari:
Kajian terhadap peninjauan Kembali RTRW dalam kaitan sub struktur
ruang; Penentuan fungsi kawasan; Penentuan kebutuhan ruang, daya
tampung ruang, intensitas penggunaan ruang dan lain sebagainya.
Adapun spesifikasi buku laporan Antara adalah sebagai berikut:
Judul Buku : LAPORAN ANTARA
Jumlah Buku : 5 (lima) buku
Ukuran Buku : A4 (29,7 x 21,5 cm)
Pengetikan : 1,5 spasi pada kertas HVS putih polos
12.3. Laporan Akhir
Laporan Akhir, merupakan laporan peninjauan kembali RTRW Kabupaten
Ponorogo yang memuat hasil analisis peninjauan kembali RTRW Kabupaten
Ponorogo serta rumusan forum seminar terbuka yang memuat input atau
outcome Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten Ponorogo. Laporan ini
ditulis secara sistematis dalam bentuk uraian deskripsi, skema dan tabel-
tabel yang dilengkapi dengan peta-peta dan gambar ilustrasi.
Adapun spesifikasi buku Laporan Akhir adalah sebagai berikut:
Judul Buku : Laporan Akhir
(Laporan Peninjauan Kembali RTRW
Kabupaten Ponorogo)
Jumlah Buku : 5 (lima) buku
Ukuran Buku : A4 (29,7 x 21,5 cm)
Pengetikan : 1,5 spasi pada kertas HVS putih polos
12.4. Executive Summary
Executive Summary, merupakan ringkasan laporan yang digunakan dalam
pembahasan tahap akhir pelaporan yang disajikan dengan mutu cetakan
yang baik.
12.5. Laporan Pendukung
1) Album Peta format A3 dengan ketentuan sebagai berikut:
Judul Buku : ALBUM PETA
Jumlah Buku : 5 (dua) buku
Ukuran Buku : A3 (29,7 x 42,0 cm)
2) CD (Compacq Disk) untuk seluruh file laporan maupun album peta

Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten Ponorogo 13


baik materi tulisan, peta maupun gambar dengan jumlah 5 CD.

Hal Hal Lain


13. Produksi Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konsultasi ini tertutup untuk perusahaan asing.
Dalam Negeri
14. Pedoman Pengumpulan data primer dan sekunder dengan cara yang sesuai dengan
Pengumpulan
kondisi setempat dan disepakati bersama, survey primer dilakukan dengan
Data
Lapangan cara melihat kondisi perencanaan sesungguhnya untuk mengenali keadaan
potensi dan permasalahan yang ada di lapangan, survey Sekunder dengan
mengumpulkan informasi dan data serta peraturan-peraturan yang diperoleh
dari instansi-instansi terkait yang sifatnya dalam bentuk tabel, uraian serta
peta-peta yang terkait pada kawasan perencanaan.

Penutup
A Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) Peniinjauan Kembali (PK)
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Ponorogo ini diterima,
maka konsultan hendaknya memeriksa sernua bahan masukan yang
diterima dan mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan.
B. Berdasarkan bahan-bahan tersebut konsultan agar segera menyusun
program kerja untuk dibahas dengan Kepala Satuan Kerja.

Ponorogo, April 2017


Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Ponorogo

Ir. SUMARNO, MM
Pembina Utama Muda
NIP. 19650812 199202 1 004

Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten Ponorogo 14

Anda mungkin juga menyukai