Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN FAKTA ANALISA

LAPORAN
PENYUSUNAN RDTR WILAYAH PERENCANAAN REMBANG

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ruang merupakan wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang
udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat
manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan dan memelihara
kelangsungan hidupnya. Sehingga, untuk dapat mempertahankan aspek kehidupan
manusia dan makhluk hidup lainnya, perlu adanya penataan ruang yang mampu
menjamin kelangsungan hidup makhluk hidup yang berada di dalamnya.
Dalam penataan ruang, permasalahan pengembangan wilayah seperti
penggunaan maupun pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan peraturan dan
tidak memperhatikan kondisi lingkungan sumber daya alam yang nantinya akan
beresiko terhadap kondisi lingkungan di masa yang akan datang. Oleh sebab itu,
diperlukan pendekatan berbasis lingkungan serta penyesuaian terhadap daya
dukung wilayah perencanaan. Sehingga, dapat terciptanya perencanaan yang
berkelanjutan dengan mengutamakan keserasian penataan ruang dengan
lingkungan.
Dalam rangka menyikapi perubahan yang berkembang maupun persaingan
dan dalam pemecahan permasalahan spasial diperlukan penataan ruang yang
sistematis berskala regional, lokal hingga skala yang lebih detail. Penataan ruang
yang disusun dalam pembangunan berkembang, diperlukan upaya yang mmapu
mengakomodasi berbagai kepentingan dan mampu mengangkat muatan atau ciri
khas lokal.
Pertumbuhan dan perkembangan kawasan perkotaan seperti kependudukan
maupun kegiatan yang semakin kompleks yang terkadang terjadi di luar perkiraan,
sehingga dapat menimbulkan permasalahan dari dalam kawasan itu sendiri ataupun
masalah kawasan sebagai bagian dari sistem yang lebih luas. Sehingga, untuk
dapat mengantisipasi hal-hal tersebut Pemerintah Daerah harus menyediakan
rencana tata ruang yang memadai dan sesuai dengan perkembangan yang ada agar
tidak menimbulkan permasalahan di waktu mendatang.

I-1
LAPORAN FAKTA ANALISA
LAPORAN
PENYUSUNAN RDTR WILAYAH PERENCANAAN REMBANG

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan


Ruang yang menjelaskan bahwa setiap provinsi dan kabupaten/kota perlu
menyusun Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK). Rencana Detail Tata Ruang
Kota merupakan penjabaran dari Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kota ke
dalam rencana distribusi pemanfaatan ruang dan bangunan serta bukan bangunan
pada kawasan kota. Dengan kata lain, RDTRK mempunyai fungsi untuk mengatur
dan menata kegiatan fungsional yang direncanakan oleh perencanaan ruang
diatasnya, dalam upaya mewujudkan ruang yang serasi, seimbang, aman, nyaman
dan produktif.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, RDTR Kecamatan Rembang perlu
disusun sebagai dasar bagi arahan pelaksanaan pembangunan, yang sejalan
dengan penerapan desentralisasi dan otonomi daerah, sebagaimana ditetapkan
dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, yang menitikberatkan atas
kewenangan pelaksanaan pembangunan pada Pemerintah Kabupaten, termasuk di
dalamnya perencanaan tata ruang wilayah kota dan kecamatan. RDTR merupakan
suatu alat yang berisi kerangka dasar bagi upaya pengalokasian ruang berdasarkan
fungsi, struktur, dan hirarki ruang, serta sebagai berfungsi pengendalian
pemanfaatan ruang. Tujuan penataan ruang wilayah daerah sebagaimana tertuang
dalam Peraturan Daerah Nomor Tahun 2021 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Rembang tahun 2021-2041 adalah terwujudnya wilayah Daerah sebagai
pusat perekonomian regional Jawa Tengah bagian timur yang produktif,
berkelanjutan dan berdaya saing bertumpu pada keterkaitan sektor industri,
pertanian, perikanan, pertambangan, pariwisata, serta memperhatikan pemerataan
pembangunan wilayah. Dalam mencapai tujuan penataan ruang Kabupaten
Rembang tersebut maka kebijakan penataan ruang wilayah yang ditempuh adalah
meliputi:

a. Pengembangan dan pemantapan pusat-pusat kegiatan dan kawasan


layanannya di seluruh wilayah.
b. Pengembangan sistem prasarana wilayah yang mampu mendorong
pertumbuhan ekonomi wilayah.
c. Peningkatan kualitas perlindungan di kawasan lindung sesuai sifat
perlindungannya.
d. Pengendalian kegiatan budidaya di kawasan lindung.

I-2
LAPORAN FAKTA ANALISA
LAPORAN
PENYUSUNAN RDTR WILAYAH PERENCANAAN REMBANG

e. Pengembangan kawasan pertanian produktif untuk mendorong ketahanan


pangan daerah.
f. Pengembangan kawasan perikanan untuk meningkatkan daya saing potensi
daerah.
g. Pengembangan kawasan industri untuk meningkatkan nilai tambah dan
perekonomian daerah.
h. Pengembangan kawasan pertambangan dengan tetap mengutamakan
kualitas lingkungan hidup.
i. Pengembangan kawasan pariwisata yang mendorong peningkatan
pengelolaan kawasan dan kesejahteraan masyarakat.
j. Pengelolaan sumber daya lahan untuk meningkatkan kualitas permukiman.
k. Pengembangan fungsi kawasan dan keterpaduan pembangunan prasarana
untuk mendorong pertumbuhan perekonomian daerah yang produktif, efisien,
dan mampu bersaing.
l. Pengembangan kawasan perkotaan kota pusaka untuk melestarikan warisan
budaya daerah.
Saat ini dinamika pembangunan suatu daerah dipengaruhi oleh kondisi yang
bersifat internal dan eksternal, salah satunya yaitu kebijakan otonomi daerah yang
mempengaruhi perkembangan pembangunan di Kabupaten Rembang. Adapun
peningkatan pada sektor investasi yang mempengaruhi struktur perekonomian
masyarakat, selain itu dapat membantu perputaran roda perekonomian daerah di
Kabupaten Rembang.
Perkembangan perhubungan darat di jalur Pantai Utara Jawa dari arah Kota
Semarang menuju Surabaya banyak memberi pengaruh perkembangan internal di
Kabupaten Rembang. Sehingga menyebabkan mixed traffic atau lalu lintas campur
pada ruas-ruas jalur arteri yang melintas di kawasan perkotaan, turut memberikan
indikasi adanya permasalahan yang cukup kompleks pada aspek penataan ruang di
Kabupaten Rembang. Adapun perkembangan yang cukup penting di Kabupaten
Rembang yaitu peningkatakan kepedulian masyarakat dalam penataan ruang baik
dalam tahap perencanaan, pemanfaatan maupun pada tahap pengendalian. Dengan
demikian, aspirasi masyarakat yang kurang terakomodasi dalam rencana tata ruang
wilayah akan mudah muncul sebagai opini publik yang perlu dikelola dengan baik
oleh Pemerintah Daerah.

I-3
LAPORAN FAKTA ANALISA
LAPORAN
PENYUSUNAN RDTR WILAYAH PERENCANAAN REMBANG

Perkembangan tata ruang wilayah yang kurang sesuai dengan asas penataan
ruang yaitu pemanfaatan ruang bagi semua kepentingan secara terpadu, berdaya
guna, serasi, selaras, seimbang dan berkelanjutan dapat disebabkan oleh
kelemahan pada aspek pemanfaatan/pengendalian ruang atau kurang sesuainya
materi rencana tata ruang dengan tuntutan perkembangan pembangunan yang
bergerak lebih dinamis. Berkenaan dengan Peraturan Daerah Nomor Tahun 2021
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Rembang Tahun 2021-2041 maka
sesuai dengan pasal 15 ayat (2) bahwa untuk sistem pusat permukiman sehingga
prioritas penyusunan RDTR sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Perkotaan
Rembang.

1.2. Maksud, Tujuan, dan Sasaran


Berikut diuraikan maksud, tujuan, dan sasaran kegiatan penyusunan RDTR
Kecamatan Rembang

1.2.1. Maksud
Maksud dari dilakukannya kegiatan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR) Kecamatan Rembang adalah melakukan penataan kawasan melalui
penyusunan materi teknis RDTR Kecamatan Rembang

1.2.2. Tujuan
Tujuan dari kegiatan penyusunan laporan pendahuluan ini adalah
tersusunnya kajian awal data sekunder wilayah dan penetapan metodologi yang
digunakan dalam penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Rembang
yang relevan terhadap perkembangan wilayah guna mewujudkan pola dan struktur
ruang kota yang tepat untuk mendorong tercapainya tujuan pembangunan
Kecamatan Rembang yang ditetapkan sebagai sebagai kawasan prioritas ekonomi
di Provinsi Jawa Tengah dan sebagai kawasan peruntukan industri di Kabupaten
Rembang.

1.2.3. Sasaran
Sesuai dengan tapahan yang terdapat di materi pengatra RDTR ATR/BPN,
maka sasaran penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan
Rembang adalah sebagai berikut:
1. Tersusunnya penetapan delineasi wilayah perencanaan RDTR Kecamatan
Rembang;

I-4
LAPORAN FAKTA ANALISA
LAPORAN
PENYUSUNAN RDTR WILAYAH PERENCANAAN REMBANG

2. Tersusunnya kajian awal data sekunder wilayah perencanaan;


3. Tersusunnya persiapan teknis tahap pengumpulan data, pengolahan data,
dan penyusunan konsep RDTR;
4. Terlaksananya pemberitaan kepada publik tentang pelaksanaan penyusunan
RDTR.

1.3. Dasar Hukum


Rujukan yang digunakan dalam Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR) dan Zonasi Perkotaan Kecamatan Rembang adalah:
1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan;
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman;
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
7. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2021 Tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara
Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis;
10. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 69 Tahun 2017
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang
Tata Cara Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis;
11. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 11 Tahun 2021 tentang Pedoman Tata Cara Penyusunan
dan Revisi RTRW Prov/Kab/Kota dan RDTR, serta Tata Cara Penerbitan
Persub.

I-5
LAPORAN FAKTA ANALISA
LAPORAN
PENYUSUNAN RDTR WILAYAH PERENCANAAN REMBANG

12. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 16 Tahun 2019 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun
2010 tentang RTRW Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 – 202.

1.4. Ruang Lingkup Studi


Ruang lingkup wilayah perencanaan penyusunan rencana detail tata ruang
dan peraturan zonasi kecamatan rembang meliputi :
1.4.1. Ruang Lingkup Wilayah Studi
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Rembang merupakan
dasar strategi pembangunan fisik serta pengelolaan kawasan dalam kurun waktu 20
(dua puluh) tahun ke depan (tahun 2022-2042), dengan tidak menutup kemungkinan
perencanaan ini dapat dievaluasi serta direvisi sesuai dengan tingkat kebutuhan
perkembangan dan pertumbuhan kecamatan. Hal ini dapat dilakukan walaupun
belum mencapai waktu yang telah ditentukan, jika perkembangan dan pertumbuhan
kawasan mengalami perubahan yang ada dapat dievaluasi atau direvisi karena tidak
mampu lagi mengikuti perkembangan dan pembangunan kawasan yang terjadi
dalam wilayah perencanaan.
1.4.2. Ruang Lingkup Materi
1) Tujuan Penataan Ruang Wilayah Perencanaan
Perumusan tujuan penataan ruang wilayah perencanaan didasarkan atas:
a) Arahan pencapaian sebagaimana ditetapkan dalam rtrw kota;
b) Isu strategis wilayah perencanaan, yang antara lain dapat berupa potensi,
masalah, dan urgensi/keterdesakan penanganan; dan
c) Karakteristik wilayah perencanaan.
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan perumusan tujuan penataan ruang
wilayah perencanaan adalah:
a) Keseimbangan dan keserasian antarbagian dari wilayah kota;
b) Fungsi dan peran wilayah perencanaan;
c) Potensi investasi;
d) Kondisi sosial dan lingkungan wilayah perencanaan;
e) Peran masyarakat untuk turut serta dalam pembangunan; dan
f) Sasaran-sasaran yang merupakan ukuran tercapainya tujuan tersebut.
2) Rencana Pola Ruang
Rencana pola ruang RDTR terdiri atas:

I-6
LAPORAN FAKTA ANALISA
LAPORAN
PENYUSUNAN RDTR WILAYAH PERENCANAAN REMBANG

A. Zona lindung
a) Zona hutan lindung;
b) Zona yang memberikan perlindungan terhadap zona bawahannya,
yang meliputi zona bergambut dan zona resapan air;
c) Zona perlindungan setempat, yang meliputi sempadan pantai,
sempadan sungai, zona sekitar danau atau waduk, zona sekitar mata
air;
d) Zona ruang terbuka hijau (rth) kota, yang antara lain meliputi taman rt,
taman rw, taman kota dan pemakaman;
e) Zona suaka alam dan cagar budaya;
f) Zona rawan bencana alam, yang antara lain meliputi zona rawan
tanah longsor, zona rawan gelombang pasang, dan zona rawan
banjir;
g) Zona lindung lainnya.
B. Zona Budidaya
a) Zona peruntukan perumahan yang dapat dirinci ke dalam perumahan
dengan kepadatan: sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat
rendah;
b) Zona peruntukan perdagangan dan jasa yang meliputi perdagangan
jasa deret dan perdagangan jasa tunggal;
c) Zona peruntukan perkantoran yang meliputi perkantoran pemerintah
dan perkantoran swasta;
d) Zona peruntukan sarana pelayanan umum yang meliputi sarana
pelayanan umum pendidikan, sarana pelayanan umum transportasi,
sarana pelayanan umum kesehatan, sarana pelayanan umum
olahraga, sarana pelayanan umum sosial budaya, sarana pelayanan
umum peribadatan;
e) Zona peruntukan industri yang meliputi industri kimia dasar, industri
mesin dan logam dasar, industri kecil, dan aneka industri;
f) Zona peruntukan ruang terbuka non hijau (rtnh);
g) Zona peruntukan khusus (yang selalu ada di wilayah perkotaan
namun tidak termasuk ke dalam zona sebagaimana dimaksud pada
angka 1 sampai dengan angka 6) meliputi zona untuk keperluan
pertahanan dan keamanan, zona instalasi pembuangan air limbah

I-7
LAPORAN FAKTA ANALISA
LAPORAN
PENYUSUNAN RDTR WILAYAH PERENCANAAN REMBANG

(ipal), zona tempat pengolahan akhir (tpa), dan instalasi penting


lainnya; dan
h) Zona peruntukan lainnya (yaitu: zona yang tidak selalu ada di
kawasan perkotaan) antara lain seperti pertanian, pertambangan, dan
pariwisata.
3) Rencana Jaringan Prasarana
Materi dari rencana jaringan prasarana RDTR meliputi:
A. Rencana Jaringan Pergerakan
Rencana jaringan pergerakan terdiri atas:
1) Jaringan jalan arteri primer dan sekunder;
2) Jaringan jalan kolektor primer dan sekunder;
3) Jaringan jalan lokal primer dan sekunder;
4) Jaringan jalan lingkungan sekunder; dan
5) Jaringan jalan lainnya.
B. Rencana Pengembangan Jaringan Energi/Kelistrikan
Rencana pengembangan jaringan energi/listrik terdiri atas:
1) Jaringan subtransmisi;
2) Jaringan distribusi primer (jaringan SUTUT, SUTET, dan SUTT);
3) Jaringan distribusi sekunder.
C. Rencana Pengengan Jaringan Telekomunikasi
Rencana pengembangan jaringan telekomunikasi terdiri atas:
1) Rencana pengembangan infrastruktur dasar telekomunikasi berupa
lokasi pusat automatisasi sambungan telepon;
2) Kebutuhan penyediaan jaringan telekomunikasi telepon kabel (dari
jaringan kabel primer hingga jaringan kabel sekunder), termasuk
penyediaan;
3) Kebutuhan penyediaan telekomunikasi telepon seluler, termasuk
penyediaan infrastruktur telepon nirkabel berupa lokasi menara
telekomunikasi termasuk menara Base Transceiver Station (BTS);
4) Rencana sistem televisi kabel seperti stasiun transmisi dan jaringan
kabel distribusi;
5) Rencana peningkatan pelayanan jaringan telekomunikasi.
D. Rencana Pengembangan Jaringan Air Minum
Rencana pengembangan jaringan air minum terdiri atas:

I-8
LAPORAN FAKTA ANALISA
LAPORAN
PENYUSUNAN RDTR WILAYAH PERENCANAAN REMBANG

1) Sistem penyediaan air minum wilayah kabupaten/kota mencakup


sistem jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan;
2) Bagunan pengambilan air baku;
3) Seluruh pipa transmisi air baku dan instalasi produksi;
4) Seluruh pipa unit distribusi hingga persil;
5) Seluruh bangunan penunjang dan bangunan pelengkap;
6) Bak penampung.
E. Rencana Pengembangan Jaringan Drainase
Rencana pengembangan jaringan drainase terdiri atas;
1) Sistem jaringan drainase untuk mencegah genangan di wilayah
perencanaan;
2) Rencana kebutuhan sistem drainase terdiri atas: rencana jaringan
primer, sekunder, tersier, dan lingkungan di wilayah perencanaan;
3) Kondisi topografi di wilayah perencanaan yang berpotensi terjadi
genangan.
F. Rencana Pengembangan Jaringan Air Limbah
Prasarana dan sarana air limbah dilakukan melalui sistem pembuangan
air limbah setempat (onsite) dan atau terpusat (offsite). Sistem pembuangan
air limbah terpusat terdiri atas seluruh saluran pembuangan dan bangunan
pengolahan air limbah. Sistem pembuangan air limbah setempat terdiri atas
bak septik (septic tank) dan IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja).
4) Penetapan Bagian Dari Wilayah Perencanaan Yang Diprioritaskan
Penetapan bagian dari wilayah perencanaan yang diprioritaskan
penangannya meliputi:
A. Lokasi
Lokasi adalah tempat bagian dari wilayah perencanaan yang
diprioritaskan penanganannya. Batas delineasi lokasi bagian dari wilayah
perencanaan yang diprioritaskan penanganannya dilakukan dengan
mempertimbangkan:
a) Batas fisik, seperti blok dan sub-blok;
b) Fungsi kawasan, seperti masing-masing zona dan sub-zona;
c) Wilayah administrasi, seperti RT, RW, kelurahan, kecamatan dan
wilayah perencanaan/desa;
d) Penentuan secara kultural tradisional (traditional cultural-spatial

I-9
LAPORAN FAKTA ANALISA
LAPORAN
PENYUSUNAN RDTR WILAYAH PERENCANAAN REMBANG

units), seperti desa adat, gampong, dan nagari;


e) Penentuan berdasarkan kesatuan karakter tematis, seperti kawasan
kota lama, lingkungan sentra perindustrian rakyat, kawasan sentra
pendidikan, dan kawasan permukiman tradisional;
f) Penentuan berdasarkan jenis kawasan, seperti kawasan baru yang
berkembang cepat, kawasan terbangun yang memerlukan penataan,
kawasan dilestarikan, kawasan rawan bencana, dan kawasan
gabungan atau campuran.
B. Tema Penanganan
Tema penganangan adalah program utama untuk setiap lokasi, tema
penanganan bagian dari wilayah perencanaan yang diprioritaskan
penangananya, meliputi:
a) perbaikan prasarana, sarana, dan blok/kawasan;
b) pengebangan kembali prasarana, sarana dan blok/kawasan;
c) pembangunan baru prasarana, sarana dan blok/kawasan;
d) pelestarian/pelindungan blok/kawaasan.
5) Arahan Pemanfaatan Ruang
Program dalam rencana pemanfaatan ruang dalam dokumen RDTR memuat:
A. Program pemanfaatan ruang utama
Program pemanfaatan ruang ini memuat kelompok program sebagai
berikut;
a) perwujudan rencana pola ruang di wilayah perencanaan, meliputi:
1) perwujudan zona lindung pada wilayah perencanaan;
2) perwujudan zona budidaya pada wilayah perencanaan, dapat
meliputi:
• perwujudan penyediaan fasilitas sosial dan fasilitas umum di
wilayah perencanaan;
• perwujudan ketentuan pemanfaatan ruang untuk setiap jenis
pola ruang (zona);
• perwujudan intensitas pemanfaatan ruang blok;
• perwujudan tata masa bangunan.
b) program perwujudan rencana jaringan prasarana di wilayah
perencanaan, meliputi:

I-10
LAPORAN FAKTA ANALISA
LAPORAN
PENYUSUNAN RDTR WILAYAH PERENCANAAN REMBANG

1) perwujudan pusat pelayanna kegiatan di wilayah perencanaan;


2) perwujudan sistem jaringan prasarana untik wilayah perencanaan,
yang mencakup pula sistem prasarana nasional dan
wilayah/regional di dalam wilayah perencanaan, meliputi:
• perwujudan sistem jaringan pergerakan di wilayah
perencanaan;
• perwujudan sistem jaringan energi;
• perwujudan sistem jaringan kelistrikan;
• perwujudan sistem jaringan telekomunikasi;
• perwujudan sistem air minum;
• perwujudan sistem drainase;
• perwujudan sistem air limbah;
• perwujudan sistem jaringan lainnya sesuai kebutuhan wilayah
perencanaan.
c) perwujudan penetapan bagian dari wilayah perencanaan yang
diprioritaskan penangannya, dapat meliputi:
1) Perbaikan prasarana, sarana dan blok/kawasan;
2) Pembangunan baru prasarana, sarana dan blok/kawasan;
3) Pengembangan kembali prasarana, sarana, dan blok/kawasan;
dan
4) Pelestarian/pelindungan blok/kawasan
B. Lokasi
C. Besaran
D. Sumber Pendanaan
E. Instansi Pelaksana
F. Waktu Dan Tahapan Pelaksanaan
6) Peraturan Zonasi
Peraturan Zonasi memuat ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan,
ketentuan intensitas pemanfaatan ruang, ketentuan tata massa bangunan,
ketentuan prasarana dan sarana minimum, ketentuan tambahan, ketentuan
khusus, standar teknis, teknik pengaturan zonasi, ketentuan pelaksanaan dan
ketentuan perubahan peraturan zonasi.

I-11
LAPORAN FAKTA ANALISA
LAPORAN
PENYUSUNAN RDTR WILAYAH PERENCANAAN REMBANG

1.5. Manfaat Kegiatan


Manfaat utama kegiatan ini adalah tersusunnya materi teknis RDTR dan
dokumen pendukung lainnya di Kecamatan Rembang yang dapat terintegrasu dan
bersinergi antara satu kawasan dengan kawasan lainnya sehingga dapat
mewujudkan keserasian dan keseimbangan fungsi dan intensitas pemanfaatan
ruang. Secara lebih luas, penerima manfaat dari pekerjaan ini ialah stakeholder
tingkat pusat dan daerah dengan penjelasan lebih detail sebagai berikut:
a. Di Tingkat Pusat Dokumen RDTR di Kecamatan Rembang ini dapat
memberikan manfaat Sebagai masukan dalam penyiapan kebijakan nasional
sesuai kewenangan masing- masing instansi (Kementerian/Lembaga).
b. Di Tingkat Daerah Dokumen RDTR di Kecamatan Rembang ini dapat
memberikan manfaat sebagai masukan dalam penyiapan kebijakan
pembangunan dan penataan ruang daerah.
c. Pihak Lain di Luar Pemerintah Pusat dan Daerah Stakeholder di luar
Pemerintah Pusat dan daerah akan memiliki gambaran spasial dalam
pemanfaatan ruang melalui pembangunan, investasi dan/atau aktivitas
lainnya.
1.6. Sistematika Pembahasan
Sistematika Laporan Fakta dan Analisis adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bagian ini menjelaskan tentang latar belakang, maksud tujuan dan
sasaran, dasar hukum, ruang lingkup kegiatan serta sistematika penulisan
laporan.
BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN
Bagian ini berisi tentang tinjauan kebijakan dan tinjauan teori terkait
pengembangan wilayah kepulauan riau dan pengembangan KSPN Serasan.
BAB III GAMBARAN UMUM
Pada bagian ini menjelaskan tentang kondisi geografis dan administratif,
kondisi fisik lingkungan, kondisi perekonomian, kondisi sosial kependudukan,
kondisi sarana prasarana daerah, kondisi sektor pariwisata, kondisi
kebencanaan dan kondisi pemanfaatan lahan.
BAB IV ANALISIS PENYUSUNAN RDTR
Pada bagian ini mengulas tentang analisis kawasan di wilayah perencanaan
yang meliputi analisis penyusunan RDTR, analisis satuan kemampuan lahan,

I-12
LAPORAN FAKTA ANALISA
LAPORAN
PENYUSUNAN RDTR WILAYAH PERENCANAAN REMBANG

analisis daya dukung dan daya tamping kawasan, analisis kesesuaian lahan,
analisis kependudukan, analisis sosial budaya, analisis proyeksi kebutuhan
sarana, 14 analisis transportasi, analisis ekonomi dan sektor unggulan,
analisis intensitas ruang, analisis lingkungan binaan, analisis kelembagaan,
analisis kepariwisataan dan analisis SWOT.
BAB V ANALISIS PENGATURAN ZONASI
Bagian ini berisikan analisis terkait peruntukan zona, jenis dan karakteristik
perkembangan ruang, dampak kegiatan, gap antara kualitas zona dan kondisi
eksisting dan analisis kewenangan dalam perencanaan, pemanfaatan dan
pengendalian.
BAB VI KONSEP PENGEMBANGAN
Bagian ini berisikan Dasar Pertimbangan, Perumusan Tujuan Penataan
Kawasan, Konsep Struktur Kawasan Perencanaan dan Konsep Pola Ruang
Kawasan Perencanaan.

I-13

Anda mungkin juga menyukai