Anda di halaman 1dari 6

Latar Belakang

Kota merupakan suatu kawasan yang memiliki peranan penting bagi wilayah dalam
berbagai aspek. Sebagaiman telah ditentukan oleh peraturan Mendagri RI No. 4 th. 1980 Kota
adalah suatu wadah yang memiliki batasan administrasi wilayah seperti kotamadya dan kota
administratif. Kota juga berarti suatu lingkungan kehidupan perkotaan yang mempunyai ciri non
agraris, misalnya ibukota kabupaten, ibukota kecamatan yang berfungsi sebagai pusat
pertumbuhan. Menurut Peraturan Mendagri No. 2 th. 1987 Kota adalah pusat permukiman dan
kegiatan penduduk yang mempunyai batasan wilayah administrasi yang diatur dalam peraturan
perundangan, serta permukiman yang telah memperlihatkan watak dan ciri kehidupan perkotaan.
Kota selalu mengalami perkembangan sesuai dengan tujuan dan kondisi kota.
Perkembangan wilayah perkotaan yang sangat pesat dapat berdampak terhadap berbagai macam
hal, baik hal positif maupun negatif. Dampak negatif yang sering terjadi yakni masalah
pembangunan tanpa adanya pengontrolan. Akibatnya hal itu berdampak pada permasalahan
lahan. Pembangunan yang dilakukan secara terus menerus dapat menghabiskan lahan. Lahan
menjadi habis dan dibangun tidak sesuai dengan tata guna lahan. Selain itu Harga lahan di
perkotaan yang semakin meningkat, masyarakat berlomba-lomba untuk berinvestasi secara
besar-besaran di wilayah perkotaan. Akibat dari dari hal tersebut, wilayah perkotaan sering
terjadi terjadi konflik baik secara langsung maupun secara administratif. Oleh karena itu , perlu
ada perencaan atau aturan yang menjadi dasar agar kawasan perkotaan secara optimal dan efisien
untuk menghindari permasalahan.
Perencanaan dapat diartikan sebagi proses yang dilkukan dengan dasari tujuan dari
sebuah perkumpulan dengan membuat strategi digunakan untuk mencapai tujuan serta
mengembangkan rencana aktivitas kerja. Perencanaan merupakan proses-peroses yang penting
dari semua fungsi manajemen sebab tanpa perencanaan (planning) fungsi pengontrolan maupun
pengarahan tidak akan dapat berjalan.
Perencanaan/rencana itu merupakan pusat atau inti dari kegiatan manajemen, dan perencanaan
memiliki banyak macamnya, diantaranya seperti di bawah ini: Perencanaan jika dilihat
berdasarkan jangka waktu berlakunya rencana di bawah ini: Rencana Jangka Panjang (long term
planning) adalah perencanaan yang berlaku antara 10 s/d 25 tahunan.,Rencana Jangka Menengah
(medium range planning) adalah perencanaan yang berlaku di antara 5 s/d 7 tahunan., dan
Rencana Jangka Pendek (short range planning) adalah perencanaan umumnya berlakunya hanya
untuk sekitar 1 tahun. . Artinya perencanaan adalah suatu proses menentukan apa yang ingin
dicapai di masa yang akan dating serta menetapkan tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk
mencapainya. Dengan demikian, Dalam perencaan perlu adanya tindakan yang dinamakan
dengan proses perencanaan.

Proses perencanaan adalah suatu kegiatan atau proses yang tersusun secara sistematis,
rasional atau logis, untuk tujuan tertentu, dalam batas batas tertentu. Oleh sebab itu, perencanaan
terdiri atas komponen seperti kegiatan menyusun rencana. Rencana adalah hasil dari suatu
kegiatan perencanaan berupa gagasan, alat, model (tentang, untuk, dengan) tujuan tertentu.
Perencanaan harus diusahakan dengan merumuskan gagasan menjadi realita. Perencanaan
Tertata, Terstruktur, Terarah, Terkoordinasi dan Terpadu. Serta Efisien, Optimal, Sustainable
atau Berkelanjutan dan Continuum

Proses perencanaan secara sederhana dan general sendiri terdiri atas kegiatan:


1. Input (masukan) berupa data
2. Proses atau analisis
3. Output atau Produk atau Keluaran

Perencanaan tersebut diatur dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). RDTR menurut
Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, merupakan penjabaran dari
Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kota ke dalam rencana distribusi pemanfaatan ruang dan
bangunan serta bukan bangunan pada kawasan kota. Dapat dikatakan bahwa Rencana Detail Tata
Ruang Kota mempunyai fungsi untuk mengatur dan menata kegiatan fungsional yang
direncanakan oleh perencanaan ruang diatasnya, dalam mewujudkan ruang yang serasi,
seimbang, aman, nyaman dan produktif. Muatan yang direncanakan dalam RDTR kegiatan
berskala kawasan atau lokal dan lingkungan, dan atau kegiatan khusus yang mendesak dalam
pemenuhan kebutuhannya.
Penyusunan RDTR telah dijelaskan juga pada ketentuan Pasal 59 Peraturan Pemerintah
Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, setiap RTRW kabupaten/kota
harus menetapkan bagian dari wilayah kabupaten / kota yang perlu disusun RDTR-nya, dimana
bagian dari wilayah yang akan disusun RDTR tersebut merupakan kawasan perkotaan atau
kawasan strategis kabupaten/kota.
Rencana Detail Tata Ruang Kota adalah rencana pemanfaatan ruang Bagian Wilayah Kota
secara terperinci yang disusun untuk penyiapan perwujudan ruang dalam rangka pengaturan
zonasi, perijinan dan pembangunan kawasan. Berdasarkan pengalaman dalam menyusun RDTR
ternyata dirasakan masih banyak kekurangan. Kekurangan tersebut terjadi karena pengertian
tentang fungsi kawasan kegiatan, kemudian pengembangannya belum sepenuhnya dipahami
benar, disamping gambaran tentang Rencana Detail Tata Ruang yang dibutuhkan juga belum
seragam, termasuk pedoman dan NSPM terkait juga belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh
perencana maupun Pemerintah Daerah.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2011, perencanaan di


setiap kawasan perkotaan dan/atau kawasan strategis kabupaten /kota diatur dalam suatu RDTR
(Rencana Detail Tata Ruang). RDTR ialah rencana secara terperinci tentang tata ruang wilayah
kabupaten/kota yang dilengkapi dengan peraturan zonasi kabupaten/kota.
Kabupaten Lumajang adalah salah satu kota yang ada di Jawa Timur yang sudah mulai
menunjukkan ciri-ciri sebagai kawasan perkotaan. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya
bahwa setiap kawasan perkotaan di suatu Kabupaten/Kota harus memiliki dokumen perencanaan
yang termuat dalam RDTRK. Dokumen perencanaan ini dibutuhkan untuk memaksimalkan dan
merencanakan pemanfaatan serta pengendalian ruang yang terdapat di kawasan perkotaan
Lumajang. Hal tersebut dikarenakan ruang yang terdapat di kawasan perkotaan akan memiliki
laju pertumbuhan yang besar jika dibandingkan daerah-daerah lainnya. Oleh sebab itu,
keberadaan RDTRK Lumajang akan mampu mengendalikan dan mengarahkan laju pertumbuhan
tersebut sehingga tercipta pembangunan yang berkelanjutan.
Berkaitan dengan beberapa isu strategis terhadap rencana pembanguunan perkotaan
Lumajang, perlu disusun RDTR Perkotaan Lumajang guna penataan ruang-ruang sesuai
fungsinya. Dengan demikian, diharapkan produk RDTR Perkotaan Lumajang ini nantinya dapat
dijadikan pedoman dalam mempercepat pembangunan ekonomi daerah serta mendayagunakan
potensi sumberdaya secara seimbang.

Tujuan
Tujuan penataan ruang dalam RDTR adalah nilai, kualitas, dan kinerja yang akan dicapai
oleh bagian wilayah kota melalui rencana tata ruang untuk merealisasikan tujuan, kebijakan dan
strategi penataan ruang yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten untuk bagian wilayah kota tersebut.
Dalam penyusunan RDTR keseimbangan dan keserasian antar bagian-bagian wilayah kota
atau dalam suatu bagian wilayah kota menjadi pertimbangan yang sangat penting untuk
mewujudkan tujuan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten. Tujuan penataan ruang bagian
wilayah kota ini (RDTR) yaitu :
1. Sebagai arah perwujudan rencana tata ruang;
2. Sebagai dasar memformulasikan kebijakan dan strategi penataan ruang bagian wilayah
kota;
3. Memberikan arah bagi penyusunan indikasi program pembangunan ; dan,
4. Sebagai dasar dalam penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang pada bagian
wilayah kota.
Tujuan dari pekerjaan penyusunan RDTR Perkotaan Lumajang adalah menyiapkan
produk Rencana Detail Tata Ruang Perkotaan Lumajang yang disesuaikan dengan ketentuan
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang agar dapat dijadikan acuan
dalam pelaksanaan pembangunan wilayah kecamatan. RDTR Perkotaan Lumajang ini disusun
sebagai Pedoman untuk :
 Acuan perencanaan dalam pembangunan fasilitas dan utilitas penunjang kegiatan
perekonomian dan aktifitas masyarakat di wilayah perkotaan
 Acuan penataan kawasan yang mengakomodir seluruh kegiatan skala regional meliputi
perdagangan dan jasa, pemerintahan, perkantoran, pendidikan, kesehatan dll
 Perencanaan rinci dan penetapan zona terhadap kebijakan yang terdapat dalam RTRW
meliputi reaktivasi rel mati, RTH Publik Perkotaan, Cagar Budaya serta zona budidaya
dan zona lindung lainnya
 Perijinan pemanfaatan ruang yang meliputi kesesuaian zona kawasan, letak bangunan dan
bukan bangunan, kapasitas dan intensitas bangunan dan bukan bangunan
 Acuan dalam pengendalian pemanfaatan ruang

Sasaran Perencanaan
Maksud dari penyusunan RDTR ini adalah mewujudkan rencana detail tata ruang yang
mendukung terciptanya kawasan strategis maupun kawasan fungsional secara terpadu, serasi,
selaras dan seimbang dengan lingkungan serta berdaya guna sesuai dengan fungsi dan
manfaatnya. Tujuan penyusunan ini adalah menyusun Rencana Detail Tata Ruang Bagian-
Bagian Wilayah Perkotaan di Kecamatan Kraton Kabupaten Lumajang. Adapun sasaran yang
ingin dicapai adalah :

a. Teridentifikasinya dan terpilihnya Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) yang akan


direncanakan
b. Terdeliniasinya wilayah perencanaan
c. Tersusunnya gambaran awal wilayah perencanaan
d. Tersusunnya metode dan organisasi pelaksanaan kegiatan
e. Teridentifikasinya potensi, issue, dan masalah terkait penataan ruang yang berkembang
pada wilayah studi
f. Tersusunnya analisis kebutuhan pengembangan kawasan yang berbasis pada issue pokok
dan permasalahan di wilayah studi
g. Tersusunnya skenario, konsep, dan strategi pengembangan ruang
h. Tersusunnya rencana pola ruang dan pengembangan infrastruktur
i. Tersusunnya rencana implementasi pemanfaatan ruang kawasan
j. Tersusunnya pengendalian pemanfaatan ruang Kawasan

Sasaran dari perencanaan dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi
ini adalah untuk :
k. Menciptakan keselarasan, keserasian, keseimbangan antar lingkungan permukiman dalam
kawasan.
l. Mewujudkan keterpaduan program pembangunan antar kawasan maupun dalam kawasan.
m. Mendorong terkendalinya pembangunan kawasan strategis dan fungsi kota, baik yang
dilakukan pemerintah maupun masyarakat/swasta
n. Mendorong investasi masyarakat di dalam kawasan.
o. Mendorong terkoordinasinya pembangunan kawasan antara pemerintah dan
masyarakat/swasta.

Pendekatan Perencanaan

Anda mungkin juga menyukai