Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN TUGAS BESAR TATA GUNA LAHAN

“PEMETAAN LAHAN PUSAT PENELITIAN KOPI & KAKAO”

Dosen pengampu : Mirtha Firmansyah S.T., M.T

Disusun oleh:

Maheza Sabastian Y. (171910501002)

Aji Dharma Bahari (171910501016)

Danny Setiawan (171910501021)

Darmawan Bagus K. (171910501037)

Dewi Riski A. (171910501059)

FAKULTAS TEKNIK

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

UNIVERSITAS JEMBER

2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tugas besar Tata Guna Lahan mengenai pemetaan lahan
“Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang pemetaan lahan “Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia” dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Jember, 09 April 2018

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan penghasil kakao terbesar ke-3 di dunia setelah Pantai


Gading dan Ghana. Selain itu, Indonesia juga merupakan penghasil kopi terbesar
ke-4 di dunia setelah Brazil, Vietnam dan Kolombia. Produksi kakao terus
tumbuh rata-rata 3,5% per tahun, pada tahun 2016 produksi kakao Indonesia
mencapai 650.000 ton atau menyumbang 20% produksi kakao di dunia,
sedangkan dari kopi sendiri setiap tahunnya juga selalu mengalami peningkatan,
pada tahun 2017 hasil kopi dalam negeri mencapai 691.000 ton. Hasil dari data
tersebut pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan kwualitas dan kuantitas
pada produksi kopi dan kakao.

Salah satu pemasok penghasil kopi dan kakao terdapat di kabupaten


Jember yaitu PUSLITKOKA (Pusat Penelitian Kopi & Kakao Indonesia). Tempat
ini didirikan pada 1 Januari 1991, sebelumnya PUSLITKOKA (Pusat Penelitian
Kopi & Kakao Indonesia) itu bernama Besoekisch Proefstation yaitu tempat untuk
meneliti kopi dan kakao yang melingkupi wilayah keresidenan basuki dan dari
hasil produksi kopi dan kakao yang mampu mengangkat nama jember ke kancah
nasional bahkan internasional.

Dalam penggunaan lahannya mengacu pada rencana tata ruang wilayah


kabupaten. Rencana tata ruang wilayah kabupaten memuat tujuan, kebijakan, dan
strategis penataan ruang wilayah kota, rencana struktur ruang wilayah kota yang
meliputi sistem perkotaan di wilayahnya yang terkait dengan kawasan perdesaan
dan sistem jaringan prasarana wilayah kota, rencana pola ruang wilayah kota yang
meliputi kawasan lindung kota dan kawasan budidaya kota, penetapan kawasan
strategis kota, arahan pemanfataan ruang wilayah kota yang berisi indikasi
program utama jangka menengah lima tahunan, dan ketentuan pengendalian
pemanfaatan ruang wilayah kota yang berisi ketentuan umum peraturan zonasi,
ketentuan perizinan, ketentuan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi. Selain
itu RTRW juga mengatur tentang intensitas pemanfaatan ruang, sama halnya
dengan penggunaan lahan perkebunan yang telah diatur didalamnya.

Oleh karena itu, perlu dilakukan pemetaan lahan pada daerah pusat
penelitian kopi & kakao Indonesia pada tingkat kabupaten yang bertujuan untuk
mengetahui sebaran lokasi dan indikasi luas saja. Kriteria yang digunakan adalah
lahan potensial, tidak berada dalam kawasan hutan dan mempunyai kesesuian
lahan sesuai dan sesuai bersyarat. Kesesuaian lahan ini dipakai sebagai landasan
untuk penentuan daya dukung yang diamanatkan penataan ruang (Firdian, 2011).
Selain itu juga mencegah permasalahan-permasalahan mengenai lahan dan dapat
menekan tinginya laju alih fungsi lahan agar lahan tersebut dapat dipertahankan
dan dijaga keberadaannya.

1.2 Tujuan
1. Agar mahasiswa mampu membuat pemetaan lahan proses perencanaan
wilayah dan kota.
2. Mampu mengidentifikasi aspek fisik dasar dan tata guna lahan yang
meliputi diantaranya : 1) Fisik Dasar, 2) Tata Guna Lahan, dan 3) Harga
Lahan dan Nilai Lahan pada daerah tersebut.
3. Mampu mengidentifikasi aspek jaringan jalan, yang meliputi diantaranya:
1) Kondisi Jalan dan 2) Jenis Jalan.
4. Mampu mengidentifikasi aspek bangunan, yang meliputi diantaranya: 1)
KDB Bangunan, 2) GSB Bangunan, dan 3) KLB Bangunan. Serta,
5. Mampu mengidentifikasi potensi dan permasalahan pada wilayah tersebut.
1.3 Ruang Lingkup

Untuk menghindari bahasan laporan ini terlalu luas dan mengingat


keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan waktu yang penulis miliki, maka
ruang lingkup laporan ini terbatas pada pemetaan lahan wilayah PUSLITKOKA
(Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia) saja. Adapun yang dipaparkan
dalam laporan ini meliputi segala aspek fisik dasar dan Tata Guna Lahan ( Jenis,
Penggunaan lahan, harga lahan dan juga nilai lahan), aspek jaringan jalan
(Kondisi jalan dan jenis lahan), serta aspek bangunan (KDB,KLB,GSB) yang
terdapat pada wilayah PPKKI (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia) dan
sekitarnya.

1.4 Sistematika Pembahasan

BAB I : Pendahuluan

Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang, tujuan, ruang lingkup,
dan sistematika pembahasan.

BAB II : Tinjauan Kebijakan Yang Berkaitan Dengan Kawasan Perencanaan

Pada bab ini menjelaskan tentang rencana tata ruang wilayah, rencana
detail tata ruang wilayah unit pengembangan, dan rencana sektoral kawasan
perencanaan PUSLITKOKA (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia) dan
wilayah sekitarnya.

BAB III : Gambaran Umum Kawasan Perencanaan

Pada bab ini menjelaskan tentang masalah aspek fisik dasar dan tata guna
lahan, aspek jaringan jalan, dan aspek bangunan PUSLITKOKA (Pusat Penelitian
Kopi dan Kakao Indonesia) dan wilayah sekitarnya.

BAB IV : Potensi dan Permasalahan Lahan

Pada bab ini menjelaskan tentang potensi dan permasalahan lahan


PUSLITKOKA (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia) dan wilayah
sekitarnya.

BAB V : Penutup

Merupakan bab akhir yaitu penutup dari makalah ini dan berisi tentang
simpulan dari hasil survei pada wilayah PUSLITKOKA (Pusat Penelitian Kopi
dan Kakao Indonesia) dan wilayah sekitarnya.
BAB II
TINJAUAN KEBIJAKAN YANG BERKAITAN DENGAN KAWASAN
PERENCANAAN

Pembangunan Wilayah Kabupaten Jember memerlukan arahan dalam


pengaturan pemanfaatan ruang sebagai salah satu kebijakan makro daerah dalam
mendorong pembangunan dan perekonomian daerah. Sebagai bagian dari wilayah
Provinsi Jawa Timur, Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Jember harus sinergis
dengan wilayah kabupaten sekitar. Berbagai potensi, khususnya di sektor
pertanian, perkebunan dan pariwisata, belum dimanfaatkan secara
optimal.Kondisi tersebut mendasari konsep penyusunan Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) yang akomodatif terhadap berbagai potensi, serta
memperhatikan berbagai kendala dan limitasi yang akan dihadapi dalam
pengembangan wilayah, sehingga terwujud suatu arahan struktur ruang wilayah
dan pola ruang wilayah yang efisien dan relevan, karena sesuai dengan daya
dukung lingkungan dan sinergis dengan struktur ruang dan pola ruang wilayah
yang lebih luas.

Dasar Kebijakan

Kawasan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (PPKKI) merupakan


kawasan perkebunan. Selain itu, kawasan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Indonesia juga menjadi kawasan pariwisata juga. Terdapat tinjauan kebijakan
dalam pengaturan kawasan perkebunan dan pariwisata dalam lingkup nasional
maupun daerah yang tertuang didalam peraturan pengembangan dan RTRW
(Rencana Tata Ruang Wilayah) kabupaten Jember.

A. Undang-Undang Perkebunan (UU No. Undang-Undang Nomor 18


Tahun 2004 tentang Perkebunan )

Berdasarkan ketentuan pasal 1 ayat 1 mengenai pengertian perkebunan.


Dimana didalamnya menerangkan bahwa perkebunan adalah segala kegiatan yang
mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan atau media tumbuhan lainnya
dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan barang dan jasa hasil
tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan
serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan
dan masyarakat.

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia merupakan kawasan


perkebunan yang melakukan penelitian guna mendapatkan inovasi teknologi di
bidang budidaya dan pengolahan hasil kopi dan kakao serta melakukan kegiatan
pelayanan kepada petani atau pekebun kopi dan kakao di seluruh wilayah
Indonesia guna memecahkan masalah dan mempercepat alih teknologi dan
membina kemampuan dibidang sumberdaya manusia,sarana dan prasarana guna
mendukung kegiatan penelitian pelayanan yang bertujuan untuk meningkatkan
ekonomi maupun menambah sumbangsi dalam Pendapatan Asli Daerah. Hal itu,
sejalan dengan undang-undang yang ditetapkan sebagai sasaran dalam
pengembangan kawasan perkebunan.

B. Undang–Undang Pariwisata (UU No.10 Tahun 2009 Tentang


Pariwisata)

Berdasarkan ketentuan pasal 1 ayat 1 mengenai pengetian wisata


menerangkan bahwa; wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk
tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik
wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Ayat tersebut
menerangakan bahwa wisata merupakan bentuk dari pemanfaatan lahan atau
tempat dengan tujuan sebagai tempat pariwisata. Pengertian pariwisata termuat
dalam pasal 1 ayat 3 yang berbunyi pariwisata adalah berbagai macam kegiatan
wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh
masyarakat, pengusaha, Pemerintah,dan Pemerintah Daerah.
Adapun mengenai kawasan strategis wisata terdapat di pasal 1 ayat 10
yang menerangkan: Kawasan Strategis Pariwisata adalah kawasan yang memiliki
fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata
yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti
pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya
dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan. hal-hal yang harus
diperhatikan dalam kawasan strategis wisata tertuang dalam pasal 12 ayat 3 yang
berbunyi kawasan strategis pariwisata harus memperhatikan aspek budaya, sosial,
dan agama masyarakat setempat.
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia merupakan tempat wisata di
Kabupaten Jember yang menawarkan wisata alam berkonsep perkebunan. Obyek
wisata Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia merupakan bentuk upaya
pengenalan identitas serta pemanfaatan sumberdaya alam guna peningkatan
ekonomi maupun menambah sumbangsi dalam PAD. Hal itu, sejalan dengan
undang-undang yang yang ditetapkan sebagai sasaran dalam pengembangan
kawasan obyek wisata.

2.1 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW Kabupaten Jember Tahun 2015-
2035)
Berdasarkan RTRW Kabupaten Jember tersebutkan bahwa visi, misi dan
tujuan penataan pada paragraph 2 pasal 4, pasal 5 dan juga pasal 6 berbunyi:
Visi Penataan Ruang adalah:
“Terwujudnya keseimbangan pertumbuhan wilayah melalui pengembangan
Agribisnis, Pariwisata dan Usaha Ekonomi Produktif berbasis potensi lokaldalam
pembangunan berkelanjutan.”
Misi Penataan Ruang adalah Mewujudkan:
a. Keseimbangan pemerataan antar wilayah;
b. Kualitas pemanfaatan ruang yang berkelanjutan;
c. Keseimbangan pertumbuhan ekonomi;
d. Pengembangan Agribisnis, Pariwisata dan Usaha Ekonomi Produktif
berbasis potensi lokal;
e. Penataan kembali kawasan lindung di seluruh wilayah; dan
f. Optimalisasi potensi sumber daya wilayah.
Tujuan Penataan Ruang adalah Penataan ruang Kabupaten Jember bertujuan
untuk mewujudkan ruang wilayah kabupaten yang berbasis agribisnis di dukung
oleh pertanian berkelanjutan, pariwisata dan usaha ekonomi produktif yang
berbasis potensi lokal.
2.1.2.1 Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang
Kebijakan serta strategi penataan ruang dalam pengembangan kawasan
perkebunan dan pariwisata masuk kedalam pengembangan agribisnis dan Usaha
Ekonomi Produktif berbasis potensi lokal serta pariwisata yang tertuang dalam
paragraf 2 Strategi Penataan Ruang Kabupaten, pasal 8 ayat 1 dan ayat 2 yang
berisi:
Pasal 8 ayat 1
a. Mengembangkan industri pengolahan hasil pertanian dan Usaha Ekonomi
Produktif berbasis potensi bahan baku lokal;
b. Meningkatkan produktivitas hasil pertanian;
c. Mengembangkan kawasan agropolitan;
d. Mengembangkan agribisnis pada sentra-sentra produksi;
e. Mengembangkan pusat pemasaran hasil komoditas kabupaten;
f. Mengembangkan pertanian terpadu ramah lingkungan.
Pasal 8 ayat 2
a. Mengembangkan kawasan daya tarik wisata unggulan;
b. Mengembangkan agrowisata;
c.Meningkatkan kualitas perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan warisan
budaya;
d. Mengembangkan industri pariwisata yang berdaya saing dan ramah
lingkungan; dan
e. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana penunjang kepariwisataan
2.1.1 Rencana Struktur Ruang

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia terletak di desa Nogosari,


kecamatan Rambipuji yang termasuk Rencana Sistem Pusat Kegiatan PPK yang
terdapat pada pasal 13 ayat 1 dan 2 yang berisi:

(1) PPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 pada ayat (2) huruf c mempunyai
fungsi utama pengembangan kawasan meliputi :

a. Pemerintah kecamatan;

b. Pertanian;
c. Pendidikan dasar;

d. Peternakan;

e. Pariwisata;

f. Perkebunan;

g. Pelayanan sosial;

dan/atau h. Pelayanan ekonomi skala kecamatan atau beberapa desa.

(2) PPK meliputi:

a.Perkotaan Kencong;

b.Perkotaan Rambipuji;

c.Perkotaan Mayang; dan

d.Perkotaan Arjasa.

Mengenai Sistem Jaringan Prasarana Utama Pusat Penelitian Kopi dan


Kakao Indonesia yang terdapat pada pasal 20 ayat 1 bahwa Pusat Penelitian Kopi
dan Kakao Indonesia termasuk kedalam Jalan nasional sebagai jalan kolektor
primer 1 meliputi : ruas jalan batas Kabupaten Lumajang – Pondokdalem;
Pondokdalem – Tanggul; Tanggul – Gambirono; Gambirono – Rambipuji;
Rambipuji – Mangli; Jalan Brawijaya; Jalan Hayam Wuruk; Jalan Gajah Mada;
Jalan Sultan Agung; batas Kabupaten Jember – Mayang Jalan A. Yani; Jalan 28
Panjaitan; Jalan S. Parman; Jalan MT. Haryono; dan Jalan Brigjen Katamso;
Mayang – Sumberjati/Sempolan; Sumberjati/Sempolan batas Kabupaten
Banyuwangi;

2.1.2 Rencana Pola Ruang


Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia termasuk kawasan perutukan
perkebunan dan pariwisata sesuai dengan RTRW yang mengenai Rencana Pola
Ruang pada bagian ketiga paragraph 4 dan 8 , pasal 44 ayat 1 dan 2 dan pasal 48
yang berbunyi:
Kawasan peruntukan perkebunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40
huruf d seluas kurang lebih 87.448,71 (delapan puluh tujuh ribu empat ratus
empat puluh delapan koma tujuh puluh satu) hektar terdiri atas :
a. Sentra tembakau kasturi meliputi :
1. Kecamatan Kalisat;
2. Kecamatan Pakusari;
3. Kecamatan Sukowono;
4. Kecamatan Sumbersari;
5. Kecamatan Wuluhan;
6. Kecamatan Arjasa;
7. Kecamatan Ledokombo;
8. Kecamatan Sumberjambe;
9. Kecamatan Tanggul;
10. Kecamatan Puger;
11. Kecamatan Jelbuk;
12. Kecamatan Rambipuji;
13. Kecamatan Jenggawah;
14. Kecamatan Balung;
15. Kecamatan Ambulu;
16. Kecamatan Mumbulsari;
17. Kecamatan Silo;
18. Kecamatan Tempurejo;
19. Kecamatan Mayang;
20. Kecamatan Patrang;
21. Kecamatan Sukorambi;
22. Kecamatan Kaliwates;
23. Kecamatan Ajung.
b.Sentra tanaman tembakau rajang meliputi :
1. Kecamatan Arjasa;
2. Kecamatan Jelbuk;
3. Kecamatan Tempurejo;
4. Kecamatan Rambipuji;
5. Kecamatan Panti;
6. Kecamatan Sukorambi;
7. Kecamatan Mumbulsari
8. Kecamatan Puger; dan
9. Kecamatan Sukowono.
c. Sentra tanaman tembakau White Burley meliputi :
1. Kecamatan Wuluhan;
2. Kecamatan Puger;
3. Kecamatan Balung;
4. Kecamatan Jenggawah; dan
5. Kecamatan Mumbulsari.
d.Sentra tanaman tembakau Na-Oogst meliputi:
1.Kecamatan Wuluhan;
2.Kecamatan Balung;
3.Kecamatan Ambulu;
4.Kecamatan Panti;
5.Kecamatan Tempurejo;
6.Kecamatan Jenggawah;
7.Kecamatan Rambipuji;
8.Kecamatan Puger;
9.Kecamatan Patrang;
10.Kecamatan Sumbersari;
11.Kecamatan Ajung; dan
12.Kecamatan Mumbulsari.
e. Sentra tanaman kelapa berada di seluruh Kecamatan.
f. Sentra tanaman kapuk berada di seluruh Kecamatan.
g. Sentra tanaman lada meliputi :
1.Kecamatan Ledokombo;
2.Kecamatan Mayang;
3.Kecamatan Silo;
4.Kecamatan Mumbulsari;
5.Kecamatan Tempurejo;
6.Kecamatan Jenggawah; dan
7. Kecamatan Bangsalsari.
h.Sentra tanaman cengkeh meliputi :
1. Kecamatan Silo;
2. Kecamatan Tanggul;
3 Kecamatan Panti;
4. Kecamatan Ledokombo;
5. Kecamatan Sumberjambe, dan
6. Kecamatan Sumberbaru.
i. Sentra tanaman karet meliputi :
1. Kecamatan Mumbulsari;
2. Kecamatan Jenggawah;
3. Kecamatan Rambipuji;
4. Kecamatan Silo;
5. Kecamatan Panti;
6. Kecamatan Bangsalsari;
7. Kecamatan Tanggul; dan
8. Kecamatan Sumberbaru.
j. Sentra tanaman kakao meliputi :
1. Kecamatan Wuluhan;
2. Kecamatan Sukorambi;
3. Kecamatan Panti;
4. Kecamatan Silo;
5. Kecamatan Tempurejo;
6. Kecamatan Kalisat;
7. Kecamatan Bangsalsari;
8. Kecamatan Rambipuji; dan
9. Kecamatan Mumbulsari.
k.Sentra tanaman kopi meliputi :
1. Kecamatan Tempurejo;
2. Kecamatan Silo;
3. Kecamatan Rambipuji;
4. Kecamatan Sukorambi;
5. Kecamatan Panti;
6. Kecamatan Bangsalsari;
7. Kecamatan Tanggul;
8. Kecamatan Ledokombo;
9. Kecamatan Sumberjambe;
10. Kecamatan Jelbuk; dan
11. Kecamatan Sumberbaru.
l. Sentra tanaman teh berada Perkebunan Gunung Gambir Kecamatan
Sumberbaru.
m. Sentra tanaman tebu berada di seluruh Kecamatan.
(2) Arahan pengelolaan kawasan peruntukan perkebunan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi :
a.Pemertahanan luasan lahan perkebunan saat ini;
b.Peningkatan produktivitas, nilai tambah, dan daya saing produk perkebunan;
c.Pengembangan kelembagaan kelompok tani ke arah kelembagaan
ekonomi/koperasi.
Pasal 48
(1) Kawasan peruntukan pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf
h terdiri atas :
a. Daya tarik wisata alam;
b.Daya tarik wisata budaya; dan
c. Daya tarik wisata buatan manusia.
(2) Kawasan daya tarik wisata alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
terdiri atas : a.Pantai meliputi :
1.Pantai Watu Ulo, Pantai Seruni dan Pantai Payangan berada di Kecamatan
Ambulu;
2.Pantai Papuma berada di Kecamatan Wuluhan;
3.Pantai Paseban berada di Kecamatan Kencong;
4.Pantai Pancer berada di Kecamatan Puger;
5.Pantai Bandealit berada di Kecamatan Tempurejo; dan
6.Pantai Rowo Cangak berada di Kecamatan Tempurejo.
b.Air terjun meliputi :
1. Air terjun Tancak berada di Kecamatan Panti;
2. Air terjun Manggisan berada di Kecamatan Tanggul; dan
3. Air terjun lereng Raung berada di Kecamatan Sumberjambe.
(3) Kawasan daya tarik wisata budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b terdiri atas :
a. Upacara Larung Saji berada di Kecamatan Puger, Kecamatan Kencong dan
Kecamatan Ambulu;
b. Tarian Lahbako berada di Kecamatan Patrang;
c. Kuda Kencak berada di Kecamatan Tanggul;
d. Egrang di Kecamatan Ledokombo;
e. Can Macanan Kaduk, Ge jenggean (ta’ butaan) dan Pencak Silat Seni di
Kecamatan Sumbersari, Kecamatan Arjasa dan Kecamatan Jelbuk;
f. Pegon, Reog dan Wayang di Kecamatan Ambulu dan Kecamatan Wuluhan;
g. Janger dan Jaranan di Kecamatan Mumbulsari;
h. Makam Turba Condro berada di Kecamatan Kaliwates;
i. Makam Habib Sholeh di Kecamatan Tanggul;
j. Makam Kyai Umar di Kecamatan Sukowono;
k. Petilasan Sembah Demang di Kecamatan Patrang;
l. Tugu Mastrip I dan II berada di Kecamatan Jelbuk;
m. Tugu Muhamad Sroedji di Kecamatan Mumbulsari; dan
n. Sarchopagus berada di Kecamatan Sukowono dan Kecamatan Arjasa.
(4) Kawasan daya tarik wisata buatan manusia sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c meliputi :
a. Jember Fashion Carnaval di Kecamatan Sumbersari;
b. Taman rekreasi Oleng Sibutong berada di Kecamatan Arjasa
c. Pemandian Patemon berada di Kecamatan Tanggul;
d. Pemandian Kebonagung berada di Kecamatan Kaliwates;
e. Pemandian Niagara Waterpark dan Pontang Jaya berada di Kecamatan Ambulu;
f. Pemandian Tiara Waterpark di kecamatan Sumbersari;
g. Wisata Agro Glantangan di Kecamatan Tempurejo;
h. Wisata Agro Puslit Kopi dan Kakao di Kecamatan Rambipuji;
i. Wisata Agro Gunung Gumitir di Kecamatan Silo;
j. Wisata Agro Mumbul Garden di Kecamatan Mumbulsari;
k. Rest Area Jubung (di area Perhutani) di Kecamatan Sukorambi;
l. Taman Botani Sukorambi di Kecamatan Sukorambi;
m. Wisata Agro Kebun teh Gunung Gambir di Kecamatan Sumberbaru;
n. Wisata Agro Gunung Pasang di Kecamatan Panti;
o. Wisata Rembangan dan Perkebunan Rayap berada di Kecamatan Arjasa;
p. Lapangan Golf Glantangan berada di Kecamatan Tempurejo.
q. Agro wisata dan loko tour Garahan - silo berada di Kecamatan Silo; dan
r. Jember Sport Garden berada di Kecamatan Ajung.
(5) Arahan pengelolaan Kawasan peruntukan pariwisata meliputi :
a.Pengembangan kawasan pariwisata dapat dilakukan di seluruh kecamatan di
Kabupaten Jember;
b.Pelengkapan sarana dan prasarana pariwisata sesuai dengan kebutuhan, rencana
pengembangan, dan tingkat pelayanan dan keamann setiap kawasan daya tarik
wisata;
c.Penguatan sinergitas daya tarik wisata unggulan dalam bentuk koridor
pariwisata;
d.Pengembangan daya tarik wisata baru di destinasi pariwisata yang belum
berkembang kepariwisataannya; dan
e.Pengembangan pemasaran pariwisata melalui pengembangan pasar wisatawan,
citra destinasi wisata, kemitraan pemasaran pariwisata, dan perwakilan promosi
pariwisata.
2.1.3 Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia termasuk kedalam arahan
peraturan kawasan zonasi kawasan budidaya, sesuai dengan pasal 73 ayat 5 ayat 1
dan 6 meliputi:
a. Arahan peraturan zonasi kawasan peruntukan hutan produksi
b. Arahan peraturan zonasi kawasan peruntukan hutan rakyat;
c. Arahan peraturan zonasi kawasan peruntukan pertanian;
d. Arahan peraturan zonasi kawasan peruntukan perkebunan;
e. Arahan peraturan zonasi kawasan peruntukan peternakan;
f. Arahan peraturan zonasi kawasan peruntukan perikanan;
g. Arahan peraturan zonasi kawasan peruntukan pertambangan;
h.Arahan peraturan zonasi kawasan peruntukan pariwisata;
i. Arahan peraturan zonasi kawasan peruntukan industri;
j. Arahan peraturan zonasi kawasan peruntukan permukiman; dan
k.Arahan peraturan zonasi kawasan peruntukan lainnya.
Pasal 77 ayat 6
Arahan peraturan zonasi kawasan perkebunan sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) huruf c meliputi :
a. Diizinkan pemanfaatan ruang untuk permukiman perdesaan dengan kepadatan
rendah;
b.Diizinkan pemanfaatan ruang untuk kegiatan pertanian non irigasi tanpa
mengganggu produktivitas perkebunan;
c. Diizinkan aktivitas pendukung perkebunan, misalnya penyelenggaraan aktivitas
pembenihan;
d.Diizinkan secara terbatas kegiatan penunjang perkebunan, wisata alam berbasis
ekowisata, penelitian dan pendidikan;
e. Diizinkan pengembangan luas areal pada lahan-lahan yang memiliki potensi/
kesesuaian lahan sebagai lahan perkebunan;
f. Dilarang aktivitas budidaya yang mengurangi atau merusak fungsi lahan dan
kualitas tanah untuk perkebunan dan/atau memiliki potensi pencemaran; dan
g. Dilarang pengembangan kawasan terbangun pada lahan yang ditetapkan
sebagai lahan perkebunan yang produktivitasnya tinggi.
Pasal 77 ayat 10
Arahan peraturan zonasi kawasan peruntukan pariwisata sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf h meliputi :
a. Diizinkan pengembangan aktivitas dan bangunan komersial sesuai dengan skala
daya tarik pariwisata dengan syarat di luar zona utama pariwisata dan tidak
mengganggu bentang alam daya tarik pariwisata;
b. Diizinkan secara terbatas pengembangan aktivitas permukiman dengan syarat
di luar zona utama pariwisata dan tidak mengganggu bentang alam daya tarik
pariwisata;
c. Diizinkan secara terbatas pengembangan bangunan penunjang pendidikan dan
pelatihan;
d. Dilarang kegiatan dan penggunaan lahan yang mengganggu dan mengurangi
kualitas daya tarik wisata;
e. Dilarang mendirikan bangunan selain untuk menunjang pariwisata pada zona
inti pariwisata; dan
f. Dilarang pengembangan aktivitas industri dan pertambangan yang mengganggu
fungsi daya tarik wisata.
g. Diizinkan pengembangan obyek dan daya tarik wisata dengan tetap
memperhatikan fungsi konservasi kawasan;
h. Diizinkan pengembangan kawasan agrowisata untuk memberikan keberagaman
obyek wisata di daerah, dengan fasilitas pendukung dan akomodasi; dan
i. Perlindungan terhadap cagar budaya.
2.1.4 Arahan Perizinan
Arahan perizinan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 63 huruf b
berupa perizinan yang terkait dengan izin pemanfaatan ruang yang menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan harus dimiliki sebelum pelaksanaan
pemanfaatan ruang.
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia termasuk kedalam arahan izin
lainnya. Sesuai dengan pasal 80 ayat (6) yang berbunyi:
a. Izin lainnya terkait pemanfaatan ruang merupakan ketentuan izin usaha
pertambangan, perkebunan, pariwisata, industri, perdagangan dan pengembangan
sektoral lainnya, yang disyaratkan sesuai peraturan perundang-undangan; dan

b. Ketentuan lebih lanjut mengenai izin penggunaan pemanfaatan tanah akan


ditetapkan dengan peraturan bupati.

2.3 Rencana Sektoral Kawasan Perencanaan


Rencana sektoral merupakan seluruh kegiatan ekonomi di dalam wilayah
perencanaan kemudian dikelompokkan atas sektor-sektor. Selanjutnya setiap
sektor dianalisis satu per satu. Setiap sektor dilihat potensi dan peluangnya
kemudian menetapkan apa yangdapat ditingkatkan dan dimana lokasi dapat
ditingkatkan dan dimana lokasi dari kegiatan peningkatan tersebut. Setiap
subsektor memiliki komoditas masing-masing. Untuk masing-masing subsektor
dapat diperinci lagi atas komoditas yang dominan. Dalam pendekatan sektoral
untuk tiap sektor dibuat analisis yang mendalam mengenai komoditas tersebut.
a) Sektor apa yang punya nilai keuntungan kompetitif di wilayah tersebut yang
dapat bersaing di pasar global
b) Sektor apa yang bersifat basis dan non basis
c) Sektor apa yang memiliki nilai tambah yang tinggi
d) Sektor apa yang banyak menyerap tenaga kerja
Untuk menganalisis sektor di bidang pertanian, sektor tersebut dapat dibagi
atas subsektor tanaman pangan, subsektor perkebunan rakyat, dan subsektor
perkebunan besar. Untuk masing-masing subsektor dapat lagi diperinci atas dasar
komoditi. Analisis atas masing-masing komoditi lebih mudah baik dariiaspek
produksi maupun aspek pemasarannya.

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia adalah lembaga non profit
yang memperoleh mandat untuk melakukan penelitian dan pengembangan
komoditas kopi dan kakao secara nasional, sesuai dengan Keputusan Menteri
Pertanian Republik Indonesia No. 786/Kpts/Org/9/1981 tanggal 20 Oktober 1981.
Juga sebagai penyedia data dan informasi yang berhubngan dengan kopi dan
kakao.
Visi dan Misi
 Menjadi salah satu lembaga penelitian yang handal dan produktif dalam
menciptakan dan mengembangkan teknologi yang tekait dengan perkebunan
kopi dan kakao
 Menjadi pelopor kemajuan industri kopi dan kakao
 Menjadi mitra pelaku usaha dengan pemerintah dalam mengembangkan
inovasi teknologi baru
 Menjadi pusat informasi dan pengembangan sumber daya manusia dalam
meningkatkan daya saing
Rencana Strategis
 Menentukan arah penelitian yang difokuskan pada isu strategis dengan
memperhatikan peluang, kendala dan sumberdana yang tersedia yang lebih
lanjut dijabarkan dalam Rencana Operasional Penelitian (ROP)
 Menyatukan persepsi antara pengambil kebijakan, perencana, peneliti dan
pengguna teknologi dalam menentukan arah dan prioritas penelitian.
 Menyatukan arah penelitian dalam rangka mendorong munculnya efek
sinergik dalam kegiatan ristek pada lingkup Puslitkoka, lingkup Badan
Litbang Pertanian serta lingkup Nasional dan Internasional
Sumberdaya Manusia:
Sumberdaya manusia Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia saat ini
berjumlah 301 orang, yang terbagi dalam 3 bidang tugas, bidang penelitian dan
pelayanan, bidang usaha, dan bidang administrasi/penunjang. Peneliti berjumlah
34 orang, terdiri atas 11 orang berijazah S3, 8 orang berijasah S2, dan 15 orang
berijasah S1. Berdasarkan jabatan fungsionalnya dapat dikelompokkan 11 orang
Peneliti Utama, 12 orang Peneliti Madya, 1 orang Peneliti Muda, 1 orang Peneliti
Pertama, dan 4 orang peneliti non kelas.
Sarana Penelitian:
 Kebun Percobaan dan Areal Kantor seluas 380 ha, terdiri atas kebun
percobaan kopi arabika (KP. Andungsari ketinggian 100-1.200 m dpl.), kopi
robusta dan kakao (KP. Kaliwining dan KP. Sumberasin ketinggian 45-550 m
dpl.).
 Laboratorium yang dipunyai seluas 2.365 m2 dengan peralatan sejumlah 850
unit. Terdiri dari Laboratorium Pemuliaan Tanaman, Laboratorium Fisika
Tanah, Kimia Tanah dan Biologi Tanah, Laboratorium Kultur Jaringan,
Laboratorium Mekanisasi Pertanian, Laboratorium Pengolahan Hasil,
Laboratorium Pengawasan Mutu, Pusat Informasi dan Pelatihan. 
 Koleksi buku dan majalah di perpustakaan sebanyak 38.706 judul dan 38.983
eksemplar, terdiri atas 7.622 judul artikel tentang kopi, 5.024 judul artikel
kakao, dan lebih dari 15.677 judul artikel tentang karet, tembakau, dan
tanaman lainnya.
BAB III
GAMBARAN UMUM KAWASAN PERENCANAAN

3.1 Aspek Fisik Dasar dan Tata Guna Lahan


3.1.1 Fisik Dasar

Batas Administrasi
Batasan menurut KBBI merupakan garis (sisi) yang menjadi perhinggaan
suatu bidang (ruang, daerah, dan sebagainya); pemisahaan antara dua bidang
(ruang, daerah, dan sebagainya). Batas administrasi merupakan batasan suatu
wilayah atau sebuah daerah.
Batas-batas kecamatan RambiPuji sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kecamatan Panti
Sebelah Timur : Kecamatan Kaliwates
Sebelah Barat : Kecamatan Bangalsari
Sebelah Selatan : Kecamatan Ajung
Topografi
Topografi adalaha studi tentang bentuk permukaan bumi dan objek lain
seperti planet, satelit, alami (bulan dan sebagainya) dan asteroid. Topografi
umumnya menyuguhkan relief permukaan model dan identitas jenis lahan.
Kabupaten Jember berada pada ketinggian 0 – 3.300 meter diatas permukaan laut
(dpl), dengan ketinggian daerah perkotaan Jember kurang lebih 87 meter di atas
permukaan laut (dpl). Sebagian besar wilayah berada pada ketinggian antara 100
hingga 500 meter diatas permukaan laut yaitu 37,75%. Kondisi topografi yang
ditunjukkan dengan kemiringan tanah atau elevasi, sebagian besar wilayah
kabupaten Jember (36,60%) dengan kemiringan lahan 0-2%. Berdasarkan hasil
survey yang telah dilakukan perkebunan kakao berada pada ketinggian kurang
lebih 52 meter dari permukaan laut, secara geografis kecamatan Rambipuji
merupakan dataran sedang namun diapit oleh dataran tinggi. kemiringan tanah
kecamatan Rambipuji 0-2%. Sedangkan luas deliniasi yang digunakan adalah
±1677 Ha dan memiliki keliling deliniasi sepanjang 21 Km.
Geologi
Pengerian geologi adalah suatu ilmu pengetahuan tentang kebumian yang
berkaitan dengan planet bumi, baik komposisi, sifat fisik, sejarah, komposisi,
maupun proses pembentukannya. Hal yang dipelajari tak hanya apa saja yang ada
di dalam bumi, melainkan juga fenomena alam yang ada didalam permukaan
bumi. Secara geografis kecamatan Rambipuji kabupaten Jember terletak pada
posisi 113⁰-114⁰ Bujur Timur dan 81°-82° Lintang Selatan, berbentuk dataran
yang subur pada bagian tengah dan selatan, pegunungan yang memanjang
sepanjang batas utara di desa Gugut. Kecamatan Rambipuji ini memiliki luas
55,50 km2, namun daerah yang di deliniasi memiliki luas yaitu ±1677 hektar.
Perbedaan tinggi rata-rata kecamatan Rambipuji dari permukaan laut sebagian
besar wilayah desa berada di ketinggian 38-72 mdpl meter dari permukaan laut.
Gambar 1 Peta Geologi Rambipuji
Sumber:https://www.google.co.id/search?
q=PETA+GEOLOGI+KECAMATAN+RAMBIPUJI+JEMBER&rlz

Hidrologi

Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari karakteristik kuantitas dan


kualitas air dibumi menurut ruang dan waktu. Proses hidrologi tersebut mencakup
pergerakan sirkulasi, penyebaran eksplorasi sampai ketahapan pengembangan dan
manajemen (Singh:1992). Aspek ini membahas tentang keadaan air, baik dari segi
kualitas maupun ketersediaan air.

Data hidrologi yang ada didaerah deliniasi yaitu desa Nogosari,


masyarakat disana banyak menggunakan sumur bor pribadi dan juga ada beberapa
perumahan yang menggunakan PDAM, keadaan air yang terdapat pada desa
Nogosari cukup baik dan cukup bersih.

Klimatologi

Klimatologi berasal dari bahasa Yunai, Klima dan logos yang masing-
masing memiliki arti yaitu kemiringan (slope) yang diarahkan ke lintang tempat
sedangkan Logos sendiri berarti ilmu. Jadi, definisi klimatologi adalah ilmu yang
mempelajari gambaran dan penjelasan mengenai sifat iklim, mengapa iklim di
berbagai tempat di muka bumi berbeda, dan bagaimana kaitan antara iklim dengan
aktivitas manusia. Iklim yang berada di desa Nogosari merupakan daerah tropis
dengan kisaran suhu antara 23°c-32°c.

Grafik curah hujan kecamatan Rambipuji


600
500
400
300
200
100
0
ri i et ril ei ni li s r r r r
ua ar ar ju ju tu be be be be
ru ap m us to
j an f e b m a g te
m
ok ve
m
se
m
s ep no de

hari hujan Column1

Grafik 2 Curah hujan Rambipuji


Dari grafik diatas dapatBPS
Sumber: kecamatanbahwa
disimpulkan Rambipuji
rata-rata curah hujan yang
terjadi di desa Nogosari kecamatan Rambipuji bervariasi dari 7mm³-27mm³
perhari. Rata-rata curah hujan per bulannya yang tertinggi terjadi pada bulan
September 7mm³. Hujan terbesar terjadi pada bulan Desember dengan 540mm³
dalam 20 hari.

Kondisi curah hujan yang tinggi di bulan Desember sangat membantu


dalam kecukupan air di desa Nogosari.
Vegetasi

Vegetasi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang komunitas


tumbuhan yang terjadi pada suatu tempat, mencangkup perpaduan komunal dari
jenis-jenis flora dan penyusunannya maupun tutupan lahan yang dibentuknya
(Wikipedia). Di desa Nogosari terdapat komunitas tanaman seperti kakao, kopi,
jagung, padi, tebu, palawija, dan masih banyak yang lainnya.
3.1.2 Tata Guna Lahan (Jenis, Penggunaan Lahan)
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia merupakan jenis lahan
perkebunan dikarenakan segala kegiatan didalam kawasan tersebut mengacu
usaha tanaman tertentu pada tanah atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem
yang sesuai. Diantaranya yaitu Kopi dan Kakao itu sendiri yang menjadi tanaman
penting didaerah kawasan tersebut.
Luas keseluruhan perkebunan ini adalah 153 Ha dan yang digunakan
untuk perkebunan kopi dan kakao adalah 134 Ha kemudian sisanya digunakan
sebagai permukiman masyarakat sekitar maupun para pekerja yang bekerja di
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, pabrik-pabrik produksi, lab-lab
penelitian, tempat penjualan hasil olahan kopi dan kakao serta untuk tanaman-
tanaman perkebunan lainnya. Yang dapat kami simpulkan penggunaan lahan pada
kawasan tersebut tidak bersifat homogen.
3.1.3 Harga Lahan dan Nilai Lahan
Harga lahan adalah penilaian atas lahan yang diukur berdasarkan harga
nominal dalam satuan uang untuk satu satuan luas tertentu. Harga lahan yang
terdapat di kawasan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia tidak ada,
dikarenakan kawasan tersebut ,merupakan milik negara (BMN) Barang Milik
Negara yang tidak boleh di perjualbelikan, begitupun didalam memanfaatkannya,
harus sesuai dengan peraturan-peraturan yang sudah di tetapkan oleh pemerintah
mengenai lahan tersebut.
Pengertian nilai lahan atau land value, ialah pengukuran nilai lahan yang
didasarkan kepada kemampuan lahan secara ekonomis dalam hubungannya
dengan produktivitas dan strategi ekonomis. Nilai lahan pada kawasan Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia termasuk lahan yang subur, dan cocok
sebagai lahan pertanian dan perkebunan, disisi lain lahan tersebut termasuk lahan
yang strategis dan lahan ini menjadi salah satu pusat penelitian di kabupaten
Jember itu sendiri, selain dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan perkebunan
kawasan atau lahan ini juga sebagai salah satu tempat parawisata yang memiliki
daya tarik yang cukup kuat di kabupaten Jember, sehingga lahan tersebut
memiliki nilai lahan yang sangat tinggi.
3.2 Aspek Jaringan Jalan
3.2.1 Kondisi jalan
Kondisi jalan di wilayah PTPN XII RENTENG (Pusat Penelitian Kopi dan
Kakao) sudah dalam kondisi teraspal mulai dari jalan masuk (jalan Rambipuji-
Ambulu) hingga Pusat Penelitian Kopi dan Kakao. Hanya saja ukuran jalan
berukuran kecil ± 4 meter dan terbagi menjadi 2 lajur, sehingga kendaraan paling
besar yang bisa masuk adalah bus mini dan truk sedang. Sedangkan untuk jalan
menuju perkebunan karet masih berupa jalan tanah dan beberapa berupa jalan
makadam. Volume kendaraan yang melintas terbilang rendah, sebagian besar
merupakan masyarakat sekitar yang akan ke kebun dan ke luar desa, dan
sebagiannya lagi merupakan wisatawan yang akan pergi ke Pusat Penelitian Kopi
dan Kakao.

3.2.2 Jenis Jalan


 Berdasarkan hak penggunanya

Jenis jalan yang berada di wilayah PTPN XII RENTENG (Pusat Penelitian
Kopi dan Kakao) merupakan jenis jalan umum dimana semua orang bisa
mengakses dengan kendaraannya secara gratis dan disediakan oleh pemerintah
dengan menggunakan dana negara.

 Berdasarkan sistem jaringan jalan

Jenis jalan yang berada di wilayah PTPN XII RENTENG (Pusat Penelitian
Kopi dan Kakao) merupakan jenis jalan primer dimana jalan tersebut merupakan
jalan yang melayani pergerakan antar pusat kegiatan yaitu kecamatan Rambipuji
sebagai pusat pelayanan kawasan (PPK).

 Berdasarkan fungsinya

Jenis jalan yang berada di wilayah PTPN XII RENTENG (Pusat Penelitian
Kopi dan Kakao) merupakan jenis jalan lokal. Jalan lokal adalah jalan yang
menghubungkan secara berdaya guna pusat kegiatan nasional dengan pusat
kegiatan lingkungan, pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lingkungan,
antarpusat kegiatan lokal, atau pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan
lingkungan, serta antarpusat kegiatan lingkungan. Jalan ini menghubungkan
ibukota kabupaten dengan kecamatan yang melayani angkutan lokal setempat
dengan tujuan perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan
masuk tidak dibatasi.

 Berdasarkan ruas jalan

Jenis jalan yang berada di wilayah PTPN XII RENTENG (Pusat Penelitian
Kopi dan Kakao) merupakan jenis jalan kabupaten. Sesuai namanya Jalan
Kabupaten merupakan jalan yang dibangun berdasarkan dana APBD Kabupaten
yang bersangkutan. Jalan yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan
ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat desa, antar ibukota
kecamatan ibukota kecamatan dengan pusat desa atau jalan yang menghubungkan
antara pusat desa.
3.3 Aspek Bangunan

3.3.1 KDB Bangunan

KDB ( Koefisien Dasar Bangunan ) juga merupakan suatu ketentuan yang


telah ditetapkan (biasanya) oleh suatu daerah dalam menertibkan pembangunan
disuatu area. KDB merupakan luasan (m2) yang diperbolehkan dalam mendirikan
suatu dasar bangunan di suatu lahan, pada area tertentu.

Bertolak Belakang layaknya GSB, KDB Tiap-tiap daerah juga memiliki


ketentuan dan ketetapan yang berbeda-beda. ( Namun, Biasanya daerah yang
memiliki tingkat kepadatan bangunan yang besar, memiliki KDB yang besar pula.
sedangkan untuk daerah yang memiliki tingkat kepadatan bangunan yang rendah,
KDB yang ditetapkan biasanya lebih kecil).

Biasanya Kisaran Ketentuan KDB di berbagai daerah berbeda-beda : 30%,


40%, 50%, 60% dan seterusnya ditentukan dari luas lahan yang ada, Hal ini
tergantung tingkat kepadatan bangunan pada daerah tersebut (seperti yang
dijelaskan sebelumnya). Namun untuk mengetahui pastinya berapa ketentuan
KDB di suatu daerah. maka ada baiknya pula dicek langsung pada RDTR
(Rencana Detail Tata Ruang ) di pemerintahan setempat.
3.3.2 GSB Bangunan

GSB adalah batas yang mana bangunan luar dibangun secara masif. Di
luar batas GSB hanya boleh dilewati oleh bagian dari bangunan yang terbuka
seperti taman, teras, balkon dan sejenisnya. GSB ditentukan oleh pemerintah
setempat berdasarkan RDTRK yang bersumber dari Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi. Pada Desa Nogosari Kecamatan Rambipuji tepatnya didaerah sekitar
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia sebagian besar GSB nya banyak yang
jauh, rata-rata hingga 6 meter. Karena karakteristik wilayah tersebut termasuk
perdesaan, tetapi berbeda dengan di kawasan permukiman pada daearah tersebut
yang memiliki nilai GSB sekisar 0-1,5 M.
Gambar 3. Peta Garis Sepadan Bangunan Wilayah Radius Pusat Penelitian
Kopi & Kakao Indoensia

3.3.3 KLB Bangunan

KLB ( Koefisien Luas Bangunan ) juga merupakan suatu ketentuan yang


telah ditetapkan (biasanya) oleh suatu daerah dalam menertibkan pembangunan
disuatu area. KLB merupakan luasan (m2) yang diperbolehkan dalam mendirikan
suatu bangunan di suatu lahan, pada area tertentu.
Biasanya Kisaran Ketentuan KLB di berbagai daerah berbeda-beda : 1,
1.5, 2, 2.5, 3 dan seterusnya ditentukan dari luas lahan yang ada, Namun untuk
mengetahui pastinya berapa ketentuan KLB di suatu daerah. maka ada baiknya
pula dicek langsung pada RDTR (Rencana Detail Tata Ruang ) di pemerintahan
setempat.
BAB IV

POTENSI DAN PERMASALAHAN

Potensi yang terdapat pada wilayah tersebut:

1.
BAB V

LAMPIRAN

ALAMAT JENIS
NO. PERSIL KEGIATAN PENGGUNAAN KOORDINAT KELURAHAN
LAHAN
1 Masjid Ibadah Wisata 12.647.286,300 Nogosari,
PUSLITKOKA
-922.383,701 RambiPuji
2 Outlet Kopi & Toko Perdagangan 12.647.105,113 Nogosari,
Kakao
-922.332,054 RambiPuji
PUSLITKOKA
3 Pusat layanan & Kantor Pelayanan Publik 12.647.167,767 Nogosari,
Informasi
-922.265,167 RambiPuji
PUSLITKOKA
4 Kantin Toko Perdagangan 12.647.184,700 Nogosari,
PUSLITKOKA
-922.244,000 RambiPuji
5 Pusat Produksi Pabrik Industri 12.647.216,874 Nogosari,
Benih -922.271,094 RambiPuji
PUSLITKOKA
6 Koperasi Toko Perdagangan 12.646.985,733 Nogosari,
Karyawan -922.277,867 RambiPuji
SEKARMAT
7 PUJASERA Tempat Makan Perdagangan 12.647.083,947 Nogosari,
PUSLITKOKA -922.216,060 RambiPuji
8 Coco Park Taman Perdagangan dan 12.646.974,726 Nogosari,
Nurserry Pusat Jasa -922.299,034 RambiPuji
Tanaman Hias
9 Perumahan Rumah Perumahan 12.646.845,186 Nogosari,
Dinas -922.204,207 RambiPuji
PUSLITKOKA

No. Luas Harga KDB KLB Lebar Rencana Tata Ruang Masalah lain
Lahan Lahan Jalan terkait persil
didepan (Kegiatan yang
Persil diperbolehkan)
1 - 60% 1 8M Ibadah, Istirahat, dan Sampah dan
Wisata tidak
tertatanya
kabel listrik
2 - 80% 1 3M Terbatasnaya
Perdagangan, Wisata fasilitas yang
dan Cafe ada,kurang
terdapatnya
taman
3 - 80% 1 1M Tidak
memiliki
Pelayanan informasi, tempat parkir
tiket kereta dan bagi pegawai,
tidak ada
wisata pendidikan
drainase, GSB
terlalu dekat.
4 - 40% 1 15 M Perdagangan Terlalu jauh
dari pusat
wisata, tidak
ada drainase,
kurangnya
RTH.
5 - 40% 1 10 M Penelitian, produksi Tidak ada
dan juga sebagai drainase,
pabrik kurang RTH.
6 - 80% 1 1M Perdagangan dan Kurang RTH,
juga wisata tidak ada lahan
parkir.
7 - 20% 1 20 M Tempat makan, Tidak
istirahat, tempat teraturnya jam
bermain dan wisata pedagang,
minimnya
tempat
sampah,
limbah warung
tidak
terorganisir.
8 - 100% 1 2M Taman, wisata dan Kotor, tidak
budidaya tertata, polusi
banner.
9 - 20% 1 5M Rumah Dinas dan Banyak yang
pemukiman tidak terpakai.
ALAMAT JENIS
NO. PERSIL KEGIATAN PENGGUNAAN KOORDINAT KELURAHAN
LAHAN
1 Wilayah PTPN Industri Pabrik 12.647.624,544 Nogosari,
21, Kebun Karet
-922.245,376 RambiPuji
2 Wilayah PTPN Industri Pabrik 12.647.704,449 Nogosari,
21, Kebun Karet
-922.232,676 RambiPuji
3 Wilayah PTPN Industri Gudang 12.647.674,815 Nogosari,
21, Kebun Karet
-922.226,326 RambiPuji
4 Wilayah PTPN Industri Pabrik 12.647.708,682 Nogosari,
21, Kebun Karet
-922.269,189 RambiPuji
5 Wilayah PTPN Industri Pabrik 12.647.683,811 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.265,485 RambiPuji
6 Wilayah PTPN Rumah Perumahan Nogosari,
21, Kebun Karet RambiPuji
7 Wilayah PTPN Industri Pabrik 12.647.604,965 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.269,718 RambiPuji
8 Wilayah PTPN Pendidikan Sekolah Dasar 12.647.762,128 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.293,531 RambiPuji
9 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.570,569 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.192,459 RambiPuji
10 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.547,286 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.208,864 RambiPuji
11 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.559,457 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.224,210 RambiPuji
12 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.567,923 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.225,797 RambiPuji
13 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.557,869 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.239,026 RambiPuji
14 Wilayah PTPN Industri Gudang 12.647.595,440 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.232,676 RambiPuji
15 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.703,919 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.287,180 RambiPuji
16 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.721,382 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.292,472 RambiPuji
17 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.748,370 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.287,710 RambiPuji
18 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.779,061 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.212,039 RambiPuji
19 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.823,511 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.194,047 RambiPuji
20 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.838,328 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.197,222 RambiPuji
21 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.825,628 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.208,334 RambiPuji
22 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.816,632 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.228,972 RambiPuji
23 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.831,449 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.228,443 RambiPuji
24 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.828,274 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.245,376 RambiPuji
25 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.827,745 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.260,722 RambiPuji
26 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.828,803 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.276,068 RambiPuji
27 Wilayah PTPN Pendidikan Paud 12.647.779,590 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.270,776 RambiPuji
28 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.789,116 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.262,839 RambiPuji
29 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.789,645 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.256,489 RambiPuji
30 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.825,099 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.297,235 RambiPuji
31 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.858,436 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.203,572 RambiPuji
32 Wilayah PTPN Kesehatan Puskesmas 12.647.878,545 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.199,339 RambiPuji
33 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.871,666 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.220,505 RambiPuji
34 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.852,616 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.231,618 RambiPuji
35 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.857,378 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.246,964 RambiPuji
36 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.855,791 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.281,360 RambiPuji
37 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.853,145 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.269,718 RambiPuji
38 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.879,074 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.298,293 RambiPuji
39 Wilayah PTPN Pendidikan Sekolah Dasar 12.647.776,945 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.325,281 RambiPuji
40 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.915,057 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.280,301 RambiPuji
41 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.905,532 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.300,410 RambiPuji
42 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.910,824 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.194,047 RambiPuji
43 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.914,528 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.211,510 RambiPuji
44 Wilayah PTPN Fasilitas Masjid 12.647.911,353 Nogosari,
21, Kebun Karet Ibadah -922.256,489 RambiPuji
45 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.874,312 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.325,810 RambiPuji
46 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.825,628 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.349,622 RambiPuji
47 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.824,041 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.328,456 RambiPuji
48 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.852,086 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.323,693 RambiPuji
49 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.839,386 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.331,101 RambiPuji
50 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.848,911 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.348,564 RambiPuji
51 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.824,041 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.342,214 RambiPuji
52 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.875,899 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.245,905 RambiPuji
53 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.875,370 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.267,601 RambiPuji
54 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.489,183 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.325,386 RambiPuji
55 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.526,754 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.321,153 RambiPuji
56 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.540,513 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.317,978 RambiPuji
57 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.561,150 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.320,095 RambiPuji
58 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.600,308 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.331,736 RambiPuji
59 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.643,700 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.328,032 RambiPuji
60 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.659,575 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.329,091 RambiPuji
61 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.683,917 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.321,682 RambiPuji
62 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.699,263 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.326,445 RambiPuji
63 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.718,842 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.324,857 RambiPuji
64 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.735,775 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.322,741 RambiPuji
65 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.471,192 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.281,995 RambiPuji
66 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.472,779 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.257,124 RambiPuji
67 Wilayah PTPN Rumah Perumahan 12.647.478,071 Nogosari,
21, Kebun Karet -922.240,190 RambiPuji

Data yang kami dapat hasil dari wawancara terhadap warga sekitar bahwa
harga tanah per meter dan harga bangunan per meter di sekitar Pusat Penelitian
Kopi dan Kakao yaitu Rp 500.000 dan Rp 700.000.

Cara menghitung harga lahan:

(2) Luas tanah x harga tanah per meter = Y


(3) Luas bangunan x harga bangunan per meter = Z
(4) Harga Lahan = Y + Z
No. Luas Luas Harga Lahan KDB KLB Lebar Jalan
tanah Bangunan didepan Persil
(m2) (m2)
1 201 46,3 Rp 132.910.000 23% 1 4 meter
2 342 158 Rp 281.600.000 46,2% 1 4 meter
3 183 53,4 Rp 128.880.000 29,2% 1 4 meter
4 180 69,3 Rp 138.510.000 38,5% 1 4 meter
5 121 53 Rp 97.600.000 43,8% 1 4 meter
6 121 53 Rp 97.600.000 43,8% 1 4 meter
7 121 53 Rp 97.600.000 43,8% 1 4 meter
8 200 119 Rp 183.300.000 59,5% 1 4 meter
9 238 129 Rp 209.000.000 54,2% 1 4 meter
10 100 58,6 Rp 91.020.000 58,6% 1 4 meter
11 86,2 86,2 Rp 64.650.000 100% 1 4 meter
12 76 76 Rp 57.000.000 100% 1 4 meter
13 197 161 Rp 211.200.000 81,7% 1 4 meter
14 61,9 38,2 Rp 57.590.000 61,7% 1 4 meter
15 126 67 Rp 109.900.000 53,1% 1 4 meter
16 188 72 Rp 144.400.000 38,3% 1 4 meter
17 90 78,7 Rp 100.090.000 87,4% 1 4 meter
18 100 78,6 Rp 105.020.000 78,6% 1 4 meter
19 80 55 Rp 78.500.000 68,8% 1 4 meter
20 70 36 Rp 60.200.000 51,4% 1 4 meter
21 60 47 Rp 62.900.000 78,3% 1 4 meter
22 50 22 Rp 40.400.000 44% 1 4 meter
23 64 21 Rp 46.700.000 32,8% 1 4 meter
24 40 20 Rp 34.000.000 50% 1 4 meter
25 78 59 Rp 80.300.000 75,6% 1 4 meter
26 67 48 Rp 72.100.000 71,6% 1 4 meter
27 90 67 Rp 91.900.000 74,4% 1 4 meter
28 90 66 Rp 91.200.000 73,3% 1 4 meter
29 60 35 Rp 54.500.000 58,3% 1 4 meter
30 67 45 Rp 65.000.000 67,1% 1 4 meter
31 45 27 Rp 41.400.000 60% 1 4 meter
32 80 58 Rp 80.600.000 72,5% 1 4 meter
33 100 89 Rp 112.300.000 89% 1 4 meter
34 130 120 Rp 149.000.000 92,3% 1 4 meter
35 160 151 Rp 185.700.000 94,3% 1 4 meter
36 200 182 Rp 227.400.000 91% 1 4 meter
37 250 213 Rp 274.100.000 85,2% 1 4 meter
38 260 244 Rp 300.800.000 93,4% 1 4 meter
39 285 275 Rp 335.000.000 96,5% 1 4 meter
40 100 36 Rp 75.200.000 36% 1 4 meter
41 70 37 Rp 60.900.000 52,9% 1 4 meter
42 40 36 Rp 45.200.000 90% 1 4 meter
43 39 39 Rp 45.800.000 100% 1 4 meter
44 50 43 Rp 55.100.000 86% 1 4 meter
45 55 46 Rp 59.700.000 83,6% 1 4 meter
46 59 49 Rp 63.800.000 83% 1 4 meter
47 60 52 Rp 66.400.000 86,7% 1 4 meter
48 72 55 Rp 74.500.000 76,3% 1 4 meter
49 67 58 Rp 74.100.000 86,6% 1 4 meter
50 62 61 Rp 73.700.000 98,3% 1 4 meter
51 80 64 Rp 84.800.000 80% 1 4 meter
52 70 67 Rp 81.900.000 95,7% 1 4 meter
53 70 70 Rp 84.000.000 100% 1 4 meter
54 80 73 Rp 91.100.000 91,3% 1 4 meter
55 90 76 Rp 98.200.000 84,4% 1 4 meter
56 100 79 Rp 105.300.000 79% 1 4 meter
57 90 82 Rp 102.400.000 91% 1 4 meter
58 120 85 Rp 119.500.000 70,8% 1 4 meter
59 105 88 Rp 114.100.000 83,8% 1 4 meter
60 100 91 Rp 113.700.000 91% 1 4 meter
61 125 94 Rp 128.300.000 75,2% 1 4 meter
62 100 97 Rp 117.900.000 97% 1 4 meter
63 108 100 Rp 124.000.000 92,5% 1 4 meter
64 115 103 Rp 129.600.000 89,6% 1 4 meter
65 110 106 Rp 129.200.000 96,4% 1 4 meter
66 115 109 Rp 133.800.000 94,8% 1 4 meter
67 120 112 Rp 138.400.000 93,3% 1 4 meter
ALAMAT JENIS
NO. PERSIL KEGIATAN PENGGUNAAN KOORDINAT KELURAHAN
LAHAN
1 Wilayah Rumah Perumahan 12.647.217,297 Nogosari,
Puslitkoka
-922.501,141 RambiPuji
2 Wilayah Rumah Perumahan 12.647.238,252 Nogosari,
Puslitkoka
-922.506,221 RambiPuji
3 Wilayah Rumah Perumahan 12.647.224,282 Nogosari,
Puslitkoka
-922.486,536 RambiPuji
4 Wilayah Rumah Perumahan 12.647.169,672 Nogosari,
Puslitkoka
-922.424,305 RambiPuji
5 Wilayah Rumah Perumahan 12.647.165,227 Nogosari,
Puslitkoka -922.365,885 RambiPuji
6 Wilayah Rumah Perumahan 12.647.102,362 Nogosari,
Puslitkoka -922.378,585 RambiPuji
7 Wilayah Rumah Perumahan 12.646.977,266 Nogosari,
Puslitkoka -922.343,025 RambiPuji
8 Wilayah Rumah Perumahan 12.646.971,551 Nogosari,
Puslitkoka -922.320,165 RambiPuji
9 Wilayah Rumah Perumahan 12.647.212,217 Nogosari,
Puslitkoka -922.268,095 RambiPuji
10 Wilayah Rumah Perumahan 12.647.166,497 Nogosari,
Puslitkoka -922.264,920 RambiPuji
11 Wilayah Rumah Perumahan 12.647.186,182 Nogosari,
Puslitkoka -922.243,965 RambiPuji
12 Wilayah Rumah Perumahan 12.647.078,232 Nogosari,
Puslitkoka -922.223,010 RambiPuji
13 Wilayah Rumah Perumahan 12.647.106,172 Nogosari,
Puslitkoka -922.224,915 RambiPuji
14 Wilayah Rumah Perumahan 12.647.122,047 Nogosari,
Puslitkoka -922.330,960 RambiPuji
15 Wilayah Rumah Perumahan 12.647.134,747 Nogosari,
Puslitkoka -922.306,195 RambiPuji
16 Wilayah Rumah Perumahan 12.647.107,442 Nogosari,
Puslitkoka -922.316,990 RambiPuji
17 Wilayah Rumah Perumahan 12.647.049,022 Nogosari,
Puslitkoka -922.372,870 RambiPuji
18 Wilayah Rumah Perumahan 12.647.038,227 Nogosari,
Puslitkoka -922.160,145 RambiPuji
19 Wilayah Rumah Perumahan 12.647.053,467 Nogosari,
Puslitkoka -922.153,160 RambiPuji
20 Wilayah Rumah Perumahan 12.647.084,582 Nogosari,
Puslitkoka -922.154,430 RambiPuji
21 Wilayah Rumah Perumahan 12.647.040,132 Nogosari,
Puslitkoka -922.311,910 RambiPuji
22 Wilayah Rumah Perumahan 12.647.053,467 Nogosari,
Puslitkoka -922.297,305 RambiPuji
23 Wilayah Rumah Perumahan 12.646.971,551 Nogosari,
Puslitkoka -922.300,480 RambiPuji
24 Wilayah Rumah Perumahan 12.646.989,966 Nogosari,
Puslitkoka -922.279,525 RambiPuji
25 Wilayah Rumah Perumahan 12.646.943,611 Nogosari,
Puslitkoka -922.279,525 RambiPuji
26 Wilayah Rumah Perumahan 12.646.748,031 Nogosari,
Puslitkoka -922.242,695 RambiPuji
27 Wilayah Rumah Perumahan 12.646.765,811 Nogosari,
Puslitkoka -922.219,835 RambiPuji
28 Wilayah Rumah Perumahan 12.646.895,351 Nogosari,
Puslitkoka -922.236,980 RambiPuji
29 Wilayah Rumah Perumahan 12.646.860,426 Nogosari,
Puslitkoka -922.236,980 RambiPuji
30 Wilayah Rumah Perumahan 12.646.827,406 Nogosari,
Puslitkoka -922.235,710 RambiPuji
31 Wilayah Rumah Perumahan 12.646.803,276 Nogosari,
Puslitkoka -922.232,535 RambiPuji
32 Wilayah Rumah Perumahan 12.646.795,656 Nogosari,
Puslitkoka -922.207,135 RambiPuji
33 Wilayah Rumah Perumahan 12.646.821,056 Nogosari,
Puslitkoka -922.202,690 RambiPuji
34 Wilayah Rumah Perumahan 12.646.890,271 Nogosari,
Puslitkoka -922.206,500 RambiPuji
35 Wilayah Rumah Perumahan 12.646.853,441 Nogosari,
Puslitkoka -922.201,420 RambiPuji
36 Wilayah Rumah Perumahan 12.646.901,701 Nogosari,
Puslitkoka -922.295,400 RambiPuji
37 Wilayah Rumah Perumahan 12.646.868,681 Nogosari,
Puslitkoka -922.299,210 RambiPuji
38 Wilayah Rumah Perumahan 12.646.850,266 Nogosari,
Puslitkoka -922.298,575 RambiPuji
39 Wilayah Rumah Perumahan 12.646.847,726 Nogosari,
Puslitkoka -922.323,340 RambiPuji
40 Wilayah Rumah Perumahan 12.646.890,271 Nogosari,
Puslitkoka -922.329,690 RambiPuji
41 Wilayah Rumah Perumahan 12.646.874,396 Nogosari,
Puslitkoka -922.321,435 RambiPuji
42 Wilayah Rumah Perumahan 12.647.111,887 Nogosari,
Puslitkoka -922.417,320 RambiPuji
43 Wilayah Rumah Perumahan 12.646.918,846 Nogosari,
Puslitkoka -922.610,361 RambiPuji
44 Wilayah Rumah Perumahan 12.646.868,046 Nogosari,
Puslitkoka -922.614,806 RambiPuji
45 Wilayah Rumah Perumahan 12.646.864,236 Nogosari,
Puslitkoka -922.639,571 RambiPuji
46 Wilayah Rumah Perumahan 12.646.855,981 Nogosari,
Puslitkoka -922.661,796 RambiPuji
47 Wilayah Rumah Perumahan 12.646.831,851 Nogosari,
Puslitkoka -922.649,731 RambiPuji
48 Wilayah Rumah Perumahan 12.646.843,281 Nogosari,
Puslitkoka -922.635,761 RambiPuji
49 Wilayah Rumah Perumahan 12.646.754,381 Nogosari,
Puslitkoka -922.579,881 RambiPuji
50 Wilayah Rumah Perumahan 12.646.718,186 Nogosari,
Puslitkoka -922.329,055 RambiPuji
No. Luas Luas Harga Lahan KDB KLB Lebar Jalan
tanah Bangunan didepan Persil
(m2) (m2)

1 252 62.4 Rp 169.680.000 24.8% 1 4 meter


2 217 40 Rp 136.500.000 18.4% 1 4 meter

3 510 185 Rp 384.500.000 36.3% 1 4 meter


4 344 80.6 Rp 228.420.000 23.4% 1 4 meter
5 156 47.7 Rp 111.390.000 30.6% 1 4 meter

6 143 64.8 Rp 116.860.000 45.3% 1 4 meter


7 192 31.8 Rp 118.260.000 16.6% 1 4 meter
8 482 168 Rp 358.600.000 34.8% 1 4 meter

9 55 19.8 Rp 41.010.000 35.1% 1 4 meter


10 229 108 Rp 190.100.000 47.2% 1 4 meter
11 136 71.7 Rp 118.190.000 52.7% 1 4 meter

12 311 170 Rp 274.500.000 54.7% 1 4 meter


13 149 69.5 Rp 123.150.000 46.6% 1 4 meter

14 112 50.5 Rp 91.350.000 45.1% 1 4 meter


15 131 48.3 Rp 99.310.000 36.9% 1 4 meter
16 209 25.9 Rp 122.630.000 12.4% 1 4 meter

17 228 79 Rp 169.300.000 34.6% 1 4 meter


18 198 58.2 Rp 139.740.000 29.4% 1 4 meter
19 147 90.3 Rp 136.710.000 61.4% 1 4 meter
20 369 195 Rp 321.000.000 52.8% 1 4 meter

21 500 247 Rp 422.900.000 49.4% 1 4 meter


22 504 94.7 Rp 318.290.000 18.8% 1 4 meter
23 228 100 Rp 184.000.000 43.9% 1 4 meter

24 397 134 Rp 292.300.000 33.8% 1 4 meter


25 597 200 Rp 438.500.000 33.5% 1 4 meter

26 564 150 Rp 387.000.000 26.6% 1 4 meter


27 430 208 Rp 360.600.000 48.4% 1 4 meter
28 250 48.3 Rp 158.810.000 19.3% 1 4 meter

29 308 150 Rp 259.000.000 48.7% 1 4 meter


30 500 186 Rp 380.200.000 37.2% 1 4 meter
31 230 55.8 Rp 154.060.000 24.3% 1 4 meter

32 140 50 Rp 105.000.000 35.7% 1 4 meter


33 253 116 Rp 207.700.000 45.8% 1 4 meter
34 607 209 Rp 449.800.000 34.4% 1 4 meter

35 411 56.6 Rp 245.120.000 13.8% 1 4 meter


36 546 117 Rp 354.900.000 21.4% 1 4 meter

37 433 161 Rp 329.200.000 37.2% 1 4 meter


38 560 215 Rp 430.500.000 38.4% 1 4 meter
39 706 250 Rp 528.000.000 35.4% 1 4 meter
40 173 117 Rp 168.400.000 67.6% 1 4 meter

41 348 114 Rp 253.800.000 32.7% 1 4 meter


42 640 283 Rp 518.100.000 44.2% 1 4 meter
43 737 283 Rp 566.600.000 38.4% 1 4 meter

44 304 56.2 Rp 191.340.000 18.5% 1 4 meter


45 593 234 Rp 460.300.000 39.5% 1 4 meter

46 668 222 Rp 489.400.000 33.2% 1 4 meter


47 570 193 Rp 420.100.000 33.9% 1 4 meter
48 1837 1032 Rp 1.640.900.000 56.2% 1 4 meter

49 1018 416 Rp 800.200.000 40.9% 1 4 meter


50 830 143 Rp 515.100.000 17.2% 1 4 meter

Anda mungkin juga menyukai