Anda di halaman 1dari 13

PORTOFOLIO GEOGRAFI

“RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL,


PROVINSI , DAN KABUPATEN/KOTA”

Guru Pembimbing :
Sri Mulyati S.Pd

Disusun Oleh :
Muhammad Ichsan Muslim

Kelas XII SOS 4

Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Babelan

Jl. Taman Kebalen Indah Babelan, Bekasi

Tahun Ajaran 2021/2022


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT ,yang telah melimpahkan
rahmat ,dan karunia-nya agar saya dapat menyelesaikan portofolio mata pelajaran Geografi
ini yang berisi materi tentang “RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL,
PROVINSI , DAN KABUPATEN/KOTA”. Sehingga portofolio dapat digunakan untuk
penyajian diskusi baik dalam kegiatan pembelajaran di sekolah dan untuk keperluan lainnya.

Terima kasih saya ucapakan kepada ibu Sri Mulyati S.Pd selaku guru pembimbing
mata pelajaran Geografi dan semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuannya
dalam menyusun portofolio ini.

Saya menyadari, portofolio yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
portofolio ini.

Bekasi, 25 Januari 2022

Penyusun,

Muhammad Ichsan Muslim


DAFTAR ISI

JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota

BAB III PEMBAHASAN

A. Rencana tata ruang wilayah Nasional

B. Rencana tata ruang wilayah Provinsi

C. Rencana tata ruang wilayah Kabupaten/Kota

D. Azas dan Tujuan Tata Ruang

E. Klasifkasi dan Perencanaan Pembangunan Tata Ruang

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari pernahkah kamu berpikir kenapa pemerintah melakukan


penataan ruang wilayah? Apakah dengan penataan ruang wilayah oleh pemerintah, kita tidak
leluasa mengolah dan memanfaatkan lahan milik kita? Dalam hal ini, tentu saja pemerintah
tidak serta merta melakukan pengaturan tanpa dilandasi dasar hukum.

Di dalam UUD 1945 Pasal 33 Ayat (3) yang berbunyi “bumi, air dan kekayaan alam
yang mengandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat”. Berdasarkan pengertian 2, dapat disimpulkan bahwa pemerintah
menguasai segala sumber daya alam selama pemanfaatannya untuk kesejahteraan masyarakat
dan melestarikan fungsi-fungsi lingkungan sebagaimana mestinya.

Perencanaan tata ruang dilakukan untuk menghasilkan rencana umum tata ruang dan
rencana rinci tata ruang. Rencana umum tata ruang disusun berdasarkan pendekatan wilayah
administratif dengan muatan substansi mencakup rencana struktur ruang dan rencana pola
ruang. Rencana rinci tata ruang disusun berdasarkan pendekatan nilai strategis kawasan dan
atau kegiatan kawasan dengan muatan substansi yang dapat mencakup hingga penetapan blok
dan subblok peruntukan. Penyusunan rencana rinci tersebut dimaksudkan sebagai
operasionalisasi rencana umum tata ruang dan sebagai dasar penetapan peraturan zonasi.

Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan


ruang dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap blok atau zona peruntukan
yang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang. Rencana rinci tata ruang wilayah
kabupaten/kota dan peraturan zonasi yang melengkapi rencana rinci tersebut menjadi salah
satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan ruang sehingga pemanfaatan ruang dapat
dilakukan sesuai dengan rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang.

Pengendalian pemanfaatan ruang tersebut dilakukan pula melalui perizinan


pemanfaatan ruang. Perizinan pemanfaatan ruang dimaksudkan sebagai upaya penertiban
pemanfaatan ruang sehingga setiap pemanfaatan ruang harus dilakukan sesuai dengan
rencana tata ruang. Izin pemanfaatan ruang diatur dan diterbitkan oleh Pemerintah dan
pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya masing-masing. Pemanfaatan ruang yang
tidak sesuai dengan rencana tata ruang, baik yang dilengkapi dengan izin maupun yang tidak
memiliki izin, dikenai sanksi adminstratif, sanksi pidana penjara, dan/atau sanksi pidana
denda.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Rencana tata ruang wilayah Nasional ?

2. Bagaimana Rencana tata ruang wilayah Provinsi ?

3. Bagaimana Rencana tata ruang wilayah Kabupaten/Kota?

4. Apa saja Azas dan Tujuan Tata Ruang ?

5. Apa saja Klasifkasi dan Perencanaan Pembangunan Tata Ruang ?

C.Tujuan Penulisan

Adapun tujuan menyusun makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui Rencana tata ruang wilayah Nasional

2. Untuk mengetahui Rencana tata ruang wilayah Provinsi

3. Untuk mengetahui Rencana tata ruang wilayah Kabupaten/Kota

4. Untuk mengetahui Azas dan Tujuan Tata Ruang

5. Untuk mengetahui Klasifkasi dan Perencanaan Pembangunan Tata Ruang

BAB II
LANDASAN TEORI
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota Dalam
pembuatan makalah ini, terdapat landasan teori yang kami ambil dari buku paket siswa.
Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota ada beberapa
alasan pemerintah melakukan penataan wilayah adalah sebagai berikut :

a. Perlunya ketersediaan lahan untuk kepentingan umum (jalan, lapangan olahraga, jaringan
listrik, jaringan air, jaringan telepon, fasilitas kesehatan dan lainnya.
b. Terdapat faktor eksternal dari kegiatan manusia yang berdampak buruk, seperti kegiatan
industri berdampak pada kesehatan, sehingga perlu pengaturan dan penentuan lokasi industri
(kawasan berikat).
c. Informasi tidak sempurna berkaitan dengan apa yang dimanfaatkan manusia diatas lahan,
sehingga berpengaruh terhadap nilai kegunaan saat ini maupun masa yang akan datang.
d. Kemampuan masyarakat berbeda-beda dalam hal ini ada masyarakat yang menguasai lahan
secara luas, tetapi ada juga masyarakat yang tidak mamou membeli lahan. Padahal lahan
dibutuhkan oleh setiap manusia minimal untuk tempat tinggal.
e. Pada beberapa masyarakat menilai, bahwa pemanfaatan lahan dalam jangka pendek (saat
ini) lebih penting dibandingkan dengan jangka panjang (generasi akan datang). Hal ini dapat
mengancam kelangsungan sumber daya alam, sehingga generasi akan datang kesulitan
memenuhi kebutuhan hidupnya.

Atas dasar hal tersebut, pemerintah berhak mengatur dan merencanakan tata ruang wilayah
dalam skala nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. Pembangun dan perkembangan kota
yang sesuai dengan RTRW dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat.
Tahukah kamu, mengapa rencana RTRW dilaksanakan berjenjang mulai dari tingkat nasinal,
provinsi, hingga kabupaten/kota? RTRW dibuat berjenjang karena setiap wilayah di
Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Hal ini dapat digeneralisasi, sementara
RTRWN berfungsi sebagai dasar perencanaan RTRW tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
Dengan pembentukan RTRE di setiap daerah, diharapkan pemerintah daerah dapat
menyesuaikan dengan potensi dan karakteristik yang ada.

Penataan ruang di Indonesia harus sesuai dengan undang-undang Nomor 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang. Penataan ruang wilayah yang dilakukan pada tingkat nasional,
provinsi, kabupaten/kota harus mencakup aspek tujuan pemanfaatan ruang, struktur ruang,
pola ruang, dan pola pengendalian pemanfaatan ruang wilayah.
Tujuan dari pemanfaatan ruang adalah menciptakan hubungan yang seimbang antara berbagai
wilayah, sehingga pembangunan dapat tercapai di bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang sesuai dengan fungsinya. Pola pengendalian
pemanfaatan ruang adalah upaya dan strategi supaya pemanfaatan ruang dapat dikendalikan
agar sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

BAB III
PEMBAHASAN
A . Rencana tata ruang wilayah Nasional
Dapat dikatakan bahwa RTRW Nasional atau yang disingkat RTRWN merupakan
arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah negara. Sementara Rencana Tata
Ruang Wilayah adalah hasil perencanaan tata ruang pada wilayah yang merupakan satuan
geografis beserta unsur yang ditentukan berdasarkan aspek admimistratif
1) Muatan RTRW Nasionam
RTRW tingkat nasional berisikan tentang beberapa hal berikut.
a) Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah nasional.
b) Rencana struktur ruang wilayah nasional.
c) Rencana pola ruang wilayah yang terdiri atas kawasan lindung dan kawasan budidaya.
d) Penetapan kawasan strategis nasional.
e) Arahan pemanfaatan ruang wilayah jangka pendek dan menengah.
f) Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional.
2) Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional
Rencana struktur ruang wilayah nasional merupakan rencana yang meliputi sistem wilayah
pelayanannya dan jaringan prasarana wilayah nasional yang mengintegrasijan wilayah
nasional, meliputi sistem perkantoran nasional, transportasi nasional, energi nasional,
telekomunikasi nasional, dan sumber daya air. Rencana struktur ruang wilayah nasional
digambarkan dalam bentuk peta dengan skala 1:1.000.000.
3) Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional
Rencana pola ruang merupakan rencana distribusi peruntukan ruang wilayah nasional yang
meliputi kawasan lindung nasional dan kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis
nasional. Pola ruang wilayah nasional berfungsi sebagai alokasi ruang untuk kawasan lindung
nasional dan budi daya bagi berbagai kegiatan ekonomi, sosial dan lingkungan.
4) Penetapan Kawasan Strategis Nasional
Berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 26 tahun 2008 tentang Kawasan Strategis Nasional
adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat
penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan, dan keamanan negara,
ekonomj, sosial, budaya, dan/atau lingkungan. Kawasan strategis nasional berdasarkan
kedaulatan negara, pertahanan, dan keamanan misalnya kawasan Natuna. Di bidang ekonomi
misalnya Batam yang berdekatan dengan Singapura. Di pulau tersebut kegiatan ekonomi
berkembang pesat, sehingga menjadi daya tarik masyarakat untuk meningkatan kualitas
hidupnya.
5) Arahan Pemanfaatan Ruang Nasional
Arahan pemanfaatan ruang adalah arahan pengembangan wilayah untuk mewujudkan
struktur dan pola ruang wilayah nasionam sesuai dengan RTRWN. Arahan pemanfaatan
ruang nasional menggambarkan bagaimana suatu ruang dapat dimanfaatkan dan tidak dapat
dimanfaatkan. Berdasarkan karakteristik tertentu ruang dimanfaatkan sesuai dengan fungsi
dan peruntukannya. Hal ini bertujuan supaya pembangunan nasionak dapat selaras dan
seimbang antara pembangunan ekonomi,sosial, dan lingkungan.
6) Arahan pengendalian Pemanfaatan Ruang Nasional
Arahan pengendalian pemanfaatan ruang disusun sebagai dasar dalam pelaksanaan
pemanfaatan ruang supaya ruang sesuai dengan fungsinya dan RTRWN. Sampai saat ini
ruang di Indonesia dimanfaatkan tanpa terkendali, sehingga menimbulkan permasalahan baru
seperti kerusakan lingkungan, degradasi lahan, kelangkaan pangan, dan sebagainya. Atas
dasar tersebut pemanfaatan ruang nasional harus dikendalikan sesuai dasar-dasar yang telah
ditetapkan.

B . Rencana tata ruang wilayah Provinsi

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi adalah rencana kebijakan operasional dari RTRWN
yang berisi strategi pengembangan wilayah provinsi.

1) Muatan RTRW Provinsi mencakup beberapa aspek sebagai berikut.

a) Sebagai pedoman, arahan, dan strategi penataan ruang wilayah provinsi.

b) Rencana struktur ruang wilayah provinsi (kawasan pedesaan, perkotaan, dan kawasan
tertentu).
c) Rencana pola ruang wilayah provinsi yang terdiri atas kawasan lindung dan budidaya.

d) Penetapan kawasan strategis provinsi.

e) Arahan pemanfaatan ruang wilayah provinsi jangka pendek dan menengah.

f) Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi yang berisi indikasi arahan
peraturan zonasi sistem.

2) Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi Rencana struktur ruang wilayah provinsi adalah
rencana yang mencakup sistem perkotaan dalam wilayah provinsi yang berkaitan dengan
kawasan pedesaan dalam wilayah pelayanannya, dan rencana disisten prasarana wilayah provinsi
serta melayani kegiatan skala provinsi. Misalnya pada rencana tata ruang wilayah Provinsi Nusa
Tenggara Timhr yang diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Tinur Nomor 1
Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2010-
2030.

3) Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
15 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, rencana
pola ruang provinsi merupakan rencana distribusi peruntukan ruang wilayah provinsi yang
meliputi peruntukan ruang untuk fungai lindung dan budidaya. Ruang untuk fungsi lindung
berperan dalam menjaga keseimbangan alam yang pemanfaatannya tidak boleh digunakan untuk
kegiatan ekonomi maupun ssosial

4) Penetapan Kawasan Strategis Wilayah Kawasan startegis provinsi merupakan bagian wilayah
provinsi yang penataannya diutamakan karena memiliki pengaruh yang besar terhadap bidang
ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan. Kawasan strategis dibidang ekonomi misalnya wilayah
perkotaan. Kota memegang peranan penting sebagai kawasan strategis, maka dalan RTRW
Provinsi wilayah tersebut pembangunannya akan diprioritaskan.

5) Arahan Pemanfaatan Ruang Provinsi Arahan pemanfaatan ruang provinsi merupakan arahan
pengembangan wilayah untuk mewujudkan struktur dan pola ruang sesuai RTRW provinsi.
Ruang dalam pemanfaatannya diarahkan supaya tidak menimbulkan permasalahan. Karena setiap
ruang wilayah memiliki daya tampung yang berbeda-beda. Arahan pemanfaatan ruang provinsi
berfungsi sebagai acuan untuk mengembangkan atau penataan provinsi.

6) Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Arahan pemanfaatan ruang provinsi


merupakan arahan yang disusun supaya ruang provinsi dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.
Wilayah yang pemanfaatannya berlebihan dapat menyebabkan permasalahan baru bagi provinsi
tersebut. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang provinsi berfungsi untuk menjaga kesesuaian
pemanfaatan ruang, menghindari lahan yang tidak sesuai RTRW, menjaga keseimbangan dan
keserasian ruang, dan mencegah pembangunan yang justru merugikan.

C . Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota

RTRW tingkat kabupaten merupakan penjabaran dari RTRW provinsi yang disertai dengan
strategi pengelolaan kawasan tersebut. Perencanaan tingkat kabupaten/kota harus diuraikan lebih
detail yang ditindaklanjuti dengan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Rencana
Teknik Ruang (RTR). Dalam Penyusunannya RTRW kabupaten harus berpedoman pada
RTRWN dan RTRWP. RTRW kabupaten/kota meliputi beberapa hal berikut.
1) Muatan RTRW Kabupaten/Kota Beberapa hal yang memuat tentang RTRW kabupaten/kota
adalah sebagai berikut.

a) Sebagai tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten/kota.

b) Pedoman rencana struktur ruang wilayah kabupaten/kota yang meliputi kawasan perkotaan,
pedesaan, dan lainnya.

c) Rencana pola ruang wilayah kabupaten/kota yang meliputi kawasan lindung dan budi daya.

d) Penetapan kawasan strategis kabupaten/kota.

e) Arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota yang terdiri dari program jangka pendek
dan jangka menengah.

f) Pengendalian pemanfaatan ruang

2) Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten/Kota Rencana struktur ruang wilayah


kabupaten/kota adalah rencana sistem perkotaan dalam perencanaannya yang dikembangman
untuk mengintegrasikan wilayah kota dengan wilayah lainnya. Struktur ruang wilayah
kabupaten/kota juga dapat diartkan sebagai susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan
prasarana yang mendukung kegiatan ekonomi sosial masyarakat.

3) Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten/Kota Perencanaan pola ruang wilayah


kabupaten/kota merupakan rencana distribusi pemanfaatan ruang untuk fungsi lindung dan
budidaya yang memberikan gambaran pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota sampai dua
puluh tahun mendatang. Kawasan lindung yang memberikan perlindungan bagi kawasan
dibawahnya.

4) Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota Kawasan strategis kabupaten/kota merupakan


bagian wilayah kabupaten/kota yang pengembangan dan pembangunannya diutamakan karena
wilayah tersebut memiliki potensi yang besar bagi kelangsungan dan penopang kegiatan
ekonomi, sosial, dan lingkungan. Contoh penetapan kawasan strategis misalnya Kabuoaten
Sumba Timur. Jangka waktu 20 tahun mendatang, diharaokan adanya pemusatan atau aglomerasi
ekonomi dengan pengembangan potensi yang ada. Penetapan kawasan strategis tidak hanya
ditekankan pada kegiatan ekonomi saja tetapi juga semua bidang seperti pertahanan dan
keamanan, sosial budaya, dan lingkungan. Penetapan kawasan strategis yang hanya ditekankan
pada salah satu aspek saja dapat menimbulkan permasalahan dalam pembangunan wilayah
tersebut, karena pembangunan yang ditetapkan penekanannya tidak merata.

5) Arahan Pemanfaatan Ruang Kabupaten/Kota Penyusunan pemanfaatan ruang harus


disesuaikan dengan struktur dan pola ruang. Ruang yang ada dalam suatu wilayah kabupaten/kota
harus ditetapkan pemanfaatannya untuk pemukiman, industri, pertanian, hutan, perikanan, waduk,
atau lainnha. Ruang wilayah harus diatur sedemikian rupa sesuai dengan kesesuaian lahan,
kebutuhan, daya dukung, daya tampung lahan, dan kondisi penduduk. Misalnya untuk Industri,
lahan yang dibutuhkan dan sesuai harus memiliki kriteria topografi datar, aksebilitas yang mudah,
fasilitas umum lengkap, dan sarana prasarana penunjang kegiatan industri tersedia. Pemilihan
lokasi industri tersebut juga harus menyesuaikan dengan struktur dan pola ruang wilayah yang
telah ada, sehingga diharapkan dalam waktu dua puluh tahun ke depan kegiatan industri maupun
lainnya sesuai RTRW yang berlaku. Pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota harus
berpedoman pada RTRW nasional dan provinsi yang berlaku, sehingga antarlembaga pemerintah
saling bersinergi sebagai upaya pembangunan.

6) Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kabupaten/Kota Pengendalian pemanfaatan ruang


merupakan upaya untuk menjamin tercapainya tujuan dan sarana rencana tata ruang wilayah.
Pengendalian tata ruang wilayah berpedoman pada arahan yang telah ditetapkan pada struktur
dan pola ruang wilayah. Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui peraturan zonasi
wilayah, perizinan, pemberian insentif dan disinsentud, serta sanksi. Pengendalian pemanfaatan
ruang bertujuan untuk mengendalikan agar ruang wilayah tidak disalahgunakan. Pemanfaatan
ruang yang tidak sesuai dengan RTRW kabupaten/kota baik yang dilengkapi izin maupun tidak
akan dikenai sanksi administratif, pidana, atau denda.

D . Azas dan Tujuan Tata Ruang

1. Azas

Dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, penataan ruang diselenggarakan


berdasarkan asas:

Keterpaduan, maksudnya penataan ruang diselenggarakan dengan mengitegrasikan berbagai


kepentingan yang bersifat lintas sektor, lintas wilayah, dan lintas pemangku kepentingan.

Keserasian, keselarasan, dan keseimbangan, maksudnya penataan ruang diselenggarakan dengan


mewujudkan keserasian antara struktur ruang dan pola ruang, keselarasan antara kehidupan
manusia dan lingkungannya, keseimbangan pertumbuhan dan perkembangan antar daerah dan
kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan.

Keberlanjutan, maksudnya penataan ruang diselenggarakan dengan menjamin kelestarian dan


kelangsungan daya dukung (kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung kehidupan yang
berlangsung padanya secara wajar, yang berimplikasi dengan kerusakan lingkungan hidup) dan
daya tampung (menyangkut kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat dan benda lainnya
yang masuk pada badan lingkungan hidup tersebut, dan berimplikasi dengan pencemaran
lingkungang hidup) lingkungan hidup dengan memerhatikan kepentingan generasi mendatang.

Keberdayagunaan dan keberhasilgunaan, maksudnya penataan ruang diselenggrakan dengan


mengoptimalkan manfaat ruang dan sumber daya (SDA) yang terkandung di dalamnya serta
menjamin terwujudnya tata ruang yang berkulitas.

Keterbukaan, maksudnya penataan ruang diselenggarakan dengan memberikan akses yang


seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan penataan
ruang. Kebersamaan dan kemitraan, maksudnya penataan ruang diselenggarakan dengan
melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
Perlindungan kepentingan umum, maksudnya penataan ruang diselenggarakan dengan
mengutamakan kepentingan masyarakat. Kepastian hukum dan keadilan, maksudnya penataan
runag diselenggarakan dengan berlandaskan hukum atau ketentuan peraturan perundang-
rundangan dan bahwa penataan ruang dilaksanakan dengan mempertimbangkan rasa keadilan
masyarakat serta melindungi hak dan kewajiban semua pihak secara adil dengan jaminan
kepastian hukum.

2. Tujuan

Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang
aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan
Nasional, yaitu :

Mewujudkan wilayah nasional yang aman, maksudnya situasi masyarakat dapat menjalankan
aktivitas kehidupannya dengan terlindungi dari berbagai ancaman.

Mewujudkan wilayah nasional yang nyaman, yakni suatu keadaan masyarakat dapat
mengartikulasikan (berperan mewujudkan atau mengaktualisasikan sesuatu dalam kehidupannya
secara nyta) nilai sosial budaya dan fungsinya dalam suasana yang tenang dan damai.

Mewujudkan wilayah nasional yang produktif, maksudnya proses produksi dan distribusi berjalan
secara efisien sehingga mampu memberikan nilai tambah ekonomi untuk kesejahteraan
masyarakat, sekaligus meningkatkan daya saing.

Mewujudkan wilayah nasional yang berkelanjutan, maksudnya kondisi kualitas lingkungan fisik
dapat dipertahankan bahkan dapat ditingkatkan, termasuk pula antisipasi untuk mengembangkan
orientasi ekonomi kawasan setelah habisnya SDA tak terbarukan

E . Klasifikasi dan Perencanaan Pembangunan Tata Ruang


1. Klasifikasi Tahapan Penataan Ruang
Menurut UU RI NO. 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG penataan ruang
diklasifikasikan berdasarkan sistem, fungsi utama kawasan, wilayah administratif, kegiatan
kawasan, dan nilai strategis kawasan, yaitu :
Penataan ruang diselenggarakan dengan memperhatikan:
kondisi fisik wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang rentan terhadap bencana;
potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan; kondisi ekonomi,
sosial, budaya, politik, hukum, pertahanan keamanan, lingkungan hidup, serta ilmu pengetahuan
dan teknologi sebagai satu kesatuan; dan
geostrategi, geopolitik, dan geoekonomi.
Penataan ruang wilayah nasional, penataan ruang wilayah provinsi, dan penataan ruang wilayah
kabupaten/kota dilakukan secara berjenjang dan komplementer.
Penataan ruang wilayah nasional meliputi ruang wilayah yurisdiksi dan wilayah kedaulatan
nasional yang mencakup ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi
sebagai satu kesatuan.
Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang
udara, termasuk ruang di dalam bumi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Ruang laut dan ruang udara, pengelolaannya diatur dengan undang-undang tersendiri.

2. Perencanaan Pembangunan Tata Ruang


Dalam PERATURAN PEMERINTAH RI NO. 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA
CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA
PEMBANGUNAN DAERAH, disebutkan perencanaan pembangunan tata ruang daerah meliputi,
yaitu :
• Prinsip penataan
Perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan
pembangunan nasional.
Perencanaan pembangunan daerah dilakukan pemerintah daerah bersama para pemangku
kepentingan berdasarkan peran dan kewenangan masing-masing.
Perencanaan pembangunan daerah mengintegrasikan rencana tata ruang dengan rencana
pembangunan daerah.
Perencanaan pembangunan daerah dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki
masing-masing daerah, sesuai dinamika perkembangan daerah dan nasional.
• Tahapan Rencana Pembangunan Daerah
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) :
Penyusunan Rancangan Awal :
Bappeda menyusun rancangan awal RPJPD.

BAB IV

PENUTUP
A . Kesimpulan
1. Perencanaan Tata Ruang Wilayah Nasional
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional adalah arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang
wilayah negara yang dijadikan acuan untuk perencanaan jangka panjang. Jangka waktu Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional adalah 20 (dua puluh) tahun, ditinjau kembali satu kali dalam lima
tahun.
2. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Nasional
Penataan ruang wilayah nasional bertujuan untuk mewujudkan :Ruang wilayah nasional yang
aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan; Keharmonisan antara lingkungan alam dan
lingkungan buatan; Keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota; Keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk
ruang di dalam bumi dalam kerangka negara kesatuan republik indonesia;
3. Perencanaan Tata Ruang Wilayah Provinsi
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi adalah rencana tata ruang yang bersifat umum
dari wilayah provinsi. Dalam penyusunannya harus mengacu pada RTRWN, pedoman bidang
penataan ruang, dan rencana pembangunan jangka panjang daerah.
4. Perencanaan Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota adalah rencana tata ruang yang bersifat
umum dari wilayah kabupaten, yang berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang wilayah
kabupaten, rencana struktur ruang wilayah kabupaten, rencana pola ruang wilayah kabupaten,
penetapan kawasan strategis kabupaten, arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten, dan
ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten.

B . Saran
Ruang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, baik sebagai kesatuan wadah yang
meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi, maupun
sebagai sumber daya, merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa Indonesia
yang perlu disyukuri, dilindungi, dan dikelola secara berkelanjutan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat sesuai dengan makna yang terkandung dalam falsafah dan dasar negara
Pancasila. Dalam Undang-Undang tentang Penataan Ruang menyatakan bahwa negara
menyelenggarakan penataan ruang, yang pelaksanaan wewenangnya dilakukan oleh
Pemerintah dan pemerintah daerah dengan tetap menghormati hak yang dimiliki oleh setiap
orang.

DAFTAR PUSTAKA

Arifi, aji. 2016. Geografi Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial untuk SMA/MA Kelas XII edisi revisi
K13. Surakarta : CV Meditama. Wahid, yunus. 2014 . Pengantar Hukum Tata Ruang . Jakarta
: Kencana Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan,
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan
Ruang.

Anda mungkin juga menyukai