Anda di halaman 1dari 36

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS SUMATERA SELATAN

( ISU EKONOMI DAN TATA KELOLA )


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Perencanaan Berbasis Lingkungan
Semester VI Tahun Akademik 2020/2021

Disusun Oleh :

ALLIFA THUFAILA 10070318014


NURUL MELANI RAMADHAN 10070318056
MUHAMAD DZIQRY 10070318077
SINDI FEBRIANTI 10070318125

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2021 M / 1442 H
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertambahan jumlah penduduk suatu daerah mayoritas selalu mengalami
peningkatan tiap tahunya. Dengan penambahan ini maka kebutuhan yang harus
dipenuhi pun semain meningkat. Pemanfaatan sumber daya alam yang memiliki
keterbatasan merupakan jawaban atas kebutuhan manusia. Akan tetapi
pemanfaatan sumberdaya alam yang dilakukan secara terus menerus dan
berjumlah banyak akan mengakibatkan penurunan kualitas maupun kuantitas
sumber daya tersebut. Akibat dari eksploitasi sumber daya yaitu keadaaan
lingkungan yang dalam beberapa tahun terakhir mengalami degradasi. Selanjutnya
akan mengakibatkan ketidakseimbangan iklim yang berujung pada terjadinya
bencana alam. Aktivitas kehidupan pun akan terganggu secara signifikan dan
menimbulkan kerugian dari berbagai aspek. Untuk menghindari hal ini dan
meminimalisir dampak tersebut maka diperlukan perncanaan tata ruang yang
sesuai dengan keadaan lingkungan daerah tersebut. Dikaji melalui berbagai analisis
aspek lingkungan yang tepat. Sesuai dengan amanah Undang-undang nomor 26
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang menggariskan bahwa pemanfaatan
ruang harus memperhatikan daya dukung lahan, keseimbangan, keserasian dan
keterpaduan. Seiring dengan penggunaan ruang yang semakin padat, sedangkan
ruang yang tersedia terbatas, maka diperlukan pengaturan pemanfaatan ruang
sesuai penggunaannya dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung
lahan. Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup mewajibkan Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk
mengupayakan perbaikan kualitas rencana tata ruang, maka penyusunan rencana
tata ruang harus dilengkapi dengan Kajian Lingkungan Hidup Strategis [KLHS] atau
Strategic Environmental Assessment [SEA]. KLHS merupakan salah satu alat bantu
yang berupaya memperbaiki kerangka pikir [framework of thinking] perencanaan
tata ruang wilayah untuk mengatasi persoalan lingkungan hidup. Hasil KLHS
menjadi dasar bagi Pemerintah maupun Pemerintah Daerah untuk melaksanakan
suatu kebijakan, rencana maupun program. Peraturan ini pun mengamanatkan
pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang lebih baik, melalui
penetapan kewajiban pemerintah untuk menerapkan sustainable development
sebagai solusi untuk memperbaiki kerusakan lingkungan tanpa mengorbankan
kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial. Peraturan Pemerintah
Nomor 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan KLHS, Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2018  tentang Pembuatan dan Pelaksanaan KLHS
dalam Penyusunan RPJMD, serta peraturan terkait lainnya, mengamanatkan pula
bahwa pemerintah wajib menyusun KLHS untuk memastikan prinsip pembangunan
berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu
wilayah, dan kebijakan, rencana dan program (KRP), termasuk dalam penyusunan
perencanaan program pembangunan daerah, dalam hal ini adalah dokumen RPJMD
perubahan.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud laporan ini adalah satu instrumen pencegahan pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup melalui suatu proses kajian yang dapat menjamin
dipertimbangkannya hal-hal yang prioritas dari aspek pembangunan berkelanjutan
dari sejak dini dalam proses pengambilan keputusan mengenai kebijakan, rencana
dan/atau program. Sedangkan tujuan laporan ini sebagai Kajian Daya Dukung dan
Daya Tampung Lingkungan Hidup dan rekomendasi perbaikan/penyempurnaan
kebijakan, rencana dan/atau program terhadap penyususnan rencana tata ruang.

1.3 Dasar Hukum


Yang menjadi dasar hukum yaitu:
1. Undang-undang nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
2. Undang-undang nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara
Penyelenggaraan KLHS.

1.4 Ruang Lingkup


1.4.1 Ruang Lingkup Materi
Dalam penulisan laporan ini akan dikaji mengenai Tahap Penyusunan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis Sumatera Selatan yang terfokus pada isu sosial.

1.4.2 Ruang Lingkup Lokasi


Provinsi Sumatera Selatan yang ibu kotanya Palembang merupakan bagian dari
Pulau Sumatera yang mempunyai luas wilayah 91,592.43 Km 2, yang terletak pada 1-
4° Lintang Selatan dan 102°-106° Bujur Timur. Secara administratif dibagi menjadi
13 (belas) kabupaten dan 4 (empat) kota.
Adapun batas wilayah Provinsi Sumatera Selatan sebagai berikut :
 Sebelah Utara : Berbatasan dengan Provinsi Jambi.
 Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Provinsi Lampung.
 Sebelah Barat: Berbatasan dengan Provinsi Bengkulu.
 Sebelah Timur: Berbatasan dengan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Gambar 1
Peta Administrasi Provinsi Sumatera Selatan
Sumber: https://petatematikindo.files.wordpress.com/2013/03/administrasi-sumatera-selatan-a1-
1.jpg

1.5 Sistematika Penulisan


BAB I
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Dasar Hukum
1.4 Ruang Lingkup
1.4.1Ruang Lingkup Materi
1.4.2Ruang Lingkup Lokasi
BAB II
Studi LIteratur
BAB III
Pembahasan
BAB IV
Kesimpulan dan Saran
BAB II
STUDI LITERATUR
2.1 RTRW Kabupaten Sumatra Selatan
Rencana umum tata ruang kabupaten/kota adalah penjabaran RTRW
provinsi ke dalam kebijakan dan strategi pengembangan wilayah
kabupaten/kota yang sesuai dengan fungsi dan peranannya di dalam
rencana pengembangan wilayah provinsi secara keseluruhan, strategi
pengembangan wilayah ini selanjutnya dituangkan ke dalam rencana
struktur dan rencana pola ruang operasional. Dalam operasionalisasinya
rencana umum tata ruang dijabarkan dalam rencana rinci tata ruang yang
disusun dengan pendekatan nilai strategis kawasan dan/atau kegiatan
kawasan dengan muatan subtansi yang dapat mencakup hingga
penetapan blok dan subblok yang dilengkapi peraturan zonasi sebagai
salah satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan ruang sehingga
pemanfaatan ruang dapat dilakukan sesuai dengan rencana umum tata
ruang dan rencana rinci tata ruang. Rencana rinci tata ruang dapat berupa
rencana tata ruang kawasan strategis dan rencana detail tata ruang.
Kawasan strategis adalah Kawasan yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena memiliki pengaruh penting terhadap kedaulatan
negara, pertahanan dan keamanan negara, pertumbuhan ekonomi, sosial,
budaya, dan/atau lingkungan termasuk wilayah yang telah ditetapkan
sebagai warisan dunia. Rencana tata ruang kawasan strategis adalah
upaya penjabaran rencana umum tata ruang ke dalam arahan
pemanfaatan ruang yang lebih spesifik sesuai dengan aspek utama yang
menjadi latar belakang pembentukan kawasan strategis tersebut. Tingkat
kedalaman rencana tata ruang kawasan strategis sepenuhnya mengikuti
luasan fisik serta kedudukannya di dalam sistem administrasi.
Rencana tata ruang kawasan strategis tidak mengulang hal-hal yang
sudah diatur atau menjadi kewenangan dari rencana tata ruang yang
berada pada jenjang diatasnya maupun dibawahnya. Rencana detail tata
ruang merupakan penjabaran dari RTRW pada suatu kawasan terbatas,
ke dalam rencana pengaturan pemanfaatan yang memiliki dimensi fisik
mengikat dan bersifat operasional. Rencana detail tata ruang berfungsi
sebagai instrumen perwujudan ruang khususnya sebagai acuan dalam
permberian advise planning dalam pengaturan bangunan setempat dan
rencana tata bangunan dan lingkungan.Undang-undang nomor 26 Tahun
2007 tentang Penataan Ruang.
2.2 Undang-undang nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Penataan Ruang ditujukan untuk menyerasikan peraturan penataan


ruang dengan peraturan lain yang terkait, harmonisasi pembangunan
antar wilayah, mengendalikan pemanfaatan ruang yang efektif,
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan
ruang dan mewujudkan sistem kelembagaan penataan ruang. Tata ruang
sesuai UU nomor 26 tahun 2007 Keterpaduan adalah bahwa penataan
ruang diselenggarakan dengan mengintegrasikan berbagai kepentingan
yang bersifat lintas sektor, lintas wilayah dan lintas pemangku
kepentingan.Keselarasan atau keserasian adalah bahwa penataan ruang
diselenggarakan dengan mewujudkan keserasian antara struktur ruang
dan pola ruang, keselarasan antara kehidupan manusia dengan
lingkungannya, keseimbangan pertumbuhan dan perkembangan antar
daerah serta antara kawasan perkotaan dan kawasan pedesaan.
Penyelenggaraan penataan ruang dijelaskan UU 26/2007 Ps. 1,
bahwasannya meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan dan
pengawasan. Sedangkan Ps. 12 dan 13 sudah menjelaskan secara detail
tentang pengaturan dan pembinaan dalam penataan ruang yang
dilakukan dari pemerintah pusat sampai ke pemerintah kabupaten untuk
kepentingan masyarakat. Kendala-kendala dalam proses penataan ruang
dilihat dari UU nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang adalah : 1)
Pemanfaatan ruang lebih dinamis dan kompleks, termasuk yang
dilakukan oleh pihak swasta dan masyarakat sendiri. 2) Masyarakat harus
terus waspada mengamati dan mengontrol proses-proses pemanfaatan
ruang.

2.3 Undang-undang nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945


menyatakan bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan
hak asasi dan hak konstitusional bagi setiap warga negara Indonesia.
Oleh karena itu, negara, pemerintah, dan seluruh pemangku kepentingan
berkewajiban untuk melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan agar lingkungan
hidup Indonesia dapat tetap menjadi sumber dan penunjang hidup bagi
rakyat Indonesia serta makhluk hidup lain.
Negara Kesatuan Republik Indonesia terletak pada posisi silang antara
dua benua dan dua samudera dengan iklim tropis dan cuaca serta musim
yang menghasilkan kondisi alam yang tinggi nilainya. Di samping itu
Indonesia mempunyai garis pantai terpanjang kedua di dunia dengan
jumlah penduduk yang besar. Indonesia mempunyai kekayaan
keanekaragaman hayati dan sumber daya alam yang melimpah.
Kekayaan itu perlu dilindungi dan dikelola dalam suatu sistem
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang terpadu dan
terintegrasi antara lingkungan laut, darat, dan udara berdasarkan
wawasan Nusantara.
2.4 Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara
Penyelenggaraan KLHS

Sumber : Kementrian Lingkungan Hidup


BAB III
PEMBAHASAN

A. LONG LIST ISU PB HUKUM DAN TATA KELOLA

Tabel 1
Long List Isu PB Ekonomi dan Tata Kelola
Isu Ekonomi

No Jenis Isu

1 Konsumsi Rumah tangga/ daya beli

2 Investasi (bank asing/luar negeri)

3 PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri)

4 Ekspor (komonitas alam: karet, sawit, batu bara)

5 Impor

6 Perdagangan

7 Industri pengolahan: makanan, minuman, tembakau

8 Pertanian

9 Ketenagakerjaan

10 Hospitality (hotel dan resto)

11 Pariwisata

12 UMKM

13 Bumdes

14 Kemiskinan

15 Inflasi

PDRB Sektor pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, serta pertanian,


16 kehutanan dan perikanan

Pengembangan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi yang mampu menyerap
17 tenaga kerja di sektor informal

18 Pembangunan ekonomi bidang maritim dan kelautan


Penyediaan lapangan kerja pada sektor pariwisata dan menjadi multiplier effect untuk
19 pengembangan sektor perekonomian yang lain

20 keterbatasan berproduksi barang setengah jadi dan komponen di dalam negeri

21 keterbatasan industri berteknologi tinggi

22 kesenjangan kemampuan ekonomi antardaerah

23 ketergantungan ekspor pada beberapa komoditas tertentu

Pengembangan KEK kegiatan pada industri hulu dan hilir dari kelapa sawit, batubara,
24 dan karet

Sumber : Hasil analisis kelompok, 2021

Pada tabel long list isu PB Ekonomi dan Tata Kelola terdapat 24 (sdua puluh
empat) jenis isu Ekonomi dan tata kelola yang di identifikasi dari dokumen Status
Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Kabupaten Sumatera Selatan.

A. SHORT LIST ISU PB HUKUM DAN TATA KELOLA


Tabel 2
Short List Isu PB Hukum dan Tata Kelola
Isu Ekonomi

N
o Jenis Isu

Pengembangan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi yang mampu menyerap
1 tenaga kerja di sektor informal

Pengembangan KEK kegiatan pada industri hulu dan hilir dari kelapa sawit, batubara,
2 dan karet

Penyediaan lapangan kerja pada sektor pariwisata dan menjadi multiplier effect untuk
3 pengembangan sektor perekonomian

4 Investasi luar negeri maupun dalam negeri

5 kesenjangan kemampuan ekonomi antar daerah

6 Konsumsi Rumah tangga/ daya beli

7 Ekspor pada sektor tertentu.

Ketenagakerjaan dimana angkatan kerja tinggi sehingga menimbulkan peningkatan


8 jumlah penggangguran.
9 Penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian yang memiliki upah rendah.

PDRB Sektor pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, serta pertanian,


10 kehutanan dan perikanan.

Keterbatasan produksi industri barang setengah jadi karena tidak menerapkan industri
11 berteknologi tinggi

12 Inflasi

Sumber : Hasil analisis kelompok, 2021

Pada tabel short list isu PB Ekonomi dan Tata Kelola merupakan jenis isu-isu yang
merupakan prioritas dari isu long list dan terdapat 12 (Dua belas ) jenis isu diantaranya
Pengembangan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi yang mampu
menyerap tenaga kerja di sektor informal; Pengembangan KEK kegiatan pada
industri hulu dan hilir dari kelapa sawit, batubara, dan karet; dan Keterbatasan
produksi industri barang setengah jadi karena tidak menerapkan industri
berteknologi tinggi.
B. IDENTIFIKASI ISU PB STRATEGIS
Tabel 3
Identifikasi Isu PB Strategis

Unsur-unsur Pasal 9 (1) PP 46/2016


Tingkat Penting Potensi Keterkaitan
Dampak dengan Keterkaitan
Keterkaitan Materi dengan
N Luas atau Keterangan Antar Isu PB Muatan Muatan RTRW
o Isu PB Karakteristik Wilayah Sebaran lain Strategis KRP RPPLH Kabupaten Keterangan
Peningkatan Dilakukan Kesejahteraan
perekonomian di hampir masyarakat
Sumatera Selatan tidak seluruh Dimuat
sejalan dengan daerah di dalam Tidak
penurunan jumah Sumatera Perwujudan dimuat
pengangguran. Selatan zona dalam
Pengembangan sehingga Tingkat Khususnya Penurunan kawasan RPPLH
usaha mikro kecil, pendapatan masyarakat Kabupaten jumlah peruntukan Sumatera Tidak
menengah dan masih rendah Lahat pengangguran industri Selatan Tercantum Strategis
1 koperasi 4 5 3 4 4 4 3 27
Kesejahteraan
masyarakat
Kesenjangan Tercantum
kemampuan dalam
ekonomi RTRW
menampung Tidak Provinsi
Potensi pelabuhan Pelabuhan kegiatan dimuat Sumatera
Tanjung Api-Api dalam Tanjung industri, dalam Selatan
kegiatan industri hulu- Api-Api, ekspor, impor, RPPLH Rencana
hilir kelapa sawit, batu Kabupaten dan kegiatan Tidak Sumatera Pola Ruang
Pengembangan bara dan karet Banyuasin ekonomi lain dimuat Selatan Wilayah Strategis
2 KEK Industri 5 4 1 4 3 3 4 24
Unsur-unsur Pasal 9 (1) PP 46/2016
Tingkat Penting Potensi Keterkaitan Keterkaitan
Dampak Keterkaitan dengan dengan
N Luas atau Keterangan Antar Isu PB Materi Muatan RTRW
o Isu PB Karakteristik Wilayah Sebaran lain Strategis Muatan RPPLH Kabupaten Keterangan
KRP
Penurunan
jumlah
Kontribusi sektor pengangguran
pariwisata terhadap
perekonomian Provinsi Kesejahteraan
Sumatera Selatan masyarakat Tidak
semakin berkembang sekitar daerah dimuat
sejak pelaksanaan pariwisata dalam
Penyediaan beberapa event Sedikitnya RPPLH
lapangan kerja internasional di jumlah Tidak Sumatera Tidak
pada sektor Sumatera Selatan wisatawan dimuat Selatan Tercantum Strategis
3 pariwisata 4 3 3 4 4 4 3 25
Pada tahun 2020
Sumatera Selatan
memperoleh investasi
yang besar ditengah Kesejahteraan
pendemmi. PMDN masyarakat.
(Penanaman Modal Menciptakan Tercantum
Dalam Negeri) senilai lapangan kerja dalam pasal
Rp.15,82 Triliun, dan melalui proyek. 45 RTRW
PMA (Penanaman Peningkatan Prov
Investasi luar Modal Asing) senilai 1,6 pelayanan Sumatera
negeri dan dalam Miliar USD. infrastruktur. Selatan. Strategis
4 negeri 4 3 3 4 3 3 3 26
Isu PB Unsur-unsur Pasal 9 (1) PP 46/2016
Karakteristik Wilayah Tingkat Penting Potensi Keterkaitan Keterkaitan Muatan Keterkaitan Keterangan
5 Dampak Antar Isu PB dengan RPPLH dengan
6 Luas atau Keterangan Strategis Materi RTRW
Muatan Kabupaten
Unsur-unsur Pasal 9 (1) PP 46/2016
Tingkat Penting Potensi Keterkaitan Keterkaitan
Dampak Keterkaitan dengan dengan
N Luas atau Keterangan Antar Isu PB Materi Muatan RTRW
o Isu PB Karakteristik Wilayah Sebaran lain Strategis Muatan RPPLH Kabupaten Keterangan
KRP
Sebaran lain
KRP
Kesenjangan ekonomi di
wilayah sumatera
Bagian selatan yang
terdiri dari Provinsi
Jambi, Sumatera
Selatan, Kep. Bangka
Belitung, Bengkulu dan
Lampung. Hal ini Peningkatan
disebabkan oleh integrasi antara
kesiapan dari wilayah satu
masing-masing daerah dengan
Kesenjangan yang berbeda wilayah lain di
kemampuan dalam pelaksanaan Sumatera Tidak Tidak Tidak Tidak
ekonomi antar otonomi daerah. Selatan dimuat dimuat tercantum Strategis
daerah 4 3 2 2 3 3 2 19
Sumatera Barat
mengalami penurunan
daya beli pada
beberapa komoditas
Konsumsi rumah karena mengalami Kesejahteraan Tidak Tidak Tidak Tidak
7 tangga atau daya kenaikan harga. masyarakat dimuat dimuat tercantum Strategis
8 beli 4 3 3 3 3 2 2 20
Ekspor pada Dengan metode analisis Mengetahui Tidak Tidak Tidak Strategis
sektor tertentu Location Quotient, Sektor dimuat dimuat Tercantum
Dynamic Location unggulan
Quotient dan Shift
Share. Hasil penelitian
Unsur-unsur Pasal 9 (1) PP 46/2016
Tingkat Penting Potensi Keterkaitan Keterkaitan
Dampak Keterkaitan dengan dengan
N Luas atau Keterangan Antar Isu PB Materi Muatan RTRW
o Isu PB Karakteristik Wilayah Sebaran lain Strategis Muatan RPPLH Kabupaten Keterangan
KRP
ini menunjukkan bahwa
sektor pertanian
berkontribusi sebesar
21,79% pada PDRB
Sumatera Selatan, dan
sektor yang paling
banyak berkontribusi
adalah perkebunan
4 3 3 4 4 3 3 24
Kesejahteraan
Jumlah pengangguran masyarakat
di sumatera meningkat masyarakat dan
1,52 persen di wilayah kesenjangan Tidak Tidak Tidak
9 Peningkatan sumatera ekonomi dimuat Tidak ada Tercantum Strategis
pengangguran 3 3 3 4 4 3 2 22
10 Unsur-unsur Pasal 9 (1) PP 46/2016
Tingkat Penting Potensi Keterkaitan
Dampak dengan Keterkaitan
Keterkaitan Materi dengan
Luas atau Keterangan Antar Isu PB Muatan Muatan RTRW
11 Isu PB Karakteristik Wilayah Sebaran lain Strategis KRP RPPLH Kabupaten Keterangan
Tingginya angka
Penyerapan pengangguran diwilayah
tenaga kerja sumatera akan tetapi tenaga kerja Kesejahteraan Tercantum Tercantum
berupah rendah tingginya usaha di di wilayah masyarakat Tidak dalam dalam Pasal
pada sektor sektor pertanian sumatera dan ekonomi dimuat RPPLH 3 Strategis
12 pertanian 4 4 2 4 3 4 4 25
Unsur-unsur Pasal 9 (1) PP 46/2016
Tingkat Penting Potensi Keterkaitan Keterkaitan
Dampak Keterkaitan dengan dengan
N Luas atau Keterangan Antar Isu PB Materi Muatan RTRW
o Isu PB Karakteristik Wilayah Sebaran lain Strategis Muatan RPPLH Kabupaten Keterangan
KRP
PDRB Tahun 2019
Sektor Mangetahui
PDRB Sektor Pertambangan,Sektor informasi naik
pertambangan Industri pengolahan , turunnya
dan penggalian, Sektor Pertanian , pendapatan
industri Sektor Kehutanan , dan wilayah
pengolahan,serta Sektor perikanan Sumatera
pertanian, memiliki total PDRB Selatan secara Tidak Tidak Tidak Tidak
kehutanan dan 100,00 time series. dimuat Tercantum Tercantum Strategis
perikanan. 3 4 1 4 3 3 2 20
Terjadinya
terhambatnya
pengembangan
agroindustri dikarenakan
masih kurangnya Terhambatnya
Keterbatasan pemahaman teknologi masyarakat Tercantum
produksi industri dalam industri Sektor dalam ilmu Tidak Dalam pasal Tidak
barang setengah berteknologi yang tinggi Industri teknologi dimuat Tidak ada 5 Strategis
jadi 4 3 3 4 3 2 3 22
Kenaikan harga
menyebabkan
penurunan nilai uang
pada tahun 2020 Kesejahteraan Tidak Tidak Tidak
sebanyak 3,08 persen masyarakat dimuat Tidak ada tercantum Strategis
Inflasi 3 1 3 4 3 3 3 20
Sumber : Hasil analisis kelompok, 2021
Dalam identifikasi isu PB Strategis terdapat 12 (Dua belas) isu PB yang merupakan strategis diantaranya, Pengembangan usaha mikro kecil,
menengah dan koperasi ; PDRB Sektor pertambangan dan penggalian, industri pengolahan,serta pertanian, kehutanan dan perikanan ; dan
inlasi. Isu PB tersebut dilihat dari indikator karakteristik willayah; tingkat penting potensi dampak yang terdapat luas atau sebaran; keterkaitan
anatar isu PB strategis; keterkaitan dengan materi muatan KRP; muatan RPPLH; serta keterkaitan dengan RTRW Kabupaten Sumatera Selatan.
D. IDENTIFIKASI ISU PB PRIORITAS

Tabel 4
Identifikasi Isu PB Prioritas
Unsur-unsur Pasal 9 (1) PP
46/2016

No Isu PB 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor

Pengembangan usaha mikro kecil, menengah


1 dan koperasi 5 4 4 3 4 4 3 3 2 3 35

2 Pengembangan KEK Industri 5 5 4 4 4 4 3 3 3 3 38

Penyediaan lapangan kerja pada sektor


3 pariwisata 4 3 3 3 3 4 3 2 2 3 30

4 Investasi luar negeri dan dalam negeri 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 32

5 Ekspor pada sektor tertentu 3 5 4 4 5 5 3 3 2 3 37

Penyerapan tenaga kerja berupah rendah pada


6 sektor pertanian 3 3 2 4 4 3 3 2 3 3 30

Sumber : Hasil analisis kelompok, 2021

Pada identifikasi isu PB prioritas terdapat 6 isu yang menjadi prioritas diantaranya,
Pengembangan usaha mikro kecil, menengah dan koperasi; Pengembangan KEK Industri;
Penyediaan lapangan kerja pada sektor pariwisata; Investasi luar negeri dan dalam negeri;
Ekspor pada sektor tertentu ; dan Penyerapan tenaga kerja berupah rendah pada sektor

pertanian, yang dimana dari keenam isu PB tersebut terdapat semua isunya memiliki bobot

lebih dari 30 yang berarti berdampak terhadap lingkungan.


E. IDENTIFIKASI MATERI KRP YANG BERDAMPAK LH
Tabel 5
Identifikasi Materi KRP Yang Berdampak LH
Parameter
N
o Indikator 1 2 3 4 5 6 7 Nilai Keterangan

I Perwujudan Struktur Ruang

Pemantapan Kota Palembang sebagai Pusat Kegiatan


Nasional Lokal (PKN) 0 0 -1 0 0 -1 1 -1 Berdampak LH

Pengembangan dan Pemantapan Pusat Kegiatan


Wilayah (PKW) 0 -1 -1 -1 -1 -1 1 -4 Berdampak LH

Peningkatan status menjadi Pusat Kegiatan Wilayah


Promosi (PKWp) 0 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -6 Berdampak LH

II Pengembangan Infrastruktur Strategis

Pengembangan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) 0 0 -1 -1 -1 -1 0 -4 Bedampak LH

Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana


Transportasi dan Perhubungan Darat -1 -1 -1 0 -1 1 1 -2 Bedampak LH

Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Tidak


Transportasi dan Perhubungan Laut 1 0 0 0 -1 0 1 1 Berdampak LH

Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana


Transportasi dan Perhubungan Udara -1 -1 -1 -1 -1 0 1 -4 Berdampak Lh
Parameter
N
o Indikator 1 2 3 4 5 6 7 Nilai Keterangan

Tidak
Pengembangan Sistem Jaringan Energi Listrik 0 0 0 0 0 0 0 0 Berdampak LH

Pengembangan Sistem Pertambangan yang bebas Tidak


polusi 0 1 0 -1 -1 0 1 0 Berdampak LH

Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana


Telekomunikasi 0 -1 0 0 -1 0 -1 -3 Berdampak Lh

Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan -1 0 -1 0 -1 0 0 -3 Berdampak Lh

Tidak
Pengembangan Sarana Sosial dan Ekonomi 1 0 1 0 1 1 1 5 Berdampak LH

Tidak
Program Pengembangan Data Spasial 0 0 0 0 0 0 0 0 Berdampak LH

Parameter
N
o Indikator 1 2 3 4 5 6 7 Nilai Keterangan

III Perwujudan Pola Ruang

Tidak
Inventarisasi kawasan lindung 0 1 0 1 1 0 0 3 Berdampak LH

Penetapan tata batas kawasan Hutan Lindung 0 1 0 1 1 0 0 3


Tidak
Parameter
N
o Indikator 1 2 3 4 5 6 7 Nilai Keterangan

Berdampak LH

Penghutanan kembali (reforesty) dan reboisasi Tidak


kawasan hutan lindung 1 0 0 1 1 0 1 4 Berdampak LH

Pengembangan dan pengelolaan kawasan lindung Tidak


nasional 1 1 1 1 1 1 0 6 Berdampak LH

Tidak
Pemantauan dan pengawasan di kawasan lindung 1 0 0 1 1 0 1 4 Berdampak LH

Pembangunan jalan inspeksi untuk pengendalian


kawasan TNKS, hutan lindung, konservasi dan suaka
margasatwa 0 -1 -1 0 -1 1 0 -2 Bedampak LH

Tidak
Pengelolaan hutan bersama masyarakat 1 0 0 0 0 0 1 2 Berdampak LH

Peningkatan sawah beririgasi (teknis, non teknis dan Tidak


rawa) 0 1 0 0 1 0 1 3 Berdampak LH

Pengembangan pengaturan pola tanam sesuai dengan Tidak


perubahan iklim 1 1 -1 1 -1 1 0 2 Berdampak LH

Penyediaan prasarana sumberdaya air untuk cadangan Tidak


air dan pemeliharaan irigasi 1 0 1 1 1 0 1 5 Berdampak LH
Parameter
N
o Indikator 1 2 3 4 5 6 7 Nilai Keterangan

Penyediaan prasarana sumberdaya air untuk cadangan Tidak


air 0 -1 1 0 -1 1 1 1 Berdampak LH

Tidak
Pengmbangan balai benih padi 1 0 0 1 1 0 1 4 Berdampak LH

Peningkatan infrastruktur pendukung pariwisata


berstandar internasional 0 -1 -1 0 -1 1 0 -2 Berdampak Lh

Pengembangan produk wisata yang unik, tradisional Tidak


dan mencerminkan jatidiri masyarakat Sumsel 1 0 0 0 0 0 0 1 Berdampak LH

Pemasaran wisata dalam konsep tourism, trade, and Tidak


investment (TTI) 0 0 0 0 0 1 0 1 Berdampak LH

Peningkatan keterlibatan masyarakat dalam Tidak


pengembangan pariwisata 0 0 0 0 0 0 0 0 Berdampak LH

Parameter
N
o Indikator 1 2 3 4 5 6 7 Nilai Keterangan

IV Rencana Kawasan Strategis

Pengembangan infrastruktur dan sarana sosial


ekonomi -1 -1 -1 0 -1 1 0 -3 Berdampak Lh
Parameter
N
o Indikator 1 2 3 4 5 6 7 Nilai Keterangan

Pengembangan dan pengelolaan kawasan lindung Tidak


nasional 1 1 1 1 1 1 0 6 Berdampak LH

Pemantauan dan pengawasan di kawasan Tidak


Untuk menjaga fungsi dan kelestarian kawasan 0 0 0 0 0 0 0 0 Berdampak LH

Pemantauan dan pengawasan untuk menjaga Tidak


kelestarian kawasan 0 1 1 1 1 1 1 6 Berdampak LH

Pengembangan kawasan strategis nasional dengan


sudut kepentingan pendayagunaan sumberdaya alam
dan teknologi
Tinggi 0 -1 -1 -1 -1 1 1 -2 Berdampak Lh

Pengembangan infrastruktur penunjang kegiatan Tidak


pertanian dan perikanan 1 0 1 1 0 1 1 5 Berdampak LH

Sumber : Hasil analisis kelompok, 2021


Pada identifikasi materi KRP yang berdampak LH terdapat pada indikasi program Perwujudan Struktur Ruang
Kabupaten Sumatera Selatan yang didalamnya terdiri Pemantapan Kota Palembang sebagai Pusat Kegiatan Nasional Lokal
(PKN);Pengembangan dan Pemantapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW); Peningkatan status menjadi Pusat Kegiatan Wilayah
Promosi (PKWp).
F. ANALISIS PENGARUH (UJI SILANG)

Tabel 6
Analisis Pengaruh (Uji Silang)

Isu PB Prioritas
Pengembangan Ekspor
usaha mikro pada
No KRP Berdampak kecil, menengah Pengembangan sektor
. LH dan koperasi KEK Industri tertentu Keterangan
Pemantapan
Kota Palembang
sebagai Pusat
Kegiatan
Nasional Lokal Memerlukan
1 (PKN) Ya Ya Ya Kajian KLHS
Pengembangan
dan Pemantapan
Pusat Kegiatan Memerlukan
2 Wilayah (PKW) Ya Ya Ya Kajian KLHS
Peningkatan
status menjadi
Pusat Kegiatan
Wilayah Promosi Memerlukan
3 (PKWp) Ya Ya Ya Kajian KLHS
Pengembangan
Pusat Kegiatan Memerlukan
4 Lokal (PKL) Ya Ya Ya Kajian KLHS
Pengembangan
Sistem Jaringan
Prasarana
Transportasi dan
Perhubungan Memerlukan
5 Darat Ya Tidak Ya Kajian KLHS
Pengembangan
Sistem Jaringan
Prasarana
Transportasi dan Tidak
Perhubungan Memerlukan
6 Udara Tidak Tidak Ya Kajian KLHS
Pengembangan
Sistem Jaringan Tidak
Prasarana Memerlukan
7 Telekomunikasi Tidak Tidak Tidak Kajian KLHS
Pengembangan
Sistem
Pengelolaan Memerlukan
8 Persampahan Ya Ya Tidak Kajian KLHS
9 Pembangunan Tidak Tidak Tidak Tidak
Isu PB Prioritas
Pengembangan Ekspor
usaha mikro pada
No KRP Berdampak kecil, menengah Pengembangan sektor
. LH dan koperasi KEK Industri tertentu Keterangan
jalan inspeksi
untuk
pengendalian
kawasan TNKS,
hutan lindung,
konservasi dan
suaka Memerlukan
margasatwa Kajian KLHS
Peningkatan
infrastruktur
pendukung
pariwisata Tidak
berstandar Memerlukan
10 internasional Ya Tidak Tidak Kajian KLHS
Pengembangan
infrastruktur dan Tidak
sarana sosial Memerlukan
11 ekonomi Tidak Ya Tidak Kajian KLHS
Pengembangan
kawasan strategis
nasional dengan
sudut
kepentingan
pendayagunaan
sumberdaya alam Tidak
dan teknologi Memerlukan
12 Tinggi Tidak Ya Tidak Kajian KLHS
Sumber : Hasil analisis kelompok, 2021
Pada analisis pengaruh atau uji silang terdapat KRP yang berdampak LH dan
memerlukan Kajian LHS diantaranya Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan;
Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Transportasi dan Perhubungan Darat;
Pengembangan Pusat Kegiatan Lokal (PKL); Peningkatan status menjadi Pusat Kegiatan
Wilayah Promosi (PKWp); Pengembangan dan Pemantapan Pusat Kegiatan Wilayah
(PKW); dan Pemantapan Kota Palembang sebagai Pusat Kegiatan Nasional Lokal (PKN)
1. KRP Pemantapan Kota Palembang sebagai Pusat Kegiatan
Nasional Lokal (PKN)

Pangan Air Bersih

Tata Aliran dan Air Banjir Pengaturan Iklim

Biodiversity
2. KRP Pengembangan dan Pemantapan Pusat Kegiatan Wilayah
(PKW)

Pangan Air Bersih

Tata Aliran dan Air Banjir Pengaturan Iklim

Biodiversity
3. Peningkatan status menjadi Pusat Kegiatan Wilayah Promosi
(PKWp)

Pangan Air Bersih

Tata Aliran dan Air Banjir Pengaturan Iklim

Biodiversity
4. Pengembangan Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

Pangan Air Bersih

Tata Aliran dan Air Banjir Pengaturan Iklim

Biodiversity
5. Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Transportasi dan
Perhubungan Darat

Pangan Air Bersih

Tata Aliran dan Air Banjir Pengaturan Iklim

Biodiversity
6. Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan

Pangan Air Bersih

Tata Aliran dan Air Banjir Pengaturan Iklim

Biodiversity
RUMUSAN ALTERNATIF REKOMENDASI

Tabel 7
Rumusan Alternatif Rekomendasi
Daya Resiko
Daya Dukung Dukung Lingkungan
Penyediaan Air Pengaturan (Tata Aliran Bioivers Alternatif Rekomendasi
No KRP Pangan Bersih Iklim Banjir) itas rekomendasi kebijakan

- KRP harus
memperhatikan
ketersediaan
Pemantapan sumber daya dan - Mengembangkan
Kota daya dukung lahan trase jalan
Palembang di lokasi tersebut - Membangun
sebagai Pusat - KRP harus drainase yang baik
Kegiatan disertai sesuai dengan
Nasional Sangat Tinggi Sangat Sangat Tinggi - pembangunan kondisi morfologi
1 Lokal (PKN) - Sedang Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Rendah drainase wilayah

2 Pengembanga Tinggi Sangat Tinggi Sedang Sangat -KRP harus -Mengembangkan


n dan Tinggi - Tinggi memperhatikan Trase Jalan
Pemantapan Sedang lokasi dan -Penerapan sistem
Pusat ketersediaan air pengangkutan
Kegiatan bersih yang ada di sampah secara
Wilayah lokasi tersebut rutin dan berkala
(PKW) - KRP harus
dilengkapi dengan
pengelolaan sampah
3R
- KRP harus
dilengkapi dengan
pembangunan RTH

-KRP harus
memperhatikan
lokasi dan
ketersediaan air
bersih yang ada di
lokasi tersebut
- KRP harus
Peningkatan
status menjadi dilengkapi dengan - Mengembangkan
Pusat pengelolaan sampah Trase Jalan
Kegiatan 3R -Penerapan sistem
Wilayah Sangat - KRP harus pengangkutan
Promosi Sangat Tinggi - Sangat Sangat Tinggi - Tinggi - dilengkapi dengan sampah secara
3 (PKWp) Sedang Tinggi Rendah Sangat Tinggi Rendah pembangunan RTH rutin dan berkala

4 Pengembanga Sangat Tinggi Sangat Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat -KRP harus -Mengembangkan
n Pusat Tinggi Tinggi memperhatikan Trase Jalan
Kegiatan lokasi dan -Penerapan sistem
Lokal (PKL) ketersediaan air pengangkutan
bersih yang ada di sampah secara
lokasi tersebut rutin dan berkala
-Membangun RTH
- KRP harus
dilengkapi dengan
pengelolaan sampah
3R
- KRP harus
dilengkapi dengan dengan jenis
pembangunan RTH kebutuhan

Pengembanga - Mengembangkan
n Sistem Trase Jalan
Jaringan - KRP harus - Membangun
Prasarana dilengkapi dengan drainase yang baik
Transportasi pembangunan RTH dan benar
dan Tinggi - - KRP harus -Membangun RTH
Perhubungan Tinggi - Sangat Sangat Tinggi - dilengkapi dengan dengan jenis
5 Darat Rendah Tinggi Rendah Rendah Tinggi sistem drainase kebutuhan

- Penerapan
Pengembanga - KRP harus sistem
n Sistem dilengkapi dengan pengangkutan
Pengelolaan TInggi - Sangat Tinggi - Sangat pengelolaan sampah sampah secara
8 Persampahan Sangat Tinggi Sedang Sangat Tinggi Tinggi Tinggi 3R rutin dan berkala

Sumber : Hasil analisis kelompok, 2021


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
2.5 Kesimpulan
Kesimpulannya adalah Kabupaten Sumatra selatan Sendiri memiliki daya dukung yang
sangat tinggi yang dimana jika di beri treatment yang sangat bagus akan memberikan
feed back yang bagus pula, dengan kita memeperhatikan lingkan dengan baik dan
memebrikan treatment yang sangat baik maka di kemudian hari kedepannya kita tidak
memerlukan usaha yang sangat tinggi untuk memberikan treatmentnya, perekonomian
juga harus memperhatikan lingkungan disekitarnya, tidak ada yang harus di pilih salah
satu antara ekonomi dengan lingkungan karena keduanya bisa beriringan dengan
Selaras.

2.6 Saran
Untuk kajian lingkungan hidup dengan isu ekonomi ini kami perlunya memperhatikan
mana yang berdampak bagi lingan dan yang tidak agar memberikan treatment yang
berbeda pada porsinya dan juga harus memperhatikan kebijakan- kebijakan yang
baiknya bagaimana agar tidak terjadi kesalahan
DAFTAR PUSTAKA

Lampiran Peta
Peta Rencana RTRW Kabupaten Bandung
SLHD Kabupaten Bandung Tahun 2015
Tabel Indikasi Program Utama Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Bandung
Undang-undang nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Anda mungkin juga menyukai