Anda di halaman 1dari 9

58

UPAYA PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR


DALAM MEWUJUDKAN PELESRTARIAN DAN
KEBERLANJUTAN TATA RUANG DAERAH
Suhardi1, Darmansyah2,Novia Suhastini3
Jurusan Studi Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Mataram
Email: noviasuhastini@ymail.com

ABSTRAK
Setiap daerah otonom diberikan hak mengatur rumah tangganya sendiri termasuk menetapkan berbagai
kebijakan sesuai kewenangan masing-masing. Salah satu kewenangan yang diberikan kepada daerah berupa
pengelolaan tata ruang daerah dengan memperhatikan aspek lingkungan, kependudukan, kemampuan keuangan
dan sumber daya manusia sebagai potensi yang dimiliki. Penataan ruang menuntut kejelasan pendekatan dalam
proses perencanaannya demi menjaga keselarasan, keserasian, keseimbangan, dan keterpaduan antar daerah, antara
pusat dan daerah, antar sektor dan antar pemangku kepentingan. Penataan ruang diharapkan dapat mengefisienkan
pembangunan dan meminimalisir konflik kepentingan dalam pemanfaatan ruang. Untuk melihat upaya pemerintah
kabupaten lombok timur dalam mewujudkan pelestarian dan keberlanjutan tata ruang daerah akan menggunakan
metode penelitian kualitatif deskriptif, dengan menjabarkan hasil temuan lapangan dengan menggunakan tehnik
observasi, wawancara, dokumentasi serta analisis data yang diperoleh di lokasi penelitian. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat kendalaa-kendala yang dihadapi pemerintah kabupaten Lombok Timur dalam mewujudkan
pelesrtarian dan keberlanjutan tata ruang daerah yakni berkaitan dengan pertanian, kehutanan, pelestarian sumber
daya air, masalah Tata Guna Tanah, ketidakserasian Pola Penggunaan Tanah, partisipasi masyarakat, masalah
penegakan hukum dan pertambangan. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala tersebut adalah
mengakomodir secara efektif dan efisien kepentingan antara pemerintah, swasta dan masyarakat khususnya dalam
penggunaan lahan, program inventarisasi dan evaluasi sumber alam dan lingkungan hidup, program penyelamatan
hutan, tanah dan air, program pembinaan dan pengelolaan lingkungan hidup, program pengendalian pencemaran
lingkungan hidup, program rehabilitasi lahan kritis serta penegakan hukum.

Kata Kunci: Upaya pelestarian, Tata ruang daerah.

1. LATAR BELAKANG dilaksanakan secara terpadu, sinergi serta


berkelanjutan (Syamsul Arifin 2003-2004:2).
Perencanaan tata ruang merupakan proses Penataan ruang merupakan proses
penyusunan rencana tata ruang wilayah yang pembentukan kesepakatan antar pemeran
mencakup wilayah administratif/pemerintahan pembangunan dalam pengembangan suatu kawasan
(seperti provinsi, kabupaten dan kota) dan atau atau Kota. Pembentukan kesepakatan ini terutama
wilayah fungsional/kawasan (seperti Daerah Aliran diperlukan agar setiap proses pemanfaatan sumber
Sungai (DAS), kawasan lindung, kawasan perkotaan, daya dapat dilakukan secara adil, sehingga tidak
dan kawasan perdesaan) yang tercermin dalam hanya mempertimbangkan aspek efisiensi namun
Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). juga aspek kesetaraan. Kegiatan penataan ruang
Pengelolaan tata ruang bukan saja sekedar membagi terdiri dari 3 (tiga) kegiatan yang saling terkait, yaitu:
wilayah ke dalam beberapa kawasan dengan alasan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
percepatan pembangunan dan untuk mendatangkan pengendalian pemanfaatan ruang, dengan produk
investor tanpa melihat aspek hukum dan lingkungan rencana tata ruang berupa Rencana Tata Ruang
yang dapat menimbulkan perubahan-perubahan Wilayah (RTRW) yang secara hirarki terdiri dari
kelestarian lingkungan. Pembangunan daerah Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN),
seyogyanya dilakukan melalui penataan ruang secara Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP), dan
lebih terpadu dan terarah, agar sumberdaya yang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota
terbatas dapat dimanfaatkan secara efektif dan (RTRW Kab/kota). Ketiga rencana tata ruang tersebut
efisien. Salah satu upaya untuk mencapai hal tersebut harus dapat terangkum di dalam suatu rencana
adalah melalui penerapan prinisp Kelestarian dan pembangunan sebagai acuan di dalam implementasi
berkelanjutan dimana setiap pembangunan dalam perencanaan pembangunan berkelanjutan di wilayah
ruang yang tertata secara baik sehingga dibutuhkan Indonesia. Sebagai payung hukum dalam
penataan ruang sebagaimana prinsip tersebut, baik penyelenggaraan penataan ruang, maka Undang-
dalam proses perencanaan, pemanfaatan maupun Undang Penataan Ruang ini diharapkan dapat
pengendalian pemanfaatan ruang sebagai satu mewujudkan rencana tata ruang yang dapat
kesatuan sistem yang tidak terpisahkan, dan mengoptimalisasikan dan memadukan berbagai
59

kegiatan sector pembangunan, baik dalam dalam jangka panjang. Dampak yang ditimbulkan
pemanfaatan sumberdaya alam maupun sumberdaya adalah pelanggaran-pelanggaran tata ruang semakin
buatan. marak terjadi yang dapat mengganggu lingkungan
Dalam Pejelasan Undang-Undang Nomor 26 dan pada akhirnya dapat mengakibatkan bencana
Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang disebutkan yang dapat merugikan bagi masyarakat.
Ruang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia Dalam pelaksanaan tata ruang, sebagaimana
baik sebagai kesatuan wadah yang meliputi ruang yang dijelaskan dalam pasal 3 Perda kabupaten
darat, ruang laut dan ruang udara, termasuk ruang di Lombok Timur No. 2 Tahun 2012, RTRW Kabupaten
dalam bumi, maupun sebagai sumber daya Lombok timur di selenggarakan berdasarkan asas :
merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada a)keterpaduan , b)keserasian, keselarasan, dan
Bangsa Indonesia yang perlu disyukuri, dilindungi keseimbangan c)keberlanjutan, d)keberdayagunaan
dan dikelola secara berkelanjutan untuk sebesar-besar dan keberhasilgunaan , e)keterbukaan ,
kemakmuran rakyat sesuai dengan amanat yang f)kebersamaan dan kemitraan , g)perlindungan
terkandung dalam Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang kepentingan umum , h)kepastian hukum dan
Dasar Negara republik Indonesia Tahun 1945, serta keadilan, dan i) akuntabilitas. Kemudian dalam pasal
makna yang terkandung dalam falsafah dan Dasar 4 menyebutkan bahwa “Tujuan penataan ruang
Negara Pancasila. Untuk mewujudkan amanat Pasal wilayah kabupaten adalah mewujudkan ruang wilayah
33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Lombok Timur yang aman, nyaman, produktif dan
Indonesia tersebut, Undang-undang tentang Penataan berkelanjutan dalam pengembangan agroindustri,
Ruang ini menyatakan bahwa negara perikanan dan kelautan serta pariwisata dengan tetap
menyelenggarakan penataan ruang, yang memperhatikan daya tampung dan daya dukung
melaksanakan wewenangnya dilakukan oleh lingkungan.”
pemerintah dan pemerintah daerah dengan tetap
menghormati hak yang dimiliki oleh setiap orang. Pasal 3 dan pasal 4 peraturan daerah
Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk Kabupaten Lombok Timur Nomor 2 tahun 2012
terutama yang disebabkan oleh arus urbanisasi tentang rencana tata ruang wilayah (RTRW) tersebut
mengakibatkan pengelolaan ruang semakin berat. merupakan suatu landasan dasar dalam pelaksanaan
Selain itu daya dukung lingkungan dan sosial yang tata ruang wilayah yang menunjukkan pentingnya
ada juga menurun, sehingga tidak dapat suatu prinsip kelestarian dan berkelanjutan dalam
mengimbangi kebutuhan akibat tekanan penduduk. rencana tata ruang wilayah(RTRW) suatu wilayah
Masalah perekonomian yang menjadi pemicu didalam guna menjaga ekosistem wilayah tersebut.
pembangunan nasional, menjadikan berbagai
kegiatan pendukung ekonomi menjadi faktor utama 2. KERANGKA TEORITIK
di dalam kegiatan pembangunan. Hal tersebut 1. Implementasi Kebijakan Publik
berdampak pada maraknya alih fungsi lahan yang Dye mendefinisikan kebijakan publik sebagai
dilakukan dalam rangka melangsungkan dan apa yang dilakukan oleh pemerintah, bagaimana
mendukung kegiatan ekonomi. mengerjakannya, mengapa perlu dikerjakan dan
Pengendalian pemanfaatan ruang perbedaan apa yang dibuat. Dye seperti yang dikutip
dilaksanakan secara sistematik melalui penetapan Winarno berpandangan lebih luas dalam
peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan merumuskan pengertian kebijakan, yaitu sebagai
disinsentif, serta sanksi. Pemanfaatan ruang suatu pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak
wilayah atau daerah seringkali tidak sesuai dengan melakukan sesuatu. Dengan mengacu pada
peruntukannya yang ada dalam rencana tata ruang pandangan Dye, maka keputusan-keputusan
suatu wilayah atau daerah. Kebutuhan mendesak Pemerintah adalah kebijakan, namun membiarkan
akan ruang, baik yang disebabkan oleh pengguna sesuatu tanpa ada keputusan juga merupakan
ruang ilegal maupun pemerintah, telah menyebabkan kebijakan. Kebijakan publik pada dasarnya tidak
alih fungsi lahan yang tidak terkendali. Hal ini terkait permanen, tetapi harus selalu disesuaikan, karena
erat dengan rencana tata ruang yang tidak sesuai adanya perubahan keadaan, baik masalah politik,
dengan prinsip kelestarian dan berkelanjutan. sosial, ekonomi maupun adanya informasi yang
Kewenangan kepada Pemerintah Daerah berubah. Perubahan kebijakan publik dilakukan
melalui kebijakan otonomi dan desentralisasi setelah adanya evaluasi. Perubahan dalam kebijakan
memberikan kesempatan bagi daerah untuk mencari publik dengan demikian adalah dinamis mengikuti
berbagai sumber pendapatan baru untuk perubahan yang didorong oleh perubahan lingkungan
meningkatkan pendapatan asli daerah melalui diluar maupun dari dalam organisasi publik tersebut.
berbagai kegiatan ekonomi, termasuk alih fungsi Munculnya permasalahan publik adalah titik awal
lahan tanpa memperhitungkan keberlanjutannya dari perlunya keputusan pemerintah untuk membuat
60

kebijakan. Masalah itu sendiri timbul karena adanya pengaturan yang ada dengan fakta-fakta empiris
faktor ketidakseimbangan antara kebutuhan dan sehingga setiap tindakan yang dilakukan dapat diukur
tersedianya sarana. kebenaranya dan keakuratannya.
Dalam menyusun suatu kebijakan, urut- Teori koherensi erat kaitannya dengan teori
urutan perlu dilalui, dari mulai perumusan masalah, korespondensi. Teori ini menjelaskan bahwa suatu
dan diakhiri dengan penghentian kebijakan. Lester kebenaran atau sesuatu keadaan benar bila ada
dan Stewart menyusun tahapan dalam enam langkah kesesuaian antara arti yang dimaksud suatu
dengan uraian masing-masing dipaparkan dalam pernyataan atau pendapat dengan objek yang dituju
alinea berikutnya: 1) Agenda Setting, 2) Policy atau dimaksud oleh pernyataan atau pendapat
Formulation, 3) Policy Implementation, 4) Policy tersebut. Jadi berdasarkan teori korespondensi ini,
Evaluation, 5) Policy Change, 6) Policy Termination. kebenaran atau keadaan dapat dinilai dengan
Pada tahap penyusunan agenda, pembuat membandingkan antara preposisi dengan fakta atau
kebijakan akan mengumpulkan masalah-masalah kenyataan yang berhubungan. Apabila keduanya
publik. Dari masalah-masalah yang telah terdapat kesesuaian (correspondence), maka
dikumpulkan, kemudian dianalisa dan diikuti dengan preposisi tersebut dapat dikatakan memenuhi standar
penyusunan pembuatan kebijakan. Siklus berikutnya kebenaran. Teori ini sering dianut oleh realisme atau
ialah menerapkan kebijakan tersebut dalam empirisme. K. Roger adalah seorang penganut
masyarakat, dan diikuti dengan mengevaluasi. realisme kritis Amerika, dengan pendapatnya
Dengan menganalisis hasil evaluasi, maka dibuatlah “keadaan benar ini terletak dalam kesesuaian antara
penyesuaian atau perubahan bagi penyempurnaan esensi atau arti yang kita berikan dengan esensi yang
aturan. Langkah terakhir dari siklus pembuatan terdapat dalam objeknya”. Rumusan teori ini bermula
kebijakan ialah mengakhiri kebijakan karena tujuan dari Aristoteles dan disebut sebagai penggambaran
sudah tercapai. yang definisinya berbunyi “veritasest adaequation
William Dunn (1994) membagi siklus intelctuset” yang artinya kebenaran adalah
pembuatan kebijakan dalam lima tahap, yaitu: tahap penyesuaian antara pikiran dan kenyataan yang
pertama ialah tahap penyusunan agenda, tahap kedua kemudian teori ini dikembangkan oleh Bertrand
melalui formulasi kebijakan, tahap ketiga berupa Russel pada zaman modern (Aca Sugandhi 1999:122).
adopsi kebijakan, tahap keempat merupakan tahapan
implementasi kebijakan dan tahap terakhir adalah 4. Teori Pemanfaatan
tahap penilaian atau evaluasi kebijakan. Kelima tahap
yang menjadi urut-urutan (hierarki) kesemuanya Dalam hal pemanfaatan penggunaan tanah
perlu dikelola dan dikontrol oleh pembuat yang untuk berbagai hal termasuk dalam penyusunan
sekaligus pelaksana kebijakan publik. RTRW di Indonesia, erat kaitannya dengan kebijakan
yang di rumuskan oleh pemerintah dalam suatu
2. Efektifitas Kebijakan Publik peraturan perundang-undangan khususnya yang
berkaitan dengan penggunaan lahan itu sendiri.
Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu
effective yang berarti berhasil atau sesuatu yang 5. Penataan Ruang
dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah
populer mendefinisikan efetivitas sebagai ketepatan Pasal 1 angka 1 Undang-undang No. 26 Tahun
penggunaan, hasil guna atau menunjang tujuan. 2007 Tentang Penataan Ruang, yang dimaksud
Efektivitas di definisikan oleh para pakar dengan dengan ruang adalah “Wadah yang meliputi ruang
berbeda-beda tergantung pendekatan yang digunakan darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di
oleh masing-masing pakar. dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat
manusia makhluk lain hidup, melakukan kegiatan,
3. Teori Koherensi dan memelihara kelangsungan hidupnya”
Selanjutnya, dalam Keputusan Menteri
Teori ini sering disebut The Consistense Pemukiman dan Prasarana Wilayah No.
Theory of Truth. Teori ini merupakan suatu usaha 327/KPTS/2002 tentang Penetapan Enam Pedoman
pengujian (test) atas arti kebenaran. Suatu keputusan Bidang Penataan Ruang, yang dimaksud dengan
adalah benar apabila keputusan itu konsisten dengan ruang adalah: “Wadah yang meliputi ruang daratan,
keputusan-keputusan yang lebih dulu kita terima, dan ruang lautan, ruang udara sebagai satu kesatuan
kita ketahui kebenarannya. Keputusan yang benar wilayah tempat manusia dan makhluk hidup lainnya
adalah suatu putusan yang saling berhubungan secara hidup dan melakukan kegiatan serta memelihara
logis dengan putusan-putusan lainnya yang relevan. kelangsungan hidupnya.”
Teori ini dipandang sebagai teori ilmiah. Teori Adapun yang dimaksud dengan wujud
koherensi menitikberatkan pada kesesuaian antara struktural pemanfaatan ruang adalah susunan unsur-
61

unsur pembentuk rona lingkungan alam, lingkungan lokasi penelitian berupa bahan bacaan, bahan pustaka
sosial, lingkungan buatan yang secara hirarkhis dan laporan-laporan penelitian.Tehnik pengumpulan
berhubungan satu dengan yang lainnya Sedang yang data di lapangan, menggunakan tehnik observasi,
dimaksud dengan pola pemanfaatan ruang meliputi wawancara, dokumentasi serta analisis dokumen yang
pola lokasi, sebaran permukiman, tempat kerja, di peroleh di lokasi penelitian.
industri, pertanian, serta pola penggunaan tanah
perkotaan dan pedesaan, dimana tata ruang tersebut 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah tata ruang yang direncanakan, sedang tata
ruang yang tidak direncanakan adalah tata ruang yang 1. Kendala Pemerintah Kabupaten
terbentuk secara alami, seperti aliran sungai, gua, Lombok Timur Dalam Mewujudkan
gunung dan lain-lain (Juniarso Ridwan & Ahmad Pelesrtarian Dan Keberlanjutan Tata
Sodik Sudrajat 2007:24). Ruang Daerah
Selanjunya Pasal 1 angka 5 menyebutkan yang Berdasarkan hasil penelitin dan wawancara
dimaksud dengan penataan ruang adalah “suatu penulis dengan Bapak Faturahman salah satu kepala
sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan seksi di Tata Pemerintah Pemda Kabupaten Lombok
ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang”. Timur, bahwa ada beberapa kendala yang timbul
Tata ruang berarti susunan ruang yang dalam penerapan Perda Kabupaten Lombok Timur
teratur. Dalam kata teratur tercakup pengertian serasi No. 2 Tahun 2012 berkaitan dengan Rencana Tata
dan sederhana sehingga mudah dipahami dan Ruang Wilayah Kabupaten Lombok Timur dari
dilaksanakan. Karena itu pada tata ruang, yang ditata beberapa sektor yang telah di rencanakan :
adalah tempat berbagai kegiatan serta sarana dan
prasaranya. Suatu tata ruang yang baik dapat a. Pertanian
dihasilkan dari kegiatan menata ruang yang baik Terdapat beberapa kendala yang ada pada
disebut penataan ruang. Dalam pengertian ini, lahan pertanian, yaitu: Pertama, masalah pada
penataan ruang terdiri dari tiga kegiatan utama yaitu kawasan pertanian khususnya tanaman pangan
perencanaan tata ruang, perwujudan tata ruang dan dihadapkan pada tingginya tekanan penduduk dan
pengendalian tata ruang (M. Daud Silalahi 2001:80). ketergantungan kehidupan terhadap tanah pertanian
Perencanaan tata ruang merupakan kegiatan sehingga timbul pemanfaatan lahan tanpa
merumuskan dan menetapkan manfaat ruang dan memperhatikan segi kemampuan tanah dan
kaitannya atau hubungan antara berbagai manfaat pemanfaatan ruang, memperhatikan kaidah-kaidah
ruang, berdasarkan kegiatan-kegiatan yang perlu dan konservasi tanah, hal ini dapat mempercepat
dapat dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan penurunan daya dukung tanah dan kualitas
manusia di masa yang akan datang. Tingkat manfaat lingkungan.
ruang ini juga akan sangat bergantung kepada Kedua, masalah pada kawasan perkebunan.
pemanfaatan sumber daya alam yang tersedia atau Masalah yang dihadapi yaitu mengenai pemanfaatan
dapat disediakan secara optimal. Dengan demikian lahan yang cocok untuk lahan perkebunan, yang tentu
perencanaan tata ruang akan menghasilkan rencana- saja yang sesuai dengan peruntukannya dalam
rencana tata ruang untuk memberikan gambaran peraturan pemanfaatan ruang.
tentang ruang mana, untuk kegiatan apa dan kapan. Ketiga, masalah yang berkaitan dengan
kawasan perikanan. Potensi perikanan di Kabupaten
3. METODE PENELITIAN Lombok Timur sangat besar dan merupakan salah
satu sector pengembangan yang dapat meningkatkan
Teknis penggalian data di lapangan
pemasukan daerah. Perikanan tersebut banyak
menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif
terdapat di Keruak, Jerowaru, Pringgabaya, dan
yaitu untuk mengetahui atau menggmbarkan
Labuhan haji. Adapun permasalahan yang ada timbul
kenyataan dari kejadian yang diteliti sehingga
yaitu sulitnya penentuan lokasi pembudidayaan
memudahkan untuk mendapatkan data yang objektif
perikanan atau budidaya mutiara, rumput laut,
dalam rangka mengetahui Upaya Pemerintah
karena harus disesuaikan dengan kondisi dan
Kabupaten Lombok Timur Dalam Mewujudkan
karakteristik obyek yang dibudidayakan dan tidak
Pelestarian dan Keberlanjutan Tata Ruang Daerah.
mengganggu kelestarian lingkungan.
Sumber data penelitian menggunakan data sekunder
Keempat, masalah yang berkaitan dengan
dan primer yang meliputi wawancara terhadap
kawasan permukiman. Kawasan permukiman di
narasumber atau informan yang dianggap sangat
wilayah Kabupaten Lombok Timur cendrung
berpotensi dalam memberikan data yang relevan, dan
memusat di ibukota kabupaten tepatnya di Selong
data pendukung dari literatur dan dokumen serta data
dan Masbagik yang lainnya tersebar pada pusat ibu
yang diambil dari suatu organisasi atau perusahaan
kota kecamatan. Pada umumnya permukiman
dengan permasalahan di lapangan yang terdapat pada
62

cenderung mengarah pada sepanjang jalan utama Kabupaten Lombok Timur, selain sungai banyak
dengan pola linier, sehingga dalam perkembangannya sekali terdapat sumber mata air yang tersebar
disekitar jalan tersebut terdapat lahan-lahan diseluruh wilayah dengan jumlah 259 titik sumber air
pertanian maka dalam waktu singkat akan berubah baik yang masih aktif ataupun sudah tidak aktif
menjadi kawasan terbangun, sehingga dikhawatirkan mengeluarkan air. Namun tetap tidak bisa menunjang
akan mempersempit lahan pertanian potensial. kebutuhan air di Kabupaten Lombok Timur secara
optimal.
b. Kawasan Hutan d. Ketidakserasian Pola Penggunaan Tanah
Isu/gejala terjadinya ketidak seimbangan (Land Use Conflicts).
antara jumlah penduduk dengan daya dukung Dalam pengembangan tata ruang wilaya
lahan/penggunaan tanah, baik lahan aspek yang perlu diperhatikan adalah menyerasikan
pertanian/permukiman maupun Kawasan hutan pola penggunaan tanah dengan peruntukan yang
mengakibatkan gangguan ekologis, sehingga sesuai dengan potensi fisik dan sosial masing-masing
membawa beberapa permasalahan yang menonjol, daerah. Semakin tinggi taraf hidup masyarakat dan
antara lain : (a) Adanya semakin tinggi tingkat teknologinya, menyebabkan
ketidakseimbangan/ketidakserasian antara kegiatan peningkatan permintaan kebutuhan pokok
masyarakat dengan kegiatan pelestarian sumber daya kehidupan, maka dengan meningkatnya jumlah
alam yang belum terselesaikan secara tuntas, penduduk dan meningkatnya kegiatan pembangunan
terutama dalam pengembangan pembangunan menyebabkan semakin meningkatnya permintaan
dengan membuka hutan apalagi hutan tersebut bahan kebutuhan yang dihasilkan oleh sumber daya
merupakan Kawasan lindung (b) Adanya tumpang alam. Beberapa kegiatan pemanfaatan sumber daya
tindih keperluan lahan untuk kelestarian dan alam yang menjadi sumber penghasilan masyarakat
perlindungan lingkungan alam dengan kebutuhan adalah pertanian, perkebunan, kehutanan,
pembangunan yang mengakibatkan Kawasan peternakan dan transportasi serta permukiman
pertanian digunakan sebagai permukiman penduduk penduduk sehingga kegiatan manusia tambah tinggi
maupun perdagangan dan jasa terutama di Kawasan sementara sumber daya alam yang tersedia sangat
pusat ibu kota kecamatan pada masing-masing terbatas, terutama adalah lahan. Penggunaan lahan
wilayah. (c) Kurang adanya pemahaman antara lahan yang tidak sesuai juga disebabkan antara lain oleh
yang telah ditetapkan sebagai Kawasan lindung kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat, yang
dengan hutan Kawasan produksi, sehingga tidak kurang memperhatikan tata cara kehidupan. Dalam
sedikit masyarakat yang membuka hutan guna kebutuhan yang mendesak yang perlu dicukupi dalam
perluasan lahan pertanian. (d) Belum berkembangnya jangka pendek menyebabkan luas lahan pertanian
sistem tebang pilih, sehingga berdampak terjadinya cenderung menurun untuk penggunaan lahan non
bahaya tanah longsor yang disebabkan tidakadanya pertanian sertai perumahan, pelebaran jalan dan lain-
tanaman penguat sebagai penyangga tanah terhadap lain. Kurangnya pengetahuan masyarakat akan
air. teknik-teknik konservasi tanah menyebabkan
terjadinya pemanfaatan yang tidak serasi disertai
c. Pemanfaatan energi Air dengan teknik konservasi tanah yang sesuai, sehingga
Permasalahan pada pemanfaatan energy air tak jarang terjadi erosi pada tanah sedimentasi pada
adalah: (a) Menurunnya fungsi hutan sebagai sumber alur sungai yang melampui batas yang ditetapkan,
cadangan dan penahan terjadinya erosi, banjir banjir dimusim hujan dan kekeringan dimusim
sebagai akibat dari penebangan hutan atau pencurian kemarau serta menurunnya hasil produktifitas
kayu yang berlebihan. (b) Berubahnya peralihan merupakan indikator bahwa kerusakan sumber daya
fungsi kawasan lindung untuk kepentingan alam dan lingkungan telah terjadi yang dapat
pembangunan sehingga menyebabkan hilangnya digolongkan sebagai gejala ketidakserasian
sumber air. (c) Kurang adanya penggunaan lahan.
pengembangan/pembuatan Dam ataupun semacam e. Dari sisi partisipasi masyarakat.
waduk untuk penampungan air, sehingga pada waktu Faktor-faktor yang menyebabkan anggota
musim kemarau air tersebut dapat digunakan sebagai masyarakat tidak mematuhi dan melaksanakan suatu
pengairan irigasi cadangan. (d) Kurang kebijakan publik, yaitu : (1) Adanya konsep
terkoordinasinya pemanfaatan sumber mata air, ketidakpatuhan selektif terhadap hukum,dimana
sehingga air yang keluar tidak akan terbuang percuma terdapat beberapa peraturan perundang-undangan
dan dapat dimanfaatkan untuk irigasi pertanian. atau kebijakan public yang bersifat kurang mengikat
seperti yang yang penulis jelaskan bahwa individu- individu: (2) Karena anggota masyarakat
Ketersediaan air Kabupaten Lombok Timur ditunjang dalam suatu kelompok atau perkumpulan dimana
dengan adanya 10 sungai yang tersebar di wilayah mereka mempunyai gagasan atau pemikiran yang
63

tidak sesuai atau bertentangan dengan peraturan oleh pemerintah NTB, khususnya retribusi daerah
hukum dan keinginan pemerintah: (3) Adanya yang kalau dinominalkan cukup menggiurkan.
keinginan untuk mencari keuntungan dengan cepat Namun dari sisi penanganan, kerusakan lingkungan
diantaranya anggota masyarakat yang akibat pengerukan pasir tersebut pemerintah NTB
mencenderungkan orang bertindak dengan menipu bakal menanggungnya sepanjang masa tanpa ada
atau dengan jalan melawan hukum: (4) Adanya kewajiban apapun dari perusahaan yang melakukan
ketidakpastian hukum atau ketidakjelasan “ukuran” pengerukan pasir pantai. Terlebih faktanya, setiap
kebijakan yang mungkin saling bertentangan satu kegiatan pertambangan selama ini, akibat yang
sama lain, yang dapat menjadi sumber ketidak ditimbulkan terhadap kerusakan alam tidak mudah
patuhan orang pada hokum atau kebijakan publik: (5) dan jarang dapat diperbaharui kembali seperti
Apabila suatu kebijakan ditentang secara tajam keadaan lingkungan semula.
(bertentangan) dengan system nilai yang dianut
masyarakat secara luas atau kelompok-kelompok 2. Upaya-Upaya Yang Dilakukan
tertentu dalam masyarakat. Pemerintah Kabupaten Lombok Timur
f. Lemahnya penegakan hukum Dalam Mengatasi Kendala Dalam
Lemahnya penegakan hukum terhadap Mewujudkan Pelesrtarian Dan
pelanggaran membuang sampah sembarangan dan Keberlanjutan Tata Ruang Daerah
yang bersifat merusak lingkungan seperti illegal Dari hasil wawancara dengan Pemda
logging mengakibatkan semakin banyak warga yang Kabupaten Lombok Timur, upaya yang sedang
tidak peduli dengan kebiasaan membuang sampah dilakukan adalah pada peningkatan kemampuan
pada tempatnya dan semakin menggilanya para lahan (land capability) yang saat ini kurang produktif
cukong kayu membabat habis hutan. Tidak ada menjadi lebih produktif. Caranya adalah dengan
penindakan sama sekali terhadap “para pembuang menata kembali kawasan tersebut agar didapatkan
sampah sembarangan” dan pelanggar hukum nilai tambah yang lebih memadai dan sesuai dengan
lingkungan lainnya yang notabene seharusnya sudah potensi serta nilai ekonomi yang dimilikinya. Dengan
memahami arti penting kelestarian lingkungan. kata lain, upaya peningkatan kemampuan lahan
g. Pertambangan tersebut dimaksudkan agar lahan dapat dimanfaatkan
Salah satu permasalahan Tata Ruang yang sesuai dengan potensi yang dimiliki.
saat ini menjadi fokus utama masyarakat Lombok Dari hasil wawancara penulis dengan bapak
timur adalah pelaksanaan penambangan pasir dalam Faturahman salah satu kepala seksi di Tata
rangka program reklamasi di Teluk Benoa Bali. Pemerintah Pemda Kabupaten Lombok Timur, ada
Pelaksanaan reklamasi teluk benoa, Nusa Dua Bali beberapa upaya yang saat ini sedang dilaksanakan
merupakan salah satu program Rencana Tata Ruang pemerintah Kabupaten Lombok Timur dalam
khususnya Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, menanggulangi kendala-kendala penerapan perda
Gianyar dan Tabanan berdasarkan ketentuan dalam Kabupaten Lombok Timur No 2 Tahun 2012
Peraturan Presiden No 51 Tahun 2014 tentang sebagaimana mana yang telah penulis jelaskan
perubahan atas Perpres 45 Tahun 2011 tentang sebelumnya yakni :
Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, a. Mengakomodir secara efektif dan efisien
Badung, Gianyar dan Tabanan. Penerbitan Perpres kepentingan antara pemerintah, swasta dan
No. 51 Tahun 2014 tersebut mengubah peruntukan masyarakat khususnya dalam penggunaan lahan.
perairan Teluk Benoa dari kawasan konservasi Hal ini perlu diperhatikan khususnya dalam
menjadi zona budi daya yang dapat direklamasi pemberian izin penggunaan lahan pertanian.
maksimal 700 hektar. Dalam perencanaanya, PT Tirta b. Program Penyelamatan Hutan, Tanah dan Air.
Wahana Bali Internasional sebagai pihak pengembang Program ini bertujuan untuk melestarikan fungsi
dikabarkan akan mereklamasi 700 hektar kawasan dan kemampuan sumber alam hayati dan non
Teluk Benoa dengan pasir dari wilayah setempat dan hayati serta lingkungan hidup melalui
perairan Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. penyelamatan hutan, tanah dan air yang
Terhadap rencana pengerukan pasir di Lombok Timur merupakan sumber alam dan sekaligus pula
tersebut, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat lingkungan hidup. Oleh karena itu pengelolaan
kemudian mengeluarkan izin guna memuluskan secara terarah sumber-sumber alam ini akan
kebijakan reklamasi tersebut sehingga menyebabkan sangat menentukan keseimbangan sistem
pro-kontra tidak hanya bagi masyarakat Lombok pengendalian tata air, laju erosi, dan besaran
Timur saja, tapi bagi seluruh masyarakat yang ada di akumulasi sedimentasinya. Peningkatan kapasitas
Bali dan Lombok. Disatu sisi, proyek reklamasi pengelolaan kawasan suaka alam dan kawasan
memang tidak dapat dipungkiri membawa sejumlah pelestarian alam baik daratan maupun lautan
dampak positif bagi ekonomi yang akan diperoleh termasuk flora dan fauna dan keunikan alamnya,
64

dilakukan untuk melindungi dan mengawetkan dengan ketentuan peraturan perundang-


keanekaragaman hayati plasma nutfah, dan undangan atau kaidah yang berlaku. Dalam
ekosistemnya. hubungannya dengan pelaksanaan hak
c. Program Inventarisasi dan Evaluasi Sumber Alam masyarakat tersebut Pemerintah Kabupaten
dan Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Lombok Timur berkewajiban melakukan
Timur khususnya yang berkaitan dengan tata pembinaan, menyebarluaskan informasi dan
guna tanah. Program ini pada dasarnya bertujuan memberikan penjelasan kepada masyarakat
untuk meningkatkan pengenalan terhadap jumlah tentang ketentuan peraturan perundang-
dan mutu sumber daya alam serta undangan atau kaidah yang berlaku. Selain hak
mengembangkan neraca dan tata guna sumber atau peran tersebut, masyarakat juga harus
alam dan lingkungan hidup untuk mengetahui mempunyai kewajiban dalam pelaksanaan fungsi
daya dukung dan menjamin ketersediaan sumber tata ruang Kabupaten Lombok Timur yakni
alam yang berkelanjutan. Hal ini perlu dilakukan berperan serta dalam memelihara kualitas ruang,
untuk mengetahui sejauhmana kelangsungan tata dan berlaku tertib dalam keikutsertaannya dalam
ruang dan lingkungan hidup di Kabupaten proses perencanaan tata ruang pemanfaatan
Lombok Timur. Dengan demikian kita dapat ruang, dan menaati rencana tata ruang yang telah
mengetahui dan mengevaluasi kondisi tata ruang ditetapkan. Pelaksanaan kewajiban masyarakat
dan lingkungan hidup di Kabupaten Lombok dalam penataan ruang dilaksanakan dengan
Timur. Apabila ada hal yang perlu dilakukan mematuhi dan menerapkan kriteria, kaidah, baku
misalnya tindakan berupa rehabilitasi, maka hal mutu, dan aturan-aturan penataan ruang yang
tersebut tidak boleh lagi ditunda-tunda dalam ditetapkan dengan peraturan perundang-
rangka penyelamatan tata ruang dan lingkungan undangan.
hidup. Namun berdasarkan hasil penelitian Peran serta masyarakat dalam proses
penulis yang diperoleh khususnya tindakan perencanaan tata ruang wilayah Kabupaten
berupa penyelamatan terhadap kondisi misalnya Lombok Timur dapat berbentuk sebagai berikut:
peralihan fungsi hutan lindung dan peralihan Pertama, pemberian masukan untuk menentukan
fungsi lahan pertanian untuk kebutuhan lahan arah pengembangan wilayah yang akan dicapai.
industri dan perumahan sampai saat ini belum Kedua, pengidentifikasian berbagai potensi dan
direalisasikan. masalah pembangunan termasuk bantuan untuk
d. Pengendalian Ketidakserasian Pola Penggunaan memperjelas hak atas ruang wilayah, termasuk
Tanah perencanaan tata ruang kawasan. Ketiga,
Pengendalaian pola penggunaan tanah ini sangat pemberian masukan dalam merumuskan
erat kaitannya dengan persoalan pemberian izin perencanaan tata ruang wilayah Kabupaten
penggunaan tanah. Oleh sebab itu, pemerintah Lombok Timur. Keempat, pemberian informasi,
Kabupaten Lombok Timur sangat memperhatikan saran, pertimbangan atau pendapat dalam
pola-pola penggunahan lahan produktif yang penyusunan strategi pelaksanaan pemanfaatan
boleh atau tidak boleh diberizin untuk ruang wilayah Kabupaten Lombok Timur. Kelima,
pembangunan di daerah tersebut. pengajuan keberatan terhadap rancangan
e. Partisipasi mayarakat. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten.
Dalam kegiatan penataan ruang masyarakat Keenam, kerja sama dengan penelitian dan
berhak antara lain Pertama, berperan serta dalam pengembangan; dan atau Ketujuh, bantuan
proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan tenaga ahli.
ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang f. Penegakan hukum
Kabupaten. Kedua, mengetahui secara terbuka Menurut Soerjono Soekanto ada beberapa faktor
rencana tata ruang wilayah, rencana tata ruang yang mempengaruhi penegakan hukum, yaitu :
kawasan, rencana rinci tata ruang kawasan, 1)Hukumnya sendiri, 2)Penegak hukum, 3)Sarana
termasuk tata letak dan tata bangunan Kabupaten dan fasilitas, 4)Masyarakat, 5)Kebudayaan.
Lombok Timur. Ketiga, menikmati manfaat ruang Kelima faktor tersebut sangatlah menunjang
dan atau pertambahan nilai ruang sebagai akibat bagaimana efektifitas kebijakan publik itu dapat
dari penataan ruang Kabupaten Lombok Timur. berjalan sebagaimana mestinya.
Keempat, memperoleh penggantian yang layak 7. Penanggulangan permasalahan penambangan
atas kondisi yang dialami sebagai akibat pasir
pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai Sampai saat ini pelaksanaan penambangan pasir
dengan rencana tata ruang Kabupaten Lombok di Lombok Timur dalam rangka reklamasi Teluk
Timur. Pelaksanaan hak masyarakat dalam Benoa masih berlangsung sehingga sebagian
menikmati manfaat ruang dilaksanakan sesuai masyarakat Lombok Timur dan berbagai LSM
65

yang tidak setuju dengan kegiatan tersebut terus pemanfaatan fungsi tata ruang wilayah
melakukan perlawanan terhadap tindakan Kabupaten Lombok Timur berbagai sector umum
pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat yang maupun sector unggulan demi kelestarian dan
telah memberikan izin. Berbagai mediasi telah berkelanjutan dimasa yang akan datang.
dilakukan antara pemerintah daerah, pihak 2. Perlu ada kesadaran dan partisipasi masyarakat
investor dan masyarakat guna mencari solusi dalam menjaga dan mengawasi pemanfaatan tata
terbaik. Namun masing-masing pihak tetap ruang demi kelestarian lingkungan hidup.
mempertahankan kehendaknya sehingga sampai 3. Pemerintah harus lebih selektif dalam
hari ini belum ada solusi kongkrit dalam proses memberikan izin penggunaan alih fungsi lahan
penyelesaian pengerukan pasir tersebut. maupun izin pertambangan baik bagi
Selain beberapa program khusus yang telah perseorangan maupun swasta serta memberikan
dirancang dan sedang dilaksanakan oleh pemerintah sangsi yang tegas bagi penyalahgunaan izin lahan
Kabupaten Lombok Timur dalam menanggulangi sebagaiamana yang diatur dalam perda
permasalahan sebagaiaman dijelaskan pada bab Kabupaten Lombok Timur No 2 Tahun 2012.
sebelumnya, ada beberapa program secara umum
yang juga sedang dilaksanakan pemerintah
Kabupaten Lombok Timur guna menunjang program-
porgram dalam menanggulangi masalah tata ruang 6. DAFTAR PUSTAKA
tersebut agar penerapan perda Kabupaten Lombok Buku dan Artikel
Timur No 2 Tahun 2012 dapat berjalan secara efektif Aca Sugandhi, 1999. Tata Ruang dalam Lingkungan Hidup.
sesuai dengan prinsip kelestarian dan berkelanjutan. Jakarta.
Program-program tersebut diantaranya : Bambang Sunggono. 1994. Hukum dan Kebijakan Publik.
Sinar Grafika. Jakarta.
1) Program Pembinaan dan Pengelolaan Budi Winarno. 2002. Teori dan Proses Kebijakan Publik.
Lingkungan Hidup Yogyakarta: Media Pressindo
2) Program Pengendalian Pencemaran Faisal Akbar, 2003. Dimensi Hukum Dalam Pemerintahan
Daerah, Cetakan Pertama, Medan: Pustaka Bangsa
Lingkungan Hidup.
Press.
3) Program Rehabilitasi Lahan Kritis Juniarso Ridwan & Ahmad Sodik Sudrajat, 2007. Hukum
Tata Ruang dalam konsep kebijakan otonomi
5. SIMPULAN DAN SARAN daerah Cetakan I, Bandung: Nuansa.
M. Daud Silalahi, 2001. Hukum Lingkungan Dalam Sistem
1. Simpulan Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia.
Bandung: Penerbit PT. Alumni.
kendala-kendala yang dihadapi Pemerintah Philipus M. Hadjon dkk, 1994. Pengantar Hukum
Kabupaten Lombok Timur dalam mewujudkan Administrasi Indonesia (Introduction to
theIndonesian Administrative Law) (Yogyakarta,
pelesrtarian dan keberlanjutan tata ruang daerah dicetak oleh : Gajah Mada University Press).
adalah berkaitan dengan pertanian, kehutanan, Riant Nugroho Dwijowijoto, 2004. Kebijakan Publik,
pelestarian sumber daya air, masalah Tata Guna Formulasi, Implementasi Dan Evaluasi. Jakarta.
Tanah, ketidakserasian Pola Penggunaan Tanah, PT. Giwantara.
Siti Sundari Rangkuti, 2005. Hukum Lingkungan dan
partisipasi masyarakat, masalah penegakan hukum Kebijaksanaan Lingkungan Nasional Terhadap
dan pertambangan. Kendala-kendala tersebut sangat Rencana Tata Ruang, Surabaya: Airlangga
bedampak pada ketidakefektifan penerapan perda University Press, cetakan ketiga.
Soerjono Soekamto, 1985. Sri Mamuji, “Penelitian Hukum
Kabupaten No 2 Tahun 2012 tersebut sehingga perlu
Normatif Suatu Tujuan Singkat,” Penerbit CV.
ada solusi kongkrit untung menanggulanginya. Rajawali, Jakarta.
Beberapa upaya yang dilakukan dalam mengatasi Solichin Abdul Wahab, 1997. Evaluasi Kebijakan Publik.
kendala tersebut adalah sebagai berikut : Penerbit FIA. Unibraw dan IKIP Malang.
Syamsul Arifin, 2003-2004. Kerangka Acuan Kerja, “
mengakomodir secara efektif dan efisien kepentingan Seminar Mewujudkan Kawasan Perkotaan Yang
antara pemerintah, swasta dan masyarakat Berwawasan Lingkungan dalam Rangka Otonomi
khususnya dalam penggunaan lahan, program Daerah,” Kerjasama Pusat Studi Lingkungan
inventarisasi dan evaluasi sumber alam dan Hidup Universitas Muhammadiyah dengan
Bapedalda dan Komite Aksi Pembangunan Yang
lingkungan hidup, program penyelamatan hutan, Berkelanjutan Propinsi Sumatera Utara
tanah dan air, program pembinaan dan pengelolaan William Dunn. 1994. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. (
lingkungan hidup, program pengendalian Drs. Somodra Wibawa, MA, dkk, Penterjemah).
Jogyakarta: Gajah Mada University Press.
pencemaran lingkungan hidup, program rehabilitasi Peraturan Perundang-undangan
lahan kritis serta penegakan hukum. Indonesia, Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
2. SARAN Indonesia, Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran
1. Perlu ada kerjasama terpadu antar berbagai pihak Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan
(pemerintah, masyarakat, pihak swasta) dalam Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 2034)
66

Indonesia, Undang-Undang Nomor. 26 Tahun 2007 tentang


Penataan Ruang (Lembar Negara Nomor 68 tahun
2007, tambahan lembar Negara Nomor 4725)
Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Indonesia, Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur No.
2 Tahun 2012 berkaitan dengan Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Lombok Timur

Anda mungkin juga menyukai