Anda di halaman 1dari 2

Nama : Meli Oktarina

NIM : 18 11 00 24

MK : Hukum Tata Ruang

Dosen pengampu : Dr. Yusdi Herly, S.H., M.M., M.H.

BAGAIMANA PERSIAPAN PEMERINTAH MEMPERSIAPKAN UNTUK


MENGGUNAKAN RUANG WILAYAH SUATU DAERAH

Pengertian Tata Ruang menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 26


Tahun 2007 Pasal 1 ayat 2 adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
Sedangkan pengertian kota, ditinjau dari segi geografis menurut Bintarto (1989),
kota dapat diartikan suatu sistem jaringan kehidupan manusia, ditandai dengan
kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang
heterogen dan coraknya yang materialistis. Atau dapat pula diartikan sebagai
bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alam dan non alami dengan
gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan
yang bersifat heterogen dan materialistis dibandingkan dengan daerah di
bawahnya.

Dalam Pasal 1 sub 10 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan


Ruang dinyatakan bahwa kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai
kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
pemukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

Menurut Budihardjo (2000), penyusunan rencana tata ruang harus dilandasi


pemikiran perspektif menuju keadaan pada masa depan yang didambakan, bertitik
tolak dari data, informasi, ilmu pengetahuan dan teknlogi yang dapat dipakai,
serta memperhatikan keragaman wawasan kegiatan tiap sektor.

Pengaturan dan pemanfaatan ruang merupakan salah satu kewenangan dari


pemerintah, mulai tingkat pusat sampai tingkat daerah. Proses pengaturan dan
pemanfaatan ruang ini dilaksanakan secara bersama-sama, terpadu dan
menyeluruh dalam upaya mencapai tujuan pembangunan sesuai amanah Undang-
Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang pada Bab II Pasal 2 yang
menyatakan bahwa penataan ruang diselenggarakan berdasarkan asas (1)
keterpaduan, (2) keserasian, keselarasan, dan kesinambungan, (3) keberlanjutan,
(4) keberdayagunaan dan keberhasilgunaan, (5) keterbukaan, (6) kebersamaan dan
kemitraan, (7) perlindungan kepentingan umum, (8) kepastian hukum dan
keadilan, (9) akuntabilitas.

Pembangunan di Indonesia khususnya di beberapa wilayah perkotaan wajib


memiliki suatu konsep perencanaan tata ruang, yang disebut dengan Master Plan,
di mana konsep tersebut sebagai arahan dan pedoman dalam melaksanakan
pembangunan, sehingga masalah-masalah yang akan timbul yang diakibatkan dari
hasil pembangunan akan diminimalisir.

Mekanisme penataan ruang, antara lain, pertama, sistem penyusunan rencana tata
ruang, memantapkan pengelolaan pemanfaatan ruang dan memantapkan
pengendalian pemanfaatan ruang terutama untuk mempertahankan pemanfaatan
fungsi lahan irigasi teknis dan kawasan-kawasan lindung; meningkatkan kapasitas
kelembagaan dan organisasi penataan ruang di daerah, baik aparat pemerintah
daerah, lembaga legislatif, dan yudikatif maupun lembaga-lembaga dalam
masyarakat agar rencana tata ruang ditaati oleh semua pihak secara konsisten.

Kedua, meningkatkan asas manfaat berbagai sumberdaya yang ada dalam


lingkungan seperti meningkatkan fungsi perlindungan terhadap tanah, hutan, air,
flora, fungsi industri, fungsi pertanian, fungsi pemukiman dan fungsi lain.
Kesalahan tata ruang lingkungan dapat menimbulkan dampak pada udara dan
iklim, perairan, lahan dan lain-lain yang akan berakibat fatal bagi kelangsungan
hidup manusia dan makhluk hidup lainnya.

Ketiga, sesuai dengan Undang Undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan
Ruang di antaranya adalah untuk memperkokoh Ketahanan Nasional berdasarkan
Wawasan Nusantara dan sejalan dengan kebijakan otonomi daerah yang
memberikan kewenangan semakin besar kepada pemerintah daerah dalam
penyelenggaraan penataan ruang, maka kewenangan tersebut perlu diatur demi
menjaga keserasian dan keterpaduan antar daerah dan antara pusat dan daerah
agar tidak menimbulkan kesenjangan antar daerah;

Bila dilaksanakan secara komprehenshif, maka penataan ruang dapat menjadi alat
yang efektif untuk mencegah kerusakan lingkungan dan berbagai bencana
lingkungan seperti banjir dan longsor. Pemanfaatan ruang yang sesuai dengan
rencana tata ruang dan mengindahkan kondisi lingkungan dapat menghindari
permasalahan lingkungan di masa mendatang.

Anda mungkin juga menyukai