Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

DASAR-DASAR ILMU UKUR TANAH

Makalah ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Ukur Tanah

Dosen Pengajar : Isfanari, ST.,MT

DISUSUN OLEH

 Dimas Adin Fajar Nugroho (2022D1B112)


 Ari Wijaya (2022D1B013)
 Sudhan Aroby (2022D1B097)
 Gita Mandalaksana (2022D1B034)
 Sofyan Dayudinata (2022D1B178)
 Rio Handika (2022D1B187)

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
nikmat yang tak terhingga kepada kami, terutama berupa kesehatan, kesempatan
dan kemampuan sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini,
Semoga kami menjadi hamba-Nya yang selalu bersyukur. Shalawat dan salam
semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW,
keluarga, sahabat, beserta para pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.

Adapun maksud dan tujuan yang ingin kami sampaikan dalam penyusunan
Makalah ini, yaitu bertujuan untuk memberikan penjelasan dan gambaran tentang
materi dasar ilmu ukur tanah. Bagi mahasiswa teknik sipil mudah mudahan
penyusunan Paper ini bisa bermanfaat bagi rekan-rekan yang hendak mempelajari
puasa nantinya dan semoga bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi teman-
teman mahasiswa. Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah bapak Isfanari ST.MT. yang telah memberikan arahan dan
pembelajaran sehingga bisa membantu kami menyelesaikan Makalah ini.

Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, dan
kami telah berusaha untuk mencapai kesempurnaan tersebut. Untuk itu segala
saran dan kritik sangat kami harapkan dari pembaca demi kesempurnaan Makalah
ini.

Mataram, 04 Maret 2023

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................. i

Daftar Isi .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3

2.1 Pengertian ilmu ukur tanah .................................................................. 3

2.2 Sejarah ilmu ukur tanah ....................................................................... 4

2.3 Jenis-jenis pengukuran dalam ilmu ukuran tanah ................................ 5

2.4 Fungsi ilmu ukur tanah ........................................................................ 6

2.5 Peralatan ilmu ukur tanah .................................................................... 7

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 13

3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seperti yang diketahui bahwa sejak zaman dahulu manusia telah


mengenalilmu ukur tanah, baik itu dengan nama satu jengkal, satu depah, satu
tombak, satulangkah, satu kaki, dan lain-lain. Untuk itu apabila manusia
bepergian biasanyamereka menghitung dengan berpatokan melalui matahari
yaitu terbitnya mataharidan tenggelamnya matahari.

Perkembangan ilmu pengukuran tanah berasal dari bangsa Romawi,


yangditandai dengan pekerjaan konstruksi diseluruh wilayah kekasisaran.
Selanjutnyailmu ini dilestarikan oleh bangsa Arab yang disebut ilmu
geometris praktis. Padaabad ke-13, Von Piso dalam karyanya yang berjudul
“Patricia Geometria”menguraikan cara-cara pengukuran tanah, yang
kemudian dilanjutkan oleh Liber Quadratorium mengenai pembagian kuadra.
Dari segi peralatannya, astrolab adalah instrumen atau petunjuk yangdipakai
pada masa itu. Alat ini berbentuk lingkaran logam dengan penunjuk berputar
dipusatnya, yang dipegang oleh cincin diatasnya dan batang silang
(crossstaff). Panjang batang silang menyebabkan jaraknya bisa dikur dengan
perbandingan sudut.

Sejalan dengan perkembangan zaman dan perkembangan dunia


konstruksi,maka ilmu ukur tanah mengalami perkembangan pula hingga
ditemukannya alatyang disebut waterpass dan theodolit, yang sangat
membantu manusia sampaisekarang. Ilmu ukur tanah bisa juga kita gunakan
diberbagai bidang misalnya bidang pertanian, perikanan, kehutanan dan
pertambangan, cara pengambilan datadan pengolahannya sama dengan di
bidang teknik sipil

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian ilmu ukur tanah?


2. Bagaimana sejarah ilmu ukur tanah?
3. Apa saja jenis-jenis pengukuran dalam ilmu ukur tanah?
4. Apa fungsi dari ilmu ukur tanah?
5. Apa saja peralatan dalam ilmu ukur tanah?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui tentang pengertian ilmu ukur tanah


2. Umtuk mengetahui bagaimana sejarah ilmu ukur tanah
3. Untuk mengetahui jenis-jenis pengukuran dalam ilmu ukur tanah
4. Untuk mengetahui fungsi dari ilmu ukur tanah
5. Untuk mengetahui peralatan yang digunakan dalam ilmu ukur tanah

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ilmu Ukur Tanah

Ilmu ukur tanah adalah suatu cabang dari keilmuan Geodesi yang khusus
mempelajari sebagian kecil dari permukaan bumi dengan cara melakukan
pengukuran (surveying) guna mendapatkan hasil akhir yakni sebuah peta.
Pengukuran ini dilakukan terhadap detil-detil alam maupun buatan manusia
meliputi posisi horizontal (x,y) dan juga posisi secara vertikal (z).

Sedangkan Geodesi sendiri mencakup kajian dan pengukuran yang jauh jauh
lebih luas. Bukan hanya sekedar pemetaan dan penentuan posisi di darat namun
juga di udara dan laut untuk berbagai keperluan. Termasuk analisis dan
pengambilan keputusan serta perhitungan-perhitungan secara statistik dan lainnya
adalah sedikit dari ranah Geodesi dalam pengukuran dan pemetaan

Peta situasi adalah peta topografi skala besar yang merupakan penyajian dari
gambaran permukaan bumi baik detil alam maupun buatan manusia yang
digambar pada bidang datar (kertas) dengan sistem proyeksi dan skala tertentu.
Peta situasi dapat diperoleh dengan pemetaan teristris, yaitu proses pemetaan yang
pengukurannya langsung dilakukan di permukaan bumi dengan peralatan ukur
tertentu.

Dalam pemetaan terestris, gambaran objek-objek yang berada di permukaan


bumi dipresentasikan dalam titik-titik detil. Detil adalah segala obyek yang ada di
lapangan, baik yang bersifat alamiah, maupun hasil budaya manusia yang akan
dijadikan isi dari peta yang akan dibuat. Penentuan posisi dari titik-titik detil
dengan cara diikatkan pada titik kerangka pemetaan yang telah diukur
sebelumnya. Pemilihan detil, distribusi dan teknik pengukurannya tergantung dari
skala dan tujuan peta itu dibuat. Penentuan posisi dari titik-titik detil diikatkan
pada titik-titik kerangka pemetaan terdekat yang telah diukur sebelumnya, atau
dari garis ukur yang merupakan sisi dari kerangka peta.

3
2.2 Sejarah Ilmu Ukur Tanah

Ilmu ukur tanah dimulai di Mesir. Seorang bernama Herodotus (+ 1400 tahun
S.M) memerintahkan pemetakan-pemetakan tanah Mesir menjadi kapling-kapling
untuk tujuan perpajakan. Pekerjaan dilakukan dengan tali yang diberikan tanda
pada tiap satuan jarak. Para pemikir Yunani kuno mengembangkan ilmu ukur
geometri murni dan menciptakan alat ukur pertama "Diopter" pada 120 tahun S.M.
Sedangkan ilmuan Romawi berawal dengan Juru ukur bernama Prontinus yang
hidup pada abad pertama mengembangkan ilmu ukur dengan pemikiran bersifat
praktis serta Instrumen yang rumit pun dibuat. Peradaban-peradaban kuno
beranggapan bahwa bumi ini bidang datar tetapi dengan mengamati bayangan-
bayangan bumi di bulan pada waktu gerhana bulan dan mengamati kapal
berangsur-angsur menghilang bila berlayar ke arah horizon, lambat laun bahwa
planet ini sebenarnya berbentuk melengkung ke segala arah. Sehingga menentukan
ukuran dan bentuk sebenarnya dari bumi menjadi cita-cita manusia selama
berabad-abad.

Pada ± 220 tahun S.M seorang Yunani bernama Eratosthenes pertama kali
menghitung dimensi bumi dengan cara berikut.

1. Menentukan sudut di hadapan busur meridian antara Syene Alexandria di


Mesir dengan mengukur posisi bayangan-bayangan matahari di kedua kota
tersebut.

2. Panjang busur diperoleh berdasarkan perkalian, Jumlah hari-hari kafilah


dengan jarak rata-rata yang ditempuh tiap hari antara kedua kota tersebut. Hasil
pengukuran sudut dan busur serta menerapkan geometri dasar Eratosthenes
memperoleh keliling bumi adalah 25.000 mil = 40.234 Km.

Theodolit lama yang digunakan sekitar


pertengahan abad ke 19

4
2.3 Jenis-Jenis Pengukuran Dalam Ukur Tanah

Pengukuran atau pemetaan setidaknya dapat kita bedakan dan kategorikan ke


dalam beberapa bagian. Kegiatan dalam pengukuran bisa kita kelompokkan
berdasarakan cakupan alam, tujuan, serta luas cakupan dari pengukuran itu
sendiri, berikut jenis-jenis pengukuran :

1. Pengukuran Berdasarkan Cakupan Elemen Alam :


a) Pengukuran Daratan (land surveying).
Yang termasuk dalam kategori land surveying diantaranya pengukuran
topografi dan pengukuran kadaster
b) Pengukuran Perairan (marine or hydrogaphic surveying)
Kegiatan pengukuran yang termasuk kategori ini antara lain pengukuran
muka dasar laut, pengukuran pasang surut, pengukuran untuk kegiatan
pembuatan pelabuhan dan rekalamasi, dsb
c) Pengukuran Astronomi (astronomical surveying)
Merupakan kegiatan pengukuran untuk menentukan posisi di muka bumi
dengan melakukan pengukurann terhadap benda-benda di langit.

2. Pengukuran Berdasarkan Tujuannya


a) Pengukuran untuk keperluan teknik (engineering surveying)
b) Pengukuran untuk keperluan militer (military surveying)
c) Pengukuran pertambangan (mining surveying)
d) Pengukuran geologi (geological surveying)
e) Pengukuran arkeologi (archeological surveying)

3. Pengukuran Berdasarkan Luas Cakupan Area :


a) Pengukuran area kecil
Yang dimaksud area kecil adalah area dengan luasan dibawah 37 km x 37
km. Karena pada pengukuran area ini rupa bumi dianggap datar sehingga
unsur kelengkungannya dapat diabaikan. Pengukuran ini juga dikenal
dengan istilah plane surveying

5
b) Pengukuran area besar
Pengukuran dengan luasan diatas 37 km x 37 km. Dengan memperhatikan
unsur kelengkungan bumi dan perhitungan matematisnya, pengukuran ini
juga banyak dikenal dengan istilah geodetics surveying.

2.4 Fungsi Ilmu Ukur Tanah

Secara umum fungsi ilmu ukur tanah :

a. Pengukuran untuk mencari luas tanah


Luas tanah sangat diperlukan untuk keperluan jual beli, penentuan pajak,
dan untuk perencanaan pengembangan daerah, rencana jalan, rencana
pengairan dan rencana transmigrasi.
b. Pengukuran untuk mengetahui beda tinggi tanah
Sebelum suatu bangunan didirikan, maka terlebih dahulu harus diketahui
tinggi permukaan tanah dan rencana meratakan tanahnya sehingga dapat
dihitung seberapa tanah yang digali dan berapa banyak urugan yang
diperlukan serta untuk menentukan peil suatu bangunan yang akan
dibangunan untuk pedoman ketinggian lantai dan sebagainya.
c. Pengukuran untuk pembuatan peta
Untuk memberi petunjuk berapa jauh antara tempat A ke tempat B maka
kita harus membuat sket jalan dari tempat A ke tempat B. Gambar sket
tersebut walaupun tidak sempurna dinamakan peta. Untuk praktisnya
pemerintah mulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten, propinsi
bahkan setiap Negara mempunyai ganbar daerahnya yang disebut peta.
Peta tersebut harus digambar berdasarkan hasil pengukuran tanah, baik
pengukuran secara teoritis maupun secara fotogrametrik.
d. Pengukuran untuk merencanakan bangunan
Bila akan mendirikan rumah, maka harus ada ijin bangunan dari dinas
petanahan atau dinas pekerjaan umum. Pada setiap rencana pembangunan
daerah, pembuatan jalan, rencana irigasi terlebih dahulu tanah yang akan
dibangunan harus diukur dan disahkan oleh pemerintah daerah. Disamping
hal tersebut pekerjaan ukur tanah merupakan hal sangat penting dalam
merencana bangunan karena dapat memudahkan menghitung rencana
biaya.

6
2.5 Peralatan Ilmu Ukur Tanah

Untuk melakukan pengukuran tanah, diperlukan beberapa alat yang


menunjang agar mendapatkan perhitungan yang tepat. Nantinya hasil perhitungan
tersebut dapat berguna untuk kepentingan seperti survey pemetaan pada
permukaan bumi. Seperti yang kita ketahui, bentuk relief permukaan
bumi tidaklah rata, sudah sewajarnya jika kita memerlukan alat – alat yang sesuai
untuk menghitung dan mengetahui besarnya sudut dan jarak pada permukaan
bumi.
Beberapa alat yang digunakan termasuk alat yang sederhana namun ada
juga yang memerlukan alat dengan teknologi yang lebih modern. Tingkat
kesulitan alat yang digunakan tergantung dari cara penggunaan dan komponen
yang ada di alat tersebut. Berdasarkan modelnya, alat ukur tanah dapat
dikelompokkan menjadi 3 macam yaitu alat ukur sederhana, alat ukur optik, dan
alat ukur elektronik.
Alat ukur sederhana dapat digunakan untuk mengukur satu macam ukuran,
alat ukur optik menggunakan bantuan lenca optik untuk mendapatkan hasil
pengukuran, sedangak alat ukur elektronik merupakan alat ukur tanah yang
memiliki ketepatan ketelitian paling tinggi sebab dalam penggunaanya
mempunyai komponen berupa infra merah. Untuk memahami alat ukur tanah
lebih mendalam, berikut ini nama – nama alat ukur tanah beserta cara
penggunaannya.

1. Alat Ukur Sederhana


Disebut sederhana karena dalam menggunakan alat ini cukup
mudah dan simpel, serta penggunaan alat ukur ini hanya digunakan
untuk mengukur satu macam ukuran saja. Alat – alat tersebut yaitu:

1. Meteran

Meteran atau pita ukur biasanya berbentuk seperti pita yang


memiliki panjang tertentu. Meteran juga bisa disebut dengan rol

7
meter, karena saat disimpan atau dalam keadaan tidak digunakan,
meteran akan digulung atau dirol. Terdapat 3 jenis meteran:
 Meteran yang berasal dari kain (metalic cloth): terbuat dari kain
linen dan anyaman kawat halus yang berasal dari tembaga atau
kuningan.
 Meteran yang terbuat dari baja
 Meteran yang terbuat dari baja aloy (steel alloy): campuran baja
dan nikel.

Fungsi dari meteran yaitu untuk mengukur panjang dan jarak.


Biasanya satuan yang digunakan terdapat 2 ukuran yaitu ukuran
satuan metrik (mm, cm, m) dan satuan inggris (inch, feet, yard).
Pembacaan angka 0 ada yang dibaca tepat diujung meteran adapula
yang dinyatakan pada jarak tertentu di ujung meteran.

Cara menggunakan meteran cukup dengan merentangkan


meteran dari suatu titik ke titik lainnya pada suatu objek bidang
yang akan diukur. Untuk mendapatkan hasil yang valid, ada
baiknya dilakukan oleh dua orang  dimana salah satu berada pada
titik awal atau angka 0 dan yang lain bergerak menuju titik akhir
perhitungan sekaligus membaca angka pada meteran pada titik
tersebut.

2. Kompas

Komponen utama yang ada di alat ukur ini yaitu jarum dan
lingkaran berskala, dimana salah satu ujung jarum tersebut dibuat
dari magnet atau besi berani, bagian tengah jarum dipasang sebuah
sumbu sehingga jarum dapat bergerak bebas ke arah horisontal
sesuai dengan arah medan magnet bumi yaitu utara dan selatan.
Ada baiknya menggunakan kompas yang memiliki cairan nivo
yang berfungsi menstabilkan gerakan jarum dan juga alat pembidik
atau visir.

Fungsi dari kompas yaitu menentukan arah dari mata angin dan
penunjuk arah terutama utara dan selatan. Selain itu, kompas bisa
juga sebagai penentu arah dari suatu titik ke titik lain yang

8
ditunjukan pada besaran azimut (besarnya sudut yang dimulai dari
arah utara ke selatan), membuat siku – siku dan mengukur sudut
horisontal.

Cara penggunaan kompas yaitu pegang dan atur agar kompas


dalam keadaan mendatar sehingga jarum dapat bergerak  dengan
bebas. Jika kompas memiliki cairan nivo, usahakan agar
gelembung tepat berada di tengah.

3. Klinometer

Salah satu alat ukur sederhana ini digunakan untuk mengukur


sudut elevasi antara garis datar dengan garis yang menghubungkan
sebuah titik yang terdapat di garis datar dengan titik puncak sebuah
objek. Secara keseluruhan klinometer untuk mengukur ketinggian
atau panjang sebuah objek dengan cara memanfaatkan sudut
elevasi.

Fungsi klinometer adalah untuk menentukan besaran sudut


elevasi saat mengukur tinggi objek secara tidak langsung.
Cara penggunaan alat ini sebaiknya dilakukan oleh 2 orang.
Salah satu orang memegang dan melakukan pengamatan atau
membidik objek yang diukur. Sedangkan yang lain membaca sudut
dan mencatat hasil pengamatan.

2. Alat Ukur Optik


Alat ini dilengkapi dengan perlengkapan optik sehingga
mendapatkan hasil perhitungan yang tepat dan lebih detail jika
dibandingkan dengan alat ukur sederhana. Alat ukur optik ini biasanya
terdiri dari beberapa alat yang dirangkai dalam satu buah alat, sehingga
dapat mengukur lebih dari satu pengukuran.

9
1. Theodolit

Alat ukur optik ini dibuat untuk menentukan tinggi dari tanah
pengukuran sudut yang berupa sudut tegak (sudut vertikal) dan
sudut mendatar (sudut horisontal). Ada 3 macam theodolit:
 Theodolit Reterasi: terdapat plat lingkaran skala (horizontal)
yang menjadi satu dengan plat lingkaran nonius dan tabung
sumbu pada kiap. Theodolit ini memiliki sekrup pengunci plat
nonius.
 Theodolit Repetisi: plat lingkaran skala horizontal dapat
berputar sendiri dengan tabung poros sebagai sumbu putar.
Terdapat sekrup pengunci lingkaran horizontal dan juga skrup
nonius.
 Theodolit Elektro Optis: sistem penoprasian sama dengan
theodolit optis hanya saja mikroskop pada pembacaan skala
lingkaran menggunakan sistem sensor sebagai elektro optis
model (alat penerima gelombang elektromagnetis).

Fungsi dari theodolit yaitu untuk pengukuran polygon, pemetaan
situasi dan juga pengamatan matahari. Tidak hanya itu, theodolit
juga bisa berfungsi seperti PPD jika sudut vertikalnya diubah
menjadi 90o. Teropong yang ada di theodolit, membuatnya dapat
membidik ke segala arah. Pada konstruksi bangunan, theodolit
dapat berfungsi untuk menentukan sudut siku –siku pada pondasi
dan juga mengukur ketinggian bangunan bertingkat.

Untuk menggunakan theodolit pastikan posisikan tripod atau


penyangga panjang pada tempat yang datar dan atur ketinggiannya
sekitar tinggi dada. Kencangkan sekrup pengunci pada kaki
penyangga panjang. Usahakan plat tribar (untuk meletakan
theodolit) dalam keadaan datar. Letakan theodolit kemudian
kencangkan sekrup pengunci. Atur nivo sampai sumbu I berada
pada posisi vertikal dan atur juga nivo pada tabung agar sumbu II
berada pada posisi mendatar, atur theodolit pada hingga berada
pada posisi tengah titik ikat (BM).

10
2. Waterpas

Termasuk ke dalam alat ukur optik yang berfungsi untuk


mengukur beda tinggi dari satu titik atau lebih, penggunaan
waterpas saat ini sangat luas. Terdapat beberapa syarat dalam
menggunakan waterpas, yaitu syarat dinamis (sumbu 1 vertikal)
dan syarat statis (garis yang mendatar pada bagian diafragma
sejajar sumbu 1, garis nivo tegak lurus sumbu 1, garis bidik pada
teropong sejajar dengan garis arah nivo).

Cara menggunakan waterpas ini sebaiknya menggunakan tripod


atau kaki tiga sebagai penyangga dan posisikan pada titik koordinat
yang sudah ditentukan. Pastikan tripod dalam posisi stabil dan kuat
serta plat tempat dudukan waterpas tidak dalam keadaan miring.
Letakan waterpas di atas plat tersebut, usahakan waterpas untuk
tidak bergerak atau dalam keadaan stabil. Atur sumbu I vertikal
dan sumbu II horisontal dengan menggunakan sekrup
penyeimbang nivo. Tepatkan gelembung nivo berada di tengah
lingkaran.

3. Alat Ukur Elektronik


Sesuai namanya, alat ini menggunakan sistem elektronik berupa
gelombang infra merah. Sehingga pengukuran dengan menggunakan
alat ini mendapatkan hasil perhitungan yang tepat, akurat dan prestisi.

1. Global Positioning System (GPS)

GPS merupakan suatu sistem yang terdiri atas konstelasi satelit


radio navigasi dan juga segmen kontrol tanah yang berfungsi

11
mengelola operasi satelit dan pengguna dengan penerima khusus,
menggunakan data satelit untuk memenuhi persyaratan dari posisi.
Hasil yang diberikan gambar permukaan bumi dalam bentuk 3
dimensi (3D) .

Fungsi GPS tidak hanya untuk kepentingan militer, survey


pemetaan ataupun geodesi saja, tetapi juga untuk penelitian
geofisika (geodinamika, studi atmosfer, meteorologi dan lain
sebagainya). Dibalik kelebihan yang dimiliki oleh GPS, alat ini
juga memiliki kelemahan yaitu tidak dapat digunakan pada tempat
yang tidak mampu menerima sinyal GPS oleh antena alat penerima
yang berada di dalam ruang, bawah terowongan atau di bawah air.

Cara penggunaan GPS, pertama nyalakan perangkat GPS tunggu


hingga sinyal terhubung. Atur untuk menambahkan halaman
hingga muncul halaman Area Calculation kemudian tekan tombol
start lalu enter. Jika tombol start berubah menjadi tombol stop,
berarti GPS sudah dapat digunakan.
2. Total Station

Merupakan alat ukur elektronik yang berasal dari


pengembangan theodolit. Namun alat ini dilengkapi oleh
pengukuran jarak dan sudut secara elektronik dengan bantuan dari
reflektor sebagai target dan pengganti rambu ukur. Untuk
mempermudah penggunaan, total station perlu dihubungankan
dengan komputer. Fungsi total station yaitu dapat digunakan untuk
menghitung jarak, arah, titik koordinat dan juga beda tinggi secara
elektronis.

Untuk menggunakan total station pastikan posisi tripod sudah


stabil dan kuat untuk menopang total station dan terletak di titik
koordinat yang telah ditentukan. Atur nivo di kedua sumbu agar
tepat pada posisi di tengah lingkaran dan sejajar dengan posisi kita
saat berdiri. Jika sudah sesuai dan semua berada pada posisi yang
tepat (gelembung nivo berada di tengah), total station siap
digunakan.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari Ilmu ukur tanah adalah suatu cabang dari keilmuan Geodesi yang khusus
mempelajari sebagian kecil dari permukaan bumi dengan cara melakukan
pengukuran (surveying) guna mendapatkan hasil akhir yakni sebuah peta.Ilmu
ukur tanah dimulai di Mesir. Seorang bernama Herodotus (+ 1400 tahun S.M)
memerintahkan pemetakan-pemetakan tanah Mesir menjadi kapling-kapling untuk
tujuan perpajakan. Pekerjaan dilakukan dengan tali yang diberikan tanda pada tiap
satuan jarak. Para pemikir Yunani kuno mengembangkan ilmu ukur geometri
murni dan menciptakan alat ukur pertama "Diopter" pada 120 tahun S.M.

Jenis pengukuran ilmu ukur tanah dapat dibedakan dan dikategorikan yaitu
pengukuran berdasarkan cakupan elemen alam, pengukuran berdasarkan
tujuannya, dan pengukuran berdasarkan luas cakupan area.

Tujuan dari pengukuran tanah adalah untuk:


• Menentukan posisi sembarang bentuk yang berbeda diatas permukaan
bumi
• Menentukan letak ketinggian (elevasi) segala sesuatu yang berbeda diatas
atau dibawah suatu bidang yang berpedoman pada bidang permukaan air laut
tenang
• Menentukan bentuk atau relief permukaan tanah beserta luasnya.
• Menentukan panjang, arah dan posisi dari suatu garis yang terdapat diatas
permukaan bumi yang merupakan batas dari suatu areal tertentu.

Alat ukur yang digunakan dalam ilmu ukur tanah dibagi menjadi tiga jenis,
yaitu alat ukur sederhana ( contohnya meteran, kompas, klinometer), alat ukur
optic (Theodolit, Waterpas) dan alat ukur elektronik (GPS, Total Station).

13
DAFTAR PUSTAKA

Adhyaksa.PT Adhyaksa Persada Indonesia. 2021.”Mengenal Ilmu Ukur Tanah”,


https://www.adhyaksapersada.co.id/ilmu-ukur-tanah/, diakses pada 4 Maret 2023 pukul 11.10.

Basaki, Yoyok Rahayu.2020. Dasar Survey dan Pemetaan. Malang: Azhar Publisher

Lestari, Ika.2019.”Jens Alat Ukur Tanah Serta Fungsi dan Cara Penggunaannya”.
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/alat-ukur-tanah, diakses pada 4 Maret 2023 pukul
12.30.

Sobatnu, Ferry.2018. Survei Terrestris. Sleman : Poliban Press

14

Anda mungkin juga menyukai