Anda di halaman 1dari 19

ILMU UKUR TANAH

T-2B KARYA TULIS 1


 METODA PEMETAAN TERESTRIAL

NUROH NURJANAH
1934290006

TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I
JAKARTA 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyusun Karya Tulis yang berjudul : “METODA PEMETAAN TERESTRIAL”
Karya tulis ini saya susun atas dasar pemenuhan tugas mata kuliah Ilmu Ukur Tanah. Saya
menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari kata sempurna. Saya mohon maaf apabila dalam karya
tulis ini terdapat kesalahan karena kurangnya pengetahuan saya. Oleh karenanya, kritik dan saran
yang membangun sangat saya harapkan dari pembaca. Akhir kata, saya mengucapkan terima
kasih dan semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Jakarta, 4 Oktober 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

DAFTAR GAMBAR 4

BAB I PENDAHULUAN 5

1.1 Latar Belakang 5

1.2 Maksud dan Tujuan 5

1.3 Ruang Lingkup 5

BAB II Metoda Pemetaan Terestrial 6

2.1 Pemetaan Terestris 6

2.2 Pengukuran Topografi 10

2.3 Pengolahan Data 12

2.4 Pencetakan Peta 15

BAB III PENUTUP 18

3.1 Kesimpulan 18

3.2 Saran 18

DAFTAR PUSTAKA

3
DAFTAR ISI

Gambar 1 Groma 7

Gambar 2 Libella 7

Gambar 3 Astrolab 8

Gambar 4 Dheodolite 8

Gambar 5 ETS
8

Gambar 6 Contoh Peta 17

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penentuan posisi titik di permukaan bumi dapat dilakukan secara terestris maupun
ekstraterestris. Metode penentuan posisi secara terestris dilakukan berdasarkan pengukuran
dan pengamatan yang semuanya dilakukan di permukaan bumi. Sedangkan pada metode
ekstraterestris, penentuan-penentuan posisi dilakukan dengan melakukan pengukuran dan
pengamatan ke objek/benda di angkasa, baik yang alamiah (seperti bulan bintang dan quasar)
maupun yang buatan manusia seperti satelit. Ada beberapa metode atau sistem penentuan
posisi secara ekstra-terestris yang telah dikenal selama ini. Yaitu : astronomi geodesi ,
fotografi satelit, SLR (Satelite Laser Ranging). T'ransit(Doppler) dan GPS.
1.2 Maksud dan Tujuan
1. Memahami apa itu metode Pemetaan Terestrial
2. Memahami Proses Pengolahan Data
3. Memahami Proses Pencetakan Peta
1.3 Ruang Lingkup
Peta adalah gambaran permukaan bumi yang ditampilkan pada suatu bidang datar dengan
skala tertentu. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta
konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar komputer. Istilah peta
berasal dari bahasa Yunani mappa yang berarti taplak atau kain penutup meja. Namun secara
umum pengertian peta adalah lembaran seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang
datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu. Sebuah peta adalah representasi
dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta disebut
kartografi. Banyak peta mempunyai skala, yang menentukan seberapa besar objek pada peta
dalam keadaan yang sebenarnya. Kumpulan dari beberapa peta disebut atlas.

5
BAB II
METODA PEMETAAN TERESTRIAL
2.1 Pemetaan Terestris
terestrial adalah strategi atau teknik perolehan data tentang obyek atau fenomena yang ada di
muka bumi dengan cara kontak langsung atau mengukur secara langsung pada obyek atau
fenomena kajian tersebut.
Dalam pemetaan suatu wilayah, pengukuran secara terestrial umumnya terdiri atas
pengukuran jarak, pengukuran sudut horizontal (azimuth), pengukuran sudut vertikal
(kemiringan), dan pengukuran perbedaan elevasi (sipat datar).
Dengan kemajuan iptek, perolehan data secara terestrial dapat dilakukan secara lebih cepat
dengan metode yang lebih canggih, yang umumnya disebut metode ekstra-terestrial.
Metode ekstra-terestrial yang paling populer saat ini adalah survei dn pemetaan dengan
menggunakan GPS (Global Positioning System).
Berbagai macam metode pemetaan dipelajari di bidang ilmu Geodesi dan Geomatika untuk
keperluan akuisisi data spasial. Metode pemetaan di bidang ilmu Geodesi dan Geomatika
yang dapat digunakan untuk melakukan akuisisi data spasial tiga dimensi (topografi) salah
satunya adalah pemetaan metode terestris. Ketelitian informasi spasial yang tinggi
dibandingkan dengan metode fotogrametris dan ekstra terestris membuat metode ini menjadi
pilihan yang tepat untuk pemetaan di daerah yang cakupan wilayahnya tidak terlalu luas.
Pemetaan diawali dengan orientasi lapangan untuk merencanakan titik-titik kerangka dasar
pemetaan, Pengadaan titik-titik kerangka dasar pemetaan dilakukan dengan pengukuran
kerangka kontrol horisontal dan pengukuran kerangka kontrol vertikal. Akuisisi data spasial
menggunakan alat ukur Total Station dan Waterpass. Penggambaran peta dilakukan secara
manual dan digital. Penggambaran peta digital dibantu oleh software Surpac dan ArcGIS.
SEJARAH PERKEMBANGAN PEMETAAN TERESTRIS
Pemetaan terestris adalah pemetaan yang objeknya adalah tanah dan dilakukan langsung pada
permukaan tanah tersebut. Hasil dari pemetaan ini adalah situasi dari tanah tersebut, seperti
luas tanah, kemiringan atau ketinggian,serta volume. Dan hasil tersebut dapat digunakan
dalam perencanaan pembangunan, khususnya infrastuktur.

6
Perkembangan pemetaan ini dimulai dengan dinyatakannya bahwa bumi ini bulat oleh
seorangYunani Kuno untuk pertama kalinya sekitar tahun 500 SM (Sebelum Masehi), orang
tersebutdikenal dengan nama Phytaghoras. Pada awalnya banyak ilmuwan Yunani Kuno yang
tidakpercaya,sampai ketika tahun 220 SM adalah Erasthotenes mencoba membuktikan bahwa
bumiini bulat dengan menghitung keliling bumi dengan pemikiran sederhana, dengan
memanfaatkandua buah sumur di dua Kota, Alexandria dan Syene, ia menghitung kemiringan
bayangan yangdisebabkan sinar matahari. Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa
keliling bumi±40000km, hanya berbeda ±75km dari pengukuran modern. Sungguh sangat luar
biasa jikadibandingkan!Selanjutnya pada tahun 140 sampai dengan 120 SM masih di Yunani,
mulai bermunculanpemikiran-pemikiran baru dalam hal pengukuran tanah. Salah satunya
adalah adanya penerapanilmu geometri dalam pengukuran sebidang tanah. Di Arab, ilmu ini
juga dilestarikan dan disebutdengan ilmu geometri praktis. Di samping itu, seorang Raja
Mesir Sesostris juga sudah mulaimenerapkan ilmu ini dalam pengukuran bidang-bidang tanah
untuk keperluan pajak, yang saatini dikenal dengan kadaster.
Sampai pada tahun 60 SM, perkembangan penerapan ilmu geometri dalam pengkuran
tanahmasih terus berlanjut. Di Romawi, ilmu ini sudah mulai diterapkan pada pekerjaan-
pekerjaankontruksi di wilayah kekaisaran. Peralatan-peralatan yang digunakan pun semakin
berkembang.Contohnya, Groma, sebuah alat untuk mengukur sudut dan jarak. Libella, alat
yang digunakan untuk mengukur kedataran sebuah bidang seperti halnya waterpass. Dan juga
Crobates, sebuah alat yang memiliki fungsi yang sama seperti nivo kotak.

Pada abad 13 dan 14 pemetaan terestris maju pesat. Terbukti dengan banyaknya ilmuwan
yangmulai mengembangkan dan menuliskannya dalam bentuk buku. Salah satunya adalah
Von Piso,seorang Perancis, menjelaskan cara untuk melakukan pengukuran tanah dalam
karyanya yang berjudul “Practica Geometri”. Selain itu ia juga menjelaskan mengenai

7
pembagian kuadran padakaryanya yang berjudul“ Liber Quadratorium”. Dari segi peralatan,
pada abad ini telah digunakan sebuah alat bernama Astrolab. Selain digunakan untuk
memprediksikan posisimatahari, bintang dan bulan, alat ini juga bisa digunakan untuk
keperluan survei dan triangulasi.Dengan alat ini pengukuran jarak dapat dilakukan dengan
perbandingan sudut.

Pemetaan terestris maju lebih pesat pada abad 18 dan 19. Beberapa Negara seperi Inggris
danPerancis mulai sadar akan kegunaan dari ilmu ini. Kebutuhan akan pengukuran yang lebih
telitidan akurat juga telah mulai terpenuhi pada abad ini, dengan adanya theodolite, alat
pengukursudut dan jarak yang dilengkapi dengan tripod dan kompas, sudah ditemukan pada
akhir abad 16.Di Perancis sendiri, oleh keluarga Cassini, dalam waktu empat generasi berhasil
melakukan pengukuran tanah ilmiah pertama. Hasil dari pengukuran ini disebut
La Carte DeCassini atau Peta Cassini.
Setelah perang dunia II berakhir, pemetaan terestris berkembang sejalan dengan
perkembanganteknologi. Pengambilan data dan pengolahan data kini dapat dilakukan dengan
lebih modern.Peralatan-peralatan yang digunakan pun kini sudah digital, lebih otomatis,
elektrik, danterkomputerisasi, contohnya  Electronic Total Station (ETS).

8
METODE PENGUKURAN TERESTRIS MENGGUNAKAN TOTAL STATION
Metode Pengukuran Terestris Menggunakan Total Station – Pengukuran kontur merupakan
hal yang penting dalam perencanaan dan pembangunan. Tidak hanya untuk menentukan
perencanaan konstruksi bangunan, kontur juga dapat digunakan untuk perencanaan evakuasi,
perencanaan kota, dan tata ruang lainnya. Kontur juga menjadi poin penting dalam arahan
penggunaan lahan. Bahkan data kontur dapat diturukan menjadi bermacam-macam informasi
yang sangat bermanfaat seperti pembuatan pemodelan DAS dan lain sebagainya.
Dari mana data kontur presisi atau detil dapat diperoleh? Tentunya dari pengukuran lapangan.
Cara pengukurannya bermacam-macam dengan berbagai macat alat yang bisa digunakan. Alat
yang paling canggih dan paling sering digunakan adalah total station. Alasan mengapa banyak
surveyor memilih menggunakan alat ini adalah karena kemudahannya dalam
pengoperasiannya. Total station sudah dirancang digital, dan beberapa versi baru dilengkapi
oleh Global Positioning System (GPS) sehingga saat alat selesai di setting sempurna akan
otomatis menunjukkan koordinat dimana alat tersebut berdiri.  Total station juga merupakan
versi digital dari theodolit sehingga pembacaan sudut maupun jarak sudah otomatis tertera
pada layar total station.
Pada pengukuran saat survey menggunakan total station, perlu dilengkapi juga dengan prisma.
Pada awal pengesetan alat, pastikan alat sudah berdiri tegak dengan posisi niveau datar da
posisi tinggi sudah diukur.  Ukur titik awal pengamatan sebagai bench mark (BM), lalu
tentukan titik sebagai back sight (BS) dan foresight (FS) untuk pengukuran kedua. Kemudian
lanjutkan dengan melakukan pengukuran titik-titik survey yang telah ditentukan. Cukup
dengan menembakan total station ke arah prisma kemudian tekan tombol measurment untuk
mengetahui beda tinggi dan jarak titik tersebut.
Dalam survey pemetaan pengukuran seperti ini biasa dilakukan untuk memperoleh beda
tinggi dan kontur detil. Hasil pengukuran akan tersimpan pada alat total station dalam bentuk
file yang dapat dikonversi menjadi berbagai format seperti excel, autocad, hingga esri file.
Oleh karenanya hasil pengukuran dapat diolah dengan berbagai aplikasi perangkat lunak
nantinya.

9
Untuk pengukuran atau survei detil, dapat dilakukan sendiri apabila memiliki sumber daya
manusia yang sesuai dan berpengalaman dibidangnya, sehingga hanya perlu sewa total
station saja. Namun untuk memastikan hasil yang baik dan siap olah, tidak ada salahnya untuk
menggunakan jasa survey pemetaan dan pengukuran topografi. Dapat dipastikan pengukuran
aka ditangani oleh tim yang profesional dan berpengalaman di bidangnya.
2.2 Pengukuran Topografi
Topografi secara ilmiah artinya adalah studi tentang bentuk permukaan bumi dan objek lain
seperti planet, satelit alami (bulan dan sebagainya), dan asteroid. Dalam pengertian yang lebih
luas, topografi tidak hanya mengenai bentuk permukaan saja, tetapi juga vegetasi dan
pengaruh manusia terhadap lingkungan, dan bahkan kebudayaan lokal(Ilmu Pengetahuan
Sosial). Topografi umumnya menyuguhkan relief permukaan, model tiga dimensi, dan
identifikasi jenis lahan. Penggunaan kata topografi dimulai sejak zaman Yunani kuno dan
berlanjut hingga Romawi kuno, sebagai detail dari suatu tempat. Kata itu datang dari kata
Yunani, topos yang berarti tempat, dan graphia yang berarti tulisan. Objek dari topografi
adalah mengenai posisi suatu bagian dan secara umum menunjuk pada koordinat secara
horizontal seperti garis lintang dan garis bujur, dan secara vertikal yaitu ketinggian.
Mengidentifikasi jenis lahan juga termasuk bagian dari objek studi ini. Studi topografi
dilakukan dengan berbagai alasan, diantaranyaperencanaan militer dan eksplorasi geologi.
Untuk kebutuhan kontruksi sipil, pekerjaan umum dan proyek reklamasi membutuhkan studi
topografi yang lebih detail.
Survey topografi atau disebut juga pemetaan adalah suatu teknik pengukuran untuk
menentukan sebuah posisi atau tanda yang terjadi secara alami atau buatan manusia diatas
permukaan tanah. Survey Topografi dilakukan dengan berbagai tujuan diantaranya untuk
mencapai perencanaan konstruksi, perizinan, mengetahui luas area dan kebutuhan lainnya.
Selain itu pengukuran topografi juga sering dipakai untuk mendapatkan kontur medan
(terrain). Pada pengukuran tersebut akan dilakukan sebuah perekaman data menggunakan
instrumen yang diperlukan untuk menggambar peta topografi.
Gambar topografi memuat gabungan data, seperti pepohonan, benda-benda di atas
permukaan, atau objek lainnya yang akan membuat suatu peta topografi. Dalam melakukan
hal tersebut, umumnya sebuah jasa survey topografi akan menggunakan beberapa metode
yang umum digunakan untuk pemetaan tersebut seperti metode pemetaan terrestrial (darat).

10
Metode lainnya yaitu fotogrametri udara menggunakan jasa pemetaan Drone, Fixed-Wing,
Multi-Rotor UAV atau LiDAR. Geochem Survey sebagai Konsultan jasa survey topografi
membantu anda membuat pemetaan dengan hasil dan harga terbaik.
A. Tahapan Pekerjaan untuk Survey Topografi di Lahan
1. Persiapan sebelum melaksanakan survey
Pertama-tama yang harus kita lakukan sebelum melaksanakan survey topografi pada
umumnya dapat dibagi dua, yaitu pekerjaan persiapan administrasi dan persiapan
teknis agar tidak ada kendala di lapangan. Persiapan administrasi atau perijinan antara
lain: Pengurusan ijin kepada pejabat setempat untuk pekerjaan survey lapangan.
Berkoordinasi dengan pimpinan atau kepala desa setempat; Dokumen Kesehatan
seperti MCU (Medical Check Up) atau Surat Keterangan Sehat; dan administrasi
lainnya.
Persiapan teknis antara lain: Membeli peta dasar skala kecil dan dokumen teknis;
mobilisasi umum meliputi peralatan survey dan personil; pengadaan bahan dan
material untuk pekerjaan survey, seperti patok atau BM (Benchmark); Melakukan
kalibrasi dari alat yang akan digunakan. Pastikan alat sesuai standar dan telah
dikalibrasi 6 – 12 bulan sekali.
2. Pemasangan patok penanda di lapangan dan pengukuran jarak
Pemasangan patok BM (benchmark) atau CP (control point) berguna sebagai titik
referensi awal dalam pengukuran di lapangan.
3. Pelaksanaan Pengukuran Topografi menggunakan Total Station
 Menyalakan alat total station.
 Mengatur koreksi atmosfer (ppm). Ini harus dilakukan di pagi dan siang hari.
 Atur lingkaran horizontal.
 Atur koordinat.
 Mengamati backsight (periksa apakah azimuth to backsight adalah 180 derajat
dari pembacaan sebelumnya)
 Amati backsight benchmark (dapatkan perbedaan ketinggian). Ini mungkin
memerlukan faktor ketinggian reflektor di atas benchmark.

11
 Hitung ketinggian instrumen relatif (ketinggian patokan+/- perbedaan
ketinggian). Perhatikan ketinggian tongkat dan catatan komputasi di buku
lapangan
 Memasukkan nilai Z (ketinggian) pada instrumen atau pengumpul data.
 Mengamati tolok ukur backsight (periksa ketinggian)
 Membalikkan dan ulangi (periksa ketinggian).
4. Perhitungan dan penggambaran peta hasil survey topografi
Penggambaran peta hasil survey topografi biasanya di autoCAD agar dapat digunakan
oleh client.
5. Pembuatan laporan hasil survei topografi
Laporan berisi latar belakang dan tujuan survey topografi, sampai dengan output dari
survey.
B. Fungsi Peta Topografi
Peta topografi atau peta kontur ini dibuat untuk memberikan informasi tentang
keberadaan, lokasi, dan jarak, seperti lokasi penduduk, rute perjalanan dan komunikasi.
Peta topografi juga menampilkan variasi daerah, ketinggian kontur, dan tingkat tutupan
vegetasi. Dengan kekuatan militer yang tersebar di seluruh dunia, maka militer
bergantung pada peta untuk memberikan informasi terhadap unsur-unsur tempur dan
untuk menyelesaikan operasi logistik. Mobilitas tentara dan material yang harus diangkut,
disimpan, dan ditempatkan ke dalam operasi pada waktu dan tempat yang tepat. Banyak
dari perencanaan ini harus dilakukan dengan menggunakan peta. Oleh karena itu, setiap
operasi memerlukan pasokan peta, tetapi meskipun kita memiliki peta terbaik, peta tidak
akan berharga kecuali pengguna peta tahu bagaimana cara membacanya.
2.3 Pengolahan Data
Di era digital ini pengolahan data merupakan hal yang umum didengar masyarakat. Sebab
saat ini ada banyak sekali data yang digunakan untuk keperluan masing-masing. Data ibarat
bahan mentah yang harus diolah menjadi sesuatu yang informatif atau menjadi bentuk lain
sesuai kebutuhan.
Data adalah sebuah atau kumpulan informasi atau fakta mentah dalam bentuk angka, simbol,
kata atau gambar yang diperoleh dengan mengamati atau mencari sumber tertentu, Data juga
bisa diartikan kumpulan sebuah informasi atau deskripsi dasar dari suatu hal (objek atau

12
peristiwa) yang berasal dari pengamatan yang dapat diproses menjadi bentuk yang lebih
kompleks seperti database, informasi, atau solusi sebagai masalah tertentu Sementara,
pengertian pengolahan data adalah manipulasi data menjadi bentuk sebuah informatif.
Informasi adalah hasil dari pemrosesan data dalam bentuk tertentu yang lebih bermakna
daripada suatu kegiatan atau peristiwa. Pengertian lain dari pengolahan data adalah suatu
penggambaran fakta, pengertian suatu instruksi yang bisa disampaikan dan diolah baik oleh
manusia maupun mesin.
1. Penyimpanan Data
Penyimpanan data atau data storage adalah langkah awal yang ditempun untuk
menemukan atau mendapatkan data tersebut. Langkah tersebut adalah:
 Pencarian (searching)
 Pengumpulan (filling)
 Pemeliharaan (maintenance)
2. Penanganan Data
Data Handling atau penanganan data adalah kegiatan yang dilakukan setelah data
berhasil ditemukan atau diperoleh.
Kegiatan penanganan data adalah:
 Pemeriksaan (verifying)
 Perbandingan (comparing)
 Pemilihan (sorting),
 Peringkasan (extracting)
 Penggunaan (manipulating)
Fungsi Pengolahan Data
 Sebagai melakukan proses aritmatika dan logis untuk data yang dapat disimpan
 menyimpan hasil hingga hasil akhir dari pemrosesan.
 mengambil program dan data dalam bentuk input.
 untuk memproses dan menyimpan program data.
 untuk digunakan sewaktu-waktu. Data yang disimpan juga dapat ditampilkan dan
dicetak.

13
 meminimalisir kebutuhan tenaga manusia, hal ini karena beberapa pekerjaan
dikerjakan secara otomatis oleh peralatan bantuan seperti komputer.
 Mendapat hasil akhir yang lebih akurat.
Tahapan Pengolahan Data
 Input: ini merupakan data awal, atau data input, disiapkan dalam berbagai
bentuk yang sesuai untuk kepentingan pengolahan. Bentuk tersebut akan
bergantung pada pengolahan mesin.
 Processing: Pada langkah ini data input dirubah, dan biasanya dikombinasikan
dengan informasi lain untuk menghasilkan data dalam bentuk yang lebih bisa
dipakai.
 Output: Pada proses ini hasil-hasil dari pengolahan data sebelumnya
dikumpulkan untuk pengolahan data selanjutnya.
Pengolahan data melalui beberapa proses. Biasanya diawali dengan pencarian dan
pengumpulan lalu penanganan. Berikut tahapan pengolahan data yang secara umum
biasanya dilakukan.
 Rekam Data atau Recording
Recording adalah kegiatan pencatatan atau memindahkan data pada formulir
atau dokumen.
 Penggandaan Data atau Duplicating
Duplicating merupakan kegiatan penggandaan data di atas formulir atau
dokumen yang dilakukan saat data itu dicatat baik manual maupun oleh
mesin.
 Pemeriksaan atau Verifying
Verifying merupakan kegitan memeriksa mencatat secara teliti agar tidak
ada kesalahan yang mengacaukan hasil akhir nanti.
 Klasifikasi atau Pengelompokan
Klasifikasi adalah kegiatan pemisahan data dalam berbagai kategori.
Contoh, sekumpulan daftar pertanyaan mahasiswa bisa diklasifikasikan
sesuai jenis kelamin mahasiswa, atau sesuai tahun masuk mahasiswa.
 Sorting atau Mengurutkan

14
Adalah kegiatan mengatur data dalam urutan tertentu. Sorting data dapat
dilakukan sebelum atau sesudah klasifikasi.
 Merging atau Pencampuran
Adalah kegiatan mencampur dua atau lebih kumpulan data, semua
kumpulan tersebut telah disort dengan kunci yang sama, dan meletakkan
kumpulan data tersebut bersama-sama menjadi kumpulan data tunggal yang
telah disort.
 Kalkulasi
Yaitu proses melakukan perhitungan numeris pada data yang bertipe
numeris.
 Memeriksa table
Yaitu proses ini bertujuan untuk bisa mendapatkan kembali data tertentu
pada kumpulan data yang telah tersortir.
Pengolahan Data Pada Komputer
Pengumpulan data: Sistem pengolahan data dirancang untuk mengumpulkan data yang
menggambarkan tiap tindakan internal perusaahaan dan menggambarkan transaksinya
dengan lingkungannya.
Pengubahan data: operasi pengubahan data ini mencakup pengklasifikasian, penyortiran,
pengkalkulasian, perekapitulasian, dan pembandingan.
Penyimpanan data: yaitu proses semua data harus disimpan disuatu tempat sampai ia
diperlukan. Data tersebut disimpan dalam database.
Pembuatan dokumen: yaitu proses sistem pengolahan data menghasilkan output yang
dibutuhkan oleh perorangan atau kelompok baik di dalam maupun luar perusahaan.
2.4 Pencetakan Peta
Dalam Pembuatan suatu peta, khususnya peta tematik diperlukan beberapa tahapan atau
proses, yang dimulai dari persiapan (pengumpulan data), pengolahan data, sampai
pencetakan dalam wujud peta tematik. Proses pembuatan peta meliputi secara sederhana
dapat dilakukan dengan 3 tahapan, sebagai berikut.
a. Tahap Pengumpulan Data
Data-data geografis yang digunakan sebagai sumber dari pembuatan peta ada dua
macam yaitu sumber primer dan sumber sekunder.

15
 Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh dengan cara
observasi secara langsung di lapangan dengan cara pengukuran,
pengamatan, pembuatan sketsa, dan wawancara terhadap penduduk
setempat.
 Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dengan cara
observasi secara tidak langsung, artinya data diperoleh dari foto, peta, dan
dokumentasi yang sudah ada pada suatu instansi terkait. Misalnya data
sekunder dari dokumentasi milik Direktorat Topografi (Dittop) TNI-AD,
Pusat Survei Pemetaan (Pussurta), Badan Pusat Statistik (BPS), Badan
Pertanahan Negara (BPN), Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), Dinas
Pertanian, Dinas Pertambangan, dan lembaga-lembaga lain atau lembaga
pemerintah setempat.
b. Tahap Pemetaan atau Penyajian Data
Data yang telah terkumpul dapat dianalisis dengan komputer dan hasilnya disimpan,
selanjutnya hasil analisis data tersebut dicocokkan kembali dengan keadaan di
lapangan. Tahap ini diawali dengan menyiapkan peta dasar untuk digandakan
menjadi peta baru yang akan digunakan untuk peta tematik. Proses menggambar peta
dasar menjadi peta yang baru dapat dilakukan dengan cara memfotokopi atau
disalin/digambar pada kertas yang lain dengan menggunakan pantograph, atau
dengan garis-garis koordinat (kotak-kotak). Setelah peta dasar selesai dibuat, langkah
berikutnya adalah penyajian data dengan cara menggambarkan simbol-simbol yang
sesuai antara objek geografis di lapangan dengan objek di peta. Misalnya simbol
arsir bertingkat, simbol lingkaran, simbol batang, atau simbol gambar. Simbol peta
tematik hendaknya dirancang dengan baik, benar, dan sesuai, agar tujuan pemetaan
dapat tercapai, menarik, bersih, dan mudah dibaca.
c. Penyajian Kembali dalam Bentuk Grafis
Pada tahap ini dilakukan pemasukan atau input data yang telah diperoleh dari
lapangan, sehingga dapat diinformasikan kepada pembaca peta dalam bentuk grafis.
Misal peta persebaran jumlah penduduk kecamatan X tahun 2006 diperoleh data
jumlah penduduk sebagai berikut.

16
Gambar contoh peta
Pembuatan suatu peta harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain sebagai
berikut.
 Peta harus conform, artinya bentuk-bentuk daerah, pulau, dan benua yang
digambar pada peta harus sama seperti bentuk aslinya di permukaan bumi.
 Peta harus ekuivalen, artinya daerah yang digambar harus sama luasnya jika
dikalikan dengan skala peta.
 Peta harus ekuidistan, artinya jarak yang digambar di peta harus tepat
perbandingannya dengan jarak sesungguhnya di permukaan bumi setelah
dikalikan dengan skala.
 Data yang disajikan harus lengkap dan teliti.
 Peta yang tersaji tidak membingungkan dan mudah dimengerti maksudnya.
 Peta harus rapi, indah, dan menarik.

17
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
 Peta dapat didefinisikan sebagai representasi grafis dari dunia nyata (dunia nyata dari
suatu ruang), Dalam konteks pemetaan, ruang (ruang) tersebut adalah permukaan
Bumi yang terdiri dari komponen wilayah dan obyek-obyek yang berada di atas,
pada atau di bawah permukaannya.
 Pemetaan adalah proses kegiatan untuk menghasilkan suatu peta.

3.2 Saran
Bidang tanah didefinisikan sebagai bagian permukaan bumi yang merupakan satuan bidang
terbatas. Tidak dapat dipungkiri bahwa bidang tanah di permukaan bumi adalah bagian dari
ruang yang keberadaannya sangatlah terbatas, untuk itu pemanfaatannya harus dilakukan
secara terencana dan terkendali. Pemetaan bidang tanah dilakukan dengan cara melakukan
pengukuran posisi titik-titik batas dari bidang tanah untuk mendapatkan kepastian letak
bidang tanah tersebut di permukaan Bumi. Pemetaan suatu bidang tanah dilaksanakan
dengan cara terestrial, fotogrametris, atau metode lainya.

18
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, H.Z. 2000. Penentuan Posisi Dengan GPS dan Aplikasinya. Jakarta: P.T. Pradnya
Paramita. Edisi Kedua. ISBN 979-408-377-1.268 pp.

Senawi, Sahid, W. Wardhana, 2011. Survei & Pemetaan Hutan. Cakrawala Media, Yogyakara. 
Bernhardsen, T., 1999. Geographic Information Systems: an introduction. John Wiley and sons
chapter 1.

http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/100160#:

https://geochemsurvey.com/jasa-survey-topografi-pemetaan/

https://id.wikipedia.org/wiki/Topografi

https://id.wikipedia.org/wiki/Peta_topografi#:~:text=oleh%20Badan
%20Pemetaan.-,Tujuan,kontur%2C%20dan%20tingkat%20tutupan%20vegetasi.

https://pelayananpublik.id/

https://sainsmini.blogspot.com/2014/12/penjelasan-mengenai-tahapan-atau-proses.html

A.M., Sardiman; Mulyani, Endang; Muhsinatun, Siasah; Suryo, Dyah Respati


(2018).  Pembelajaran IPS untuk Kelas VII SMP dan MTs. Tiga Serangkai, Solo,
Indonesia. ISBN 978-602-320-274-4.

19

Anda mungkin juga menyukai