BAB I
PENDAHULUAN
BAB I : PENDAHULUAN
BAB IV : PEMBAHASAN
BAB V : PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Saran
c. Daftar Acuan
d. Lampiran
e. Dokumentasi
BAB II
LANDASAN TEORI
PENGERTIAN
Ilmu Ukur Tanah disebut juga Plan Surveying yaitu Ilmu yang
mempelajari tentang cara menyajikan bentuk permukaan bumi baik unsur
alam maupun unsur manusia (mencakup seni dan teknologi) diatas
permukaan yang dianggap datar. Ilmu Ukur Tanah adalah bagian dari
ilmu geodesi yang mempelajari tentang cara-cara pengukuran di
permukaan bumi dan di bawah tanah untuk menentukan posisi relatif atau
absolut titik-titik pada permukaan tanah, di atasnya atau di bawahnya,
dalam memenuhi kebutuhan seperti pemetaan dan penentuan posisi
relatif suatu daerah.
Bentuk bumi merupakan pusat perhatian dan kajian dari bidang ilmu ukur
tanah. Bumi pada dasarnya berbentuk sangat tidak beraturan terbukti
dengan adanya pengunungan dan jurang-jurang. Ilmu ukur tanah atau
plan surveying dibatasi oleh cakupan wilayah yang relatif sempit yaitu
sekitar antara 0.5 derajat x 5.5 derajat atau 55 km x 55 km.
Ukur tanah atau dikenal pula dengan sebutan ukur wilayah (surveying)
termasuk didalamnya pengukuran lahan pertanian adalah bidang ilmu
praktis dari ilmu geodesi. Defenisi sederhana dari ukur tanah adalah
menentukan posisi atau letak titik di atas atau pada permukaan bumi.
Defenisi yang lebih berkembang adalah pekerjaan untuk menggambar
keadaan fisik sebagai permukaan bumi menyerupai keadaan sebenarnya
dilapangan. Produk yang sesuai dengan defenisi terakhir adalah peta
topografi, sedangkan jenis-jenis pekerjaan yang sederhana antara lain
mengukur jarak antara dua titik, mengukur panjang dan lebar atau sisi-sisi
sebidang lahan, mengukur lereng dan penggambaran bentuk sebidang
laha.
Alat-alat yang digunakan ada yang tergolong sederhana dan ada pula
yang tergolong modern. Sederhana atau modernnya suatu alat ukur dapat
dilihat dari cara penggunaan dan komponen alat itu sendiri. Alat-alat ukur
ada yang tegolong alat-alat pekerjaan kantor dan alat pekerjaan lapangan.
Alat kantor umumnya berkaitan dengan alat tulis, gambar dan hitungan,
sedangkan alat lapangan berkaitan dengan alat-alat ukur. Alat lapangan
yang dapat digolongkan sederhana antara lain: meteran, kompas,
teropong pendatar tangan, odometer, dan alat sifat datar
sederhana tanpa teropong.
A. METERAN
Meteran sering disebut pita ukur atau tape karena umumnya tersaji
dalam bentuk pita dengan panjang tertentu. Sering juga disebut Rol
Meter karena umumnya pita ukur ini pada keadaan tidak dipakai atau
disimpan dalam bentuk gulungan atau rol meter. Roll meter
merupakan alat ukur yang berbentuk lempengan pelat tipis yang
dapat digulung. Karena rool meter ini tipis dan panjang maka dapat
digunakan untuk mengukur bidang yang melingkar. Roll meter ini
terdiri dari bermacam-macam ukuran yaitu 3 meter, 5 meter, 10
meter, 50 meter, dan bahkan sampai 100 meter.
Kegunaan utama atau yang umum dari meteran ini adalah untuk
mengukur jarak atau panjang. Kegunaan lain yang juga pada
dasarnya adalah melakukan pengukuran jarak, antara lain:
1. Mengukur sudut baik sudut horizontal maupun sudut vertikal
atau lereng.
2. Membuat sudut siku-siku.
3. Membuat lingkaran.
4. Dan lain-lain
a. Fleksibel
b. Mudah rusak
c. Pemuaian besar, sehingga ketelitiannya rendah.
2. Pita Ukur Baja (Steel Tape)
Meteran ini terbuat dari bahan baja. Sifat alat ini adalah:
a. Agak kaku
b. Tahan lama
c. Tahan air
d. Pemuaian lebih kecil, sehingga ketelitiannya tergolong agak
teliti.
3. Pita Ukur Baja Aloy (Steel Alloy), terbuat dari campuran baja dan
nikel. Sifat meteran ini adalah:
a. Hampir tidak dipengaruhi oleh suhu, pemuaiannya hanya 1/3
dari meteran baja, jadi alat ini lebih teliti
b. Tahan lama
c. Tahan air.
B. KOMPAS
Bagian utama dari alat ini adalah teropong sebagai alat pembidik dan
nivo sebagai alat yang menunjukkan kondisi mendatar dan pada
pengoperasiannya cukup dipengang dengan tangan. Alat ini
digunakan untuk:
1. Memperoleh pandangan mendatar atau titik-titik yang sama
tingginya dengan ketinggian teropong.
2. Menentukan beda tinggi antara dua titik/tempat.
3. Menentukan kemiringan atau lereng antara dua titik/tempat.
D. ODDOMETER
Kegunaan alat ini adalah untuk mengukur jarak. Spesifikasi alat ini
dibedakan dari ukuran panjang jari-jari lingkarannya. Cara
menggunakan alat ini relatif mudah, yaitu:
1. Letakkan alat di ujung satu dari objek yang akan diukur
2. Gelendingkan rodanya menuju ujung lain dari objek yang akan
diukur (bila jarak lurus yang diinginkan, maka arahnya harus
lurus, tetapi bila harus belok-belok mengikuti bentuk objek yang
diukur seperti jalan atau saluran, maka jalurnya harus mengikuti
objek yang diukur tadi.
3. Menghitung putaran roda
4. Menghitung jarak, yaitu sama dengan jumlah putaran kali
lingkaran.
Alat ini terbuat dari dua buah tabung kaca yang dihubungkan
dengan pipa atau berupa tabung pipa U terbuat dari kaca atau
selang plastik transparan yang dipasang di atas statif diisi
dengan air. Dengan prinsip archimedes air di kedua kaki sama
tinggi, maka diperoleh garis bidik yang mendatar.
Cara menggunakan alat ini adalah:
c. Slang Plastik
Alat ini juga mempunyai prinsip bejana berhubungan, terbuat
dari selang plastik transparan, sehingga permukaan air yang ada
di dalamnya dapat terlihat dan sudah dapat dipastikan bila diatur
dengan baik sehingga tidak ada gelembung udara didalamnya,
permukaan air di kedua ujung selang mempunyai ketinggian
yang sama.
Merawat dan memeriksa alat merupakan dua kegiatan yang tidak kalah
pentingnya dari membuat, memperbaiki dan menggunakan alat tersebut.
Merawat alat yang dimaksudkan sebagai memelihara alat dengan tujuan:
a. Agar alat dapat digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama
b. Agar alat dapat digunakan dengan lancar tidak terjadi hambatan,
seperti macet atau bagian tertentu lepas
c. Menghindari terjadinya keusakan, sehingga alat tidak dapat
digunakan.
Kompas
- Jarum magnet sudah tidak dapat bergerak secara bebas lagi di
porosnya. Hal ini dapat terjadi karena porosnya rusak atau cairan
yang tadinya ada di dalam kompas sebagian atau selurunya sudah
habis keluar.
- Skala angkanya sebagian atau seluruhnya sudah tidak terlihat jelas.
Odometer
- Rodanya sudah tidak bulat lagi
- Rodanya sering macet, tidak berputar
- Bunyi atau alat penghitungnya sudah rusak
Teropong Pendatar Tangan Biasa
- Nivonya rusak, atau sebagian airnya keluar, sehingga bentuk
gelembung nivonya tidak keluar atau tidak ada sama sekali
- Kaca yang ada benang silang untuk melakukan pembidikan rusak
atau goresan benang silangnya sudah tidak ada.
Abney Level
- Nivonya rusak, atau sebagian airnya keluar, sehingga brntuk
gelembung nivonya tidak keluar atau tidak ada
- Setengah lingkaran berskala/klinometernya rusak
Sunto Level
- Nivonya rusak
- Lingkaran berskalanya tidak bergerak bebas
A. WATERPASS
Waterpass adalah alat mengukur beda ketinggian dari satu titik acuan
ke titik acuan berikutnya. Waterpass dilengkapi dengan kaca dan
gelembung kecil di dalamnya. Untuk mengecek apakah waterpass
telah terpasang dengan benar perhatikan gelembung didalam kaca
berbentuk bulat. Apabila gelembung tepat berada ditengah, berarti
waterpass telah terpasang dengan benar. Pada waterpass terdapat
lensa untuk melihat sasaran bidik. Dalam lensa terdapat tanda panah
menyerupai ordinat (koordinat kartesius). Angka pada sasaran bidik
akan terbaca dengan melakukan pengaturan fokus lensa. Selisih
ketinggian diperoleh dengan cara mengurangi nilai pengukuran
sasaran kiri dengan kanan atau bacaan tengah dikurang dengan
tinggi alat. Waterpass memiliki nivo sebagai penyama ketinggian,
lensa objektif, lensa okuler, dan penangkap cahaya. Dengan
waterpass ini kita dapat menentukan beberapa banyak tanah yang
dibutuhkan untuk meratakan suatu lokasi. Alat ini bersifat sangat
sensitif terhadap cahaya, sehingga memerlukan payung untuk
menutupi cahaya matahari.
B. THEODOLITE
BAB III
METODE PENULISAN
MULAI
STUDILITERATUR
STUDI LITERATUR
PENGARAHAN
PENGARAHAN
PERSIAPANALAT
PERSIAPAN ALAT
PENGUKURAN
PENGUKURAN
POLIGONTERTUTUP
POLIGON TERTUTUP
WATERPASS
WATERPASS
PERHITUNGAN
PERHITUNGAN
POLIGONTERTUTUP
POLIGON TERTUTUP
WATERPASS
WATERPASS
PENYUSUNANLAPORAN
PENYUSUNAN LAPORAN
ASISTENSI
ASISTENSI
SELESAI
BAB IV
PEMBAHASAN
Ilmu Ukur Tanah merupakan bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari
tentang besaran dan bentuk bumi yang menjadi dasar dalam pembuatan
peta,dalam peta ini sendiri telah tercantum data-data jarak, sudut
kordinasi dari permukaan bumu itu sendiri.
Bidang datar adalah suatu bidang terbatas dua dimensi atau bentuk lain
dapat didatarkan.Bidang ini perlu untuk diketahui mengingat posisi daar
dinyatakan pada bidang datar.
Geoid itu sendiri adalah bidang lengkungan yang memulai permukaan laut
pada rata-rata.Berhubungan pengukuran dinyatakan pada
geoid.Pengoreksian tersebut dengan reduksi ukuran baik untuk data
maupun jarak.
Cara membuat Poligon adalah cara pertama untuk tempat lebih dari satu
titik.Disini hanya di bahas Poligon Tertutup,Karena berhubungan dengan
Pratikum yang di lakukan di lapangan.Dimana titik awal dan titk akhir
berhimpit sebelum di mulai dengan menghitung koordinat titik-titik
Poligon,maka lebih dahulu di perhatikan pengukuran poligon,sehingga
harus teliti sudut-sudut yang ada Poligon.
Untuk waterpass
Contoh :
Ba Bb/2 = Bt
1. Jarak
Dapat diukur dengan mistar,pita ukur dan jarak optis denan memakai
alat seperti theodlite,alat ufat datar atau waterpass.
2. Ketinggian
Dapat diukur dengan waterpass dan rambu ukur atau yalon dan alat
optis.
3. Sudut
Dapat diukur dengan alat optis,kompas dan lain-lain.
4. Keterangan
Merupakan pelengkap dan dalam melakukan pengukuran,dimana
keterangan berisi tentang keadaan lapangan seperti
sungai,sawahbatas patok dan lain-lain.
Datum adalah semua hal yang harus diketahui atau ditentukan terlebih
dahulu sebelum melakukan perhitungan,dengan jelas disini tanpa ada
datum hitungan tak mungkin dapat dilaksanakan.
Dalam bidang datar empat ( 4 ) titik hal yang tidak dapat dipisahkan satu
dengan yang lainnya,unsure datum itu adalah:
Sudut Jurusan adalah sudut yang dibentuk antara arah utara satu titik
sampai jurusan tertentu dengan putaran sudut sesuai dengan arah jarum
jam,atau searah dengan jarum jam.
U Dimana
B ( XA YA ) = koordinat titik awal
AB Contoh : ( 400000 )
Titik awal B pada gambar diatas hanya dapat di hitung setelah koordinat
titik A dan sudut jurusan ke titik B di ketahui,walaupun jarak kedua titik
tersebut di ketahui.
X akhir - X awal =x - Fx
Y akhir - Y awal =y - Fy
Dimana
X awal : Y awal = Koordinat Titik awal Poligon
X akhir : Y akhir = Koordinat Titikakhir Poligon
x : y = Jumlah beda absis, beda Ordinat
Fx : Fy = Salah penutup absis , Ordinat
> adanya azimuth awal dan akhir poligon : Untuk koreksi sudut
>adanya koordinat titik awal dan akhir poligon : untuk koreksi jarak
/koordinat
Koreksi Sudut
1. Periksa apakah diketahui koordinat titik awal dan azimuth awal sisi
polygon
> Bila ada , gunakan yang telah diketahui
> Bila tidak ada ,baik salah satu atau keduanya tentukan sendiri
nilai / besar masing - masingnya
2. Periksa sudut Ukuran , apakah semua dalam satu model (sudut kiri
/kanan)
> Bila belum satu model ,satukan model sudut tersebut
3. Hitung azimuth setiap sisi polygon , dengan persamaan persamaan
yang benar , yaitu :
> persamaan (1) = untuk sudut kiri
> persamaan (2) =untuk sudut kanan
4. Hitung beda absis dan ordinat setiap hari
5. Periksa tanda beda absis dan ordinat dengan melihat kuadran
azimuth
6. Hitung Koordinat setiap titik polygon
Diagram A
Diagram Umum Pemetaan
Dengan demikian beda tinggi setiap slag adalah harga rata-rata H yang
didapatkan setiap dudukan . Bila terjadi perbedaan yang besar (diluar
toleransi). Maka alat di letakan pada dudukan ketiga (stand III) dan pilih
hasil 2 dudukan yang berselisih berbeda terkecil atau hasil seluruh di
dudukan.
Dudukan kedua
- BTB2 & BTA2
Jadi pembacaan BT pada dudukan Kedua adalah rambu muka terlebih
penurunan alat maupun rambu , maka pengaruh penurunan terhadap
beda tinggi akan kecil jika digunakan harga rata-ratanya
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ilmu Ukur Tanah disebut juga Plan Surveying yaitu Ilmu yang mempelajari
tentang cara menyajikan bentuk permukaan bumi baik unsur alam
maupun unsur manusia (mencakup seni dan teknologi) diatas permukaan
yang dianggap datar. Ilmu Ukur Tanah adalah bagian dari ilmu geodesi
yang mempelajari tentang cara-cara pengukuran di permukaan bumi dan
di bawah tanah untuk menentukan posisi relatif atau absolut titik-titik
pada permukaan tanah, di atasnya atau di bawahnya, dalam memenuhi
kebutuhan seperti pemetaan dan penentuan posisi relatif suatu daerah.
Waterpass
Theodolite
Global Positioning System (GPS)
Total Station (TS)
Alat ukur tanah yang sering digunakan dalam praktikum ada 2 yaitu :
a. Waterpass
Waterpass adalah alat mengukur beda ketinggian dari satu titik acuan
ke titik acuan berikutnya. Waterpass dilengkapi dengan kaca dan
gelembung kecil di dalamnya. Waterpass memiliki nivo sebagai
penyama ketinggian, lensa objektif, lensa okuler, dan penangkap
cahaya.
b. Theodolite
Theodolite adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur sudut
mendatar (sudut horizontal) dan sudut tegak (sudut vertikal). Dimana
sudut-sudut tersebut berperan dalam penentuan jarak mendatar dan
jarak tegak atau penentuan elevasi antar dua titik atau lebih
dilapangan. Theodolite adalah alat ukur optis untuk mengukur sudut
vertikal atau horizontal, merupakan alat untuk meninjau dan
merencanakan kerja, untuk mengukur tempat yang tidak dapat
dijangkau dengan berjalan kaki.
Dalam melakukan pengambilan data dilapangan yang diambil yaitu:
a. Pembacaan benang meliputi Benang Atas, Benang Tengah dan
Benang Bawah
b. Pembacaan sudut yaitu sudut horizontal dan sudut vertikal
c. Pengambilan keterangan-keterangan yang ada di sekitar lokasi
B. SARAN-SARAN