TINJAUAN PUSTAKA
Data ukuran tersebut, harus bebas dari sistematis yang terdapat (ada alat ukur)
sedangkan salah sistematis dari orang atau pengamat dan alam di usahakan sekecil
mungkin bahkan kalau bisa di tiadakan. Berdasarkan bentuknya poligon dapat
dibagi dalam dua bagian, yaitu (Sibsa, 2015):
Poligon berdasarkan visualnya :
a. poligon tertutup
1.
Poligon Tertutup
Poligon tertutup adalah suatu poligon dimana titik awal dan titik akhirnya
mempunyai posisi yang sama atau berhimpit, sehingga poligon ini adalah suatu
rangkaian tertutup. Berdasarkan fungsinya, poligon dibedakan menjadi (Rochman,
2012):
1. Poligon untuk keperluan kerangka peta, syaratnya harus memiliki titik
titik yang cukup baik, dalam arti menjangkau semua wilayah.
(X1, Y1). Koodinat di sini dihitung dari unsur-unsur jarak dan sudut arah sebagai
berikut :
2.4
Pengikatan ke Muka
Pengikatan ke muka adalah suatu metode pengukuran data dari dua buah titik
di lapangan tempat berdiri alat untuk memperoleh suatu titik lain di lapangan
tempat berdiri target (rambu ukur, benang, unting-unting) yang akan diketahui
koordinatnya dari titik tersebut. Garis antara kedua titik yang diketahui
koordinatnya dinamakan garis absis. Sudut dalam yang dibentuk absis terhadap
target di titik B dinamakan sudut beta. Sudut beta dan alfa diperoleh dari
lapangan. Pada metode ini, pengukuran yang dilakukan hanya pengukuran sudut
(Zaky, 2012).
Bentuk yang digunakan metoda ini adalah bentuk segi tiga. Akibat dari sudut
yang diukur adalah sudut yang dihadapkan titik yang dicari, maka salah satu sisi
segitiga tersebut harus diketahui untuk menentukan bentuk dan besar segitinya.
Diakses
pada
koordinat yang telah ditentukan maka akan sudah menghasilkan koordinat yang
ditanyakan.
Perhitungan beda tinggi akan mempengaruhi elavasi masing masing titik
namun tidak akan berpengaruh terhadap koordinat. Sehingga pada perhitungan
tidak dilakukan koreksi. Data menunjukan elavasi awal dan akhir tidaklah sama
sedangkan berdasarkan literatur haruslah sama karena merupakan poligon tertutup
sehingga tempat alat akhir merupakan tempat alat awal. Hal dikarenakan
perbedaan pembacaaan yang tidak secara spesifik sehingga aka menimbulkan
simpangan pada nilai beda tinggi dan akan mempengaruhi elavasi maka hal ini
haruslah dilakukan koreksi dengan mengalikan nilai error dengan dengan jarak
titik tertentu dibagi dengan jarak total
Kesimmpulan
1. Pengukuran poligon digunakan untuk menentukan koordinat X dan Y pada
suatu titik.
2. Syarat penentuan koordinat suatu titik haruslah mempunyai titik yang
telah diketahui koordinatnya.
3. Nilai simpangan sudut horizontal, D sin , D cos , dan elavasi seringkali
terdapat simpangan atau nilai error maka dilakukan koreksi.
4. Koreksi dilakukan dengan mengalikan nilai error dengan dengan jarak titik
tertentu dibagi dengan jarak total.
5. Nilai azimut merupakan nilai yang akan menjadi sudut jurusan yang
sangat penting dalam melakukan perhitungan koordinat.
6. Kesalahan kesalahan pada umumnya dikarenakan kesalahan dalam
pembacaan rambu dan kesalahan alat yang menunjukan nilai sudut yang
berubah ubah
Saran:
1. Praktikan memahami tujuan dan fungsi pengukuran poligon terlebih
dahulu agar dapat mengetahui prosedur pengukuran yang baik.
2. Asisten memberika materi tentang pengaplikasian masing masing
metode pengukuran yang bernaeka ragam.
3. Praktikan harus meletakan posisi alat sejajar dengan posisi titik dan juga
penentuan tinggi alat yang sering keliru karena berada pada lahan miring.