bukaan akan terisi oleh air sehingga daerah ini disebut sebagai zona jenuh (zone
of saturation). Permukaan air tanah merupakan bagian paling atas dari zona jenuh
ini dan merupakan elemen penting pada sistem air tanah (gambar 1.) (Hamblin &
Christiansen, 1995).
Gambar 1. Permukaan air tanah adalah permukaan bagian atas dari zona jenuh air
(Hamblin & Christiansen, 1995).
Kajian permukaan air tanah walaupun tidak dapat diamati secara langsung,
tetapi dapat dipetakan berdasarkan data yang dikumpulkan dari sumur, mata air
dan permukaan pengairan. Pergerakannya dapat diteliti menggunakan isotop
radioaktif, pewarna (dyes) dan unsur penjejak lainnya.
Terdapat hubungan antara permukaan air tanah dan permukaan topografi.
Permukaan air tanah berkecenderungan mengikuti permukan topografinya. Bila
permukaan topografinya datar, maka permukaan air tanah juga akan datar. Bila
permukaan topografinya bergelombang, maka permukaan air tanah juga akan
bergelombang. Perched water table adalah air tanah (groundwater) yang
terperangkap diatas permukaan air tanah karena keberadaan lapisan impermeabel
seperti serpih pada zona aerasi
1.3 Bahan Material dan Bangunan Untuk Drainase Pipa
Bahan utama yang digunakan adalah tanah liat, beton dan plastik (Rahmdhan,
2013) :
1. Pipa tanah liat
Pipa tanah liat bisanya terbuat dengan panjang sekitar 30 cm, diameter
dalam bervariasi dari 5 15 cm. Pipa dapat dibuat lurus atau dengan suatu
collar. Air masuk ke dalam pipa melaui celah antar sambungan pipa
2. Pipa beton
Pipa beton biasanya digunakan untuk diameter yang lebih besar dari 15
atau 20 cm. Penggunaan pipa beton pada tanah asam dan bersulfat perlu
dipertimbangkan akan kemungkinan rusaknya beton karena asam sulfat,
sehingga perlu digunakan semen yang tahan sulfat. Seperti juga pada pipa
tanah liat, disini air masuk melalui celahcelah antar sambungan pipa.
3. Pipa plastik
Bahan plastik yang umumnya digunakan untuk pipa drainase adalah
polyvinyl chlorida (PVC) dan polyethylene (PE). Pipa plastik dapat
berbentuk pipa halus atau bergelombang (corrugated). Pipa halus bersifat
kaku dengan panjang tidak lebih dari 5 meter, sedangkan pipa
bergelombang bersifat fleksibel (lentur) dan dapat digulung. Panjang
gulungan pipa bergelombang biasanya sekitar 200 meter untuk diameter 5
cm dan 100 m untuk diameter 10 cm.
Dibandingkan dengan pipa halus, pipa bergelombang mempunyai
beberapa keuntungan antara lain memerlukan bahan plastik yang lebih sedikit per
unit panjang, lebih tahan terhadap tekanan luar, karena fleksibel maka hanya tipe
pipa ini yang dapat digunakan
pada drainase tanpa gali. Kerugian adalah koefisien kekasarannya lebih besar
sehingga diperlukan diameter lebih besar untuk mengalirkan sejumlah air yang
sama daripada pipa halus. Pada pipa plastik ini air masuk melalui lubang-lubang
kecil di permukaan pipa.
Bahan penutup (cover materials)
Bahan penutup diperlukan dengan dua tujuan: (a) memfasilitasi aliran air
ke pipa drainase (fungsi penghantar air); (b) mencegah masuknya partikel tanah
ke dalam pipa (fungsi penyaringan). Bahan penutup dapat digunakan dengan
berbagai cara: (a) dalam bentuk curah (bulk) disebar merata di atas pipa drainase
setelah pipa terpasang; (b) dalam bentuk lembaran (sheet) atau tikar (mats)
diletakkan dalam roll pada mesin drainase, (c) sebagai lapisan pembungkus atau
selubung pada pipa (pre-enveloped drain pipes).
Sebagai bahan penutup dalam bentuk curah biasanya tanah gambut,
kerikil, jerami, bahan sintetik misalnya polystyrene. Dalam bentuk roll adalah thin
glass fibre sheet. Pipa drainase yang berfilter (pre-envelope) digunakan untuk pipa
plastik baik yang halus maupun yang corrugated. Bahan yang digunakan sebagai
pembungkus adalah: (a) fibre glass, nylon tissue atau bahan sintetik lainnya; (b)
mats dengan tebal 1-2 cm dari jerami, tanah gambut, sabut kelapa dan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Foth, Henry D., 1988, Dasar-dasar Ilmu Tanah , Gajah Mada University Press,
Yogyakarta.
Hardjowigeno, S., 1992, Ilmu Tanah, Akademika, Jakarta.
Hakim, Nurhajati dkk, 1986, Dasar-dasar Ilmu Tanah, Universitas Negeri
Lampung, Lampung.
Kartasaputra,dkk, 1991, Teknologi konservasi tanah dan air, Rineka cipta,
Jakarta.
Sutanto, R., 2005, Dasar dasar Ilmu Tanah, Kanisius, Jakarta
Sutedjo, Mul Mulyani, A. G. Kartasapoetra, 2002, Pengantar Ilmu Tanah, Rineka
Cipta, Jakarta.
Purwowidodo, 1991, Ganesa tanah, Rajawali Press, Jakarta.
Utomo,dkk, 1995, Hubungan tanah, air dan tanaman, IKIP Semarang, Semarang.
Rahmadhan, Arif. 2013. Drainase Bawah Permukaan. Terdapat Pada
https://www.scribd.co m/doc/191225736/DRAINASE-BAWAHPERMUKAAN. Diakses pada tanggal 15 Juni 2016 Pukul 22.02 WIB.