Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Suatu bahan hasil pertanian memiliki sifat sifat khusus yang dalam hal

perlakukan itu sangat berbeda dengan barang atau benda lainnya. Karena salah satu
sifatnya yaitu memiliki bentuk yang beragam dan harus disesuaikan. Dalam
produksi hasil pertanian seringkali akan berakibat kerugian bagi petani karena hasil
pertanian yang setingkali mengalami gejala gejala yang timbul pada produksi
hasil pertanian. Gejala gejala yang timbul seperti tekstur dan bentuk yang berubah
sehingga bahan hasil pertanian tersebut kurang disukai konsumen dan akan cepat
membusuk. Kesalah dari. Gejala tersebut dapat disebabkan karena proses
penyimpanan, pengemasan, dan perencanaan bangker sebagai gudang untuk
menyimpan hasil pertanian tersebut. Karena dengan penyimpanan yang baik dan
sesuai dengan kondisi bahan hasil pertanian kemungkinan kerusakan, efesiensi dan
metabolisme dapat diringankan sehingga bahan hasil pertanian akan diminati
konsumen dan akan berkualitas baik ketika akan dilakukan proses pengolahan.
Maka dari itu penting dalam menjalani praktikum kali ini karena dengan
mengetahui proses penyimpanan dan pengemasan suatu produk hasil pertanian
yang sangat beranekaragam maka akan bisa merancang suatu alat atau mesin untuk
bisa bekerja secara optimal, efektif dan efesien pada bahan hasil pertanian yang
beranekaragan tersebut.
1.2

Tujuan Instruksional khusus

1.

Menentukan kerapatan kamba (bulk density), Spesifik gravity sudut repos


(angle of reposes) suatu bahan.

2.

Mempelajari cara pengukuran densitas produk pertanian yang berbentuk serta


bersifat porus.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karakteristik Bahan Hasil Pertanian
Karakter atau sifat-sifat yang dimiliki oleh bahan hasil pertanian, danuntuk
mempermudah dalam proses pengklasifikasian dan proses penangananmaka
karakteristik tersebut dibagi menjadi empat karakteristik utama yaitu:
1. Karakteristik fisik, meliputi: kadar air, bentuk dan ukuran, volume,
densitas, specic gravity, porositas, dan luas permukaan.
2. Karakteristik friksi, meliputi: sudut repos (angle of repose).
3. Karakteristik aero dan hidrodinamis, meliputi: terminal velocity
(kecepatan termal), drag koefisien (koefisien drag).
4. Karakteristik termal, meliputi: panas spesifik, konduktivitas
termal,difusitivitas termal, entalpi.
Pengetahuan mengenai densitas dan spesific gravity dari bahan hasil
pertanian memiliki peranan yang sangat penting dalam proses penanganan
bahanhasil pertanian tersebut. Data densitas dan spesific gravity bahan
diperlukandalam proses pengeringan dan penyimpanan biji-bijian, proses sortasi,
grading, pengemasan, rancang bangun alat dan mesin pertanian dan lain-lain

2.2 Kerapatan (Density)


Kerapatan (Density) adalah masa suatu bahan dibagi dengan isi (volume)
bahan tersebut. Kenaikan suhu biasanya akan menurunkan kerapatan suatu bahan,
namun di bidang teknik bahan padat dan cairan dianggap tidak termampatkan
sehingga kerapatannya dianggap tidak terpengaruh suhu dan tekanan yang tidak
begitu besar.
Kerapatan benda padat dapat dibedakan menjadi 2 yaitu kerapatan padat
(solid / particle density) dan kerapatan curah (bulk density).
a) Kerapatan Padat
Dengan mengetahui komposisi suatu bahan pertanian, kita dapat
menentukan kerapatan bahan tersebut karena kerapatan padat merupakan hasil
bagi masa partikel dengan volume partikel dalam suatu bahan.
b) Kerapatan Curah
Kerapatan curah merupakan kerapatan bahan curah alam keadaan volume
seimbang. Kerapatan curah dipengaruhi oleh kerapatan padat, ukuran, cara
pengukuran, bentuk geomnetri dan sifat permukaan.

Bila biji-bijian, butiran atau tepung ditangani dalam jumlah banyak maka
isi curahan sama dengan isi benda padat ditambah dengan isi ruang (pori-pori).
Porositas () bahan yang dikemas merupakan fraksi total volume yang ditempati
udara.Porositas dipengaruhi oleh bentuk geometri bahan, sifat permukaan bahan,
ukuran.

2.3 Spesifik Gravitasi


Pengertian berat jenis ( spesific gravity) adalah perbandingan berat bahan
terhadap berat air yang volumenya sama dengan bahan. Spesific gravity (berat
jenis) menunjukkan kerapatan massa yang dipengaruhi oleh gravitasi. Spesific
gravity memiliki peranan penting dalam penanganan komoditas pertanian seperti
pengeringan dan penyimpanan biji-bijian, stabilitas makanan ringan, penentuan
kemurnian biji, sortasi dan grading, evaluasi kemasakan buah, tekstur dan
kemasakan buah, estimasi ruang udaradi dalam jaringan tanaman, serta evaluasi
kualitas produk seperti pada jagung manis, kacang-kacangan, kentang dan lainlain. Penentuan specific gravity dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

. . . . . (1)

Dimana: massa air yang dipindahkan = (massa wadah + air + bahan) massa
waadah + air).

2.4 Sudut Repos


Sudut repos adalah sudut yang terbentuk antara bidang alas dan bidang
miring dari suatu bentuk segitiga pada saat bahan curah (biji-bijian) dijatuhkan
bebas atau sampai bahan mulai jatuh bergulir, Sudut repos terbagi:
1. Sudut repos statik, yaitu sudut gesek antar bijian diambang batas gerak.
2. Sudut repos dinamik, yaitu sudut antara lereng timbunan bijian dengan
permukaan horizontal.
2.5 Piknometer
Massa jenis suatu zat dapat ditentukan dengan berbagai alat, salah satunya
adalah dengan menggunakan piknometer. Piknometer adalah suatu alat yang
terbuat dari kaca, bentuknya menyerupai botol parfum atau sejenisnya. Jadi dapat
diartikan disini, piknometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur nilai
massa jenis atau densitas fluida.
Terdapat beberapa macam ukuran dari piknometer, tetapi biasanya volume
piknometer yang banyak digunakan adalah 10 ml dan 25 ml, dimana nilai volume

ini valid pada temperature yang tertera pada piknometer tersebut. Berikut contoh
gambar dari piknometer:
Adapun jenis atau bentuk piknometer yang kita ketahui itu terdiri dari tiga
bagian, yaitu:
1. Tutup piknometer, untuk mempertahankan suhu di dalam piknometer.
2. Lubang.
3. Gelas atau tabung ukur, untuk mengukur volume cairan yang dimasukkan
dalam piknometer.

BAB III
METODOLOGI PENGAMATAN DAN PENGUKURAN
3.1 Alat dan bahan
3.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini diantaranya adalah:
1) Timbangan analitik,
2) Gelas ukur,
3) Baker glass, dan
4) Alat pengukur sudut repos.
3.1.2 Bahan
Adapun Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini diantaranya
adalah:
1) Terong,
2) Kacang kedelai,
3) Jagung,
4) Minyak goreng,
5) Alkohol
6) Cairan toluene (C6H5CH3), dan
7) Aquadest .
3.2 Prosedur Percobaan
1.

Menentukan Bulk Density


a. Timbanglah sejumlah bahan dengan menggunakan timbangan analitik
b. Ukurlah volume bahan yang telah ditimbang tersebut dengan
menggunakan gelas ukur/gelas baker
c. Hitunglah bulk density bahan dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut :

Bulk density kg / m3

massa kg
volume m3

2.

Menetukan Spesifik Gravity


2.1 Metode Platform Scale
a. Timbanglah bahan dengan menggunakan timbangan analitik
b. Masukkan air kedalam gelas ukur/gelas baker kemudian
timbanglah gelas yang telah diisi air tersebut dan catatlah
massanya (massa wadah + air)
c. Masukkan bahan kedalam gelas ukur/gelas baker yang telah diisi
air tersebut dan catatlah massanya (massa wadah + air + bahan)
d. Hitunglah spesifik gravity bahan dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut :

Gravitasi spesifik

Massa bahan di udara


gravitasi spesifik air
Massa air yang dipindahkan

dimana :
massa air yang dipindahkan = (massa wadah + air + bahan) (massa
wadah + air)

2.2 Metode Piknometer


Prinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan
penentuan ruangan yang ditempati cairan ini.
2.2.1 Menentukan specific gravity bahan padat (terutama bijian)
a. Timbang berat sampel diudara (Bs).
b. Timbang berat piknometer (Bp).
c. Masukan cairan toluene kedalam piknometer, timbang berat
toluene + piknometer (Bp + t).
d. Masukan sample bijian kedalam piknometer yang telah terisi cairan
toluene, timbang berat toluene + piknometer + sampel (Bp + p + s)
hingga mencapai batas garis pada piknometer.
e. Setelah piknometer dikosongkan dicuci dan dibersihkan dengan
alcohol, timbang juga berat piknometer + air (Bp + a) sampai batas
garis pada piknometer
f. Hitung specific gravity (SGs) dan berat satuan sampel (s).

=
=

+ +
+


( + + + )

() =

(s ) =

2.2.2 Menentukan specific gravity bahan cair (minyak atsiri)


a. Siapka piknometer kosong (m) yang bersih kemudian ditimbang
beratnya dalam gram, selanjutnya masukan aquades sampai
garis batas piknometer.
b. Piknometer tadi ditutup lagi hingga tidak ada gelembung, lalu
bersihkan dinding luar piknometer dengan tisu. Kemudian
catatlah suhu pada tutup piknometer yang berisi aquades (m1).
c. Lakukan prosedur untuk sample yang digunakan, catat suhu dan
bereat piknometer dan semple (m2)
=

2
1

3. Menentukan Sudut Repos (Angle Of Repose)


a. Letakanlah bahan pada permukaan bidang atas (seng) dari alat
pengukur sudut repos.
b. Naikanlah lapisan atas dari alat pengukur sudut repos sedikit demi
sedikit sampai dengan bahan mulai bergulir jatuhy dan amati busur
derajat untuk melihat besarnya sudut yang terbentuk antara lapisan
bawah dan lapisan atas dari alat pengukur sudut repos.
c. Pada saat bahan mulai bergerak, catatlah sudut yang terbentuk
(sudut repos bahan)
d. Ulangi pengukuran pada permukaan yang berbeda (mika dan kayu)
dengan masing-masing permukaan diulang sebanyak 30 kali.
4. Mengukur densitas bahan pertanian porus berbentuk tak menentu
dengan pelapisan lilin.
a. Siapkan sampel dan timbang beratnya (Ms)

b. Siapkan air dan ukur volumenya (Va)


c. Panaskan lilin sampai mencair
d. Setelah lilin mencair, celupkan sampel kedalam lilin kemudian
timbang berat sampel berlapis lilin (Ms+l )
e. Masukkan sampel berlapis lilin ke dalam air. Ukur volume air
ditambah sampel dan lilin (Vs+l+a )
f. Hitung volume lilin (Vl)
g. Hitung volume sampel berdasarkan persamaan
Vs = Vs+l+a Vl - Va
h. Hitung densitas sampel dengan persamaan : s ms

Vs

BAB IV
HASIL PERCOBAAN
4.1 Tabel Hasil Praktikum
Tabel 1. Pengukuran Bulk Density
Percobaan

Volume

Massa

BD (gr/ml)

Ke

Kacang
Tanah

Kacang
Kedelai

Kacang
Tanah

Kacang
Kedelai

Kacang
Tanah

Kacang
Kedelai

1,25

4,99

4,99

3,9

1,01837

1,28205

5,03

5,01

4,9

4,1

1,02653

1,22195

Rata - Rata

5,0066

5,0033

4,9333

1,01497

1,85133

Tabel 2. Pengukuran dengan Piknometer Padat


Vs (mm3)

s
(gr/mm3)

Bahan Bs
(gr
)

Bp
(gr)

Bpt
(gr)

Bpts Bpa

SG toluen

Jagun
g

3,0
3

17,4
8

45,3
3

46,9
8

50,4
6

0,84445118 1,6341974 1,8541210


25
86
75

Kacan 3,0
4
g
Kedel
ai

17,4
8

45,3
3

46,8
1

50,4
6

0,84445182 1,6460394 1,8468572


5
98
62

Tabel 3. Pengukuran dengan Piknometer Cair


Bahan

Massa
Piknometer (gr)

Massa Bahan +
Piknometer (gr)

SG

Aquades

18,61

47,40

0,8444511825

Minyak
Goreng

18,61

45,37

0,8444511825

Tabel 4. Pengkuran dengan Platform Scale


Percoba
an Ke

Massa Bahan
(a)

Kacang
Tanah

Massa
Wadah+
Air+5ml

Massa
Wadah+
Air+Bahan

(b)

(c)

SG

Massa Air
Dipindahkan
(d)

(e)

Kacang
Kedelai

Kacang
Tanah

Kacang
Kedelai

Kacang
Tanah

Kacang
Kedelai

Kacang
Tanah

Kacang
Kedelai

Kacang
Tanah

Kacang
Kedelai

4,97

4,93

102,9
6

103,6
1

107,9
3

108,5
2

4,97

4,91

0,99

5,03

5,00

102,7
6

99,92

107,8
0

104,8
9

5,04

4,97

0,998

1,006

4,96

5,00

103,0
8

103,9
4

108,0
4

108,8
7

4,96

4,93

1,004

4,98

4,976
6

102,9
3

102,4
9

107,9
2

107,4
2

4,99

4,936

0,998

1,003

Rata Rata

Tabel 5. Sudut Repos


No

Mika

Seng

Kayu

Kacang
Tanah

Jagung

Kacang
Kedelai

Kacang
Tanah

Jagung

Kacang
Kedelai

Kacang
Tanah

Jagung

Kacang
Kedelai

13

27

11

13

23

11

10

24

18

31

12

14

19

10

10

11

26

15

15

15

14

26

14

16

29

14

25

10

12

17

12

15

28

15

16

15

26

25

10

30

14

10

23

16

15

33

28

12

18

28

27

10

19

28

10

15

25

22

25

12

17

25

10

19

26

10

18

22

17

10

23

10

18

24

21

18

13

11

30

25

17

20

19

18

14

20

12

18

32

17

20

27

21

27

12

13

19

31

12

22

25

18

27

14

18

30

10

20

20

13

21

22

21

15

25

29

14

16

16

10

27

11

16

14

32

15

25

36

13

22

15

14

17

30

16

18

22

12

17

24

12

18

20

32

16

19

24

10

21

26

10

19

19

28

17

15

25

10

17

28

11

20

13

25

15

14

18

11

25

30

21

23

26

13

22

20

20

24

12

22

25

27

15

15

15

11

25

14

23

25

28

10

19

30

22

20

12

24

11

28

13

24

26

15

22

11

25

14

30

15

12

24

14

24

24

10

26

25

30

19

15

23

11

25

13

27

23

30

15

16

20

14

30

28

10

34

14

18

25

20

21

10

29

11

17

15

19

31

10

19

21

10

30

22

19

14

16

25

12

10

30

13

Tabel 6. Bahan porus


Percobaa
n Ke-

MS
(g)

Va
(cm3
)

MSL
(g)

VSL
A
(cm3)

Mlilin(gr
)

Vlilin
(cm3)

VS
(cm3)

SC
(g/cm3
)

11,6
9

59

13,5
9

64

1,9

2,04
3

11,95
1

0,977

14,7
2

50

17,0
9

67

2,37

2,55

14,45

1,019

11,9
3

50

13,5
4

64

1,61

1,73
1

12,26
9

0,972

4.1

Perhitungan

4.2.1

Sudut repos

( )2
( )

Sd =
1

Kayu
Jagung
Sd =

( 2 )

( )2

= 13,51264

Kacang tanah
Sd =

( 2 )

( )2

= 38,3045

Kedelai
Sd =

( 2 )

( )2

= 5,481609

Mika
Jagung
Sd =

( 2 )

( )2

= 29,48161

Kacang tanah
Sd =

( 2 )

( )2

= 13,62759

Kedelai
Sd =

( 2 )

Seng
Jagung

( )2

= 9,627586

Sd =

( 2 )

( )2

= 32,96092

Kacang tanah
Sd =

( 2 )

( )2

= 33,2

Kedelai
Sd =
4.2.2

( 2 )

( )2

= 9,610345

Perhitungan lilin
Sampel 1
Mlilin = MSL MS
= 13,59 g 11,69 g
= 1,9 g

Vlilin = =

1,9
,93 /3

= 2,043 cm3
VS

= VSLA Vlilin-Va
= 64 cm3 -2,043 cm3 50cm3
= 11,957 cm3

11,69
11,957 3

= 0,977 g/cm3
Sampel 2
Mlilin = MSL MS
= 17,09 g 14,72 g
= 2,37 g

Vlilin = =

2,37
,93 /3

= 2,55 cm3
VS

= VSLA Vlilin-Va
= 67 cm3 -2,55 cm3 50cm3
= 14,45 cm3

14,72

14,45 3

= 1,019 g/cm3
Sampel 3
Mlilin = MSL MS
= 13,54 g 11,93 g
= 1,61 g

Vlilin = =

1,61
,93 /3

=1,731 cm3
VS

= VSLA Vlilin-Va
= 64 cm3 -1,731 cm3 50cm3
= 12,269 cm3

11,93
12,269 3

=0,97 g/cm3
4.2.3

Metode piknometer
SG

= 1

1) SG toluene=
SG toluene=

45,3317,48
50,4617,48

SG toluene= 0,8444511875

0,8444511875

2) SG jagung = 3,03( 46,98 45,33)


SG jagung = 1,854121075
3,03

3) V jagung = 1,854121075
V jagung =1,634197486 mm3
4) jagung
jagung

3,03 gr

= 1,634197486 mm3
= 1,854121075 gr/mm3
0,8444511825 3,04

5) SG kedelai = 3,04(46,9845,33)
SG kedelai = 1,846857262

3,04

6) V kedelai = 1,846857262
V kedelai =1,646039498 mm3
3,04 gr

7) kedelai

= 1,646039498 mm3

kedelai = 1,846857262 gr/mm3


8) SG minyak goreng =

45,3718,61
47,4018,61

SG minyak goreng = 0,929489406


4.2.4

Bulk density

BD () = volume bahan
Kacang tanah
Percobaan 1
5

BD () = 5 3 = 1 g/mm3
Percobaan 2
4,99

BD () = 4,9

= 1,01837 g/mm3

Percobaan 3
5,03

BD () = 4,9

= 1,02653 g/mm3

Kacang kedelai
Percobaan 1
BD () = 4

5
3

= 1,25 g/mm3

Percobaan 2
BD () = 3,9

5
3

= 1,28205 g/mm3

Percobaan 3
5,01

BD () = 4,1
4.2.5

Platform scale

Kacang tanah

= 1,22195 g/mm3

1. c-b = 107,93 g 102,96 g = 4,97 g


2. c-b = 107,8 g 102,76 g = 5,04 g
3. c-b = 108,04 g 103,08 g = 4,96 g

Kacang kedelai
1. c-b = 108,52 g 103,61 g = 4,91 g
2. c-b = 104,89 g 99,92 g = 4,97 g
3. c-b = 108,87g 103,94 g = 4,93 g
( )

SG =

( )

SG = 1 /3
Kacang tanah
4,97

1. SG = 4,97 1 /3 = 1
5,03

2. SG = 5,04 1 /3 =0,9980
4,96

3. SG = 4,96 1 /3 = 1
Kacang kedelai
4,93

1. SG = 4,97 1 /3 = 0,9919
5,00

2. SG = 4,97 1 /3 =1,0060
5

3. SG = 4,93 1 /3 = 1,0141

BAB V
PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini melakukan pengukuran bulk density, spesific


gravity dengan menggunakan metode Platform Scale, pengukuran sg bahan dengan
metode piknometer, Pengukuran SG bahan cair dengan piknometer, pengukuran
sudut repose, dan pengukuran densitas bahan pertanian porus. Pengerjaan dibagi
kedalam lima kelompok agar berjalan secara efektif dan efesien.
Dalam pengukuran bulk density mengambil dua sampel untuk dibandingkan
yaitu kacang tanah dan kacang kedelai. Praktikan melakukan percobaan dengan
mengukur terlebih dahulu massa bahan kemudian perubahan volume yang terjadi
ketika air ditambahkan kacang dengan berat tertentu. Maka mendapatkan hasil
bahwa kacang kedelai memiliki BP yang lebih tinggi yaitu 1,85133 . daripada
kacang tanah yang memiliki nilai BP 1,01497. artinya bahwa kacang kedelai akan
memiliki daya kerapatan yang besar jika dilakukan pengemasan daripada kacang
tanah walaupun berat kacang tanah lebih besar daripada kacang kedelai.
Dalam pengukuran SG praktikan melakukan beberapa metode yang bisa dilakukan
untuk mengukur salah satunya dengan menggunakan piknometer padat dan cari.
Berdasarkan tabel 2 mendapatkan hasil pengukuran SG dari kacang kedelai dan
jagung dan mendapatkan hasil bahwa SG dari kacang tanah lebih besar yaitu
dengan nilai 1,854121075 dibandingkan dengan SG dari kedelai yaitu sekitar
1,846857262. Artinya kacang tanah akan mengalami daya tenggelam yang tinggi
dibandingkan dengan kacang kedelai walaupun berat yang sama diantara
keduannya. Pengukuran pada bahan cair dilakukan denga menggunakan
piknometer cair. Berdasarkan tabel 3 mendapatkan hasil bahwa SG dari minyak
dengan SG dengan aquades hampir sama dengan nilai 0,8444511825. Selain
menggunakan metode piknometer digunakan juga metode Platform Scale yang
dicantumkan dalam tabel 4. Praktikan mendapatkan hasil bahwa jagung memiliki
SG lebih besar dengan nilai 0,998 dari pada kacang kedelai dengan nilai 1,003.
Berdasarkan pernyataan diatas bahwa ada perbedaan sangan mencolok pada
pengukuran metode piknometer dengan platform scale. Karena semua nilai SG dari

sampe lebih atau mendekati 1 berarti bahan tersebut adalah bahan yang mudah
tenggelam.
Dalam pengukuran sudut repos praktikan melakukan percobaan dengan 3
sampel bahan yaitu kacang kedelai, kacang tanah, dan kedelai dengan jumlah
masing masing 30 buah dengan menggunakan 3 media yaitu kayu, seng dan mika.
Berdasarkan media tersebut yang memiliki sudut repos terbesar yaitu mika karena
mika memiliki tekstur yang relatif lengket. Jika berdasarkan BHP maka BHP yang
memiliki nilai repos tertinggi adalah jagung karena memiliki tekstur yang memiliki
sisi sisi yang datar.

BAB VI
PENUTUP
6.1

Kesimpulan

1.

Nilai bulk density kacang kedelai lebih tinggi dibandingkan kacang tanah
sehingga kerapatan kacang tanah akan lebih besar ketika dilakukan
pengemasan.

2.

Nilai SG dari kacang kedelai dan kacang tanah memiliki nilai yang hampir
sama dengan SG dari air yaitu satu atau mendekati satu.

3.

Nilai SG dengan menggunakan metode piknometer akan lebih tinggi


nilainya dibandingkan dengan metode platform scale.

4.

Media yang memiliki sudut repos yang paling besar adalah mika karena
mika memiliki tekstur yang dapat menahan BHP.

5.

BHP yang memiliki nilai sudut repos paling besar yaitu jagung karena
bentuknya yang tidak murni bundar dan juga memiliki dua sisi datar.

6.2

Saran

1.

Seharunya praktikan dapat melakukan semua dari percobaan diatas


sehingga bisa mengerti proses prose dari semua pengukuran tersebut.

2.

Kurang pembekalan materi sehingga dalam melakukan praktikum praktikan


tidak memahami apa yang sedang dilakukannya

DAFTAR PUSTAKA

Suhadi, Ujang S.T.P. 2005. Karakteristik Bahan Hasil Pertanian. Hand Out
Perkuliahan. Jurusan Teknotan, Unpad
Sudaryanto dkk. 2005. Teknik Penanganan Hasil Pertanian. Bandung : Pustaka
Giratuna.
Rusendi, Dadi. Sarifah Nurjanah. , Ujang Suhadi. 2010. Penuntun Praktikum Mk.
Teknik Penanganan Hasil Pertanian. Jurusan Teknologi Pertanian
Universitas Padjadjaran.
Sudaryanto, dkk. 2011. Modul Penuntun Praktikum MK. Teknologi Hasil
Pertanian : Karakteristik Fisik Bahan Hasil Pertanian. Jatinangor
Safrizal, Refli. 2010. Sifat Fisik Bahan II. Available at:
http://reflitepe08.blogspot.com/2011/03/sifat-fisik-bahan-ii.html (diakses
pada tanggal 12 Oktober 2015 pukul 18.13 WIB)

LAMPIRAN

Gambar 2. Larutan Alkohol

Gambar 1. Piknometer Cair

Gambar 3. Larutan Aquadesh

Gambar 4. Larutan Toluena

Gambar 5. Timbangan Anlitik

Gambar 6. Minyak Goreng

Gambar 8. Wadah BHP

Gambar 9. Piknometer Padat

Nilai :

LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PASCA PANEN 1
(Pengukuran Densitas dan Spesific Gravity, Pengukuran Sudut Geser dan
Angle of Reposes)

Oleh :

Nama

: Irdan Herdiat

NPM

: 240110140067

Hari, Tanggal Praktikum

: Selasa, 15 September 2015

Co.Ass

: 1. Aditya Ramadhan
2. Cindy Almas R
3. Jeremia Kristian
4. Prisilia Ratna S
5. Shayana Junita

LABORATORIUM PASCA PANEN DANTEKNOLOGI PROSES


TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015

Anda mungkin juga menyukai