Anda di halaman 1dari 23

Nilai:

LAPORAN BAHAN PRAKTIKUM


KARAKTERISTIK BAHAN HASIL PERTANIAN
(Pengukuran Densitas, Spesific Gravity, dan Angle Repose)

Oleh:

Nama : Labita Anna Maura

NPM : 240110200022

Hari, Tanggal Praktikum : Selasa, 12 Oktober 2021

Waktu/Shift : 15.30 – 17.30 WIB / A

Asisten : 1. Farinissa Deliana Putri

2. Muhammad Nashir Effendy

3. Ruth Anggia Assyera

LABORATORIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES


TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Bahan hasil pertanian memiliki sifat fisik yang tidak seragam. Masing-masing
bahan memiliki bentuk, ukuran, warna, dan luas permukaan yang berbeda.
Perbedaan tersebut yang membuat penanganan dan penyimpanan setiap bahan
dilakukan sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi salah
penanganan yang mengakibatkan rusaknya suatu bahan. Bahkan suhu pada tempat
penyimpanan harus diperhatikan sehingga bahan tidak cepat busuk atau mengalami
penurunan kualitas. Selain itu, pengukuran dilakukan agar penyimpanan bahan
menjadi efisien.
Masing-masing bahan pertanian dapat diukur untuk menjaga kualitas bahan
tersebut dengan melakukan penanganan yang tepat untuk setiap bentuk dan ukuran.
Bahkan bukan hanya bahan yang berbeda jenis, bahan yang sama seperti apel dan
kentang juga memiliki berbagai macam bentuk. Untuk menentukan jenis kualitas
bahan maka pada praktikum kali ini dilakukan pengukuran untuk mengetahui
densitas, specific gravity, dan angle repose untuk setiap bahan yang diuji.
Pengukuran densitas dan specific gravity akan dilakukan dengan menggunakan
timbangan analitik. Sedangkan untuk menentukan sudut repose digunakan alat
pengukur sudut repose pada permukaan yang berbeda-beda.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum kali ini adalah:
1. Menentukan kerapatan kamba (bulk density), specific gravity, serta sudut
repose (angle repose) suatu bahan; dan
2. Mempelajari cara pengukuran densitas produk pertanian berbentuk tidak
beraturan serta bersifat porus.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bulk Density


Istilah densitas memiliki dua makna yaitu true density dan bulk density.
True density adalah perbandingan antara massa bahan dengan volume satu
bahan tersebut yang dapat ditentukan dengan persamaan water displacement,
sedangkan bulk density adalah perbandingan antara massa bahan dengan total
volume (volume tempat bahan). Bulk Density adalah massa partikel yang
menempati suatu unit volume tertentu. Bulk density juga merupakan sifat fisik
bahan pangan khusus biji-bijian, tepung-tepungan, dan serbuk. Walaupun
kecil, bluk density bisa digunakan untuk perhitungan bahan tersebut.
Bulk Density ditentukan oleh berat wadah yang diketahui volumenya dan
marupakan hasil pembagian dari berat granular dengan volume wadah. Untuk
menghitung nilai bulk density yang harus dilakukan adalah memasukkan
bahan kedalam wadah yang telah diketahui volemnya. Setelah itu, kita perlu
menimbang bahan yang berada dalam wadah kemudian menghitungnya
dengan rumus. Bahan pertanian seperti tepung dan biji bijian yang berukuran
kecil tersebut dalam pengukuran volume akan dimampatkan dengan cara
digetarkan (diketuk) agar rongga udara yang mengisi menjadi berkurang
hingga mencapai volume kesetimbangan. Setelah diketahui massa bahan dan
volume bulk yang mencapai kesetimbangan maka dapat dihitung bulk
densitynya.
2.1.1 Rumus Bulk Density
Densitas kamba menunjukkan efisiensi bahan dalam menempati
volume, termasuk rongga kosong (void space) di dalamnya. Semakin
tinggi nilai densitas kamba, maka produk semakin padat dan mengandung
banyak kadar air (Rusmono & Nasution, 2017). Densitas Kamba atau bulk
density dapat dihitung dengan rumus berikut.
𝑚
𝛾= (1)
𝑣
Dimana,
γ = densitas kamba (kg/L atau kg/m3)
m = massa bahan (kg)
V = volume bahan (L atau m3)
2.1.2 Jenis Bulk Density
1. Compacted/Tapped Bulk Density
Densitas bahan curah (bubuk) densitas bahan curah dengan
pemadatan.
2. Apparent/Loose Bulk Density
Densitas bahan curah (bubuk) densitas bahan curah tanpa
adanya pemadatan.
3. Working/Dynamic Bulk Density
Densitas bahan curah guna penanganan bahan curah.

2.2 Spesific Gravity


Spesific Gravity dapat disebut dengan berat jenis. Spesific Gravity adalah
perbandingan berat dari suatu volume bahan pada suatu temperatur terhadap
berat air dengan volume yang sama pada temperatur tersebut. Besarnya berat
jenis agregat penting dalam perencanaan campuran agregat dengan aspal
karena umumnya direncanakan berdasarkan perbandingan berat dan juga
untuk menentukan banyaknya pori. Agregat dengan berat jenis yang kecil
mempunyai volume yang besar sehingga dengan berat yang sama
membutuhkan jumlah aspal yang lebih banyak. Disamping itu agregat dengan
dengan pori besar membutuhkan jumlah aspal yang banyak.
Menurut Mindess dan Young, (1981), terminologi specific gravity
tergantung pada diperhitungkannya pori-pori pada agregat tersebut atau tidak.
Bila pori-pori tidak diperhitungkan, maka disebut absolut specific gravity,
sedangkan bila pori-pori diperhitungkan, maka disebut bulk specific gravity
yang kerap kali disebut juga dengan berat jenis (bulk density, unit weight).
Berat jenis dapat dengan mudah dihitung dengan mengisi suatu wadah dengan
agregat pada volume tertentu dan mengukur beratnya (ASTM C29). Spesific
gravity perbandingan berat bahan terhadap berat air yang volumenya sama
dengan bahan. Spesific gravity dan bulk density dari bahan hasil pertanian
memiliki peranan yang sangat penting dalam proses penanganan bahan hasil
pertanian. Sebagai contoh, data kerapatan kamba dan spesific gravity bahan
diperlukan untuk penyimpanan biji-bijian, perencanaan silo, bunker, hopper,
perancanangan pengemasan, dan lain-lain (Sudaryanto, dkk. 2015). Berikut
adalah rumus spesific gravity.

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑑𝑖 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 (𝑘𝑔) 𝑘𝑔


𝑆𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑐 𝐺𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑦 (𝐵𝐽) = 𝑥 𝐵𝐽 𝑎𝑖𝑟 ( 3 ) (2)
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑖𝑟 𝑦𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛 (𝑘𝑔) 𝑚
2.2.1 Platform scale
Pada metode ini perhitungan dilakukan dengan menggunakan
timbangan analitik. Metode berhubungan erat dengan air dan gelas untuk
menimbang. Cara menghitungnya adalah menghitung berat gelas yang
telah dimasukkan air terlebih dahulu lalu dihitung dengan rumus sehingga
didapatkan berat jenis yang dicari.
2.2.2 Piknometer
Piknometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur nilai
massa jenis atau densitas dari fluida. Piknometer terdiri 3 bagian yaitu
tutup pikno, lubang, dan gelas atau tabung ukur. Cara menggunakannya
adalah sebagai berikut:
1. Lihat dulu berapa volume piknometer yang diginakan;
2. Timbang piknometer dalam keadaan kosong;
3. Masukkan fluida yang akan diukur massa jenisnya ke dalam
piknometer;
4. Tutup piknometernya;
5. Timbang massa piknometer yang berisi fluida tersebut;
6. Hitung massa fluida yang dimasukkan dengan cara mengurangkan
massa pikno berisi fluida dengan massa pikno kosong; dan
7. Setelah dapat data massa dan volume fluidanya, tinggal menentukan
nilai rho/masssa jenis (p) fluida dengan persamaan rho(p) = m/V.
Satuan yang di gunakan biasanya massa dalam satuan gram volume
dalam satuan ml = cm3.

2.3 Angle Repose


Menurut Hartoyo dan Sunandar (2006), sudut repos adalah sudut
yang terbentuk antara bidang datar dengan tumpukan bahan yang
dicurahkan. Sudut repos merupakan sifat fisik bahan pangan berupa biji-
bijian atau tepung-tepungan. Sudut repos menentukan kemudahan bahan
pada saat dicurahkan pada tempat penyimpanan. Untuk tepung-tepungan
atau pati, analisis sudut repos dipakai sebagai dasar dalam menentukan
besarnya sudut corong yang digunakan untuk pengisian pati atau tepung
ke dalam karung atau wadah pengemasan lainnya. Hal ini bertujuan agar
proses pengemasan atau pengepakan dapat berjalan lancar.
Nilai sudut repos dipengaruhi oleh bentuk,ukuran,kadar air, dan
orientas bahan. Sudut repos dibagi menjadi 2, yaitu sudut repos statik dan
dinamik. Sudut repos statik yaitu sudut gesek antara bijian diambang batas
gerak. Sedangkan sudut dinamik adalah sudut antara lereng timbunan
bijian dengan permukaan horizontal. Sudut poros juga berhubungan
dengan sudut gesek, yang akan mengaturtentang material biji (Rusendi,
2010). Sudut repos terkadang digunakan untuk mendisain peralatan untuk
memproses partikel keras contohnya, digunakan untuk menentukan sudut
kemiringan corong pengumpan (hopper) atau kemiringan saringan mesin
sortasi. Sudut repos penting artinya untuk desain wadah, fasilitas
penyimpanan, dan alat-alat pembantu lain dalam pengolahan bijibijian.
Sudut repos ini juga untuk menetapkan perhitungan untuk wadah yang
tepat untuk bahan hasil pertanian (Supriyono, 2003).
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan bahan


3.1.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
1. Alat pengukur sudut repos, untuk mengukur sudut repos suatu
bahan;
2. Baker glass, untuk jadi wadah bahan yg bersifat cair;
3. Gelas ukur, untuk mengukur volume dari cairan;
4. Kalkulator, untuk menghitung data hasil prsktikum;
5. Papan lapis seng, lapis plastik mika, lapis kayu, untuk melapisi
alat pengukur sudut repos;
6. Piknometer, untuk mengukur berat jenis bahan;
7. Plastik mika, untuk alas; dan
8. Timbangan analitik, untuk menimbang massa dan berat dari
bahan.

3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
1. Aquadest;
2. Cairan toluene (C 6 H 5 CH 3 );
3. Jagung;
4. Kacang Hijau;
5. Kedelai;
6. Lilin; dan
7. Minyak Atsiri.

3.2 Prosedur percobaan


3.2.1 Menentukan Bulk Density
1. Menimbang jagung dan kedelai menggunakan timbangan
analitik;
2. Mengukur volume bahan yang telah ditimbang tersebut
dengan menggunakan gelas ukur/ gelas baker;
3. Menghitung bulk density dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
Massa bahan (kg)
𝐵𝑢𝑙𝑘 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 = (3)
Volume Bahan (m3 )
3.2.2 Menentukan Spesific Gravity
1. Metode Platform Scale
a. Menimbang bahan dengan menggunakan timbangan
analitik;
b. Memasukan air kedalam gelas ukur/gelas baker kemudian
menimbang gelas yang telah diisi air tersebut (massa
wadah + air);
c. Menghitung spesific gravity bahan dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut:

Massa Bahan di Udara


𝑆𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑐 𝐺𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑦 (𝐵𝐽) = 𝑥 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑐 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑦 𝑎𝑖𝑟 (4)
Massa air yang dipindahkan

dengan:
massa air yang dipindahkan = (massa wadah + Air +
bahan) – (massa wadah + air)

2. Metode Piknometer untuk Bahan Padat (terutama bijian)


Prinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan
penentuan ruangan yang ditempati cairan ini.
a. Menimbang berat sampel diudara (Bs);
b. Menimbang berat piknometer;
c. Memasukan cairan toluene kedalam piknometer,
menimbang berat toluene + piknometer (Bp + t);
d. Memasukan sampel bijian kedalam piknometer yang telah
berisi cairan toluene, menimbang berat toluene +
piknometer + sampel (Bt+p+s) hingga mencapai batas
garis pada piknometer;
e. Setelah piknometer dikosongkan dicuci dan dibersihkan
dengan alcohol, menimbang juga berat toluene + air
(Bp+a) sampai batas garis piknometer;
f. Menghitung spesifik gravitasi (SGs) dan berat satuan
sampel (γs).
𝐵𝑝𝑡−𝐵𝑝
SG Toluena = (5) dengan:
𝐵𝑝𝑎−𝐵𝑝

BS = Berat sampel di udara

𝑆𝐺 𝑡𝑜𝑙𝑢𝑒𝑛𝑎 𝑥 𝐵𝑠
SG Sampel = (6) Bp = Berat Piknometer
𝐵𝑠−(𝐵𝑝𝑡𝑠−𝐵𝑝𝑡)

𝐵𝑠
Vs = (7) Bpt = Berat cairan
𝑆𝐺 𝑆𝑎𝑝𝑚𝑙𝑒
𝐵𝑠
ϒs = 𝑉𝑠
(8) Bpts = Berat tolune +
Piknometer + sample
Bpa = Berat
piknometer + air

3. Metode Spesific Gravity bahan cair (minyak Atsiri)


a. Menyiapkan piknometer kosong (m) yang bersih
kemudian ditimbang beratnya dalam gram, selanjutnya
masukan aquades samapi batas garis piknometer;
b. Piknometer tadi ditutup lagi hingga tidak ada gelembung,
lalu bersihkan dinding luar piknometer dan menimbang
kembali berat piknometer yang berisi aquades (m ); 1

c. Lakukan prosedur untuk sampel yang digunakan, catat


suhu dan berat piknometer dan sampel (m ). 2

𝑚2 − 𝑚
𝐵𝐽 = (9)
𝑚1 − 𝑚
3.2.3 Menentukan Sudut Repos
a. Meletakan bahan pada permukaan bidang atas (seng) dari
alat pengukur sudut repos;
b. Menaikan lapisan atas dari alat pengukur sudut repos
sedikit demi sedikit sampai dengan bahan mulai bergulir
jatuh dan amati busur derajat untuk melihat besarnya sudut
yang berbentuk antara lapisan bawah dan lapisan atas dari
alat pengukur sudut repos;
c. Mencatat sudut yang terbentuk (sudut repos bahan);
d. Mengulangi pengukuran pada permukaan yang berada
(mika dan kayu) dengan masing-masing permukaan
ddiulang sebanyak 30 kali.

3.2.4 Mengukur Densitas Bahan Pertanian Porus


Berbentuk Tak Menentu dengan Pelapisan Lilin
a. Menyiapkan sampel dan menimbang beratnya, ms;
b. Menyiapkan air dan ukur volumenya, Va;
c. Memanaskan lilin sampai mencair;
d. Mencelupkan sampel kedalam lilin kemudian menimbang
berat sampel berlapis lilin, ms1;
e. Memasukan sampel berlapis lilin kedalam air. Ukur
voleme air ditambah sampel dan lilin Vs +1+a;
f. Menghitung volume lilin, V1
g. Menghitung volume sampel berdasarkan persamaan Vs =
Vs +1+a – V1 - Va
h. Menghitung densitas sampel Ps= ms / Vs.
BAB IV
HASIL PERCOBAAN

4.1 Tabel
Tabel 1. Pengukuran Bulk Density
Massa (g) Volume (mL) Bulk Density
Percob
Ber Jagu Kede Ber Jagu Kede Ber Jagu Kede
aan Ke-
as ng lai as ng lai as ng lai
35,2 0,88
1 31,43 29,99 40 40 40 0,786 0,750
8 2
34,3 0,85
2 31,79 27,60 40 40 40 0,795 0,690
3 8
37,0 0,92
3 35,03 29,29 40 40 40 0,876 0,732
6 7

Tabel 2. Pengukuran Spesific Gravity dengan Metode Platform Scale


Massa air
Massa air
Massa Massa air yang
20mL + Spesific
Bahan + bahan + dipindahka
massa Gravity
(gr) wadah (gr) n
Perco wadah (gr) (SG)
(a) (c) (gr)
baan (b)
(d)
Ke-
Kac Kac Kac Kac Kac
Ked ang Ked ang Ked ang Ked ang Ked ang
elai Hija elai hija elai Hija elai Hija elai Hija
u u u u u
1 4,98 5,08 77,0 77,0 84,9 81,6 7,86 4,53 0,63 1,12
7 7 3 0 3 1
2 4,99 4,96 77,0 77,0 83,8 81,9 6,75 4,92 0,73 1,00
7 7 2 9 9 8
3 5,35 5,03 77,0 77,0 83,5 82,7 6,5 5,67 0,82 0,88
7 7 7 4 3 7
Tabel 3. Hasil Percobaan Spesific Gravity Metode Piknometer
Bs Bp Bpt Bpts Bpa SG SG Vs ϒs
Bahan (gr (gr) (gr) (gr) (gr) Toluen Samp (mm3 (g/mm
) a el ) 3)

Kedel 5,0 16,4 26,1 27,6 27,7


0,861 1,204 4,228 1,204
ai 9 4 7 2 4
Kacan
4,9 16,4 26,1 28,1 27,7
g 0,861 1,408 3,530 1,408
7 4 7 0 4
Hijau

Tabel 4. Pengukuran Spesific Gravity Bahan Cair Metode Piknometer


• Ukuran 25 mL
Massa Massa Massa Bahan +
Bahan Piknometer (m) Bahan (m1) Piknometer (m2) SG
gr gr gr
Aquadest 20,34 24,64 44,92 5,71
Minyak Cengkeh 21,10 46,80 46,41 0,98
Minyak Nilam 20,97 23,67 44,26 8,63

• Ukuran 10 mL
Massa Massa Massa Bahan +
Bahan Piknometer (m) Bahan (m1) Piknometer (m2) SG
gr gr gr
Aquadest 14,45 11,48 25,60 -3,75
Minyak Cengkeh 13,72 16,99 25,58 3,63
Minyak Nilam 14,09 10,04 24,82 -2,65

Tabel 5. Hasil Pengukuran Sudut Repose


Mika Kayu Seng
No Jagung Kacang Jagung Kacang Jagung Kacang
(º) Hijau (º) (º) Hijau (º) (º) Hijau (º)
1 22 20 26 13 20 6
2 19 11 26 14 26 20
3 31 13 22 15 19 17
4 29 19 20 15 21 17
5 26 15 34 15 21 18
6 15 35 25 16 21 11
7 27 25 29 22 19 14
8 24 16 29 21 20 18
9 23 11 30 24 17 9
10 28 15 36 25 23 25
11 26 14 31 20 22 26
12 29 20 24 19 22 18
13 25 20 26 31 36 20
14 24 21 25 21 18 19
15 26 16 25 29 16 18
16 24 14 31 22 22 15
17 24 18 25 20 21 18
18 24 15 25 26 22 14
19 24 15 34 16 24 16
20 25 8 29 16 23 17
21 25 10 31 18 25 17
22 25 10 29 18 22 16
23 30 15 26 21 23 16
24 26 22 26 19 23 16
25 26 19 24 15 25 21
26 30 19 31 15 23 22
27 30 15 27 15 24 20
28 30 20 26 15 22 21
29 24 20 27 15 21 13
30 24 27 25 14 21 12
Jumlah 765 518 824 565 662 510
Rata-
rata 25,50 17,26 27,46 18,83 22,06 17
(xi-x)2 335,5 895,87 383,47 628,17 351,87 526
SD 3,401 5,558 3,636 4,654 3,483 4,259

Tabel 6. Perhitungan Densitas Bahan Porus


Bagian Ms Va MsL VsLa ML VL Vs ρs
ke- (gr) (cm3) (gr) (cm3) (gr) (cm3) (cm3) (g/cm3)
1 (atas) 5,44 50 5,63 57 0,19 0,20 6,8 0,8
2 9,95 50 10,30 61 0,35 0,37 10,63 0,94
(tengah)
3 8,01 50 8,41 60 0,4 0,43 9,57 0,84
(bawah)

4.2 Perhitungan
4.2.1 Perhitungan Bulk Density
Beras Jagung Kedelai
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑠 (𝑔) 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑠 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑠
𝐵𝐷 = 𝐵𝐷 = 𝐵𝐷 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑠 (𝑚𝐿) 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑠 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑠
35,28 31,43 29,99
𝐵𝐷 1 = 𝐵𝐷 1 = 𝐵𝐷 1 =
40 40 40
= 0,882 𝑔 = 0,786 𝑔 = 0,750 𝑔

/𝑚𝐿 /𝑚𝐿 /𝑚𝐿


34,33 31,79 27,60
𝐵𝐷 2 = = 0,858 𝑔 𝐵𝐷 2 = = 0,795 𝑔 𝐵𝐷 2 = = 0,609 𝑔
40 40 40
/𝑚𝐿 /𝑚𝐿 /𝑚𝐿
37,06 35,03 29,29
𝐵𝐷 3 = 𝐵𝐷 3 = 𝐵𝐷 3 =
40 40 40
= 0,927𝑔/𝑚𝐿 = 0,876 𝑔 = 0,732 𝑔
/𝑚𝐿 /𝑚𝐿

4.2.2 Perhitungan Spesific Gravity Metode Platform Scale


Wadah = 77,07 gr Wadah = 77,07 gr
𝑑 = 𝑐−𝑏 𝑑 = 𝑐−𝑏
Kedelai Kacang Hijau
𝑑 1 = 84,93 − 77,07 = 7,86 𝑔𝑟 𝑑 1 = 81,60 − 77,07 = 4,53 𝑔𝑟
𝑑 1 = 83,82 − 77,07 = 6,75 𝑔𝑟 𝑑 1 = 81,99 − 77,07 = 4,92 𝑔𝑟
𝑑 1 = 83,57 − 77,07 = 6,50 𝑔𝑟 𝑑 1 = 82,74 − 77,07 = 5,67 𝑔𝑟

Kedelai
𝑎
SG = 𝑑 𝑥 𝑆𝐺 𝑎𝑖𝑟 Kacang hijau
𝑎
4,98 𝑔𝑟 SG = 𝑑 𝑥 𝑆𝐺 𝑎𝑖𝑟
𝑆𝐺 1 = 𝑥1
7,86 𝑔𝑟 5,08 𝑔𝑟
𝑆𝐺 1 = 𝑥 1 = 1,121
= 0,633 𝑆𝐺 2 4,53 𝑔𝑟
4,99 𝑔𝑟 4,96 𝑔𝑟
= 𝑥1 𝑆𝐺 2 = 𝑥 1 = 1,008
6,75 𝑔𝑟 4,92 𝑔𝑟
= 0,739 5,03 𝑔𝑟
𝑆𝐺 3 = 𝑥 1 = 0,887
5,35 𝑔𝑟 5,67 𝑔𝑟
𝑆𝐺 3 = 𝑥 1 = 0,823
6,5 𝑔𝑟

4.2.3 Perhitungan Spesific Gravity Metode Piknomter


Kedelai Kacang Hijau
𝐵𝑝𝑡 − 𝐵𝑝 𝐵𝑝𝑡 − 𝐵𝑝
𝑆𝐺 𝑇𝑜𝑙𝑢𝑒𝑛𝑎 = 𝑆𝐺 𝑇𝑜𝑙𝑢𝑒𝑛𝑎 =
𝐵𝑝𝑎 − 𝐵𝑝 𝐵𝑝𝑎 − 𝐵𝑝
26,17 − 16,44 26,17 − 16,44
𝑆𝐺 𝑇𝑜𝑙𝑢𝑒𝑛𝑎 = 𝑆𝐺 𝑇𝑜𝑙𝑢𝑒𝑛𝑎 =
27,74 − 16,44 27,74 − 16,44
𝑆𝐺 𝑇𝑜𝑙𝑢𝑒𝑛𝑎 = 0,861 𝑆𝐺 𝑇𝑜𝑙𝑢𝑒𝑛𝑎 = 0,861
𝑆𝐺 𝑇𝑜𝑙𝑢𝑒𝑛𝑎 𝑥 𝐵𝑠 𝑆𝐺 𝑇𝑜𝑙𝑢𝑒𝑛𝑎 𝑥 𝐵𝑠
𝑆𝐺 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = 𝑆𝐺 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 =
𝐵𝑠 − (𝐵𝑝𝑡𝑠 − 𝐵𝑝𝑡) 𝐵𝑠 − (𝐵𝑝𝑡𝑠 − 𝐵𝑝𝑡)
𝑆𝐺 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 0,861 𝑥 4,97
𝑆𝐺 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 =
0,861 𝑥 5,09 4,97 − (28,10 − 26,17)
=
5,09 − (27,62 − 26,17) 𝑆𝐺 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = 1,408
𝑆𝐺 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = 1,204
𝐵𝑠 5,09 𝐵𝑠 4,97
𝑉𝑠 = = 𝑉𝑠 = = = 3,530 𝑚𝑚3
𝑆𝐺 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 1,204 𝑆𝐺 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 1,408
= 4,228 𝑚𝑚3
𝐵𝑠 5,09 𝐵𝑠 4,97
ϒ𝑠 = = = 1,204 𝑔/𝑚𝑚3 ϒ𝑠 = = = 1,408 𝑔/𝑚𝑚3
𝑉𝑠 4,228 𝑉𝑠 3,530

4.2.4 Perhitungan Specific Gravity Bahan Cair dengan Metode Piknometer


Bahan 25 mL 10 mL
𝑚2 − 𝑚 44,92 − 20,34 𝑚2 − 𝑚 25,60 − 14,45
𝑆𝐺 = = 𝑆𝐺 = =
Aquadest 𝑚1 − 𝑚 24,64 − 20,34 𝑚1 − 𝑚 11,48 − 14,45
= 5,71 = −3,75
𝑚2 − 𝑚 46,41 − 21,10 𝑚2 − 𝑚 25,58 − 13,72
Minyak 𝑆𝐺 = = 𝑆𝐺 = =
𝑚1 − 𝑚 46,80 − 21,10 𝑚1 − 𝑚 16,99 − 13,72
Cengkeh
= 0,98 = 3,63
𝑚2 − 𝑚 44,26 − 20,97 𝑚2 − 𝑚 24,82 − 14,09
Minyak 𝑆𝐺 = = 𝑆𝐺 = =
𝑚1 − 𝑚 23,67 − 20,97 𝑚1 − 𝑚 10,04 − 14,09
Nilam
= 8,63 = −2,65

4.2.5 Perhitungan Sudut Repos


Mika Kayu Seng
Kacang Kacang Kacang
Jagung (º) Jagung (º) Jagung (º)
Hijau (º) Hijau (º) Hijau (º)
Jumlah 765 518 824 565 662 510
Rata-rata 765 518 824 565 662 510
= = = = = =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 30 30 30 30 30 30
𝑥= = 25,50 = 17,26 = 27,46 = 18,83 = 22,06 = 17
𝑛

∑ (𝑥𝑖
335,5 895,87 383,47 628,17 351,87 526
− 𝑥)2

SD
335,5 895,87 383,47 628,17 351,87 526
=√ =√ =√ =√ =√ =√
𝛴(𝑥𝑖 − 𝑥)2 30 − 1 30 − 1 30 − 1 30 − 1 30 − 1 30 − 1

𝑛−1 = 3,401 = 5,558 = 3,636 = 4,654 = 3,483 = 4,259

4.2.6 Pengukuran Densitas Bahan Porus


𝑀𝐿 = 𝑀𝑠𝐿 − 𝑀𝑠 𝑉𝐿 = 𝑀𝐿/𝜌𝐿
𝑀𝐿𝑎𝑡𝑎𝑠 = 5,63 𝑔𝑟 – 5,44 𝑔𝑟 = 0,19 𝑔𝑟 𝑉𝐿𝑎𝑡𝑎𝑠 = 50,19 / 0,93 = 0,20 𝑐𝑚3
𝑀𝐿𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ = 10,30 𝑔𝑟 – 9,95 𝑔𝑟 𝑉𝐿𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ = 0,35 / 0,93 = 0,37 𝑐𝑚3
= 0,35 𝑔𝑟 𝑉𝐿𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ = 0,4 / 0,93 = 0,43 𝑐𝑚3
𝑀𝐿𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ = 8,41 𝑔𝑟 – 8,01 𝑔𝑟 = 0,4 𝑔𝑟

𝑉𝑠 = 𝑉𝑠𝐿𝐴 − 𝑉𝐴 − 𝑉𝐿 𝜌𝑠 = 𝑀𝑠/𝑉𝑠
𝑉𝑠𝑎𝑡𝑎𝑠 = 57 – 50 – 0,20 = 6,8 𝑐𝑚3 𝜌𝑠𝑎𝑡𝑎𝑠 = 5,44/6,8 = 0, 8 𝑔/𝑐𝑚3
𝑉𝑠𝑎𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ = 61 – 50 – 0,37 = 10,63 𝑐𝑚3 𝜌𝑠𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ = 9,95/10,63 = 0,94 𝑔/𝑐𝑚3
𝑉𝑠𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ = 60 – 50 – 0,43 = 9,57𝑐𝑚3 𝜌𝑠𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ = 8,01 / 9,57 = 0,84 𝑔/𝑐𝑚3
BAB V
PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini dilakukan penelitian mengenai pengukuran densitas,


specific gravity, dan angle repose. Nilai yang dicari pada pengukuran di praktikum
kali ini adalah nilai densitas dan specific gravity. Nilai sudut repos tidak dihitung
pada praktikum kali ini karena harus melakukan 30 kali pengulangan sehingga pada
praktikum kali ini dilakukan 2 prosedur namun nilai sudut repos diambil dari data
praktikum sebelumnya. Sebelum menemukan nilai tersebut perlu diketahui
beberapa data terlebih dahulu. Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini
adalah beras, jagung, kacang hijau, dan kedelai. Terdapat dua metode yang
digunakan untuk mencari nilai specific gravity yaitu metode platform scale dan
metode piknometer. Metode pertama yang dilakukan adalah metode platform scale
untuk mengukur specific gravity. Specific gravity menunjukkan kerapatan massa
yang dipengaruhi oleh gravitasi. Pengukuran specific gravity biasanya dilakukan
kepada bahan pertanian berupa biji-bijian. Berdasarkan hasil percobaan bahwa nilai
specific gravity pada bahan-bahan tersebut bernilai sama. Jika nilai spesificnya
lebih besar dari 1 maka bahan yang diuji akan tenggelam. Namun, jika nilai
spesificnya dibawah 1 maka bahan yang diuji akan mengapung.
Selanjutnya dilakukan pengukuran specific gravity yang kedua dengan
menggunakan metode piknometer. Metode piknometer terbagi menjadi dua yaitu
perhitungan bahan padat dan bahan cair. Pengukuran bahan padat menggunakan
kacang hijau dan kacang kedelai. Setelah dilakukan penelitian, didapatkan nilai
volume kacang hijau dan kacang kedelai berturut-turut sebesar 3,530 dan 4,228.
Sedangkan untuk pengukuran bahan cair menggunakan akuades, minyak cengkeh,
dan minyak nilam. Hasil yang didapat dari ketiga bahan secara berturut-turut adalah
5,71; 0,98; dan 8,63. Selanjutnya dilakukan percobaan untuk menghitung densitas
bahan pertanian. Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah beras, jagung,
dan kedelai. Hal yang dilakukan adalah menimbang bahan yang akan digunakan
terlebih dahulu. Oleh karena bentuknya yang lebih besar, maka massa yang
ditempati kedelai dalam volume 40ml tidak akan sebanyak beras dan jagung yang
bentuknya lebih simetris. Massa beras juga lebih banyak karena bentuknya yang
lebih simetris karena penumpukannya yang lebih padat. Sedangkan jagung yang
dilakukan pada praktikum ini bentuknya tidak lebih simetris dari beras karena
bentuknya bervariatif yaitu ada yang bulat dan pipih. Bulk density yang semakin
besar menunjukan bahwa bahan semakin padat. Pengukuran sudut repos
menggunakan dua bahan yaitu jagung dan kacang hijau dengan menggunakan tiga
media berbeda yaitu mika, kayu dan seng sebagai alas permukaannya. Hasil sudut
repos terbesar pada bahan kacang hijau dilakukan pada permukaan mika yaitu
sebesar 5,558 dan hasil sudut repos terbesar pada jagung pula didapat sebesar 3,636
pada permukaan kayu. Nilai sudut repos suatu bahan dipengaruhi oleh bentuk,
ukuran, kadar air, dan orientasi bahan.
Aplikasi bulk density dilakukan untuk perancangan silo. Silo merupakan
wadah untuk menyimpan biji-bijian dengan bentuk yang variatif. Penelitian ini
dilakukan untuk merancang alat dan untuk mengetahui berapa bahan yang dapat
ditampung silo. Kemudian dicari bentuk yang efektifnya seperti apa. Oleh karena
itu perlu diketahui nilai bulk density. Sedangkan aplikasi spesific gravity ditunjukan
untuk proses destilasi dan fraksinasi minyak atsiri, oleh karena itu bahan yang
digunakan adalah bahan berjenis minyak dan akuades. Tujuannya fraksinasi ini
adalah untuk menentukan temperature tertentu untuk mengekstraksi zat-zat
tertentu.
BAB VI
PENUTUP

6.1. Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah:
1. Nilai sudut repos didapatkan dengan melakukan 30 kali pengulangan;
2. Terdapat dua metode yang digunakan untuk mencari nilai specific gravity
yaitu metode platform scale dan metode piknometer;
3. Bahan dengan bentuk lebih besar akan menyisakan banyak ruangan
ketika dimasukan ke dalam wadah;
4. Bahan dengan bentuk simetris akan memiliki massa yang lebih berat
ketika dimasukan ke dalam wadah disbanding dengan bahan dengan
bentuk yang beragam; dan
5. Penelitian bulk density dilakukan untuk merancang silo.

6.2. Saran
Saran pada praktikum kali ini adalah bahan yang dijadikan penelitian lebih
bervariasi lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, A., Yuniningsih, S., & Sota, M. M. (2017). Pengaruh Ph terhadap


Kualitas Produk Etanol dari Molasses Melalui Proses Fermentasi. Jurnal Reka
Buana Vol. 2 No. 2.

Melati, C. (2015). Pengukuran Densitas & Spesific Gravity Pengukuran Sudut


Geser & Angle of Repose.

Pangaribuan, S., Nuryawati, T., & Suprapto, A. (2016). Sifat Fisik dan Mekanik
Serta Pengaruh Penyosohan terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Biji Sorgum
Varietas KD 4. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi
Pertanian V Polinela 2016.

Priyanto, G., Sari, G., & Hamzah, B. (2008). Profil dan Laju Perubahan Mutu
Tepung Kecambah Kacang Hijau Selama Penyimapanan. Jurnal Agribisnis
dan Industri Pertanian Vol. 7 No. 3.

Putri, H. L. R., dkk. (2016). Pengendalian Kualitas Non Dairy Creamer pada
Kondisi Proses Pengeringan Semprot di Pt. Kievit Indonesia, Salatiga: Kajian
Pustaka. Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 4 No 1.

Rahim, A., dkk. (2016). Teknologi Modifikasi Pati Aren. Yogyakarta: Magnum
Pustaka Utama.

Suryoatmono, B., & Susilorini, M. I. R. (2004). Pengukuran Densitas & Spesific


Gravity Pengukuran Sudut Geser & Angle of Repose.

Toruan, A. L., dkk. (2013). Pengaruh Porositas Agregat terhadap Berat Jenis
Maksimum Campuran. Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.3.
LAMPIRAN

Gambar 1. Bukti Kehadiran

(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021)

Gambar 2. SS Materi
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021)
Gambar 3. Alat
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021)

Gambar 4. Bahan
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021)

Gambar 5. Menimbang Gelas Ukur


(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021)

Anda mungkin juga menyukai