Anda di halaman 1dari 14

Nilai:

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI TEKNIK


(Pengenalan Alat Ukur Cuaca)

Oleh:

Nama : Labita Anna Maura

NPM : 240110200022

Hari, Tanggal Praktikum : Kamis, 28 Oktober 2021

Waktu/Shift : 10.00 – 12.00 WIB / A

Asisten : 1. Naveisha Eka Putri, S.TP

2. Widia Tri Agustina, S.TP

LABORATORIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES


TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2021
BAB I
PEMBAHASAN

1.1 Sangkar Meteo


Sangkar meteorologi ini berfungsi sebagai tempat alat-alat pengukur cuaca
tertentu, agar tehindar dari sinar matahari langsung dan pengaruh lingkungan.
Sangkar ini terbuat dari kayu jati yang dicat warna putih, bentuknya segi 4,
dengan setiap dinding diberi jalusi berlapis dua, dan juga atapnya terbuat dari
papan kayu , semua itu maksudnya agar didalam sangkar ada sirkulasi udara
(Utami, 2010) . satuan pengukuran sangkar meteo adalah °C.
Sangkar mempunyai dua buah pintu dan dua jendela yang berlubang-
lubang/kisi. Lubang/kisi itu memungkinkan adanya aliran udara. Temperatur
dan kelembaban udara di dalam sangkar mendekati/hampir sama dengan
temperatur dan kelembaban udara di luar. Sangkar dipasang dengan pintu
membuka/menghadap utara-selatan, sehingga alat-alat yang terdapat di
dalamnya tidak terkena radiasi matahari langsung sepanjang tahun. Jika
matahari berada pada belahan bumi selatan, pintu sebelah utara yang dibuka
untuk observasi atau sebaliknya. Pada sangkar meteo terdapat beberapa alat,
berikut alat-alat tersebut.

1. Termometer Bola Basah


Alat ini berfungsi untuk mengukur suhu udara. Pada saaat pengukuran alat
ini dipasang berdampingan dengan bola kering pada tiang statis.
Termometer ini terdiri dari tabung gelas yang didalamnya terdapat pipa
kapiler. Pada ujung yang lain dihubungkan dengan air yang ada pada bak
yang dihubungkan dengan kain muslin dan baik air dihubungkan dengan
udara luar. Kain muslin tersebut harus terus dibasahi apabila mulai
mengering. Termometer bola basah dibaca setiap jam.

2. Termometer Bola Kering


Alat ini berfungsi untuk mengukur kelembaban udara. Pada prinsipnya
alat ini hampir sama dengan thermometer bola basah yang membedakan
hanya pada cara kerjanya. Alat ini bekerja melalui proses pemuatan. Jika
suhu naik, air raksa dalam pipa kapiler akan memuai dan bergerak naik.
Cara kerja alat ini adalah tabung air raksa dibiarkan kering sehingga akan
mengukur suhu udara sebenarnya. Termometer bola kering dapat dibaca
setiap jam seperti thermometer bola basah

3. Termometer Maksimum
Thermometer ini berfungsi untuk mengetahui suhu maksimum dalam
jangka waktu tertentu, biasanya dalam jangka waktu satu hari. Tetapi di
atas reservoid terdapat suatu bagian yang sempit karena adanya stip kaca.
Jika suhu naik air raksa dalam reservoir akan memuai dan dipaksa melalui
bagian sempit ke dalam pipa kapiler. Jika suhunya turun, air raksa dalam
pipa kapiler tidak kembali dalam reseervoir karena tertahan bagian yang
sempit. Alat ini dibaca setiap jam 8 malam.

4. Termometer Minimum
Termometer ini berfungsi untuk mengukur suhu terendah dalam waktu
tertentu yaitu dalam waktu satu hari. Di dalam pipa kapiler terdapat stip
kaca karena reaksi alkohol tidak seberapa cepat. Maka reservoir
termometer ini dapat dibuat dalam bentuk tapak kuda.Dibaca setiap jam 8
pagi

1.2 Alat Penangkar Curah Hujan (OBS)


Penakar hujan OBS berfungsi untuk mengukur jumlah curah hujan
yang jatuh pada permukaan tanah dalam periode waktu 24 jam. Satuan yang
dipakai alat ini adalah milimeter (mm). Cara kerjanya adalah Pada saat terjadi
hujan, curah hujan yang tercurah masuk ke dalam corong penakar. Curah
hujan yang masuk dalam penakar dialirkan dan terkumpul di dalam tabung
penampung. Pada saat pengamatan curah hujan yang tertampung diukur
dengan menggunakan gelas ukur dengan cara mengangkat corong
penakar, lalu mengambil tabung penampung curah hujan dan
menuangkannya ke dalam gelas ukur. Apabila jumlah curah hujan yang
tertampung jumlahnya melebihi kapasitas gelas ukur, maka pengukuran
dilakukan berulang kali sehingga curah hujan yang tertampung dapat
terukur semua.Apabila terdapat hujan di wilayah tersebut, maka diukur setiap
3 jam sekali.

1.3 Alat Penangkar Curah Hujan (Hellman)


Penakar hujan jenis Hellman merupakan suatu instrument/alat untuk
mengukur curah hujan. Penakar hujan jenis hellman ini merupakan suatu alat
penakar hujan berjenis recording atau dapat mencatat sendiri. Alat ini dipakai
di stasiun-stasiun pengamatan udara permukaan. Pengamatan dengan
menggunakan alat ini dilakukan setiap hari pada jam-jam tertentu meskipun
cuaca dalam keadaan baik/hari sedang cerah. Alat ini mencatat jumlah curah
hujan yang terkumpul dalam bentuk garis vertikal yang tercatat pada kertas pias.
Alat ini memerlukan perawatan yang cukup intensif untuk menghindari
kerusakan-kerusakan yang sering terjadi pada alat ini. Alat ini berfungsi untuk
mengukur curah hujan secara otomatis. Biasanya setiap jam 7 pagi, kertas bias
diganti dan jam pada alat tersebut diganti sesuai dengan yang ada pada kertas
bias tersebut. Jika terjadi hujan, tintanya harus menunjukkan pada kadar angka
0. Alat ini menggunakan satuan milimeter (mm).
Cara kerja alat penangkar hujan Hellman adalah pada saat terjadi hujan, air
hujan yang jatuh akan masuk ke dalam mulut corong kemudian diteruskan
dalam saluran pelampung. Bila hujan berlangsung terus, maka pelampung akan
terangkat dan pena pencatat akan terangkat pula dan akan membentuk grafik
pada kertas pias, bila pena pencatat telah menunjukakan angka 10 maka penah
tersebut akan kembali ke angka nol begitu seterusnya sampai hujan berhenti dan
apabila air dalam pelampung telah penuh maka pada kertas pias akan terdapat
dua garis yaitu:
1. Garis vertical yang menunjukkan besar kecilnya curan hujan.
2. Garis horizontal yang menunjukkan jam (waktu) sealama turunnya hujan.

1.4 Campbell Stokes


Campbel stokes berfungsi untuk mengukur lamanya durasi penyinaran
matahari. Lamanya penyinaran matahari selama sehari yang diukur dengan
memanfaatkan pergerakan semu matahari atau garis edar semu yang dimiliki
oleh matahari dari timur ke barat dan sinar matahari yang datang menuju
permukaan bumi, yaitu dengan jalan memusatkan (memfokuskan) sinar
matahari yang jatuh pada sekeliling permukaan bola kaca pejal sedemikian
rupa hingga fokus sinar matahari tersebut tepat mengenai permukaan kertas
pias yang telah dimasukan ke celah kerangka cekung dibawah bola pejal
tersebut dan meninggalkan jejak pias yang terbakar sesuai posisi matahari saat
itu. Setiap jam 6 pagi, kertas pias pada alat ini akan diganti. Kertas pias yang
digunakan terdapat 3 jenis, yaitu kertas pias panjang, pendek, dan lurus.
Kertas pias ini bergantung pada gerak semu matahari. Apabila matahari
sedang berada di utara, maka kertas bias yang digunakan adalah kertas bias
pendek karena penyinaran matahari yang berada di lintang selatan akan lebih
pendek. Sedangkan bila matahari berada di garis khatulistiwa, maka kertas
bias yang digunakan adalah kertas bias lurus.
Satuan pengukuran yang digunakan oleh alat ini adalah persen (%). Dikatakan
100% apabila matahari bersinar selama 8 jam sehari.
Cara kerja alat ini adalah inar matahari yang datang menuju permukaan
bumi, khususnya yang tepat jatuh pada sekeliling permukaan bola kaca pejal
akan dipokuskan ke atas permukaan kertas pias yang telah dimasukkan ke
celah mangkuk dan meninggalkan jejak bakar sesuai posisi matahari saat itu.
Jumlah kumulatif dari jejak titik bakar inilah yang disebut sebagai lamanya
matahari bersinar dalam satu hari (satuan jam/menit).

1.5 Panci penguapan


Panci penguapan berfungsi untuk mengukur penguapan selama satu hari.
Setiap jam 7 pagi, para pengamat akan menuju ke panci penguapan untuk
mengukur penguapan dalam satu hari. Untuk mengukur penguapan dalam
satu hari adalah dengan cara mengurangi tinggi penguapan 1 hari sebelum
pegukuran dengan hari diukurnya penguapan. Namun jika terjadi hujan
selama 24 jam, maka perhitungan tersebut harus ditambahkan dengan jumlah
curah hujan yang telah diukur. Satuan yang digunakan adalah milimeter
(mm). Ada 3 alat yang terdapat di panci penguapan, alat tersebut adalah:
1. Still well
Gunanya adalah mengukur tinggi dari air yang digunakan dari panci
penguapan
2. Thermometer Air
Gunanya adalah untu mengetahui suhu maksimum dan minimum air yang
ada di panci penguapan tersebut.

Sedangkan cara kerja panci penguapan adalah panci penguapan diisi air
setinggi 20 cm sehingga di atas rongga 5 cm pengukuran dilaksanakan pada
permukaan air dalam keadaan tenang di dalam tabung peredam riak. Untuk
mengukur dan membaca skalanya, maka tabung pengaman didekaatkan ke
panci dengan maksud agar permukaan air tetap tenang dan tidak terlalu
bergelombang. Sesudah itu sekrup patrol diputar sambil melihat ujung panci
dari hungging di dalam tabung pengaman. Skrup pengontrol yaitu berada di atas
penyangga hugging berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan skala. Jika
sikrup itu diputar kembali ke kanan maka tiang skala turun angka yang dibaca
adalah angka yang terdapat tegak lurus demngan sekrup pengontrol. Adapun
skala yang terrtera pada skala adalah angka (1) sampai (100).

1.6 Alat Pengukur Angin (Cup Counter)


Tinggi alat ini sekitar 0,5 meter. Alat ini otomatis mencatat angka dalam
km/jam. Alat ini berfungsi untuk mengukur arah dan kecepatan angin rata-
rata. Angin yang diukur merupakan angin yang berpengaruh pada penguapan
di panci penguapan. Cara kerjanya adalah mangkok akan berputar karena
tertiup angin dan akan berputar maka angka yang terdapat pada counter akan
bertambah bilangannya dari counter tersebut akan diketahui arah dan
kecepatan angin rata-rata.

1.7 Anomometer
Tinggi alat ini adalah sekitar 10 meter. Pada alat ini terdapat 2 alat untuk
mengukur arah dan kecepatan angin. Di dalam ruangan terdapat display
anemometer yang dapat menunjukkan kecepatan dan arah angin.
Anemometer merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui arah dan
kecepatan angin. Satuan alat ukur ini adalah MPH (mil/jam), meter per detik,
dan km/jam. Cara kerjanya adalah sebagai berikut.
Biasanya kecepatan angin akan muncul secara otomatis pada speedometer
yang terdapat pada anemometer. Kecepatan angin yang tepat hanya bisa
didapatkan dengan penggunaan anemometer yang benar. Karena itu Anda
harus memastikan cara penggunaan yang benar untuk mendapatkan fungsi
anemometer secara maksimal. Alat anemometer ini mampu mengukur
kecepatan angin dengan tingkat ketelitian cukup tinggi yakni berkisar 0.5
meter setiap detiknya. Dengan tingkat ketelitian ini, anemometer dianggap
sebagai alat pengukur kecepatan angin yang sangat efektif.

1.8 Barometer Digital


Alat tersebut digunakan untuk mencatat tekanan udara. Satuan dari alat ini
adalah mmHg dan hPa. Cara kerja instrumen penggukuran karakteristik udara
ini adalah akibat adanya perubahan yang nilai tekanan dan udara yang terjadi
disekitar sensor barometer digital HP03, maka data yang didapatkan
dikonversi oleh DT-Sense Barometric Pressure and Temperature selanjutnya
dikirim ke mikrokontroler. Mikrokontroler ber-fungsi untuk mengolah dari
setiap perubahan dan ditampilkan pada layar LCD.

1.9 Alat Radar Cuaca


Alat radar cuaca yang biasanya digunakan adalah Automated Weather
Observing Systems atau AWOS. AWOS berfungsi untuk mengukur
parameter meteorologi, menganalisis data dan menyampaikan berita cuaca
tersebut yang disampaikan ke pesawat dengan ketinggian jelajah sampai
dengan 10.000 kaki diatas ground level dan dengan radius 25 nm (nautical
mile) dari AWOS secara otomatis. Cara kerjanya adalah data hasil
pengukuran dari masing-masing AWS dapat diproses pada lokasi AWS itu
sendiri atau dikumpulkan pada unit pusat data akuisisi, kemudian data yang
dikumpulkan secara otomatis diteruskan ke pusat pengolahan data untuk
dipergunakan sesuai kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Erman, Widodo, T. (2020). Modifikasi Alat Penakar Curah Hujan Tipe
Observatorium (OBS) Guna Validasi dan Efektivitas Pengukuran.
Indonesian Journal of Laboratory.

Asan, H. (2021). Peralatan Meteorologi. Kotawaringin.

Nurmalasari, R. (2015). Dasar Klimatologi Pertanian.

Sucipto, W., Hartawan, D.D., Setiawan, W. (2017). Rancang Bangun Perangkat


Pemantau Cuaca Otomatis Berbasis Mikrokontroler pada Jaringan WLAN
IEEE 802.11b. E-Journal SPEKTRUM Vol. 4, No. 2.

Sunarno. (2010). Rancang Bangun Sistem Pengukur Curah Hujan Jarak-Jauh Real
Time Sebagai Peringatan Banjir Lahar Dingin. Forum Teknik Vol. 33.

Wahyuning, S.E. (2017). Pengenalan Alat Stasiun Klimatologi.

Yulkifli, Asrizal, Ardi, R. (2014). Pengukuran Tekanan Udara Menggunakan Dt-


Sense Barometric Presure Berbasis Sensor HP03. Jurnal Sainstek Vol. VI
No. 2.
LAMPIRAN

Gambar 1. Sangkar Meteo


(Sumber: Video Praktikum)

Gambar 2. Alat Penangkar Curah Hujan (OBS)


(Sumber: Video Praktikum)
Gambar 3. Alat Penangkar Curah Hujan (Hellman)
(Sumber: Video Praktikum)

Gambar 4. Campbell Stokes


(Sumber: Video Praktikum)
Gambar 5. Panci Penguapan
(Sumber: Video Praktikum)

Gambar 6. Cup Counter


(Sumber: Video Praktikum)
Gambar 7. Anemometer
(Sumber: Video Praktikum)

Gambar 8. Barometer Digital


(Sumber: Video Praktikum)

Gambar 9. Display Anemometer


(Sumber: Video Praktikum)
Gambar 10. Display Alat Radar Cuaca
(Sumber: Video Praktikum)

Anda mungkin juga menyukai