Anda di halaman 1dari 4

2.

5 Alat-alat Klimatologi

Jenis Alat-alat Meteorologi, Ditinjau dari cara pembacaannya, alat-alat Meteorologi dibagi
menjadi dua jenis yaitu bersifat Recording dan Non Recording. Alat yang bersifat Recording
adalah alat yang dapat mencatat data dengan sendirinya secara terus menerus sejak
pemasangan pias hingga penggantian pias berikutnya. Dari data yang diperoleh dapat
ditentukan harga minimum dan harga maximum. Sedangkan alat yang bersifat Non
Recording adalah alat-alat yang harus dibaca pada saat-saat tertentu untuk memperoleh data
(Darsiman, 2006).

A. Aktinograf

Berfungsi untuk mengukur radiasi matahari dalam waktu satu hari, dipasang pada tempat
terbuka diatas pondasi beton setinggi 120 cm. Panas karena radiasi yang diserap membuat
bimetal melengkung. Besarnya lengkungan sebanding radiasi yang diterima sensor.
Lengkungan ini disampaikan secara mekanis ke jarum penulis di atas pias yang berputar
menurut waktu. Hasil rekaman sehari ini berbentuk grafik. Luas grafik/integral dari grafik
sebanding dengan jumlah radiasi surya yang ditangkap oleh sensor selama sehari
(Hendayana, 2011).

B. Gun Bellani

Fungsi alat ini sama dengan alat aktinograf yaitu untuk mengukur total radiasi matahari
selama satu hari sejak matahari terbit hingga terbenam. Alat ini tidak secara langsung
mengukur radiasi matahari tetapi melalui suatu proses penguapan zat cair terlebih dahulu.
Jumlah zat cair yang diuapkan berbanding lurus dengan total radiasi matahari yang di terimah
(Hendayana, 2011)

C. Campbell Stokes

Berfungsi untuk mengukur lamanya penyinaran matahari. Alat ini berupa bola kaca masif
dengan garis tengah/diameter 10-15 cm, berfungsi sebagai lensa cembung yang dapat
mengumpulkan sinar matahari kesatu titik api (fokus), dan alat ini dipasang di tempat terbuka
diatas pondasi beton dengan ketinggian 120 cm dari permukaan tanah. Kemiringan sumbu
bola lensa disesuaikan dengan letak lintang setempat. Posisi alat tidak berubah sepanjang
waktu hanya pemakaian pias dapat diganti-ganti setiap hari (Hendayana, 2011).

D. Termometer Maksimum
Thermometer air raksa ini memiliki pipa kapiler kecil (pembuluh) didekat tempat/ tabung air
raksanya, sehingga air raksa hanya bisa naik bila suhu udara meningkat, tapi tidak dapat turun
kembali pada saat suhu udara mendingin. Untuk mengembalikan air raksa ketempat semula,
thermometer ini harus dihentakan berkali-kali atau diarahkan dengan menggunakan
magnet (Hendayana, 2011).

E. Termometer minimum

Thermometer minimum biasanya menggunakan alkohol untuk pendeteksi suhu udara yang
terjadi. Hal ini dikarenakan alkohol memiliki titik beku lebih tinggi dibanding air raksa,
sehingga cocok untuk pengukuran suhu minimum. Prinsip kerja thermometer minimum
adalah dengan menggunakan sebuah penghalang (indeks) pada pipa alkohol, sehingga apabila
suhu menurun akan menyebabkan indeks ikut tertarik kebawah, namun bila suhu meningkat
maka indek akan tetap pada posisi dibawah atau tetap (Hendayana, 2011).

F. Termometer biasa

Mengukur suhu udara sesaat, zat cair yang digunakan adalah air raksa. Umumnya termometer
ini disebut termometer bola kering yang dipasang berdampingan dengan termometer bola
basah. Kedua termometer ini dipasang dalam keadaan tegak. Semua termometer pengukur
suhu udara pada waktu pengukuran berada di dalam sangkar cuaca. Maksudnya adalah
termometer tidak dipengaruhi radiasi surya langsung maupun radiasi dari bumi. Kemudian
terlindung dari hujan ataupun angin kencang. Warna sangkar cuaca putih menghindari
penyerapan radiasi surya. Panas ini dapat mempengaruhi pengukuran suhu udara
(Hendayana, 2011).

G. Termometer tanah

Prinsipnya sama dengan thermometer air raksa yang lain, hanya aplikasinya digunakan untuk
mengukur suhu tanah dari kedalaman 0, 2, 5, 10, 20, 50 dan 100 cm. Untuk kedalaman 50
dan 100 cm, harus tanam sebuah tabung silinder untuk menempatkan thermometer agar
mudah untuk melakukan pembacaan. Untuk kedalaman 0-20 cm, cukup dengan
membenamkan bola tempat air raksa sesuai dengan kedalaman yang diperlukan (Hendayana,
2011).

H. Termohigrograf
Menggunakan prinsip dengan sensor rambut untuk mengukur kelembapan udara dan
menggunakan bimetal untuk sensor suhu udara. Kedua sensor dihubungkan secara mekanis
ke jarum penunjuk yang merupakan pena penulis di atas kertas pias

yang berputar menurut waktu. Alat dapat mencatat suhu dan kelembapan setiap waktu secara
otomatis pada pias. Melalui suatu koreksi dengan psikrometer kelembapan saat ke saat
tertentu (Hendayana, 2011).

I. Psikrometer standar

Alat pengukur kelembapan udara terdiri dari dua termometer bola basah dan bola kering.
Pembasah termometer bola basah harus dijaga agar jangan sampai kotor. Gantilah kain
pembasah bila kotor atau daya airnya telah berkurang. Dua minggu atau sebulan sekali perlu
diganti, tergantung cepatnya kotor. Musim kemarau pembasah cepat sekali kotor oleh debu.
Air pembasah harus bersih dan jernih. Pakailah air bebas ion atau aquades. Air banyak
mengandung mineral akan mengakibatkan terjadinya endapan garam pada termometer bola
basah dan mengganggu pengukuran. Waktu pembacaan terlebih dahulu bacalah termometer
bola kering kemudian termometer bola basah. Suhu udara yang ditunjukkan termometer bola
kering lebih mudah berubah daripada termometer bola basah. Semua alat pengukur
kelembapan udara ditaruh dalam sangkar cuaca terlindung dari radiasi surya langsung atau
radiasi bumi serta darihujan (Hendayana, 2011).

J. Penakar Hujan Otomatis Type Hellmann

Alat ini berfungsi untuk mengukur intensitas, jumlah, dan waktu terjadinya hujan, dipasang
dengan ketinggian 120 cm dari permukaan tanah sampai ke corong penakar dan luas
penampang corong 200 cm2. Pada alat ini terdapat sebuah silinder jam sebagai tempat
pemasangan pias, sehingga akan dapat diketahui curah hujan maksimum dan minimum serta
waktu terjadinya. Prinsip kerja alat ini yaitu air hujan masuk melalui corong kemudian akan
terkumpul dalam tabung. Dalam tabung ini terdapat pelampung yang dihubungkan dengan
tangkai pena, sehingga air yang masuk kedalam tabung akan menekan pelampung, maka
pelampung akan naik dan tangkai pena turut bergerak keatas. Gerakan pena tersebut akan
mencatat pada pias yang dipasang pada silinder jam, jika gerakan pena mencapai skala 10
mm pada pias maka secara otomatis air akan turun melalui pipa siphon dan jatuh kedalam
bejana plastik. Air dalam tabung terkuras habis sehingga tangkai pena turut bergerak turun
sampai pena menunjuk skala nol, jika hujan masih turun pena akan naik lagi, demikian
seterusnya.Waktu pengamatan : pengamatan dilakukan selama 24 jam dan penggantian
piasdilakukan pada jam 07.00 WIB (Hendayana, 2011)..

K. Penakar Hujan Manual Type Observatorium

Berfungsi untuk mengukur jumlah curah hujan. Alat ini dipasang diatas tonggak kayu yang
dibeton dengan ketinggian 120 cm dari permukaan tanah sampai mulut corong penaka r, luas
penampang corong yaitu 100 cm2 dengan kapasitas menampung curahhujan 5 liter, dan
ditengah corong penakar dipasang kran. Jumlah curah hujan yang tertampung akan
dituangkan melalui kran dan ditakar dengan gelas ukur yang berskala sampai dengan 20 mm.
Pengamatan dilakukan jam 07.00 WS dengan membuka kran dan menampung air hujan
dalam gelas penakar kemudian dibaca skala yang menunjukkan jumlah curah hujan yang
terjadi selama 24 jam setelah itu dilakukan pencatatan (Hendayana, 2011).

L. Open Pan Evaporimeter

Berfungsi untuk mengukur evaporasi/penguapan pada periode waktu tertentu. Alatini berupa
sebuah panci bundar besar terbuat dari besi yang dilapisi bahan anti karatdengan
garistengah/diameter 122cm dan tinggi 25.4 cm.Panci ini ditempatkandiatas tanah
berumputpendek dan tanahgundul, dimana alattersebut diletakkandiatas pondasi terbuatdari
kayu yang bagianatas kayu dicat warnaputih gunanya untukmengurangipenyerapan
radiasi.Tinggi air dari bibir panci 5 cm, bila air berkurang harus segera ditambah
agarbesarnya penguapan sesuai.Waktu pengamatan yaitu I, II, III ( Jam 07.30, 13.30, 17.30
WIB) (Hendayana, 2011).

Anda mungkin juga menyukai