Oleh:
Nama : R. M. Fikri Akbar
NPM : 240110160037
Hari, Tanggal Praktikum : Rabu, 20 September 2017
Jam : 09.30 WIB
Asisten Praktikum : 1. Imam Fauzan
2. Mukhammad Ilham
3. Siti Sarah S
4. Sulpa Yudha Prawira
5. Tiara Putri Dwi Dayani
6. Willi Munandar
Pada praktikum lapangan kali ini saya berkunjung ke Stasiun Klimatologi yang berada di
lingkungan kampus Universitas Padjadjaran, kali ini membahas mengenai pengenalan
macam-macam alat yang digunakan untuk mengukur unsur-unsur cuaca, terutama alat-alat
yang berada di Stasiun Klimatologi. Alat-alat tersebut diantaranya; Evaporimeter Panci,
Termometer Bola Basah dan Kering, Sangkar Cuaca, Penakar Hujan Observatorium (OBS),
Penakar Hujan Hellman, Anemometer dan Campbell Stokes.
A. Evaporimeter Panci
Temperatur Bola Kering yaitu suhu yang ditunjukkan dengan termometer bola biasa,
dengan bola dalam keadaan kering. Satuan untuk suhu ini biasa dalam Celcius, Kelvin,
Fahrenheit. Seperti yang diketahui bahwa termometer menggunakan prinsip pemuaian zat
cair dalam thermometer biasanya menggunakan air raksa. Air raksa yang ada di dalam
termometer akan mengembang ketika ia menerima panas dari media yang diukur,
sehingga ia menunjukkan angka tertentu pada skala termometer. Sedangkan Temperatur
Bola Basah yaitu suhu bola basah. Suhu ini diukur dengan menggunakan termometer
yang bolanya (bagian bawah termometer) dilapisi dengan kain yang telah basah
kemudian dialiri udara yang ingin diukur suhunya.
C. Sangkar Cuaca
Berfungsi untuk mengukur suhu udara dan menjadi tempat semua termometer saat
waktu pengukuran. Maksudnya adalah termometer tidak dipengaruhi radiasi surya
langsung maupun radiasi dari bumi. Kemudian terlindung dari hujan ataupun angin
kencang. Warna sangkar cuaca putih menghindari penyerapan radiasi surya. Panas ini
dapat mempengaruhi pengukuran suhu udara.
Berfungsi untuk mengukur jumlah curah hujan. Alat ini dipasang diatas tonggak
kayu yang dibeton dengan ketinggian 120 cm dari permukaan tanah sampai mulut corong
penakar, luas penampang corong yaitu 100 cm2 dengan kapasitas menampung
curahhujan ± 5 liter, dan ditengah corong penakar dipasang kran. Jumlah curah hujan
yang tertampung akan dituangkan melalui kran dan ditakar dengan gelas ukur yang
berskala sampai dengan 20 mm.
Kelebihan alat ini adalah mempunyai tingkat ketelitian yang lebih tinggi
dibandingkan tipe perekam data (otomatis). Satuan alat sama dengan satuan pengukuran
sehingga memudahkan pengukuran sedangkan kekurangannya adalah alat ini harus
dipasang dengan ketinggian 120 m sehingga dibutuhkan alatkhusus untuk menjangkau
ketinggian tersebut. Alat ini tidak bisa mengukur intensitas curah hujan. Alat ini kurang
praktis dan efisien dalam waktu dan tenaga kerja sebab setiap hari harus ada yang
membuka kran tersebut agar hari berikutnya dapat diukur curah hujannya lagi dan tiap
hari juga pengamat harus rutin mengukur curah hujan tersebut.
F. Anemometer
Anemometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan dan arah angin.
Biasanya, alat ini terdiri dari beberapa buah mangkuk yang dipasang pada ujung-ujung
suatu lengan radial yang terpasang pada sumbu legak. Anemometer terdiri dari bagian-
bagian yaitu Anemometer Cup dan Vane (velocity anemometer), Pressure Tube
Anemometer dan Pressure Plate Anemometer.
Cara Kerja Anemometer adalah dengan adanya hembusan angin yang mengenai
mangkuk-mangkuk pada perangkat tersebut. Putaran dari mangkuk-mangkuk tersebut
akan di konversi menjadi sebuah besaran dalam bahasa matematika. Mangkuk-mangkuk
pada anemometer digunakan sebagai alat reseptor atau yang menangkap suatu
rangsangan berupa hembusan angin. Setelah mangkuk-mangkuk berputar maka hal ini
akan menggerakan sebuah alat yang akan mengukur kecepatan angin yang berhembus
melalui putaran dari mangkuk-mangkuk pada anemometer.
G. Campbell Stokes
Berfungsi untuk mengukur lamanya penyinaran matahari. Alat ini berupa bola kaca
masif dengan garis tengah/diameter 10-15 cm, berfungsi sebagai lensa cembung yang
dapat mengumpulkan sinar matahari kesatu titik api (fokus), dan alat ini dipasang di
tempat terbuka diatas pondasi beton dengan ketinggian 120 cm dari permukaan tanah.
Kemiringan sumbu bola lensa disesuaikan dengan letak lintang setempat. Posisi alat tidak
berubah sepanjang waktu hanya pemakaian pias dapat diganti-ganti setiap hari, Campbell
stokes terdiri dari beberapa bagian yaitu bola kaca pejal ( umumnya berdiameter 96 mm),
Plat logam berbentuk mangkuk, sisi bagian dalamnya bercelah – celah sebagai tempat
kartu pencatat dan penyanggah tempat bola kaca pejal dilengkapi skala dalam derajat
yang sesuai dengan derajat lintang bumi, Bagian Pendiri (stand), bagian dasar terbuat dari
logam yang dapat di-leveling, kertas pias terdiri dari 3 (tiga) jenis menurut letak
matahari. Sinar matahari yang datang menuju permukaan bumi, khususnya yang tepat
jatuh pada sekeliling permukaan bola kaca pejal akan difokuskan ke atas permukaan
kertas pias yang telah dimasukkan ke celah mangkuk dan meninggalkan jejak bakar
sesuai posisi matahari saat itu. Jumlah kumulatif titik bakar inilah yang disebut sebagai
lamanya matahari bersinar dalam satu hari (satuan jam/menit).
Kelebihan Campbell Stokes adalah ketelitiannya sangat akurat. Sedangkan
kekurangannya adalah penempatan tidak boleh terhalang oleh benda lain sehingga
matahari dapat masuk dan pemasangan yang harus sesuai arah matahari untuk
mendapatkan hasil yang baik.
2.1 DOKUMENTASI