Disusun Oleh :
LINDA OCTAVIANI
14104001
- Campble stoke
- Aktinograf
Alat yang digunakan untuk mengukur intensitas radiasi matahari secara otomatis.
Dengan tinggi 120cm diatas permukaan tanah, alat ini mempunyai sebuah pencatatan
otomatis diatas sebuah kertas putih bergrafik. Kertas putih tersebut nantinya akan
menuliskan grafik sesuai dengan penerimaan cahaya pada bola kaca yang menyerupai
Campbell tadi. Perlu diketahui, penggantian kertas Aktinograf adalah tiap pukul 20.00,
atau tergantung GMT pukul 03.00 (Greenwich Mean Time ) wilayah barat. atau
rumusnya GMT +7 jam.
Alat yang digunakan untuk mengetahui kadar polutan disekitarnya. Prinsip kerja:
dimana udara yang mengandung partikel debu di hisap mengalir melalui kertas filter
dengan menggunakan motor putaran kecepatan tinggi. Dimana debu menempel pada
kertas filter yang nantinya akan diukur konsentrasinya dengan cara kertas filter tersebut
ditimbang sebelum dan sesudah sampling disamping itu juga dicatat flowrate dan waktu
lamanya sampling sehingga didapat konsentrasi debu tersebut.
Pengukuran air yang hilang melalui penguapan (evaporasi) perlu diukur untuk
mengetahui keadaan kesetimbangan air antara yang didapat melalui curah hujan dan air
yang hilang melalui evaporasi..
Prinsip kerjanya adalah setiap pagi diukur ketinggian air pada panci yang
berdiameter 120 cm, dan temperatur dicatat dengan termometer apung, mencatat angka
pada anemometer yang menunjukan arah dan kecepatan angin.
3) Menurut salah satu staf BMKG, kecil kemungkinan terdapat data yang tidak terekam, karena
ada masing-masing parameter terdapat beberapa alat yang menghasilkan data automatic dan
terhubung secara online dengan computer staf di kantor.
4) Suhu udara maksimum di Bogor pada tahun 2017 mencapai 34°C
5) Curah hujan harian tertinggi di Bogor pada tahun 2017 adalah 116 ml
6) Peran BMKG terehadap kemajuan sector pertanian dapat dikatakan penting. Pertumbuhan dan
kualitas tanaman tergantung pada interaksi antara faktor lingkungan dan faktor genetik tanaman.
Faktor genetic berkaitan dengan karakteristik yang biasanya bersifat khas pada tanaman,
sedangkan faktor lingkungan berperan mengontrol potensi tanaman salah satunya adalah
iklim/cuaca. Salah satu unsur iklim yang dapat digunakan sebagai indicator dalam kaitannya
dengan tanaman adalah curah hujan. Keragaman curah hujan biasanya dikaitkan dengan
keragaman hasil tanaman semusim, terutama untuk kondisi Indonesia. Mutakhir, banyak
diperbincangkan mengenai terjadinya iklim ekstrem yang berdampakcukup besar terhadap
tanaman semusim, terutama tanaman pangan (Suciantini 2015). Jumlah curah hujan secara
keseluruhan sangat penting dalam menentukan hasil (Anwar et al.2015), terlebih apabila
ditambah dengan peningkatan suhu, peningkatan suhu yang besar dapat menurunkan hasil
produksi.