Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR

ACARA 1 PENGENALAN ALAT ALAT METEOROLOGI


By zaki abdurrahman On 1:58 AM In Perkuliahan With No comments

I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pertanian untuk memenuhi kebutuhan tentu untuk memperoleh hasil dengan mutu yang
setinggi-tingginya dalam usaha tani seekonomis mungkin. Keberhasilan pertanian tanaman
mulai dari proses hidup, tumbuh, berkembang, dan bereproduksi tidak lepas dari kondisi fisik
dan lingkungan (atmosfer) tempat tumbuh tanaman. Dengan lingkungan yang sesuai, maka
tujuan untuk memperoleh hasil yang optimal dapat tercapai. Namun, untuk mengetahui
keadaan-keadaan tersebut kita perlu melakukan pengamatan terhadap kondisi fisik dan
lingkungan (atmosfer). Mulai dari curah hujan, kecepatan angin, suhu tanah, hingga intensitas
penyinaran. Untuk mengetahui itu semua dibutuhkan alat-alat pengamatan cuaca yang
memiliki fungsi dan prinsip-prinsip yang berbeda satu sama lain dengan ketelitian yang
berbeda-beda pula. Oleh karena itu, perlunya kita mengenal berbagai macam alat pengamatan
cuaca agar dapat menentukan pertanianyang cocok untukkeadaan fisik maupun lingkungan
(atmosfer).

B. TUJUAN
1. Mengetahui macam-macam peralatan pengamatan cuaca
2. Mengenal prinsip kerja dan fungsi masing-masing alat-alat meteorologi
3. Mengenal cara penggunaan alat-alat meteorologi

II. TINJAUAN PUSTAKA


Dalam pengukuran mengenai cuaca dan iklim ini dibagi menjadi dua ilmu, yaitu
meteorologi dan klimatologi. Meteorologi adalah kajian ilmiah mengenai kondisi cuaca di
atmosfer bumi setiap hari dan prediksinya. Biasanya jangka waktunya dari menit sampai jam.
Sedangkan klimatologi adalah kajian mengenai perubahan iklim di atmosfer dalam jangka
panjang di daerah tertentu. Klimatologi ini biasanya mengukur rata-rata temperatur,
kelembaban, curah hujan, angin, tekanan atmosfer, dan curah hujan. Jangka waktu klimatologi
biasanya dari hari sampai ke tahun (Rusbiantoro, 2008).
Sifat-sifat alat-alat meteorologi atau klimatologi pada pokoknya sama dengan alat-alat
ilmiah lainnya yang digunakan untuk penelitian didalam laboratorium, misalnya bersifat peka
dan teliti. Perbedaannya terletak pada penempatannya dan para pemakainya. Alat-alat
laboratorium umumnya dipakai pada ruang tertutup, terlindung dari hujan dan debu-debu,
angin dan lain sebagainya serta digunakan oleh observer. Dengan demikian sifat alat-alat
meteorologi disesuaikan dengan tempat pemasangannya dan para petugas yang menggunakan
(Budairi, 2010).
Aktifitas pengukuran dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan pengetahuan secara
eksak dan obyektif dari suatu obyek yang diukur, kegiatan pengukuran dijumpai diberbagai
bidang kehidupan, antara lain dalam pengukuran gejala-gejala alam seperti misalnya angin.
Tugas pengukuran dan pencatatan gejala gejala yang berkaitan dengan cuaca merupakan
kegiatan utama Stasiun Meteorologi Maritim, yang sudah menggunakan komputer namun tidak
semua stasiun menggunakan komputer. Untuk itu dibutuhkan alat pengukur kecepatan dan arah
angin yang murah, handal, dan mampu mengirimkan data ke komputer secara Real
Time (Hakim, dkk., 2009).
Sebaran hujan yang tidak selalu merata baik menurut ruang dan waktu menyebabkan
kondisi ketersediaan air tanah berbeda pada setiap ruang dan waktunya. Faktor iklim yang
berperan dalam ketersediaan air tanaman adalah curah hujan dan evapotranspirasi.
Evapotranspirasi merupakan gabungan evaporasi dari permukaan tanah dan transpirasi
tanaman yang menguap melalui akar tumbuhan ke batang daun menuju atmosfer yang
berpengaruh terhadap ketersediaan air tanah (Pasaribu, dkk., 2012).
Termometer maksimum adalah termometer merkuri dalam kaca yang memiliki
penyempitan (tikungan kecil) tepat di bawah kelulusan rendah. Itu ditempatkan pada platform
atas layar horizontal yang diperuntukkan bagi termometer maksimum. Setelah merkuri dalam
termometer mencapai tingkat maksimum dengan peningkatan suhu udara, merkuri tidak
kembali karena penyempitan ketika suhu udara permukaan mulai jatuh (Prasada Rao, 2008).

III. METODOLOGI
Praktikum Klimatologi Dasar Acara 1 yaitu Pengenalan Stasiun Meteorologi
Pertanian Khusus Dan Peralatan Pengamatan Cuaca dilaksanakan pada Hari Kamis , 7
November 2013 di Laboratorium Agroklimatologi Pertanian, Jurusan Tanah,
Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Pada praktikum ini diperkenalkan alat-alat meteorologi manual dan AWS (Automatic
Weather Station). AWS yang diamati terdiri atas wind speed (anemometer), wind direction,
solar radiation, relative humidity, air temperature, barometer pressure, rain gauge dan soil
temperature. Alat-alat meteorologi manual yang diamati adalah alat pengukur curah hujan
(ombrometer tipe observatorium), alat pengukur kelembaban nisbi udara (psikrometer sangkar,
sling psikrometer, psikrometer assman, hygrometer, dan higrograf), alat pengukur suhu udara
(termomter biasa dan termometer maksimum, termometer minimum, termometer maksimum-
minimum Six Bellani), alat pengukur suhu dan kelembaban nisbi udara (termohigrometer dan
termohigrograf), alat pengukur suhu tanah (termometer permukaan tanah, termometer
selubung kayu, termometer bengkok, termometer Simons, stick termometer dan termometer
maksimum-minimum tanah), alat pengukur suhu air (termometer maksimum minimum
permukaan air), alat pengukur panjang penyinaran matahari (solarimeter tipe Jordan dan
solarimeter tipe Combell Stokes), alat pengukur intensitas penyinaran matahari (aktinograf dwi
logam), alat pengukur kecepatan angin (cup anemometer, hand anemometer, dan anemometer),
dan alat pengukur evaporasi (panci evaporasi kelas A dan Piche evaporation).Alat- alat
meteorologi manual yang ada diamati, kemudian dicatat nama alat, kegunaan, satuan,
ketelitian, prinsip kerja, cara kerja, cara pengamatan, dan cara pemasangan alat sehingga
diketahui perbandingan kelebihan dan kekurangannya terhadap alat-alat meteorologi manual.
Pada hasil pengamatan, tertera uraian singkat mengenai alat-alat meteorologi manual dan
AWS(Automatic Weather Station).

IV. HASIL PENGAMATAN


I. ALAT PENGUKUR CURAH HUJAN
1. Ombrometer Type Observatorium
Bagian-bagiannya:
a. Mulut penakar seluas 100cm2
b. Corong sempit
c. Tabung penampung dengan kapasitas setara 300 500 mm CH
d. Kran
Satuan alat : millimeter (mm)
Satuan ukur : millimeter (mm)
Ketelitian : 0,5 mm
Prinsip kerja : Penampungan curah hujan
Fungsi : digunakan untuk mengukur curah hujan di suatu daerah.
Gambar 1.1 Ombrometer Type Observatorium
Alat pengukur hujan secara umum dinamakan penakar hujan. Pada penempatan yang
baik, jumlah air hujan yang masuk ke dalam sebuah penakar hujan merupakan nilai yang
mewakili untuk daerah di sekitarnya. Kerapatan penempatan penakar di suatu daerah tidak
sama, secara teori tergantung pada tipe hujan dan topografi daerah itu sendiri.
Ombrometer type Observatorium. Penakar ini paling banyak digunakan di stasiun
klimatologi, yang terdiri dari corong (mulut penampung air hujan), yang luasnya 100
cm2 dengan garis tengah luarnya ialah 11,3 cm. Bagian dasar dari corong tersebut terdiri dari
pipa sempit yang menjulur ke dalam tabung kolektor dan dilengkapi dengan kran. Air yang
ditampung dalam tabung kolektor dapat diketahui bila kra dibuka kemudian air diukur dengan
gelas ukur. Ada gelas ukur yang mempunyai skala khusus, yaitu langsung dapat menunjukkan
jumlah curah hujan yang terjadi, tetpi apabila menggunakan gelas ukur biasa maka setiap 10
cm3 setara dengan curah hujan sebesar 1 mm.
Cara pemasangan :
1. Alat ditempatkan di lapangan terbuka dengan jarak terhadap pohon atau bangunan terdekat
sekurang-kurangnya sama dengan tinggi pohon atau bangunan tersebut.
2. Permukaan mulut corong harus benar-benar horizontal dan dipasang pada ketinggian 120 cm
dari permukaan tanah.
Cara pengamatan :
1. Pengamatan dilakukan setiap pukul 07.00.
2. Data curah hujan harian didapat dengan membuka keran dan airnya ditampung dalam gelas
penakar yang bersatuan mm tinggi air.
3. Ketelitian pengamatan sampai dengan 0,2 mm.
4. Hujan kurang dari 0,5 mm dianggap tidak ada curah hujan meskipun dicatat.
5. Jika gelas penakar pecah, pengukuran dapat dilakukan dengan mengukur volume air
tertampung dalam gelas ukur biasa. Karena luas penampang corong pada alat pengukur curah
hujan adalah 100 cm2, setiap volume 100 cc air hujan sama dengan 1 mm tinggi muka air.

2. Ombrograf
Bagian-bagiannya:
a. Mulut penakar
b. Corong sempit
c. Tabung penampung
d. Tabung penampung utama dengan kapasitas setara dengan 60 mm CH
e. Saluran pembuangan air dengan system bejana berhubungan
f. Silinder kertas grafik Gambar 1.2 Ombrograf
g. Pelampung
Satuan alat : millimeter (mm)
Satuan ukur : millimeter (mm)
Ketelitian : 2 mm
Prinsip kerja : system pelampung.
Fungsi : digunakan untuk mengukur curah hujan di suatu daerah.
Jika hujan turun, air hujan akan masuk kedalam tabung yang berpelampung melalui
corongnya, air yang masuk ke dalam tabung mengakibatkan pelampung beserta tangkainya
terangkat (naik ke atas). Pada tangkai pelampung terdapat tangkai pena yang bergerak
mengikutu tangkai pelampung, gerakan pena akan menggores pias yang diletakkan/digulung
paa silinder jam yang dapat berputar dengan sendirinya. Penunjukkan pena pada pias sesuai
dengan jumlah volume air yang masuk ke dalam tabung, apabila pena telah menunjuk angka
10 mm, maka air dalam tabung akan keluar melalui gelas siphon yang bentuknya melengkung.
Seiring denga keluarnya air maka pelampung akan turun dan dengan turunnya pelampung
tangkai penapun akan bergerak turun sambil menggores pias berupa garis lurus vertical. Setelah
airnya keluar semua, pena akan berhenti dan akan menunjuk pada angka 0, yang kemudian
akan naik lagi apabila ada hujan turun.
Cara kerja ombrograf adalah alat ini digunakan untuk mencatat jumlah hujan atau
intensitas hujan secara kumulatif. Di dalam bak terdapat pelampung yang dihubungkan dengan
pena pencatat, sehingga air yang ditampung dan pena ikut bergerak mencatat pada kertas
grafik.
Cara pemasangan :
1. Syarat penempatan alat sama seperti ombrometer type observatrium.
2. Alat dipasang di atas permukaan tanah dengan tinggi permukaan corong 40 cm dari permukaan
tanah.
Cara pengamatan :
1. Kertas grafik dipasang pada silinder yang berputar secara otomatis.
2. Penggantian kertas grafik dilakukan seminggu sekali.
3. Pencatatan curah hujan bersifat kumulatif, dengan kaasitas maksimum penampung 60 mm.
satuan pencatatan dalam mm.
4. Banyaknya curah hujan dan terjadinya hujan (waktu dan intensitasnya) dapat dibaca pada
kertas grafik.

II. ALAT PENGUKUR KELEMBABAN NISBI UDARA


1. Psikometer sangkar
Bagian-bagiannya:
a. Statif
b. Termometer bola basah
c. Termometer bola kering
d. Kain kasa yang dibasahi
e. Bejana tempat air
Satuan alat : oC
Satuan ukur : persen (%)
Ketelitian : 0,1 oC
Prinsip kerja : berdasarkan hukum termodinamika
Fungsi : mengukur kelembaban nisbi
sesaat. Gambar 1.3 Psikrometer sangkar
Psikrometer sangkar adalah alat pengukur kelembabab (RH) yang diletakkan dalam
sangkar cuaca dan dilengkapi dengan termometer bola basah dan bola kering. Pada termometer
bola basah terdapat kain kasa. Cara kerja alat ini yaitu adanya suhu bola kering (T) dan suhu
bola basah (t) T lebih rendah dari pada t karena untuk penguapan air pada kran yang membalut
bola bola termometer bola basah memerlukan bahan. Bahan yang diperlukan tersebut diambil
dari udara yag bersentuhan dengan bola basah tersebut sehinga termometer bola basah
menunjukkan suhu udara tersebut lebih rendah. Lw adalah tekanan uap air jenuh pada suhu T
yang dapat ditentukan atau dapat diari dari diagram atau table yang memuat tekanan uap jenuh
pada berbagai suhu.
Cara pemasangan :
1. Psikrometer sangkar dipasang didalam sangakr meteo.
2. Kain kasa pada termometer bola basah (TBB) harus tetap bersih dan selalu dibasahi secara
kapilaritas.
Cara pengamatan :
1. Pengamatan dilakukan 3 kali sehari, yaitu pada pukul 07.00, 13.00 atau 14.00, dan 18.00.
2. Mula-mula dilakukan pembacaan suhu TBB, kemudian TBK.
3. Pembacaan dilakukan sampai ketelitian 0,1 oC. Kelembaban dicari dalam table, berdasarkan
nilai selisih suhu pada TBB dan TBK.
2. Sling psikrometer
Bagian-bagiannya:
a. Termometer bola basah
b. Termometer bola kering
c. Pegangan
Satuan alat : oC
Satuan ukur : persen (%)
Ketekitian : 0,2 oC
Prinsip Kerja : berdasarkan hukum termodinamika Gambar 1.4 Sling
Psikrometer
Fungsi : mengukur kelembaban nisbi udara sesaat
Psikrometer tipe sling merupakan gabungan dari termometer bola kering dan bola basah
dan pengaliran udaranya dengan diputar. Pada Psikrometer tipe sling, Termometer bola kering
akan menunjukkan suhu udara, sedangkan pada termometer bola basah harus menguapkan air
dulu. Oleh karena untuk menguapkan air tersebut dibutuhkan panas yang diserap dari bola
basah sehingga suhu yang ditunjukkan oleh termometer bola basah menjadi lebih rendah dari
termometer bola kering. Makin kering udara makin banyak panas yang diambil sehingga makin
rendah pula suhu yang ditunjukkan oleh termometer bola basah. Sling psikrometer merupakan
alat ukur parameter suhu bola basah dan suhu bola kering, yang digunakan pada kecepatan
udara 2,5 m/s.
Cara kerja alat ini adalah alat ini akan di putar sebanyak 33 kali untuk menciptakan
angina sendiri. Dalam pemutarannya harus konstan dengan kecepatan putaran 4 putaran per
detik.
Cara pemasangan : jinjing (portable)
Cara pengamatan :
1. Sebelum digunakan, kain kasa pada TBB ditetesi air secukupnya.
2. Sling psikrometer kemudian diputar 33 kali dengan kecepatan 4 putaran per detik.
3. Pengamatan selanjutnya sama seperti pada psikrometer sangkar.

3. Psikrometer Type Assmann


Bagian-bagiannya:
a. Termometer bola basah
b. Termometer bola kering
c. Kipas
d. Sekrup pemutar pegas
e. Saluran angin
Satuan alat : oC
Satuan ukur : persen (%)
Ketelitian : 0,2 oC
Prinsip kerja : menggunakan hukum termodinamika Gambar
1.5 Psikrometer Type Assman
Fungsi : mengukur kelembaban nisbi udara sesaat
Psikrometer tipe Assmaan merupakan alat pengukur kelmbaban udara yang terdiri dari
dua termometer, termometer bola basah dan termometer bola kering. Pembasah termometer
bola basah harus dijaga agar jangan sampai kotor. Waktu pembacaan, terlebih dahulu bacalah
termometer bola kering, kemudian baru bacalah termometer bola basah. Suhu udara yang
ditunjukkan termometer bola kering lebih muddah berubah daripada termometer bola basah.
Cara kerja alat ini adalah sama dengan sling psikrometer, namun di sini pemutaran digantikan
dengan kipas, yaitu dengan cara memutar kunci (skrup pemutar pegas) sehingga kipas bergerak
udara mengatur pengeringan termometer bola basah.
Cara pemasangan : jinjing (portable)

Cara pengamatan :
1. Sebelum digunakan, kain kasa pada TBB ditetesi air secukupnya.
2. Pegas kipas diputar sehingga kipas akan mengalirkan udara dengan kecepatan 5 m.s pada
bagian reservoir termometernya.
3. Setelah suhu termometer konstan, dilakukan pembacaan pada psikrometer sangkar.
4. Higrograf
Bagian-bagiannya:
a. Rambut
b. System tuas
c. Pena/penera grafik
d. Silinder kertas grafik
Satuan alat : persen (%)
Satuan ukur : persen (%)
Ketelitian : 1% Gambar 1.6 Higrograf
Prinsip kerja : berdasarkan sifat kembang kerut benda higroskopis
Fungsi : mengukur kelembaban nisbi udara sesaat.
Untuk mengukur kelembaban udara digunakan higrograf. Alat ini bekerja secara
otomatis yaitu mencatat sendiri hasil pengukurannya. Kelembaban udara adalah kadar uap air
udara, dimana hasil perbandingan antra tekanan uap air yang ada di udara dengan tekanan uap
air maksimum.kelembaban uara sangat dipengaruhi oleh temperature. Semakin tinggi
temperature semakin besar daya tamping udara terhadap uap air, yang akhirnya pada suhu dan
tekanan tertentu akan tercapai kondisi jenuh. Cara kerja alat ini yaitu, kelembaban udara akan
mempengaruhi rambut untuk mengkerut jika kering dan memanjang jika basah, hal ini
menggerakkan system tuas yang dihubungkan pada pena. Dan pena akan menghasilkan grafik
pada silinder kertas grafik.
Cara pemasangan : dipasang di dalam sangkar meteo
Cara pengamatan :
1. Kertas grafik dpasang pada bagian silinder yang dapat berputar secara otomatis.
2. Penggantian kertas grafik dilakukan seminggu sekali.
3. Kelembaban nisbi udara dalam satuan persen (%) dapat dibaca pada kertas grafik.
4. Alat ini dapat digunakan untuk mengetahui ayunan kelembaban nisbi udara selama seminggu.
III. ALAT PENGUKUR SUHU UDARA
1. Termometer biasa
Bagian-bagiannya:
a. Reservoir
b. Pipa kapiler berisi air raksa / alkohol
Satuan alat : oC
Satuan ukur : oC
Ketelitian : 0,5 oC

Prinsip kerja : muai ruang zat cair Gambar 1.7 Termometer Biasa
Fungsi : mengukur suhu udara
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu (derajat panas atau
dingin) suatu benda. Termometer menggunakan zat yang mudah berubah sifat akibat
perubahan suhu (sifat termometrik benda). Termometer memiliki dua elemen penting, yaitu
sensor suhu dimana beberapa perubahan fisik terjadi dengan suhu, ditambah beberapa cara
mengkonversi perubahan fisik ke dalam nilai numeric biasanya menggunakan gelas kaca. Cara
kerja alat ini yaitu kenaikan suhu akan mempengaruhi reservoir sehingga air raksa
mengembang dan panjang kolom air raksa dalam tabung bertambah. Sebaliknya jika suhu
turun, air raksa mengkerut dan kolom air raksa akan memendek.
Cara pemasangan : dipasang sekaligus sebagai TBK pada psikrometer sangkar.
Cara pengamatan :
1. Suhu udara dapat dibaca pada skala termometer dengan ketelitian pembacaan 0,1 oC.
2. Mata pengamat harus tegak lurus terhadap kolom air raksa.
3. Pengamatan dilakukan 3 kali sehari, yaitu pada pukul 07.00, 13.00 atau 14.00, dan 18.00.

2. Termometer maksimum udara


Bagian-bagiannya:
a. Reservoir
b. Celah sempit
c. Pipa kapiler berisi air raksa
Satuan alat : oC
Satuan ukur : oC
Ketelitian : 0,5 oC
Prinsip kerja : muai ruang air raksa yang dimodifikasi dengan adanya penyempitan pipa
kapiler.
Fungsi : mengukur suhu udara Gambar 1.8 Termometer maksimum udara
Termometer maksimum digunakan untuk mengukur suhu tertinggi yang terjadi dalam
periode waktu 24 jam (1 hari). Termometer maksimum termasuk alat non recording dan
terpasang dalam sangkar meteorologi. Data yang dihasilkan dinyatakan dalam satuan oC. Pada
pengamatan agroklimat, termometer maksimum diamati pada jam 18.00 waktu setempat.
Spesifikasi termometer maksimum adalah terdapatnya celah sempit pada bagian antara bola
termometer dan kolom raksa pada skala, untuk menghambat kembalinya air raksa yang telah
masuk ke kolom raksa kembali ke bola termometer saat terjadi penyusutan oleh penurunan
suhu. Termometer maksimum dipasang miring sebesar 5odari garis horizontal. Cara kerja alat
ini adalah jika suhu naik, reservoir yang berisi air raksa terpengaruh sehingga air raksa
mengembang dan dapat melewati celah sempit, jika suhu turun air raksa akan menyusut, tapi
penyempitan tidak melewati air raksa di dalam tabung menuju reservoir.
Cara pemasangan : Alat dipasang pada sangkar meteo. Miring 2 terhadap sumbu
horizontal, dengan bagian reservoir lebih rendah.

Cara pengamatan :
1. Suhu maksimum dapat dibaca tepat pada permukaan kolom air raksa.
2. Setelah pengamatan, alat dipasang pada posisi bagian reservoir di sebelah luar dan dikibaskan
sampai tidak terdapat pemutusan kolom air raksa pada celah sempit. Selanjutnya, alat dipasang
untuk pengamatan selanjutnya.
3. Pengamatan dilakukan pada pukul 16.00.
3. Termometer minimum udara
Bagian-bagiannya:
a. Reservoir
b. Index penunjuk suhu minimum
c. Pipa kapiler berisi alkohol
Satuan alat : oC
Satuan ukur : oC
Ketelitian : 0,5 oC
Prinsip kerja : muai ruang alkohol yang dimmodifikasi dengan adanya indeks.
Fungsi : mengukur suhu udara
Gambar 1.9 Termometer minimum udara
Termometer minimum biasanya menggunakan alkohol untuk pendeteksi suhu udara
yang terjadi. Hal ini dikarenakan alkohol memiliki titik beku lebih tinggi disbanding air raksa,
sehingga cocok untuk penukuran suhu minimum. Prinsip kerja termometer minimum adalah
dengan menggunakan sebuah penghalang (indeks) pada pipa alkohol, sehingga apabila suhu
menurun akan menyebabkan indeks ikut tertarik kebawah, namun bila suhu meningkat maka
indek akan tetap pada posisi dibawah. Selain itu, peletakan termometer harus miring sekitar 20
30 derajat, dengan posisi tabung alkohol berada di bawah. Hal ini juga dimaksudkan untuk
mempertahankan agar indek tidak dapat naik kembali bila sudah berada diposisi bawah (suhu
minimum). Untuk mengembalikan indeks ke posisi actual dapat dilakukan dengan
memiringkan/membalikkan posisi termometer hingga indeks bergerak ke ujung alkohol.
Cara pemasangan : Alat dipasang pada sangkar meteo dengan posisi tegak.
Cara pengamatan :
1. Ssuhu udara minimum dapat diketahui dengan membaca tepat pada skala yang ditunjuk oleh
ujung ideks yang berdekatan dengan ujung kolom alkohol.
2. Ujung kolom alkohol menunjuk suhu udara sesaat.
3. Pengamatan dilakukan pada pukul 16.00
4. Setelah pengamatan, indeks harus dikembalikan tepat pada ujung kolom alkohol untuk
pengamatan berikutnya.

4. Termometer Maksimum Minimum Six Bellani


Bagian-bagiannya:
a. Reservoir
b. Pipa kapiler berisi air raksa
c. Pipa kapiler berisi alkohol
d. Indeks penunjuk suhu maksimum
e. Indeks penunjuk suhu minimum
f. Tombol pengembali indeks
Satuan alat : oC
Satuan ukur : oC
Ketelitian : 0,5 oC
Gambar
1.10 Termometer Maksimum minimum Six Bellani
Prinsip kerja : muai ruang zat cair (alkohol dan air raksa)
Fungsi : mengukur suhu udara
Termometer ini ditemukan oleh James Six dan Beliani pada akhir abad ke-18.
Termometer ini sering digunakan oleh pengamat cuaca untuk mengetahui suhu tertinggi dan
suhu terendah dalam jangka waktu tertentu. Termometer maksimum dan minimum ini terdiri
atas sebuah tabung silinder A tabung B dan pipa U. Tabung A berisi alkohol dan dihubungkan
dengan tabung B yang juga berisi alkohol melalui pipa U yang berisi raksa. Termometer ini
memiliki 2 skala yaitu skala minimum pada pipa kiri dan skala maksimum pada pipa kanan.
Sehingga suhu dapat dibaca sesuai dengan ketinggian kolom raksa pada masing-masing pipa.
Suhu minimum biasanya terjadi pada malam hari dan suhu maksimum biasanya terjadi pada
siang hari.Termometer Six adalah terkenal dikenal untuk pemisahan pada kolom merkuri,
khususnya setelah pengapalan, meskipun disengaja mengetuk telah diketahui penyebab
juga. Cara kerja alat ini sama seperti pada termometer maksimum-minimum. Untuk
megembalikan indeks pencet tombol pengembali indeks.
Cara pemasangan : alat dipasang pada meteo dengan posisi tegak.
Cara pengamatan :
1. Suhu maksimum dan minimum dibaca pada ujung bawah indeks
2. Indeks bagian kanan menunjukan suhu maksimum, indeks bagian kiri menunjukkan suhu
minimum.
3. Pengamatan dilakukan pada pukul 16.00
4. Setelah pengamatan, tombol kemudi ditekan sedemikian rupa sehingga ujung bawah indeks
berhimpit dengan permukaan kolom air raksa, untuk pengamatan berikutnya.

IV. ALAT PENGUKUR SUHU UDARA SEKALIGUS KELEMBABAN NISBI UDARA


1. Termohigrometer
Bagian-bagiannya:
a. Spiral dwi logam / bimetal
b. Spiral benda higroskopis
c. Jarum penunjuk skala suhu
d. Jarum penunjuk skala kelembaban
e. Ventilasi
Satuan alat : oC dan persen (%)
Satuan ukur : oC dan persen (%)
Ketelitian : 0,5 oC dan 1 %
Prinsip kerja : termometer muai dwi logam dan hygrometer higroskopis
rambut Gambar 1.11 Termohigrograf
Fungsi : mengukur suhu udara dan kelembaban nisbi udara
Termohygrometer adalah perpaduan dua fungsi kerja yaitu termometer dan hygrometer
dalam satu alat. Thermo-hygro digital akan mampu menjawab keauratan dalam mengukur suhu
dan kelembaban suatu tempat. Alat ini memiliki kelebihan karena dari satu alat terdiri dua data
yang didapat yaitu, suhu udara dan kelembaban nisbi udara. Kelembaban nisbi udara
didasarkan pada prinsip termodinamika dan suhu udara dengan prinsip pemuaian air raksa,
disamping itu alat ini sederhana dan praktis dalam pengoperasiannya. Kekurangannya adalah
harus terlindungi dari sinar matahari dan tetesan hujan sehingga tidak dapat diletakkan di
tempat yang terbuka. Cara kerja alat ini adalah mengetahui setiap perubahan suhu yang terjadi.
Cara pemasangan : jinjing (portable) atau dipasang pada sangkar meteo.
Cara pengamatan :
1. Pada saat pengamatan, alat harus terlindung dari pengaruh sinar matahari secara langsung
dan tidak terkena tetesan air hujan.
2. Suhu udara (oC) dan kelembaban udara (%) dapat dibaca langsung pada alat.
2. Termohigrograf
Bagian-bagiannya:
a. Lempeng dwi logam / bimetal
b. Rambut
c. System tuas higrograf
d. Sistim tuas termograf
e. Pena
f. Silinder kertas grafik
Satuan alat : oC dan persen (%) Gambar 1.12 Termohigrograf
Satuan ukur : oC dan persen (%)
Ketelitian : 1 oC dan 1 %
Prinsip kerja : sama dengan termohigrometer
Fungsi : mengukur suhu dan kelembaban nisbi udara
Termohigrograf merupakan kombinasi dari termograf dan higrograf yang
menggunakan selembar pias dengan dua skala. Termohigrograf ini digunakan untuk mencatat
suhu dan kelembaban secara kontinyu. Cara kerja alat ini adalah mengembang dan
mengkerutnya rambut karena kelembababn udara yang berbeda akan menggerakkan system
tuas sehingga pena kelembaban udara bergerak dan menggores kertas grafis.
Cara pemasangan : jinjing (portable) atau dipasang pada sangkar meteo
Cara pengamatan :
1. Kertas grafik dipasang pada bagian silinder yang dapat berputar secara otomati
2. Kertas grafik diganti seminggu sekali
3. Suhu udara (oC) dan kelembaban udara (%) suatu saat maupun ayunannya dapat dibaca pada
kertas grafik
V. ALAT PENGUKUR SUHU AIR
1. Termometer maksimum minimum air
Bagian-bagiannya:
a. Reservoir
b. Pipa kapiler berisi air raksa
c. Pipa kapiler berisi alkohol
d. Indeks penunjuk suhu maksimum
e. Indeks penunjuk suhu minimum
f. Pelindung reservoir
g. Pelampung
Satuan alat : oC
Satuan ukur : oC Gambar 1.13 Termometer maksimum minimum air
Ketelitian o
: 0,5 C
Prinsip kerja : muai zat cair
Fungsi : mengukur suhu air
Termometer maksimum dan minimum adalah alat untuk mengukur suhu maksimum
dan minimum pada permukaan air dalam jangka waktu tertentu. Termometer dipasang dengan
alat penunjuk skala yang terletak diatas permukaan air raksa. Cara kerja alat ini adalah di taruh
di atas permukaan air. Air raksa dan alkohol akan memuai bila suhu naik, air raksa akan
mendorong statif pada suhu tertentu, bila suhu dingin air raksa mengkerut.
Cara pemasagan : alat diletakkan terapung pada permukaan air (biasanya dalam panic
evaporasi kelas A) dengan kedudukan horizontal.
Cara pegamatan :
1. Suhu maksimum dan minimum dibaca pada ujung bawah indeks.
2. Indeks bagian kanan menunjukkan suhu maksimum, indeks bagian kiri menunjukkan suhu
minimum.
3. Pengamatan dilakukan pada pukul 16.00.
4. Setelah pengamatan, tombol kemudi ditekan sedemikian rupa sehingga ujung bawah indeks
berhimpit dengan permukaan kolom air raksa, untuk pengamatan berikutnya.
VI. ALAT PENGUKUR SUHU TANAH
1. Termometer permukaan tanah
Bagian-bagiannya:
a. Termometer zat cair
b. Reservoir
c. Statif kaki tiga
d. Tabung pelindung reservoir berventilasi

Satuan alat : oC
Satuan ukur : oC
Ketelitian : 0,5 oC
Prinsip kerja : muai zat cair
Fungsi : mengukur suhu tanah kedalaman 0 cm
Gambar 1.14 Termometer permukaan tanah
Termometer permukaan tanah adalah alat pengukur suhu permukaan tanah. Kelebihannya
yaitu mudah dan praktis dibawa, sederhana dalam pengoperasiannya, hanya saja tanah yang akan diukur
udaranya harus ditata terlebih dahulu. Kekurangannya yaitu kemampuannya terbatas hanya untuk
mengukur suhu di atas permukaan tanah. Cara kerja alat ini adalah kenaikan atau menurunnya suhu tanah
mempengaruhi reservoir yang terhubung ada air raksa dalam termometer. Panjang muai pada zat cair pada
skala tertentu dibaca sebagai suhu tanah.
Cara pemasagan : jinjing (portable), alat diletakkan di atas permukaan tanah.
Cara pengamatan : Setelah stabil, suhu tanah diamati dengan membaca skala yang
ditunjukkan saat pencatatan pada suhu udara harian.
2. Termometer tanah selubung kayu
Bagian-bagiannya:
a. Ujung sensor sampai jeluk 5 cm
b. Termometer zat cair
c. Pegangan tangan
d. Selubung kayu pelindung termometer
Satuan alat : oF
Satuan ukur : oC
Ketelitian : 1 oF
Prinsip kerja : muai zat cair
Fungsi : mengukur suhu tanah pada kedalaman 0-10 cm Gambar
1.15 Termometer selubung kayu
Termometer tanah selubung kayu adalah alat yang digunakan untuk mengetahui
seberapa besar panas yang diserap oleh tanah dengan jeluk 5 - 10 cm. penggunaan selubung
kayu supaya penyerapan panas seminimum mungkin hingga tidak mempengaruhi pemuaian
Hg. Cara kerja alat ini adalah termometer ditancapkan pada kedalaman yang diinginkan (0-10
cm), atau yang akan diamati, perubahan panas yang diterima oleh sensor akan memuaikan air
raksa menunjukan skala tertentu pada saat itu.
Cara pemasangan : jinjing (portable), baian ujung ditancapkan ke dalam tanah sesuai
dengan jeluk yang akan diamati.
Cara pengamatan : Setelah stabil, suhu diamati dengan membaca pada skala yang ditunjuk.
3. Termometer tanah tipe bengkok
Bagian-bagiannya:
a. Reservoir untuk jeluk tanah 20 cm
b. Pipa kapiler berisi air raksa
Satuan alat : oC
Satuan ukur : oC
Ketelitian : 0,1 oC
Prinsip kerja : muai zat cair Gambar 1.16 Termometer tanah tipe bengkok
Fungsi : mengukur suhu tanah kedalaman 20 cm
Termometer tanah selubung kayu adalah alat yang digunakan untuk mengetahui
seberapa besar panas yang diserap oleh tanah dengan jeluk 20 cm. Kelebihan alat
ini yaitu mudah dilihat skalanya setelah ditanam karena bentuknya bengkok.
Kekurangannya yaitu harus menggunakan bor untuk melubangi tanah 20 cm karena hanya
dapat mengukur pada kedalaman tersebut. Penggunaan bor ini dimaksudkan karena alat bisa
rusak jika dipaksa masuk ke dalam tanah secara langsung. Tanah digali pada kedalaman yang
diinginkan (20 cm) setelah ujung reservior dimasukan kenaikan suhu tanah
menyebabkan air raksa memuai dan akan mengisi kolom hampa udara sampai pada skala
tertentu.
Cara pemasangan :
1. Dibuat lubang tanah dengan jeluk tertentu menggunakan bor
2. Bagian reservoir termometer dimasukkan ke dalam lubang, kemudian ditimbun kembali
dengan tanah bekas galian
Cara pengamatan : Setelah stabil, suhu tanah diamati dengan membaca skala yang
ditunjukkan saat pencatatan pada suhu udara harian.

4. Termometer tanah type Symons


Bagian-bagiannya:
a. Pipa pelindung termometer
b. Bagian sensor
c. Termometer zat cair
d. Reservoir
e. Rantai
Satuan alat : oC
Satuan ukur : oC
Ketelitian : 0,5 oC
Prinsip kerja : muai zat cair
Gambar 1.17 Termometer tanah type Symons
Fungsi : mengukur suhu tanah kedalaman 50 cm
Termometer tanah tipe Symons adalah termometer gelas air raksa biasa yang
dimasukkan ke dalam tabung gelas dan bola termometer atau sensornya dengan lilin atau bahan
isolator lainnya. Cara kerja termometer ini adalah termometer hanya ditancapkan pada
kedalaman tanah 50 cm.
Cara pemasangan :
1. Termometer diangkat dari selubung bagian pelindung, suhu tanah dapat dibaca langsung pada
skala yang ditunjuk.
2. Pembacaan harus dilakukan dengan cepat.
Cara pengamatan :
1. Termomter diangkat dari selubung bagian pelindung, suhu tanah dapat dibaca langsung pada
skala yang ditunjuk.
2. Pembacaan harus dilakukan dengan cepat.
5. Stick termometer
Bagian-bagiannya:
a. Tangkai pemutar
b. Jarum penunjuk suhu
c. Tabung bejana berisi spiral logam sebagai penghantar
d. Ujung peka
Satuan alat : oC
Satuan ukur : oC
Ketelitian : 1 oC
Prinsip kerja : muai zat bertekanan pada tabung
bejana Gambar 1.18 Stick termometer
Fungsi : mengukur suhu tanah kedalaman 100 cm
Stick Termometer adalah sebuah pipa kapiler (pipa dengan diameter saluran sangat
kecil) yang pada bagian bawahnya mempunyai rongga lebih besar daripada saluran kapilernya.
Rongga tersebut kemudian diisi dengan cairan yang mudah memuai jika dipanasi, tetapi tidak
mudah membasahi dinding saluran kapiler. Cairan yang banyak dipakai adalah raksa dan
alkohol. Kelebihan alat ini yaitu mampu mengukur hingga kedalaman 100 cm dan skala mudah
diamati karena berupa jarum penunjuk. Kekurangannya, harus mengebor tanah 100 cm terlebih
dahulu untuk memasukkan stick-nya. Cara kerja alat ini adalah adanya tekanan, air raksa
memuai dan akan menggerakan klep/pipa logam lunak sehingga gerigi berputar dan
menggerakkan jarum penunjuk sampai skala tertentu.
Cara pemasangan : Alat dimasukkan ke dalam tanah dan ditekan menurut jeluk yang akan
diamati dengan cara memutar pegangannya.
Cara pengamatan : Setelah jarum penunjuk suhu konstan, suhu dapat dibaca pada skala
yang ditunjuk.
6. Termometer maksimum minimum tanah
Bagian-bagiannya:
a. Bagian sensor
b. Pipa berisi zat cair (air raksa)
c. Jarum hitam penunjuk suhu sesaat
d. Jarum hijau penunjuk suhu maksimum
e. Jarum merah penunjuk suhu minimum
Satuan alat : oC
Satuan ukur : oC
Ketelitian : 0,5 oC
Gambar 1.19 Termometer maksimum minimum tanah
Prinsip kerja : pemuaian zat cair pada tabung Bourdan
Fungsi : mengukur suhu maksimum dan minimum tanah.
Termometer maksimum dan minimum tanah adalah alat untuk mengukur suhu
maksimum dan minimum pada tanah dalam jangka waktu tertentu. Kelebihan alat ini
yaitu dapat mengukur suhu maksimum dan minimum tanah sekaligus karena menggunakan
tiga jarum penunjuk dalam pembacaan skala. Kelemahannya, tidak praktis penggunaannya.
Cara kerja alat ini adalah termometer yang diletakkan di dalam tanah jika suhu naik maka akan
ditunjukan oleh naiknya cairan air raksa dan jarum hijau yang akan berfungsi penunjuk suhu
maksimum, sedang bila suhu turun akan ditunjukkan oleh naiknya cairan alkohol dan
ditunjukan oleh jarum merah yang berfungsi sebagai penunjuk suhu minimum.
Cara pemasangan : Jinjing (portable), sebagian sensor dibenamkan ke dalam tanah hinnga
kedalaman 20 cm dan dibiarkan selama periode pengamatan.
Cara pengamatam :
1. Sebelum pengamatan, ketiga jarum penunjuk dibuat daling berhimpit dengan cara memutar
sekrup
2. Pada saat pembacaan:
a. jarum merah menunjukkan suhu maksimum
b. jarum hijau menujukkan suhu minimum
c. jarum hitam menunjukkan suhu sesaat

VII. ALAT PENGUKUR PANJANG PENYINARAN


1. Solarimeter type Jordan
Bagian-bagiannya:
a. Silinder setengah lingkaran dengan sudut 60 o
b. Celah sempit tempat masuknya sinar
c. Pelindung celah sempit
d. Sekrup pengatur kemiringan
Satuan alat : jam
Satuan ukur : persen (%)
Ketelitian : 0,5 jam
Prinsip kerja : reaksi foto khemis
Gambar 1.20 Solarimeter type Jordan
Fungsi : mengukur panjang penyinaran matahari
Solarimeter Tipe Jordan adalah alat yang digunakan untuk mengukur panjang
penyinaran dan dinyatakan dengan prosentase dari panjang penyinaran yang tercatat (PP
potensial). PP potensial tergantung pada posisi tempat pengamatan (letak lintang) dan bulan
pada saat pengamatan. Alat ini terdiri dari dua buah silinder setengah lingkaran yang berfungsi
mirip seperti sebuah kotak kamera. Pada kedua sisi datar terdapat lubang sempit tempat
masuknya sinar matahari. Kedua garis tengah silinder terbentuk sudut 60 derajat, sehingga
masing-masing akan menangkap setengah hari periode penyinaran. Cara kerja alat ini
adalah berkas sinar yang masuk akan bereaksi dengan kalium Fero sianida atau Ferro
amonim sitrat yang sebelumnya telah dioleskan pada kertas pias. Garam fero akan
beroksidasi sehingga membentuk noda apabila kertas pias kita cuci dengan aquades. Dari
panjang noda yang terbentuk akan dapat diukur panjang penyinaran aktual.
Cara pemasangan :
1. Alat dipasang pada tempat terbuka dan diletakkan di atas beton yang agak tinggi, sedemikian
rupa sehingga sensor dapat menangkap sinar matahari dalam keadaan normal pada ketinggian
3 m di atas horizon
2. Solarimeter dipasang sedemikian rupa sehingga :
- Arah U-S dari alat sesuai dengan U-S dari tempat pemasangan
- Tutup kotak menghadap khatulistiwa
3. Alat dipasang dengan kemiringan kea rah khatulistiwa terhadap sumbu horizontal, sebesar
derajat lintang tempat pemasangan
Cara pengamatan :
1. Persiapan kertas pias
- Kertas pias dicelupakn atau dilapisi dengan larutan Kalium Ferrosida atau Feriamonium sitrat
dengan kepekatan baku, disesuaikan dengan kepekaan kertas pias terhadap intensitas sinar
matahari
- Sebelum digunakan, kertas pias harus disimpan rapat dan tidak boleh bereaksi dengan sinar
2. Dua buah kertas pias dipasang pada masing-masing tabung dan diganti terlebih dahulu pada
masing-masing tabung dan diganti setiap sore hari pada pukul 18.00
3. Noda yang terdapat pada kertas pias dicelupkan terlebih dahulu pada aquadest segera setelah
digunakan, kemudian diukur panjangnya dalam satuan jam. Nilai pengukuran ini merupakan
nilai PP actual.
Panjang penyinaran= X 100%
Sementara PP potensial merupakan panjang penyinaran yang seharusnya dapat terjadi bila
udara cerah selama 1 periode.

2. Solarimeter type Compbell Stokes


Bagian-bagiannya:
a. Lensa bola kaca pejal dengan jari-jari 7,3 cm
b. Busur pemegang bola kaca pejal
c. Sekrup pengunci kedudukan lensa
d. Sekrup pengatur kemiringan
e. Mangkuk tempat kertas pias
Satuan alat : jam
Satuan ukur : persen (%)
Ketelitian : 0,5 jam
Gambar 1.21 Solarimeter type Combell - Stokes
Prinsip kerja : pemfokusan sinar matahari
Fungsi : mengukur panjang penyinaran matahari
Solarimeter Tipe combell stokes adalah alat yang digunakan untuk mengukur panjang
penyinaran dan dinyatakan dengan prosentase dari panjang penyinaran yang tercatat (PP
potensial). PP potensial tergantung pada posisi tempat pengamatan (letak lintang) dan bulan
pada saat pengamatan. Bagian utama dari alat ini adalah lensa berbentuk bola kaca yang massif
dengan panjang jari-jari 7,5 cm (3 inchi) dan sebuah cekungan logam pada jarak titik api pada
elemen tersebut sebagai tempat kertas pias. Ada 3 macam kertas pias yang digunakan untuk
pengamatan yaitu tipe bengkok panjang, tipe bengkok pendek, dan tipe lurus. Kelebihannya
adalah biasanya alat ini dipasang di atas pilar beton yang ditanam sehingga posisinya tidak
berubah dan alatnya tidak bergetar. Kelemahannya, panjang garis pembakaran / waktu
terjadinya pengukuran tergantung pada kepekaan pias dan kejernihan bola kaca. Cara kerja alat
ini adalah sinar yang datang difokuskan pada bola kristal yang dibawahnya ada kertas
pias, jika sinar terfokus akan membuat/menimbulkan geresan hitam pada kertas hitam.
Goresan ini yang digunakan yang digunakan untuk mengukur intensitas sinar matahari,
ini dilakukan setiap hari. Pias combell-stokes tidak akan terbakar jika radiasi matahari
minimum belum tercapai (kira-kira 0,2 sampai (n) cm-2 menit-1).
Cara pemasangan :
1. Alat dipasang pada tempat terbuka dan diletakkan di atas beton agak tinggi, sedemikian rupa
sehingga sensor dapat menangkap sinar matahari dalam keadaan normal pada ketinggian 3 m
di atas horizon
2. Selarimeter dipasang sedemikian rupa sehingga:
- Mangkuk tempat pemasangan kertas pias harus menunjuk arah timur-barat
- Bagian bawah alat harus benar-benar datar (diatur dengan levelling)
- Lensa bola bersama dengan tempat kertas pias dimiringkan sesuai dengan letak lintang
tempat pengamatan.
Cara pengamatan :
1. Kertas pias dipasang dan diganti setiap sore hari pada pukul 18.00
2. Kertas pias yang digunakan ada 3 macam, yaitu bengkok lurus, bengkok panjang, dan bengkok
pendek.
3. Jadwal penggunaan masing-masing bentuk kertas pias tergantung pada letak pengamatan dan
kedudukan matahari terhadap tempat tersebut
4. Pengukuran PP actual dilakukan dengan ketelitian 0,1 jam dengan ketentuan sebagai berikut:
- Noda langsung bundar dihitung 0,5 panjang garis tengah noda.
- Noda berbentuk titik, setiap 2 atau 3 titik dihitungndikurangi 0,1 jam setiap pemutusa.
- Noda berbentuk garis tidak berlubang, tidak perlu dikoreksi

VIII. ALAT PENGUKUR INTENSITAS PENYINARAN


1. Aktinograf Dwi Logam
Bagian-bagiannya:
a. Lempeng logam warna putih
b. Lempeng logam warna hitam
c. Lembar kaca pyrex
d. Pena / penera grafik
e. Silinder kertas grafik
Satuan alat : cm2
Satuan ukur : kal / cm2 / hari Gambar 1.22 Aktinograf Dwi Logam
Ketelitian : 1 cm 2

Prinsip kerja : beda muai logam hitam dan putih


Fungsi : mengukur intensitas penyinaran
Pengukuran terhadap jumlah radiasi matahari total antara lain dilakukan dengan alat
aktinograf dwi logam. Kelebihan dari alat ini adalah dapat dipergunakan untuk keperluan
pencatatan rutin, relatif tidak mahal, dan dapat dijinjing. Kekurangannya, aktinograf dwi logam
hanya merekam intensitas radiasi gelombang pendek matahari total, sehingga sensor yang
disungkup dengan kubah kaca yang disyaratkan kedap terhadap radiasi gelombang
panjang serta kelambanan dalam pembacaan sekitar 5 menit dengan nilai kesalahan sekitar 10-
15%. Cara kerja alat ini adalah logam putih memantulkan radiasi yang jatuh kepermukaan,
sedang logam hitam bersifat menerimanya sehingga perbedaan murni akan dapat menunjukkan
besarnya intensitas radiasi matahari yang ditangkap oleh sensor.
Cara pemasangan : Alat dipasang pada tempat terbuka di atas tiang beton yang kuat dan
bagian atas dibuat sedemikian rupa, sehingga selain sinar berada 15 di atas horizon bumi, sinar
harus bebas mencapai sensor.
Cara pengamatan :
1. Kertas grafik dipasang dan diganti setiap sore hari pada pukul 18.00
2. Grafik akan tergambar pada kertas grafik, kemudian diukur luasan dibawah grafik tersebut
dengan alat planimeter. Luasan yang terukur disetarakan terhadap satuan kalori/cm2/hari

IX. ALAT PENGUKUR KECEPATAN ANGIN


1. Cup Anemometer
Bagian-bagiannya:
a. Mangkuk anemo
b. Pencatat jarak
c. Tiang penyangga
Satuan alat : km
Satuan kur : km / jam
Ketelitian : 1 km
Prinsip kerja : sistem mekanik (gir)
Fungsi :mengukur kecepatan angin
Gambar 1.23 Cup anemometer
Anemometer cangkir adalah tipe standar umum anemometer. Mereka kuat dan tahan
terhadap turbulensi dan angin condong disebabkan oleh tiang-tiang dan melintasi. Setiap
anemometer harus dikalibrasi secara individual dan dilengkapi dengan laporan kalibrasi
bersertifikat sesuai dengan standar internasional (misalnya MEASNET). Cara kerja alat ini
adalah dengan adanya baling-baling/mangkok yang berputar jika adanya angin, kecepatan
sudut putar mangkok terhadap sumbu vertikal dan kecepatan sudut putar baling-baling pada
sumbu horizontal sebanding dengan laju angin dan dengan desain sistem mangkok dan baling-
baling yang baik. Dengan mengukur banyaknya baling-baling berputar melalui alat mekanik
dapat diketahui kecepatan anginnya.
Cara pemasangan :
1. Alat dipasang pada tiang atau menara dengan ketiggian 0,5, 2, atau 10 m sesuai dengan masing-
masing penggunaan
2. Pemasangan harus pada tempat terbuka, dengan jarak benda yang terdekat minimal 10 x tinggi
benda tersebut
Cara pengamatan :
1. Pembacaan pada alat pencatat dilakukan setia pagi pukul 07.00
2. Rerata kecepatan angina dapat dihitung dari besarnya selisih pembacaaan hari ke-2 dengan
pembacaan hari ke-1 (jarak tempuh angina), dibagi dengan waktu antara beda pengamatan
tersebut (periode 1 hari = 2 jam)
3. Satuan pengamatan adalah km / jam
2. Hand anemometer
Bagian-bagiannya:
a. Kipas anemo
b. Speed meter
c. Skala beauford
d. Tangkai pegangan tangan
Satuan alat : m/s
Satuan ukur : m/s
Ketelitian :0,5 m/s Gambar
1.24 Hand Anemometer
Prinsip kerja : sistem GGL induksi
(seperti sistem dynamo)
Fungsi : mengukur kecepatan angin
Hand anemometer adalah alat pengukur kecepatan angin sesaat yang bersifat portable.
Alat ini dilengkapi dengan skala Beaufort, yaitu skala kasar kecepatan angin sesaat yang
dapat diduga dari gejala alam. Cara keja alat ini adalah angin menggerakkan anemometer
(motor yang ada dalam kumparan) sehingga menimbulkan arus listrik yang akhirnya
menimbulkan gerakan jarum penunjuk skala.
Cara pemasangan : jinjig (portable)
Cara pengamatan :
1. Kecepatan angina sesaat dapa diketahui dengan mebaca langsung pada pencatat
2. Satuan alat adalah m/s atau skala Beaufort
2. Biram anemometer
Bagian-bagiannya:
a. Kipas anemo
b. Jarum pencatat jarak per 100 m
c. Jarum pencatat jarak per 1000 m
d. Pengunci
Satuan alat : m
Satuan ukur : m/s
Ketelitian : 0,5 m/s
Prisip kerja : sistem mekanik
Fungsi : mengukur kecepatan angin Gambar 1.25 Biram Anemometer
Anemometer Biram adalah sebuah alat untuk mengukur dan mencatat jumlah udara
yang beredar melalui bagian-bagian dari tambang. Ini diciptakan sebagai akibat dari
rekomendasi dari komite yang ditunjuk oleh rumah Inggrissecara umum, bahwa penggunaan
instrumen tersebut harus diadopsi sebagai pencegahan terhadap ledakan di tambang batu bara.
Ini adalah sebuah disk dengan diameter kaki, dibuat berputar ketika ditempatkan dalam arus
udara, dan dilengkapi dengan mendaftarkan roda seperti yang pada meteran gas. Cara kerja alat
ini adalah benda mencari angin (posisi terkunci) memutar kunci yang akan menyebabkan
kipas bergerak/jam. Kunci dibuka maka jarum akan bergerak tentukan interfal waktu.
Cara pemasangan : jinjing (portable)
Cara pengamatan :
1. Umumnya alat digunakan untuk pengukuran rerata kecepatan angina pada periode pendek,
dengan satuan dalam m.s
2. Rerata kecepatan angina dapat dihitung dari besarnya selisih pembacaan hari ke-2 dengan
embacaan hari ke-1 (jarak tempuh angina), dibagi dengan waktu antara beda pengamatan
tersebut (periode 1 hari = 24 jam)
X. ALAT PENGUKUR EVAPORASI
1. Piche evaporimeter
Bagian-bagiannya:
a. Tabung kaca tempat air yang berskala dalam satuan mm
b. Kawat penjepit tempat meletakkan kertas berpori
c. Penggantung
Satuan alat : mm
Satuan ukur : mm
Ketelitian : 0,2 mm Gambar 1.26 Piche evaporimeter
Prinsip kerja : pengukuran selisih tinggi permukaan angin
Fungsi : alat mengukur uap air (evaporasi)
Evaporimeter adalah alat yang mengukur laju penguapan air ke atmosfer, kadang-
kadang disebut atmometer. Pich evaporimeter menggunakan ukur terbalik air dengan segel
filter- kertas di mulut. Penguapan berlangsung dari kertas saring basah sehingga menguras air
dalam silinder, sehingga laju penguapan dapat dibaca langsung dari ujung menandai
permukaan air. Bola Livingston, evaporimeter lain dari jenis kedua, menggunakan bola
keramik basah sebagai permukaan, menguap untuk mensimulasikan tingkat penguapan dari
vegetasi. Karena tingkat penguapan sangat sensitif terhadap pasokan air, dan sifat permukaan
menguap, data yang dikumpulkan oleh evaporimeters seringkali tidak mencerminkan proses
penguapan yang benar, maka, evaporimeters memiliki penggunaan yang terbatas. Cara kerja
alat ini adalah air yang terdapat dalam pinche evaporimeter akan menguap (yang terdapat pada
tabuing yang berisi air). Kertas saring dan air dihubungkan dengan pipa kapiler yang menjaga
supaya kertas saring selalu kering dan jenuh. Dari pembacaan berturut-turut volume air yang
tinggal ditabung pengukur dapat diketahui banyaknya air yang hilang karena penguapan setiap
saat.
Cara pemasangan :
1. Panci diletakkan pada balok kayu yang disusun datar diatas permukaan tanah
2. Air bersuhdmasukkan ke dalam panic setingi 20 cm.permukaan air dijaga jangan sampai
kurang dari 2,5 cm dari batas tersebu. Jika tinggi air kurang dari 10 cm dari dasar, dapat
berakibat kesalahan hingga 15 %
Cara pengamatan :
1. Mula-mula ujung kail (hooke) diatur dengan sekrup pemutar, tepat menyentuh permukaan air.
Tinggi air kemudian dapat dibaca pada penera (sampai ketelitian 0,02 mm)
2. Pada sore hari berikutnya, ujung kail diatur kembali sampai menyentuh permukaan air.
3. Selisih pembacaan kke-1 (P1) dengan pembacaan ke-2 (P2) merupakan besarnya penguapan
air.
4. Jika terdapat hujan, rumus perhitungan evaporasi adalah
P1 P2+CH (dalam mm)
Kapasitas maksimum terjadi bila terjadi hujan sebesar 50 mm pada periode pengamatan
5. Penguapan yang terukur adalah penguapan pada pemukaan air terbuka
2. Panci evaporasi klas A
Bagian-bagiannya:
a. Panic evaporasi dengan diameter 120,7 cm tinggi 25 cm, dan tebal panic 0,8 cm
b. Rangka kayu/ besi
c. Tabung peredam riak / gelombang dengan diameter 10 cm
d. Hook (batang kait) dan skala pengukur (nonius)
e. Sekrup pemutar batang pengukur
Satuan alat : ml
Satuan ukur : mm Gambar 1.27 Panci evaporasi klas A
Ketelitian : 0,05 ml
Prinsip kerja : mengukur selisih tinggi permukaan air
Fungsi : mengukur penguapan air
Evaporimeter panci terbuka digunakan untuk mengukur evaporasi. Makin luas
permukaan panci, makin representatif atau makin mendekati penguapan yan sebenarnya
terjadi. Cara kerjaalat ini adalah setiap pemutar batang pengukur disetel sehingga hook
menempel pada awal air, tunggu beberapa menit dan disetel kembali sehingga hook menempel
pada air dan diukur antar selisih awal dan akhir akibat evaporasi tersebut.
Cara pemasangan : tabung diisi air dan digantung di dalam ruangan atau sangkar metro
Cara pengamatan : pengamatan dilakukan sehari sekali. Mula-mula diamati tinggi
permukaan air (P1), pengamatan ke-2 dilakukan keesokan harinya (P2). Besarnya penguapan
adalh seisih P1 dan P2
AWS (AUTOMATIC WEAHER STATION)
Alat pengukur cuaca otomatis (Automatic Weather Station / AWS) merupakan alat
yang terdiri dari beberapa sensor terintegrasi yang digunakan untuk melakukan pengukuran
tekanan udara, suhu, kelembaban, arah dan kecepatan angin, radiasi matahari, serta curah hujan
yang di rekam secara otomatis. Spesifikasi dan komponen, tipe AWS yang digunakan oleh
BPPT adalah tipe Vaisala MAWS-201 dengan komponen sensor yang terpasang adalah sensor
suhu dan kelembaban (QMH101), tekanan (PMT16A), angin (QMW101), radiasi matahari
(QMS101), dan hujan (34-T).
Secara sederhana cara kerja dari AWS (Automatic Weather Stations) adalah
mengumpulkan data pengamatan parameter cuaca secara otomatis melalui sensor-sensor secara
berkala selanjutnya di kirim melalui jaringan GPRS(General Packet Radio Service)
menggunakan layanan GSM (Global System for Mobile communication) ke seluruh stasiun
meteorologi seluruh Indonesia. Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini

Cara Pemasangan
Pemasangan peralatan AWS cukup mudah. Persyaratan dalam melakukan pemasangan
AWS tidak berbeda jauh dengan pemasangan ARG. Detail pemasangan AWS dapat dilihat
pada modul presentasi pemasangan AWS, Secara berurutan, garis besar yang dapat
disampaikan adalah sebagai berikut :
- Memasang tripod atau kaki penyangga AWS dan mengatur ketinggian tripod serta
mengarahkan solar panel ke arah Selatan
- Memasang sensor-sensor, serta pengkabelannya
- Memasang baterai atau power supply dan menghubungkannya dengan solar panel
- Menghubungkan AWS dengan Komputer untuk melakukan kalibrasi sensor angin
Gambar 1.28 Peralatan AWS dengan komponen sensor yang terpasang
Cara Pengamatan
Hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk proses pengambilan data adalah sebagai berikut
:
Kabel konektor antara Logger AWS dengan Komputer. Komputer atau Laptop yang
sudah di install program MAWS terminal untuk proses pengambilan data. Urut-urutan berikut
adalah prosedur pengambilan data dari logger AWS ke Komputer :
Memastikan kabel konektor MAWS dan Komputer telah terpasang dengan baik.
Jalankan program MAWS Terminal. Menu MAWS Terminal akan terbuka dengan keterangan
Port Opened di bagian pojok kiri bawah, ini menunjukkan bahwa hubungan antara MAWS
dengan Komputer.
Dilakukan download dengan klik menu Tools dan dilanjutkan dengan Download
Log Files. Muncul menu yang berfungsi untuk memilih file-file mana yang ingin kita
download. Di panel sebelah kiri adalah daftar file data yang ada di dalam logger AWS, dan
panel sebelah kanan adalah daftar file data yang telah kita pilih untuk di download. Klik tombol
Add > untuk memilih file satu persatu, tombol add all >> untuk memilih semua file,
sementara tombol remove untuk menghapus file yang telah dipilih. Klik Start Download
untuk memulai proses download data.
Sebelum proses dimulai, secara default akan muncul menu download preferences. Di
dalam menu ini ada opsi yang harus dalam kondisi terpilih (cek), yaitu Delete log files from
MAWS after download (Menghapus data yang ada di dalam logger setelah proses download
selesai) dan Convert log file to CSV format (merubah format data dari binari menjadi ascii).
Juga perhatikan direktori hasil download dan hasil konversi. Dilanjutkan dengan klik Start
Download untuk memulai proses download.
Setelah proses download selesai, akan muncul menu konfirmasi apakah data di dalam
logger akan di hapus atau tidak. Klik OK untuk konfirmasi penghapusan.Setelah semua proses
download selesai, di layar MAWS Terminal akan muncul prompt yang menandakan MAWS
Terminal dalam posisi service mode. Ketik close (tanpa tanda kutip) dan dilanjutkan
dengan menekan tombol enter untuk merubah service mode menjadi monitoring mode.
Putuskan hubungan antara AWS dengan Komputer dengan melakukan klik pada menu
Connection dan dilanjutkan dengan Hangup. Di pojok kiri bawah akan tampil keterangan
Port closed yang menunjukkan bahwa hubungan antara AWS dan Komputer telah terputus.
Lalu klik menu Tools dan Exit untuk menutup program MAWS Terminal. Data yang
terekam di simpan menjadi file harian, contoh L2010326.dat adalah file binary dengan aturan
penamaan sbb :Semua log file di awali dengan nama kelompok log (log group), maksimum 2
karakter, diikuti dengan tanggal. Nama Log group biasanya terdiri dari huruf diikuti dengan
angka.Contoh di atas mempunyai arti, L2 = log group nomor 2, 010326 = tahun 2001 bulan 03
tanggal 26 (YYMMDD).
Format data dari masing-masing file dengan jelas dapat dibaca dari header yang
menyertainya di tiap file data. Gambar 2 di bawah ini adalah contoh header dan arti dari
masing-masing kolom.

Gambar 1.29 Tampilan contoh data AWS yang dibuka di Microsoft Excel
Dari Gambar 2 dapat dijelaskan sebagai berikut:
Header data terdiri dari 2 baris :
- Baris pertama : memo
- Baris kedua : Nama variabel
- Baris ketiga, dan seterusnya : Nilai Variabel
- Nama variabel antara satu AWS dengan AWS yang lainnya dapat berbeda tergantung setting
yang kita persiapkan. Berikut adalah penjelasan masing-masing nama variabel dari contoh
gambar.
- Time : Tanggal dan Jam perekaman data, nilai ini mempunyai interval yang tetap sesuai
dengan setting yang kita lakukan, untuk contoh diatas memiliki interval perekaman setiap 1
menit.
- Status : Kondisi dari perekaman data, dapat bernilai valid atau invalid.
- PR1M_SUM : Nilai akumulasi curah hujan dalam 1 menit
- RH1M_AVG : Nilai rata-rata kelembaban relatif dalam 1 menit
- SR1M_AVG : Nilai rata-rata radiasi matahari dalam 1 menit
- TA1M_AVG : Nilai rata-rata suhu udara dalam 1 menit
- W1dAve1m : Nilai rata-rata arah angin dalam 1 menit
- W1sAve1m : Nilai rata-rata kecepatan angin dalam 1 menit.
- Berikut adalah contoh tampilan dari AWS di komputer :

Gambar 1.30 AWS (Automatic Weather System)


V. PEMBAHASAN
A. Alat Pengukuran Curah Hujan
1. Ombrometer tipe Observatorium
Alat ini untuk mengukur curah hujan harian, pengamatan dilakukan sekali dalam 24 jam yaitu
pada pagi hari, tetapi perlu diingat bahwa hujan yang diukur pada pagi itu adalah data hujan kemarin
dengan cara mengukur air yang berada di pada ombrometer dengan gelas ukur. Penempatan tiang
kolektor jangan terlalu dekat dengan tanah karena akan menimbulkan kesulitan, sehingga ketinggian
telah dibakukan untuk menyamakan pengamatan yaitu, 120 cm dari permukaan tanah, fungsinya agar
turbulensi dan percikan air hujan yang memantul dari tanah sangat kecil kemungkinannya.
Kelebihan ombrometer tipe observatorium, yaitu :
Tingkat ketelitiannya cukup tinggi jika dibandingkan dengan ombrograf.
Satuan alat dan satuan pengukuran sama sehingga memudahkan perhitungan.
Jika gelas penakar pecah dapat diganti dengan mengukur volume air yang terpampang dengan
jelas sebab penampang curah hujan100 cm2 sehingga setiap volume 1000 berarti sama dengan
1 mm muka air.
Kekurangan alat ini, yaitu :
Penempatan alat ini harus pada ketinggian 120 cm dari permukaan tanah sehingga
memerlukan alat yang dapat menjangkau ketinggian tersebut.
Kurang efisien dalam waktu dan tenaga dalam pengamatan.
Sistem pembuangan secara manual dapat mengganggu kelancaran pengukuran curah hujan
ketika kran dibuka karena penampung penuh.
2. Ombrograf
Alat ini untuk mengukur curah hujan mingguan dan alat ini dilengkapi dengan grafik
yang tertera pada kertas grafik yang menunjukan besarnya curah hujan dan biasanya diletakan
diatas permukaaan tanah dengan sistem kerja sama dengan sistem kerja ombrometer.
Kelebihan ombrograf, yaitu mampu melihat intensitas curah hujan dan sistem pembuangan
menggunakan sistem bejana berhubungan sehingga air akan dibuang secara otomatis jika
penuh dan penempatannya lebih mudah, yaitu pada ketinggian 40 cm. Kekurangan alat ini
adalah tingkat ketelitiannya lebih rendah dibandingkan ombrometer, harus mengganti kertas
grafik setiap minggu, pengamatan lebih sulit karena dibutuhkan keahlian untuk membaca
grafik, dan membutuhkan waktu yang lama serta boros tinta.
B. Alat Pengukur Kelembaban Nisbi Udara
1. Psikrometer Sangkar
Alat ini terdiri dari dua termometer yang identik dan letaknya saling berdampingan
baikvertikal maupun horisontal. Termometer yang satu tetap kering, sedang termometer yang
lain dibalut kain tipis yang selalu dalam keadaan basah, sehinga suhu termometer basah ini
lebih rendah dibanding termometer kering, selisih antara termometer bola basah dan
termometer bola kering yaitu depresi bola basah, dan dapat dicari besarnya kelembaban nisbi
dari suatu tabel yang disebut tabel psikrometrik.
Psikrometer tipe sangkar memiliki beberapa kelebihan, yaitu alat ini ditempatkan pada
alam terbuka sehingga kecepatan angin tidak terpengaruh oleh kecepatan putaran tangan, dan
tingkat ketelitiannya sama dengan sling psikrometer (0,50C) sedangkan kekurangannya adalah
diperlukan ketelitian dalam mengamati Termometer bola basah (TBB).
2. Sling Psikrometer
Alat ini memiliki mekanis yang berbeda dengan alat lain dalam mengeringkan termometer bola
basah yaitu dengan memutar sling psikometer sebanyak 33 kali dengan cara sling psikrometer diayunkan
empat putaran tiap detik untuk memenuhi laju ventilasi yang diperlukan sebesar 2,5 meter tiap detik.
Kelebihan psikrometer tipe sling ini adalah ketelitian nya cukup tinggi jika dibandingkan psikometer lain
dan mudah dioperasikan karena relatif sederhana. Kekurangan alat ini, yaitu perhitungannya agak rumit
karena harus menghitung temperatur pada termometer bola basah (TBB) dan termometer bola kering
(TBK) dulu dan pengukuran tidak optimal karena mendapat pengaruh dari pengamat/ pengukur ketika
mengoperasikan alat ini.
3. Psikrometer Tipe Assman
Psikometer tipe ini mengunakan teknik kipas (energi kipas) untuk mengeringkan bola
basahnya dengan besar laju ventilasi kira-kira 2,4 meter tiap detik. Kelebihan psikrometer tipe
Assman, yaitu memiliki alat pemompa kecepatan angin sehingga lebih efisien dan lebih mudah
dioperasikan.Kekurangan psikrometer ini adalah ketelitiannya kurang dibanding psikrometer
yang lain dan pada termometer bola basah (TBB) harus dijaga agar tetap basah sebelum
pengukuran.
4. Higrograf
Alat ini menggunakan metode berdasarkan pada perubahan ukuran atau dimensi bahan
higroskopik yaitu rambut ekor kuda. Panjang rambut bervariasi sebagai fungsi dari kandungan
kelengasannya atau air, kelengasan ini berkaitan dengan kelembaban udara disekelilingnya. Jika terjadi
kelembaban di sekeliling maka rambut ekor kuda akan mengembang/mengkerut sehingga menggerakan
luas dan menghasilkan grafik di kertas grafik.
Kelebihan higrograf adalah dalam melakukan perhitungan relatif mudah dan rambut
sebagai sensor mudah didapat. Sedangkan kekurangannya yaitu ketelitiannya kurang dan setiap
minggu kertas grafik harus diganti sehingga kurang efisien.
C. Alat Pengukur Suhu Udara
Pada percobaan ini alat yang digunakan semua manual yaitu termometer udara biasa, termometer
minimum, termometer maksimum dan termometer max-min Six Bellani.Suhu udara biasanya diukur
dengan menggunakan termometer air raksa. Skala digoreskan pada papan tempat termometer, tidak pada
tabung gelas (cara ini kurang baik karena dapat menimbulkan kesalahan membaca). Termometer
maksimum adalah termometer air raksa yang diletakan mendatar agak miring keatas karena adanya
tegangan permukaan. Termometer minimum menggunakan zat cair alkohol, sedangkan termometer
maksimum minimum Six Bellani menggunakan kedua-duanya. Pada dasarnya cairan yang digunakan
mempunyai sifat pemuaian yang peka terhadap suhu. Nilai koefisien muainya besar serta tidak mengalami
perubahan fase tertentu pada kisaran suhu umum. Dari keempat termometer tersebut yang paling praktis
adalah termometer max-min Six Bellani tetapi menurut WMO alat ini kurang teliti karena adanya beda muai
antara reaksi dengan alkohol.
1. Termometer udara biasa
Kisaran pengukuran termometer ini adalah 20oC sampai 55oC. Kelebihan alat ini
penempatan skala baca ada yang digrafik pada batang termometer dan ada pula pada penyangga
dimana termometer diletakkan. Metode yang terakhir adalah yang paling mudah, tetapi
kekurangan alat ini, skala baca tidak terlindung sehingga sering terhapus. Karena penyusutan
dan pemuaian dari dinding penyangga skala baca kadang dapat tergeser. Kebanyakan skala
baca mempunyai nilai pembacaan, apabila garis mata tidak lurus pada skala termometer dimana
suhu dibaca ketelitian sampai 0,1oC sedapat mungkin dipertahankan. Kalibrasi alat ini
diperlukan karena mungkin saja berubah akibat penyusutan dari reservoir.
2. Termometer minimum
Kelebihannya agar gaya grafitasi tidak ada maka termometer minimum diletakkan
mendatar. Kekuranganya bekerja hanya gaya permukaannya saja.
3. Termometer maksimum
Jika suhu panas maka air raksa bergerak keatas tetapi jika suhu turun, permukaan
air raksa tetap pada kedudukan seperti pada waktu suhu panas, hal ini disebabkan
adanya konstruksi yang menutup air raksa ke tandon (reservoir) kembali ke term,
ommeter harus dikitas-kitaskan dengan kuat. Kelemahannya harus diletakan pada posisi
hampir mendatar agar mudah terjadi pemuaian.
4. Termometer max-min Six Bellani
Dibandingkan tiga termometer diatas, termometer ini paling praktis. Namun
menurut WMO dianggap kurang teliti karena adanya beda muai antara raksa dengan
alkohol. Kelebihannya praktis, ukurannya kecil dan ringan, dapat digunakan secara
umum. Kelemahanya mudah rusak, kurang teliti karena beda muai antara raksa dan
alkohol, kaca tidak terlindungi.
D. Alat Pengukur Suhu & Kelembaban Nisbi Udara
Alat yang digunakan termohigrometer dan termohigrograf. Kedua alat ini memiliki
ketelitian hampir sama yaitu 0,50C/1%. Alat ini lebih praktis karena dapat mengukur dan
mencatat kelembaban suhu setiap waktu secara otomatis,tetapi kelemahannya adalah daya
ukurnya menurun bila sensor rambut kena debu / kotoran sehingga daya serap uap air di udara
berkurang. Hal ini menyebabkan alat ini harus dipasang berdampingan dengan psikometer.
Yang membedakan alat ini adalah pada termohigrometer suhu dan kelembaban dibaca
langsung pada alat sehingga pembacaan data lebih mudah. Pada termohigrograf kelembaban
nisbi dan temperatur suatu saat dibaca pada kertas grafik, sehingga pembacanya harus teliti dan
memerlukan waktu.

E. Alat Pengukur Suhu Air


1. Termometer Maksimum-Minimum Permukaan Air
Alat ini digunakan untuk mengukur suhu di permukaan air yang menggunakan zat muai
ruang air raksa. Adapun kelebihan alat ini, yaitu dapat digunakan untuk mengukur suhu
maksimum minimum permukaan air dan besarnya suhu dapat langsung dibaca dari alat.
Kekurangannya adalah hanya dapat digunakan untuk mengukur suhu permukaan dan berfungsi
efektif pada suhu permukaan air yang bersih dari pengganggu.
F. Alat Pengukur Suhu Tanah
1. Termometer Permukaan Tanah
Alat ini digunakan untuk mengukur suhu permukaan tanah pada kedalaman 0 cm. Alat
ini mempunyai sensor yang sensitif terhadap suhu yang terletak di ujung reservoir.Kelebihan
alat ini adalah waktu yang dibutuhkan lebih cepat yaitu kurang dari 2 menitsedangkan
kekurangannya, yaitu menunggu supaya alat stabil sehingga kurang efektif dalam mengamati
suhu.
2. Termometer Tanah Selubung Kayu
Alat ini digunakan untuk mengukur suhu di dalam tanah pada kedalaman 10 cm dari
permukaan. Alat ini mempunyai sensor yang sensitif terhadap suhu yang terletak di ujung
reservoir sehingga saat termometer dimasukkan ke dalam tanah maka reservoir akan menerima
suhu yang ada disekitarnya yang kemudian besar suhu dalam tanah akan diketahui melalui
skala yang ditunjukkan oleh air raksa.
Kelebihan termometer tanah selubung kayu ini, antara lain:
Jarak antar reservoir dengan skala terendah lebih panjang untuk
mempermudah pembacaannya.
Adanya kayu yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat melindungi termometer
Dapat mengukur lebih dalam dibandingkan termometer permukaan tanah.
Dapat diterapkan langsung pada tanah (pompa menyebar terlebih dahulu).
Kekurangan termometer tanah selubung kayu ini, yaitu :
Dalam pengamatan menunggu keadaan stabil sehingga kurang stabil.
3. Termometer Tanah Tipe Bengkok
Alat ini digunakan untuk mengukur suhu di dalam tanah pada kedalaman 20 cm dari
permukaan. Alat ini mempunyai sensor yang sensitif terhadap suhu yang terletak di ujung
reservoir yang sengaja dibuat membengkok sehingga saat termometer di masukkan ke dalam
tanah maka reservoir akan menerima suhu yang ada disekitarnya yang kemudian besar suhu
dalam tanah akan diketahui melalui skala yang ditunjukkan oleh air raksa.
Kelebihantermometer tanah tipe bengkok, yaitu :
Dapat mengukur suhu tanah lebih dalam dibandingkan dengan termometer selubung kayu dan
termometer permukaan tanah.
Dibuat bengkok sehingga mempermudah pengamatan.
Kekurangantermometer tanah tipe bengkok, yaitu:
Tanah yang diukur harus dibor terlebih dahulu.
Terbuat dari bahan yang mudah pecah tanpa pelindung dari bahan yang lebih kuat.
4. Termometer Tanah Tipe Symons
Alat ini digunakan untuk mengukur suhu di dalam tanah pada kedalaman 50 cm dari
permukaan. Alat ini mempunyai sensor yang sensitif terhadap suhu yang terletak di ujung
reservoir sehingga saat termometer dimasukkan ke dalam tanah maka reservoir akanmenerima
suhu yang ada disekitarnya yang kemudian besar suhu dalam tanah akan diketahui melalui
skala yang ditunjukkan oleh air raksa. Kelebihan alat ini adalah dapat mengukur suhu tanah
lebih dalam dibandingkan alat lain sedangkan kekurangannya adalah pembaca skala harus
cermat, harus menuggu 1020 menit untuk mengukur suhu.
5. Stick termometer (jeluk 100 cm)
Alat ini digunakan untuk mengukur suhu di dalam tanah pada kedalaman 100 cm dari
permukaan. Alat ini berbentuk seperti paku yang panjang, dimana ujungnya runcing. Ujung
yang runcing ini bertujuan untuk memudahkan memecah tanah saat alat dimasukkan ke dalam
tanah yang akan di ukur suhunya. Termometer ini mempunyai sensor yang sensitif terhadap
suhu yang terletak di ujungnya yang runcing sehingga saat termometer dimasukkan ke dalam
tanah maka reservoir akan menerima suhu yang ada disekitarnya yang kemudian besar suhu
dalam tanah akan diketahui melalui skala yang ditunjukkan oleh jarum.
Kelebihan stick termometer yaitu :
Suhu tanah yang diamati lebih dalam dibandingkan dengan alat lain.
Sudah dilengkapi alat seperti bor sehingga tidak perlu mengebor dengan alat lain.
Kekuranganstick termometer yaitu:
Waktu pengamatan lebih lama karena harus menuggu jarum konstan untuk membaca
termometer.
6. Termometer maksimum dan minimum tanah
Termometer ini menggunakan pengindera yang berupa suatu logam tipis dan lentur
yang berisi alkohol yang disebut sebagai tabung Bourdon. Tabung Bourdon ini apabila terjadi
pemuaian akan menegang dan akan menggerakkan jarum penunujuk skala. Nilai pemuaian
pada tabung Bourdan pada umumnya lebih tinggi daripada dwi logam. Kelebihan alat ini
adalah dapat mengukur suhu maksimum dan minimum tanah sekaligus, tanah yang diukur
relative dalam dengan kedalaman lebih dari 20 cm, dan memiliki ketelitian cukup tinggi
dibandingkan alat lain. Kekurangan alat ini adalah memerlukan bantuan alat lain dalam
pengamatan.
G. Alat Pengukur Panjang Penyinaran
1. Solarimeter tipe Jordan
Alat ini digunakan untuk mengukur lamanya penyinaran surya (jam). Berdasarkan
reaksi fotokimia, sinar matahari yang masuk bereaksi dengan Kalium ferosianida yang
terlapis pada kertas pias dalam tabung silinder. Garam fero teroksidasi, sehingga terbentuk
noda bisa dicuci dengan akuades. Panjang noda terbentuk merupakan panjang penyinaran
aktual. Alat dipasang di tempat terbuka, tidak ada halangan ke arah Timur - Barat. Terdiri dari
2 buah tabung lingkaran bertutup dengan celah untuk sinar masuk.
KelebihanSolarimeter tipe Jordan :
Curah hujan yang masuk pada silinder setengah lingkaran terhambat oleh pelindung celah
sehingga kurang mempengaruhi pengukuran.
Kemiringan alat ini mempengaruhi sinar yang mengenai alat, sehingga data cukup valid.
KekuranganSolarimeter tipe Jordan :
Membutuhkan tempat yang tinggi sehingga tidak bisa diletakkan disembarang tempat.
Kertas pias kurang praktis karena harus diisi kalium ferrosianida sehingga pengamatan
harus terlebih dahulu dicuci dengan aquades.
Kurang efektif karena kita harus mengusahakan agar arah angin selalu dari belakang alat.
Tidak peka terhadap radiasi baru.
2. Solarimeter tipe Combell-Stokes
Solarimeter tipe Combell-Stokes merupakan alat yang digunakan untuk mengukur panjang
penyinaran matahari.Solarimeter tipe Combell-Stokes ini lebih teliti apabila dibandingkan dengan
solarimeter tipe Jordan. Pada solarimeter tipe Combell-Stokes, sinar matahari yang datang akan ditangkap
lensa dan kemudian difokuskan pada kertas pias dan membakar kertas pias tersebut membentuk jalur
berlubang sempit. Gerakan matahari akan berubah fokus sepanjang hari dan jalur lubang sempit dapat
diukur dalam satuan jam matahari yang bersinar terang sebagai panjang penyinaran aktual. Ada tiga
macam kertas pias yang digunakan untuk pengamatan panjang panjang penyinaran menggunakan
solarimeter tipe Combell-Stokes yaitu, bengkok panjang,bengkok pendek, bengkok lurus.Bengkok
dikaitkan dengan posisi matahari dititik balik utara/selatan katulistiwa dan panjang/pendek dikaitkan
dengan musim kemarau/hujan.
Solarimeter tipe Combell-Stokes memiliki beberapa kelebihan, yaitu :
Dapat mengetahui cahaya matahari yang datang konstan atau tidak.
Lebih praktis sebab penyerapan kertas piasnya lebih mudah dan cepat sehingga mudah untuk
pengamatan.
Praktis.
Beberapa kekurangan alat Solarimeter tipe Combell-Stokes :
Membutuhkan tempat yang tinggi sehingga tidak bisa diletakkan disembarang tempat.
Pemasangan harus tepat pada lintang tempat yang akan diukur panjang penyinarannya.
Kurang hemat karena membutuhkan kertas pias.
Tidak peka terhadap radiasi baru.
Posisi kertas pias harus diubah sesuai dengan musim.

H. Alat Pengukur Intensitas Penyinaran Matahari


Alat ukur yang digunakan adalah aktinograf dwi logam. Alat ini mempunyai kelemahan yaitu hanya
merekam intensitas radiasi gelombang pendek matahari total, memerlukan kalibrasi secara periodik
setiap 6 bulan dan perlu mengganti sensor setelah digunakan beberapa tahun. Sensor yang digunakan
terdiri dari bimetal yang berwarna putih & hitam. Pencatatan dengan aktinograf mengalami
keterlambatan kurang lebih 5 menit dengan kesalahan kurang lebih 10-15 %.
I. Alat Pengukuran Kecepatan Angin
1. Cup Anemometer
Cup anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin rerata pada
pengamatan periode harian. Cup anemometer mempunyai bentuk seperti mangkok kecil. Mangkok angin
ini digerakkan oleh rotor sehingga perubahan nilai yang ditunjukkan oleh counter selama satu periode
pengamatan dapat terpantau.
KelebihanCup anemometer:
Dapat menerima arah angin dari arah manapun.
Dapat diketahui arah angin harian.
Perhitungan hasil dilakukan dengan mudah.
KekuranganCup anemometer:
Membutuhkan tempat yang tinggi sehingga tidak bisa diletakkan disembarang tempat.
Memiliki jarak yang jauh dari benda benda di sekitarnya.
Kecepatan diketahui setelah melakukan perhitungan.
2. Hand Anemometer
Hand anemometer merupakan alat pengukur kecepatan angin sesaat yang bersifat
portabel. Alat ini dilengkapi dengan skala Beaufort, yaitu skala kasar kecepatan angin sesaat
yang dapat diduga dari gejala alam. Alat ini memiliki kelebihan-kelebihan, yaitu mudah
dibawa karena bersifat portable, mudah diamati, ketelitian alatnya tinggi, dan hasil perhitungan
mudah didapat. Kekurangannya adalah hanya dapat mengukur kecepatan angin sesaat.
3. Biram Anemometer
Biram anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin rerata pada
pengamatan periode pendek.Sensor biram anemometer mempunyai bentuk seperti kipas yang melingkar
dan hasil dari pengukuran kecepatan angin mempunysi satuan m/detik.Kelebihan alat ini yaitu mudah
dibawa karena bersifat portable, mudah diamati, hasil perhitungan mudah didapat dan kekurangannya
adalah hanya untuk mengukur kecepatan angin pada periode pendek dan kurang efisien karena kita
harus mengusahakan agar arah angin selalu berasal dari belakang alat. Sehingga kita harus berusaha
menempatkan alat secara benar (tidak otomatis), karena angin angin dari belakang akan menggerakkan
baling baling sehingga kecepatan angin dapat diukur

J. Alat Pengukur Evaporasi


1. Piche Evaporimeter
Piche evaporimeter ini merupakan alat yang
berfungsi untuk mengukur banyaknyapenguapan dari permukaan basah (kertasfilter). Alat
ini terdiri dari tabung gelas yang berskala0 sampai 30cc dengan pembagian skala 0.1cc, pada
salah satu ujung
tabung yang terbukadiberi jepitan logam dan tabung gela sini diisi air destilasi, antara tabun
g gelas dan jepitan logam disisipkan kertas filter dengan diameter3cm.
Alat piche ini digantung secara vertikal,dan penempatannya digabungdengan ke ssner
evaporimeter pada sangkar meteorology dengan posisi ujung tabung yang tertutup kertas filter di
bagian bawah. Setelah kertas filter basah semua baru dibaca skala sebagai skala awal . Jika terjadi
penguapan, air dalam tabung akan berkurang sehingga permukaan air dalam tabung akan turun, pada
waktu pengamatan dibaca skala (misal x) maka penguapan (x y) cc. Waktu untuk pengamatan biasanya
ada 3, yaitu pengamatan I, II, dan III, dimana pengamatan I pada jam07.30, pengamatan II pada13.30 dan
pengamatan ke III pada pukul17.30.
KelebihanPiche evaporimeter ini, yaitu :
Lebih praktis dalam pengamatan dan pemasangan
Ketelitian lebih tinggi
Pengamatan dilakukan setiap hari
KekuranganPiche evaporimeter ini, yaitu :
Akan lebih efisien apabila dipasang dalam sangkar meteo
Tidak bisa diwakili strata permukaan alamiah secara baik karena ukuran sensor sangat kecil
dan mudah terganggu kotoran dan jamur
2. Panci Evaporasi kelasA
Panci evaporasi kelas A berbentuk seperti bak dengan permukaan bulat berdiameter
120,7 cm dan tinggi 25 cm. Alat ini diletakkan di atas kerangka kayu bercat putih dengan
rongga yang cukup pada bagian bawahnya. Bak selalu terisi air bersih setinggi 20 cm (sejajar
dengan ujung paku penunjuk yang terdapat di dalam tabung peredam riak).
Pada dasarnya panci evaporasi kelas A akan menunjukkan nilai penguapan dari suatu
genangan air bersih di atmosfer terbuka. Pengamatan dilakukan secara rutin pada waktu yang
telah ditentukan.Nilai penguapan dapat dihitung dengan mengaitkan beberapa millimeter
jumlah curah hujan yang terjadi.Penggunaaan alat evaporimeter dimaksudkan agar mampu
mengikuti perubahan cuaca terutama radiasi matahari setiap hari.Pada keadaan khusus sering
digunakan evaporimeter yang berukuran relative kecil, biasanya ditempatkan dalam sangkar
cuaca sebagai evaporigraf.Alat ini jarang dipakai untuk tujuan penelitian atau pengamatan
unsur cuaca yang dilaksanakan secara rutin.
Pengukuran dilakukan dengan memperhatikan keseimbangan permukaan air terhadap
ujung paku dalam tabung perendam riak (StillWallCylinde).Tabung ini berukuran setinggi 30
cm dan berdiameter 10 cm serta terdapat celah sempit pada bagian bawahnya. Cara perhitungan
selalu dikaitkan dengan data curah hujan yang terjadi, dengan cara menambah atau mengurangi
beberapa volume air agar permukaan air selalu tetap seimbang dengan ujung paku penunjuk
(fixedpointgauge). Dalam ukuran bak tersebut tinggi air adalah 0,875 mm setara dengan
volume air 1000 ml.
Kelebihan Panci evaporasi kelas A ini adalah ketelitian alatnya tinggi, dapat mengukur
besarnya evaporasi setiap hari, dan dapat mengukur besarnya evaporasi walaupun hujan.
Sedangkan kekurangannya, antara lain :
Hanya akan efisien bila air dalam panic benar benar bersih
Apabila terjadi hujan lebat maka air dalam panic akan penuh dan tumpah sehingga sulit untuk
menghitung besarnya penguapan
Kurang praktis karena harus memperhitungkan curah hujan yang ada setiap hari

K. Automatic Weather Station (AWS)


AWS (Automatic Weather Station) Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
tekanan, curah hujan, suhu, kelembaban, arah dan kecepatan angin serta radiasi matahari setiap
jam, menit maupun detik secara otomatis.Alat ini dibuat dengan sensor yang lengkap dan
sebuah kotak akuisisi data yang berfungsi untuk penyimpan data disebut dengan logger.AWS
(Automatic Weather Station) ini umumnya dilengkapi dengan sensor, RTU (Remote
Terminal Unit), Komputer, unit LED Display dan bagian-bagian lainnya. Sensor-sensor
yang digunakan meliputi sensor temperatur, arah dan kecepatan angin, kelembaban, presipitasi,
tekanan udara, pyranometer, net radiometer.RTU (Remote Terminal Unit) terdiri atas
data logger dan backup power, yang berfungsi sebagai terminal pengumpulan data cuaca
dari sensor tersebut dan di transmisikan ke unit pengumpulan data pada komputer. Masing-
masing parameter cuaca dapat ditampilkan melalui LED (Light Emiting Diode) Display,
sehingga para pengguna dapat mengamati cuaca saat itu (present weather ) dengan mudah.
KelebihanAWS (Automatic Weather Station) ini adalah pengamatan lebih mudah
karena serba otomatis, pekerjaan jadi lebih mudah dan ringan. Kekurangannya bila salah satu
alat atau komponen rusak bisa menggangu kinerja yang lain. Hal ini disebabkan kinerja berapa
alat meteorologi diatur oleh suatu sistem komputer yang bisa tak berfungsi bila salah satu alat
rusak.
Stasiun meteorologi memiliki pengertian suatu tempat yang mengadakan pengamatan secara
terus-menerus mengenai keadaan fisik dan lingkunngan (atmosfer) dan keadaan biologi lainnya. Jika
dibandingkan, stasiun meteorologi di negara-negara maju (negara di benua Eropa, Amerika Serikat, Jepang
dll), memiliki alat-alat yang canggih yang memberikan informasi tentang keadaan iklim, cuaca dan keadaan
langit lebih cepat & aktual& dapat dioperasikan selama 24 jam sedangkan stasiun meteorologi di negara-
negara berkembang, dalam pengoperasiaanya stasiun meteorologi cuaca dan terlambatnya dalam
menanggulangi bencana alam yang terjadi. Biasanya di negara-negara berkembang stasiun
meteorologi dimiliki oleh setiap wilayah / propinsi. Hal ini dikarenakan keterbatasan dana yang dimiliki
oleh negara berkembang. Di Indonesia stasiun meteorologi kebanyakan masih menggunakan alat-alat
yang bersifat analog dan bentuk informasi visualnya biasanya masih mengandalkan foto udara yang hanya
menyajikan data foto-foto penampakan luar keadaan meteorlogi suatu daerah dan pengukuranya dengan
menggunakan tenaga manusia guna mensurvei keadaan tanah, vegetasi & lain-lainnya. Sedangkan di
negara-negara maju mereka menggunakan foto satelit berwarna yang kemudian datanya diolah komputer
dan diedarkan ke stasiun meteorologi daerah-daerah lainnya yang terletak pada satu daerah iklim. Adapun
kelebihan dan kekuranganya yang dimiliki oleh stasiun meteorologi kedua negara tersebut antara lain,
kecermatan dan kelengkapan data lebih jelas dan dapat dipertanggung jawabkan. Kekurangan yang
dimiliki adalah membutuhkan waktu lama untuk mengetahui informasi tentang meteorologi cuaca.
Kelebihan yang terdapat pada stasiun meteorologi di negara maju adalah informasi dapat dengan cepat &
kelengkapan data lebih lengkap. Namun adapun kekuranganya yaitu ketepatan, kecermatan dan
kelengkapan data tidak dapat dipertanggung jawabkan karena satelit hanya melihat penampakan luar
daerah sehingga keakuratan data tentang keadaan tanah dan keadaan vegetasi suatu daerah belum dapat
dipertanggung jawabkan sepenuhnya.

V. KESIMPULAN
1. Alat yang menghasilkan data matang adalah ombrograf, ombrometer, higrograf, termometer biasa,
termometer maksimum, termometer maksimum minimum Six- Bellani, termohigrometer, termohigrograf,
termometer permukaan tanah, termometer tanah tipe bengkok, termometer tanah tipe Simons, stik
termometer, termometer tanah maksimum minimum, hand anemometer, panci evaporasi kelas A, dan
termometer maksimum-minimum permukaan air.
2. Alat yang menghasilkan data mentah adalah psikrometer sangkar, sling psikrometer, psikrometer tipe
Assman, termometer selubung kayu, solarimeter tipe Jordan, solarimeter tipe Combell-Stokes,aktinograf
dwi logam, cup anemometer, biram anemometer, piche evaporimeter.
3. Prinsip kerja
Ombrometer Type Observatorium: penampungan curah hujan
Ombrograf: system pelampung
Psikometer sangkar: berdasarkan hokum termodinamika
Sling psikometer, psikometer tipe Assmann, dan psikometer sangkar: berdasarkan hokum
termodinamika
Termometer biasa, termometer maksimum-minimum air, termometer permukaan tanah,
termometer tanah selubung kayu, termometer tanah tipe bengkok, termometer tanah tipe
Symons,stick termometer (bertekanan pada tabung bejana)termometer maksimum-minimum
tanah(pada tabung Bourdan), Termometer maksimum udara(dimodifikasi dengan adanya
penyempitan pipa kapiler), Termometer minimum udara (yang dimodifikasi dengan adanya
indeks), Termometer maksimum minimum Six Bellani: muai ruang zat cair (alcohol dan air
raksa): muai ruang zat cair
Termohigrometer dan termohigrograf: termometer muai dwi logam dan hygrometer
higroskopis rambut
Solarimeter tipe Jordan: reaksi foto khemis
Solarimeter tipe Compbell-Stokes: pemfokusan sinar matahari
Aktinograf Dwi Logam: beda muai logam hitam dan putih
Cup Anemometer: system mekanik (gir)
Hand anemometer: system GGL induksi
Biram anemometer: mengukur kecepatan angin
Piche evaporimeter: pengukuran selisih tinggi permukaan angin
Panci evaporasi kelas A: mengukur selisih tinggi permukaan air
AWS (Automatic Weather station:mengumpulkan data parameter cuaca otomatis melalui
sensor melalui jaringan GPRS)

DAFTAR PUSTAKA

Budairi,A. 2010. Alat-alat meteorologi. < http://www.budairi.com/2010/12/pengenalan-alat-alat-


meteorologi.html#ixzz2kQ9XRcim>. Diakses pada tanggal 12 November 2013.

Hakim, A. R., Litasari, dan Djuniadi. 2009. Alat Ukur Kecepatan dan Arah Angin Berbasis
Komputer.Jurnal Teknik Elektro Vol.1 No.1: Hal 30-37

Pasaribu, H., A. Mulyadi, S. Tarumun. 2012. Neraca air di Perkebunan Kelapa Sawit di PPKS sub
unit Kalianta Kabun Riau.Jurnal Ilmu Lingkungan:6 (2): Hal 22-25

Prasada Rao, G. S. L. H. V. 2008. Agricultural Meteorologi.Prentice-Hall of India, New Delhi.


Rusbiantoro, D. 2008. Global Warming for Beginner. O2. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai