PENDAHULUAN
Pada proses pengamatan keadaan amosfer kita ini, digunakan beberapa alat. Sebelum
ditemukan satelit meteorologi, satu-satunya cara untuk mendapatkan gambaran menyeluruh
mengenai keadaan atmosfer adalah dengan memasukkan keadaan yang diamati pada stasiun
cuaca di seluruh dunia ke dalam peta cuaca (Neiburger, 1982) Pada pengamatan keadaan
atmosfer kita di stasiun cuaca atau stasiun meteorologi digunakan beberapa alat yang
mempunyai sifat-sifat yang hampir sama dengan alat-alat ilmiah lainnya yang digunakan
untuk penelitian di dalam laboratorium, misalnya bersifat peka dan teliti. Perbedaannya
terletak pada penempatannya dan para pemakainya. Alat-alat laboratorium umumnya dipakai
pada ruang tertutup, terlindung dari hujan dan debu-debu, angin dan lain sebagainya serta
digunakan oleh observer.
Adapun alat-alat meteorologi yang ada di Stasiun Meteorologi Pertanian diantaranya
alat pengukur curah hujan (Ombrometer), Alat pengukur kelembaban relatif udara
(Hygrometer), alat pengukur suhu udara (Termometer Biasa, Termometer Maksimum,
Termometer Minimum, dan Termometer Maximum-Minimumalat pengukur suhu air
(Termometer Maksimum-Minimum Permukaan Air), alat pengukur panjang penyinaran
matahari (Solarimeter tipe Combell Stokes), alat pengukur suhu tanah (Termometer Tanah),
dan alat pengukur kecepatan angin (Anemometer) dan masih banyak yang lainnya
(Prawirowardoyo,1996).
Prakiraan cuaca baik harian maupun prakiraan musim, mempunyai arti penting dan
banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian. Prakiraan cuaca 24 jam yang dilakukan oleh
BMG, mempunyai arti dalam kegiatan harian misalnya untuk pelaksanaan pemupukan dan
pemberantasan hama. Misalnya pemupukan dan penyemprotan hama perlu dilakukan pada
pagi hari atau ditunda jika menurut prakiraan sore hari akan hujan lebat. Prakiraan permulaan
musim hujan mempunyai arti penting dalam menentukan saat tanam di suatu wilayah. Jadi,
bidang pertanian ini memanfaatkan informasi tentang cuaca dan iklim mulai dari perencanaan
sampai dengan pelaksanaannya (Setiawan, 2003).
BAB III
METODOLOGI
3.2.1 Bahan
1. Pensil/Bolpen
2. Kertas
3.2.2 Alat
1. Camble Stokes
2. Aktinograph
3. Thermohygrograph
4. Penakar Hujan
5. Evaporimeter Open Pan
6. Anemometer
7. Kertas Pias
8. Sangkar Cuaca
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Camble Stokes
2. Aktinograph
Fungsi : alat pengukur intensitas radiasi matahari total yang mencatat sendiri berapa
intensitas radiasi matahari yang dipancarkan
Prinsip kerja : beda muai logam hitam dan putih
Cara kerja : Lempeng logam warna hitam berfungsi untuk menyerap radiasi matahari
karena lempeng logam berwarna hitam dapat bereaksi terhadap radiasi matahari.
Karena dapat menyerap radiasi matahari maka logam warna hitam suhunya lebih
tinggi daripada lempeng warna putih. Lempeng putih memantulkan radiasi sehingga
lempeng logam putih hanya terpengaruh oleh suhu udara. Perbedaan suhu antara
logam bimetal dapat menyebabkan pergerakan pada pencatat karena pergerakan pena
pencatat yang terdapat pada pencatat menggoreskan tintanya pada silinder kertas
grafik dan fungsi dari lembar kaca pyrex yang berbentuk setengah lingkaran adalah
sebagai rumah kaca yaitu menyerap gelombang pendek yang dapat diterima oleh
lempeng logam warna hitam sehingga terjadilah reaksi tersebut.
3. Thermohygrograph
4. Penakar Hujan
Fungsi : mengukur jumlah curah hujan selama 24 jam
Cara Kerja : jika terjadi hujanm maka air hujan akan masuk dan menaikkan
pelampung, lalu tinta akan naik dan menulis diatas kertas pias sesuai hujan yang
diterima.
6. Anemometer
Fungsi : mengukur arah dan kecepatan angin dekat permukaan
Cara Kerja : ketika sinar laser memantulkan ke balok kemudian ketika mengenai
balok maka sinar laser akan kembali dipantulkan. Pada saat dipantulkan jika ada
pergeseran partikel maka akan dapat mengukur kecepatan angin.
7. Kertas Pias
8. Sangkar Cuaca
Fungsi : bangunan berbentuk rumah yang terbuat dari kayu yang berfungsi untuk
menyimpan alat termohygrograph, Thermometer bola kering dan Thermometer bola basah.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan