Disusun oleh :
Rizki Nurmalasari
135040118133007
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
KEDIRI
2015
BAB I
PENDAHULUAN
3.1 BMKG
3.1.1 Deskripsi BMKG
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (disingkat
BMKG), sebelumnya bernama Badan Meteorologi dan Geofisika
(disingkat BMG) adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen Indonesia
yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
meteorologi,klimatologi, dan geofisika. Sejarah pengamatan meteorologi
dan geofisika di Indonesia dimulai pada tahun 1841 diawali dengan
pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh Dr. Onnen, Kepala
Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya berkembang sesuai
dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan cuaca dan geofisika.
Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh
Pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah
dengan namaMagnetisch en Meteorologisch Observatorium
(Observatorium Magnetik dan Meteorologi) yang dipimpin oleh Dr.
Bergsma. Pada masa pendudukan Jepang antara tahun 1942 sampai dengan
1945, nama instansi meteorologi dan geofisika tersebut diganti menjadi
Kisho Kauso Kusho. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada
tahun 1945, instansi tersebut dipecah menjadi dua yakni:
Biro Meteorologi yang berada di lingkungan Markas Tertinggi
Tentara Rakyat Indonesia, Yogyakarta, khusus untuk melayani
kepentingan Angkatan Udara. Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang
berada di Jakarta dibawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga.
Pada tanggal 21 Juli 1947, Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil
alih oleh Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi
Meteorologisch en Geofisiche Dienst. Sementara itu, ada juga Jawatan
Meteorologi dan Geofisika yang dipertahankan oleh Pemerintah Republik
Indonesia yang berkedudukan di Jalan Gondangdia, Jakarta. Pada tahun
1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik Indonesia dari
Belanda, Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah menjadi Jawatan
Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan dan
Pekerjaan Umum. Selanjutnya pada tahun 1950, Indonesia secara resmi
masuk sebagai anggota Organisasi Meteorologi Dunia (World
Meteorological Organization atau WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi
dan Geofisika menjadi Permanent Representative of Indonesia with WMO.
Pada tahun 1955, Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah
namanya menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika dibawah
Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan
menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen
Perhubungan Udara. Namun 10 tahun kemudian diubah lagi menjadi
Direktorat Meteorologi dan Geofisika.
Pada tahun 1972, Direktorat Meteorologi dan Geofisika diganti
namanya menjadi Pusat Meteorologi dan Geofisika, suatu instansi
setingkat eselon II di bawah Departemen Perhubungan, yang pada tahun
1980 statusnya dinaikkan menjadi suatu instansi setingkat eselon I dengan
nama Badan Meteorologi dan Geofisika, dengan kedudukan tetap berada
dibawah Departemen Perhubungan. Pada tahun 2002, melalui Keputusan
Presiden RI Nomor 46 dan 48 tahun 2002, struktur organisasinya diubah
menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) dengan nama
tetap Badan Meteorologi dan Geofisika.
Terakhir, melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008, BMG
berganti nama menjadi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
dengan status tetap sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen
(BMKG, 2014).
3.1.2 Tugas dari BMKG
Tugas dari BMKG : Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyelenggarakan fungsi :
a) Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
b) Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika.
c) Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika.
d) Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan data
dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
e) Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika.
f) Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat
berkenaan dengan perubahan iklim.
g) Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak
terkait serta masyarakat berkenaan dengan bencana karena factor
meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
h) Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi, klimatologi,
dan geofisika.
i) Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
j) Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi, dan
jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
k) Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan
komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
l) Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen
pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
m) Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi, klimatologi,
dan geofisika.
n) Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika.
o) Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di lingkungan
BMKG.
p) Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
BMKG.
q) Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG;
r) Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BMKG dikoordinasikan oleh
Menteri yang bertanggung jawab di bidang perhubungan (BMKG, 2014).
3.1.3 Definisi Taman Alat
Taman alat ialah sebidang tanah atau hamparan suatu lahan pada
tempat tertentu, dimana pada lahan tersebut merupakan tempat alat-alat
pengukur unsur cuaca dipasang (Tim Dosen Klimatologi, 2013)
3.1.4 Persyaratan Tata Letak Taman Alat
Persyaratan dasar yang harus dipenuhi untuk pembuatan taman alat
ialah:
1. Berada di permukaan tanah datar, rata dan sepenuhnya tertutup rumput
pendek yang terpelihara dengan baik. Taman alat hendaknya tidak
diletakkan di atas permukaan berbatu atau berpasir.
2. Diletakkan di tengah-tengah daerah terbuka, jauh dari pepohonan dan
gedung
3. Cukup luas dan masing-masing alat tersusun dengan baik, sehingga
tidak saling menghalangi.
4. Diberi pagar kawat setinggi kira-kira 1 – 2 meter.
5. Pintu masuk disebelah utara atau selatan dan terkunci baik Modul
Praktikum Klimatologi 4 Luas taman alat tergantung jumlah dan macam
alat.
Menurut WMO untuk pemasangan alat yang terdiri dari pengukur
suhu udara dan kelembaban udara saja, memerlukan sebidang tanah
berukuran paling sempit yaitu 9 x 6 meter. Adapun untuk sebuah stasiun
klimatologi pertanian yang lengkap dibutuhkan daerah terbuka yang
berukuran paling sempit 10 x 10 meter (Doorenbas, 1976).
3.2 Radiasi Matahari
3.2.1 Definsi Radiasi Matahari
Radiasi matahari merupakan unsure iklim/cuaca utama yang akan
mempengaruhi keadaan unsure iklim/cuaca lainnya. Perbedaan penerimaan
radiasi dipermukaan bumi akan menciptakan pola angin yang selanjutnya
akan berpengaruh terhadap kondisi curah hujan, suhu udara,
kelembabannisbiudara, dan lain-lain. Pengendali iklim suatu wilayah akan
sangat berbeda dari pengendali iklim di bumi secara menyeluruh (Handoko,
1994)
3.2.2 Macam-Macam Alat Pengukur Radiasi Matahari Dan Beserta
Cara Kerjanya.
Alat-alat pengukur radisai matahari ada Solarymeter, dalam
solarymeter ini menggunakan 2 kertas pias, yaiut kertas pias tipe campbell
stokes dan kertas pias tipe jordan ada Actinograph :
A. Solarymeter tipe Campbel stokes
Digunakan untuk mengukur lama matahari bersinar. Data yang
dihasilkan dinyatakan dalam satuan jam atau persen (%).
Bagian-bagian alat :
a) Lensa bola kaca pejal, r = 7,3 cm
b) Busur pemegang bola kaca pejal
c) Sekrup pengunci kedudukan lensa
d) Sekrup pengatur kemiringan
e) Mangkuk tempat kertas pias
Cara Kerja :
Sinar yang datang difokuskan pada bola kristal yang dibawahnya
ada kertas pias, jika sinar terfokus akan membuat/menimbulkan geresan
hitam pada kertas hitam. Goresan ini yang digunakan yang digunakan untuk
mengukur intensitas sinar matahari, ini dilakukan setiap hari. Pias combell-
stokes tidak akan terbakar jika radiasi matahari minimum belum tercapai
(kira-kira 0,2 sampai (n) cm-2 menit-1).
B. Solarymeter Tipe Jordan
Digunakan untuk mengukur lamanya penyinaran surya per jam.
Prinsip kerja alat ini adalah pembakaran pias.
Bagian-bagian Alat :
a) Cela sinar,
b) silinder Jordan,
c) tutup silinder Jordan
d) pengatur inklinasi (kemiringan)
e) dasar alat
f) kaki penyangga.
Cara kerja :
Berkas sinar yang masuk akan bereaksi dengan kalium Fero sianida
atau Ferro amonim sitrat yang sebelumnya telah dioleskan pada kertas
pias.Garam pero akan beroksidasi sehingga membentuk noda apabila kertas
pias kita cuci dengan aquades. Dari panjang noda yang terbentuk akan dapat
diukur panjang penyinaran aktual.
C. Actinograph
Actinograph adalah alat untuk mengukur total intensitas dari radiasi
matahari langsung. Maksud dari pengukuran intensitas radiasi matahari ini
adalah untuk mengetahui total intensitas radiasi yang jatuh pada permukaan
bumi baik yang langsung maupun yang dibaurkan oleh atmosfer.
Bagian-bagian alat :
a) Sensor, yang terdiri dari masing-masing 2 strip bimetal yang bercat
hitam dan putih
b) Glass dome (bulatan bola gelas), mentransmisikan 90% energi
elektromagnetik
c) Plat pengatur bimetal
d) Mekanik pembesar
e) Tangkai dan pena pencatat
f) Drum clock / silinder berputar yang dilengkapi dengan kertas pias
g) Pengatur atau perata-rata air
h) Kontainer silica gel, menyerap uap air agar tidak terjadi kondensasi
pada permukaan glassdome
i) Bagian dasar
j) Penutup atau cover
Cara Kerja :
Berperekam atau otomatis mengukur setiap saat pada siang hari
radiasi surya yang jatuh ke alat. Sensor atau yang peka bila kena sinar surya
terdiri atas bimetal (dwilogam) berwarna hitam mudah menyerap radiasi
surya. Panas karena radiasi yang diserap ini membuat bimetal melengkung.
Besarnya lengkungan sebanding radiasi yang diterima sensor. Lengkungan
ini disampaikan secara mekanis ke jarum penulis di atas pias yang berputar
menurut waktu. Hasil rekaman sehari ini berbentuk grafik. Luas
grafik/integral dari grafik sebanding dengan jumlah radiasi surya yang
ditangkap oleh sensor selama sehari (Kurniawan, 2002).
3.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Radiasi Matahari
1.Jarak matahari.
Semakin jauh jarak bumi terhadap matahari → semakin rendah
jumlah radiasi matahari yg sampai di PB
2. Sudut datang radiasi matahari
Besar kecilnya sudut datang sinar matahari pd PB. Jumlah yg
diterima berbanding lurus dg sudut datang. Sinar dengan sudut datang yg
miring kurang memberikan energi pd PB disebabkan karena energinya
tersebar pd permukaan yg luas dan juga karena sinar tersebut harus
menempuh lap ATM yg > jauh dibanding jika sinar dg sudut datang yg ┴.
3. Panjang hari (sun duration)
Semakin panjang panjang hari → semakin banyak jumlah radiasi
matahari yang sampai di PB
4. Pengaruh Atmosfer
Sinar yang melalui atmosfer sebagian akan diadsorbsi oleh gas-gas,
debu dan uap air, dipantulkan kembali, dipancarkan dan sisanya diteruskan
ke PB (Herlina, 2015).
3.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Alat Pengukur Unsur Radiasi
Matahari
Berikut adalah tabel kelebihan dan kekurangan alat-alat pengukur
unsur radiasi matahari yang telah dibahas diatas:
Nama Alat Ukur Kelebihan Kekurangan
Solarimeter Type a. Dapat menyesuaikan letak a. Kertas pias yang dipasang harus
Compbell-Stokes kedudukan matahari pada saat tepat agar cahaya matahari dapat
alat dipasang dengan tepat jatuh ke kertas tersebut.
menggunakan kertas pias yang b. Mengganti kertas pias setelah
bentuknya berbeda-beda. terbakar bila ingin mengukur lama
b. Tidak peka terhadap radiasi penyinaran matahari pada hari
baru. selanjutnya. Jadi dinilai kurang
praktis.
c. Alat ini harus diletakkan di tempat
terbuka dan tempat yang banyak
mengenai cahaya matahari.
Solarimeter Type Jordan a. Langsung dapat diketahui a. Harus diperhatikan standar dari
besarannya. kepekaan baku terhadap sinar
b. Dapat diatur pengatur ditentukan oleh ketelitian penyiapan
kemiringannya tergantung letak kertas pias.
tempat pengamatan yang b. Pengamatan atau pencatatan data
berdasarkan datangnya sinar tidak boleh ditunda
matahari di tempat pengamatan. c. Penyimpanan alat ini harus rapat.
d. Kurang praktis.
Aktinograf a. Pencatat data otomatis a. Alat ini perlu dikalibrasi secara
tercatat pada kertas grafik. periodic selama 6 bulan sekali
b. Kedap terhadap radiasi dengan menggunakan piranometer.
gelombang panjang dan hanya b. Pencatatan mengalami kelambanan
mengukur radiasi gelombang sekitar 5 menit dengan nilai
pendek. kesalahan sekitar 10-15%.
(Herlina, 2015)
3.3 Suhu
3.3.1 Definisi Suhu
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk
mengukur suhu udara atau derajat panas disebut thermometer. Biasanya
pengukur dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit
(F). Suhu udara tertinggi simuka bumi adalah didaerah tropis (sekitar
ekoator) dan makin ke kutub semakin dingin. Di lain pihak, pada waktu
kita mendaki gunung, suhu udara terasa terasa dingin jika ketinggian
semakin bertambah. Kita sudah mengetahui bahwa tiap kenaikan
bertambah 100 meter maka suhu akan berkurang (turun) rata-rata 0,6 ˚C.
Penurunan suhu semacam ini disebut gradient temperatur vertikal atau
lapse rate. Pada udara kering, lapse rate adalah 1 ˚C (Lakitan, 1997)
3.3.2 Macam-Macam Alat Pengukur Suhu Dan Beserta Cara
Kerjanya
Alat pengukur suhu udara ada 4 macam antara lain :
Termometer bola kering
Termometer bola basah
Termometer maksimum
Termometer minimum
Alat pengukur suhu udara dipengaruhi langsung oleh matahari
Oleh Karena itu alat-alat tersebut harus ditempatakan pada tempat tertentu
yaitu pada sangkar meteorology.
a. Termometer bola kering
Alat ini berfungsi untuk mengukur kelembaban udara. Pada
prinsipnya alat ini hampir sama dengan thermometer bola basah yang
membedakan hanya pada cara kerjanya. Alat ini bekerja melalui proses
pemuatan. Jika suhu naik, air raksa dalam pipa kapiler akan memuai dan
bergerak naik.
Cara Kerja :
Tabung air raksa dibiarkan kering sehingga akan mengukur suhu
udara sebenarnya.
b. Termometer bola basah
Alat ini berfungsi untuk mengukur suhu udara. Pada saaat
pengukuran alat ini dipasang berdampingan dengan bola kering pada
tiang statis.
Termometer ini terdiri dari tabung gelas yang didalamnya
terdapat pipa kapiler. Pada ujung yang lain dihubungkan dengan air yang
ada pada bak (dihubungkan dengan kain muslin dan baik air
dihubungkan dengan udara luar).
Cara kerja :
Termometer bola basah dalam proses kerjanya dihuibungkan
dengan udara luar melalui kain muslin yang dihubungkan dengan air.
Pada dasarnya alat ini bekerja melalui proses penguapan. Pada saaat
suhu nai,k maKa air yang ada pada kain mudslin akan menguap sehingga
air raksa dalam pipa kapiler bergeak turuin dan mennyusut
c. Termometer maksimum
Thermometer ini berfungsi untuk mengetahui suhu maksimum
dalam jangka waktu tertentu, biasanya dalam jangka waktu satu hari.
Tetapi di atas reservoid terdapat suatu bagian yang sempit karena adanya
stip kaca. Jika suhu naik air raksa dalam reservoir a kan memmuai dan
dipaksa melalui bagian sempit ke dalam pipa kapiler. Jika suhunya
turun, air raksa dalam pipa kapiler tidak kembali dalam reseervoir
karena tertahan bagian yang sempit.
Cara Kerja :
Suhu max dan min dibaca pada ujung bawah indeks, setelah itu Indeks
bagian kanan menunjukkan suhu max, indeks bagian
kirimenunjukkan suhu min.
d. Termometer minimum
Termometer ini berfungsi untuk mengukur suhu terendah dalam
waktu tertentu yaitu dalam waktu satu hari. Di dalam pipa kapiler
terdapat stip kaca karena reaksi alkohol tidak seberapa cepat. Maka
reservoir termometer ini dapat dibuat dalam bentuk tapak kuda.
Cara Kerja :
Jika terdapat penurunan suhu udara maka alcohol dalam reservoir
akan menyumbat sehingga alcohol dalam pipa kapiler akan mengisi
ruang hampa yang terjadi dalam reservoir, sehingga indeks yang ada
dldam pipa kapile ikut menggesser sesuia dengan penurunan suhu udara
saaat itu
Bila suhu udara naik, maka alcohol akan memuai mengisi atau
mendesak alcohol dalam pipa kapiler sehingga permmukaannya akan
naik. Namun indeks akan teap pada tempatnya. Bila suhu udara turun
lagi dan lebih rendah dari semula maka alcohol dalam pipa kapiler akan
turun dan lebih rendah dari yang semula.sehingga alcohol daam pipa
kapiler akan turun dan tingginya sesuai dengan angka yang
ditunjukkkan dalam suatu indeks. Jika s uhu udara turun lagi sampai di
bawah angka penurunan yang kedua, ini merupakan suhu udara yang
terendah yang tercapai dalam periode tersebut. Dan bila periode harian,
maka waktu pengamatan hanya dilakukan satu kali yaitu pada waktu
siang hari sebagai waktu pengamatan kedua dari pengamatan cuaca yang
pada umumnya dilakukan pada setiap stasiun. Sedangkan pengamatan
pada periode/hari berikutnya, maka permukaan alkohol pada pipa kapiler
harus dikembalikan dengan cara indeks dimiringkan kea rah suhu yang
tinggi.
Temperatur yang terendah dan tecapai pada suatu saat
ditunjukkan oleh suatu stip kaca yang terdapat dalam bejana kapiler.
apabila temperatur itu turun maka stip kaca dibawa oleh kekuatan
alcohol, akan tetap pada tempatnya jika temperature naik. Jadi ujung stip
menunjukkan temperature yang terendah (Lakitan, 2002).
3.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Suhu
Temperatur udara adalah tingkat atau derajat panas dari kegiatan
molekul dalam atmosfer yang dinyatakan dengan skala Celcius,
Fahrenheit, atau skala Reamur. Perlu diketahui bahwa suhu udara antara
daerah satu dengan daerah lain sangat berbeda. Hal ini sangat dipengaruhi
oleh hal-hal tersebut (Kamala sari, 2007).
a. Sudut Datangnya Sinar Matahari
Sudut datang sinar matahari terkecil terjadi pada pagi dan sore hari,
sedangkan sudut terbesar pada waktu siang hari tepatnya pukul 12.00
siang. Sudut datangnya sinar matahari yaitu sudut yang dibentuk oleh
sinar matahari dan suatu bidang di permukaan bumi. Semakin besar sudut
datangnya sinar matahari, maka semakin tegak datangnya sinar sehingga
suhu yang diterima bumi semakin tinggi. Sebaliknya, semakin kecil sudut
datangnya sinar matahari, berarti semakin miring datangnya sinar dan
suhu yang diterima bumi semakin rendah.
b. Tinggi Rendahnya Tempat
Semakin tinggi kedudukan suatu tempat, temperatur udara di
tempat tersebut akan semakin rendah, begitu juga sebaliknya semakin
rendah kedudukan suatu tempat, temperatur udara akan semakin tinggi.
Perbedaan temperatur udara yang disebabkan adanya perbedaan tinggi
rendah suatu daerah disebut amplitudo. Perbedaan temperatur tinggi
rendahnya suatu daerah dinamakan derajat geotermis. Suhu udara rata-
rata tahunan pada setiap wilayah di Indonesia berbeda-beda sesuai
dengan tinggi rendahnya tempat tersebut dari permukaan laut.
c. Angin dan Arus Laut
Angin dan arus laut mempunyai pengaruh terhadap temperatur
udara. Misalnya, angin dan arus dari daerah yang dingin, akan
menyebabkan daerah yang dilalui angin tersebut juga akan menjadi
dingin.
d. Lamanya Penyinaran
Lamanya penyinaran matahari pada suatu tempat tergantung dari
letak garis lintangnya. Semakin rendah letak garis lintangnya maka
semakin lama daerah tersebut mendapatkan sinar matahari dan suhu
udaranya semakin tinggi. Sebaliknya, semakin tinggi letak garis lintang
maka intensitas penyinaran matahari semakin kecil sehingga suhu
udaranya semakin rendah. Indonesia yang terletak di daerah lintang
rendah (6 °LU – 11 °LS) mendapatkan penyinaran matahari relatif lebih
lama sehingga suhu rata-rata hariannya cukup tinggi.
e. Awan
Awan merupakan penghalang pancaran sinar matahari ke bumi.
Jika suatu daerah terjadi awan (mendung) maka panas yang diterima
bumi relatif sedikit, hal ini disebabkan sinar matahari tertutup oleh awan
dan kemampuan awan menyerap panas matahari. Permukaan daratan
lebih cepat menerima panas dan cepat pula melepaskan panas, sedangkan
permukaan lautan lebih lambat menerima panas dan lambat pula
melepaskan panas. Apabila udara pada siang hari diselimuti oleh awan,
maka temperatur udara pada malam hari akan semakin dingin.
3.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Alat Pengukur suhu
a) Kelebihan Termometer Maximum
Kelebihan termometer maksimum yaitu jika suhu panas maka
air raksa bergerak keatas tetapi jika suhu turun, permukaan air raksa
tetap pada kedudukan seperti pada waktu suhu panas, hal ini
disebabkan adanya konstruksi yang menutup air raksa ke tandon
(reservoir) kembali ke term, ommeter harus dikitas-kitaskan dengan
kuat.
Kelemahannya harus diletakan pada posisi hampir mendatar
agar mudah terjadi pemuaian.
b) Termometer minimum
yaitu agar gaya grafitasi tidak ada maka termometer minimum
diletakkan mendatar.
Kelemahannya bekerja hanya gaya permukaannya saja.
(Kurniawana, 2002)
3.4 Kelembapan
3.4.1 Definisi Kelembapan
Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi
ini dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik
atau kelembapan relatif (Tjasyono, 1992)
3.4.2 Macam-Macam Alat Pengukur Kelembapan Dan Beserta Cara
Kerjanya
1. Psikometer Assman
o
Satuan alat ini yaitu C dengan ketelitian 0.2oC. Prinsip
kerjanya berdasarkan hukum termodinamika. Cara pemasangannya yaitu
jinjing (portable). Untuk pengamatannya kain kassa pada TBB dibasahi.
Kemudian pegas kipas diputar sehingga kipas akan mengalirkan udara
dengan kecepatan 5 m/s di bagian reservoirnya. Pengamatan dilakukan
setelah suhu termometer konstan.
2. Higrograph
Higrograf ini terdiri dari silinder choronometer, batang penulis
(pena), sumbu pengatur, seutas rambut dan kotak pelindung.
Cara Kerja :
cara kerja :
Panci penguapan diisi air setinggi 20 cm sehingga di atas
rongga 5 cm pengukuran dilaksanakan pada permukaan air dalam
keadaan tenang di dalam tabung peredam riak. Untuk mengukur dan
membaca skalanya, maka tabung pengaman didekaatkan ke panci dengan
maksud agar permukaan air tetap tenang dan tidak terlalu bergelombang.
Sesudah itu sekrup patrol diputar sambil melihat ujung panci dari
hungging di dalam tabung pengaman. Skrup pengontrol yaitu berada di
atas penyangga hugging berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan
skala. Jika sikrup itu diputar kembali ke kanan maka tiang skala
turun angka yang dibaca adalah angka yang terdapat tegak lurus
demngan sekrup pengontrol. Adapun skala yang terrtera pada skala adalah
angka (1) sampai (100).
b. Piche meter
Bagian-bagian alat :
a. Tabung kaca tempat air yang berskala dalam satuan mm.
b. Kawat penjepit tempat meletakkan kertas berpori.
c. Penggantung
d. Satuan Alat : ml
e. Satuan Pengukuran : mm
f. Ketelitian Alat : 0,1 ml
Prinsip kerja : Selisih tinggi permukaan air.
Cara kerja :
Air yang terdapat dalam pinche evaporimeter akan menguap (yang
terdapat pada tabuing yang berisi air). Kertas saring dan air dihubungkan
dengan pipa kapiler yang menjaga supaya kertas saring selalu kering dan
jenuh. Dari pembacaan berturut-turut volume air yang tinggal ditabung
pengukur dapat diketahui banyaknya air yang hilang karena penguapan
setiap saat.
c. Lysimeter
Alat ini berguna untuk mengukur penguapan air didalam tanah yang
mana ditanah tempat pengujian tersebut terdapat beberapa jenis tanah
dengan keadaan permukaan yang berbeda. Seperti permukaan satu dengan
yang lain, ada yang terdapat tanah kosong (bare Land), tanah yang
ditanami rumput, tanah yang ditanami pepohonan kecil, dan bisa juga
tanah berpasir.
Cara kerja :
Cara kerja alat ini adalah, tiap pagi, kira-kira pukul 07.00 atau 08.00
waktu setempat. Atau berpedoman sebelum matahari terlalu tinggi juga
bisa, tuang air pada masing-masing tanah pengujian sebanyak 8 liter air.
Setelah itu tunggu sampai 24 jam. Ambil air melalui kran yang berada
dibagian bawah, dan kemudian dilakukan pengukuran, berapa liter jumlah
air yang meluap (sisa air) (Kurniawan, 2002)
3.5.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi evaporasi
1. Radiasi Matahari
Pada setiap perubahan bentuk zat; dari es menjadi air
(pencairan), dari zat cair menjadi gas (penguapan) dan dari es lengsung
menjadi uap air (penyubliman) diperlukan panas laten (laten heat). Panas
laten untuk penguapan berasal dari radiasi matahari dan tanah. Radiasi
matahari merupakan sumber utama panas dan mempengaruhi jumlah
evaporasi di atas permukaan bumi, yang tergantung letak pada garis
lintang dan musim. Radiasi matahari di suatu lokasi bervariasi sepanjang
tahun, yang tergantung pada letak lokasi (garis lintang) dan deklinasi
matahari. Pada bulan Desember kedudukan matahari berada paling jauh di
selatan, sementara pada bulan Juni kedudukan matahari berada palng jauh
di utara. daerah yang berada di belahan bumi selatan menerima radiasi
maksimum matahari pada bulan Desember, sementara radiasi terkecil pada
bulan Juni, begitu pula sebaliknya. Radiasi matahari yang sampai ke
permukaan bumi juga dipengaruhi oleh penutupan awan. Penutupan oleh
awan dinyatakan dalam persentase dari lama penyinaran matahari nyata
terhadap lama penyinaran matahari yang mungkin terjadi.
2. Temperatur
Temperatur udara pada permukaan evaporasi sangat berpengaruh
terhadap evaporasi. Semakin tinggi temperatur semakin besar kemampuan
udara untuk menyerap uap air. Selain itu semakin tinggi temperatur, energi
kinetik molekul air meningkat sehingga molekul air semakin banyak yang
berpindah ke lapis udara di atasnya dalam bentuk uap air. Oleh karena itu
di daerah beriklim tropis jumlah evaorasi lebih tinggi, di banding dengan
daerah di kutub (daerah beriklim dingin). Untuk variasi harian dan bulanan
temperatur udara di Indonesia relatif kecil.
3. Kelembaban Udara
Pada saat terjadi penguapan, tekanan udara pada lapisan udara
tepat di atas permukaan air lebih rendah di banding tekanan pada
permukaan air. Perbedaan tekanan tersebut menyebabkan terjadinya
penguapan. Pada waktu penguapan terjadi, uap air bergabung dengan
udara di atas permukaan air, sehingga udara mengandung uap air.
Udara lembab merupakan campuran dari udara kering dan uap
air. Apabila jumlah uap air yang masuk ke udara semakin banyak, tekanan
uapnya juga semakin tinggi. Akibatnya perbedaan tekanan uap semakin
kecil, yang menyebabkan berkurangnya laju penguapan. Apabila udara di
atas permukaan air sudah jenuh uap air tekanan udara telah mencapai
tekanan uap jenuh, di mana pada saat itu penguapan terhenti. Kelembaban
udara dinyatakan dengan kelembaban relatif.
Di Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan
perairan laut cukup luas, mempunyai kelembaban udara tinggi.
Kelembaban udara tergantung pada musim, di mana nilainya tinggi pada
musim penghujan dan berkurang pada musim kemarau. Di daerah pesisir
kelembaban udara akan lebih tinggi daripada di daerah pedalaman.
4. Kecepatan Angin
Penguapan yang terjadi menyebabkan udara di atas permukaan
evaporasi menjadi lebih lembab, sampai akhirnya udara menjadi jenuh
terhadap uap air dan proses evaporasi terhenti. Agar proses penguapan
dapat berjalan terus lapisan udara yang telah jenuh tersebut harus diganti
dengan udara kering. Penggantian tersebut dapat terjadi apabila ada angin.
Oleh karena itu kecepatan angin merupakan faktor penting dalam
evaporasi. Di daerah terbuka dan banyak angin, penguapan akan lebih
besar daripada di daerah yang terlindung dan udara diam.
Untuk di negara Indonesia, kecepatan angin relatif rendah. Pada
musim penghujan angin dominan berasal dari barat laut yang membawa
banyak uap air, sementara pada musim kemarau angin berasal dari
tenggara yang kering ( Triadmojo, 2010)
3.5.4 Kelebihan dan Kekurangan Alat Pengukur Evaporasi
1. Piche Evaporimeter :
a) Kelebihan
Memiliki konstruksi yang sederhana karena mudah
pengamatan dan penggunaanya yang praktis.
Dapat diketahui besarnya penguapan dari penyusutan air
dalam tabung pada waktu pengamatan berikutnya.
Ukuran alat kecil sehingga mudah dipasang atau ditempatkan
di lapang
Harganya relative murah.
b) Kekurangan
Awan Stratus
Awan kumulus, terlihat seperti bunga kol dan jika dilihat dari
pesawat tampak menjulang ke atas.
Awan Kumulus
Awan nimbus, terlihat berwarna gelap, basah, dan sering
menimbulkan hujan.
Awan cumulonimbus, merupakan perpaduan awan kumulus dan
awan nimbus, dengan ciri-ciri gabungan keduanya. Sering
menimbulkan hujan lebat hingga mengganggu penerbangan.
4.1 Kesimpulan
Klimatologi merupakan ilmu yang mempelajari iklim pada kurun waktu
tertentu kurang lebih 10-30 tahun, klimatologi sangat membantu dalam pertanian
karena dengan klimatologi petani akan bisa mengetahui iklim dan juga bisa
mengetahui cuaca bagian dari iklim, sehingga mampu menentukan budidaya
tanaman apa yang cocok dengan kondisi cuaca saat ini.
Praktikum klimatologi pada tanggal 02 Desember 2015, di stasiun BMKG
(Badan Meteorologi, Klimatolog dan, Geofisika) di kabupaten Nganjuk desa
Sawaan. Dengan adanya praktikum ini, praktikan mampu mengetahui alat-alat
yang dipasang di stasiun BMKG Nganjuk-sawahan, dan dengan praktikum
klimatologi ini kami mampu mengetahui cara kerja, fungsi, kelebihan dan
kekurangan dari alat-alat BMKG tersebut yakni yang terdiri dari : Sangkar
meteorologi, termometer maximum, termometer minimu, termometer bola basah,
termometer bola kering, anemometer, penangkar hujan type oombro meter dan
penangkar hujan type hell-man, dan juga Cup counter, anemometer,
termohigograf, pan evaporimeter, hook gauge lysimeter, campbell stokes,
seismograf dan juga jis net.
4.2 Saran
Apabila Filedtrip Mohon untuik mencari tempat Fieldtrip BMKG yang
mempunyai alat-alat yang lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Aldrian, E. 2003. Dissertation: Simulation of Indonesian Rainfall With a
Hierarchy of Climate Models. Jerman:Max-Planck-Institut für
Meteorologie
Gambar 13. Alat Penakar hujan Gambar 14. Bagian dalam dari alat
Hellman penakar hujan Hellman
Gambar 15. Seismograph Gambar 16. JISNET untuk komunikasi
sesama BMKG