Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

AGROKLIMATOLOGI

Disusun oleh :

1. Ario Khusnul Fahmi (202241032)


2. Herinda Feriadani (202241041)
3. M. Arib Rif’an (202241045)
4. M. Arinal Khaq (202241048)
5. M. Zainal Mutaqqin (202241050)
6. M. Ainur Hafizh (202241053)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MURIA KUDUS

TAHUN 2023

i
DAFTAR ISI

ii
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa Yunani menyebut klimatologi berasal dari kata climayang berarti
iklim, dan logosyang berarti ilmu. Sehingga dapat diartikan bahwa
klimatologi merupakan suatu cabang dari disiplin ilmu alam yang
mempelajari terkait iklim berdasarkan lintang dibumi. Kemudian ada
meteorologi, yaitu berasal dari katameteoyang artinya cuaca dan logos. Dan yang
terakhir ada kata geofisika, yang merupakan perpaduan kata geoberarti bumi dan
fisika. Dimana pada bidang keilmuan ini kita mempelajari kondisi yang terjadi di
bumi berdasarkan pendekatan ilmu fisika (Sulistyorini, 2023)
Klimatologi diambil dari kata klima yang dapat didefinisikan
sebagai kemiringan (slope) bumi yang merujuk pada pengertian lintang tempat
dan kata logos yang berarti kajian atau ilmu. Maka pengertian klimatologi adalah
ilmu yang mengeksplorasi konsep dan penjelasan mengenai karakter/ciri iklim,
alasan kenapa iklim berbeda di berbagai lokasi di belahan bumi dan apa
keterkaitan antara aktivitas manusia dengan iklim. Klimatologi juga bisa
diartikan sebagai ilmu yang menelaah berbagai ragam iklim di bumi beserta
variabel pemicunya. Berhubung klimatologi meliputi interpretasi dan
pengumpulan data pengamatan sehingga ilmu ini membutuhkan teknik statistik
(Sanjaya & Pramono, 2023)
Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai keadaan rata-rata
cuaca pada wilayah dan waktu tertentu. Cuaca adalah keadaan atmosfer pada saat
dan wilayah relatif sempit dan jangka waktu yang pendek. Sedangkan rata-rata
cuaca yang dihitung dalam jangka waktu yang panjang dengan jangkauan yang
luas iklim. Iklim di dunia dikelompokkan berdasarkan garis lintang dan garis bujur
serta suhu di wilayah tersebut. Informasi mengenai iklim dan cuaca dapat
diketahui melalui Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
BMKG merupakan sebuah lembaga pemerintah yang berfungsi untuk

1
melaksanakan tugas di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika sesuai
dengan aturan perundang-undangan yang berlaku.
Klimatologi sangat diperlukan dalam bidang pertanian karena iklim
merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhan dan produksi
tanaman. Jenis dan sifat iklim dapat menentukan jenis-jenis tanaman yang tumbuh
pada suatu daerah serta produksinya. Klimatologi pertanian membahas tentang
hubungan antara keadaan cuaca dan masalah-masalah dalam kegiatan pertanian,
misalnya hubungan laju pertumbuhan tanaman atau hasil panen dengan unsurunsur
cuaca, lama musim pertanian, dan pengaruh perubahan cuaca dalam jangka
pendek.
Agroklimatologi atau Agrometeorologi adalah interaksi antara klimatologi
dan ilmu pertanian untuk mengetahui pengaruh cuaca (iklim) dan manfaat
pengaruh-pengaruh tersebut untuk usaha pertanian Untuk mengetahui pengaruh
cuaca (iklim) pada usaha dibidang pertanian perlu mengetahui perangkat atau alat
untuk mendeteksi perubahan cuaca tersebut dengan mengamati data komponen
anasir cuaca atau iklim.

1.2 Maksud dan Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui fungsi dari alat alat
yang digunakan dalam stasiun cuaca yang bermanfaat untuk pertanian dalam
meningkatkan produktivitas dan hasil panen yang berkualitas.

2
BAB II

METODE PRAKTIKUM
2.1 Lokasi dan Waktu Kegiatan
Kegiatan Praktikum dilaksanakan pada Hari Senin, 29 Mei 2023 pada
Stasiun Meteorologi di Desa Colo Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus.

2.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang diamati :

1. Alat sangkar meterorologi


2. Alat pengukur suhu
3. Alat penakar hujan
4. Alat pengukur udara
5. Alat pengukur penguapan air
6. Alat automatic weather
7. Alat pengukur lama penyinaran matahari

3
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan
1. Sangkar Meteorologi

Sangkar meteorologi ini berfungsi sebagai pelindung alat-alat untuk mengukur


cuaca agar tehindar dari gangguan di sekitar alat. Sangkar meteorologi dibuat
berlubang agar alat alat yang ada di dalam tetap dapat merekam cuaca yang
ada di lur sangkar. Sangkar ini terbuat dari kayu jati yang dicat warna putih,
bentuknya segi 4, dengan setiap dinding diberi jalusi berlapis dua, dan juga
atapnya terbuat dari papan kayu, ini bertujuan agar di dalam sangkar ada
sirkulasi udara. Sangkar Meteorologi dengan ketinggian 120 cm yang
ditempatkan pada permukaan tanah gundul, di dalamnya terdiri dari alat
(Thermometer bola basah, bola kering, maksimum, dan minimum).

Alat – alat di dalam Sangkar Meteorologi, yaitu :

a. Alat pengukur tempratur/termometer maximum dan minimum

Termometer maksimum dan minimum digunakan untuk mengukur


suhu maksimal dan minimal udara dalam satu hari. Termometer Tanah
Maxsimal dan Minimal berfungsi untuk melihat kondisi suhu ditanah pada
keadaan suhu paling tinggi dan suhu paling rendah dalam 24 jam dan
dilakukan pengambilan data setiap pukul 07.00; 12.30; dan 17.00 WIB.
Suhu minimum biasanya terjadi pada pukul 01.00 – 02.00 dini hari.
Sedangkan suhu maksimum terjadi pada pukul 13.00 – 14.00. Alat perlu
digoyangkan agar kembali ke suhu sesungguhnya.

b. Alat pengukur tempratur bola basah dan bola kering

Termometer bola kering dan Termometer bola basah merupakan


instrumen yg digunakan untuk melakukan pengukuran kelembaban udara.
Termometer Bola Kering mengukur suhu udara pada lingkungan sangkar

4
dalam skala celcius. Sama seperti termometer pada umumnya, Termometer
bola kering terdiri dari tabung gelas yang berisikan air raksa, dimana
ketika suhu naik, maka air raksa akan memuai sementara saat suhu turun,
air raksa akan kembali menyusut. Sementara pada termometer bola Basah
digunakan untuk mengukur titik jenuh dalam udara, pada bagian bola air
raksa ditutupi oleh kain muslin yang selalu basah. Karena termometer bola
basah bertujuan untuk mengetahui berapa suhu yang dibutuhkan untuk
menguapkan air pada kain. Kelembaban merupakan kandungan air yang
ada pada udara, semakin banyak kandungan air pada udara, maka semakin
tinggi kelembaban.

c. Piche Evaporimeter

Piche Evaporimeter adalah suatu alat untuk mencatat jumlah


penguapan evaporimate menggunakan perubahan tinggi air dalam unsur.
Psikrometer standar terdiri dari termometer bola basah dan termometer
bola kering, termometer maksimum dan termometer minimum, serta piche
evaporimeter. Air dalam unsur mengibaratkan jumlah penguapan udara
yang terjadi. Evaporimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur
kadar penguapan yang terjadi selama 24 jam.

2. Pengukur Suhu
a. Psikrometer Standar (udara)
Psikrometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kelembaban
relatif udara. Psikrometer terdiri dari thermometer bola basah dan
thermometer bol evaporimeter yang digunakan untuk mengukur suhu ruangan
(Arief, 2012). Psikrometer diletakkan di dalam bangunan berbentuk rumah
berwarna putih yang disebut sangkar meteorologi. Hal ini bertujuan agar
semua alat terlindung dari radiasi surya dan hujan. Thermometer bola kering
menunjukkan suhu udara, sedangkan thermometer bola basah digunakan
untuk mencari kelembaban udara dengan bantuan tabel. Kedua thermometer
diletakkan secara bersebelahan.

5
Thermometer bola basah yang mengandung air raksa dibalut dengan kain
muslin agar selalu basah oleh air murni, sedangkan thermometer bola kering
dibiarkan kering. Pengukuran suhu diperoleh menggunakan thermometer bola
kering dalam satuan derajat celcius, sedangkan thermometer bola basah
menunjukkan kelembaban yang dinyatakan dalam persen (Sunitra, 2011).
Suhu dan kelembaban udara merupakan unsur yang berpengaruh terhadap
iklim. Iklim yang baik berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman
(Kartasapoetra, 2004).
b. Termometer Tanah Gundul dan Bervegetasi
Thermometer tanah berumput merupakan thermometer yang digunakan
untuk mengukur suhu tanah yang ditumbuhi vegetasi. Thermometer tanah
gundul digunakan untuk mengukur suhu tanah yang tidak ditumbuhi vegetasi.
Kedua thermometer tersebut pada dasarnya sama, yang membedakan hanya
jenis tanahnya yaitu tanah berumput dan tanah gundul (Muldawati, 2013).
Penggunaan thermometer tanah berumput dan thermometer tanah gundul
yaitu dengan cara ditanam pada tanah dengan kedalaman yang berbeda-beda
(Pardosi, 2013). Bagian-bagian alat thermometer tanah berbentuk bengkok
yang ditanam dalam tanah pada kedalaman yang berbeda dengan kemiringan
45 derajat. Thermometer tanah yang berbentuk silinder disebut juga
thermometer berselubung logam dengan kedalaman 50 dan100 cm. Hal ini
bertujuan untuk memperlambat perubahan suhu ketika thermometer terbaca di
udara. Thermometer tanah sangat berkaitan dengan cuaca karena suhu dan
kele Pengukur Arah dan Kecepatan Angin.
c. Thermohygrograph
Thermohygrograph merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur suhu dan
kelembaban. Alat ini mencatat otomatis temperatur dan kelembaban sebagai fungsi
waktu selama 24 jam. Bimetal pada Thermohygrographberbentuk spiral dan
terpasang pada sumbu horizontal yang terletak di luar kotak
Thermohygrographdan satu ujung bimetal lainnya dipasang pada kotak dengan
sekrup penyetel halus, sehingga letak pena pada Thermohygrographdapat diatur.

6
Ujung lain dihubungkan ke tangkai pena melalui sumbu horizontal sehingga dapat
menimbulkan track rekaman pada kertas pias yang berputar selama 24 jam per
rotasi. Jika temperatur naik, ujung bimetal menggerakkan tangkai pena ke atas
begitu juga sebaliknya. Sebelum dipakai, Thermohygrographharus dikalibrasi
terlebih dahulu. Alat ini harus ditempatkan dalam sangkar apabila dipakai untuk
mengukur atmosfer. Satuan suhu pada Thermohygrographadalah Celcius (oC),
sedangkan satuan pada kelembaban/Relative Humadity (RH) adalah (%).
3. Penakar Hujan
a. Penakar Hujan Hellman
Alat ini berjalan secara otomatis. Cara mengetahui jumlah curah hujan
adalah dengan menambahkan seluruh jumlah curah hujan yang tercatat pada

pias. Pengamatan dengan menggunakan alat ini dilakukan setiap hari pada
jam-jam tertentu meskipun cuaca dalam keadaan baik/hari sedang cerah.
b. Penakar Hujan Observatorium
Penakar hujan observatorium menggunakan gelas ukur untuk menentukan
jumlah curah hujan. Cara menentukan jumlah curah hujan adalah dengan
menjumlahkan hasil pembahacaan gelas ukur selama hujan terjadi.
Penakar hujan Observatorium digunakan untuk mengukur intensitas curah
hujan yang jatuh dan akan masuk ke dalam corong dalam jangka waktu 24
jam, diamati setiap pukul 07.00 waktu setempat dan dinyatakan dalam satuan
mm ( milimeter). Dengan mengetahui curah hujan, kita dapat menentukan
waktu untuk melakukan pemupukan, intensitas dalam penyiraman atau irigasi
4. Pengukur Udara
a. Anemometer
Anemometer adalah alat yang berfungsi untuk mengukur kecepatan angin
dan tekanan angin yang biasanya dipakai pada bidang Meteorologi dan
Geofisika atau stasiun prakiraan cuaca. Terdapat dua jenis anemometer, yaitu
anemometer yang mengukur kecepatan angin (velocity anemometer) dan yang
mengukur tekanan angin (anemometer tekanan). Velocity nenometer
merupakan anemometer yang paling banyak digunakan. Salah satu jenisnya

7
adalah thermalanemometer atau sering disebut dengan hot wire anemometer
yaitu anemometer yang mengkonversi perubahan suhu menjadi kecepatan
angin. Kecepatan angin adalah perpindahan udara tiap satuan waktu dengan
satuan meter per detik atau meter per menit. Kecepatan angin ditentukan oleh
perbedaan tekanan udara antara tempat asal dan tujuan angin (sebagai faktor
pendorong) dan resistensi medan yang dilaluinya (Lakitan, 2004). Angin
berbanding lurus dengan tekanan udara.
b. Cup Counter
Cara kerja alat ini yaitu angin akan memutar mangkuk dan merekam
kecepatan angin. Anemometer ini tergolong pressure anemometer yang sering
dipakai stasiun prakiraan cuaca. Anemometer ini hanya dapat mengukur rata-
rata kecepatan angin selama suatu periode pengamatan. Instrumen dengan tiga
atau empat logam berlubang kecil dengan cekungan yang ditetapkan, sehingga
mereka menangkap angin dan berputar terhadap batang vertikal (IRAWAN,
n.d.).
c. Wind Force
Wind Force adalah alat yang berfungsi untuk mengukur kecepatan dan
tekanan angin sesaat sementara serta menunjukkan ke arah mana angin itu
berhembus. Kecepatan angin sesaat dapat dilihat dari gerakan lempeng logam.
Semakin cepat angin berhembus semakin cepat Wind Forcebergerak (As’ari,
2013). Pengukuran angin yang maksimal yaitu 10 m (Azwar dan Kholiq,
2013).
5. Pengukur Penguapan Air
a. Open Pan Evaporimeter
Open Pan Evaporimeter adalah alat yang berfungsi untuk mengukur
evaporasi. Alat ini digunakan setiap hari dan hasilnya diakumulasikan dalam
jangka waktu satu bulan. Air dalam unsur mengibaratkan jumlah penguapan
udara yang terjadi. Evaporimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur
kadar penguapan yang terjadi selama 24 jam.

8
b. Hook gauge
Alat ini berbentuk seperti kail. yang digunakan untuk menghitung tinggi
air pada panci penguapan. Untuk mengukur tingginya, letakkan hook gauge
pada tempatnya (still well). Setelah itu atur supaya ujung kail berada tepat
pada permukaan air. Setelah itu baca skala yang tertera pada hook gauge
c. Still Well
Alat ini merupakan tempat atau wadah untuk meletakkan hook gauge, dan
untuk menjaga permukaan air tetap tenang;
d. Water Level
Merupakan alat digitalisasi yang digunakan untuk menghitung tinggi air,
sehingga didapat nilai penguapan;
e. Cup Counter Konvensional
Alat ini digunakan untuk mengukur kecepatan rata-rata harian. Alat ini
diletakkan dengan ketinggian 0.5m;
f. Cup Counter Digi
Kegunaannya untuk mengukur kecepatan angin, keluarannya tercatat
secara realtime di komputer display AWS Digi;
g. Termometer Apung
Alat ini terdiri dari termometer maksimum dan minimum. Digunakan
untuk mengukur suhu maksimum dan minimum permukaan air dalam panci;
h. Termometer Air Digi
Alat ini berupa probe yang memanfaatkan termistor untuk menghitung
suhu air secara realtime.

6. Automatic Weather

Automatic Weather Station (AWS) merupakan stasiun cuaca otomatis yang di


desain untuk mengukur dan mencatat parameter-parameter meteorologi secara

9
otomatis. AWS terdiri dari beberapa komponen yaitu sensor, data logger, sistem
komunikasi, sistem catu daya, display, dan peralatan pendukung lainnya.  Sensor
yang digunakan pada aws yaitu :

1) Termometer berfungsi untuk mengukur suhu dan kelembaban udara


2) Barometer berfungsi untuk mengukur tekanan udara
3) Anemometer berfungsi untuk mengukur arah dan kecepatan angin
4) Pyranometer berfungsi untuk mengukur radiasi matahari
5) Rain Gauge berfungsi untuk mengukur curah hujan

Sistem catu daya yang digunakan oleh AWS menggunakan solar panel yang
akan menyerap energi matahari diubah menjadi energi listrik dan diteruskan ke
baterai melalui regulator. Pada dasarnya prinsip kerja AWS yaitu sensor-sensor
AWS akan mengukur parameter cuaca kemudian data yang didapat di proses
melalui data logger selanjutnya data yang dihasilkan tersebut dikirim melalui
modem dengan metode FTP / HTTP ke server BMKG Pusat dan secara simultan
mengirimkan data ke Stasiun Klimatologi Palembang melalui jaringan kabel.

Pengiriman data realtime ke server BMKG dilakukan setiap 10 menit. Data


yang dikirimkan dapat di monitoring melalui awscenter.bmkg.go.id. Data yang
tersimpan di data logger dapat dipanggil melalui data collect yang terhubung
dengan komputer.

7. Automatic Weather Station Digital


AWS ini merupakan bentuk upgrade dari AWS sebelumnya. Alat ini terdiri
dari kesatuan sensor. AWS ini mengukur parameter cuaca seperti suhu,
kelembaban, tekanan udara, radiasi matahari, curah hujan, suhu air dan besaran
penguapan. Masing-masing sensor diletakkan secara terpisah di taman alat.
Sensor akan bekerja secara realtime dan data akan dikumpulkan di dalam sebuah
logger dan selanjutnya di proses sehingga dapat ditampilkan pada komputer
display.
8. Pengukur Lama Penyinaran Matahari

Campbell Stokes adalah alat yang sering digunakan di Indonesia untuk


mencatat lamanya penyinaran matahari dengan mengamati durasi matahari
bersinar setiap hari. Lama penyinaran matahari (Sunshine duration) adalah
lamanya matahari
bersinar sampai permukaan bumi dalam periode satu hari, diukur dalam jam.
Periode satu hari lebih tepat disebut panjang hari yakni jangka waktu matahari be
rada diatas horizon. Lama penyinaran ditulis dalam satuan jam sampai nilai
persepuluhan, atau sering juga ditulis dalam persen terhadap panjang hari.

10
Pembacaan lama penyinaran dilihat pada bekas pembakaran pada kertas pias
Campbell Stokes.

Pada Campbell Stokes terdapat bola kaca yang terbuat dari kaca masip yang
berfungsi untuk memfokuskan cahaya matahari hingga membias. Pengamatan
sinar matahari dilakukan mulai pukul 07.00. Prinsip kerja alat ini yaitu sinar
matahari yang jatuh pada sekeliling permukaan bola kaca pejal akan difokuskan
ke atas permukaan kertas pias sehingga akan meninggalkan bekas terbakas yang
menjadi petunjuk berapa lama matahari bersinar. Sinar matahari yang difokuskan
pada pias akan membakar dan meninggalkan berkas pada pias . Bekas terbakar
pada kertas pias menunjukkan lamanya matahari bersinar di hari itu.

Pias campbell stokes terdiri dari 3 jenis:

a. Pias lengkung panjang (15 oktober s/d 29 februari)


b. Pias Lurus (1 Maret s/d 11 April dan 3 September s/d 14 oktober)
c. Pias lengkung pendek (12 April s/d 2 September)

11
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan laporan yang telah ditulis dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Alat-alat klimatologi sangat dibutuhkan dalam bidang pertanian, karena untuk


meningkatkan hasil panen dengan cara memprediksi cuaca dan juga untuk
mencegah terjadinya gagal panen
2. Penggunaan alat-alat klimatologi harus digunakan dengan pengetahuan yang
mendalam agar data yang didapat tidak salah dan sesuai dengan yang
sebenarnya
3. Cara kerja tiap alat ukur akan mendapatkan hasil yang akurat apabila
penggunaannya dilakukan dengan prosedur yang sesuai

4.2 Saran
Memperketat keamanan pada lokasi alat-alat klimatologi dan juga
mengajukan proposal terkait penggantian alat-alat yang sudah usang. Karena
beberapa alat klimatologi pada stasiun cuaca yang berada di desa Colo Kecamatan
Dawe, Kabupaten Kudus sudah mulai usang dan ada beberapa bagian alat yang
hilang.

12
4.3 Daftar Pustaka

References
Gema, N. (2022, Mei Minggu). Termometer Bola Basah dan Bola Kering.
Termometer Bola Basah dan Bola Kering, pp. -.
Hartanto, B., Astriawati, N., Supartini, S., & Yekti, D. K. (2022). Pencarian dan
Pemanfaatan Informasi Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG). Jurnal Sains dan Teknologi, 553-559.
IRAWAN, E. A. R. I. (n.d.). PERANCANGAN SISTEM SENSOR ANEMOMETER
DENGAN PENGIRIMAN DATA MELALUI SMS BERBASIS
MIKROKONTROLER ARDUINO.
Rachmadiyanto, A. N. (2018). PERAN PENGAMATAN CUACA. Warta Kebun
Raya: Mei 2018.
Sanjaya, R., & Pramono, B. (2023). Aplikasi Perkiraan Curah Hujan Kota Kendari
Menggunakan Metode Interval Type-2FuzzyLogicSystem. Jurnal Fokus
Elektroda, 86-91.
Sulistyorini, E. (2023). PENGANTAR AGROKLIMATOLOGI. Surakarta: Januari
2023.
 

13

Anda mungkin juga menyukai