Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Agroklimatilogi atau Klimatologi Pertanian adalah cabang dari ilmu iklim
yaitu klimatologi terapan yang mempelajari tentang hubungan antar proses-proses
fisik di atmosfer dari unsur-unsur cuaca dengan kegiatan pertanian terutama
dengan proses produksi pertanian atau ilmu yang mempelajari hubungan antar
faktor iklim dengan produksi pertanian. Sasaran yang hendak dicapai dari
Agroklimatologi adalah untuk memahami dan mengkaji proses-proses yang
terjadi pada perubahan lingkungan fisik di sekitar organisme pertanian akibat
perkembangan organisme tersebut serta dampak perubahannya bagi organisme itu
sendiri.
Unsur cuaca yang diamati dalam agroklimatologi meliputi radiasi
matahari, suhu, kelembabannisbi udara, tekanan udara, evaporasi, curah hujan,
angin dan awan. Sedangkan unsure organime pertanian yang diamati tergantung
pada tujuan penelitian pertanian seperti fase pertumbuhan tanaman, produksi
tanaman, serangan hama hama penyakit dan lain sebagainya.
Dalam Agroklimatologi salah satu hal yang akan kita pelajari dan penting untuk
diketahui adalah Unsur-unsur Iklim dan Faktor-faktor Pengendali Iklim. Unsur-
unsur iklim dan pengendali iklim sangat penting untuk dipelajari karena iklim
merupakan salahsatu hal yang sangat penting dalam dunia pertanian. Iklim dapat
mempengaruhi hasil produksi pertanian baik itu dari segi kualitas, kuantitas,
maupun kontinuitas tujuan praktikum.
Manusia dapat bertahan sampai satu hari tanpa air di daerah gurun yang
paling panas, tetapi tanpa udara manusia hanya bertahan beberapa menit saja.
Jadi Anda tentu bisa menyimpulkan sendiri betapa pentingnya udara bagi
kehidupan di bumi. Karena tanpa udara, maka manusia, hewan dan tumbuh
tumbuhan tidak dapat hidup. Udara untuk kehidupan sehari-hari terdapat di
atmosfer.

1
Atmosfer juga berfungsi sebagai payung atau pelindung kehidupan di
bumi dari radiasi matahari yang kuat pada siang hari dan mencegah hilangnya
panas ke ruang angkasa pada malam hari.
Atmosfer juga merupakan penghambat bagi benda-benda angkasa yang
bergerakmelaluinya sehingga sebagian meteor yang melalui atmosfer akan
menjadi panas dan hancur sebelum mencapai permukaan bumi.
Atmosfer sangat penting bagi kehidupan di bumi. Hal ini disebabkan
karena segala peristiwa cuaca terjadi pada ketinggian antara 0 sampai 10 km dari
permukaan bumi. Seperti terjadinya badai, angin topan, dan banjir yang sangat
berpengaruh terhadap aktivitas kehidupan manusia. Dengan adanya atmosfer
juga dapat menyelamatkan kehidupan mahkluk hidup dari bahaya sinar ultra
violet yang dipancarkan bersama radiasi matahari. Atmosfer juga terdiri dari gas-
gas yang dibutuhkan tumbuhan, hewan, dan manusia. Oleh karena itu,
pemahaman tentang fenomena atmosfer terutama di lapisan sampai 10 km sangat
diperlukan, sehingga kita dapat mengetahui atau memanfaatkannya untuk
kesejahteraan manusia.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan praktikum ini adalah agar setelah praktikum
agroklimatologi, mahasiswa diharapkan :
 Mengerti dan memahami hubungan antara unsur iklim dengan pertanian.
 Mampu dan memahami cara penggunaan alat pengukur unsur cuaca.
 Memahami cara pengambilan data unsur cuaca dan iklim.
 Mampu menghimpun dan mengevaluasi data dengan baik dan benar.
 Mampu membuat kompos.
 Mengetahui dan mengerti dengan baik cara budidaya kangkung.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari kegiatan praktikum ini adalah agar setelah praktikum
agroklimatologi, mahasiswa diharapkan :
 Dapat memahami hubungan antara unsur iklim dengan pertanian.
 Dapat menguasai penggunaan alat pengukur unsur cuaca.

2
 Dapat mengambil data unsur cuaca dan iklim.
 Dapat menghimpun dan mengevaluasi data dengan baik dan benar.
 Dapat menguasai pembuatan kompos.
 Dapat memahami dan menguasai budidaya kangkung.

3
BAB II
TEORI DASAR

2.1 Pengertian Agroklimatologi, Iklim Dan Cuaca.


Agroklimatologi adalah ilmu iklim yang mempelajari tentang hubungan
antara unsur- unsur iklim dengan proses kehidupan tanaman. Yang dipelajari
dalam agroklimatologi adalah bagaimana unsur-unsur iklim itu berperan di dalam
kehidupan tanaman. Kenapa sangat penting, karena Perkembangan dunia
pertanian sangat dipengaruhi oleh banyak factor termasuk factor iklim di
dalamnya. Bagaimana faktor iklim ini mempengaruhi keadaan tanah,
mempengaruhi hama tanaman, perkecambahan benih, dan bagaimana pula
fenomena produksi tanaman dan perubahan iklim.
Iklim adalah Keadaan cuaca rata-rata dalm jangka waktu yang lebih lama.
Yang mana gejala dan peristiwa itu berulang dari tahun ke tahun. Manfaat iklim
adalah untuk menentukan letak geografis bumi dan untuk mengetahui gejala dan
peristiwa cuaca yang terjadi disuatu tempat dalam kurun waktu setahun. Iklim
sangat menentukan dalam pendapatan produksi yang akan diperoleh petani. Dari
iklim petani bisa menentukan jenis tanaman apa yang cocok untuk ditanam
didaerahnya, penentuan kapan waktu tanam dan juga panen serta lainnya.
Suhu juga dinyatakan sebagai ukuran energi kinetik rata-rata dari
pergerakkan molekul suatu benda. Suhu menunjukkan sangkar cuaca yang
dipergunakan untuk pengamatan suhu. Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan thermometer air raksa dan alkohol. Dengan thermometer air raksa
o o
pengukuran dapat dilakukan dari suhu 35 C – 350 C, hasilnya adalah cukup
bagus karena mengingat angka pengembangan air raksa pada tiap suhu lebih
merata dari alkohol, sehingga untuk pengukuran suhu udara biasanya digunakan
thermometer air raksa.
Cuaca adalah Sebuah aktifitas fenomena atau keadaan atmosfer dalam
waktu beberapa hari. Manfaat cuaca adalah untuk menyeimbangkan suhu dan
kelembaban yang berada antara satu tempat dengan tempat lainnya. Perbedaan ini

4
terjadi karena sudut pemanasan matahari yang berbeda-beda disetiap tempat
karena perbedaan lintang bumi (Manan dkk, 1986).

2.2 Hubungan Iklim dan Pertanian.


Unsur-unsur iklim yang menunjukan pola keragaman yang jelas merupakan
dasar dalam melakukan klasifikasi iklim. Unsur iklim yang sering dipakai adalah
suhu dan curah hujan (presipitasi). Klasifikasi iklim umumnya sangat spesifik
yang didasarkan atas tujuan penggunaannya, misalnya untuk pertanian,
penerbangan atau kelautan. Pengklasifikasian iklim yang spesifik tetap
menggunakan data unsur iklim sebagai landasannya, tetapi hanya memilih data
unsur-unsur iklim yang berhubungan dan secara langsung mempengaruhi aktivitas
atau objek dalam bidang-bidang tersebut. Hujan merupakan unsur fisik
lingkungan yang paling beragam baik menurut waktu maupun tempat dan hujan
juga merupakan faktor penentu serta faktor pembatas bagi kegiatan pertanian
secara umum, oleh karena itu klasifikasi iklim untuk wilayah Indonesia (Asia
Tenggara umumnya) seluruhnya dikembangkan dengan menggunakan curah
hujan sebagai kriteria utama (Benyamin Lakitan, 1994).
Klimatologi pertanian merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan tentang
hubungan antara keadaan cuaca dan problema-problema khusus kegiatan
pertanian, terutama membahas pengaruh perubahan cuaca dalam jangka pendek.
Pengamatan dan penelaahan ditekankan pada data unsur cuaca mikro yakni
keadaan dari lapisan atmosfer permukaan bumi kira-kira setinggi tanaman atau
obyek pertanian tertentu yang bersangkutan. Selain itu dalam hubungan yang luas,
klimatologi pertanian mencakup pula lama musim pertanian, hubungan antara laju
pertumbuhan tanaman atau hasil panen dengan faktor atau unsur-unsur cuaca dari
pengamatan jangka panjang.
Klasifikasi iklim mempunyai hubungan sistematik antara unsur iklim
dengan pola tanam dunia telah melahirkan pemahaman baru tentang klasifikasi
iklim, dimana dengan adanya korelasi antara tanaman dan unsur suhu atau
presipitasi menyebabkan indeks suhu atau presipitasi dipakai sebagai kriteria

5
dalam pengklasifikasian iklim. Beberapa sistem klasifikasi iklim Sistem
Klasifikasi Koppen, Sistem Klasifikasi Oldeman, Sistem Klasifikasi Mohr.

2.3 Stasiun Iklim.

Gambar 01: Stasiun Iklim.

Stasiun iklim yaitu suatu tempat dimana tersusunnya alat ukur cuaca yang
digunakan untuk menyelenggarakan pengamatan unsur cuaca dan biologi dalam
jangka waktu yang panjang dan teratur. Penempatan stasiun agroklimatologi harus
tetap (permanen), minimal dalam jangka waktu 10 tahun tidak boleh dipindahkan.
Oleh karena itu dalam penentuan lokasinya harus tepat, yaitu lokasi yang
mewakili lingkungan alam yang tidak mudah berubah, sehingga data yang
diperoleh dapat terjamin. Stasiun agroklimatologi hendaknya didirikan ditempat
tempat yang benar benar mewakili daerah pertanian yang luas, diutamakan pada
lokasi sentra produksi pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,
kehutanan, peternakan, dan perikanan), percobaan atau penelitian dibidang
pertanian yang dilakukan baik oleh perguruan tinggi, instansi terkait dengan
penelitian pertanian maupun pihak swasta. Stasiun yang didirikan diharapkan
dapat mengukur atau menaksir hubungan alamiah antara iklim, tanah, air dan
tanaman. lokasi stasiun Klimatologi harus memenuhi standard yaitu:  dibangun
diareal lahan yang jauh dari bangunan fisik.  Sebab, untuk melakukan pengamatan
cuaca dan iklim tidak boleh terhalang oleh bangunan, karena akan berpengaruh
dalam mengamati unsur-unsur iklim mulai dari temperatur, curah hujan, dan
kelembaban.

6
Berdirinya Stasiun Klimatologi pada suatu daerah didasari pada kebutuhan
masyarakat akan perlunya pengamatan  iklim untuk diinformasikan pada
masyarak luas agar dalam melakukan kegiatan bercocok tanam mereka
mengetahui masa tanam dan masa panen yang baik.
Stasiun klimatologi kelas I maros didirikan pada tahun 1972, di daerah
antang. Panakukang Makassar. Tetapi pada tahun 1988 dipindahkan di daerah
Maros dengan alasan karena lokasi tersebut digunakan oleh departemen lain
dan  klimatologi karena sudah banyak bangunan fisik. sehingga stasiun tersebut
dipindahkan kekabupaten maros, dan terminal penelitian pertanian berpusat di
daerah Maros. Dan diresmikan sendiri oleh bapak kepala balai. Yang sekarang di
bawah kendali bapak Pesoth Daniel.
Lokasi stasiun Klimatologi Kelas 1 Maros sudah memenuhi standar karena
dibangun diareal lahan yang jauh dari bangunan fisik.  Sebab, untuk melakukan
pengamatan cuaca dan iklim tidak boleh terhalang oleh bangunan, karena akan
berpengaruh dalam mengamati unsur-unsur iklim mulai dari temperatur, curah
hujan, dan kelembapan
Kebutuhan pokok  stasiun klimatologi agar mendapatkan data yang benar
diperlukan yaitu:
1. Letak stasiun klimatologi harus memiliki hubungan tanah, air dan iklim
dimana data tersebut diperoleh.
2. Masing-masing instrument harus menghasilkan data-data meteorology
yang benar dan alat-alat tesebut tidak mudah rusak dan mudah dipelihara.
3. Pembacaan alat mudah dilaksanakan dan  mudah dicatat
4. Pengamat cukup tersedia dan terlatih dengan baik serta bertempat tinggal
tidak jauh dari stasiun klimatologi demi kelancaran pengamatan.
Klimatologi yang pengukurannnya dilakukan secara kontinyu dan meliputi
periode waktu yang lama paling sedikit 10 tahun, bagi stasiun klimatologi
pengamatan utama yang dilakukan meliputi unsur curah hujan, suhu udara, arah
dan laju angin, kelembapan, macam dan tinggi dasar awan, banglash horizontal,
durasi penyinaran matahari dan suhu tanah . oleh karena itu persyaratan stsiun
klimatologi ialah lokasi, keadaan stasiun dan lingkungan sekitar yang tidak

7
mengalami perubahan agar pemasangan dan perletakan alat tetap memenuhi
persyaratan untuk menghasilkan pengukuran yang dapat mewakili. Macam-
macam alat klimatologi adalah sebagai berikut (Prawiroardoyo, S. 1996):
a. Thermometer Bola Basah dan Bola Kering

Gambar 02: Thermometer Bola Basah dan Bola Kering.

Merupakan thermometer air raksa dalam bejana kaca untuk mengukur


suhu udara aktual yang terjadi (thermometer bola kering), tabung air raksa
dibiarkan kering sehingga akan mengukur suhu udara sebenarnya. Adapun
thermometer bola basah adalah thermometer yang pada bola air raksa (sensor)
dibungkus dengan kain basah agar suhu yang terukur adalah suhu saturasi/ titik
jenuh, yaitu suhu yang diperlukan agar uap air di udara dapat berkondensasi. Suhu
udara didapat dari suhu pada termometer bola kering, sedangkan RH (kelembaban
udara) didapat dengan perhitungan.
Hal-hal yang sangat mempengaruhi ketelitian pengukuran kelembaban dengan
mempergunakan Thermometer Bola Basah dan Bola Kering ialah :
 Sifat peka, teliti dan cara membaca thermometer-thermometer
 Kecepatan udara melalui Thermometer bola basah
 Ukuran, bentuk, bahan dan cara membasahi kain
 Letak bola kering atau bola basah
 Suhu dan murninya air yang dipakai untuk membasahi kain

8
b. Thermometer Maximum dan Minimum

Gambar 03: Thermometer Maximum dan Minimum.

Thermometer maximum (air raksa) ini memiliki pipa kapiler kecil


(pembuluh) didekat tempat/ tabung air raksanya, sehingga air raksa hanya bisa
naik bila suhu udara meningkat, tapi tidak dapat turun kembali pada saat suhu
udara mendingin. Untuk mengembalikan air raksa ketempat semula, thermometer
ini harus dihentakan berkali-kali atau diarahkan dengan menggunakan magnet.
Thermometer minimum biasanya menggunakan alkohol untuk pendeteksi suhu
udara yang terjadi. Hal ini dikarenakan alkohol memiliki titik beku lebih tinggi
dibanding air raksa, sehingga cocok untuk pengukuran suhu minimum. Prinsip
kerja thermometer minimum adalah dengan menggunakan sebuah penghalang
(indeks) pada pipa alkohol, sehingga apabila suhu menurun akan menyebabkan
indeks ikut tertarik kebawah, namun bila suhu meningkat maka indek akan tetap
pada posisi dibawah. Selain itu peletakan thermometer harus miring sekitar 20-30
derajat, dengan posisi tabung alkohol berada di bawah. Hal ini juga dimaksudkan
untuk mempertahankan agar indek tidak dapat naik kembali bila sudah berada
diposisi bawah (suhu minimum). Untuk mengembalikan posisi indeks ke posisi
aktual dapat dilakukan dengan memiringkan/ membalikkan posisi thermometer
hingga indek bergerak ke ujung dari alkohol (posisi suhu aktual).

9
c. Biram Anemometer

Gambar 04: Biram Anemometer.

· Fungsi : Mengukur kecepatan angin


· Satuan Alat :m
· Satuan Pengukuran : m/s
· Ketelitian Alat : 1 m/s
· Prinsip kerja : Sistem mekanik
· Cara kerja : Benda mencari angin (posisi terkunci) memutar kunci
yang akan menyebabkan kipas bergerak/jam. Kunci
dibuka maka jarum akan bergerak tentukan interfal waktu.
Alat ini bekerja pada system mekanik roda gigi motor dan digunakan
untuk pengamatan periode pendek. Kelebihan alat ini yaitu praktis digunakan,
namun kekuranganya pengamatan baru bisa dilakukan pada hari berikutnya.

10
d. pH Meter

Gambar 05: pH Meter.

Berfungsi untuk mengukur pH air hujan di suatu daerah dengan derajat


keasaman. setelah diukur, air hujan tersebut dapat diketahui sifat copypaste
keasamannya asam, netral, atau basa. Jika jarum pada pH Meter Analog
menunjukkan angka kurang dari 5,4 berarti air hujan tersebut bersifat asam. Jika
jarum pada pH Meter menunjukkan lebih dari angka 7 maka air hujan tersebut
bersifat basa. Sedangkan jika arum pada pH Meter menunjukkan angka 5,4
sampai 7 berarti air hujan tersebut bersifat netral.

e. Higrometer

Gambar 06: Higrometer.

Berfungsi untuk mengukur kelembaban nisbi di suatu tempat secar


otomatis atau dapat mencatat sendiri dalam satuan persen (%). Alat ini bekerja

11
secara otomatis copypaste membentuk grafik yang menggambar besar atau
kecilnya kelembaban udara selama pengukuran. Dalam pengkuran kelembaban
udara menggunakan higrometer akan terukur pula temperatur udaranya secara
otomatis.

f. Ombrometer tipe Observatorium

Gambar 07: Ombrometer tipe Observatorium.

· Fungsi : Mengukur jumlah hujan harian


· Satuan alat : mm
· Satuan pengukuran : mm
· Ketelitian alat : 0,5 mm
· Prinsip kerja : Penampung curah hujan
Alat ini memiliki fungsi untuk mengukur curah hujan harian dan dapat
diamati setiap waktu dengan cara mengukur air yang berada di dalam ombrometer
dengan gelas ukur. Penempatan atau penanaman tiang kolektor ombrometer tipe
observatorium ini jika terlalu dekat dengan tanah bisa menimbulkan kesulitan
yang diakibatkan percikan air dari permukaan tanah, sehingga ketinggian telah
dibakukan untuk menyamakan pengamatan yaitu, 120 cm dari permukaan tanah,
pengaturan ini berfungsi agar turbulensi dan percikan air hujan yang memantul
dari tanah sangat kecil kemungkinannya.

12
g. Psikrometer Tipe Assman

Gambar 08: Psikrometer Tipe Assman.

· Fungsi : Mengukur kelembaban nisbi udara sesaat.


· Satuan Alat : ºC
· Satuan Pengukuran : %
· Ketelitian Alat : 0,2ºC
· Prinsip Kerja : Prinsip termodinamika/adiabatik (beda TBB dan TBK)
· Cara kerja :Sama dengan sling psikometer namun dusini pemutaran
digantikan oleh kipas, yaitu dengan cara kunci (skrup
pemutar pegas) diputar – kipas berputar – kalor –
pengeringan TBB.
· Penjelasan : Tipe ini mengunakan tehnik kipas (energi kipas) untuk
mengeringkan bola basahnya dengan besar laju ventilasi
kira-kira 2,4 meter tiap detik.
· Kelebihan : Tipe ini memiliki keunggulan dalam pengoperasian dan
data yang didapat yaitu, praktis dalam pengoperasian
dengan memutar sekrup pengatur pegas satu kali dan kipas
akan berputar sehingga dapat mengeringkan bola basah
dan juga data yang dihasilkan cukup valid.
· Kekurangan : Kemampuannya terbatas pada kecepatan angin sekitar
5m/detik.

13
h. Termometer Biasa

Gambar 09: Termometer Biasa.

Bagian-bagian :
a. Reservoir
b. Pipa kapiler berisi raksa atau alkohol
· Fungsi : Mengukur suhu udara.
· Satuan Alat : ºC
· Satuan Pengukuran : ºC
· Ketelitian Alat : 0,5ºC
· Prinsip kerja : Berdasarkan kepekaan zat cair terhadap perubahan suhu.
· Cara kerja : Jika suhu naik air raksa mengembang dan panjang kolom
air raksa dalam tabung bertambah, sebaliknya jika
penurunan suhu air raksa mengerut dan kolom dalam air
raksa memendek
· Penjelasan : Alat ini diisi oleh air raksa sebagai bahan pengukur suhu,
air raksa ini jika suhu tinggi maka air raksa ini akan
memuai dan menunjukan angka tertentu dan jika suhu
turun (rendah) maka air raksa itu akan mengkerut dan
suhu akan mengecil, biasnya alat ini untuk mengukur suhu
udara terbuka.

14
i. Termohigrometer

Gambar 10: Termohigrometer.

· Fungsi : Mengukur suhu & kelembaban nisbi udara dalam 1 waktu.


· Satuan alat : ºC dan %
· Satuan pengukuran : ºC dan %
· Ketelitian alat : 5ºC dan 1%
· Prinsip kerja : Memuai higroskopitas dan muai logam
· Cara kerja : Alat digantung dan biarkan dengan interval tertentu, lihat
jarum yang menunjuk skala kelembaban itulah
kelembaban serta jarum yang menunjuk skala suhu itulah
suhu.
· Penjelasan : Kelembaban nisbi udara didasarkan pada prinsip
termodinamika dan suhu udara dengan prinsip pemuaian
air raksa.
· Kelebihan : Dari satu alat diperoleh dua data yaitu, suhu udara dan
kelembaban nisbi udara. Selain itu, alat ini sederhana dan
praktis dalam pengoperasiannya.
· Kekurangan : Harus terlindungi dari sinar matahari dan tetesan hujan
sehingga tidak dapat diletakkan di tempat yang terbuka.

15
j. Hand Anemometer

Gambar 11: Hand Anemometer.

· Fungsi : Mengukur kecepatan angin


· Satuan Alat : m/s
· Satuan Pengukuran : m/s
· Ketelitian Alat : 1 m/s
· Prinsip kerja : GGL induksi
· Cara kerja : Angin menggerakkan anemometer (motor yang ada dalam
kumparan) sehingga menimbulkan arus listrik yang
akhirnya menimbulkan gerakan jarum penunjuk skala.
· Penjelasan : Alat ini bekerja pada system GGL induksi.
· Kelebihan : Alat ini bersifat porstable dan dilengkapi skala beaufor
(skala kasar kecepatan angin sesaat yang dapat diduga dari
gejala alam).
· Kekurangan : Alat ini hanya mampu mengamati kecepatan angin sesaat
sehingga pengamatan skala harus cepat.

k. Panci Evaporasi kelas A

16
Gambar 12: Panci Evaporasi kelas A.

Bagian-bagian :
a. Panci evaporasi (d:120,7cm, t:25cm, tbl: 0,8cm)
b. Rangka kayu / besi
c. Tabung peredam riak atau gelombang (d : 10cm)
d. Hook (batang kall) dan skala ukur (nonius)
e. Sekrup pemutar batang pengukur
· Fungsi : Mengukur penguapan
· Satuan Alat : mm
· Satuan Pengukuran : mm
· Ketelitian Alat : 0,02 mm
· Prinsip kerja : Perbedaan ketinggian antara awal pengukuran dan akhir
pengukuran akibat penguapan air.
· Cara kerja : Setiap pemutar batang pengukur disetel sehingga hook
menempel pada awal air, tunggu beberapa menit dan
disetel kembali sehingga hook menempel pada air dan
diukur antar selisih awal dan akhir akibat evaporasi
tersebut.
· Penjelasan : Alat ini berprinsip sama dengan pitche evaporimeter,
bedanya yaitu menggunakan Hook dan skala nonius
dengan prinsip pelampung untuk pengamatannya.
· Kelebihan : Ketelitian dapat mencapai 0.02 m dan merupakan dasar

17
berbagai teknik untuk memperkirakan penguapan danau
atau evapotranspirasi.
· Kekurangan : Kesalahan yang besar dari pengukuran evaporasi terletak
pada tinggi air dalam panci, muka air selamanya
dikembalikan pada tinggi semula yaitu 5cm di bawah bibir
panci.

l. Psychrometer Standar

Gambar 13: Psychrometer Standar.

Terdiri dari 4 buah thermometer


a. Thermometer Bola Kering (BK).
b. Thermometer Bola Basah (BB).
c. Thermometer Maximum.
d. Thermometer Minimum.
e. Piche Evaporimeter.
· Fungsi : alat Pengukur Suhu Udara dan Kelembaban Udara.
· Satuan : Suhu Derajat Celcius, Kelembaban dalam Persen ( %).
· Keterangan :
a) Thermometer BK menunjukan suhu udara.
b) Thermometer BB digunakan mencari kelembaban udara dengan bantuan
table.
c) Thermometer BB, bola air raksa harus selalu basah dengan menggunakan
kain muslin yang selalu basah oleh air murni.

18
m. Campbel stokes

Gambar 14: Campbel stokes.

Campbel stokes merupakan alat recording, dimana hasil pengukurannya


dicatat dalam pias yang berupa jejak pembakaran oleh pemfokusan sinar matahari.
Pada pengamatan agroklimat, penggantian pias (pengamatan) dilakukan jam
18.00. Pemasangan pias jam 18.00 dengan asumsi bahwa pias dipasang sebelum
matahari bersinar dan diangkat setelah matahari terbenam telah terpenuhi.
Bagian-bagian Alat
Campbel stokes terdiri dari 5 bagian utama;
1. Bola kaca pejal
a) 1.Tempat pias dan kertas pias.
b) 2.Busur penjepit bola kaca yang dilengkapi dengan skala derajat lintang.
c) 3 Tiga buah skrup penyangga untuk memperoleh posisi horisontal dan
arah utara yang sebenarnya.
d) 4.Papan skala untuk membaca pias (Sun shine scale).

19
2.4 Iklim Terhadap Proses Pengomposan.

Gambar 15: Kompos.

Proses pembuatan kompos dapat dilakukan secara konvensional atau


modern. Secara konvensional, kompos yang dihasilkan berupa kompos siap pakai.
Sementara secara modern, kompos yang dihasilkan untuk dikomersialkan atau
dijual. Biasanya skala pembuatannya sudah tergolong skala industri karena
menggunakan peralatan atau mesin modern. Melalui mesin-mesin modern ini
dihasilkan kompos dalam berbagai bentuk, misalnya : bubuk, serbuk, pelet, dan
lain-lain. Seiring dengan perkembangan industri pupuk anorganik dan pestisida
maka perkembangan hama dan penyakit tanaman juga berkembang, hal ini
disebabkan karena sebagian hama tersebut menjadi kebal. Penggunaan pupuk
anorganik secara terus menerus juga menyebabkan tanah jadi jenuh, keras, dan
lingkungan jadi tercemar (keseimbangannya terganggu). Oleh sebab itu akhir-
akhir ini, petani banyak beralih ke pertanian organik dengan menggunakan pupuk
organik, misalnya pupuk kompos yang lebih ramah lingkungan dan mudah
didapat. Akan tetapi kompos ini juga memiliki beberapa kelemahan yaitu
kebutuhan dosis pupuk organik yang sangat besar dalam proses penebarannya,
biaya transportasi yang tinggi, dan membutuhkan ruangan yang lebih luas untuk
penyimpanan.
Oleh karena itu pupuk kompos dapat dibuat dengan bentuk padat untuk
memudahkan konsumen dalam pemakaian. Disamping itu kompos juga memiliki
kelemahan-kelemahan yaitu dosis pemakaiannya relatif besar bila dibandingkan
dengan pupuk anorganik, proses penebarannya yang sulit karena bentuknya tidak

20
teratur, biaya pengangkutan yang tinggi, membutuhkan ruangan yang lebih luas
untuk penyimpanan, daya simpannya relatif lebih singkat karena adanya
pelepasan unsur-unsur hara, kurang praktis dan kurang cocok bila diaplikasikan
pada tanaman yang ditanam di pot. Untuk mengatasi hal tersebut, kompos perlu
diberi perlakuan tambahan,khususnya dalam bentuknya. Perlakuan yang diberikan
pada kompos agar menjadi kompos bentuk yang bervariasi tidak sulit, hanya
dengan mengubah bentuk kompos serbuk menjadi kompos yang bervariasi bentuk
sesuai cetakan yang disediakan.
Faktor Iklim yang berpengaruh pembuatan kompos ialah :
1. Curah Hujan.
Curah hujan menyebabkan pori pori bahan kompos menjadi tertutup
sehingga proses pengomposan terganggu. Rongga-rongga ini akan diisi oleh
air dan udara. Udara akan mensuplay Oksigen untuk proses pengomposan.
Apabila rongga dijenuhi oleh air, maka pasokan oksigen akan berkurang dan
proses pengomposan juga akan terganggu.
2. Kelembaban Udara.
Bila suhu pada kompos tinggi sama dengan kelembaban rendah. Jika suhu
terlalu panas mikroba akan mati sehingga mikroba itu tidak akan dapat
melakukan kegiatannya dalam pembuatan kompos.karna mikroba
memerlukan suhu yang optimum untuk dapat hidup.
Kedua faktor tersebut menjadi sangat penting dalam proses pengomposan
karena mikroorganisme yang merombak nahan organik di dalam kompos sangat
bergantung pada curah hujan dan kelembaban udara unruk tetap dapat didup dam
menjalankan proses metabolismenya.
Menurut Wisnubroto, Soekardi, dkk. Tahun 1981. Cirri Kompos yang telah
matang diantaranya adalah :
1. Tidak berbau, apabila bau tidak hilang padahal sudah waktu panen, bisa
dipastikan pengomposan gagal, karena bau busuk bisa ditimbulkan karena
mikroorganisme yang telah mati.
2. Warnanya berubah (gelap), tandanya bahan bahan organic telah teruarai.

21
3. Suhu, apabila suhu panas menandakan mikroorganisme sedang bekerja,
dan kompos matang ditandai dengan penurunan suhu.
4. Kadar air, kompos matang apabila digenggam dan air sudah berkurang.
5. Berkurangnya bahan organik, apabila kompos matang ditandai dengan
terurainya bahan-bahan organik tersebut.

2.5 Iklim Terhadap Budidaya Kangkung.

Gambar 16: Lahan Kangkung.


Kangkung termasuk kerabat Convolvulaceae. Kedudukan tanaman
kangkung dalam sistematika tumbuh-tumbuhan diklasifikasikan ke dalam:
Divisio : Spermatophyta
Sub-divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea
Species : Ipomoea reptans.
Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat yang memberikan hasil
dalam waktu 4-6 minggu sejak dari benih. Kangkung yang dikenal dengan nama
Latin Ipomoea reptans terdiri dari 2 (dua) varietas, yaitu Kangkung Darat yang
disebut Kangkung Cina dan Kangkung Air yang tumbuh secara alami di sawah,
rawa atau parit-parit (Wisnubroto, S. 1999).
Perbedaan antara kangkung darat dan kangkung air:

22
1. Warna bunga. Kangkung air berbunga putih kemerah-merahan, sedangkan
kangkung darat bunga putih bersih.
2. Bentuk daun dan batang. Kangkung air berbatang dan berdaun lebih besar
dari pada kangkung darat. Warna batang berbeda. Kangkung air berbatang
hijau, sedangkan kangkung darat putih kehijau-hijauan.
3. Kebiasaan berbiji. Kangkung darat lebih banyak berbiji dari pada
kangkung air. Itu sebabnya kangkung darat diperbanyak lewat biji,
sedangkan kangkung air dengan stek pucuk batang.
Syarat Tumbuh Kangkung:
A. Iklim
1. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat
dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin
2. Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara
500-5000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung pertumbuhannya
sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar.
Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar,
sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun/ladang yang agak
rimbun.
3. Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar
matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman
kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung
sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila
ditanam di tempat yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas
sehingga disukai konsumen.
4. Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m tinggi
tempat, maka temperatur udara turun 1 derajat C. Apabila kangkung ditanam
di tempat yang terlalu panas, maka batang dan daunnya menjadi agak keras,
sehingga tidak disukai konsumen.

23
B. Media Tanam
1. Kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur banyak mengandung
bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah.
2. Tanaman kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang, karena
akar akan mudah membusuk. Sedangkan kangkung air membutuhkan tanah
yang selalu tergenang air.
3. Tanaman kangkung membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab
tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan
kandungan air secara baik.
C. Ketinggian Tempat
Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran
rendah sampai dataran tinggi (pegunungan) ± 2000 meter dpl. Baik kangkung
darat maupun kangkung air, kedua varietas tersebut dapat tumbuh di mana saja,
baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Hasilnya akan tetap sama asal
jangan dicampur aduk.

24
BAB III
ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum Agroklimatologi terbagi menjadi 3
pengamatan yaitu Stasiun iklim, pembuatan kompos, dan iklim kangkung.
3.1.1 Pengamatan Stasiun Iklim
Pada praktikum pengamatan Stasiun Iklim alat yang digunakan adalah:
1. Obrometer (Lapangan)
2. Termometer Min dan Max (Lapangan)
3. Psychrometer (Lapangan)
4. Panci Evaporasi (Lapangan)
5. Higrometer (Ruangan)
6. Psychrometer (Ruangan
3.1.2 Pembuatan Kompos
Pada praktikum pembuatan kompos alat yang digunakan adalah:
1. Ember
2. Terpal
3. Gelas Ukur
4. Pengaduk
5. Timbangan
3.1.3 Pengamatan Iklim Kangkung
Pada pengamatan iklim kangkung alat yang digunakan adalah:
1. Termometer tanah
2. Lux Anemometer (se alat)
3. Psychrometer Assman
4. Soil Mosteure Tester

25
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum agroklimatologi terbagi menjadi 3
pengamatan yaitu Stasiun iklim, pembuatan kompos, dan iklim kangkung.
3.2.1 Pengamatan Stasiun Iklim
Bahan yang digunakan pada pengamatan stasiun iklim adalah:
1. Pena
2. Roll
3. Kertas Sele-sele
3.2.2 Pembuatan Kompos
Bahan yang digunakan pada pembuatan kompos adalah:
1. Air biasa
2. Sampah sayur kering telah dicacah
3. EM4
4. Air cucian beras
5. Air gula merah
6. Abu sisa bakaran
3.2.3 Pengamatan Iklim Kangkung
1. Kertas sele-sele
2. Pena
3. Air

26
BAB IV
PROSEDUR KERJA

4.1 Prosedur Umum


Prosedur kerja pada Pengamatan Stasiun Iklim adalah:
1. Pengamatan Suhu (Tanah dan Udara) dilakukan 3x sehari pada pukul 07,
12, 18 wib.
Suhu udara :
a) Suhu udara terendah dalam suatu periode tertentu (Termometer
minimum) dapat diketahui dengan membaca angka pada skala
yang bertepatan dengan ujung kanan penunjuk
b) Suhu udara tertinggi dalam suatu periode tertentu (termometer
maksimum) dapat diketahui dengan membaca angka pada skala
yang bertepatan dengan air raksa.
Suhu tanah :
Dapat diketahui dengan mengamati angka pada skala yang
bertepatan dengan air raksa pada tiap kedalaman tanah. Thermometer
tanah dimasukkan kedalam tanah dan dibiarkan selama 10 menit baru liat
skala.
2. Pengamatan Kelembaban Udara dilakukan 3x kali sehari pada pukul 07,
12, 18 wib.
membaca skala pada Higrometer. Skala pada bagian atas untuk
kelembaban udara dan skala bagian bawah untuk suhu udara.
3. Pengamatan Curah hujan dilakukan sekali sehari pada pukul 07 wib.
a) Curah hujan yang jatuh pada corong mengalir ke tabung penampung
sehingga permukaan air naik dan mendorong pelampung dimana
sumbunya bertepatan dengan sumbu pena.
b) Tangkai pena bertinta akan ikut naik dan memberi berkas garis pada
kertas berskala, bergeraknya kertas searah dengan putaran jarum jam
dan sesuai dengan waktu yang ada.

27
4. Pengamatan Evaporasi dilakukan sekali sehari pada pukul 18 wib.
Diukur pada bagian tengan panci dengan menggunakan penggaris.
Penggaris dimasukkan dengan posisi tegak hingga ke dasar panci. Ukur
ketinggian air pada panci. Patokan awal ketinggian air adalah 20 cm,
setelah ketinggian air diukur lalu hitung ketinggian air – patokan awal
ketinggian air. Seletah dihitung, kembalikan posisi air pada patokan
ketinggian air awal.
5. Pengamatan ThermoHigrometer
Alat ini adalah alat pengukur kelembapan dan suhu nisbih.
Pengamatan pada alat ini cukup melihat pada LED indikator suhu dan
kelembapan yang tertera dan catat berapa suhu dan kelembapan yang
tertera tersebut.

4.2 Prosedur Khusus


Prosedur khusus pada praktikum Agroklimatologi adalah Pembuatan
Kompos dan Pengamatan iklim Kangkung.
1. Pembuatan kompos
1. Pembuatan Larutan Starter
900ml air bersih + 50ml larutan gula merah + 50ml EM4 di
ukur pada gelas ukur. Larutkan ketiga bahan tersebut dalam satu
wadah dengan di aduk secara merata.
2. Pembuatan Molases
Larutan Starter + 500ml air beras dilarutkan pada 6 liter air
bersih pada satu wadah dengan diaduk secara merata.
3. Pengomposan
10kg cacahan sampah sayur kering + 5kg pupuk kandang
diaduk secara merata. Setelah diaduk tambahkan Molases dan
diaduk kembali. Setelah itu taburi 1kg flow dan diaduk kembali
dengan cara pengadukannya dari bagian bawah keatas. Tutup
kompos dengan terpal dan diamkan pada tempat teduh yang tidak
lembab selama 20 hari.

28
4. Perawatan Kompos
Lakukan perawatan kompos minimal sekali sehari dengan
ketentuan bila suhu kompos di atas 35oC kering anginkan, bila
suhu kompos dibawah 35oC tambahkan air cucian beras. Pada
minggu kedua bila kelembapan kompos melebihi 60% tamburi
flow, aduk dan kering anginkan beberapa waktu.
5. Penilaian Kompos
Kompos yang dibungkus terpal selama 20 hari di keluarkan
dari tempat penyimpanan. Terpal kompos dibuka lalu dionggokkan
menyerupai gundukan dan ditekan. Tancapkan termometer tanah
dan soil mousteur tester pada gundukan kompos. Termometer
didiamkan selama ±10 menit, lalu catat dan amati suhunya. Soil
mousteur testers yang telah ditancapkan di amati indikator pHnya
hingga jarum tersebut berhenti dan catat pHnya, lalu tekan tombol
pada badan soil mousteur tester mengukur tingkat kelembapan dan
catat kelembapannya.
2. Pengamatan Iklim Kangkung
Pengamatan iklim kangkung menggunakan 4 alat iklim yaitu
Termometer Tanah, Lux Anemometer, Psychrometer Assman, dan Soil
Mousteur Tester. Pengamatan pada bedengan kangkung diberlakukan
menjadi 3 hotspot pengukuran, kecuali pada Psychrometer hanya
diberlakukan 2 hotspot.
1. Termometer Tanah
Cuci terlebih dahulu ujung sensor termometer dengan
dengan air bersih sebelum digunakan. Tancapkan termometer tanah
pada setiap hotspot. Diamkan termometer ±10 menit. Amati dan
catat suhu pada termometer tanah.
2. Lux Anemometer
Genggam dan angkat Lux Anemometer diatas setiap
hotspot. Tekan tombol ON/OFF pada badan alat lalu tekan tombol
HOLD ±3 menit hingga kincir berhenti. Amati dan catat kecepatan

29
angin pada LED indikator alat. Setelah itu tekan tombol ON/OFF
kembali. Tekan tombol Record pada badan alat. Diamkan alat ±3
menit. Amati dan catat Radiasi Matahari pada LED indikator alat.
3. Psychrometer Assman
Basahi kain muslin pada ujung Psychrometer Assman
dengan air bersih sebelum digunakan. Putar kunci 10x searah
jarum jam pada kepala Psychrometer Assman. Jinjing
Psychrometer Assman di atas permukaan bedengan selama 20
menit pada setiap Hotspot yang telah ditentukan. Amati dan catat
suhu pada bola basah dan bola kering Psychrometer Assman.
4. Soil Mousteur Tester
Pengukuran pada Soil Mousteur Tester terbagi menjadi 2 yaitu:
a) Kelembapan tanah
Sebelum di tancapkan pada tanah cuci terlebih
dahulu ujung sensor alat menggunakan air bersih.
Tancapkan Soil Mousteur Tester pada setiap hotspot. Tekan
tombol pada badan alat. Amati dan catat kelembapan pada
jarum indikator alat.
b) pH tanah
Sebelum di tancapkan pada tanah cuci terlebih
dahulu ujung sensor alat menggunakan air bersih. Tuang air
sedikit demi sedikit pada setiap hotspot yang telah
ditentukan hingga kapasitas air jenuh pada tanah.
Tancapkan alat dan diamkan hingga jarum penunjuk pH
pada indikator alat berhenti. Amati dan catat pH pada alat.

30
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil
1. Stasiun Iklim
Tabel 01: Pengamatan Stasiun Iklim Minggu keempat tanggal 11-17 November
2016
Suhu (oC) Kelembapan (%) Curah
Evaporasi
Hari Luar Luar Hujan
Ruangan Tanah Ruangan (mm)
Ruangan Ruangan (mm)

Jumat 28,75 31,5 31,75 79 94,5 50 0

Sabtu 28 30 30 81,25 93,75 48 -5


Minggu 28,47 25 29,75 80 92,75 36 5
Senin 26,17 27,5 29 84,75 90,75 49 5
Selasa 28,5 28 29,5 80,25 81 46 0
Rabu 28,42 28 29,5 78,75 98,25 20 -6

Kamis 25,95 26,5 29,25 85,5 96 38 6

2. Pengamatan Kompos
Tabel 02: Pengamatan Kompos Minggu Pertama
Pengamatan
Hari Tekstur Suhu ͦC Aroma Warna
Senin Lembab 33 Sedikit Berbau Hitam
Selasa Lembab 31 Menyengat Hitam
Rabu Gembur 31 Menyengat Hitam
Kamis Gembur 30 Menyengat Hitam
Jumat Gembur 30 Menyengat Hitam
Sabtu Gembur 29 Menyangat Hitam

31
Tabel 03: Pengamatan Kompos minggu kedua
Pengamatan
Hari Tekstur Suhu ͦC Aroma Warna
Senin Lembab 33 Sedikit Berbau Hitam
Selasa Gembur 31 Menyengat Hitam
Rabu Gembur 31 Menyengat Hitam
Kamis Gembur 33 Menyengat Hitam
Jumat Gembur 32 Menyengat Hitam
Sabtu Gembur 31 Menyengat Hitam

Tabel 04: Pengamatan Kompos minggu ketiga


Pengamatan
Hari Tekstur Suhu ͦC Aroma Warna

Senin Lembab 33 Sedikit Berbau Hitam

Selasa Gembur 31 Menyengat Hitam

Rabu Gembur 31 Menyengat Hitam

Kamis Gembur 33 Menyengat Hitam

Jumat Gembur 32 Menyengat Hitam

Sabtu Gembur 31 Tidak berbau Hitam

Tabel 05: Penilaian Kompos


Kelembapan
Tekstur Aroma Warna Suhu(oC) pH
(%)
Agak Tidak
Hitam 30 oC >60 % 6,2
halus Menyengat

32
3. Pengamatan Iklim Kangkung
Tabel 06: Pengamatan Iklim Bedengan Tanaman Kangkung
Posisi Hotspot
Alat
Utara Tengah Selatan
Termometer
28 oC 28 oC 28 oC
Tanah
Lux Kec. Angin: 1,4 m/s
Anemometer Radiasi Matahari: 111,4 x 10 = 1114 W/m2
Psychrometer Bola Basah: 24 oC Bola Basah: 24 oC
Assman Bola Kering: 25 oC Bola Kering: 25 oC
Soil
Kelembapan: 68% Kelembapan: 72% Kelembapan: 70%
mousteour
pH: 6,2 pH: 6,4 pH: 6,2
Tester

5.2 Pembahasan
5.2.1 Pengamatan Stasiun Iklim
Berdasarkan Tabel 04. Suhu di atas dapat dibandingkan untuk Evaporasi
Dari pengamatan di atas dipeorleh data penguapan yang rendah yaitu 0,38
mm/jam. Perubahan kenaikan tinggi permukaan air rata-rata sama. Untuk
pengamatan harian selama 1 hari rata-rata harian penurunan permukaan air
diperoleh 26,79 mm.
Pada pengukuran suhu dengan menggunakan thermometer bola basah
memiliki nilai suhu awal 22 oC dan suhu akhir 33 oC pada ketinggian 93 cm dari
permukaan tanah. Pada ketinggian 150 cm suhu awal sebesar 22,5 oC dan suhu
akhir sebesar 34,5 oC. Pada ketingian 200 cm dari permukaan tanah memiliki suhu
awal 31 oC dan suhu akhir sebesar 29 oC. Secara umum, ketinggian suatu tempat
akan mempengaruhi perubahan suhu. Hal ini dikarenakan semakin tinggi suatu
tempat maka suhu akan menurun.

33
Pencatatan suhu tertinggi dengan menggunakan termometer maksimum
yang menggunakan prinsip kerja yaitu dengan memanfaatkan penyempitan pada
pipa kapiler di atas air raksa. Sedangkan untuk pencatatan suhu terendah
digunakan termometer minimum yang berisi alkohol dan di dalam alkohol dekat
dengan miniskus terdapat indeks. Termometer bola kering digunakan unutk
mengukur suhu udara sesaat dan termometer bola basah digunakan untuk
menentukan kelembaban udara.
Pengukuran suhu pada praktikum ini menunjukan angka yang sesuai
dengan teori yang mana semngkin tinggi suatu tempat maka suhu akan berkurang.
Hal ini menjukan bahwasanya pengamatan berlngsung dengan baik sehingga data
yang di hasilkan juga akurat.
Untuk curah hujan dilihat dari hasil pengamatan dari tanggal 11-17
November 2016, bahwasanya curah hujan tidak merata .karna tidak selamanya
hujan turun ,hujan di tunjukan ke arah pengukuran tinggi yang referensetatif dari
air hujan yang jatuh dalam jangka waktu tertentu.
Dari hasil pengukuran kelembaban dan suhu udara diperoleh data pada
stasiun iklim memiliki suhu terendah sebesar 25 oC Suhu tertinggi sebesar 31,75
o
C dan memiliki kelembaban udara 98,25 %. Kelembaban dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya penyinaran matahari, suhu dan curah hujan. Hal ini
menunjukan bahwa semakin rendah suhu semakin tinggi kelembabannya,
begitupula sebaliknya.

5.2.2 Kompos
Berdasarkan tabel pengamatan kompos dari minggu 1-3 terlihat
bahwasanya hari pertama kompos tekstur masih lembab suhu 33 ͦ dan baupun
menyengat dan pada hari ke,3,4,5 tekstur terlihat gembur hal ini terlihat larutan
molases yang telah di siramkan sudah breaksi pada kompos.
Pada minggu 2 terlihat kompos mulai bereaksi pada hari ke 3 – 6 suhu
berjalan normal kecuali hari selasa yang mana suhu ruangan lebih tinggi dari suhu
kompos, suhu ruangan 30 ͦ dan suhu kompos 29 ͦ artinya suhu tidak normal ini

34
terjadi di karenakan kurangnya pengontrolan kelompok sehingga harus di
lakukan pembalikan kompos agar suhu normal kembali di hari selanjutnya.
Pada minggu ke 3 sudah terlihat tekstur kompos gembur, bau menyengat,
warna hitam dan suhu normal. Hal ini terbukti bahwasanya kompos sudah breaksi
dan memiliki hasil untuk menjadi pupuk kompos.
Kompos di cirikan dengan warna hitam, gembur, tidak panas, dan tidak
berbau dalam kondisi seperti ini kompos siap digunakan sebagai pupuk.

5.2.3 Pengamatan Kangkung


Dari data tabel hasil diatas menunjukan bahwa pada minggu ke 5, suhu
rata rata disepanjang bedengan adalah 28 oC. Tinggi tanaman dibagian ujung
kanan bedengan adalah 11,4 cm, ujung kiri bedengan 11,5 cm dan bagian tengah
bedengan 8,2 cm. Kelembapan rata-rata pada bedengan adalah 70%. Kecepatan
angin pada bedengan adalah 1,4 m/s. pH rata-rata pada bedengan adalah 6,3.
Radiasi matahari pada bedengan adalah 1114 W/m2.
Dari hasil keseluruhan data ini menunjukan bahwa faktor iklim disekitar
area bedengan tidak menjadi faktor pembatas, melainkan iklimnya sesuai untuk
budidaya tanaman kangkung. Karena tanaman kangkung yang dibudidayakan
mengalami pertumbuhan yang baik dan sesuai dengan yang diharapkan.

35

Anda mungkin juga menyukai