Anda di halaman 1dari 16

Laporan Praktikum

Agroklimatologi

PENGENALAN ALAT-ALAT STASIUN KLIMATOLOGI

Nama : Ahmad Rizky Ramadhan


Nim : G011231208
Kelas :G
Kelompok :14
asisten : 1. A.Akiqah Purnama Asih
2. Shafira Inayah

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN PROGRAM


STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Agroklimatologi atau Klimatologi Dasar adalah cabang dari ilmu iklim yaitu
klimatologi terapan yang mempelajari tentang hubungan antar proses-prosesfisik di
atmosfer dari unsur-unsur cuaca dengan kegiatan pertanian terutamadengan
proses produksi pertanian atau ilmu yang mempelajari hubungan antarfaktor iklim
dengan produksi pertanian. Sasaran yang hendak dicapai dari Agroklimatologi
adalah untuk memahami dan mengkaji proses-proses yangterjadi pada
perubahan lingkungan fisik di sekitar organisme pertanian akibat
perkembangan organisme tersebut serta dampak perubahannya bagi organisme itu
sendiri.
Klimatologi dengan Meteorologi adalah sebagai dasar untuk
Agroklimatologi. Klimatologi adalah ilmu yang mencari gambaran dan
penjelasansifat iklim, mengapa iklim di berbagai tempat di bumi berbeda, dan
bagaimanakaitan antara iklim dan dengan aktivitas manusia. Karena klimatologi
memerlukan interpretasi dari data-data yang banyak sehingga memerlukan
statistik dalam pengerjaannya, orang-orang sering juga mengatakan klimatologi
sebagai meteorologi statist.
Unsur-unsur yang diamati dengan agroklimatologi meliputi: radiasi
matahari, suhu, kelembaban nisbi udara, tekanan udara, evaporasi, curah hujan,
angin dan awan. Sedangkan unsur organisme pertanian yang diamati
tergantungpada tujuan penelitian pertanian seperti : fase pertumbuhan tanaman,
produksitanaman, serangan hama dan penyakit tanaman.
Cuaca dan iklim merupakan salah satu komponen ekosistem yang
sangatmempengaruhi kehidupan yang ada di permukaan bumi. Unsur iklim
atau cuaca mempunyai peranan penting, misalnya dalam hal : pertumbuhan dan
produksitanaman, perkembangan hama dan penyakit tanaman, proses
pelapukan atau pembentukan tanah (tipe tanah, sifat fisik, dan kehidupan
organisme dalam tanah), kenyamanan kerja orang untuk menetapkan iklim
pada suatu tanaman, penempatan alat ukur harus mewakili untuk kondisi tanaman
secara umum dalam lingkungannya. Penempatan akan mewakili iklim tanaman
yang seluas mungkin. Tempat-tempat dimana akan mempunyai perbedan iklim
yang mencolok seperti daerah rawa, pegunungan, sungai, dan danau harus
dihindari. Walaupun di tempat itu sering digunakan untuk pemasang pengukuran
fenomena cuaca seperti curah hujan, kelembaban dan angin dalam
menggambarkan perbedaan catatan yang ada.
Adapun produksifitas tanaman juga dapat ditingkatkan dengan mengetahui
kondisi dan kesesuaian dari faktor pembatas. Hal ini menjadikan peranan
agroklimatologi sangat penting dimana sebagai contoh untuk meminimalisir
dampak-dampak yang diberikan faktor pembatas dilakukan modifikasi iklim
mikro. Modifikasi iklim mikro yang dapat dilakukan misalnya dengan
meminimalisir atau menjaga kelembapan tanah dengan penggunaan mulsa. Selain
itu, penentuan jarak tanam, waktu tanam serta jadwal panen juga menjadi hal yang
termasuk dalam lingkup agroklimatologi. Sehingga dapat ditemukan bahwa
memang agroklimatologi sangat berperan dalam mendapatkan dan peningkatan
produksi pertanian.
Pengukuran cuaca dapat dilakukan secara manual, ada beberapa alat yang
dilakukan secara manual untuk mengucur cuaca pada stasiun meteorologi seperti
termometer bola basah, termometer bola kering, ombrometer kran, ombrometer
tabung, panci evaporasi, termometer air raksa, serta suhu ruangan. Dan adapun
untuk mengukur kecapatan angin dengan nama alat anemometer,
Envirotmenttester yang mengukur PH dan kelembaban tanah yang berada di
stasiun.
Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan praktikum pengenalan alat-alat
stasiun klimatologi.

1.2 Tujuan dan Kegunaan


1. Mengetahui penempatan alat-alat stasiun klimatologi
2. Mengenal alat-alat stasiun klimatologi dan cara penggunaan alat-alat stasiun
klimatologi
3. Mengetahui hubungan klimatologi dengan pertanian
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Agroklimatologi Bagi Pertanian


Budidaya pertanian dalam artian luas adalah suatu upaya memanen energi
surya, zat hara dari dalam tanah dan air yang terkandung di dalam tanah.
Bahanbahan tersebut dibentuk melalui proses merabolisme didalam sel tanaman
menjadi bagian dari organ tubuh yang di panen. Proses ini berlangsung terus
menerus selama hidup melalui tahapan pertumbuhan (Growth) dan
perkembanagan (Development). Hasil panen sangat bergantung pada 4 hal yaitu
pertama kesehatan
benih, yang kedua keadaan fisiologi lahan, sifat kimia lahan, dan sifat fisika, yang
ketiga sifat iklim dan perubahan cuaca, dan yang keempat kemampuan petani
sebagai pengelolanya (Dewa,2019)
Agroklimatologi terdiri dari dua kata yaitu Agro yang berarti pertanian dan
Klimatologi yang berarti ilmu iklim. Jadi agroklimatologi adalah ilmu yang
membahas berbagai aspek iklim yang berhubungan dengan permasalahan di dunia
pertanian. Klimatologi sendiri adalah ilmu yang membahas dan menerangkan
tentang iklim bagaimana itu iklim bisa berbeda dari suatu tempat ketempat yang
lainnya. Hal yang sangat erat hubungannya dengan ilmu klimatologi adalah ilmu
cuaca dimana cuaca dan iklim adalah salah satu komponen ekosistem alam
sehingga kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan tidak terlepas dari atmosfir
dengan segala prosesnya (Dewa,2019).

Manfaat dari klimatologi bagi pertanian adalah untuk digunakan dalam


perhitungan kondisi udara dalam suatu kurun waktu tertentu atau digunakan
sebagai tolok ukur untuk menentukan kondisi udara dalam suatu kurun waktu
mendatang dalam periode lebih bulanan, musiman dan tahunan apakah akan
berlebihan atau diatas normal dari harga rata-rata yang baku . Cuaca dan iklim
memberi pengaruh dalam kehidupan masyarakat indonesia khusunya masyarakat
Sumatera Barat sebagaimana kita ketahui mata pencaharian masyarakat Sumatera
adalah dibidang agraris (pertanian) seperti padi, palawija, hortikultura dan lain-
lainnya yang memberikan hasil panen yang kurang memuaskan, hal ini
disebabkan karena para petani Sumatera Barat hanya mengandalkan pengalaman
dalam bertani padahal keadaan cuaca seperi curah hujan terus berubah dan bersifat
dinamis. Produksi di bidang pertanian sangat tergantung pada faktor utama yaitu
keadaan tanah, keadaan tanaman, iklim dan kecerdasan petani (Muldawati,2013).

2.2 BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika


Ilmu yang mempelajari mengenai cuaca disebut meteorologi yakni cabang
ilmu yang membahas pembentukan dan perubahan cuaca serta proses-proses fisika
yang terjadi diatmosfer. Secara luas menyatakan bahwa meteorologi sebagai suatu
cabang ilmu pengetahuan dari atomosfer mempunyai kaitan secara fisik, dinamik,
dan menyangkut status kimia atmosfer dan interaksi antara atmosfer bumi dengan
permukaan bumi. Nilai total dari perubah fisik atmosfer yang berlangsung dalam
keadaan sesaat yang terjadi pada tempat terntentu. Nilai tersebut diperoleh melaui
pengukuran pada stasiun pengamatan terhadap unsur-unsur cuaca. Meteorologi
lebih menekankan proses terjadinya cuaca misalnya mengapa sampai terjadi suhu
ekstrim, hujan lebat, kelembaban rendah, penguapan tinggi, sedangkan
klimatologi penekannya lebih menekan kepada penyebaran hasil dari proses
tersebut misalnya penyebaran suhu udara, kelembaban udara, curah hujan,
frekuensi terjadinya banjir, kekeringan, El Nino, baik skala harian, bulanan
maupun tahunan (Sabaruddin, 2014).

Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari masalah atmosfer, seperti,


suhu, udara, cuaca, angin, dan berbagai sifat fisika dan kimia atmosfer lainnya
yang digunakan untuk keperluan perkiraan cuaca. Dalam kamus besar bahasa
Indonesia (KBBI), meteorologi di definiskan sebagai cabang ilmu geografi yang
mempelajari tentang ciri-ciri fisik dan kimia atmosfer untuk meramalkan keadaan
cuaca di suatu tempat secara khusus dan di seluruh dunia secara umum.
Pengertian meteorologi yang lain adalah bahwa meteorologi adalah ilmu
yangmempelajari proses fisis dan gejala cuaca yang terjadi di dalam atmosfer
terutama pada lapisan bawah yaitu troposfer (Katrina, 2014).

Klimatologi pada dasarnya mempelajari peranan unsur-unsur cuaca atau


iklim baik skala global, regional maupun local atau setempat dalam kegiatan
pertanian. Dalam mempelajari klimatologi terlebih dahulu harus memahami istilah
cuaca- iklim dan meteorologi- klimatologi. Batasan secara klasik menyatakan
bahwa iklim adalah keadaan rata-rata, ekstrim (maksimun dan minimum),
frekuensi terjadinya nilai tertentu dari unsur cuaca ataupun frekuensi dari tipe
iklim. Iklim mengkaji dan membahas tentang pola tingkah laku cuaca pada suatu
tempat atau wilayah berulang selama waktu periode waktu yang panjang. Sebagai
suatu sistem, wilayah iklim cakupannya sangat luas mulai dari skala planiter
sampai pada skala lokal atau setempat merupakan kisaran atmosfer secara
bersambung. Kajiannya menyangkut berbagai aspek proses pembentukan iklim.
2.3 Syarat Penempatan Stasiun Klimatologi
Taman tempat peralatan yang dipakai untuk mengukur unsur cuaca atau
iklim secara kontinyu disebut Stasiun Klimatologi. Taman ini merupakan lahan
datar yang ditumbuhi rumput yang luasnya di atur sesuai banyak dan macam alat
yang digunakan di stasiun tersebut (BMKG, 2021).
Stasiun Meteorologi Pertanian Khusus adalah suatu tempat untuk
mengadakan pengamatan secara terus menerus keadaan lingkungan (atmosfer).
Suatu stasiun meteorologi paling sedikit mengamati keadaan iklim selama 10
tahun berturut-turut, sehingga akan didapat gambaran umum tentang rata keadaan
iklim suatu tempat. Agar diperoleh hasil pemgamatan yang akurat, menurut
(BMKG, 2021) maka dibutuhkan persyaratan sebagai berikut:

• Jauh dari jalan raya


• Jauh dari bangunan fisik yang dapat mempengaruhi iklim
• Lahan merupakan daerah bukan pemukiman padat dan bebas dari industri
• Topografi lahan merupakan tanah yang mendatar, berumput dan
bebas banjir
• Tidak terlalu jauh dari pengamat

2.4 Pengaruh Cahaya Terhadap Pertanian


Cahaya matahari sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan karena terdapat di dalamnya proses fotosintesis bagi tumbuhan:

1. Foto sintesis
Dilansir dari national geography, tumbuhan membuat makanannya sendiri dari
zat-zat anorganik dan merubahnya menjadi zat organik dan energi, proses tersebut
disebut dengan fotosintesis.
Sinar matahari yang mengenai daun tumbuhan akan diserap oleh klorofil atau
pigmen hijau daun dan rubah menjadi glukosa dan oksigen. Glukosa dan mineral
dibutuhkan tanaman untuk membentuk organ daun, batang, dan juga akar dalam
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Tumbuhan dapat dibedakan berdasarkan lamanya tumbuhan tersebut
mendapatkan sinar matahari atau fotoperiodisme. Hal ini dikarenakan daerah di
permukaan bumi memiliki lama penyinaran matahari yang berbeda-beda lamanya.
Menurut fotoperiodisme, tumbuhan dibedakan menjadi tumbuhan hari pendek,
hari panjang, dan hari netral.
2. Fotomorgenesis
Dilansir Sciencing, fotomorgenesis adalah fase gelap pada pertumbuhan
tanaman, dimana tanaman tidak memerlukan sinar matahari untuk tumbuh.
Dilansir Encyclopedia Britannica (1999), pada fotomorgenesis tanaman akan
tumbuh sangat cepat karena adanya fitohormon auksin.
Seperti yang kita ketahui, fitohormon auksin akan memperlambat pertumbuhan
jika terkena sinar matahari dan akan mempercepat pertumbuhan jika tidak terkena
matahari. Pada fotomorgenesis tumbuhan akan tumbuh dengan sangat cepat dan
tinggi, namun batangnya akan tipis dan rapuh juga daunnya akan berwarna pucat.
Hal tersebut disebabkan oleh kekurangan sinar Matahari atau yang disebut dengan
etiolasi.

BAB III

METODELOGI

3.1 Tempat dan Waktu


Praktikum ini dilaksanakn di Laboratorium Agroklimatologi dan Biostatistika
pada hari Sabtu ,16 September 2023 pukul 13:20-14:50
3.2 AlatdanBahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu alat tulis menulis, laptop,
proyektor atau LCD.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu pengenalan alat-alat stasiun
klimatologi yaitu PPT(Power Point) berisi materi praktikum.
3.3 Metode Praktikum
Metode yang dilakukan pada saat praktikum pengenalan alat-alat stasiun
klimatologi yaitu:
1. Membaca dan memahami materi dasar teori
2. Mengerjakan tugas pendahuluan
3. Mengerjakan tugas respon

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Alat Radiasi Surya


4.1.1 Cambell Stokes

Gambar 1. Gambar Cambell stokes


Keterangan bagian Alat:
1. Bola kaca lensa
2. Tempat ketas pias
3. Skala derajat lintang
4. Sekrup penyetel dudukan bola lensa
5. Dudukan bola lensa

Kertas Pias Campbell Stoker terdiri dari :


1. Kertas pias lengkung panjang
2. Kertas pias lengkung pendek
3. Kertas pias luru

Gambar 2. Gambar Kertas Pias


A. Fungsi Alat
Fungsi alat campbell stokes yaitu digunakan untuk mengukur lama
penyinaran matahari.
B. Prinsip Alat dan Cara Kerja
Pada prinsip kerja alat adalah pembakaran pias dan cara kerja pada alat
Campbell Stokes yaitu:

 Panjang kertas pias yang terbakar dinyatakan dalam jam

 Kertas pias yang terbakar hanya pada saat terang saja, sehingga yang
terukur adalah lama penyinaran surya terang.

 Pias diletakkan pada titik api bola lensa. Pembakaran pias terlihat seperti
garis lurus dibawah bola lensa
 Kertas pias adalah kertas khusus yang tidak mudah terbakar.

4.1.2 Aktinograf Bimetal

Gambar 3. Gambar Aktinograf Bimetal


Keterangan Bagaian-bagiaan Alat :
1. Kubah kaca
2. Sensor atau lempengan logam
3. Kertas silinder perekam
4. Pena pencatat
5. Dudukan aktinograf bimetal
A. Fungsi Alat
Aktinograf Bimetal berfungsi untuk mengukur intensitas penyinaran cahaya
matahari.

B. Prinsip Alat dan Cara Kerja Alat


Prinsip kerja alat yaitu pemantulan cahaya pada dua logam berwarna hitam
dan berwarna putih. Dan cara kerja alat ini yaitu logam berwarna hitam berfungsi
untuk menyerap radiasi matahri sehingga suhunya lebih tinggi dari pada lempeng
logam berwarna putih, lempeng logam putih memantulkan radiasi matahari.
Perbedaan suhu bimetal dapat menyebabkan pergerakan pada pena pencatat
sehingga menggoreskan tintanya pada silinder kertas grafik.

4.1.3 Gumbellani

Gambar 4. Gambar Gunbellani


Keterangan Bagaian-bagiaan Alat
:
1. Bola tembaga hitam
2. Bola kaca
3. Tabung buret
4. Metal housing
5. Aquades
A. Fungsi Alat
Fungsi alat Gunbellani adalah untuk mengukur jumlah radisi harian matahari
yang jatuh dipermukaan bumi.
B. Prinsip Alat dan Cara Kerja Alat
Prinsip kerjan Gunbellani adalah menangkap radiasi pada benda berentuk
bola sensor. Dimana cara kerjanya sinar matahari pertama kali tiba pada
permukaan bola kaca lalu diteruskan hingga pada bola hitam. Lalu radiasi
diubah dalam bentuk energi kalor sehingga suhu dalam tabung bertambah. Suhu
digunakan untuk menguapkan air dalam bola hitam. Makin tinggi intensitas
matahari makin banyak pula air yang menguap, uap ini selanjutnya masuk
kedalam tabung buret sahingga diubah dalam bentuk cair.
DAFTAR PUSTAKA

Faperta . umsu , pengaruh cahaya matahari


BMKG. 2021. SMPK (Stasiun Meteorologi Pertanian Khusus). BMKG
Stasiun Klimatologi Klas 1 Banjarbaru.

BMKG. 2021. Peralatan Meteorologi. BMKG Stasiun meteorologi


H.Asan kotawaringin timur.

Sabaruddin, Laode. 2014. Agroklimatologi Aspek-aspek


Klimatik untuk Sistem Budidaya Tanaman. Bandung: Alfa
Beta.

Anda mungkin juga menyukai