Anda di halaman 1dari 16

Laporan Praktikum

Agroklimatologi

PENGENALAN ALAT-ALAT STASIUN KLIMATOLOGI

NAMA : NADYA
NIM : G011231062
KELAS : AGROKLIMATOLOGI E
KELOMPOK : 9 (SEMBILAN)
ASISTEN : 1. MUNADHIL IZUL ISLAM
2. KHUSNUL AULIA

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Agroklimatologi merupakan kajian ilmu yang dimana bagian dari
klimatologi yaitu klimatologi terapan. Klimatologi terapan sendiri merupakan
ilmu klimatologi yang mencari hubungan klimatologi dengan ilmu yang lain.
Iklim merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Jenis dan sifat-sifat iklim bisa menentukan jenis tanaman
yang tumbuh pada suatu daerah serta produksinya. Oleh karena itu, kajian
klimatologi dalam bidang pertanian sangat diperlukan. Seiring dengan
berkembangnya isu pemanasan global dan akibatnya pada perubahan iklim,
membuat sektor pertanian begitu terpukul (Juhariah et al., 2023).
Perlakuan terhadap tanaman tersebut dapat didekati dengan pengolaan data
aktual dari analisis iklim yang diperoleh berdasarkan data pengukuran dari
berbagai sensor agroklimatologi.Sistem kontrol pengendalian iklim mikro dapat
dibuat dengan menggabungkan beberapa sensor seperti sensor suhu dan
kelembaban,sensor suhu tanah,sensor kelegasan tanah dan sensor intensitas
matahari. Alat ini bertujuan dalam pemantauan cuaca,pencatatan dan visualisasi
data dalam situs webside secara online(Lopez dan Villaruz,2019).
Agroklimatologi penting sebagai dasar dalam pengelolaan cuaca dan
iklim. Klimatologi pertanian merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan tentang
hubungan antara keadaan cuaca dan problema-problema khusus kegiatan
pertanian, terutama membahas pengaruh perubahan cuaca dalam jangka pendek.
Pengamatan dan penelaahan ditekankan pada data unsur cuaca mikro yakni
keadaan dari lapisan atmosfer permukaan bumi. Peralatan yang digunakan dalam
pengetahuan cuaca sangat banyak jumlah dan jenisnya yang terdiri atas pengukur
curah hujan, suhu udara, suhu tanah, suhu air, panjang penyinaran matahari,
kecepatan angin, dan evaporasi (Badaruddin et al., 2021).
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) adalah lembaga
pemerintahan non departemen yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika. Dalam pelaksanaan
tugasnya, salah satu masalah yang dihadapi adalah penanganan gangguan
jaringan. Selama ini pengawasan jaringan dilakukan secara manual dan menunggu
adanya laporan dari pengguna untuk penanganan gangguan tersebut. Oleh karena
itu, teknisi atau admin jaringan tidak oke dan 90i8 apat merespon cepat gangguan
tersebut (Sulistiwati dan sistek gajah 2018).
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan praktikum pengenalan
alat-alat klimatologi dan radiasi surya untuk mengetahui hubungan antara
klimatologi dan pertanian.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Praktikum ini beetujuaan untuk mngetahui penenpatan alat-alat stasiun
klimatologi,serta mengenal alat-alat stasiun klimatologi dan cara penggunaan alat-
alat klimatologi beserta unthuk mengetahui hubungan antara klimatimatoligi
dengan pertanian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Agroklimatologi Bagi Pertanian
Klimatologi penting dalam pertanian. Salah satu peran agroklimatologi
dalam bidang pertanian yaitu dengan mengetahui iklim dan cuaca. Mempelajari
klimatologi penting dalam melakukan klasifikasi iklim yang didasarkan atas
tujuan penggunaannya, misal untuk pertanian. Pengklasifikasian iklim yang
spesifik tetap menggunakan data unsur iklim sebagai landasannya yang
berhubungan secara langsung mempengaruhi aktivitas di bidang pertanian (Mira
dan Nida, 2019).
Iklim di Indonesia terus mengalami perubahan dan sulit untuk diprediksi.
Mundurnya awal musim hujan berpengaruh pada waktu tanam dan berakibat
terhadap permasalahan organisme pengganggu tanaman (OPT) yaitu sering
terjadinya ledakan hama dan penyakit. Pengaruh peningkatan konsentrasi CO² di
atmosfer bersifat spesifik terhadap spesies hama dan jenis penyakit serta terhadap
luas serangan hama dan intensitas penyakit tanaman. Perubahan iklim dengan
adanya kenaikan suhu global dan perubahan kelembaban udara juga berpengaruh
terhadap potensi serangan hama dan penyakit tanaman (Megasari dan sodiq,2023).
Sebagai dasar dalam mempelajari Klimatologi, perlu dipelajari dan
dipahami terlebih dahulu yang dimaksud dengan cuaca dan iklim serta perbedaan-
perbedaan diantara keduanya, dan hal-hal yang termasuk unsurunsur cuaca dan
iklim. Klimatologi sangat luas penerapannya dalam memecahkan permasalahan
praktis di masyarakat seperti perkotaan, bangunan, kelautan, kehidupan makhluk
hidup dan pertanian (Koesmasyon dan Askai 2021).
2.2 BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika)
BMKG merupakan sebuah lembaga pemerintah yang berfungsi untuk
melaksanakan tugas di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika sesuai
dengan aturan perundang-undangan yang berlaku. Klimatologi sangat diperlukan
dalam bidang pertanian karena iklim merupakan salah satu faktor pembatas dalam
proses pertumbuhan dan produksi tanaman. Jenis dan sifat iklim dapat
menentukan jenis-jenis tanaman yang tumbuh pada suatu daerah serta
produksinya. Klimatologi pertanian membahas tentang hubungan antara keadaan
cuaca dan masalah-masalah dalam kegiatan pertanian, misalnya hubungan laju
pertumbuhan tanaman atau hasil panen dengan unsurunsur cuaca, lama musim
pertanian, dan pengaruh perubahan cuaca dalam jangka pendek (Saputra dan
Prabawayudha,2022).
Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada
tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh
Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya
berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan cuaca
dan geofisika.Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh
Pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan nama
Magnetisch en Meteorologisch Observatorium atau Observatorium Magnetik dan
Meteorologi dipimpin oleh Dr. Bergsma. Pada tahun 1902 pengamatan medan
magnet bumi dipindahkan dari Jakarta ke Bogor. Pengamatan gempa bumi
dimulai pada tahun 1908 dengan pemasangan komponen horisontal (Juhariah et
al,2020).
BMKG mempunyai tugas : melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.Dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud diatas, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
menyelenggarakan fungsi :
1. Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
2. Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
3. Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
4. Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan data dan
informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
5. Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika;
6. Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat
berkenaan dengan perubahan iklim;
7. Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak terkait
serta masyarakat berkenaan dengan bencana karena factor meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
8. Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika;
9. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
10. Pelaksanaan, pembinaan,pengendalian instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan
komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika
(Koesmaryono,2020)
2.3 Syarat Penempatan Stasiun Klimatologi
Menurut Setiawan dan Hermawati (2019), syarat-syarat penempatan
stasiun Agroklimatologi diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Stasiun klimatotologi tidak ditempatkan di daerah padat pemukiman.


Penempatan stasiun klimatologi tidak di daerah padat pemukiman dimaksudkan
agar tidak menimbulkan kebisingan yang ditimbulkan dari alat-alat stasiun
klimatologi yang dapat mengganggu warga sekitar.

2. Penempatan stasiun klimatologi ditempatkan tidak terlalu jauh dari


sarana/prasarana penunjang kantor yang diperlukan antara lain terletak dipinggir
jalan raya utama/umum,, terdapat jaringan listrik PLN dan jaringan telepon.

3. Penempatan stasiun klimatologi ditempatkan di daerah yang tersedia sarana dan


prasana berupa transportasi umum dari dan ke stasiun klimatologi, dan juga tidak
terlalu jauh dari sarana sosial dan sarana lainnya sesuai dengan kebutuhan.

4. Stasiun klimatologi harus jauh dari daerah perairan, ditempatkan pada tanah
yang datar, dan sekeliling luasan stasiun klimatologi terpelihara dengan tanaman
penutup tanah.

2.4 Pengaruh Cahaya Terhadap Pertanian


Cahaya matahari adalah faktor penunjang dalam pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. cahaya sebagai faktor utama penentu fotosintesis global,
sehingga terdapat hubungan kuantitatif yang erat diantara penyerapan cahaya
matahari dan produksi biomassa dunia. Hubungan yang begitu erat ini biasanya
terlihat dengan lebih jelas pada komunitas tanaman yang dibudidayakan, seperti
tanaman pertanian, perkebunan, dan hortikultura (Wimudi dan Fuadiyah, 2021).
Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
adalah cahaya. Cahaya matahari sangat berpengaruh terhadap proses fisiologi
tanaman seperti fotosintesis, respirasi, pertumbuhan serta pembungaan,
pembukaan dan penutupan stomata, serta perkecambahan dan pertumbuhan
tanaman. Sifat cahaya matahari yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu intensitas
cahaya, kualitas cahaya (panjang gelombang) dan lamanya penyinaran (Susilawati
et al., 2019).

Fotosintesis adalah reaksi yang penting pada tumbuhan yang berfungsi


mengubah energi cahaya matahari menjadi energi kimia disimpan dalam senyawa
organik. Cahaya matahari diperlukan oleh tanaman untuk melakukan 2 tahapan
yaitu reaksi terang yang dilakukan di tilakoid dan ada juga siklus calvin yang
dilakukan di stomata (Yustiningsih, 2019).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum pengenalan alat-alat stasiun klimatologi dilakukan di
Laboratorium Nutrisi dan Ekofisiologi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas
Hasanuddin, Makassar. Praktikum ini dilaksanakan pada Sabtu, 16 September
2023, pukul 11.20-12.50 WITA.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah alat tulis menulis, labtop,
proyektor/LCD.

Bahan yang digunakan dalam praktikum pengenalan alat-alat stasium


klimatologi yaitu PPT (Power Point) berisi materi praktikum.

3.3 Metode Praktikum


Prosedur yang digunakan dalam praktikum suksesi adalah sebagai berikut.
1. Menyiapkan alat tulis menulis yang akan digunakan.

2. Memperhatikan presentasi alat-alat stasium klimatologi yang telah disiapkan


oleh asisten dalam bentuk PPT (Power Point).

3. Mencatat hal-hal yang ditampilkan dan dijelaskan oleh asisten.

4. Melakukan sesi tanya jawab dengan asisten.

5. Melakukan evaluasi hasil dari materi pengenalan alat-alat stasium klimatologi.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Alat Radiasi Surya
4.1.1 Cambell Stokes

Gambar 1.Cambell stokes


Keterangan Bagian-bagian Alat:
1. Bola kaca pejal
2. Tempat kertas pias
3. Skala derajat lintang
4. Sekrup penyetel dudukan bola pejal
5. Dudukan bola

Kertas Pias Campbell Stoker terdiri dari :


Gambar 2. Kertas Pias
A. Fungsi Alat
Campbel stokes merupakan alat untuk mengukur lamanya durasi
penyinaran matahari. Lamanya penyinaran matahari selama sehari yang diukur
memanfaatkan pergerakan semu matahari atau garis edar semu yang dimiliki oleh
matahari dari timur ke barat dan sinar matahari yang datang menuju permukaan
bumi, yaitu dengan jalan memusatkan (memfokuskan) sinar matahari yang jatuh
pada sekeliling permukaan bola kaca pejal sedemikian rupa hingga fokus sinar
matahari tersebut tepat mengenai permukaan kertas pias yang telah dimasukan ke
celah kerangka cekung dibawah bola pejal tersebut dan meninggalkan jejak pias
yang terbakar sesuai posisi matahari saat itu (Pujiastuti,2019)

B. Prinsip Alat
Campbell Stokes merupakan alat ukur analog durasi harian penyinaran
matahari yang masih banyak digunakan di Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG). Ada beberapa kelemahan Campbell Stokes yaitu
menggunakan kertas pias sebagai penentu durasi penyinaran matahari, resolusi
pengukuran kurang baik karena kertas pias memendar ketika terbakar, dan
intensitas cahaya tidak terukur. Sensor Light Dependent Resistor (LDR) yang
memiliki karakteristik bahwa terjadi perubahan nilai tahanan akibat perubahan
intensitas cahaya yang menyinari sensor dapat diaplikasikan untuk
pengembangan alat ukur durasi harian penyinaran matahari yang lebih baik.

C. Cara Kerja Alat


1.Sinar matahari yang datang menuju permukaan bumi, khususnya yang tepat
jatuh pada sekeliling permukaan bola kaca pejal akan dipokuskan ke atas
permukaan kertas pias yang telah dimasukkan ke celah mangkuk.
2.Tinggalkan jejak bakar sesuai posisi matahari saat itu.

3.Jumlah kumulatif dari jejak titik bakar inilah yang disebut sebagai lamanya
matahari bersinar dalam satu hari (satuan jam/menit).

4.1.2 Aktinograf Bimetal

Gambar 3.Aktinograf Bimetal


Keterangan Bagaian-bagian Alat :
1. Kubah kaca
2. Sensor/lempengan logam
3. Kertas silinder perekam
4. Pena pencatat
5. Dudukan aktinograf bimetal
A. Fungsi Alat
Actinograf Bimetal adalah alat yang digunakan untuk mengatur radiasi
matahari secara otomatis dan memiliki satuan.Satuan K Cal/cm2(Langley).Hal ini
sesuai dengan pendapat Handayani (2019) yang mengatakan bahwa Actinograf
Bimetal digunakan untuk mencatat radiasi matahari serta lamanyan penyinaran
matahari.
B. Prinsip Alat
Prinsip kerja Actinogragaf adalah perbedaan panjang akibat adanya
perbedaantemperatur. Sistem pencatatan pena pada pias dilakukan secara
mekanis. Pena bergerak naik turun padapias yang yang digulung pada silinder
jamsehingga dapat membuat jejak (grafik) padakertas pias yang direkatkan pada
silinder yang berputar. Kertas pias tersebut terdapatskala waktu dan satuan
luas dari kertas pias tersebut dapat peroleh hasil rekamanintensitas radiasi
matahari total di suatu tempat selama waktu tertentu (harian ataumingguan)(Azuki
Rin,2019)
C. Cara Kerja Alat
Cara kerja dari alat aktinograf bimetal yaitu sebagai berikut:
1. Pengoperasian dimulai pada pukul jam 6 pagi.
2. Membuka cover atau penutup alat.
3. Lepaskan drum clock dari shafnya.
4. Pasang kertas biasa dengan Sisi pias terhimpit penjepit drums clock.
Hidupkan sistem.
5. Pasang kembali dalam clock pada tempatnya.
6. Putar drum clock agar ujung pena tepat jatuh pada jam dan hari
Awal pengukuran.
7. Tutup kembali cover/penutup.
8. Setelah matahari terbenam selama 1,5 jam pias harus diambil.

4.1.3 Gumbellani

Gambar 4.Gunbellani
Keterangan Bagian-bagian Alat:
1.Bola tembaga hitam
2.Bola kaca
3.Tabung buret
4.Metal Housing
5.Aquades
A. Fungsi Alat
Fungsui Gun Bellani adalah sebagai alat untuk mengukur jumlah radiasi
harian matahari yang jatuh ke permukaan bumi. Hal ini sesuai dengan pendapat
Nurhamiddin dan Fadli, (2020) yang menyatakan bahwa Gunbellani merupakan
alat klimatologi yang mempunyai fungsi mengukur intensitas cahaya matahari
dengan bagian sensor yang berwarna hitam pekat dan berbentuk bulat yang
dihubungkan tabung buter dengan skala mili liter.
B. Prinsip Alat
Prinsip kerja dari gunbellani yaitu menangkap radiasi pada benda berbentuk
bola sensor
C. Cara Kerja Alat
1. Sewaktu memasang alat di pagi hari, gun bellani dibalik sampe cairan yang
adadi tabung buret tertampung semua di bola hitam, sehingga cairan dalam tabung
buret mendekati nol.
2. Kemudian dikembalikan ke posisi normal /berdiri tegak lurus dan di pasang di
tempat semula. Panas yang ditimbulkan akan menguapkan zat cair dalam bola
hitam.
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, S.U. 2018. Analisis Paparan Kadar Debu dengan Kapasitas Vital Paru
pada Pekerja Mebel Informal (Studi di Desa Rambigundam Kecamatan
Rambipuji Kabupaten Jember). Skripsi. Universitas Jember: Jember.
Badaruddin, Syarifuddin, K. & Khairun Nisa. 2021. Hidrologi Hutan.
Banjarmasin: CV. Batang.
Choiryah, I.C. 2019. Prototipe Perancangan Alat Pengukur Curah Hujan Otomatis
Tipe Hellman Berbasis Arduino Uno. Skripsi. Universitas Jember: Jember.
Dennys, Y. A. 2019. Memprediksi Datangnya Hujan dengan Metode Optimalisasi
Pengamatan Awan untuk Keselamatan Pelayaran. Karya Tulis. Semarang:
Universitas Maritim AMNI Semarang.
Imam Rachmat, I.I. 2019. Peramalan Penyakit Tumbuhan. Malang: Universitas
Brawijaya Press.
Indarawan, A. 2020. Evaluasi Pengukuran Curah Hujan Antara Hasil Pengukuran
Permukaan (AWS, HELLMAN, OBS) dan Hasil Estimasi (Citra Satelit=
GSMaP) Di Stasiun Klimatologi Mlati Tahun 2018. Jurnal Geografi,
Edukasi dan Lingkungan (JGEL), 4(1): 1-7.
Juhariah, J., Zainal Abidin, S. P., & Aulia, M. P. (2023). Klimatologi Pertanian
(Awan, Matahari, Kelembaban). Penerbit Lakeisha.
Khorim, Y. 2019. Kinerja Rotary Dryer pada Pengeringan Chips Manihot
esculenta dalam Pembuatan Mocaf berdasarkan Variasi Waktu,
Temperatur dan Laju Pengeringan. Kinetika, 10(2): 24-28.
Koesmaryono, Y., & Askari, M. (2020). Pengertian dan Ruang Lingkup
Klimatologi Pertanian, dan Pengaruh Atmosfer terhadap Kehidupan dan
Pertanian. Jakarta: Universitas Terbuka.
Kurniawan, A. 2020. Evaluasi Pengukuran Curah Hujan Antara Hasil Pengukuran
Permukaan (AWS, HELLMAN, OBS) dan Hasil Estimasi (Citra Satelit=
GSMaP) Di Stasiun Klimatologi Mlati Tahun 2018. Jurnal Geografi,
Edukasi dan Lingkungan (JGEL), 4(1): 1-7.
Lopez.,dan Villaruz.2015. _Agroklimatologi_ . Surabaya:NEM.
Megasari, D., & Sodiq, M. (2023, April). Program Studi Agroteknologi, Fakultas
Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional" Veteran" Jawa Timur. In
SEMINAR NASIONAL LPPM UMMAT (Vol. 2).
Mira, & Nida, N.D. 2019. Hubungan antara Unsur-Unsur Iklim dengan
Produktivitas Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Kabupaten Banyuwangi.
Thesis. Malang: Universitas Brawijaya.
Nurhamiddin, F., & Fadli, M.S. 2020. Peramalan Cuaca menggunakan Metode
Rantai Markov. Jurnal Biosainstek, 2(1): 16-22.
Pujiastuti, A. 2019. Analisis Hasil Perbandingan Menggunakan Erosi dan Bukaan
pada Proses Segmentasi Kartu Pias. Angkasa: Jurnal Ilmiah Bidang
Teknologi, 11(1): 43-53.
Purba, L. I., Arsi, A., Armus, R., Purba, S. R. F., Amartani, K., Yasa, I. W.,dan
Setyawan, M. B. (2021). Agroklimatologi. Yayasan Kita Menulis.
Rin Azuki,.2019.Laporan Praktikum Radiasi Matahari | - Academia.edu
Saputra, W. S. E., & Prabawayudha, E. (2022). Klimatologi Pertanian.
Slamaet,S.S &Wibowo, C.,. 2018. Keanekaragaman Makrofauna Tanah pada
Berbagai Tipe Tegakan di Areal Bekas Tambang Silika di Holcim
Educational Forest, Sukabumi, Jawa Barat. Jurnal Silvikultur Tropika,
8(1): 26-34.
Sulistyo, A., & Sutanto, F. A. (2018). Warning System Gangguan Konektivitas
Jaringan Pada Bmkg Semarang Dengan Telegram Bot.
Susilawati., Wardah dan Irmasari. 2019. Pengaruh Berbagai Intensitas Cahaya
Terhadap Pertumbuhan Semai Cempaka (Michelia champaca L.) Di
Persemaian. Jurnal Forest Sains, vol.14, No.1
Wimudi, M., & Fuadiyah, S. 2021. Pengaruh Cahaya Matahari terhadap
Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.). Prosiding
Seminar Nasional Biologi, 1(1): 587-592.
Yustiningsih, Maria. 2019. Intensitas Cahaya dan Efisiensi Fotosintesis pada
Tanaman Naungan dan Tanaman Terpapar Cahaya Langsung. BIOEDU,
Vol. 4, No. 2.

Anda mungkin juga menyukai