LAPORAN PRAKTIKUM
AGROKLIMATOLOGI
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
I. PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang............................................................................... 1
1.2. Tujuan Praktikum............................................................................ 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Meteorologi.................................................................. 3
2.2. Pengertian Klimatologi.................................................................. 4
2.3. Pengertian Geofisika...................................................................... 8
III. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat......................................................................... 10
3.2. Bahan dan Alat............................................................................... 10
3.3. Cara Kerja...................................................................................... 10
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Pengamatan........................................................................... 11
3.2. Pembahasan.................................................................................... 13
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan..................................................................................... 27
5.2. Saran.............................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
1
I. PENDAHULUAN
I.2. Tujuan
Tujuan praktikum Agroklimatologi dengan materi Pengenalan Peralatan
BMKG yaitu:
1. Mengetahui macam alat pengukur tiap unsur tersebut dan cara
penggunaanya.
2. Mengetahui fungsi dari masing-masing alat tersebut
3
bidang pertanian inimemanfaatkan informasi tentang cuaca dan iklim mulai dari
perencanaan sampaidengan pelaksanaannya (Setiawan, 2003).
jumlah yang cukup. Penyinaran yang terlalu kuat dapat merangsang kembang
dan buahnya terlalu lebat dan karenanya hanya dapat memberi hasil yang baik
untuk beberapa tahun saja. Terlalu banyak matahari juga dapat
mengakibatkan terlalu cepat merosotnya keadaan tanah. Penghancuran humus
di daerah-daerah tropis yang lebih rendah juga sudah berjalan dengan sangat
cepat (Vink, 1984).
2. Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara karena beratnya
tiap-tiap 1 cm2 bidang mendatar di permukaan bumi sampai batas atmosfer.
Jika kita naik maka tekanan makin rendah karena kerapatan udara makin kecil
kolom udaranya makin pendek (Soekardi, 1986). Tekanan udara antara lokasi
yang satu dengan lokasi yang lain dan pada lokasi tertentu dapat berubah
secara dinamis dari waktu ke waktu. Perbedaan atau perubahan tekanan
uadara ini terutama disebabkan oleh pergeseran garis edar matahari,
keberadaan bentang laut dan ketinggian tempat (Kartasapoetra, 1987).
3. Suhu (Suhu Udara dan Tanah) pembangunan membawa kesan ke atas sistem
iklim mikro. Pembangunan mengubah iklim mikro suatu kawasan; kesan
utama adalah terhadap imbangan sinaran tenaga dan gangguan terhadap
kitaran hidrologi. Penebangan pokok mengakibatkan kuantiti sinaran tenaga
yang diserap oleh tanah lapang meningkat. Ini menyebabkan peningkatan
suhu permukaan tanah dan suhu udara. Pembalikan sinar tenaga bertambah
hingga menyebabkan suhu udara meningkat (Anonim, 2008). Suhu dan
kelembaban udara ini sangat erat hubungannya, karena jika kelembaban udara
berubah, maka suhu juga akan berubah. Di musim penghujan suhu udara
rendah, kelembaban tinggi, memungkinkan tumbuhnya jamur pada kertas,
atau kertas menjadi bergelombang karena naik turunnya suhu udara (Anonim,
2008). Suhu tanah beraneka ragam dengan cara yang khas pada perhitungan
harian dan musiman. Fluktuasi terbesar terdapat di permukaan tanah dan akan
berkurang dengan bertambahnya kedalaman tanah. Suhu tanah sebagai sifat
tanah yang penting, digunakan untuk mengklasifikasikan tanah. Penggunaan
tanah untuk pertanian dan kehutanan berhubungan penting dengan suhu tanah
karena kebutuhan tumbuhan terhadap suhu yang khas (Foth, 1994).
6
tanaman, dan juga dari pepohonan permukaan kedap air atap dan jalan raya
air, air terbuka dan sungai yang mengalir (Wilson, 1993). Pengukuran
langsung evapotranspirasi dengan penginderaan jauh masih belum masih
belum dimungkinkan. Pendekatan penginderaan jauh terhadap penentuan
evapotranspirasi terletak pada pengukuran jumlah dan lamanya gerakan air
dari tanah ke atmosfer. Untuk peliputan kawasan yang luas alat yang paling
tepat bagi penelitian evaporasi adalah radiometer inframerah dan pancatat
citra dari udara (Ersin Seyhan, 1990).
9. Awan dapat terdiri dari butir-butir air, kristal-kristal es atau kombinasi
keduanya. Bila awan demikian tipisnya hingga sinar matahari atau bulan
menembusnya, awan tersebut sering melahirkan pengaruh-pengaruh optik
yang memungkinkan dapat dibedakan antara awan kristal es dan awan butir
air (Masson, 1962). Awan adalah gumpalan uap air yang terapung di
atmosfir. Ia kelihatan seperti asap berwarna putih atau kelabu di langit. Udara
selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi titik-titik air,
maka terbentuklah awan. Penguapan ini bisa bisa terjadi dengan dua cara:
Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara karena air
lebih cepat menyejat. Udara panas yang sarat dengan air ini akan naik tinggi,
hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap itu akan
mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul titik air yang tak terhingga
banyaknya. Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfir lembap. Udara
makin lama akan menjadi semakin tepu dengan uap air (Anonim, 2008).
Pembentukan awan berlaku hampir keseluruhannya pada bagian bawah
atmosfera yang dikenal sebagai Troposfera. Awan terbagi menjadi dua
macam: berbentuk kumulus (cumiliform) dan berlapis-lapis (stratiform)
(Anonim, 2007).
II.3. Pengertian Geofisika
Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi
menggunakan kaidah atau prinsip-prinsip fisika. Penelitian geofisika untuk
mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi melibatkan pengukuran di atas
permukaan bumi dari parameter-parameter fisika yang dimiliki oleh batuan
9
di dalam bumi. Dari pengukuran ini dapat ditafsirkan bagaimana sifat-sifat dan
kondisi di bawah permukaan bumi baik itu secara vertikal maupun horisontal.
Sebagaimana ilmu fisika yang dapat dibagi menjadi beberapa disiplin ilmu yang
lebih kecil (berhubungan dengan variasi kejadian fisikanya), maka Geofisika
Bumi Padat juga dapat dibagi menjadi cabang-cabang ilmu yang lebih kecil,
yaitu :
1) Seismologi (mempelajari gempa bumi dan fenomena fisika yang
berhubungan dengannya)
2) Vulkanologi (juga bagian dari Geologi, mempelajari gunung api, mata air
panas, dsb)
3) Geomagnet (mempelajari medan magnet bumi, termasuk paleomagnetisme)
4) Geoelektrisitas (mempelajari sifat-sifat kelistrikan bumi)
5) Tektonofisika (penggunaan ilmu fisika untuk mempelajari proses tektonik)
6) Gravitasi (juga bagian dari Geodesi, mempelajari medan gravitasi dan
interpretasinya)
7) Geotermal (mempelajari suhu bagian dalam bumi, termasuk eksplorasi panas
bumi)
8) Geokosmologi (mempelajari asal-usul bumi)
9) Geokronologi (mempelajari kejadian bumi, termasuk menentukan umurnya)
Geofisika pada umumnya bekerja pada 3 front pararel yaitu: a) Observasi atau
pengukuran di lapangan; b) Penyelidikan di laboratorium; c) Pengkajian teoritis.
Masalah yang sering terjadi adalah sulitnya melakukan analisa karena sebagian
besar dari obyek yang dipelajari berada di dalam bumi, secara umum tidak dapat
diukur secara langsung di permukaan. Sebagai opsi, geofisika mengandalkan
pengamatan tidak langsung yang dilakukan pada permukaan bumi atau sangat
dekat dengan bumi. Sehingga interpretasi dari pengamatan seperti ini akan
memiliki tingkat kesulitan yang besar.
10
III. METODOLOGI
Untuk mengoperasikan
penakar hujan otomatis untuk
8 Auto Rain menampung sampel air hujan
Water Sampler
(ARWS)
4.2. Pembahasan
Praktikum ini menggunakan alat-alat yang digunakan untuk kegiatan
pengamatan iklim yang ada di Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) Palangka Raya. Alat-alat tersebut memiliki bagian-bagian,
prinsip kerja, serta prosedur kerja dalam setiap penggunaannya dan setiap alat
memiliki fungsi dan cara kerja yang berbeda-beda. Seperti pada tabel 1 diatas dan
berikut penjelasannya:
13
1. Campbell Stokes
a b
Campbell adalah sebuah alat berupa bola kaca yang menyerupai kaca lup,
yang digunakan untuk menyinari kertas pias. Fungsi alat ini adalah mengukur
lamanya penyinaran yang ditandai dengan terbakarnya kertas pias.
Bagian- bagian Campbell stokes terdiri dari sebuah kaca masif yang memiliki
ukuran diameter 10-15 cm. Fungsinya ialah sebagai lensa cembung yang
mengumpulkan sinar matahari kesuatu titik api. Fungsinya sama seperti lub,
bagian kedua terdiri dari kertas pias yang tarbuat dari karton berwarna gelap yang
mudah terbakar dan berfungsi sebagai indikator lamanya cahaya matahari
menyinari kita. Kertas pias juga dilengkapi dengan skala jam. Kertas pias ini
terdiri dari 3 yaitu kertas pias dengan lengkung panjang, lurus, dan lengkung
pendek. Mading-masing kertas pias memiliki fungsi yang sama. Tujuannya hanya
untuk menyesuaikan letak kedudukan matahari.
Cara kerja dari Compbell Stokes yaitu:
a) Compbell stokes diletakkan di ruang terbuka dengan pondasi boton
dibawahnya. Alat ini diletakkan diatas ketinggian 120 cm.
b) Alat ini akan menyerap sinar matahari lalu memfokuskannya pada satu titik
pada kertas bias.
14
c) Fokus cahaya tersebut akan membakar kertas bias, efeknya tidak seperti
kertas yang terbakar api akan tetapi hanya memberikan efek berlubang pada
kertas.
d) Kertas bias terbakar dapat menunjukan lamanya intensitas matahari.
e) Lamanya intensitas matahari dapat dilihat dari skala jam yang tersedia di
kertas bias.
f) Panjangnya lubang pada kertas bias di synkron kan dengan skala jam maka
kita dapat melihat berapa lama cahaya matahari bersinar.
2. Penakar Hujan Hellman
a b
Gambar 2. Penakar Hujan Hellman
(a). Sumber: Dokumentasi Pribadi; b). https://www.kaskus.co.id)
Alat ini memiliki fungsi untuk mencatat intensitas curah hujan atau tingkat
kelebatannya secara otomatis (recording) pada kertas pias. Satuannya millimeter
(mm), setiap hari pias diganti (pias harian atau pias mingguan). Hujan dengan
intensitas lebatbentuk grafik terjal hujan dengan intensitas ringan bnetuk grafik
landai dan waktu terjadi dan berakhirnya hujan dapat diketahui.
Bagian-bagain dari penakar hujan hellman yaitu: a) Bibir atau mulut corong;
b) Lebar corong; c) Tempat kunci atau gembok; d) Tangki pelampung; e) Silinder
jam tempat meletakkan pias; f) Tangki pena; g) Tabung tempat pelampung; h)
Pelampung; i) Pintu penakar hujan; j) Alat penyimpan data; k) Alat pengatur
tinggi rendah selang gelas (siphon); l) selang gelas; m) Tempat kunci atau
gembok; o) Panci pengumpul air hujan bervolume.
Cara kerja dari Penakar Hujan Hellman yaitu:
15
1) Jika hujan turun, air hujan masuk melalui corong, kemudian terkumpul dalam
tabung tempat pelampung. Air ini menyebabkan pelampung serta tangkainya
terangkat (naik keatas).
2) Pada tangkai pelampung terdapat tongkat pena yang gerakkannya selalu
mengikuti tangkai pelampung.
3) Gerakkan pena dicatat pada pias yang ditakkan/ digulung pada silinder jam
yang dapat berputar dengan bantuan tenaga per.
4) air dalam tabung hampir penuh, pena akan mencapai tempat teratas pada pias.
5) Setelah air mencapai atau melewati puncak lengkungan selang gelas, air
dalam tabung akan keluar sampai ketinggian ujung selang dalam tabung dan
tangki pelampung dan pena turun dan pencatatannya pada pias merupakan
garis lurus vertikal.
6) Dengan demikian jumlah curah hujan dapat dihitung/ditentukan dengan
menghitung jumlah garis-garis vertikal yang terdapat pada pias.
Untuk Cara pemeliharaan Penakar Hujan Hellman yaitu:
a) Corong penakar hujan harus selalu diperiksa dan dibersihkan dari debu /
kotoran agar tidak menyumbat.
b) Pena harus tetap bersih bila rusak segera diganti, apabila penanya jenis
catridge agar diganti kalau sudah tidak nyata pencatatannya. Pemasangan
kembali pena tidak boleh terlalu keras menekan pias, karena akan
mengganggu kepekaan dan ketelitian alat.
c) Apabila gerakan pelampung saat naik dan turun tidak lancar atau tersendat,
bersihkan tangkai pelampung dan periksa / bersihkan pipa gelas siphon serta
tabung tempat pelampung dari kotoran / lumut yang melekat.
3. Penakar Hujan Ombrometer
a b
16
5. Psychometer
a b
19
Gambar 5. Psychometer
(a). Sumber: Dokumentasi Pribadi; b). https://www.google.com/url?)
Psychrometer adalah perangkat untuk mengukur kelembaban relatif udara.
Pada psikrometer menggunakan dua buah termometer sebagai komponen
utamanya. Termometer pertama merupakan termometer bola kering yang
digunakan untuk mengukur suhu udara biasa, sedangkan termometer yang kedua
merupakan termometer bola basah yang digunakan untuk mengukur suhu udara
jenuh atau lembab. Komponen Psikrometer, termometer bola kering, termometer
bola basah, kain, air suling. Bagian-bagian dari Psychrometer yaitu: a) Kunci
pemutar; b) Aspirator; c) Spring case; c) Termometer; d) Insulasi putih; e) Insulasi
hitam; f) Tabung insulasi; g) Tabung pelindung.
Prinsip Kerja Psychrometer yaitu mempunyai prinsip kerja yaitu dengan
menggunakan dua termometer. Termometer pertama digunakan untuk mengukur
suhu udara biasa dan yang kedua digunakan untuk mengukur suhu udara jenuh
atau lembab (bagian bawah thermometer diliputi kain/kapas yang basah). Pada
Thermometer Bola Kering tabung air raksa dibiarkan kering sehingga akan
mengukur suhu udara sebenarnya. Pada Thermometer Bola Basah tabung air raksa
dibasahi agar suhu yang terukur adalah suhu saturasi atau titik jenuh, yaitu; suhu
yang diperlukan agar uap air dapat berkondensasi. Suhu termometer basah-bola
lampu lebih dingin dibandingkan dengan termometer kering-bola lampu.
Perbedaan suhu antara termometer kering-wet bulb-dan dapat digunakan untuk
menghitung jumlah uap air di udara.
Hal-hal yang sangat mempengaruhi ketelitian pengukuran kelembaban
dengan mempergunakan Psychrometer ialah:
a) Sifat peka, teliti dan cara membaca thermometer-thermometer
b) Kecepatan udara melalui Thermometer bola basah
c) Ukuran, bentuk, bahan dan cara membasahi kain
20
6. Theodolite Pibal
a b
tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputarputar mengelilingi
sumbu horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua
sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi (Farrington
1997).
Bagian-bagian alat ukur sudut teodolit, bagian atas: teropong, lingkaran
vertikal, sumbu horisontal/mendatar (sumbu II), klem teropong dan pengerak
halus vertikal, dan nivo; bagian tengah: kaki penyangga sumbu II alhidade
horisontal, piringan horisontal, klem dan penggerak halus horisontal, klem dan.
penggerak halus limbus, nivo alhidade horisontal, mikroskop pembaca lingkaran
horisontal; bagian bawah: tribrach (tempat tumpuan sumbu 1), nivo kotak, sekrup
penyetel ABC, alat sentering (optis)
Cara kerja dari Theodolit Pibal yaitu:
1) Dapatkan sepetak tanah tingkat dengan pandangan yang bagus diantara lahan
lainnya yang akan anda ukur.
2) Panjangkan kaki tripod hingga theodolit akan berada pada tingkat yang
nyaman untuk Anda gunakan, sejauh mungkin (kebanyakan tripod theodolit
akan memiliki mekanisme yang akan mengunci mereka ketika mereka
mencapai pemisahan dan sebuah ekstensi maksimum) , dan tempelkan ujung
kaki ke tanah dengan kuat.
3) Paskan tiga sekrup pengatur di dasar teodolit sehingga ratanya sama. Tingkat
sekrup yang dipasang pada theodolite akan memberi anda gambaran bidang
yang sejajar dan presisi.
4) Sejajarkan tingkat panjang dengan dua dari tiga sekrup dan atur ulang dengan
kedua sekrup tersebut untuk bisa mencapai tingkat yang lebih akurat pada
sumbu tersebut. Kemudian anda putar theodolite sampai 90 derajat pada
alasnya dan sesuaikan lagi menggunakan sekrup ketiga.
5) Kemudian lepaskan dua klem pengatur horisontal (biasanya kenop besar di
kedua sisi theodolit, sedikit diimbangi secara vertikal).
6) Kemudian anda sejajarkan di bagian atas teodolite dengan tanda pada cincin
di antara kedua sisi yang terhubung ke klem horizontal, kemudian kunci klem
atas.
22
7) Kemudian anda buka penutup lensa di sisi teodolit, dan lihat melalui lensa
mata kecil. Anda akan bisa melihat tiga skala: penyesuaian horizontal,
vertikal, dan halus. Silahkan gunakan tombol penyesuaian di bagian atas
theodolite untuk menyesuaikan tanda dengan 0’00 “(0 menit dan 0 detik dari
busur).
8) Silahkan gunakan tombol penyesuaian horisontal atas untuk menyelaraskan
garis tunggal yang Anda lihat dalam ruang lingkup di bagian bawah skala
horizontal dan tepat di antara garis ganda yang duduk di bawah angka 0.
9) Anda buat garis referensi dengan menyusun theodolit secara horizontal
dengan tengara tinggi dalam tampilan yang menurut anda mudah. Kemudian
buka kunci klem bawah untuk membuat rotasi ini, luruskan pandangan
dengan tengara, dan kunci klem bawah lagi. Pengukuran horizontal akan tetap
nol. Mulai sekarang, hanya kendurkan klem atas untuk membuat penyesuaian
horizontal.
7. Evaporimeter
a b
Gambar 7. Evaporimeter
(a). Sumber: Dokumentasi Pribadi; b). https://www.google.com/url?)
atau logam lainnya yang anti karat dengan ketebalan 0,8 mm dan biasanya tidak di
cat. Bagian dasar panci dibuatkan pondasi yang terbuat dari kayu yang
mempunyai ukuran ketebalan sekitar 3-5 cm, dan diletakkan di atas tanah. Kayu
tersebut dicat sehingga tahan terhadap cuaca dan rayap. Bagian atasnya juga dicat
putih untuk mengurangi penyerapan radiasi matahari. Fungsi dari pondasi kayu
ini adalah untuk menjaga bagian bawah panci agar tetap kering selama musim
hujan. Dan juga
dapat memudahkan pemeriksaan jika terjadi kebocoran pada panci. Dalam satu
kesatuan evaporimeter terdiri dari beberapa alat diantaranya yaitu: Hook gauge,
Stili well, Cup counter anemometer, floating thermometer, serta penakarhujan
jenis obs dan thermometer apung merupakan kelengkapan dari alat evaporasi
panic terbuka yang berfungsi untuk mengetahui suhu permukaan air yang terjadi
di permukaan bumi atau tanah. terdiri dari thermometer maksimum (thermometer
raksa) dan thermometer minimum (thermometer alkohol). Suhu rata-rata air
didapat dengan thermometer harus terapung tepat di permukaan air, sehingga
dilengkapi dengan pelampung dibagian depan dan belakang yang terbuat dari
bahan yang tahan air atau karat. Setelah dilakukan pembacaan, posisi indek pada
thermometer minimum harus dikembalikan ke suhu aktual dengan
memiringkannya. Sedangkan untuk thermometer maksimum, tinggi air raksa juga
dikembalikan pada suhu aktual dengan menggunakan magnet.
Kadar penguapan tidak dapat diukur secara langsung. Oleh karena itu maka
prinsip kerja evaporimeter menggunakan perubahan tinggi air dalam panci. Air
dalam panci mengibaratkan jumlah penguapan udara yang terjadi dalam area 1 m2
Pengamatan dilakukan sebagai berikut :
1) Pasang hook gauge di atas bejana still well.
2) Putar sekrup pengatur pada hook gauge sampai ujung jarum tepat pada
permukaan air. Sekrup ini berfungsi sebagai micrometer yang dibagi menjadi
50 bagian. Satu putaran penuh dari micrometer mencatat perubahan ujung
jarum setinggi 1 mm.
3) Angkat hook gauge dan baca serta catat angka yang ditunjukkan skala atau
micrometer.
24
4) Ketinggian permukaan air di dalam panci diukur pada awal periode waktu
pengamatan dan akhir periode waktu tersebut. Selisihnya (setelah dikoreksi
dengan banyaknya curah hujan yang jatuh selama periode waktu pengamatan)
adalah besarnya penguapan.
5) Esok harinya lakukan pengamatan seperti di atas dan keduanya itu dapat
menentukan jumlah penguapan yang terjadi dalam 24 jam.
6) Jika air dalam panci hampir habis, maka isi kembali hingga air mencapai
tanda atau skala yang telah ditentukan. Begitu pun sebaliknya dengan
mengurasnya jika air meluap.
7) Hasil pengamatan dicatat di buku observasi, lalu disalin di back-up synop dan
dilaporkan dalam AGM IB, dan laporan data penguapan.
8. Auto Rain Water sampler (ARWS)
Gambar 8. Evaporimeter
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
9. Anemometer
25
Gambar 9. Evaporimeter
(a). Sumber: Dokumentasi Pribadi; b). https://www.google.com/url?)
V. PENUTUP
V.1.Kesimpulan
Kesimpulan dari Praktikum Agroklimatologi dengan materi Pengenalan
Peralatan BMKG di Palangka Raya yaitu:
1. Setiap peralatan unsur iklim/cuaca memiliki cara kerja yang berbeda-beda
sesuai dengan fungsi masing-masing alat ukur dengan tata letaknya.
2. Pemasangan alat ukur umumnya dilakukan/dipasang di tempat terbuka.
3. Cara kerja tiap alat ukur akan menghasilkan data pencatatan yang akurat, bila
penggunaannya dilakukan dengan baik dan benar tanpa kesalahan.
4. Cara pengamatan peralatan ukur unsur iklim/cuaca disesuaikan dengan kerja
masing-masing alat ukut tersebut.
V.2.Saran
Diharapkan agar alat-alat yang digunakan yang sudah berusia lanjut diharap
diperbaharui agar dapat dihasilkan data yang akurat dalam pengamatan.
27
DAFTAR PUSTAKA