Disusun Oleh :
22104007
PRODI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Bertujuan supaya mahasiswa dapat mengetahui seluk-beluk dari BMKG, alat-alat apa saja
yang ada di BMKG dan mahasiswa harus dapat menganalisis peran BMKG bagi masyarakat
dan bagi pertaninan.
BAB II
PEMBAHASAN
Pada masa pendudukan Jepang antaratahun 1942 sampai dengan 1945, nama instansi
meteorologi dan geofisika tersebut digantimenjadi Kisho Kauso Kusho.Setelah proklamasi
kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, instansi tersebut dipecahmenjadi dua yakni: Biro
Meteorologi yang berada di lingkungan Markas Tertinggi TentaraRakyat Indonesia,
Yogyakarta, khusus untuk melayani kepentingan Angkatan Udara.Jawatan Meteorologi dan
Geofisika yang berada di Jakarta dibawah Kementerian PekerjaanUmum dan Tenaga.Pada
tanggal 21 Juli 1947, Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil alih olehPemerintah
Belanda dan namanya diganti menjadi Meteorologisch en Geofisiche Dienst.Sementara itu,
ada juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang di pertahankan olehPemerintah Republik
Indonesia yang berkedudukan di Jalan Gondangdia, Jakarta. Pada tahun 1949, setelah
penyerahan kedaulatan negara Republik Indonesia dariBelanda, Meteorologisch en
Geofisiche Dienst diubah menjadi Jawatan Meteorologi danGeofisika dibawah Departemen
Perhubungan dan Pekerjaan Umum. Selanjutnya padatahun 1950, Indonesia secara resmi
masuk sebagai anggota Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization
atau WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi dan Geofisika menjadi Permanent
Representative of Indonesia with WMO. Pada tahun 1955,Jawatan Meteorologi dan
Geofisika diubah namanya menjadi Lembaga Meteorologi danGeofisika dibawah
Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan menjadi Jawatan
Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan Udara. Namun 10 tahun
kemudian diubah lagi menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika.
5. Sangkar Metereologi
Sangkar meteorology pada umumnya dipasang di taman alat-alat meteorology.
Pemasangan alat-alat meteorologi di dalam sangkar dimaksudkan supaya hasil pengamatan
dari tempat-tempat dan waktu yang berbeda dapat dibandingkan satu sama lain. Selain
itu,alat-alat yang terdapat di dalam sangkar akan terlindung dari radiasi matahari
langsung,hujan, dan debu. Sangkar cuaca dibuat dari kayu yang baik sehingga tahan terhadap
perubahan cuaca. Sangkar dicat putih supaya tidak banyak menyerap radiasi panas matahari
Sangkar dipasang dengan lantainya yang berada 120 cm di atas tanah, panjang 60cm,dan
lebanya 40cm pemasangan ini sudah merupakan aturan standar internasional WMO.Sangkar
harus dipasang dengan kuat menggunakan pondasi yang dicor beton sehingga tetap kokoh
dari angin kencang. Selain itu agar tidak mudah di makan rayap. Sangkar mempunyaidua
buah pintu dan dua jendela yang berlubang-lubang. Lubang ini memungkinkan adanya aliran
udara. Temperatur dan kelembaban udara di dalam sangkar mendekati atau hampirsama
dengan temperatur dan kelembaban udara di luar. Sangkar dipasang dengan pintumembuka
menghadap utara-selatan, sehingga alat-alat yang terdapat di dalamnya tidak terkena radiasi
matahari langsung sepanjang tahun. Jika matahari berada pada belahan bumi selatan pintu
sebelah utara yang dibuka untuk observasi atau sebaliknya.
6. Ombrometer
Ombrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur hujan. Ada dua jenis
Ombrometer, yaitu Ombrometer Observarium, dan Penakar Hujan Otomatis (Tipe Hellman).
a. Ombrometer Observarium Penakar hujan ini tipe manual, bentuknya sederhana terbuat dari
seng plat tinggi kurang lebih 60 Cm dicat aluminium, ada juga yang terbuat dari pipa paralon
tinggi 100 Cm.Penakar hujan biasa terdiri atas :
- Sebuah corong yang dapat dilepas dari bagian badan alat, mulut corong (bagian
atasnya)terbuat dari kuningan yang berbentuk cincin (lingkaran ) dengan luas 100 Cm2.
- Bak tempat menampung air hujan.
- Kran, untuk mengeluarkan air dari dalam bak ke gelas ukur.
- Kaki yang berbentuk silinder, tempat memasang penakar hujan pada pondasi kayu
dengancara disekrup.
-Gelas ukur penakar hujan untuk luas corong 100 Cm2 , dengan skala ukur 0 s/d 25 mm.
- Keseragaman pemasangan alat, cara pengamatan, dan waktu observasi sangat
diperlukanuntuk memperoleh hasil pengamatan yang teliti, dengan maksud data yang
dihasilkan dapat dibandingkan satu sama lain.
b. Penakar Hujan HellmanPenakar Hujan Hellman adalah sebuah alat pengukur hujan
otomatis. Cara kerja alatini adalah jika terjadi hujan maka air hujan akan masuk dan
menaikkan pelampung, lalu tintaakan naik dan menulis diatas kertas pias sesuai dengan hujan
yang diterima.
8. Barometer
Barometer adalah alat untuk mengukur tekanan udara. Istilah Barometer
inidiperkenalkan pada 1665-1666 oleh seorang ilmuwan alam yang berasal dari Irlandia
bernama Robert Boyle. Kata tersebut diturunkan dari sebuah istilah Yunani báros yang
berarti berat, bobot dan metron yang berarti ukuran, yang berarti ukuran berat udara.
Perkiraan cuaca baik harian maupun perkiraan musim, mempunyai arti penting dan
banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian. Perkiraan cuaca 24 jam yang dilakukan oleh
BMKG, mempunyai arti dalam kegiatan harian misalnya untuk pelaksanaan pemupukan dan
pemberantasan hama. Misalnya pemupukan dan penyemprotan hama perlu dilakukan pada
pagi hari atau ditunda jika menurut perkiraan sore hari akan hujan lebat. Perkiraan permulaan
musim hujan mempunyai arti penting dalam menentukan saat tanam di suatu wilayah. Jadi,
bidang pertanian ini memanfaatkan informasi tentang cuaca dan iklim mulai dari perencanaan
sampai dengan pelaksanaannya (Setiawan, 2003).
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
1. Alat-alat klimatologi sangat dibutuhkan dalam bidang pertanian, untuk meningkatkan hasil
panen dan untuk mencegah terjadinya gagal panen.
2. Alat-alat yang terdapat di BMKG antara lain: Penakar HujanTipe Helman, Campbell
Stokes, ARWS, Ombrometer, Thermometer Tanah, Barometer, Sangkar meteorologi,
Penakar hujan observatorium dsb.
3. Penggunaan alat dan penempatan alat harus diketahui secara mendalam, agar hasil data
yang didapatkan sesuai dengan keadaan iklim yang sebenarnya.
Meskipun tidak selalu prediksi dari BMKG seratus persen akurat dan pasti akan
terjadi namun, setidaknya masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian
dalam menyikapi fenomena bencana.
Daftar pustaka