Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

PENGENALAN ALAT DAN FUNGSI DI BMKG

DOSEN : Dr. Ir H. Sugiarto M.P

Disusun Oleh :
NAMA : A.R DARMAWAN PUTRA

NPM : 21601031059

KELAS : AGROTEKNOLOGI 2B

UNIVERSITAS ISLAM MALANG


FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
SEMESTER II
2016
DAFAR ISI

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1

1.1 Latar belakang................................................................................................... 1


1.2 Tujuan................................................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................. 3

2.1 Sejarah BMKG.................................................................................................. 3


2.2 Tugas dan fungsi BMKG...................................................................................4

BAB III PEMBAHASAN........................................................................................................6

3.1 Tempat dan Syarat BMKG................................................................................6


3.2 Alat-alat dan fungsinya......................................................................................7

BAB IV PENUTUP................................................................................................................22

4.1 Kesimpulan.......................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................23

I
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


A. pengertian Meteorologi dan Klimatologi

a. Pengertian Meteorologi
Meteorologi berasal dari dua kata yang mempunyai makna atau arti yaitu :
1. Meteoros : benda yang ada di dalam udara
2. Logos : ilmu atau kajian
Meteorologi adalah : ilmu yang mempelajari proses fisis dan gejala cuaca yang terjadi
di lapisan atmosfer (troposfer)

b. Pengertian Klimatologi
Klimatologi berasal dari dua kata yaitu :
1. klimat : kemiringan bumi (lintang tempat)
2. logos : ilmu
Klimatologi adalah : ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim, mengapa
berbeda, keterkaitan degan aktivitas manusia. Sedangkan Klimatologi pertanian merupakan
suatu cabang ilmu pengetahuan tentang hubungan antara keadaan cuaca dan masalah-masalah
khusus kegiatan pertanian, terutama membahas pengaruh perubahan cuaca dalam jangka
pendek.
Unsur-unsur cuaca dan iklim di lapangan memberikan pengaruh terhadap kehidupan
tanaman atau ternak dalam bentuk interaksi yang seringkali sangat kompleks. Kadang-kadang
sulit untuk melihat pengaruh suatu unsur cuaca atau iklim terhadap tanaman atau ternak, tanpa
memperhatikan pengaruh unsur cuaca/iklim lainnya. Sejalan dengan luasnya data biologi atau
fisiologi yang diperlukan untuk menilai pertumbuhan, perkembangan dan produksi maka
dibutuhkan bermacam data cuaca/iklim yang mempengaruhinya. Pengaruh cuaca/iklim
terhadap tanaman atau ternak baru dapat diketahui setelah kita hubungkan "rekaman" proses
metabolisme yakni data biologi dengan "rekaman" proses perubahan atmosfer yakni data
cuaca. Tanaman yang berasal dari benih yang sehat, cukup haranya dan kebutuhan airnya,
maka pertumbuhan dan perkembangannya sepenuhnya tergantung pada perubahan cuaca
selama periode hidupnya. Gejala pertumbuhan dinyatakan oleh pertambahan satuan panjang,
volume dan berat hasil fotosintesis yang disimpan dalam organ tubuhnya. Dari tiga macam

1
parameter pertumbuhan tersebut dapat dipilih yang paling praktis untuk digunakan.
Pengukuran lebih jauh sering diperlukan terhadap kadar zat-zat tertentu di dalamnya antara lain
kadar pati, gula, air, selulose, minyak dan sebagainya. Perkembangan tanaman dapat diartikan
sebagai perubahan bentuk, struktur dan komposisi, serta fungsi dari bagian tanaman secara
teratur.

Perubahan iklim tersebut berdampak pada perubahan unsur-unsur iklim antara lain curah
hujan, suhu, dan kelembaban udara, maupun intensitas radiasi yang dirasakan semakin bergeser
dari kondisi alami. Perubahan tersebut seharusnya dijadikan sebagai bentuk keprihatinan dan
kewaspadaan bagi setiap manusia yang mendiami bumi ini, namun, sebaliknya kebanyakan
orang kurang memandang iklim sebagai sumberdaya melainkan sebagai faktor penghambat.
Faktor antara lain kurangnya aspresiasi atau pemahaman iklim sebagai sumberdaya melainkan
sebagai sumberdaya, masih terbatasnya kemampuan mengaplikasikan unsur iklim dalam
hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, serta munculnya kejadian-
kejadian iklim di luar kemampuan mengaplikasikan unsure iklim dalam hubungannya dengan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, serta munculnya kejadian-kejadian iklim diluar
kemampuan manusia (Sabaruddin, 2014).

1.2 Tujuan
Bertujuan supaya mahasiswa dapat mengetahuhi tugas-tugas dari BMKG,dan selain
itu juga mahasiswa harus dapat mengetahui alat-alat apa saja yang ada di BMKG, dan
mahasiswa harus dapat mengetahui fungsi alat- alat yang ada di BMKG, dan mahasiswa harus
dapat menganalisis pentingnya BMKG bagi masyarakat dan bagi pertanian .

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah BMKG


Sebelumnya bernama Badan Meteorologi dan Geofisika (disingkat BMKG)
adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen Indonesia yang mempunyai tugas
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. Sejarah
pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada tahun 1841 diawali dengan
pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor.
Tahun demi tahun kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil
pengamatan cuaca dan geofisika. Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut
oleh Pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan nama
Magnetischen Meteorologisch Observatorium (Observatorium Magnetik dan Meteorologi)
yang dipimpin oleh Dr. Bergsma. Pada masa pendudukan Jepang antara tahun 1942 sampai
dengan 1945, nama instansi meteorologi dan geofisika tersebut diganti menjadi Kisho Kauso
Kusho.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, instansi tersebut dipecah
menjadi dua yakni: Biro Meteorologi yang berada di lingkungan Markas Tertinggi Tentara
Rakyat Indonesia, Yogyakarta, khusus untuk melayani kepentingan Angkatan
Udara. Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang berada di Jakarta dibawah Kementerian
Pekerjaan Umum dan Tenaga.
Pada tanggal 21 Juli 1947, Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil alih oleh
Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi Meteorologisch en Geofisiche Dienst.
Sementara itu, ada juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang dipertahankan oleh
Pemerintah Republik Indonesia yang berkedudukan di Jalan Gondangdia, Jakarta.
Pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik Indonesia dari
Belanda, Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah menjadi Jawatan Meteorologi dan
Geofisika dibawah Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum. Selanjutnya pada
tahun 1950, Indonesia secara resmi masuk sebagai anggota Organisasi Meteorologi
Dunia (World Meteorological Organization atau WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi dan
Geofisika menjadi Permanent Representative of Indonesia with WMO. Pada tahun 1955,
Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya menjadi Lembaga Meteorologi dan
Geofisika dibawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan

3
menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan Udara.
Namun 10 tahun kemudian diubah lagi menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika.

2.2 Tugas dan Fungsi BMKG

BMKG mempunyai status sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND),


dipimpin oleh seorang Kepala Badan.

BMKG mempunyai tugas : melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi,


Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika menyelenggarakan fungsi :

• Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang meteorologi, klimatologi,


dan geofisika.
• Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
• Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika.
• Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan data dan informasi
di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
• Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
• Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan
dengan perubahan iklim.
• Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak terkait serta
masyarakat berkenaan dengan bencana karena faktor meteorologi, klimatologi, dan
geofisika.
• Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
• Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika.
• Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan
komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
• Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
• Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen pemerintahan di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

4
• Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi, klimatologi,dan geofisika.
• Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
• Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di lingkungan BMKG.
• Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BMKG.
• Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG.
• Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BMKG dikoordinasikan oleh Menteri yang
bertanggung jawab di bidang perhubungan.

5
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Tempat dan Syarat BMKG


Taman alat ini letaknya disusun sedemikian rupa tergantung dari situasi lokasi
setempat. Taman alat disini mempunyai ukuran pxl 60 m x 40 m. Dengan luas 2400 meter
persegi, alat-alat diBMKG karangploso malang ini sudah tergolong lengkap dan mempunyai
standart WMO (World Meteorogical Organozation), yaitu organisasi tentang meteorologi
Internasional yang mana bertugas memberikan standart pada alat-alat.

Taman Alat Karangploso malang

Syarat Lokasi:
• Tanah hendaknya luas dan datar jauh dari gedung-gedung
• sudut pandangan 45o berumput pendek ,kanan-kiri tidak boleh ada bangunan atau
pohon yang tinggi disekitarnya.
• Diberikan pagar, yang mana untuk menghindari gangguan binatang atau anak-anak
• Lebih baik lagi jika terletak diwilayah pertanian

6
3.2 Alat-Alat dan fungsinya
Diarea taman alat, tentu didalam tempat berumput dan berkeliling pagar-pagar itu
terdapat sebuah alat pengujian terhadap iklim. Alat-alat ini banyak sekali, diantaranya ada alat
untuk pengukur curah hujan, alat pengukur radiasi matahari, alat pengukur tekanan angin, alat
pengukur kelembaban udara, dan lainnya.
Berikut nama alat-alat beserta fungsi tersebut:

1. Lysimeter

Tempat permukaan tuang air

Alat ini berguna untuk mengukur penguapan air didalam tanah yang mana ditanah
tempat pengujian tersebut terdapat beberapa jenis tanah dengan keadaan permukaan yang
berbeda. Seperti permukaan satu dengan yang lain, ada yang terdapat tanah kosong (bare
Land), tanah yang ditanami rumput, tanah yang ditanami pepohonan kecil, dan bisa juga tanah
berpasir.

Tempat Kran Pembuka Air Sisa

7
Cara kerja Lysimeter
Cara kerja alat ini adalah, setiap pagi, kira-kira pukul 07.00 atau 08.00 waktu setempat.
Atau berpedoman sebelum matahari terlalu tinggi juga bisa, tuang air pada masing-masing
tanah pengujian sebanyak 8 liter air. Setelah itu tunggu sampai 24 jam. Ambil air melalui kran
yang berada dibagian bawah, dan kemudian dilakukan pengukuran, berapa liter jumlah air yang
meluap (sisa air).

Cara Kerja Lysimeter


2. Gun Bellani Integrator Radiation

Gun bellani merupakan alat yang digunakan untuk mengukur pemanasan bumi oleh
matahari. Semakin besar selisihnya, maka semakin banyak panas yang diserap oleh bumi. Atau
digunakan untuk mengukur penguapan permukaan.

Gun Bellani

8
Cara kerja alat :

Sewaktu memasang alat dipagi hari, alat dibalik dan dikembalikan


sehingga permukaan air dalam tabung mendekati nol. Air dalam alat volumenya konstan dan
bila terkena cahaya matahari akan menguap dan berkondensasi sehingga air turun kebawah.
Cara hitung alat ini bisa menggunakan satuan Calori/Langley, atau dengan Joule.

• Jika kalori maka rumus yang dipakai adalah:


(ml air yang turun - 0 (Curah hujan) x 20,8)
• jika Joule:
(ml air yang turun - 0 (curah hujan) x 4,2)

3. Soil Thermometer (Thermometer Tanah)

Termometer Tanah

Termometer tanah berfungsi sebagai pengukur suhu didalam tanah. Termometer tanah
ini terdiri dari dua jenis, yaitu termometer tanah berumput dan termometer tanah gundul. Tiap
termometer disusun sedemikian rupa dengan jenis kedalaman yang berbeda-beda. Diantara
kedalaman tersebut menurut WMO adalah: kedalaman 0 cm, 2 cm, 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm,
dan 1 meter. Perlakuan ini dilakukan karena tiap kedalaman tanah mempunyai perbedaan suhu
sesuai dengan kemampuan penyinaran matahari terhadap objek tanah.

9
Termometer Tanah Gundul

Termometer Tanah Berumput

Cara Kerja Alat :


Hanya diletakkan dikedalaman masing-masing, kemudian dicatat pada jam-jam
tertentu yaitu jam: 07.00, 09.30, 13.00, 17.00. Biasanya kedalaman termometer akan
memberikan suhu yang terkecil. Seperti suhu yang kami catat kemarin dengan kedalaman urut
mulai dari 0 cm sampai 100 cm : tanah rumput 27º , 28º ,25,6º , 25,6º , 27º , 28º , 28º dan pada
tanah gundul 34º , 25,2º ,28,4 , 26,2º , 27,8º , 28,2º , 28º dengan satuan celcius.
Pengukuran biasanya dilakukan dalam areal stasiun pengamatan. Area ini dijaga agar
tanah disekitarnya tidak terganggu, tidak ternaungi maupun tergenang air. digunakan
termometer air raksa dalam tabung gelas dengan bola ditempatkan pada kedalaman yang
diinginkan. Seperti pada gambar di atas termometer merk casella telah banyak digunakan pada
pengamatan meteorologi. Masing-masing termometer dipasang pada enamel hitam dengan
dukungan baja ringan membentuk sudut 30˚ yang memudahkan pembacaan skala.

10
Termometer tanah jenis ini dapat digunakan sampai kedalaman pengukuran 100 cm.
Terdiri dari termometer yang berada dalam tabung gelas. Pada masing-masing kedalaman
pengukuran dimasukkan selongsong tabung baja, termometer kemudian diturunkan
menggunakan rantai kedalam tabung tersebut. Bola termometer berada dalam lilin parafin
sehingga respons time-nya lambat yang memudahkan dalam pembacaan pengukuran.

Hubungan termometer tanah dengan pertanian:


Hubungan antara alat ini dengan pertanian adalah, dengan alat ini kita dapat mengukur
suhu yang ada dalam tanah. Seperti yang diketahui apabila suhu tanah yang tinggi membuat
akar tanaman bisa rusak dan akhirnya mati.

4. Oven Pan Evaporimeter

Panci Penguapan (Oven Pan Evaporimeter) adalah suatu alat yang berfungsi sebagai
pengukur penguapan air, satuannya adalah milimeter (mm).

Ukuran Oven Pan adalah : Tinggi Alat 25.4 cm, diameter alat 120.7 cm. Alat ini dilengkapi
dengan:

1. Thermometer air Six Bellani (Thermometer Apung), yaitu berfungsi mengukur suhu
dalam air dalam Oven Pan Evaporimeter.
2. Alat pengukur tinggi permukaan air ( Hook Gauge), alat ini berfungsi menjaga
kestabilan air didalamnya dari angin atau yang lainnya. Sehingga air yang ada
didalamnya tetap stabil dan untuk menjaga keakuratannya.
3. Cup Counter Anemometer, tinggi 05 meter. Fungsi alat : Pengukur Kecepatan Angin
Rata-rata harian, Satuan Km/Jam. Keterangan : Prinsip kerja seperti gerakan
Spedometer sepeda motor dalam satuan km/jam. Kecepatan angin rata-rata harian
adalah selisih pembacaan angka dibagi 24 jam.

11
Gambar Oven Pan: Hook Gauge (Tabung), Termometer Apung (Termometer Sx Bellani),
dan Cup Counter (Gambar sebelah kanan sendiri)

5. Anemometer 10 Meter

Anemometer 10 Meter

Namannya saja Anemometer 10 meter, tentu anemometer ini mempunyai ketinggian


10 meter. Ketinggian ini sudah standart dari WMO (World Metereological Organization). Alat
ini diatas berfungsi untuk mengukur kecepatan angin, cara kerjanya adalah : angin yang bertiup

12
akan menggerakkan cup dan mengarahkan wing pin ke arah mata angin. Setelah itu, kecepatan
laju putaran dan arah angin akan dikirim kedalam wind meter seperti gambar dibawah ini

Wind Meter Anemometer

Gambar diatas menunjukan bahwa angin mengarah kearah timur, tepatnya di 120-140º arah
pukul lima
Anemometer diatas terdiri dari :
1. Cup counter yang berfungsi menerima angin dan kemudian berputar-putar,
2. Wing pin, berfungsi sebagai penujuk arah mata angin.

6. Sangkar Metereologi

Sangkar meteorologyi pada umumnya dipasang di taman alat-alat meteorology.


Pemasangan alat-alat meteorologi di dalam sangkar dimaksudkan supaya hasil pengamatan
dari tempat-tempat dan waktu yang berbeda dapat dibandingkan satu sama lain. Selain itu, alat-
alat yang terdapat di dalam sangkar akan terlindung dari radiasi matahari langsung, hujan, dan
debu. Sangkar cuaca dibuat dari kayu yang baik sehingga tahan terhadap perubahan cuaca.
Sangkar dicat putih supaya tidak banyak menyerap radiasi panas matahari.

13
Sangkar dipasang dengan lantainya yang berada 120 cm di atas tanah, panjang 60cm,
dan lebanya 40cm pemansangan ini sudah merupakan aturan standar internasional WMO.
Sangkar harus dipasang dengan kuat menggunakan pondasi yang dicor beton sehingga tetap
kokoh dari angin kencang. Selain itu agar tidak mudah di makan rayap. Sangkar mempunyai
dua buah pintu dan dua jendela yang berlubang-lubang. Lubang ini memungkinkan adanya
aliran udara. Temperatur dan kelembaban udara di dalam sangkar mendekati atau hampir sama
dengan temperatur dan kelembaban udara di luar. Sangkar dipasang dengan pintu membuka
menghadap utara-selatan, sehingga alat-alat yang terdapat di dalamnya tidak terkena radiasi
matahari langsung sepanjang tahun. Jika matahari berada pada belahan bumi selatan pintu
sebelah utara yang dibuka untuk observasi atau sebaliknya.

14
Termohigrograf

Psycromete
piche r

Urut dari kiri: Piche, Psycrometer, dan Termohigrograf

Didalam sangkar metereologi, terdapat beberapa alat tentunya, alat-alat tersebut adalah:

a. Psycrometer, adalah tatanan, atau tempat untuk menata termometer dengan letak vertikal
dan horizontal. Terdiri dari 4 termometer, yaitu:

maxsimum

minimum

kering

basah

1. Termometer Maximum dan Minimum, dipasang dengan posisi horizontal, termometer ini
berguna untuk mengukur suhu paling kecil dan paling besar. Termometer minimum
digunakan untuk mengukur suhu terkecil dan dapat berubah-ubah suhunya sedangakan
mengenai termometer suhu makasimum, yaitu bila suhu didalam sangkar mencapai suhu
tertinggi, maka termometer ini akan tetap menunjukkan suhu tersebut sampai petugas
mencatat dan mengembalikan ke posisi 0.

15
2. Termometer basah dan kering. dipasang dengan posisi vertikal. termometer air raksa dalam
bejana kaca bertujuan mengukur suhu udara aktual yang terjadi (termometer bola kering),
tabung air raksa dibiarkan kering untuk mengukur suhu udara sebenarnya. Adapun
thermometer bola basah adalah thermometer yang pada bola air raksa (sensor) dibungkus
dengan kain basah agar suhu yang terukur adalah suhu saturasi/ titik jenuh, yaitu suhu yang
diperlukan agar uap air di udara dapat berkondensasi. Suhu udara didapat dari suhu pada
termometer bola kering, sedangkan RH (kelembaban udara) didapat dengan perhitungan
khusus.

b. Piche, yaitu alat yang berfungsi mengukur penguapan yang berada dalam ruangan.

c. Termohigrograf, adalah alat yang berfungsi mengukur suhu kelembaban otomatis yang
nanti hasilnya seperti halnya ada tinta pada kertas pias.

16
7. Campbell Stokes

Campbell Stokes adalah sebuah alat berupa bola kaca yang menyerupai kaca lup, yang
digunakan untuk menyinari kertas pias. Fungsi alat ini adalah untuk mengukur lamanya
penyinaran yang ditandai dengan terbakarnya kertas pias.

Macam-macam kertas pias:

1. Kertas pias lengkung, digunakan pada tanggal 15 Oktober - 28/29 Februari


2. Kertas Pias lurus, digunakan pada tanggal 1 Maret - 11 April, atau 3 September - 14
Oktober
3. Kertas Pias Lengkung Pendek, digunakan pada 12 April - 2 September

8. Aktinograf

Aktinograf adalah alat yang digunakan untuk mengukur intensitas radiasi matahari
secara otomatis. Dengan tinggi 120cm diatas permukaan tanah, alat ini mempunyai sebuah
pencatatan otomatis diatas sebuah kertas putih bergrafik. Kertas putih tersebut nantinya akan
menuliskan grafik sesuai dengan penerimaan cahaya pada bola kaca yang menyerupai
Campbell tadi. Perlu diketahui, penggantian kertas Aktinograf adalah tiap pukul 20.00, atau
tergantung GMT pukul 03.00 (Greenwich Mean Time ) wilayah barat. atau rumusnya GMT +7
jam

17
Aktinograf

9. Ombrometer

Ombrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur hujan. Ada dua jenis
Ombrometer, yaitu Ombrometer Observarium, dan Penakar Hujan Otomatis (Tipe Hellman).

1. Ombrometer Observarium
Penakar hujan ini tipe manual, bentuknya sederhana terbuat dari seng plat tinggi kurang
lebih 60 Cm dicat aluminium, ada juga yang terbuat dari pipa paralon tinggi 100 Cm. Penakar
hujan biasa terdiri atas :

Ombrometer Manual Karangploso

• Sebuah corong yang dapat dilepas dari bagian badan alat, mulut corong (bagian atasnya)
terbuat dari kuningan yang berbentuk cincin (lingkaran ) dengan luas 100 Cm2.
• Bak tempat menampung air hujan.
• Kran, untuk mengeluarkan air dari dalam bak ke gelas ukur.

18
• Kaki yang berbentuk silinder, tempat memasang penakar hujan pada pondasi kayu dengan
cara disekrup.
• Gelas ukur penakar hujan untuk luas corong 100 Cm2 , dengan skala ukur 0 s/d 25 mm.
Keseragaman pemasangan alat, cara pengamatan, dan waktu observasi sangat diperlukan
untuk memperoleh hasil pengamatan yang teliti, dengan maksud data yang dihasilkan dapat
dibandingkan satu sama lain.

❖ Cara pengamatan curah hujan dengan alat ini adalah :

• Pengamatan untuk curah hujan harus dilakukan tiap hari pada jam 07.00 waktu setempat
(00.00 GMT), atau jam-jam tertentu.
• Buka kunci pengaman dan letakkan gelas penakar hujan dibawah kran, kemudian kran
dibuka agar airnya tertampung dalam gelas penakar.
• Jika curah hujan diperkirakan melebihi 25 mm. sebelum mencapai skala 25 mm. kran
ditutup dahulu, lakukan pembacaan dan catat. Kemudian lanjutkan pengukuran sampai air
dalam bak penakar habis, seluruh yang dicatat dijumlahkan.
• Untuk menghindarkan kesalahan parallax (kesalahan yang disebabkan adanya
penyimpangan ukuran yang pada awal perencanaan diabaikan. Hal ini disebabkan ukuran
tersebut biasanya sangat kecil, bahkan mendekati nol), pembacaan curah hujan pada gelas
penakar dilakukan tepat pada dasar meniskusnya.
• Bila dasar meniskus tidak tepat pada garis skala, diambil garis skala yang terdekat dengan
dasar meniskus tadi.
• Bila dasar meniskus tepat pada pertengahan antara dua garis skala, diambil atau dibaca ke
angka yang ganjil, misalnya : 17,5 mm. menjadi 17 mm.. 24,5 mm. menjadi 25 mm.
• Untuk pembacaan setinggi x mm dimana 0,5 / x / 1,5 mm, maka dibaca x = 1 mm.
• Untuk pembacaan lebih kecil dari 0,5 mm, pada kartu hujan ditulis angka 0 (Nol) dan tetap
dinyatakan sebagai hari hujan.
• Jika tidak ada hujan, beri tanda ( – ) atau ( . ) pada kartu hujan.
• Jika tidak dapat dilakukan pengamatan dalam satu atau beberapa hari, beri tanda (X) pada
kartu hujan.
• Apabila gelas penakar hujan biasa (Obs.) pecah, dapat digunakan gelas penakar hujan
Hellman dimana hasil yang dibaca dikalikan 2. Atau dapat juga dipakai gelas ukur yang
berskala ml. (Cc), yang dapat dibeli di Apotek .

19
2. Penakar Hujan Hellman

Penakar Hujan Hellman adalah sebuah alat pengukur hujan otomatis. Cara kerja alat ini
adalah jika terjadi hujan maka air hujan akan masuk dan menaikkan pelampung, lalu tinta akan
naik dan menulis diatas kertas pias sesuai dengan hujan yang diterima.

10. ARWS (Auto Rain Water Sampler)

ARWS adalah alat yang digunakan untuk mengoperasikan penakar hujan otomatis
untuk menampung sampel air hujan. Peralatan sensor yang dipakai ini sangat peka, begitu saat
hujan terjadi maka motor penggerak akan membuka tutup peralatan pengumpul sampel air
hujan secara otomatis yang kemudian sampel air hujan dialirkan melalui selang ke botol plastik
yang berbahan dasar polyethylene. Sensor ini akan menutup secara otomatis selama tidak ada
periode hujan atau saat hujan sudah berhenti yang bertujuan untuk menghindari atau mencegah
terkontaminasinya sampel air hujan oleh polutan yang terbawa saat periode endapan kering
(dry deposition) seperti debu yang dibawa oleh angin.

20
ARWS

11. Barometer

Barometer adalah alat untuk mengukur tekanan udara. Istilah Barometer ini
diperkenalkan pada 1665-1666 oleh seorang ilmuwan alam yang berasal dari Irlandia bernama
Robert Boyle. Kata tersebut diturunkan dari sebuah istilah Yunani báros yang berarti berat,
bobot dan metron yang berarti ukuran, yang berarti ukuran berat udara

21
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari pengamatan alat-alat klimatologi yang telah dilakukan, dapat kita simpulkan
bahwa:
1. Alat-alat klimatologi sangat dibutuhkan dalam bidang pertanian, untuk meningkatkan hasil
panen dan untuk mencegah terjadinya gagal panen.
2. Alat-alat yang terdapat di BMKG antara lain: Open Pan Evaporimeter, Penakar Hujan Tipe
Helman, Campbell Stokes, Automatic Rain Sampler, High Volume Sampler, Thermometer
Bola Kering (Bk), Thermometer Minimum, Piche Evaporimeter, Thermometer Tanah,
Barometer, Sangkar meteorologi, Penakar hujan observatorium, cup counter.
3. Penggunaan alat dan penempatan alat harus diketahui secara mendalam, agar hasil data yang
didapatkan sesuai dengan keadaan iklim yang sebenarnya.
4. Pemasangan alat ukur umumnya dilakukan/dipasang di tempat terbuka.
5. Cara kerja tiap alat ukur akan menghasilkan data pencatatan yang akurat, bila
penggunaannya dilakukan dengan baik dan benar tanpa kesalahan.

22
DAFTAR PUSTAKA

• Anonim. 2008. Pengenalan Alat-Alat.(http://www.klimatologibanjarbaru.com/ artikel


/2008/12/pengenalan-alat-alat/). Diakses tanggal 29 November 2014
• Fontain, A. 2002. Meteorology. (http://www.kompas.com) Diakses tanggal 29
November 2014
• Neiburger, dkk.1982. Memahami Lingkungan Atmosfer Kita. Bandung: ITB
• Runtunuwu, E., Syahbuddin, H., dan A. Pramudia. 2008. Validasi model pendugaan
evapotranspirasi : upaya melengkapi sistem database iklim nasional. Jurnal Tanah dan
Iklim 27: 8 – 9.
• Setiawan, A. C. 2003. Otomatisasi stasiun cuaca untuk menunjang kegiatan pertanian.
(http : // www.bmg.ac.id)Diakses tanggal 29 November 2014
• Prawiroardoyo, S. 1996. Meteorologi. Institut Teknologi Bandung, Bandung
• Darsiman, B,.Sutrisno., Mukri Siregar., Nazaruddin Hisyam. 2006. Kharakteristik Zone
Agroklimat E2 di Sumatera Utara. Makalah Penunjang Kongres IV PERHIMPI dan
Simposium Internasional I, Bogor, 18-20 Oktober 2006. 9 pp.
• Donny Kushardono, dkk. 2006. Analisis Perubahan Cuaca pada areal persawahan di
pulau jawa dan pengaruhnya terhadap produktivitas padi. Volume 14 (No 1-2)
• Gunawan Nawawi, Ir., MS 2007. Pengantar Klimatologi Pertanian. Jakarta:
Dinas Pendidikan.
• Kadir Zailani. 2006.Klimatologi dasar. Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala,
Darussalam, Banda Aceh.
• Kurnia, Rendy. 2010. Identifikasi Kenyamanan Termal Bangunan (Studi Kasus: Ruang
Kuliah Kampus IPB Baranangsiang dan Darmaga Bogor). Volume 24 (1) : 14- 22.
• Nurmala, dkk. 2012. Pengantar Ilmu Pertanian. Bandung: Graha Pustaka.
• Sabaruddin, Laode. 2014. Agroklimatologi Aspek-aspek Klimatik untuk
Sistem Budidaya Tanaman. Bandung: Alfa Beta.
• Taufik, 2010. unsur-unsur cuaca dan iklim Diakses, 19 Februari 2016..
http://taufikanugrah.blogspot.com.
• Taufik, Muhammad. 2010. Analisis Tren Iklim dan Ketersediaan Air Tanah di
Palembang, Sumatra Selatan: Volume 24 (1) : 42-49.
• Widiatmo, M. Reza. 2008. Pengertian Geofisika. Diakses tanggal 19 Februari
2016. dari http://geofisika1b.blogspot.co.id/2009/12/pengantar-geofisika.html.

23
• Anonim, 2013. Pengenalan Alat-Alat Klimatologi. Di unduh dari
https://onoe21.wordpress.com/laporan-agroklimatologi-tentang-stasiun-
klimatologi/pengenalan-alat-alat-klimatologi/ (diakses pada 01 oktober 2015)
• Harni,2015 . Laporan Praktikum Klimatologi Pengenalan Alat-Alat Klimatologi
• di unduh dari http://harnisuci06.blogspot.co.id/2015/01/laporan-klimatologi-
pengenalan-alat.html (diakses pada 01 oktober 2015)
• Prawiroardoyo, S. 1996. Meteorologi. Institut Teknologi Bandung,. Di unduh dari
http://ries091.blogspot.co.id/2013/12/laporan-praktikum-acara-i-
pengenalan_6590.html (diakses pada 01 oktober 2015)
• Riski, 2014. Pengenalan Stasiun Dan Peralatan Di Stasiun Klimatologi. Di unduh dari
http://riskiramadhonalubis.blogspot.co.id/2014/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html
(diakses pada 01 oktober 2015)
• Setiawan, A. C. 2003. Otomatisasi stasiun cuaca untuk menunjang kegiatan. Di unduh
dari http://harnisuci06.blogspot.co.id/2015/01/laporan-klimatologi-pengenalan-
alat.html (diakses pada 01 oktober 2015)

24

Anda mungkin juga menyukai