Guru Pembimbing :
Nama Kelompok :
MARET 2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Tuhan yang telah membantu kami dalam menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Tuhan mungkin makalah kami tidak
akan berjalan dengan baik.
Penelitian ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Geografi yang kami
sajikan berdasarkan pengamatan cuaca dalam satu minggu. Penulis berharap makalah ini dapat
menambah pengetahuan seluas – luasnya.
Penelitian ini dibuat dalam rangka untuk memenuhi tugas ujian praktek dengan judul
“Pengamatan cuaca harian di kota Batam”. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Natalina Ristauli Sitorus, S.Pd, yang telah membantu kami dalam menyusun laporan penelitian ini,
maupun teman – teman yang sudah membantu menyusun laporan penelitian ini.
Kami sadar bahwa laporan yang telah kami susun memiliki banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami menerima segala kritik dan saran yang diberikan oleh para pembaca. Kami akan
menjadikan kritik dan saran tersebut sebagai sebuah pelajaran agar bisa membuat makalah yang
lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………….……………………………………………………...i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian ................................................................................................................. 2
1.3 Manfaat Penelitian ............................................................................................................... 2
BAB II ............................................................................................................................................ 3
LANDASAN TEORI .................................................................................................................... 3
2.1 Cuaca dan Iklim ................................................................................................................... 3
2.1.1 Pengertian cuaca menurut para ahli .............................................................................. 3
2.1.2 Pengertian iklim menurut para ahli .............................................................................. 3
2.2 Unsur – unsur Cuaca dan Iklim ........................................................................................... 3
2.2.1 Angin..................................................................................................................................... 3
2.2.2 Curah Hujan .......................................................................................................................... 5
2.2.3 Awan ..................................................................................................................................... 6
2.2.4 Sinar Matahari ....................................................................................................................... 9
2.2.5 Kelembapan Udara................................................................................................................ 9
2.2.6 Suhu .................................................................................................................................... 10
BAB III......................................................................................................................................... 11
PEMBAHASAN .......................................................................................................................... 12
3.1 Pembahasan ........................................................................................................................... 12
3.1.1 Suhu .................................................................................................................................... 12
3.1.2 Kelembapan ........................................................................................................................ 13
3.1.3 Kecepatan Angin ................................................................................................................. 14
BAB IV ......................................................................................................................................... 15
PENUTUP.................................................................................................................................... 16
4.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 16
4.2 Saran .................................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
iklim, seperti ketinggian tempat, daerah-daerah tekanan, arus – arus laut, dan permukaan
tanah. Unsur cuaca dan iklim terdiri atas suhu udara, kelembapan udara, curah hujan,
tekanan atmosfer, dan angin. Cuaca yang tiba – tiba berubah dapat menghambat kegiatan
manusia. Oleh karena itu, kami tertarik untuk mengamati perubahan cuaca dalam
seminggu, diamati tiap 11 jam 30 menit sekali, yaitu pada jam 06.00 pagi dan 17.30 sore
hari untuk dibandingkan dengan kondisi cuaca tiap hari dalam seminggu.
Tujuan yang ingin dicapai selama pengembangan makalah iklim dari penelitian foto langit
yang dilakukan selama seminggu untuk mengamati cuaca adalah :
1. Mampu mendeteksi perubahan kelembaban setiap 12 jam sekali dan pengaruhnya
terhadap kondisi cuaca selama tujuh hari pengamatan.
2. Mampu mendeteksi perubahan kondisi cuaca setiap 12 jam selama tujuh hari
pengamatan.
3. Mampu mendeteksi perubahan suhu setiap 12 jam sekali dan pengaruhnya terhadap
kondisi cuaca selama tujuh hari pengamatan.
4. Mampu mendeteksi perubahan kecepatan angin setiap 12 jam sekali dan
pengaruhnya terhadap kondisi cuaca selama tujuh hari pengamatan.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
4
- Angin Musim Barat
Angin muson barat merupakan angin yang berhembus dari Benua Asia ke Benua
Australia dan angin ini membawa banyak uap air karena melewati perairan dan
samudra sehingga membuat Indonesia mengalami musim penghujan. Angin ini
bertiup pada bulan Oktober – April.
5
- Hujan deras (rain), yaitu hujan yang diameter butirannya kurang lebih 7 mm.
Faktor – fator yang mempengaruhi curah hujan yaitu, seperti arah angin, jarak d
ari sumber air, suhu tanah dan perairan, arah angin, garis lintang, luas daratan,
ketinggian dan juga deretan pegunungan. Ada juga beberapa tipe hujan, sebagai
berikut :
- Tipe Ekuatorial
Ekuatorial merupakan tipe curah hujan dengan pola bimodal (dua puncak hujan).
Umumnya, terjadi sekitaran bulan Maret dan Oktober. Adapun wilayah yang
termasuk tipe ekuatorial yaitu Sumatera Tengah, Sumatera Utara, dan Kalimantan
Utara.
- Tipe Monsun
Curah hujan tipe ini memiliki pola unimodal. Dimana pada bulan Juni, Juli, dan
Agustus terjadi
musim kering sedangkan bulan Desember, Januari, dan Februari terjadi bulan
basah. Kemudian, enam bulan sisanya merupakan periode peralihan atau
pancaroba. Adapun wilayah yang termasuk tipe monsun yaitu Bali, Jawa, Nusa
Tenggara, Papua, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.
- Tipe Lokal
Tipe curah hujan ini juga memiliki pola unimodal. Namun, bentuknya berlawanan
dengan tipe monsun. Adapun wilayah yang termasuk tipe lokal yaitu Sumatera
Tengah, Sumatera Utara, Maluku, dan Kalimantan Utara.
2.2.3 Awan
Awan merupakan sekumpulan tetesan air atau kristal beku yang melayang di
atmosfer yang berada di atas permukaan bumi atau permukaan planet lain. Awan
terbentuk melalui proses kondensasi, yaitu uap gas berubah menjadi titik air atau kristal
es. Luke Howard menyimpulkan dari sekian banyak bentuk awan, secara umum
semuanya berasal dari tiga bentuk dasar yang diberi nama :
6
Cirrus berasal dari bahasa Yunani yang artinya serat atau helaian rambut ikal.
Dinamakan Cirrus karena terdiri dari kristal es yang tergores oleh angin, sehingga
menyerupai goresan halus dan berserat layaknya rambut.
- Cumulus (tumpukan)
Cumulus berasal dari bahasa Yunani juga yang artinya bertumpuk. Sesuai dengan
namanya, awan Cumulus berbentuk gumpalan kapas yang menumpuk. Pergerakan
awan ini dapat terjadi secara vertikal.
- Stratus (lembaran atau lapisan)
Stratus berasal dari Bahasa Yunani yang artinya lapisan. Persebarannya merata
secara horizontal dan berlapis, sehingga kita sulit membedakan mana langit dan
mana awan. Pada tahun 1894, Komisi Cuaca Internasional mengklasifikasikan jenis
awan menjadi 4 kelompok, yakni Awan Rendah, Awan Sedang, Awan Tinggi, dan
Awan Vertikal.
1. Awan Rendah
Awan rendah merupakan awan yang memiliki ketinggian kurang dari 2 km dari
permukaan tanah. Awan ini terbagi menjadi :
- Awan Stratus (St)
Bentuk awan stratus yaitu berlapis-lapis seperti kabut tipis. Bisa ditemukan di
mana saja dengan komposisi berupa kumpulan tetes air. Stratus menjadi
pertanda cuaca cerah, tetapi dapat berpotensi gerimis.
- Awan Nimbostratus / Nimbus (Ns)
Dalam bahasa Yunani, ‘Nimbus’ berarti ‘menimbulkan hujan’. Awan ini
berwarna abu-abu gelap dan terlihat basah. Kalau kamu bertemu dengan awan
Nimbostratus, tandanya akan turun hujan atau salju tebal dalam jangka waktu
yang lama
- Awan Stratocumulus (Sc)
Awan rendah yang terakhir yaitu Stratokumulus yang terdiri dari kumpulan
tetesan air. Bentuknya bergumpal dan bisa menyebabkan hujan ringan atau
terkadang salju.
7
Awan sedang merupakan awan yang memiliki ketinggian 2 - 6 km dari
permukaan tanah. Awan ini terbagi menjadi :
- Altostratus (As)
Sekilas, awan ini bentuknya seperti pita. Komposisinya berupa tetesan air dan
kristal es. Makanya, Altostratus berpotensi menghasilkan gerimis atau virga,
yaitu hujan yang tidak sampai jatuh ke tanah.
- Altocumulus (Ac)
Awan Altokumulus berbentuk gumpalan-gumpalan kapas yang pipih. Bisa
menyebabkan hujan ringan meskipun frekuensinya sangat jarang.
Komposisinya terdiri dari tetesan air dan kristal es.
3. Awan Tinggi
Awan tinggi merupakan awan yang memiliki ketinggian 6 - 12 km dari
permukaan tanah. Awan ini terbagi menjadi :
- Cirrus (Ci)
Cirrus adalah awan yang komposisinya berupa kristal es yang tergores oleh
angin. Sehingga, bentuknya mengkilap dan sering kita temui pada siang hari.
Awan ini tidak menimbulkan hujan atau salju.
- Cirrocumulus (Cc)
Awan ini juga tidak menyebabkan terjadinya hujan, tetapi berpotensi
menghasilkan salju pada kondisi tertentu. Terdiri atas kristal es yang berbentuk
gumpalan melingkar menyerupai sisik
ikan.
- Cirrostratus (Cs)
Cirrostratus berasal dari penyebaran dan penggabungan awan Cirrus.
Bentuknya tipis dan sangat halus, serta tidak berpotensi hujan atau salju.
4. Awan Vertikal
8
Awan vertikal merupakan awan yang bisa naik dan bentuknya terus
berkembang. Awan vertikal dapat berada di ketinggian rendah, sedang, dan
tinggi.
- Cumulus (Cu)
Awan yang bergerak secara vertikal berbentuk kubah atau menyerupai bunga
kol dengan lengkungan bulat. Awan Cumulus muncul pada pagi hari dan
menghilang sebelum malam tiba. Awan ini tidak menimbulkan hujan.
- Cumulonimbus (Cb)
Awan Cumolonimbus merupakan hasil perkembangan dari Awan Cumulus.
Awan ini lebih besar, tinggi, dan dapat mengandung listrik. Butiran air di
dalamnya juga lebih banyak. Awan Cumulonimbus menimbulkan badai dan
hujat lebat yang disertai petir.
9
Ketika udara dingin, maka jarak antar molekulnya menjadi kecil sehingga kesulitan
mengakomodasi uap air.
- Tekanan udara
Jika suatu wilayah memiliki tekanan udara yang semakin tinggi, maka udara yang
berada di sekitarnya juga akan memiliki kelembapan yang tinggi pula. Hal tersebut
dapat terjadi karena uap air yang ada di udara tersebut tetap, namun volume
udaranya mengecil, sehingga kelembapan udaranya meningkat. Sebaliknya jika
tekanan udara diturunkan, kelembapan udara di wilayah tersebut akan semakin
menurun. Hal ini terjadi karena volume udara, namun jumlah uap air tetap sama.
- Pergerakan angin
Pergerakan angin juga dapat mempengaruhi kelembapan pada udara. Hal ini
dipengaruhi oleh proses penguapan dan kondensasi yang terjadi. Air yang menguap
akan terbawa oleh angina dan membentuk awan serta meningkatkan kelembapan
udara di suatu wilayah. Angin berperan untuk menggeser uap air dari suatu wilayah
ke daerah lainnya.
- Vegetasi
Vegetasi dapat mempengaruhi kelembapan pada udara karena tumbuhan
melakukan transpirasi ketika berfotosintesis. Proses fotosintesis ini akan
menghasilkan uap air, yang dimana akan dapat menguap ke udara, meningkatkan
kelembapan udara. Maka itu, tidak jarang kita melihat hutan - hutan besar memiliki
iklimnya sendiri.
- Ketersediaan air
Kandungan air pada suatu wilayah bisa memengaruhi kelembapan di udara. Air
mengalami penguapan dan menjadi uap air yang kemudian akan naik ke udara dan
menetap di atmosfer membuat atmosfer menjadi lebih jenuh. Seiring dengan
berjalannya waktu, uap air akan berubah menjadi awan-awan. Jika atmosfer sudah
mencapai kapasitas udaranya, maka akan terjadi hujan. Semakin tinggi
ketersediaan air di suatu tempat semakin tinggi pula kelembapan di wilayah
tersebut.
2.2.6 Suhu
10
Dalam KBBI, suhu diartikan sebagai ukuran kuantitatif dari temperatur, panas atau
dingin, dan diukur menggunakan termometer. Suhu memiliki empat satuan, antara lain
sebagai berikut :
- Skala Kelvin
Skala Kelvin diperkenalkan oleh Lord Kelvin (1824-1907) yang mengusulkan
untuk menggunakan suhu nol mutlak (-273°C) sebagai skala 0 pada termometer.
Cara pembacaan ini disebut dengan skala Kelvin dimana perubahan 1 derajat pada
skala Kelvin sama dengan perubahan 1 derajat pada skala Celsius. Namun suhu 0
derajat skala Kelvin dimulai pada suhu -273°C. Dengan demikian, 0°C sama
dengan 273 Kelvin yang ditulis dengan huruf (K) tanpa derajat.
- Skala Celcius
Skala Celsius ditemukan oleh ahli astronomi asal Swedia Anders Celsius pada
tahun 1742 yang mengusulkan suatu skala sebagai patokan mengukur suhu. Simbol
yang digunakan adalah huruf C. Berdasarkan skala ini, titik beku air berada pada
0°C dan titik didih air berada pada 100°C pada tekanan atmosfer standar.
- Skala Reamur
Skala Reamur pertama kali diusulkan oleh Rene Antoine de Reaumur pada tahun
1731. Skala Reamur menyebutkan suhu es mencair diberi nilai 0°R dan suhu air
mendidih diberi nilai 80°R.
- Skala Fahrenheit
Skala Fahrenheit menyebutkan suhu es mencair diberi nilai 32°F dan suhu air
mendidih diberi nilai 212°F. Skala Fahrenheit pertama kali diperkenalkan oleh
ilmuwan Jerman bernama Gabriel Fahrenheit pada tahun 1724. Persamaan
Fahrenheit dan Celsius terletak pada suhu negatif atau minus (- 40°C).
Beberapa faktor yang mempengaruhi suhu, seperti sudut sinar matahari, durasi penyinaran, bentuk
permukaan bumi, jumlah tutupan awan serta koordinat lintang. Faktor meteorologi juga
berpengaruh terhadap derajat suhu, yaitu curah hujan, kelembaban, penguapan air, suhu udara,
kecepatan air dan radiasi matahari.
BAB III
11
PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan
Pengamatan cuaca harian ini dilakukan selama tujuh hari, setiap dua belas jam
dalam kurun waktu 24 jam. Pengambilan data dilakukan dengan mengamati langsung
kondisi cuaca dan melihat data suhu, kelembaban, dan kecepatan angin yang dapat dilihat
langsung pada applikasi smartphone.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa suhu, kelembapan, kecepatan angin, dan
kondisi cuaca hampir selalu berubah tiap 12 jam. Perubahan ini dipengaruhi oleh bebagai
faktor seperti kondisi cuaca saat pengamatan dan lokasi pengambilan data. Untuk datanya
hanya berasal dari tujuh lokasi yaitu Sukajadi, SMAK Yos Sudarso, Batu Aji, Tanjung
Piayu, Batam Center, Ruko Odessa dan Nagoya.
Dalam pengamatan ini hubungan antara suhu, kelembapan, dan kecepatan angin
tidak bisa dipisahkan karena saling mempengaruhi satu sama lain dalam penentuan kondisi
cuaca. Seperti pada suhu yang juga mempengaruhi kelembaban dan kecepatan angin.
Cuaca sendiri memiliki unsur – unsur penyusunnya seperti suhu, kelembapan, dan
kecepatan angin yang telah diamati dan disajikan dalam bentuk diagram di bawah ini:
3.1.1 Suhu
12
Temperatur udara/suhu udara adalah udara panas dan dingin yang disebabkan oleh
perbedaan kerja udara, kecepatan proses pendinginan dan pemanasan di lingkungan serta
kandungan air di permukaan bumi.
Grafik di atas menunjukkan bahwa titik tertinggi suhu udara antara pukul 17.00
hingga 18.30 mencapai 29°C, dan titik terendah pada pagi hari antara pukul 06.00 hingga
07.00 dengan suhu 26°C. Bisa di lihat suhu pada pukul 06.30-07.00 selama tujuh hari rata
di 26°C. Jika dilihat dari grafik terlihat bahwa suhu terus meningkat hingga pukul 17.00-
18.00.
3.1.2 Kelembapan
13
Hubungan antara kelembapan dengan waktu pengamatan setiap 12 jam selama 24
jam di perlihatkan pada grafik diatas :
Kelembapan adalah jumlah uap air di atmosfer selama periode waktu tertentu.
Dengan menggunakan diagram di atas yang di kombinasikan dengan diagram suhu,
dapat dilihat bahwa kelembapan dan suhu memiliki hubungan terbalik. Ketika suhu
tinggi, kelembapan rendah. Karena suhu udara mempengaruhi kemampuan udara
menahan uap air, semakin tinggi suhu maka semakin rendah kemampuan udara untuk
menahan uap air. Pada grafik di atas kita bisa liat kalau kelembapan dari tanggal 20
Maret hingga 26 Maret 2023 itu termasuk stabil.
14
Hubungan antara kecepatan angin dengan waktu pengamatan selama 12 jam di
perlihatkan pada grafik diatas :
Udara yang terkena panas matahari akan naik, sehingga tekanan udara akan
menurun, sedangkan daerah yang tidak terjangkau sinar matahari memiliki tekanan
udara yang tinggi. Pada saat yang sama, angin menggerakkan udara yang bergerak dari
daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah.
Jadi berdasarkan teori ini dapat dilihat bahwa kecepatan angin semakin kencang
saat siang hingga sore hari atau pada pukul 17.00-18.00. Hasil ini sesuai dengan teori
diatas, dimana semakin panas suhu udara semakin besar pula kecepatan anginnya.
Kecepatan angin tertinggi terjadi pada hari Minggu, 26 Maret 2023 pukul 17.00-18.00
yang mencapai 25 km/jam. Dan paling rendah pada kecepatan 12 km/jam.
Pada grafik diatas dapat dilihat jika saat siang hingga sore hari kecepatan angin
lebih tinggi jika dibandingkan dengan pagi hari. Namun kecepatan angin selalu
berubah setiap harinya. Perubahan kecepatan angin ini cenderung berbeda tiap harinya,
tetapi tetap mengikuti pola rendah ke tinggi dan ke rendah lagi.
BAB IV
15
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
16
Dalam pengamatan cuaca sebaiknya menggunakan alat-alat meteorologi tentang
pemahaman mengenai kelembapan udarasangat penting dalam lingkungan hidup.serta
mengetahui faktor meteorologi seperti curah hujan, kelembaban, penguapan air, suhu
udara, kecepatan air, dan radiasi matahari dapat mempengaruhi suhu.penulis berharap
agar penelitian ini tetap dilanjutkan sehingga para siswa SMAK Yos Sudarso Batam
lebih mampu memahami berbagai alat klimatologi yang berguna bagi pemantauan
cuaca dan iklim dan dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan yang baru.
DAFTAR PUSTAKA
17
Mardatila, Ani. 2022. “Jenis-jenis Angin Lokal di Indonesia yang Penting Diketahui”. Diakses
pada 3 Maret 2023, dari https://www.merdeka.com/sumut/jenis-jenis-angin-lokal-di-indonesia-
yang-penting-diketahui-kln.html
Julianti, Dwi. 2022. “Curah Hujan – Pengertian, Klasifikasi, dan Alat Pengukurnya – Materi
Geografi Kelas 10”. Diakses pada 3 Maret 2023, dari https://www.zenius.net/blog/pengertian-
curah-hujan
Soshum, Kak Ali MT. 2022. “10 Jenis Awan, Arah Gerak, dan Proses Terbentuknya”. Diakses
pada 3 Maret 2023, dari https://www.brainacademy.id/blog/fakta-menarik-seputar-awan
Diniari, Embun Bening. 2018. “Mengenal Jenis-Jenis Angin”. Diakses pada 2 Maret 2023, dari
https://www.ruangguru.com/blog/mengenal-jenis-jenis-angin
Rachman, Ani. 2022. “Kelembapan Udara: Pengertian, Faktor, dan Jenisnya”. Diakses pada 4
Maret 2023, dari https://www.kompas.com/skola/read/2022/09/22/160000369/kelembapan-
udara--pengertian-faktor-dan-jenisnya?page=all
Savitri, Devita. 2022. “Suhu: Pengertian, Alat Ukur, Akibat dan Contoh Soalnya”. Diakses pada 4
Maret 2023, dari https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6459033/suhu-pengertian-alat-ukur-
akibat-dan-contoh-soalnya
18